Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KELOMPOK V

Mata Kuliah : Analisis Kimia Air, Makanan dan Minuman

Judul Percobaan : Pengujian Kualitatif Formalin

Tanggal Pelaksaan : Jumat/ 15 Juli 2022

Nama Anggota Kelompok : KELOMPOK V (lima)

1. Nurmayanti Hi Mustafa
2. Theresia Mbosisi
3. Afsari Meylinda Basri
4. Fanuel Ilintamon
5. Theophylia Carla Tohhata
6. Gustin Ahmad

HASIL PERCOBAAN

Pada praktikum kali ini, yaitu pengujian kualitatif formalin, kelompok kami mendapatkan
hasil yaitu “NEGATIF”, ditandai dengan tidak adanya perubahan warna yang terjadi setelah
sampel ditetesi larutan KMnO4 0,1 N.

PEMBAHASAN

Pada dasarnya makanan tidak tahan lama untuk di simpan, terutama bahan makanan yang
mengandung kadar air yang tinggi. Penyimpanan makanan yang relatif singkat tentu merugikan
produsen atau industri makanan. Hal ini memicu produsen industri kecil menengah dan industri
rumah tangga untuk menggunakan bahan tambahan seperti pengawet. Bahan tambahan makanan
adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja kedalam makanan dalam jumlah kecil dengan
tujuan untuk memperbaiki penampakan, citarasa, tekstur, meningkatkan nilai gizi serta
memperpanjang daya simpan. Penggunaan bahan tambahan dilarang jika bertujuan untuk
menutupi mutu yang rendah serta menyembunyikan cara pengolahan yang tidak baik.

Bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan pengawet dapat diklasifikasikan menjadi
tiga kelompok., yaitu:

1. Kelompok pertama yaitu bahan pengawet alami yang aman digunakan atau yang dikenal
dengan istilah GRAS. Contoh bahan pengawet yang termasuk dalam kelompok ini adalah
garam, gula, cuka, lemon, kayu manis dan cengkeh.
2. Kelompok kedua yaitu bahan pengawet yang dalam batas tertentu masih aman untuk
digunakan atau yang dikenal dengan istilah ADI (Acceptable Daily Intake) atau asupan
harian yang dapat diterima. ADI dijelaskan sebagai jumlah maksimum bahan tambahan
pangan dalam miligram perkilogram berat badan yang dapat dikosumsi setiap hari selama
hidup tanpa menimbulkan efek merugikan terhadap Kesehatan. Contoh kelompok ini
adalah asam sorbat dan garamnya, asam benzoat dan garamnya, etilpara hidroksi benzoat,
dll.
3. Kelompok ketiga yaitu bahan pengawet yang samasekali tidak boleh ditambahkan
kedalam bahan makanan walaupun dalam konsentrasi yang sangat kecil seperti formalin,
asam borat, asam salisilat, dll.

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Di dalam formalin
terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Formalin sering digunakan sebagai bahan
desinfektan, bahan insektisida, bahan baku industri plastik dan digunakan juga pada berbagai
macam industri seperti industri tekstil, farmasi, kosmetika serta digunakan untuk mengawetkan
mayat.

Apabila formalin tercampur dalam makanan dengan dosis yang rendah dapat menyebabkan
keracunan. Namun apabila termakan dalam dosis yang tinggi akan sangat membahayakan karena
kandungan formalin yang tinggi didalam tubuh tinggi akan menyebabkan formalin bereaksi
secara kimia dengan hampir semua zat didalam sel sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel. Selain itu kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga
menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat
mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel dan jaringan) dan hanya dalam beberapa jam saja
akan menyebabkan kejang-kejang, kencing darah, muntah darah bahkan dapat berujung pada
kematian. Penggunaan formalin dalam jangka panjang dapat berakibat buruk pada organ tubuh
seperti kerusakan hati dan ginjal.

Tujuan penggunaan formalin pada pangan biasanya dilakukan untuk memperbaiki warna dan
tekstur pangan tersebut, serta menghambat aktifitas mikroorganisme sehingga produk dapat
disimpan lebih lama.

Formalin memiliki unsur aldehid yang mudah bereaksi dengan protein, karenanya ketika
disiramkan ke makanan seperti bakso formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian
permukaan bakso sampai ke bagian dalamnya. Dengan matinya protein setelah terikat unsur
kimia dari formalin maka bila ditekan bakso terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah
mati tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, sehingga bakso
akan menjadi lebih awet.

Penambahan KMnO4 (kalium permanganat) berfungsi untuk mengoksidasi formaldehid


dalam formalin, yang ditandai dengan hilangnya warna merah muda menjadi tidak berwarna
(bening). Hilangnya warna merah muda pada sampel mengindikasikan sampel positif
mengandung formalin.

Sifat formalin cenderung menguap pada suhu tinggi tapi pada proses perebusan tidak
menghilangkan semua kandungan formalin pada sampel makanan, seperti pentol bakso, karena
formalin dapat berikatan dengan protein. Menurut (Hastuti) yang menyatakan bahwa daging
yang direndam dalam larutan formalin sebagai pengawet, formalin tersebut mengikat dengan
protein serta senyawa lain dan sisanya tetap dalam bentuk formalin bebas yang kemudian akan
diserap ke dalam jaringan (daging), sehingga akan terlindungi dari udara luar dan akibatnya
sangat lambat terjadi penguapan, sehingga formalin masih terdeteksi dalam sampel.

Pada praktikum kali ini yaitu pengujian kualitatif formalin dimana sampel yang digunakan
kelompok kami kali ini yaitu sampel “BAKSO”. Hasil yang diperoleh oleh kelompok kami yaitu
negatif dimana sampel tidak berubah warna mengikuti kontrol positif yaitu ( warna cokelat)
setelah di tambahkan larutan KMnO4 0,1 N, sampel tetap berwarna seperti kontrol negatif yaitu
warna keunguan.

Adapun fungsi alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu:
Neraca analitik berfungsi untuk mengukur masa suatu zat dengan ketelitian yang sangat
tinggi. Cawan porselen digunakan sebagai wadah penyimanan sampel saat akan melakukan
penimbangan di neraca analitik. Pisau digunakan untuk memotong sampel menjadi beberap a
bagian saat akan dilakukan penimbangan. Gelas ukur yaitu silinder gelas berskala untuk
mengukur volume larutan atau zat cair dengan tepat. Gelas kimia berfungsi sebagai tempat
mereaksikan bahan, digunakan untuk melarutkan sampel (bakso + aquades ). . Tabung reaksi
berfungsi untuk tempat mereaksikan dua larutan atau bahan kimia atau lebih, digunakan untuk
membuat kontrol (+) dan kontrol (-). Pipet skala berfungsi untuk mengukur dan mentransfer,
mengambil larutan yang pekat dengan mengukur hasil yang tepat dan akurat sampel atau
cairan yang akan dipipet. Bulk atau karet penghisap berfungsi untuk memindahkan sejumlah
volume larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet skala. . Rak tabung berfungsi untuk
wadah meletakkan tabung reaksi saat praktikum.

Aquades digunakan untuk melarutkan senyawa dan sebagai penjelas warna pada larutan
indikator. Larutan KMnO4 (kalium permanganat) berfungsi untuk mengoksidasi formaldehid
dalam formalin, yang ditandai dengan hilangnya warna merah muda menjadi warna cokelat
sampai tidak berwarna (bening).

KESIMPULAN

Pada praktikum kali ini yaitu pengujian kualitatif formalin pada sampel “BAKSO”
dimana bertujuan untuk mengetahui atau mengidentifiksi ada atau tidaknya kandungan formalin
pada sampel bakso. Dengan metode kualitatif yang ditandai dengan hilangnya warna merah
muda menjadi warna cokelat hingga tidak berwarna (bening) setelah ditambahkan larutan
KMnO4 0,1 N. Hasil yang diperoleh oleh kelompok kami yaitu negatif dimana warna sampel
setelah ditambahkan larutan KMnO4 tetap berwarna merah muda atau keunguan.
DAFTAR PUSTAKA

Marwati, S. 2013. Validasi Uji Formalin dengan pereaksi Schryver dan kalium permanganate. e-
jurnal Univ. Negeri Yogyakarta.2(3)

Sikanna, dkk. 2016. Analisis kualitatif kandungan Formalin pada Tahu yang dijual dibeberapa
pasar di kota Palu. KOVALEN 2016. 2(2): 85-90, Palu. Sulawesi Tengah.
DOKUMENTASI

Persiapan alat dan Sampel BAKSO Proses penimbangan


bahan sampel

Melarutkan sampel Hasil larutan Larutan sampel + larutan


dengan aquades sampel KMnO4

Pembuatan Pembuatan kontrol Kontrol (-) &


Hasil
kontrol (-) (+) kontrol (+)

Anda mungkin juga menyukai