Anda di halaman 1dari 11

1

Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)


LAPORAN RESMI

INOKULASI MIKROORGANISME DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


1.1.1 Inokulasi Mikroorganisme
Tujuan dari percobaan Inokulasi Mikroorganisime adalah untuk mempelajari teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
1.1.2 Pengunaan Mikroskop
Tujuan dari percobaan Pengunaan Mikroskop adalah sebagai berikut :
1. Melatih menggunakan mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast,
bakteri, dan beberapa mikroorganisme.
2. Mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme.
3. Melatih membuat preparat.

1.2 HASIL PENGAMATAN


1.2.1 Inokulasi Mikroorganisme

Tabel 1.2.1 Hasil Pengamatan Inokulasi Mikroorganisme


Waktu Jenis Mikroorganisme
Variabel
Pengamatan Aspergillus Niger Escherichia coli
Tabung Reaksi 24 jam Blanko (Media NBA) Blanko (Media PDA)

Biakan (Media NBA) Biakan (Media PDA)


Tampak Depan Tampak Depan

Tampak Samping Tampak Samping

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
2
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)

Keterangan:
Warna Putih Putih
Kepekatan Kurang pekat Kurang pekat
Blanko (Media NBA) Blanko (Media PDA)

Biakan (Media NBA) Biakan (Media PDA)


Tampak Depan Tampak Depan

Tabung Reaksi 48 jam

Tampak Samping Tampak Samping

Keterangan:
Warna Hitam di tepian Putih
Kepekatan Kurang pekat Kurang pekat

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
3
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
dibandingkan petridish dibandingkan petridish
Blanko (Media PDA) Blanko (Media NBA)

Biakan (Media PDA) Biakan (Media NBA)


Tampak Depan Tampak Depan

Tampak Samping

Petridish 24 jam

Tampak Samping

Keterangan:
Warna Putih Putih
Diameter 0.41 cm 0.97 cm
Kepekatan Kurang pekat Kurang pekat
Petridish 48 jam Blanko (Media PDA) Blanko (Media NBA)

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
4
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
Biakan (Media PDA) Biakan (Media NBA)
Tampak Depan Tampak Depan

Tampak Samping Tampak Samping

Keterangan:
Warna Hitam Putih
Diameter 0.41 cm 0.97 cm
Kepekatan Pekat Pekat

1.2.2 Penggunaan Mikroskop

Tabel II.2 Hasil Pengamatan Penggunaan Mikroskop


Hasil Pengamatan
Mikroskop
Aspergillus niger Escherichia coli

Bulat berkoloni, berwarna abu-abu Bakteri berbentuk oval atau kapsul,


Keterangan: kehitaman berwarna hitam, dan bergerak

1.3 PEMBAHASAN
Pada praktikum modul I terdapat dua macam percobaan yang akan dilakukan, yaitu
inokulasi mikroorganisme dan penggunaan mikroskop. Percobaan inokulasi mikroorganisme

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
bertujuan mempelajari teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril.
Percobaan penggunaan mikroskop memiliki tiga tujuan, yaitu: melatih menggunakan
mikroskop dengan jalan melihat morfologi jamur, yeast, bakteri, dan beberapa
mikroorganisme, mengenal bentuk-bentuk mikroorganisme, dan melatih membuat preparat.
Pada percobaan ini digunakan dua jenis mikroorganisme, yaitu bakteri Escherichia coli dan
jamur Aspergillus niger. Pada percobaan inokulasi mikroorganisme digunakan beberapa
variasi, yaitu tabung reaksi pertama menggunakan media NBA (Nutrient Broth Agar)dengan
jamur Aspergillus niger, tabung reaksi kedua dengan media PDA (Potato Dextrose Agar)
Agar dan bakteri Escherichia coli, tabung reaksi pertama menggunakan media NBA dengan
jamur Aspergillus niger, tabung reaksi kedua dengan media PDA dan bakteri Escherichia coli,
petridish pertama menggunakan media PDA dengan jamur Aspergillus niger, dan petridish
kedua dengan media NBA dan bakteri Escherichia coli,
Bakteri merupakan mikrobia prokariotik uniselular, termasuk klas Schizomycetes,
berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan sel. Bakteri tidak berklorofil kecuali
beberapa yang bersifat fotosintetik. Bakteri mempunyai bentuk dasar bulat, batang, dan
lengkung. Bentuk bakteri juga dapat dipengaruhi oleh umur dan syarat pertumbuhan tertentu.
Bakteri dapat mengalami involusi, yaitu perubahan bentuk yang disebabkan faktor makanan,
suhu, dan lingkungan yang kurang menguntungkan bagi bakteri. Selain itu dapat mengalami
pleomorfi, yaitu bentuk yang bermacam-macam dan teratur walaupun ditumbuhkan pada
syarat pertumbuhan yang sesuai. Umumnya bakteri berukuran 0,5-10 μ.
(Sumarsih, 2003)
Jamur merupakan jasad eukariot, yang berbentuk benang atau sel tunggal, multiseluler
atau uniseluler. Sel-sel jamur tidak berklorofil, dinding sel tersusun dari khitin, dan belum ada
diferensiasi jaringan. Jamur bersifat khemoorganoheterotrof karena memperoleh energi dari
oksidasi senyawa organik. Jamur memerlukan oksigen untuk hidupnya (bersifat aerobik).
(Sumarsih, 2003)
NBA merupakan media yang sangat cocok untuk budidaya bakteri. Oleh sebab itu,
media ini banyak digunakan dalam pemeliharan kultur bakteri dan berguna sebagai media
pembelajaran. Proses pembuatannya dilakukan di laboratorium dengan komposisi sebagai
berikut:
Tabel III. 1 Komposisi Nutrient Broth Agar (NBA)

Bahan Ukuran (gram)

Ekstrak Beef (daging sapi) 3g

Agar 15 g

Peptone 5g

Air 1000 mL

(Pelczar, 1986)
Inokulasi merupakan kegiatan pemindahan mikroorganisme baik berupa bakteri
maupun jamur dari tempat atau sumber asalnya ke medium baru yang telah dibuat dengan
tingkat ketelitian yang tinggi dan aseptis. Dengan demikian akan didapatkan biakan
mikroorganisme murni yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran maupun untuk
kepentingan lainnya seperti kepentingan industri, pertanian, dan kesehatan. Inokulasi yang
baik ditentukan oleh tingkat sterilitas ruangan, alat, dan tenaga pelaksana baik kebersihan

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
6
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
maupun teknik inokulasinya. Metode inokulasi terdiri dari metode gores, tebar, tang, dan
tusuk.
a. Metode gores adalah suatu metode inokulum (bahan yanag akan diinokulasikan)
digoreskan dipermukaan medium agar nutrient dalam petridish, inokulasi tersebutu
dengan menggunakan jarum ose mengikuti cara yang ada dan diantara garis-garis goresan
akan terdpat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni terpisah.
Metode gores merupakan metode yang paling lazim digunakan karena mamiliki
keunggulan yaitu metode ini menghemat bahan media dan waktu. Akan tetapi dibutuhkan
keahlian yang mumpuni untuk melakukanya.
b. Metode Tuang adalah pindahan suatu lup penuh suspensi asal ke medium agar cair steril
yang agak dingin. Tabung tadi digelindingkan diantara kedua tangan agar inokulumnya
bercampur secara merata. Pemindahan serupa dibuat dari tabung pertama ke tabung kedua
dan dari tabung kedua ke tabung ketiga. Langkah selanjutnya isi setiap tabung dituangkan
ke dalam cawan petridish secara terpisah.
c. Metode Tebar adalah suatu metode dimana inokulum diletakkan di tengah tengah medium
agar nutrient dalam petridish. Inokulasi dengan menggunakan batang kaca bengkok yang
steril, inokulum itu disebarkan dipermukaan medium. Batang yang sama dapat digunakan
untuk menginokulasi mikroba kedua untuk menjamin penyebaran sel dengan baik.
Pada percobaan inokulasi mikroorganisme pada petrisidh akan digunakan metode gores.
(Pelczar, 1986)
Langkah pertama dari percobaan inokulasi mikroorganisme dengan menggunakan
tabung reaksi adalah dua buah tabung reaksi disiapkan kemudian nama spesies, tanggal, serta
nama prktikan dituliskan pada tabung reaksi agar tidak tertukar nantiya saat dimasukan ke
dalam autoclave ataupun inkubator. Kemudian tabung reaksi pertama ditambahkan media
NBA dan tabung reaksi kedua ditambahkan media PDA sebanyak ⅓ tinggi tabung. Apabila
mesia lebih dari ⅓ tinggi tabung, media akan sulit dimiringkan dan dapat mengenai kapas.
Bila terkena kapas mikroorganisme yang akan diinokulasi akan terkontaminasi. Dan apabila
media kurang dari ⅓ tinggi tabung, area untuk inokulasi mikroorganisme sedikit
menyebabkan mikroorganisme yang dapat diinokulasikan sedikit sehingga akhirnya akan
susah untuk mengamati pertumbuhan mikroorganisme. Kemudian tabung reaksi ditutup
dengan menggunakan kapas lemak yang sudah dibentuk bulat agar media tidak
terkontaminasi. Tujuan digunakan kapas berlemak agar apabila ada kontaminan yang akan
masuk, maka dapat diserap oleh sumbat kapas sehingga tidak mengkontaminasi
mikroorganisme yang akan di biakan. Setelah itu, tabung reaksi berisi media distrerilisasi
dengan menggunakan autoclave selama 15 menit. Autoclave adalah suatu alat untuk
mensterilkan dengan uap dibawah tekanan. Autoclave berfungsi sebagai sterilisasi pada suhu
121oC dan tekanan 15 psia.
(Tortora, 2010)
Setelah 15 menit tabung reksi diambil dari autoclave dan dimiringkan dengan kemiringan
±450 sampai media dalam tabung yang semula cair menjadi keras. Tujuan dimiringkan agar
area untuk pertumbuhan mikroorganisme menjadi lebih luas. Selajutnya adalah proses
inokulasi. Proses inokulasi dilakukan di dalam incase atau laminar flow. Laminar air flow
berfungsi untuk pengerjaan sacara aseptis karena mempunyai pola pengaturan dan
penyaringan aliran udara sehingga aseptis dan aplikasi sinar UV beberapa jam sebelum
digunakan. Cara kerjanya atur alat dan bahan yang telah dimasukan ke laminar air flow
sedemikian rupa sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
7
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
Kerja secara aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja.
Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari laminar air
flow. Yang pertama kali dilakukan dalam inokulasi adalah biakan induk dalam tabung reaksi
yang telah disediakan diletakan pada telapak tangan kiri. Kemudian, jarum ose dibakar
dengan api spiritus hingga membara. Tujuan pembakaran ini untuk memusnahkan
mikroorganisme pada jarum ose agar jarum ose menjadi steril. Setelah itu, sumbat kapas
lemak pada mulut tabung reaksi berisi biakan induk dibuka dengan jari manis dan kelingking.
Kemudian mulut tabung reaksi dipanaskan di atas api spiritus agar kontaminan pada mulut
tabung reaksi mati dan tidak ikut terinokulasi.
(Andriani, 2016)
Sebelum mengambil mikroorganisme, dipastikan jarum ose yang digunakan sudah tidak
terlalu panas, karena jika masih terlalu panas dapat membunuh mikroorganisme yang akan
dibiakkan. Setelah itu mikroorganisme dimabil dengan cara jarum ose dimasukkan ke tabung
reaksi yang berisi biakan induk dan disentuhkan pada mikrorganismenya. Dalam proses
pengambilan ini, media jangan sampai ikut terambil, agar didapatkan mikroorganisme yang
benar-benar murni. Setelah itu, mulut tabung reaksi indukan dibakar kembali dan ditutup lagi
dengan kapas. Setelah mendapatkan indukan pada jarum ose, kapas lemak pada media agar
miring yang sudah dibuat dibuka dengan jari manis dan jari kelingking, kemudian mulut
tabung reaksi dibakar dan jarum ose yang sudah diberi indukan digoreskan ke tabung reaksi
berisi media agar miring dari ujung tabung semakin ke atas (garis lurus). Tujuan penggoresan
dengan garis lurus adalah karena tabung reaksi memiliki penampang yang tidak luas sehingga
apabila diberi garis zig-zag akan sulit untuk melihat bentuk dari mikroorganismenya. Setelah
indukan sudah tertanam di media, mulut tabung reaksi dan jarum ose dibakal kembali. Tabung
reaksi ditutup kembali dengan kapas lemak dan dimasukan ke dalam inkubator selama 24 jam
dan 48 jam Inkubator adalah alat yang digunakan untuk inkubasi bakteri aerobik yang
membutuhkan konsentrasi lebih tinggi atau lebih rendah daripada yang bisa ditemukan di
atmosfir. Suhu yang digunakan dalam inkubator yaitu 30°C selama 24 jam. Hal ini
menunjukan mikroorganisme yang dibiakan merupakan mikroorgasnime mesofilik, karena
tumbuh optimal pada shu 25°C-30°C
(Aminudin, 2009)
Setelah diinkubasi selama 24 jam, kemudian melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat dilihat perbedaan antara sebelum dan sesudah
diinokulasi. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.1 bahwa blanko pada media NBA
dan PDA yang tidak tergores indukan mikroorganisme berwarna kuning dan tidak terjadi
perubahan. Pada media NBA berisi Aspergillus niger, jamur tersebut tumbuh berwarna putih,
tepian entire, elevasi halus mengkilap, dan konfigurasi irregular dan pada media PDA berisi
Escherichia coli, bakteri tersebut tumbuh berwarna putih kurang pekat, tepian entire, elevasi
convex, dan konfigurasi circular. Setelah diinokulasi selama 48 jam, Pada media NBA berisi
Aspergillus niger, jamur tersebut tumbuh berwarna putih kehitaman, tepian entire, elevasi
halus mengkilap, dan konfigurasi irregular dan pada media PDA berisi Escherichia coli,
bakteri tersebut tumbuh berwarna putih pekat tepian entire, elevasi convex, dan konfigurasi
circular
Untuk percobaan yang menggunakan petridish, langkah pertama adalah dua buah
petridish disiapkan dan berikan nama spesies mikroorganisme, tanggal, serta nama praktikan
pada tutup petridish. Peridish diisi dengan media PDA dan dua petridish kedua diisi media

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
8
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
NBA masing-masing media sebanyak ⅓ tinggi petridish. Petridish kemudian dibungkus
terlebih dahulu dengan kertas coklat dengan tujuan agar tidak terdapat air yang masuk ke
petridish yang dapat menyebabkan mikroorganisme terkontaminasi. Kertas coklat memiliki
dua sisi, yaitu sisi licin dan kasar. Bagian kasar dipasang di bagian dalam dan bagian licin
dipasang di bagian luar, tujuan pemasangan kertas seperti ini adalah kertas coklat yang pada
bagian licin terlapisi lilin sehingga air tidak dapat masuk ke dalam petridish sehingga tidak
terjadi kontaminasi oleh air. Kemudian petridish dimasukan ke dalam autoclave selama 15
menit untuk disterilkan. Setelah disterilkan, biarkan suhu petridish menurun dan medianya
mengeras.
Langkah berikutnya adalah melakukan proses inokulasi pada petridish. Tidak jauh
berbeda dengan tabung reaksi, pertama, indukan diambil dengan jarum ose yang sudah
dibakar dengan langkah seperti pada tabung reaksi. Setelah mendapatkan indukan pada jarum
ose kemudian bungkus kertas coklat pada petridish dibuka. Pembukaan bungkus ini dilakukan
di dalam incase agar media tidak terkontaminasi terlebih dahulu sebelum diinokulasi. Setelah
membuka petridish, pinggiran petridish dibakar sebentar kemudian goreskan indukan pada
jarum ose ke petridish secara zigzag. Digunakannya pola zig-zag adalah untuk memperluas
luasan mikroorganisme yang diinokulasi, sehingga pembiakkan mikroorganisme menjadi
lebih luas. Penggoresan dilakukan dengan perlahan supaya mikroorganisme yang diinokulasi
berada di permukaan media agar secara merata dan media agar tidak rusak. Setelah selesai
melakukan inokulasi, bagian petridish yang dibuka kembali dipanaskan untuk mematikan
mikroorganisme pada bagian tersebut dan kawat ose agar dipanaskan agar kembali steril.
Setelah melakukan inokulasi, kemudian petridish dibungkus kembali dengan kertas
coklat dengan tujuan agar mikroorganisme tidak terkontaminasi. Selanjutnya, petridish
diinkubasi selama 24 jam di dalam inkubator. Saat diletakkan di inkubator, petridish yang
sudah dibungkus peletakkannya dibalik karena dikhawatirkan metabolisme bakteri
menghasilkan uap air dan uap air dapat masuk ke media. Jika petridish tidak diletakkan dalam
posisi terbalik maka ada kemungkinan uap air akan naik ke bagian tutup petridish dan
membawa mikroorganisme yang telah berada di permukaan media agar. Sehingga
mikroorganisme tidak tumbuh di media melainkan tumbuh di tempat lain, misalnya tutup
petridish. Dengan meletakkan petridish dengan posisi terbalik maka uap air tidak akan kontak
dengan mikroorganisme yang diinokulasi, dan juga mikroorganisme dapat melakukan
respirasi dengan optimal tanpa terganggu oleh uap air dari media.
Setelah diinkubasi selama 24 jam, petridish berisi mikroorganisme kemudian dikeluarkan
dari inkubator dan diamati mikroorganismenya. Pengamatan ini harus dilakukan di dalam
incase. Tujuannya adalah agar tidak terjadi kontaminasi terhadap mikroorganismenya. Setelah
diinkubasi selama 24 jam, kemudian melakukan pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, maka dapat dilihat perbedaan antara sebelum dan sesudah diinokulasi.
Perbedaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2.2 bahwa blanko pada media NBA dan PDA
yang tidak tergores indukan mikroorganisme berwarna kuning dan tidak terjadi perubahan.
Pada media PDA berisi Aspergillus niger, jamur tersebut tumbuh berwarna putih, tepian
entire, elevasi halus mengkilap, dan konfigurasi irregular dan pada media NBA berisi
Escherichia coli, bakteri tersebut tumbuh berwarna putih kurang pekat, tepian entire, elevasi
convex, dan konfigurasi circular. Setelah diinokulasi selama 48 jam, Pada media PDA berisi
Aspergillus niger, jamur tersebut tumbuh berwarna putih kehitaman, tepian entire, elevasi
halus mengkilap, dan konfigurasi irregular dan pada media NBA berisi Escherichia coli,

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
9
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
bakteri tersebut tumbuh berwarna putih pekat tepian entire, elevasi convex, dan konfigurasi
fillamenteus.
Menurut literatur, media NBA mengandung beef extract dan Pepton yang cocok untuk
dijadikan media pertumbuhan Escherichia coli.
(Pelczar, 1986)
Sedangkan untuk media PDA yang mengandung dektrosa dan karbohidrat, cocok untuk
dijadikan media pertumbuhan jamur, seperti Saccharomyces cerevisiae.
(Taurisia, 2015)
Pada percobaan penggunanan mikroskop, mikroorganisme yang diamati morfologinya
menggunakan mikroskop adalah Escherichia coli dan Aspergillus niger. Percobaan diawali
dengan mempersiapkan mikroskop, beserta alat - alat lain yang dibutuhkan dibersihkan,
seperti deck glass dan object glass. Lalu bagian – bagian mikroskop seperti lensa objektif dan
lensa okuler guna menghilangkan kotoran-kotoran yang masih menempel pada kedua lensa,
sehingga tidak mengganggu proses pengamatan dan mikroorganisme pada perparat dapat
lebih mudah diamati. Selanjutnya kondensor dinaikan setinggi – tingginya (sesuai kebutuhan)
serta membuka diafragma mikroskop seluruhnya. Kemudian mengatur lensa okuler dengan
menggunakan pemutar kasar (makro) sampai terlihat bayangan terang pada preparat.
Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil (mikroskopis) yang tidak mampu dilihat dengan mata telanjang. Pada percobaan ini,
jenis mikroskop yang digunakan adalah light microscopy. Mikroskop jenis ini menggunakan
cahaya tampak sebagai sumber cahaya untuk mengamati spesimen. Mikroorganisme yang
diamati yaitu bakteri Escherichia coli dan jamur Saccharomyces cerevisae. Pada mikroskop
terdapat lensa okuler dan lensa objektif, dimana lensa okuler berfungsi memperbesar gambar
yang terbentuk dari lensa objektif dan lensa objektif berfungsi memberbesar ukuran objek.
(Tortora. 2010)
Kemudian membuat preparat. Pembuatan preparat dilakukan di dalam laminar flow,
dengan tujuan untuk menghindari adanya kontaminasi pada mikroorganisme. Pengambilan
mikroorganisme menggunakan jarum ose yang disterilkan, dengan cara memanaskan jarum
ose dari ujung sampai dasar bagian logamnya di atas spiritus. Lalu penutup biakan induk
berisi suspensi dibuka. Lalu menyentuhkan jarum ose di atas kaca preparat dan yang telah
ditetesi satu tetes aquadest agar koloninya dapat terpisah-pisah. Kemudian, menutupnya
dengan deck glass. Penutupan dilakukan secara pelan-pelan agar tidak muncul gelembung
udara. Langkah selanjutnya yaitu meletakkan kaca preparat berisi suspensi mikroorganisme di
atas meja preparat. Mikroskop diatur dengan pengaturan kasar dilanjutkan dengan pengaturan
halus untuk mendapatkan hasil pengamatan yang diinginkan. Perbesaran yang digunakan 400
kali, yaitu 10 kali untuk lensa okuler dan 40 kali untuk lensa objektif.
Setelah mendapatkan hasil pengamatan mikroorganisme yang diinginkan, langkah
selanjutnya mengambil gambar hasil pengamatan tersebut menggunakan kamera handphone
untuk dijadikan sebagai data pengamatan. Kemudian melakukan sterilisasi kembali alat-alat
yang telah digunakan seperti kaca preparat dan deck glass. Hal tersebut untuk mencegah
tersebarnya mikroorganisme yang masih menempel pada kaca preparat ataupun deck glass.
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dilihat pada Tabel 1.2.2 pada gambar terlihat
morfologi bakteri dan jamur dapat dikenali dengan proses pengamatan menggunakan
mikroskop, bakteri Escherichia coli berbentuk batangan dan bergerak aktif dan jamur
Aspergillus niger berbentuk bulat-bulat dan berkoloni. Jika dibandingkan dengan literatur,
dapat dilihat seperti dibawah ini:

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
10
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)

Gambar III.7 Escherichia coli literatur Gambar III.8 Escherichia coli pengamatan
(http://textbookofbacteriology.net)

Setelah membandingkan hasil pengamatan dengan literature, dapat disimpulkan bahwa hasil
dari keduanya memiliki persamaan yaitu dengan bentuk batang dan bergerak aktif. Sementara
itu, untuk jamur Aspergillus niger memiliki bentuk seperti:

Gambar III.10 Aspergilus niger literatur Gambar III.9 Aspergilus niger pengamatan

(http://wineserver.ucdavis.edu)
Setelah membandingkan hasil pengamatan dengan literature, dapat disimpulkan bahwa hasil
dari keduanya memiliki persamaan yaitu dengan bentuk bulat dan berkoloni.

1.5 KESIMPULASN
1.5.1 Inokulasi Mikroorganisme
Berdasarkan percobaan inokulasi mikroorganisme yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa media NBA lebih baik digunakan untuk mengembangbiakan bakteri
karena kandungan beef extract dan pepton yang terdapat pada media NBA. Media PDA
lebih baik digunakan untuk mengembangbiakan jamur karena PDA mengandung ekstrak
tumbuhan yang membuat pertumbuhan jamur menjadi lebih optimal.

1.5.2 Mikroskop
Berdasarkan percobaan mikroskop yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Morfologi bakteri dan jamur dapat dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran lensa
obyektif 40x.
2. Hasil pengamatan bentuk bakteri dimana dalam percobaan ini digunakan bakteri
Escherichia coli adalah berbentuk batang. Sedangkan untuk Aspergillus niger
berbentuk bulat kehitaman.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
11
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Industri (2019)
3. Preparat dapat dibuat untuk mengamati suatu obyek melalui mikroskop dengan cara
menempatkan obyek di atas kaca preparat kemudian ditutup dengan deck glass dalam
keadaan steril.

1.6 DAFTAR PUSTAKA


Aminudin, Muhamad. 2009. Pengaruh Lamanya Penyimpanan terhadap Pertumbuhan
Bakteri pada Nasi yang dimasak di Rice Cooker dengan Nasi yang Dikukus. Yogyakarta :
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Andriani, Rini. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk Mengatasi
Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal Mikrobiologi Vol. 1 No. 1.
http://textbookofbacteriology.net/e.coli.html (Diakses pada tanggal 17 Maret 2019 pukul
06.14)
Pelczar, Michael. 1986. Microbiology Fifth Edition. New Delhi : Tata McGraw Hill.
Sumarsih, Sri. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : UPN Yogyakarta.
Taurisia, Pinky Prahara. 2015. Penyiapan Media terhadap Pertumbuhan dan Biomassa
Cendawan Alternaria Alternata (Fries) Keissler. Jurnal Biologi. 31.
Tortora, Gerard. 2010. Microbiology Tenth Edition. San Fransisco: Benjaming Cummings.

Laboratorium Mikrobiologi
Departemen Teknik Kimia FTI ITS

Anda mungkin juga menyukai