Anda di halaman 1dari 2

Terkait dengan posisi legal formal tambang di Klaten yang pertama terkait dengan amanat UU 3 2020

tentang UU Minerba khususnya terkait zona wilayah dimana UU mengamankan bahwa semua wilayah
itu boleh ditambang selama itu kajian teknisnya masuk atas dasar hal tersebut maka ramailah
pengusaha untuk mengajukan ijin tambang dimana ijin ini dimulai dari pengajuan wilayah ijin
pertambangan/WIUP setelah Peta koordinat WIUP diajukan kemudian membayar dealing ke negara
maka keluarlah WIUP. Setelah itu proses pengajuan ijin usaha penambangan/IUP jarak pengajuan WIUP
ke IUP HANYA 3 BULAN kemudian muncul ratusan IUP di negara ini tak terkecuali di Klaten. Kemudian
muncul masalah baru didelegasikannya ijin pertambangan ke provinsi pada bulan Agustus kemarin.
Dalam hal ini ESDM JATENG sudah mengundang para pemilik WIUP di Kantor ESDM di Magelang sekitar
Juni/Juli kemarin yang intinya adalah ESDM JATENG akan memproses pengajuan perijinan tambang
sepanjang zona wilayahnya adalah sesuai dengan zona tambang dalam hal ini zona L3 ataupun sesuai
dengan perda yang ditetapkan masing-masing kabupaten kota. Maka atas hal tersebut banyak ijin yang
sampai ke IUP tidak bisa dilanjutkan mengingat di Klaten ini adalah wilayah yang terdampak amanat
perpres 70 tahun 2014 ttg Kawasan lindung taman nasional gunung Merapi. Jadi di Klaten ada 3 wilayah
Kecamatan kemalang,Karangnongko dan manisrenggo dimana 3 kecamatan sudah ditetapkan sebagai
zona….. atas hal tersebut IUP yang turun dan diproses tidak bisa dilanjutkan karna zona wilayah yang
diajukan bukan termasuk zona tambang. Tentu atas adanya perpres tersebut berbenturan dengan ijin
yang sudah diturunkan. Kemudian masalah muncul kembali yaitu adanya surat ijin penambangan
batuan/SIPB di Klaten itu setidaknya muncul 2 SIPB terkait dengan tambang tanah uruk dan tambang
pasir. SIPB di tambang pasir, ESDM Jateng tidak bisa memproses ijin tersebut karna secara zona wilayah
zona tersebut bukan lah zona tambang. SIPB di tanah uruk, bukan zona tambang itu zona pemukiman
dan perumahan poerkebunan sehingga kalau disitu muncul SIPB berdasarkan WIUP maka ESDM Jateng
tidak bisa memprosesnya. Pemda Klaten di April sudah menetapkan perda rt rw tentang zona tambang
Klaten, itu ada 4 kecamatan yang ditetapkan oleh pemda klaten sebagai zona tambang yakni di
kecamatan tulung di desa sedayu, kecamatan jatinom di desa jiwan desa bandungan, kemalang di sungai
perbatasan boyolali Klaten tepatnya di tlogowatu, kecamatan manisrenggo di desa lupa ……. Pemda
Klaten 4 titik tersebut sebagai zona tambang klaten. SIPB yang turun di 4 lokasi yang ada di Klaten
namun keempat lokasi tersebut tidak berada di zona tambang yang ditetapkan oleh pemda. Dengan
terbitnya SIPB tidak boleh melakukan kegiatan menambangan namun selambat-lambatnya sejak
diterbitkan SIPB maka pemiliki SIPB berkewajiban menyerahkan dokumen tambang, selama dokumen
tambang belum disahkan oleh Menteri ESDM maka pemilik SIPB dilarang keras melakukan kegiatan
penambangan. Sehubungan adanya pendelegasian perizinan dari pusat ke provinsi, maka pemilik SIPB
berkewajiban menyerahkan dokumen tambang ke ESDM Provinsi Jateng. Namun nyatanya sampai
dengan hari ini pemegang SIPB di Klaten belum ada tindak lanjut untuk melengkapi dokumen tersebut.
Terkait dengan proyek tol, kegiatan penambangan tanah uruk untuk memenuhi kebutuhan tanah uruk
tol Solo-Jogja, maka kegiatan penambangan ini adalal illegal. Krna pemegang SIPB tidak bisa melengkapi
proses perizinan yang dipersyaratkan kenapa demikian 1. Zona wilayah SIPB diluar zona tambang yang
ditetapkan pemda Klaten 2. ESDM Jateng akan mengeluarkan perizinan adalah berdasar zona wilayah
tersebut. Sama halnya dengan SIPB pasir juga bukan zona tambang dan itu adalah zona lindung
berdasarkan perpres. Ini menjadi posisi yang sulit bagi pengusaha di Klaten karna tidak adanya kepastian
perizinan. Akan menjadi permasalahan nasional karna di Klaten ada proyek tol Solo-Jogja yang
memerlukan pasir dan tanah uruk. Jadi proyek tersebut tidak bisa berjalan karna sulitnya perizinan
tambang di Klaten kalaupun berjalan maka proyek ini merupakan proyek penadah barang illegal karna
penyuplai material ke tol tidak memiliki ijin kalaupun ada ijin maka ijin tersebut cacat hukum. Posisi SIPB
saat ini pada tahap ijin usaha pertambangan pada tahap eksplorasi jadi belum turun belum turun ijin
untuk pengangkutan dan penjualan.Munculnya SIPB dan IUP Eksplorasi tanpa disertai dengan dokumen
ijin pengangkutan dan penjualan maka sama saja dengan kegiatan illegal. DRPD Klaten akan mensidak
terkait kegiatan penambangan illegal untuk kebutuhan proyek tol solo-jogja.

Anda mungkin juga menyukai