Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pisang merupakan buah yang banyak digemari dan dikonsumsi oleh

masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Pisang mengandung berbagai

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti kalium, serat, zat besi, vitamin C,

vitamin B6, dan magnesium. Selain itu, pisang juga mengandung kalori yang tinggi

sehingga dapat mengenyangkan. Pisang sering dikonsumsi sebagai makanan diet.

Salah satu jenis pisang yang sangat digemari masyarakat adalah pisang raja bulu.

Hal ini dikarenakan rasanya yang manis dan legit. Pisang raja bulu dapat

dikonsumsi secara langsung saat matang sebagai buah meja. Selain itu, pisang raja

bulu juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku produk olahan atau campuran

dalam pembuatan kue.

Tanaman pisang secara umum tumbuh subur di negara yang beriklim tropis

seperti Indonesia. Wilayah penghasil pisang di Indonesia terbentang luas dari

Sabang sampai Merauke dengan varietas pisang yang beragam. Indonesia juga

berperan sebagai salah satu negara eksportir pisang di dunia. Berdasarkan data dari

BPS pada tahun 2018, volume ekspor pisang Indonesia sebesar 30.372.955 kg

senilai dengan US$14.609.697.

Untuk dapat memproduksi buah pisang dengan kualitas yang baik,

dibutuhkan teknik budi daya tanaman pisang yang tepat. Dimulai dari pemilihan
lokasi menanam, proses pembibitan, penanaman, pemeliharaan, perawatan buah,

hingga proses panen dan pascapanen buah pisang, perlu untuk diperhatikan.

Kegiatan panen buah pisang dilakukan 10--15 bulan setelah tanam atau 3--4 bulan

setelah berbunga, tergantung pada varietasnya. Waktu pemetikan buah pisang

dilakukan sesuai kebutuhan produksi. Apabila buah pisang dibutuhkan untuk

pemasaran jarak jauh, pisang dapat dipanen saat kondisi buah sudah tua namun

masih mentah. Apabila buah pisang dibutuhkan untuk pemasaran lokal maka pisang

dipanen saat kondisi buah matang, berwarna hijau kekuningan.

Setelah dilakukan pemetikan, buah pisang akan melalui proses pematangan

sebelum dikonsumsi. Proses pematangan buah pisang dapat terjadi dengan

sendirinya tanpa dilakukan perlakuan khusus. Hal ini disebabkan karena pisang

tergolong sebagai buah klimaterik, yakni setelah panen, buah pisang masih dapat

melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan gas etilen dan karbon

dioksida yang bisa memicu terjadinya proses pematangan.

Namun, tanpa dilakukan perlakuan khusus, proses pematangan pisang akan

memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu, akan diperoleh pisang dengan

tingkat kematangan yang beragam. Misalnya, dalam satu tandan pisang terdapat

buah yang belum matang, sudah matang, dan bahkan terdapat buah yang sudah

mulai membusuk. Oleh karena itu, dalam proses pematangan buah pisang perlu

dilakukan treatment pemeraman. Treatment pemeraman bertujuan untuk

mempercepat proses pematangan buah pisang dan mencapai tingkat kematangan

buah yang merata dengan warna yang seragam.

2
Pemeraman buah pisang dapat dilakukan secara alami dengan memeram

buah dalam wadah tertutup tanpa menggunakan apa-apa atau memeram buah

menggunakan bahan alami, seperti menggunakan daun gamal, daun mindi, daun

pisang, dan tanah liat. Pemeraman juga dapat dilakukan dengan menggunakan

bahan kimia, seperti kalsium karbida dan ethrel. Kecepatan proses pematangan

buah pisang tergantung dengan cara pemeraman yang dilakukan. Hal tersebut

mendorong penulis untuk meneliti perbandingan kecepatan proses pematangan

buah pisang raja bulu melalui pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan

menggunakan ethrel.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian ini

adalah:

1. Bagaimana prosedur percobaan perbandingan kecepatan pematangan buah

pisang raja bulu melalui pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan

menggunakan ethrel?

2. Bagaimana perbandingan kecepatan pematangan buah pisang raja bulu

melalui pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan menggunakan

ethrel?

3. Apa saja kelebihan dan kekurangan pematangan buah pisang raja bulu

melalui pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan menggunakan

ethrel?

3
1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Prosedur percobaan perbandingan kecepatan pematangan buah pisang raja

bulu melalui pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan

menggunakan ethrel.

2. Perbandingan kecepatan pematangan buah pisang raja bulu melalui

pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan menggunakan ethrel.

3. Kelebihan dan kekurangan pematangan buah pisang raja bulu melalui

pemeraman secara alami, menggunakan karbit, dan menggunakan ethrel.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini antara lain:

1. Menambah wawasan penulis dan pembaca mengenai kecepatan proses

pematangan buah pisang raja bulu melalui pemeraman secara alami,

menggunakan karbit, dan menggunakan ethrel.

2. Sebagai informasi bagi pembaca tentang kelebihan dan kekurangan

pematangan buah pisang melalui pemeraman secara alami, menggunakan

karbit, dan menggunakan ethrel.

3. Dapat dijadikan referensi bagi civitas akademika SMA Labschool

Kebayoran yang berminat melanjutkan hasil penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai