Oleh
Nama : Theresia Mbosisi
Nim : B1D120102
Kelas : 2020C
Kelompok : III (Tiga)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Dosen Pembimbing
kandungan zat keratin, misalnya Stratum corneum pada epidermis, rambut, dan
kuku yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita yang dapat mencerna
Salah satu jenis penyakit dermatofitosis adalah Tinea capitis. Tinea capitis
adalah infeksi kulit pada bagian kulit dan kulit kepala. Tinea capitis atau yang
sering dikenal sebagai kurap kulit kepala adalah kelainan kulit pada daerah
kepala berambut yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Tinea capitis dapat
pertumbuhan jamur pada kulit kepala. Salah satu jenis minyak rambut adalah
yang terbuat dari bahan wax (lilin) yang digunakan untuk penataan gaya
rambut. Minyak rambut berbahan jenis ini pada daerah yang beriklim tropis
seperti Indonesia sangat rentan dengan masalah kulit kepala karena hal ini
pada minyak rambut dari wax yang dapat merusak kulit kepala dan rambut jika
digunakan dalam jangka waktu panjang secara terus menerus setiap hari ialah
propilenglikol, alkohol, metilparaben dan polietilenglikol. Salah satunya adalah
alkohol, dimana dapat mengikis lapisan minyak alami kulit kepala, membuka
lapisan Acid mantle (lapisan asam kulit) dan menyebabkan kulit kepala lebih
volume dan lama penggunaan minyak rambut pomade dapat membuat kulit
kepala dan rambut dalam keadaan lembab sehingga menjadi salah satu faktor
Tinea capitis adalah infeksi jamur pada bagian kulit dan kulit kepala yang
B. TUJUAN PRAKTIKUM
capitis (kulit kepala) berdasarkan bentuk koloni pada media kultur dan
TINJAUAN PUSTAKA
Tinea kapitis disebut juga tinea tonsurans atau ringworm of the scalp adalah
infeksi pada rambut dan kulit kepala oleh dermatofita yang terutama terjadi pada
anak-anak usia 3-7 tahun. Tinea kapitis dapat disebabkan oleh semua spesies
faktor yaitu letak geografi, iklim dan gaya hidup. Di Amerika Serikat lebih dari 90
Cina, Korea dan Afrika Selatan adalah M. ferregineum. Berdasarkan laporan tahun
penduduk, kondisi sosial ekonomi, pola adat istiadat dan pelayanan kesehatan.
rambut berupa endotrik, ektortik dan favus. Gambaran klinis sangat bervariasi dan
2 meskipun penegakkan diagnosis tinea kapitis cukup mudah namun pada praktek
sehari-hari sering ditemukan pola campuran baik dalam gambaran klinis maupun
rambut dan kulit kepala yang menyebabkan alopesia dengan ataupun tanpa skar.
Pengobatan untuk tinea kapitis dapat secara sistemik dan topikal namun yang
terapi tambahan. Pengobatan yang tidak tepat atau keterlambatan pengobatan dapat
Tinea kapitis adalah infeksi umum pada rambut kulit kepala yang disebabkan
oleh jamur dermatofita dan terjadi terutama pada anak-anak. Manifestasi klinisnya
berkisar dari scaling ringan dengan sedikit rambut rontok hingga plak inflamasi dan
pustular besar dengan alopesia luas. Pengobatan untuk tinea capitis bergantung
bukti klinis yang mendukung penggunaan antijamur oral lainnya, termasuk azol
yang lebih baru seperti vorikonazol atau posaconazol. Prognosis dari tinea capitis
Tinea kapitis adalah infeksi umum pada rambut kulit kepala yang disebabkan
oleh jamur dermatofita dan terjadi terutama pada anak-anak. Manifestasi klinisnya
berkisar dari scaling ringan dengan sedikit rambut rontok hingga plak inflamasi dan
pustular besar dengan alopesia luas. Meskipun lazim di banyak negara pada awal
abad kedua puluh, tinea telah dikontrol dengan efektif di Eropa dan Amerika Utara
sedangkan tetap endemik di daerah lain. Namun, selama 10-20 tahun terakhir,
wilayah geografis yang berbeda. Perubahan yang serupa terjadi dalam etiologi di
area tertentu selama periode waktu tertentu. Bahkan pola klinisnya berbeda dari
satu tempat ke tempat lain. Kebersihan, status kekebalan inang, standar hidup,
penggunaan berbagai agen antimikotik, konstitusi genetik, iklim, pola imigrasi, dan
resistensi terhadap obat yang berbeda di berbagai distrik, dan faktor-faktor terkait
jenis. Tinea kapitis sebagian besar merupakan penyakit pada anak-anak remaja.
Usia onset yang khas adalah antara 5 dan 10 tahun. Tinea capitis merupakan 92,5%
dermatofitosis pada anak-anak di bawah 10 tahun. Penyakit ini jarang terjadi pada
orang dewasa, meskipun kadang-kadang, dapat ditemukan pada pasien usia lanjut
(Nurelly, 2020).
Tinea capitis memiliki berbagai macam jenis tergantung dari tipe organisme,
tipe invasi rambut dan kekebalan imun host terhadap keparahan inflamasi.
Penyembuhan tinea capitis sulit jika tidak didukung oleh keluarga. Pasien
menderita tinea capitis tipe gray patch yang lebih sering terjadi pada anakanak
dibandingkan orang dewasa sehingga perlu banyak dilakukan intervensi. Selain itu
juga pemilihan antijamur yang tepat pada pasien ini penting untuk dilakukan.2
menyeluruh dalam hal kuratif, promotif, dan preventif serta tidak hanya melibatkan
pasien dalam upaya penatalaksanaan, selain itu perlu diketahui juga faktor risiko
internal maupun eksternal yang berpengaruh pada penyakit pasien, juga dibutuhkan
peran serta keluarga untuk mencapai tujuan terapi semaksimal mungkin (Heviana
misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku yang disebabkan
golongan jamur dermatofita. Adapun salah satu bentuk dermatofitosis ini adalah
tinea kapitis. Tinea kapitis merupakan kelainan di kulit dan rambut kepala yang
Organization (WHO) pada tahun 2005 yaitu 7-33% anak-anak terkena tinea kapitis.
Tingkat prevalensi tinea kapitis di Spanyol adalah 0,23%, Turki 0,3%, Madrid
0,64%, Barcelona 0,23%, London 2,5%, Ivory Coast 11,34%, dan Clevand 13%.
40%, di Palestina 27% serta di Mathare 81,2%. India merupakan kasus infeksi kulit
kasus dermatofitosis di Divisi Mikologi Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit
dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya melaporkan bahwa pada tahun 2010
sebesar 53,9%, di tahun 2011 sebesar 47,4%, di tahun 2012 sebesar 52,9%, dan di
tahun 2013 sebesar 46,0%. Prevalensi tinea kapitis di URJ Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2011 sebesar 1,85%, tahun 2012 sebesar
7,1%, dan tahun 2013 sebesar 2,4%. Prevalensi di RSUP Dr. Kariadi Semarang
Febrina, 2020).
infeksi jamur, umumnya dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu mikosis
superfisial yang dapat mengenai jaringan mati pada daerah kulit, kuku serta
rambut. Serta bagian lain yaitu mikosis subkutan berupa kelainan kulit akibat
infeksi jamur yang melibatkan jaringan di bawah kulit (Sofyan & Nurhikmah,
2022).
Tinea kapitis merupakan kelainan kulit pada daerah kepala berambut yang
langsung dari manusia, hewan, tanah dan secara tidak langsung melalui benda
seperti handuk, topi dan sisir yang digunakan bergantian. Alat pangkas dapat
menjadi sumber penularan infeksi secara tidak langsung (Husni, dkk. 2018)
BAB III
METODE PRAKITKUM
1. Waktu
Hari : Rabu
b. Kultur
Hari : Rabu
Hari : Selasa
2. Tempat
1. Alat
a. Mikroskop
b. Autoklaf
c. Cawan petri
d. Erlenmeyer
e. Kaki tiga
g. Bunsen
h. Gegep kayu
i. Ose bulat
j. Pipet tetes
2. Bahan
a. Objeck glass
b. Deck glass
c. Kertas bekas
g. Aquadest
h. Media SDA
C. PRINSIP KERJA
KOH 20%. KOH untuk menghancurkan cepitel, debris sediaan jernih dan
jenis fungi.
2. Kultur
media SDA untuk menumbuhkan jamur pada suhu ruang selama 4-7 hari.
D. PROSEDUR KERJA
1. Sterilisasi Alat
2. Pembuatan Media
menit
b. Ditetesi larutan lacthophenol cotton blue pada objeck glass 1-2 tetes
d. Di letakkan koloni jamur pada objeck glass yang telah di tetesi larutan
A. Hasil
1. Tabel
1 Tinea
Capitis
Berbau - - - -
busuk,
berwarna
hitam dan
memiliki
bentuk tidak
jelas.
Tinea
Capitis
2
Memilik Microsp
Berbau Koloni i konidia orum
khas, mulai yang canis Microsporum
berwarna berkilau besar, merupak canis
putih dan dan berdindi an fungi
memiliki berwarna ng dan me
bentuk bulat putih kasar, miliki
berkoloni. hingga multisel hifa
putih uler, yang
kekuningan berbentu bersepta
kemudian k dan
menjadi kumpara maksok
kusam dan n pada onidia
berwarna ujung- serta
krem, ujung mikroko
menyerupai hifa nidia
koloni sebagai
mirip alat
bakteri. reprodu
ksinya.
pada
hifanya,
tetapi di
samping
itu
juga me
nghasilk
an makr
okonida
besar,
multisep
tat,
berbentu
k
gelendo
ng yang
jauh
lebih
besar
dari
pada
mikroko
nida
Tinea .
Capitis
2. Gambar
Gambar 1. Gambar 2.
Mikroskopik langsung, Mikroskopik langsung,
preparate 1 preparate 2
Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5.
Makroskopi Makroskopi Makroskopi
plate 1 plate 2 plate 3
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu identifikasi fungi pada sampel tinea
yang diambil yaitu berasal dari kerokan kulit kepala. Kerokan sampel kulit
Media yang dipakai untuk isolasi jamur adalah media SDA (Sabouraud
menjadi kultur murni, untuk budidaya jamur patogen, komensal dan ragi,
pewarnaan LCB (Lactophenol Cotton Blue) terdiri dari cotton blue, asam
laktat, gliserol dan kristal fenol. Cotton blue berfungsi untuk memberi warna
tidak langsung.
Pada plate 1 yaitu penyebaran sampel tinea capitis pada media SDA,
menggunakan sumber dari isolasi jamur berwarna hitam dan tetap saja tidak
Pada plate 2 yaitu penyebaran sampel tinea capitis pada media SDA.
panjang, namun untuk memastikan benar atau tidaknya fungi tersebut maka
dapat tumbuh pada sampel dikarenakan sampel yang digunakan ialah tinea
capitis, dimana tinea capitis ini disebabkan oleh jamur dermatofita yang
Kingdom : Fungi
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Microsporum
Spesies : M.canis
Pada plate 3 yaitu penyebaran sampel tinea capitis pada media SDA,
isolasi yaitu berbau khas, berwarna putih dan memiliki bentuk yang seperti
aseksual dalam filum Ascomycota yang menginfeksi lapisan atas kulit mati
pada kucing peliharaan, dan kadang-kadang anjing dan manusia. Spesies ini
memiliki distribusi di seluruh dunia. Microsporum canis menghasilkan
infeksi pada kulit kepala dan bagian tubuh, menciptakan lesi inflamasi yang
terkait dengan kerontokan rambut. Infeksi oleh spesies ini sering dapat
microsporum canis ini dapat tumbuh pada sampel dikarenakan sampel yang
digunakan ialah tinea capitis, dimana tinea capitis ini disebabkan oleh jamur
Kingdom : Fungi
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Onygenales
Famili : Arthrodermataceae
Genus : Microsporum
Spesies : M.canis
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
koloni pada media kultur dan morfologinya yang diamati secara mikroskopis
dan mikroskopis, maka diperoleh hasil yang menunjukkan jenis jamur yang
B. SARAN