Anda di halaman 1dari 60

PENGARUH IDOL K-POP TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BOGOR

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas

Pada Program Studi Penelitian Kuantitaif

Dosen Pembimbing :

HAFZOHTILLAH, M.I.Kom S.I.Kom

Disusun oleh :

Azzahrah Salsabilla Soen

044120207

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari berpuluh-puluh pulau yang tergabung
menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Indonesia juga terkenal dengan
beraneka macam kebudayaan yang terdapat di seluruh penjuru Nusantara Indonesia.
Walaupun dengan adanya keberagaman budaya ini tidak menjadikan Indonesia terpecah
namun Indonesia tetap menjadi satu dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Seperti yang
kita ketahui, bermacam tarian tradisional, rumah tradisional, bahasa tradisional, bahkan
sampai watak dan sifat yang sangat berbeda antar masyarakat di berbagai daerah di
Indonesia.

Karena seiring berjalannya waktu perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi,
kebudayaan asing pun mulai memasuki negara Indonesia. Bahkan kebudayaan asing
tersebut mampu bersaing dengan kebudayaan kita sendiri hingga sedikit menggeser posisi
kebudayaan lokal, salah satu kebudayaan asing yang sempat booming hingga saat ini adalah
kebudayaan dari korea selatan. Apalagi seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi
dan informasi telah terjadi di bebagai negara, termasuk Indonesia.

Kemajuan teknologi komunikasi yang di tandai dengan makin menyebar luasnya jaringan
televisi, radio, dan internet yang tersebar di berbagai negara dengan budaya yang berbeda
beda membuat masyarakat di suatu negara dengan mudah mendapatkan berbagai informasi
dari negara-negara di berbagai belahan dunia. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya
globalisasi. Pengertian globalisasi dapat diartikan sebagai mendunianya berbagai persoalan
lokal, nasional, dan regional.Masalah yang semula hanya berputar pada tingkat lokal,
nasional dan regional secara cepat akan berkembang menjadi persoalan dunia.Batas-batas
fisik antar Negara yang semula membatasi lalu lintas orang, tenaga kerja, barang dan jasa,
modal, teknologi, informasi, dalam era globalisasi menjadi begitu transparans tanpa adanya
garis geografis yang membatasinya lagi.Namun globalisasi bukanlah momok yang harus
ditakuti dan dihindari, tetapi justru hasus disongsong dengan melakukan berbagai
pembenahan sumber daya manusia yang diantaranya meliputi peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang berdaya saing.
Pengaruh globalisasi khususnya berkaitan dengan penguasaan teknologi informasi telah
menimbulkan suatu perubahan tatanan kehidupan manusia yang sedemikian cepatnya,
dimana tidak ada satupun daerah yang tidak terjangkau oleh penyebaran informasi.Dengan
terjadinya perubahan yang cepat dalam masyarakat, maka bersamaan dengan itu terjadi
pula perubahan cepat dalam pola pikir dan perilaku tiap individu maupun organisasi,
termasuk TNI.

Media komunikasi dan informasi, dimasa kini telah berkembang jaringan komunikasi
langsung yang bernama internet. Seperti halnya dengan berbagai teknologi baru di masa
lalu, internet dan jaringan informasi langsung lainnya pasti akan berpengaruh besar pula
pada dunia militer.Para prajuritpun sudah sangat paham bahwa sistem informasi telah
mengubah dunia dengan cepat.Organisasi yang menggunakan internet pasti akan
mengalami kemajuan dibandingkan dengan organisasi yang tidak menggunakan internet,
bahkan akan tertinggal atau mungkin tidak akan mampu menghadapi persaingan.Fungsi
internet begitu pentingnya bagi manusia, diantaranyauntuk membuka semua pintu
informasi dan data di seluruh dunia, untuk mengetahui berita maupun data yang nyata atau
rekayasa untuk tujuan-tujuan tertentu, dan untuk mencari perbandingan-perbandingan data
maupun informasi.

Adapun media televisi yang sudah berkembang pesat, televisi adalah sebuah benda
elektronik yang terbilang sudah cukup lama melekat dalam hidup masyarakat. Bukan
sebagai elektronik yang membuat kecanduan seperti ponsel. Televisi masih terbilang
elektronik yang berguna yang memiliki hal positif untuk para penggunanya. Seperti yang
kita ketahui teknologi dari jaman ke jaman sudah mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Pertama kali televisi ada pada jaman perang dunia II. Melewati kepopuleran radio,
jaman itu televisi ramai diperbincangkan. Tentang fitur merekam siaran TV, fitur ini
dijaman sekarang hanya bisa dilakukan pada TV kabel atau TV berbayar, namun dijaman
dulu di tahun 1970, sudah ada teknologi untuk merekam siaran TV tanpa harus bayar ke
pihak ke 3 penyedia siaran berbayar.

Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, televisi sebagai media penyimpanan
informasi dan hiburan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Melalui tayangan yang
disajikan, pemirsa televisi mendapat banyak manfaat di antaranya menambah ilmu
pengetahuan, memperluas wawasan, serta sebagai hiburan sehari-hari. Televisi merupakan
media massa elektronik yang paling diminati oleh masyarakat dan paling memberikan
pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, dan sikap serta perilaku penontonnya.
Tidak memandang usia, jenis kelamin, jabatan dan sebagainya.

Sejak beberapa tahun terakhir hampir di setiap media massa televisi indonesia
menyuguhkan berbagai hal bernuansa korea. Hal ini erat kaitannya dengan fenomena
Korean Wave yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini. Produk Korean Wave
diantaranya mulai dari drama korea, fashion korea, dan musik populer korea (K-Pop)
sangat digandrungi oleh remaja bahkan ibu-ibu pada saat ini. Era kemunculan K-Pop bisa
dibilang sejak debut grup bernama Seo Taiji and Boys yang beranggotakan Seo Taiji, Yang
Hyun-suk, dan Lee Juno. Grup trio ini menawarkan musik yang sangat berbeda dari budaya
Korea saat itu. Seo Taiji and Boys hadir menawarkan musik perpaduan antara rap Amerika
dan lirik Korea yang menarik perhatian fans. Tak heran lagu I Know sukses memimpin
tangga lagu di Korea dan mendominasi peringkat satu selama lebih dari 17 pekan. Akhir
era 1990-an menjelang awal 2000-an jadi momen kultur idol grup mulai muncul di dunia
musik Korea. Kultur idol grup yang berpusat dengan yang punya basis penggemar yang
besar dan berdedikasi. Para idol ini dilatih secara khusus oleh agensi hiburan dengan paket
lengkap, mulai dari kemampuan vokal, tarian, rap, dan hampir semua aspek seni
pertunjukan lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

1. Rumusan Masalah Umum


Adakah Pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja ?
2. Rumusan Masalah Khusus :
Adakah Pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku terbuka dan tertutup remaja ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka penelitian ini dilakukan
dengan tujuan sebagai berikut :

1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan gambaran pengaruh Idol Kpop terhadap perilaku remaja di Bogor
b. Untuk mengetahui apa saja pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku terbuka dan
tertutup remaja di Bogor.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai budaya populer, peran, dan manfaatnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengaruh

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.” Pengaruh merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa
tindakan atau keadaan) dari suatu perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau
membentuk suatu keadaan kearah yang berbeda dan pengaruh merupakan sebuah hal
abstrak yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan keberadaan dan kegunaanya dalam
kehidupan dan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial.

Pengertian pengaruh menurut beberapa ahli yaitu:

1. Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang
memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan
pihak yang dipengaruhi.

2. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.

3. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak
terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.

4. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan
cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka
tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.

5. Menurut Robert Dahl, pengaruh diumpamakan sebagai berikut: A mempunyai pengaruh


atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan
B lakukan.

6. Menurut Sosiologi Pedesaan, pengaruh adalah kekuasaan yang bisa mengakibatkan


perubahan perilaku orang atau kelompok lain.

7. Menurut Bartram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan
yang tidak dapat diukur kepastiannya.

8. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan yang
diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
9. Menurut Jhon Miller, pengaruh adalah komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia.

2.2 Idol Kpop


2.2.1 Pengertian Idol

Idol berarti idola, idola adalah orang yang dianggap istimewa karena kelebihan atau
prestasi yang dimilikinya sehingga menimbulkan perasaan pada diri seseorang untuk
meniru cara dan gaya tokoh idola dalam mencapai prestasinya.

Tokoh idola biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Banyak dikagumi masyarakat


2. Ahli di bidangnya
3. Mempunyai prestasi yang menonjol
4. Dapat menjadi panutan/teladan

Gaya hiudp idola yang biasanya muda, kaya dan cantik atau tampan serta terkenal ini
tentu saja menjadi idaman bagi remaja sebayanya. Fenomena idola dan mengidolakan
sudah melanda dunia sejak dulu, kini dan mungkin hingga nanti. Sosok diola memang
menjadi budaya, mulai dari olahraga, penyanyi, artis film, pengusaha, pejabat, bahkan
para penjahat pun memiliki figur pujaannya sendiri. Idol telah menjadi produk sebuah
industri untuk dikonsumsi. Konsumennya adalah masyarakat, produsennya adalah
pemilik uang, atau kekuasaan menjualnnya melalui media. Media, seperti TV, Koran,
Tabloid, dan Majalah.

2.2.2 Pengertian K-pop (Korean Pop)


Menurut Kim Chang Nam, Profesor dari departemen Media dan Komunikasi di
Universitas Sungkonghoe, istilah K-Pop merupakan singkatan dari Korean Popular
music atau musik populer Korea. Sebutan ini mulai digunakan di Jepang pada awal
tahun 2000- an saat K-Pop mulai merambah di negeri Asia Timur. Padahal istilah ini
belum digunakan dan populer di negeri asalnya sendiri, meskipun sudah menjamur di
mana-mana, termasuk Asia dan Eropa. Sementara itu, dalam buku K-Pop: A New Force
in Pop Music yang diterbitkan oleh Layanan Informasi dan Budaya Korea, K-pop
adalah singkatan dari Korean Pop, yang artinya musik atau lagu yang bergenre Pop
yang dinyanyikan oleh orang Korea, untuk mempermudah dalam penyebutannya maka
disingkatlah menjadi K-Pop. Istilah ini mulai digunakan saat popularitas musik Korea
mulai terkenal di negara lain, yakni saat pertengahan tahun 1990-an yang ditandai
dengan kemunculan idol grup, alias boyband dan girlband. Aliran musik K-Pop tidak
hanya terbatas pada pop saja, akan tetapi juga aliran ballad, rock, R&B, hip-hop, soul,
bahkan electronic dan dance. Yang membedakan antara lagu pop Korea dengan yang
lain adalah penyanyi yang membawakan lagu biasanya di dominasi oleh grup yang
biasa kita kenal dengan sebutan Boyband (Grup penyanyi cowo), dan Girlband ( Grup
penyanyi cewe). Menurut Bens Leo, Musik K-Pop mempunyai dua unsur utama yaitu
fashion dan musik itu sendiri. Musik K-Pop mengusung musik dance, hip-hop, serta
unsur koreografi dan kostum yang menarik, ketampanan dan kecantikan juga
ditonjolkan.

2.2.3 Sejarah K-pop


Asal mula K-pop modern dimulai pada tahun 1987, tepatnya saat tahun perubahan
politik yang merajalela dan menyebabkan demokratisasi Korea Selatan.

Menanggapi meningkatnya pengaruh budaya Barat selama akhir 80-an dan awal 90-an,
banyak musisi mulai menggabungkan unsur-unsur rap, rock, dan jazz dengan suara
kontemporer musik Korea. Berikut evolusi munculnya grup Kpop di Korea Selatan
hingg mendunia:

Generasi 1 (1994 – 2002)


Banyak yang mengatakan lahirnya K-Pop dipicu oleh kemunculan boygroup bernama
Seo Taiji and Boys yang beranggotakan Seo Taiji, Yang Hyun Suk dan Lee Juno
dengan melakukan debutnya pada tahun 1992. Melalui debutnya itu, Seo Taiji and Boys
mampu membawa angin segar ke dunia musik di Korea Selatan dengan
menggabungkan tiga genre musik yaitu rap, rock, dan techno Amerika. Namun ketika
mereka berada dipuncak kejayaannya, Seo Taiji and Boys memutuskan untuk bubar
pada tahun 1996.

Melihat kesuksesan Seo Taiji and Boys, Produser musik bernama Lee Soo Man
memberanikan diri untuk mendirikan SM Entertainment pada tahun 1995. Tidak hanya
itu Lee Soo Man juga membuat sebuah gebrakan dengan cara, mencari bibit-bibit
unggul dan melatih mereka sebagai calon artis atau Idol melalui sebuah sistem
pelatihan yang disebut Trainee. Melalui Trainee ini, Lee Soo Man ingin
mencetak Idol yang bisa dikatakan hampir mendekati sempurna dengan berbagai
macam talenta dan kebisaan tidak hanya dibidang tarik suara atau menari saja.

Pada bulan September, 1996 SM Entertainment melakukan debut


untuk boygroup pertama mereka yang diberi nama H.O.T ( Highfive Of Teenagers)
dengan genre musik yang lebih segar serta gaya berpakaian yang mencolok membuat
H.O.T dengan mudah merajai tangga musik Korea Selatan dalam waktu singkat.
Melihat kesuksean yang dicapai oleh SM Entertainment dengan boygroup H.O.T-nya
membuat produser-produser lain mencoba untuk membuka agensi milik mereka sendiri
seperti, JYP Entertainment yang didirikan oleh Park Jin Young pada tahun 1997 serta
YG Entertainment didirikan oleh Yang Hyun Suk pada tahun 1998. Nama-nama besar
seperti G.O.D, S.E.S, Fin.K.L, Baby V.O.X, SHINHWA, Sechskies, Chakra, Jewelry,
Click-B, Roo’ra, dan Cool juga lahir dari ketiga agensi tadi. Dengan menerapkan sistem
pelatihan yang telah dibuat oleh Lee Soo Man serta menambahkan ciri khas dari agensi
mereka sendiri, membuat ketiga agensi ini dikenal sebagai “Big Three” dalam industri
musik Korea Selatan hingga saat ini.
Namun yang amat disayangkan dari generasi pertama ini adalah umurnya yang
terbilang singkat, karena sebagian besar dari boygrop atau girlgroup pada generasi ini
hanya bertahan selama lima tahun sebelum akhirnya membubarkan diri.

Generasi 2 (2003 – 2011)


Berkat kepopuleran boygrop dan girlgroup pada generasi pertama membuat generasi
kedua ini semakin mudah untuk dikenal dan diterima secara luas. Pada generasi kedua
ini “Big Three” mulai mencoba untuk melebarkan sayap mereka di luar Korea Selatan
dengan menargetkan dua Negara tetangganya yaitu Jepang dan Cina dengan cara
membawa musik yang telah popular di Korea dan menerjemahkan ke dalam bahasa
Jepang serta Mandarin.

Meluasnya K-Pop di luar Korea Selatan memunculkan istilah baru yaitu Hallyu atau
Korean Wave. Hallyu juga tidak berhenti pada sektor musik saja, namun lama-
kelamaan mulai merambah ke sektor hiburan lainnya seperti drama tv, film, dan teater
musik.
Generasi kedua ini, juga menghasilkan boygrop dan girlgroup yang mulai dikenal di
dunia Internasional termasuk Amerika dan Eropa seperti Super Junior, Bigbang, SNSD,
Wonder Girls, SHINee, 2NE1, f(x) serta nama-nama terkenal lainnya.

Berkat kepopuleran boygrop dan girlgroup pada generasi ini, banyak yang
mengatakan bahwa generasi kedua ini adalah Golden Age untuk K-Pop itu sendiri.
Melihat antusias penggemar yang mulai merambah ke pasar Internasional membuat
pemerintah Korea Selatan tidak segan untuk menganggarkan dana secara khusus untuk
industri hiburan dengan tujuan meningkatkan devisa Negara di bidang hiburan dan
pariwisata.

Generasi 3 (2012 – 2017)


Melihat kepopuleran generasi kedua yang sanggat menjanjikan membuat agensi-agensi
musik di Korea Selatan semakin gencar mempersiapkan calon-calon Idol mereka
dengan sangat matang bahkan ada yang sampai melakukan Trainee hingga puluhan
tahun lamanya sebelum dianggap siap untuk melakukan debut perdana bersama
anggota boygrop atau girlgroup yang lain.

Tentu Trainee yang memakan waktu ini, tidak hanya berfokus pada musik dan tari saja
namun juga sudah ke bidang lain seperti akting, hosting serta bahasa asing, tak jarang
juga mereka mendapatkan pengetahuan tentang tata krama.

Generasi ketiga menjadi generasi yang paling populer jika dibandingkan dengan dua
generasi sebelumnya. Itu semua dipicu oleh semakin mudahnya mengakses konten-
konten K-pop melalui internet.

Ditengah gencarnya Trainee yang semakin ketat YG Entertainmen muncul dengan


sebuah gebrakan yang cukup mengejutkan dengan membuat perilisan lagu Gangnam
Style yang dibawakan oleh Park Jae-sang atau lebih dikenal dengan PSY pada tahun
2012. Konsep yang kocak serta berbeda dari Idol Korea lainnya membuat
lagu Gangnam Style menjadi fenomenal bahkan video klip dari lagu Gangnam
Stlye berhasil menjadi video dengan jumlah penonton terbanyak dalam waktu kurang
dari dua bulan dan menjadikan PSY sebagai artis Korea pertama yang mendapatkan
predikat tersebut.

Selain PSY banyak juga boygrop dan girlgroup yang akhirnya menjadi fenomenal di
industri musik dunia. Sebut saja EXO, Blackpink, BTS, Twice, Red Velvet, iKON,
GOT7, Winner, G-friend, dan CLC, Seventeen, hingga Wanna One. Dengan
kepopuleran yang telah mereka raih tak sedikit pula boygroup atau girlgroup yang
telah menjalani tur dunia.

Selain itu boygroup dan girlgroup pada generasi ketiga ini juga telah berkolaborasi
dengan artis-artis papan atas hingga meraih banyak prestasi di kancah internasional
seperti masuk kedalam nominasi ajang penghargaan di Amerika hingga masuk menjadi
grup paling berpengaruh di dunia yang dirilis oleh majalah Forbes.

Nama Big Hit Entertainment, yang menaungi boygrop BTS disebut-sebut juga telah
berhasil menggeser posisi YG Entertainment yang sempat tersandung kasus hukum dan
kini Big Hit Entertainment masuk kedalam “Big Three” di industri musik Korea
Selatan.

Generasi 4 (2018 – )
Sebenarnya masih banyak yang menganggap bahwa generasi keempat ini belum
muncul sebelum salah satu dari boygrop atau girlgroup bisa melampaui kepopuleran
generasi ketiga. Namun ada juga yang beranggapan bahwa boygrop dan girlgroup yang
melakukan debut di pertengahan tahun 2018 sudah memulainya karena beberapa grup
seperti Stray Kids, (G)I-DLE, ATEEZ, ITZY, TXT, dan Rocket Punch sudah bisa
menyamai keopuleran para seniornya dalam waktu yang terbilang singkat. Namun
para boygrop dan girlgroup ini masih harus berusaha keras untuk melampaui para
seniornya tersebut.

2.2.4 Perkembangan K-pop di Indonesia


Memasuki tahun 2011, K-Pop mulai merambah ke sejumlah negara Asia bahkan Eropa,
tidak terkecuali Indonesia. Mulanya, tahun 2002 drama Korea diperkenalkan di
Indonesia lewat televisi-televisi swasta. Salah satu judul yang sangat digandrungi yaitu
‘Endless Love’, setelah itu, tak kurang dari 50 judul drama Korea memenuhi industri
hiburan di tanah air.

Populernya drama Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di
Indonesia, salah satunya dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea
yang turut berprofesi sebagai penyanyi, karena pada umumnya drama-drama Korea
menghadirkan original soundtrack, bahkan dinyanyikan oleh si aktor atau aktrisnya
sendiri. Kedinamisan musik Korea dengan dramanya inilah yang menciptakan
ketertarikan sehingga musik Korea juga diminati. Terlebih, perpaduan antara cerita
dalam drama dan musik sebagai latarnya, membuat penonton semakin terhanyut dalam
cerita.

Dari sinilah musik pop Korea merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan
artis-artis Korea yang memiliki fisik istimewa, tentu saja ini menambah histeria
penggemarnya. Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang
banyak sehingga penggemar lebih variatif memilih idolanya, dance yang kompak
dipadu dengan wardrobe yang berkonsep pun menjadikan K-Pop suatu suguhan musik
yang tidak pernah membosankan.

2.2.5 Penyebab yang Membuat Remaja Menyukai K-Pop

Berikut ini adalah beberapa penyebab yang membuat remaja menyukai K-Pop:

1. Musik Korea menawarkan aliran musik yang baru. Selain itu setiap beberapa bulan,
perusahaan yang menangani boy band mengubah konsep bermusik dalam setiap
album baru yang akan dikeluarkan.

2. Musik yang telah diusung boy/girl band Korea di awal pengenalannya, juga bisa
diubah tiba-tiba. Musik K-pop cenderung berani mengubah jenis musik pada debut
album berikutnya tanpa banyak melewati hal yang rumit.

3. Lirik lagu dalam musik k-pop cenderung sopan dan yang berisi mengenai janji dan
kesetiaan, juga hal-hal yang berbau persahabatan.
4. Dari segi make-up atau dandanan orang korea dianggap menarik, idola Korea dapat
mengubah tampilan wajah orang Asia yang umumnya bermata sipit, bisa
ditampilkan dengan imaje/mata besar menjadi hal baru yang menyenangkan untuk
dilihat.

5. Di bidang fashoin atau gaya berpakaian idola korea Selatan ini menawarkan gaya
berpakaian yang unik. Tidak seperti gaya Harajuku yang terkenal di Jepang, namun
tidak bisa diterapkan di Indonesia.

6. Musik k-pop juga umumnya menampilkan tarian yang rapih dan inovatif yang bisa
diikuti. Sehingga tidak sedikit dari boy/girlband memiliki khasan tarian masing-
masing.

7. Tampilan wajah yang cantik dan tampan seperti boneka tidak terlepas dari
kontribusi besar yang membuat K-Pop banyak disukai.

8. Idola Korea yang dibekali dengan berbagai macam keterampilan yang bisa
mendukung karir masa depannya, sehingga idola Korea memiliki banyak bakat.

2.3 Perilakuu Remaja


2.3.1 Perilaku
1) Definisi Perilaku
Pengertian Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan arti yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian
tersebut bisa disimpulkan bahwa perilaku manusia adalah semua kegiatan atau
aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan dalam pengertian umum perilaku
adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.
Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat,
berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai
macam aspek, baik fisik maupun non fisik. perilaku dari segi biologis adalah suatu
kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab
itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-
tumbuhan, hewan sampai manusia itu berperilaku, karena mereka memiliki
aktivitas masing-masing.
Tentunya banyak juga para ahli memiliki pandangan masing-masing tentang
Pengertian perilaku ini, berikut daftar pengertian menurut para ahli di bidangnya:

a. Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan
terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang
disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)

b. Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan


bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons,
maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme –
Respon.

c. Menurut HERI PURWANTO, perilaku adalah pandangan-pandangan atau


perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
d. Menurut PETTY COCOPIO, perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat
manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.

e. Menurut CHIEF, BOGARDUS, LAPIERRE, MEAD dan GORDON


ALLPORT, menurut kelompok pemikiran ini sikap merupakan semacam
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat
dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang
potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
f. Menurut LOUIS THURSTONE, RENSIS LIKERT dan CHARLES OSGOOD,
menurut mereka perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan.
Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
(unfavorable) pada objek tersebut.

g. Menurut ELTON MAYO Studi Hawthorne di Western Electric Company,


Chicago pada tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku
dalam organisasi Mayo seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari
Harvard University memandu penelitian tentang rancang ulang pekerjaan,
perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan
waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan dengan upah
kelompok.

h. Menurut FREDERICK HERZBERG, sama halnya seperti Maslow, Herzbeg


dalam studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi yang mana
merupakan penentu utama munculnya motivasi yaitu kondisi tempat kerja, upah
kualitas pengawasan dan pengakuan, promosi dan peningkatan profesionalisme.

2) Bentuk-bentuk Perilaku
Menurut Skinner (dalam dewi, 2009), perilaku ini merupakan respon atau juga
reaksi seseorang terhadap stimulus. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus,
maka perilaku tersebut dapat atau bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku Tertutup (Covert Behavior)
Merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk
terselubung atau juga tertutup (covert). Respon atau pun reaksi terhadap
stimulus tersebut masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, serta juga sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, serta juga belum dapat atau bisa diamati dengan secara jelas
oleh orang lain.
b. Perilaku Terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka merupakan respon seseorang terhadap stimulus di dalam
bentuk tindakan nyata atau juga terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas di dalam bentuk tindakan atau juga praktek, yang dapat atau bisa
dengan mudah dilihat oleh orang lain. Perilaku manusia tersebut sangatlah
kompleks serta mempunyai atau memiliki bentangan yang sangat luas.

3) Jenis-jenis Perilaku
Skinner membedakan perilaku menjadi dua jenis, yaitu:
a. Perilaku Alami (Innate Behavior)
Perilaku alami adalah perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan, yaitu
berupa refleks-refleks dan insting-insting, Perilaku refleks terjadi sebagai reaksi
secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misalnya,
mengedipkan mata saat terkena paparan sinar matahari yang kuat, dan menarik
jari bila terkena api. Reaksi ini akan terjadi dengan sendirinya dan tidak
diperintah oleh otak atau susunan syaraf pusat karena stimulus ini tidak sampai
ke otak. Dengan kata lain, ketika stimulus diterima oleh reseptor, maka akan
langsung timbul respon melalui afektor tanpa melalui otak.
b. Perilaku Operan (Operant Behavior)
Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk menjadi 3 macam bentuk
perilaku, yaitu Coqnitive, Affective dan Psikomotor, ahli lain menyebut
pengetahuan, sikap dan tindakan, sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya
cipta, rasa, karsa atau peri akal, peri rasa, peri tindakan. Pada manusia, perilaku
operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian terbesar perilaku ini
merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang
dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Timbulnya perilaku
(yang dapat diamati) merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang,
yakni :

1. daya seseorang yang cenderung untuk mengulangi pengalaman yang enak


dan cenderung untuk menghindari pengalaman yang tidak enak (disebut
conditioning dari Pavlov & Fragmatisme dari James);
2. daya rangsangan (stimulasi) terhadap seseorang yang ditanggapi, dikenal
dengan “stimulus-respons theory” dari Skinner;
3. daya individual yang sudah ada dalam diri seseorang atau kemandirian
(Gestalt Theory dari Kohler).

Perilaku adalah suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari


batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam
bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa
tindakan nyata atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau
(konkret) Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap
suatu aspek di lingkungan sekitarnya. Dalam pengertian umum perilaku adalah
segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup.

4) Domain Perilaku

Bahwa perilaku tersebut merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari
luar). Hal tersebut berarti walaupun bentuk stimulusnya itu sama namun bentuk
respon tersebut akan berbeda dari setiap orang. Menurut Notoatmodjo faktor-faktor
yang membedakan suatu respon terhadap stimulus itu disebut dengan determinan
perilaku.

Determinan perilaku tersebut bisa atau dapat dibedakan menjadi dua diantaranya :

• Faktor internal merupakan suatu karakteristik orang yang bersangkutan yang


memiliki sifat given atau bawaan, misalnya seperti tingkat emosional, tingkat
kecerdasan,jenis kelamin, serta sebagainya.
• Faktor eksternal ini merupakan lingkungan, baik itu lingkungan politik, fisik,
ekonomi,serta sebagainya. Faktor lingkungan tersebut kemudian sering menjadi
factor yang dominanyang kemudian mewarnai perilaku seseorang.

Menurut Benyamin Bloom, seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku


manusia ke dalam tiga domain, yaitu:

a) Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia dan sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.

b) Sikap (Attitude) Sikap merupakan respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus. Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan reaksi terbuka.

c) Tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.
Untuk mewujudkannya diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain fasilitas. Selain itu, juga diperlukan faktor dukungan
dari pihak lain.

5) Pembentukan Perilaku
Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling
bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme:

1. Menurut Aliran Behaviorisme


Behaviorisme memandang bahwa pola-pola perilaku itu dapat dibentuk melalui
proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan mengkondisikan atau
menciptakan stimulus-stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan.
Behaviorisme menjelaskan mekanisme proses terjadi dan berlangsungnya perilaku
individu dapat digambarkan dalam bagan berikut : S > R atau S > O > R
S = stimulus (rangsangan); R = Respons (perilaku, aktivitas) dan O=organisme
(individu/manusia).
Karena stimulus datang dari lingkungan (W = world) dan R juga ditujukan
kepadanya, maka mekanisme terjadi dan berlangsungnya dapat dilengkapkan
seperti tampak dalam bagan berikut ini :
W>S>O>R>W

Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua
jenis yaitu:
1. Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan
secarapotensial dapat melahirkan S).
2. Lingkungan efektif (umwelt=segala sesuatu yang aktual merangsang organisme
karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada
diri organisme dan ia meresponsnya)
Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut
dengan perilaku spontan.

Contoh : seorang mahasiswa sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan


di ruangan kelas yang terasa panas, secara spontan mahasiswa tersebut mengipas-
ngipaskan buku untuk meredam kegerahannya.
Ruangan kelas yang panas merupakan lingkungan dan menjadi stimulus (S) bagi
mahasiswa tersebut (O), secara spontan mengipaskan-ngipaskan buku merupakan
respons (R) yang dilakukan mahasiswa. Merasakan ruangan tidak terasa
gerah setelah mengipas-ngipaskan buku.

Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut: W > S > Ow > R > W

Contoh : ketika sedang mengikuti perkuliahan Psikologi Pendidikan di ruangan kelas


yang terasa agak gelap karena waktu sudah sore hari ditambah cuaca mendung, ada
seorang mahasiswa yang sadar kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin
kepada dosen untuk menyalakan lampu neon yang ada di ruangan kelas, sehingga di
kelas terasa terang dan mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.
Ruangan kelas yang gelap, waktu sore hari, dan cuaca mendung merupakan lingkungan
(W), ada mahasiswa yang sadar akan keadaan di sekelilingnya (Ow), –meski di ruangan
kelas terdapat banyak mahasiswa namun mereka mungkin tidak menyadari terhadap
keadaan sekelilingnya–. berjalan ke depan, meminta ijin ke dosen, dan menyalakan
lampu merupakan respons yang dilakukan oleh mahasiswa yang sadar tersebut (R),
suasana kelas menjadi terang dan mahasiswa menjadi lebih menyaman dalam
mengikuti perkuliahan merupakan (W).
2. Menurut Aliran Holistik (humanisme)
Holistik atau humanisme memandang bahwa perilaku itu bertujuan, yang berarti aspek-
aspek intrinsik (niat, motif, tekad) dari dalam diri individu merupakan faktor penentu
untuk melahirkan suatu perilaku, meskipun tanpa ada stimulus yang datang dari
lingkungan. Holistik atau humanisme menjelaskan mekanisme perilaku individu dalam
konteks what (apa), how (bagaimana), dan why (mengapa). What (apa) menunjukkan
kepada tujuan (goals/incentives/purpose) apa yang hendak dicapai dengan perilaku itu.
How (bagaimana) menunjukkan kepada jenis dan bentuk cara mencapai tujuan
(goals/incentives/pupose), yakni perilakunya itu sendiri. Sedangkan why (mengapa)
menunjukkan kepada motivasi yang menggerakan terjadinya dan berlangsungnya
perilaku (how), baik bersumber dari diri individu itu sendiri (motivasi instrinsk)
maupun yang bersumber dari luar individu (motivasi ekstrinsik).

Berdasarkan dua aliran tersebut dapat disimpulkan adanya urutan terjadinya perilaku,
dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku terjadi diawali dengan adanya
pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar orang tersebut
(lingkungan), baik fisik maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan
tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini dan sebagainya, sehingga menimbulkan
motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang
berupa perilaku.

Seperti yang telah dipaparkan pada jenis-jenis perilaku, bahwasannya sebagian besar
perilaku manusia adalah perilaku yang dibentuk dan dipelajari. cara pembentukan
perilaku:

a) Pembentukan perilaku dengan kebiasaan Pembentukan perilaku melalui cara


pembiasaan diri didasarkan atas teori belajar kondisioning, baik yang dikemukakan
oleh Pavlov maupun Thorndike dan Skinner. Meskipun pendapat ketiga tokoh
tersebut tidak seratus persen sama, akan tetapi memiliki dasar pandangan yang tidak
jauh berbeda. Melalui cara pembiasaan diri untuk berperilaku seperti yang
diharapkan, akhirnya akan terbentuk perilaku tersebut. Misalnya, membiasakan diri
bangun pagi, mengucapkan terimakasih ketika diberikan sesuatu oleh orang lain
dan sebagainya.
b) Pembentukan perilaku dengan pengertian Pembentukan perilaku melalui cara ini
didasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar disertai dengan pengertian. Jika
dalam eksperimen Thorndike yang dipentingkan dalam belajar adalah soal latihan,
maka dalam eksperimen Kohler yang dipentingkan dalam belajar adalah pengertian
atau insight. Contoh perilaku yang dibentuk dengan cara pengertian yaitu, datang
kuliah jangan sampai terlambat, karena hal tersebut dapat mengganggu teman-
teman yang lain.50

c) Pembentukan perilaku dengan menggunakan model Pembentukan perilaku dengan


cara ini didasarkan atas teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Bandura.
Misalnya pemimpin dijadikan model atau contoh oleh orang yang dipimpinnya,
artis atau idola dalam negeri dan luar negeri yang dijadikan model atau contoh oleh
kebanyakan remaja.

6) Teori Perilaku
Teori Bloom (1908) yang dikutip dalam Notoatmodjo (2010) membedakan
perilakuvdalam 3 domain perilaku yaitu: kognitif (cognitive), afektif (affective) dan
psikomotor (psychomotor). untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini
kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(overt behaviour).
a. tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2007),
tercakup dalam , tingkatan 6 yaitu:
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajarisebelumnya. termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari ataurangsangan yang telah diterima. contoh :
dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada
anak kita
2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapatmenginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. Contoh:
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.
3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakanmateri yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Contoh: dapat menggunakan rumus-rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian.
4. Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atausuatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satustruktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh:
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Contoh: dapat menyusun, dapat merencanakan dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation), tingka pengetahuan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadp suatu
materi atau objek. Contoh: dapat membandingkan antara anak yang
cukup gizi dengan yang kekurangan gizi.

Menurut Notoatmodjo (2007), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yangtidak
didasari pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni:

1. Awareness : orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek)


terlebih dahulu
2. Interest : orang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evaluation : orang mulai menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya.
4. Trial : orang mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption : orang tersebut telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2.3.2 Remaja
1) Definisi Remaja
Pengertian remaja adalah seseorang yang berada dalam masa peralihan dari anak-
anak menuju dewasa. Menurut WHO, masa remaja terjadi dalam rentang usia 10-
19 tahun. Sementara, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, arti remaja merupakan penduduk yang berusia 10-18 tahun. Istilah remaja
atau adolesence berasal dari kata latin adolescere yang berarti “tumbuh” atau
“tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescence (dari bahasa Inggris) yang
dipergunakan saat ini mempunyai arti yang cukup luas mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock,1999). Piaget (dalam Hurlock,
1999)mengatakan bahwa masa remaja adalah usia dimana individu mulai
berintegrasi dengan masyarakat dewasa. Individu tidak lagi merasa di bawah
tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama,
sekurang-kurangnya dalam masalah hak, integrasi dalam masyarakat, mempunyai
banyak aspek afektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk di
dalamnya juga perubahan intelektual yang mencolok, transformasi yang khas dari
cara berpikir remaja memungkinan untuk mencapai integrasi dalam hubungan
sosial orang dewasa.

2) Pengklasifikasian Usia pada Remaja


Menurut Monks, Knoers dan Haditono, masa remaja dibedakan menjadi empat
bagian. Fase pertama, masa pra remaja dimulai dari usia 10-12 tahun. Fase kedua,
masa remaja awal atau pubertas dimulai dari usia 12-15 tahun. Fase ketiga, masa
remaja pertengahan dimulai dari usia 15-18 tahun. Fase empat, masa remaja akhir
dimulai dari usia 18-21 tahun. Menurut Hurlock, dalam penelitiannya yang
dilakukan di Amerika Serikat mengatakan bahwa individu dapat dikatakan dewasa
jika sudah menginjak usia 18 tahun ke atas. Hal ini berarti bahwa usia remaja telah
ditentukan di bawah usia 18 tahun.54 Menurut Konopka, masa remaja dibagi
menjadi tiga fase, yaitu: fase pertama, remaja awal (12-15 tahun), fase kedua,
remaja madya (15-18 tahun) dan fase ketiga, remaja akhir (19-22 tahun).55
Sedangkan menurut Mappiare, masa remaja berlangsung antara usia 12-21 tahun
bagi perempuan, sedangkan masa remaja bagi laki-laki dari usia 13-22 tahun.
3) Ciri-ciri Umum Masa Remaja
Seseorang anak dikatakan remaja apabila telah mengalami haid pertama bagi wanita
dan bagi laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Menurut ahli, rentang usia remaja
diantranya:

a. Menurut Aristoteles sebagaimana dikutip oleh Suryabrata (1984) meninjau


perkembangan anak bukan hanya fase mulai remaja saja, akan tetapi sejak ia
lahir hingga masa remaja, ia membagi menjadi tiga fase:

1. Fase pertama dari 0-7,0 masa anak kecil.


2. Fase kedua dari 7,0-14,0 masa belajar sekolah
3. Fase ketiga dari 14,0-21,0, masa remaja atau pubertas(peralihan masa anak
menjadi masa remaja).

b. Menurut Kartono (1989), membagi masa remaja atau pubertas ke dalam


empat fase yaitu:
1. Masa awal pubertas, disebut pula sebagai masa purel pra pubertas.
2. Masa menentang kedua, fase negatif, transaletter kedua, pereode
verneinung.
3. Fase adolesensi, mulai usia kurang lebih 17 tahun sampai 19-20 tahun.

Berkaitan dengan rentang usia remaja di atas, Singgih D. Gunarso memberikan


ciri-ciri masa remaja sebagai berikut:
a. Mengalami kegelisahan dalam hidupnya
b. Adanya pertentangan dengan orang dewasa
c. Keinginan untuk mencoba hal yang belum diketahuinya
d. Keinginan mencoba fungsi organ tubuhnya
e. Suka mengkhayal dan berfantasi tentang pretasi dan karier (Gunarso dan
Gunarso, 1989)
f. Mulai muncul sifat-sifat khas anak laki-laki dan anak perempuan.

Sifat-sifat khas pada anak laki-laki:


- Sifat aktif berbuat
- Penampilan tingkah lakunya lebih hebat dan meledak
- Rasa bimbang dan takut mulai hilang sedikit demi sedikit dan mulai timbul
keberanian berbuat.
- Menentukan hak-hak untuk menentukan nasib sendiri dan ikut
menentukan segala keputusan.
- Ingin memperlihatkan tingkah laku kepahlawanan.
- Minatnya lebih terarah kepada hal-hal yang abstrak dan intelektual

Sifat-sifat khas pada anak perempuan:


- Sifat pasif menerima
- Prilakunya tampak lebih terkendali oleh tradisi dan peraturan keluarga
- Rasa bimbang dan takut mulai hilang sedikit demi sedikit dan timbul
keberanian untuk berbuat
- Anak berusaha keras untuk lebih disayang oleh siapapun juga.
- Lebih menampakkan kemauan dan rasa kekaguman terhadap sifat-sifat
kepahlawanan (Kartono, 1989).

4) Tugas-tugas Perkembangan Remaja


Semua tugas perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan
sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk
menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menuntut
perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak, akibatnya, hanya sedikit anak
lak-laki yang mampu dan hanya anak perempuanlah yang dapat diharapkan untuk
menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, apa lagi mereka yang
matangnya terlambat.

Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai
berikut:

1. Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.


2. Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
3. Berusaha mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang
berlainan jenis.
4. Berusaha mencapai kemandirian emosional.
5. Berusaha mencapai kemandirian ekonomi.
6. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan intelektual
yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai anggota masyarakat.
7. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua.
8. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang diperlukan
untuk memasuki dunia dewasa.
9. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
10. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga.

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangat berkaitan dengan perkembangan


kognitifnya, yakni fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif
tingkat ini akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-
tugas perkembangan ini, remaja memeriukan kemampuan kreatif.

2.4 Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian dan Rumusan Masalah dan Variabel Penelitian, Teori,


Penulis tujuan Penelitian Konsep, Indikator

1. PENGARUH KOREAN Rumusan Masalah : Variabel Penelitian :


POP (K-POP) TERHADAP 1. Adakah Variabel Independen atau
PERILAKU REMAJA DI pengaruh Variabel Bebas
DESA GUMELAR Korean Pop (K-
KECAMATAN BALUNG Pop) terhadap Teori :
KABUPATEN JEMBER. perilaku remaja a. Definisi Korean Pop
- Yunita Mulya Utami. di Desa (K-Pop)
Gumelar b. Sejarah Musik
Kecamatan Korean Pop (K-Pop)
Balung c. Perkembangan Musik
Kabupaten K-Pop di Indonesia
Jember ? d. Faktor yang Membuat
Tujuan Penelitian : Remaja Menyukai K-Pop
1. Untuk Konsep :
mengetahui
pengaruh Indikator :
Korean Pop (K- a. Indikator dari variabel
Pop) terhadap X (Korean Pop (K-Pop))
perilaku remaja b. Indikator dari variabel
di Desa Y (Perilaku Remaja)
Gumelar
Kecamatan
Balung
Kabupaten
Jember
PENGARUH BUDAYA K-
WAVE (KOREAN WAVE)
2. TERHADAP Variabel Penelitian :
PERUBAHAN PERILAKU Rumusan masalah : Variabel Budaya K-Wave,
REMAJA PENYUKA Berapa besar pengaruh Globalisasi Budaya (X1)
BUDAYA KOREAN DI budaya K-wave
BANDARLAMPUNG. (Korean Wave) Teori :
- DESMA RINA MULIA terhadap perilaku 1. Budaya
SARI. remaja penyuka budaya 2. Budaya Korean Wave
korean di 3. Perilaku
Bandarlampung ? 4. Remaja
5. Kerangka Berfikir
Tujuan penelitian : 6. Hipotesis
1. Untuk mengetahui
besarnya pengaruh Konsep :
budaya k-wave
terhadap perilaku Indikator :
remaja 1. Penayangan Budaya
Bandarlampung. Korean Wave yang
disebarkan Televisi (TV).
2.Untuk menganalisis 2. Berkomunikasi serta
pengaruh yang berbagi informasi dengan
diberikan oleh budaya sesama pecinta Korean
k-wave terhadap Wave,
perilaku remaja 3. Mencari berita mengenai
Bandarlampung. Korean Wave dan mem-
follow akun pribadi artis

Pengaruh K-Pop terhadap idola di media sosial

perilaku di kalangan remaja


kota besar di Indonesia.
3.
-Clara Nathania Indira.
Metode penelitian yang
Rumusan masalah :
digunakan adalah metode
Menganalisis tentang deskriptif kualitatif. Metode
fenomena Kpop yang pengumpulan data yang
terjadi dan kemudian digunakan adalah metode
berdampak bagi pustaka.
perilaku di kalangan
remaja kota besar di
Indonesia.

Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui
pengaruh Kpop
terhadap perilaku di
kalangan remaja kota
besar di Indonesia.

Budaya Korea Selatan (K-


4.
Drama dan K-Pop) pada Metode penelitian yang
Rumusan masalah :
Kehidupan Remaja. dipakai adalah deskriptif
1. Bagaimana dampak
kualitatif. Menurut
positif budaya Korea
pengertian dari Endraswara
Selatan terhadap
(2006: 83), penelitian
kehidupan remaja
kualitatif memiliki beberapa
Indonesia?
2. Bagaimana dampak relaitas, yakni penelitian
negatif budaya Korea lebih umum (general),
Selatan terhadap holistik, serta hasil konstruksi
kehidupan remaja di dari pemahaman.
Indonesia

Tujuan penelitian :
1. Mendeskripsikan
bagaimana dampak
positif budaya Korea
Selatan terhadap
kehidupan sosial
remaja di Indonesia.
2. Mendeskripsikan
bagaimana dampak
negatif budaya Korea
Selatan terhadap
kehidupan sosial
remaja di Indonesia.

5. Pengaruh Budaya Korea


(Kpop) Terhadap Remaja Di
Rumusan masalah :
Kota Cirebon. Jenis penelitian yang penulis
1. Bagaimana
-Ida Ri’aeni, Musiam Suci, gunakan adalah penelitian
pengaruh
Mega Pertiwi, Tias deskriptif kualitatif. Dalam
budaya korea
Sugiarti. bentuk penelitian kualitatif,
(Kpop)
penelitian tentang riset yang
terhadap remaja
bersifat deskriptif dan
kota Cirebon?
cenderung menggunakan
2. Bagaimana
analisis.
dampak yang
ditimbulkan
dari fanatisme
budaya Korea
(Kpop)
terhadap remaja
Kota Cirebon.

Tujuan penelitian :

2.5 Kerangka Berfikir


Teori Ketergantungan Media (Media Dependency Theory) atau dapat disebut teori
ketergantungan adalah teori yang menjelaskan bagaimana manusia mempunyai
ketergantungan kepada media massa. teori ketergantungan media adalah teori tentang
komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu
media untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting
untuk orang itu.
Rahmi Mulyasih dalam jurnalnya yang berjudul Dependency Media Pada Masyarakat
Indonesia (2013), menjelaskan beberapa asumsi mengenai teori ketergantungan media.
Berikut asumsinya:
• Jika media memengaruhi individu, hal itu karena media memenuhi kebutuhan
dan keinginan individu, bukan dikarenakan media menggunakan beberapa
pengawasan pada setiap individu. I
• ndividu menggunakan media dalam bagian yang besar menentukan berapa
banyak media akan memengaruhi individu, misalnya semakin individu
tergantung pada informasi dari media semakin besar kemungkinan media akan
memengaruhi sikap, kepercayaan, dan bahkan tingkah laku individu.
• Karena peningkatan kompleksitas masyarakat modern tergantung banyak pada
media untuk membantu memahami dunia, membantu individu membuat
keputusan yang memperkenankan individu menanggulangi kehidupan yang
lebih baik.
• Individu yang memiliki kebutuhan yang lebih banyak akan informasi, pelarian
atau fantasi akan lebih dipengaruhi oleh media dan mempunyai ketergantungan
media yang lebih besar.
Dependecy Media Theory

- Musik K-Pop
- Dance
Korean-Pop - Fashion
- Bahasa

Perilaku terbuka Perilaku tertutup

- Etika - Perhatian
- Kerja keras - Persepsi
- Disiplin - Pengetahuan
- Komunikasi - Sikap

Pengaruh Idol K-Pop


terhadap perilaku remaja di
bogor

2.6 Hipotesis
sebuah pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji
untuk membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan. Jika kemudian
percobaan yang dilakukan tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesa tersebut dapat
disebut sebagai teori.

Ha : Idol K-pop Dapat Mempengaruhi Perilaku Remaja Di Bogor


H0 : Idol K-pop Tidak Dapat Mempengaruhi Perilaku Remaja Di Bogor
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini adalah Kuantitaif.
Penelitian ini dilakukan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dengan mengumpulkan data untuk
kemudian diukur dengan teknik statistik matematika atau komputasi, maka jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakkan di
penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey yaitu penelitian dengan
mengunakan jawaban orang-orang sebagai Data Penelitian. Untuk memperoleh data tersebut
Peneliti menggunakan serangkaian pertanyaan yang di rancang dengan cara tertentu, yang
disebut kuesioner.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan proposal skripsi ini penulisan melakukan penelitian pada Komunitas
Kpop Bogor, Komunitas ini terbentuk dengan latar belakang bisa menjadi wadah bagi Kpopers
se-kota bogor yang suka bertukar informasi segala hal tentang tentang Boyband Korea,
penggemarnya tidak dari kalangan remaja saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa
suka akan Kpop. Rencana penelitian pada bulan desember 2022 untuk pengambilan data
penelitian dengan menyebar kuesioner yang akan dilakukan secara online melalui google form.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut. Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh
seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam suatu
penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian
populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian.

Populasi menurut Arikunto (2006:130), adalah keseluruhan subjek penelitian. Jadi


populasi adalah jumlah keseluruhan populasi yang emrupakan hasil pengukuran atau
perhitungan secara kualitatif maupun kuantitaif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Dalam penelitian
ini yang akan menjadi populasi adalah Komunitas Kpop yang berjumlah 90.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik
yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi yang diteliti Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Beberapa
pengertian sampel menurut para ahli yaitu sebagai berikut:

• Menurut Sugiyono sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi.
• Menurut Arikunto sampel adalah sebagai bagian atau wakil dari
populasi yang diteliti.
• Menurut Gulo sampel merupakan himpunan bagian atau subset dari
suatu populasi.
• Menurut Djarwanto sampel adalah sebagian dari populasi yang
karakteristiknya hendak diteliti. Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi.

Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Probability
sampling dengan teknik sampel random sampling. Pengambilan sampel acak sederhana yang
termasuk di dalam teknik probability sampling ini dianggap sebagai metode pengambilan
probability sampling yang paling mudah. Random sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu, contohnya seperti populasi Komunitas Kpop dengan usia yang berbeda-
beda.

Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan dari
sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau
semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
(Kriyantono, 2010: 164), Dalam menarik jumlah sampel dari sebuah populasi, peneliti
menggunakan Teknik penarikan jumlah sampel dengan rumus Slovin. Digunakan untuk
menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya. Rumusnya adalah :

Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = keterangan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat di tolelir (1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%).

n= 40

1 + 40 (0,10)2

n= 40

1 + 40 (0,01)

n= 40

1 + (40 x 0,01)

n= 40

1 + (0,4)

n= 40

1,4

n = 28,57

n = 28.

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebesar 28 orang di
Komunitas Kpop yang akan menjadi responden.
3.4 Jenis Data

Dalam sebuah penelitian data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif
karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atas variabel
yang diwakilinya. Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder (Sugiyono, 2015). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dari menyebar kuesioner ke karyawan
pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan distributor alat kesehatan di Semarang
yang bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau kuesioner (angket).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses mengumpulkan dan mengukur informasi tentang


variabel-variabel penelitian yang akan diteliti, dengan cara sistematis yang memungkinkan
seseorang untuk menjawab pertanyaan penelitian yang dinyatakan, menguji hipotesis, dan
mengevaluasi hasil. Komponen pengumpulan data penelitian adalah umum untuk semua
bidang studi termasuk ilmu fisik dan sosial, humaniora, bisnis, dan lain-lain. Teknik
Pengumpulan data kuantitatif adalah suatu metode atau cara yang dapat digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data. Teknik menunjukaan kata yang abstrak dan tidak dapat diwujudkan
dalam betuk benda, tapi hanya bisa di lihat pemakaiannya melalui angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lain sebagainya. Teknik pengumpulan data
bertujuan untuk mendapatkan data yang paling tepat, agar data yang diperoleh adalah data yang
benar-benar valid dan reliable. Untuk mendapatkan data dari lapangan, maka perlu
dilakukannya penelitian untuk pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah penyebaran Angket (Kuesioner).
Penyajian data adalah kegiatan menampilkan data dalam bentuk yang lebih mudah
dipahami melalui tabel, grafik/ diagram atau bentuk lainnya, untuk menunjukkan hubungan,
perbandingan, pola, kecenderungan maupun pencilan dalam data. Pada penelitian ini peneliti
akan mengunakan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorrang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
skala likert, maka variable yang akan di ukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian
indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk Menyusun item-item instrument yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiono, 2015: 132).

Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable.
Pernyataan favorable berfungsi untuk mengukur sikap yang positif, sedangkan pernyataan
unfavorable berfungsi untuk mengukur sikap negatif. Adapun data yang akan diperoleh oleh
peneliti melalui teknik pengumpulan data ini yaitu untuk mendapatkan hasil pengaruh Korean
Pop (K-Pop) terhadap perilaku remaja, sehingga nantinya dapat dituangkan dalam hipotesis
dan dikerjakan dengan metode statistik yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan bantuan
program Google Formulir dalam penyebaran skala likert kepada responden. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang Korean Pop (K-Pop) dan angket perilaku
remaja.

Tabel 3.2 Skor Skala likert

Kualitas Pendapat Skor


Sangat setuju/selalu/sangat positif 5
Setuju/sering positif 4
Ragu-ragu 3
Tidak setuju/hampir tidak pernah/negative 2
Setuju/hampir tidak pernah/sangat negative 1
(Sumber : Sugiyono, 2013:133)
3.6 Validitas & Realibilitas
3.6.1 Validitas
menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu peubah
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat
ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam suatu mengukur
apa yang diukur.

Hasil uji validitas dapat dianalis dengan mengkorelasi skor butir dengan skor total yang
menggunakan rumus product moment, yaitu:

Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah mempunyai koefisien korelasi
rhitung> rtabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Artinya butir dinyatakan valid jika rhitung >
rtabel, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel dinyatakan tidak valid. Butir yang tidak valid tersebut
tidak digunakan. Kriteria pengujian validitas adalah setiap item valid apabila xy tabel r > r (
tabel r diperoleh dari nilai kritisr product moment).
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Metode yang digunakan untuk menilai validitas kuesioner
tersebut adalah korelasi produk moment atau menggunakan bevariate pearson.

Variabel Indikator R hitung R table Keterangan


Y Y1 0,568 0,374 Valid
Y2 0,673 0,374 Valid
Y3 0,628 0,374 Valid
Y4 0,585 0,374 Valid
Y5 0,390 0,374 Valid
Y6 0,432 0,374 Valid
Y7 0,502 0,374 Valid
Y8 0,264 0,374 Tidak Valid
Y9 -0,152 0,374 Tidak valid
Y10 0,469 0,374 Valid
Y11 0,138 0,374 Tidak Valid
Y12 -0,038 0,374 Tidak Valid
Y13 -0,371 0,374 Tidak Valid
Y14 0,488 0,374 Valid
Y15 0,254 0,374 Tidak Valid
Y16 0,588 0,374 Valid
Y17 0,701 0,374 Valid
Y18 0,668 0,374 Valid
X X1 0,598 0,374 Valid
X2 0,598 0,374 Valid
X3 0,529 0,374 Valid
X4 -0,109 0,374 Tidak Valid
X5 0,094 0,374 Tidak Valid
X6 0,339 0,374 Tidak Valid
X7 0,347 0,374 Tidak Valid
X8 0,568 0,374 Tidak Valid
X9 0,620 0,374 Valid
X10 0,1 0,374 Tidak Valid
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan terdapat 28 variabel yang menjadi
bahan penelitian dari 28 variabel yang diteliti memiliki item pertanyaan 34 untuk
Y dan 4 untuk X.
3.6.2 Realibilitas
Reabilitas adalah kemampuan alat ukur untuk tetap konsisten meskipun ada perubahan
waktu. Kekonstistenan instrument penelitian amat diperlukan. Kita tidak mungkin
mempercayai sebuah data yang dihasilkan oleh instrument penelitian yang hasilnya berubah-
ubah. Reliabilitas instrumen penelitian menunjukkan bahwa suatu instrumen layak dipercaya
untuk dipakai sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas instrumen digunakan rumus Alpha
Cronbach sebagai berikut :

Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
ΣS1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Jumlah varians total
k = Jumlah item
Koefisien korelasi dikonsultasikan dengan indeks reliabilitas sebagai berikut :
0,800-1,000 : sangat tinggi
0,600-0,800 : tinggi
0,400-0,600 : cukup
0,200-0,400 : rendah
0,00-0,200 : sangat rendah

Uji realibilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsistenatau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60.
Variabel Cronbah’s Alpha Role of Thumb Keterangan
X, Y 0,787 0,6 RELIEBEL

Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pengujian ini dilakukan secara
variabel bukan secara item pertanyaan pada setiap variabel yang dapat dilihat hasilnya adalah
nilai cronbah’s alpha lebih besar daripada 0,5 maka dapat dikatakan reliebel.

3.7 Teknik Analisis Data


Menurut Bogdan, Teknik analisis data adalah proses sistematis untuk mencari dan menyusun
data yang didapat dari dokumentasi, wawancara, dan lain sebagainya ke dalam suatu
kategori.Menyusun dalam hal ini adalah memilah mana yang penting dan juga membuat
kesimpulan. Data kuantitatif adalah data numerik yang dapat dihitung secara akurat. Salah satu
contoh data numerik dalam metode penelitian kuantitatif yaitu hasil survey responden. Teknik
analisis data kuantitatif pada umumnya menggunakan model matematika, model statistik, dan
lain-lain.

Teknik pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang harus kita lalui
dalam mengolah data, pertama kita mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, memeriksa
kelengkapan dan kejelasan pengisian instrumen pengumpulan data, seperti daftar pertanyaan
yang telah dikembalikan oleh responden, melakukan identifikasi dan klasifikasi dengan
memberikan simbol berupa angka pada tiap jawaban responden berdasarkan variabel yang
diteliti, lalu tahap terakhir kita melakukan tabulasi dimana kita melakukan data entri,
menyusun, dan menghitung data yang telah dikodekan ke dalam tabel.

Untuk menganalisis dan menafsirkan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) agar data yang di peroleh menjadi
sistematis untuk mendukung hasil pada penelitian ini.

3.8 Uji Hipotesis

Mengutip buku Metodologi Penelitian: Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah karya
Dr. Agung Edy Wibowo, hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara sehingga harus
dibuktikan kebenarannya. Peneliti perlu mengumpulkan banyak data agar dapat membuktikan
apakah dugaannya benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media sosial
Instagram terhadap gaya hidup hedonis pada mahasiswa universitas pakuan prodi ilmu
komunikasi. Berikut ini perumusan hipotesis dari penelitian ini:

1. Ho : Idol K-Pop (X) tidak berpengaruh terhadap perilaku remaja (Y)

2. Ha : Idol K-Pop (X) berpengaruh terhadap perilaku remaja (Y)


3.8.1 Uji Hipotesis t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol kpop .906 .313 .493 2.892 .008
a. Dependent Variable: perilaku remaja

Dari data diatas dapat disimpulkan nilai sig 0,008 < 0,5 maka dapat dinyatakan tidak
ada pengaruh pada variabel Idol K-Pop (X) terhadap variabel perilaku remaja (Y).

T hitung 2,892 > 0,374 t table, maka ada pengaruh yang segnifikan pada variabel Idol
K-Pop (X) terhadap variabel perilaku remaja (Y). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak, dan
Ha diterima.

3.8.2 Uji Hipotesis f

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 200.776 1 200.776 8.366 .008b
Residual 623.938 26 23.998
Total 824.714 27
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. Predictors: (Constant), idol kpop

Daya diatas dapat disimpulkan 8,366 > 0,374 maka dapat dinyatakan ada
pengaruh variable X secara simultan terhadap variable Y. Nilai sig dapat dilihat dengan
total 0,008 < 0,5 maka dapat dinyatakan tidak ada pengaruh signifikan pada pengaruh
variable X terhadap variable Y.
Maka Dapat Disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak.
3.9 Hubungan : Uji Korelasi

Pada penelitian yang dilakukan ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Ho : Pengaruh Idol K-Pop (X) tidak berpengaruh terhadap perilaku remaja di


Bogor (Y)
2. Ha : Pengaruh Idol K-Pop (X) berpengaruh terhadap perilaku remaja di Bogor (Y)
Hipotesis tersebut akan di uji dengan statistik parametrik, yaitu korelasi “Product
Moment”. Untuk mengetahui hasil pengujian hipotesis ini dapat dilakukan pengujian
hasil hipotesis dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya.

Jika nilai signifikansi p> 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan
signifikan positif antara Idol K-Pop terhadap perilaku remaja. Sebaliknya, jika nilai signifikansi
p< 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan signifikan positif antara Idol K-Pop
terhadap perilaku remaja.

Dari pengumpulan data yang diambil berhasil dikumpulkan dan melewati tahap-tahap
uji validitas-reliabilitas, dua uji prasyarat normalitas, maka tahap selanjutnya yang harus
dilewati adalah menguji hipotesis penelitian. Pengujian ini juga menggunakan program SPSS.
Adapun hasil uji SPSS dari hipotesis adalah sebagai berikut:

Correlations
perilaku
idol kpop remaja
idol kpop Pearson 1 .493**
Correlation
Sig. (2-tailed) .008
N 28 28
perilaku Pearson .493** 1
remaja Correlation
Sig. (2-tailed) .008
N 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
tabel : hasil korelasi menggunakkan SPSS

Variabel Korelasi Signifikansi Hasil


Idol K-Pop H0 diterima
0,493 P value 0,008 Ha ditolak
Perilaku Remaja P >0,05 ❖ Hipotesis tidak
terbukti
(tabel : Summary Hasil Uji Korelasi)

Dari data Tabel diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,493 dengan nilai
signifikansi p value sebesar 0,008, karena nilai signifikansi p> 0,05, maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan signifikan positif antara Idol K-Pop terhadap Perilaku
Remaja. Tanda pada harga koefisien korelasi juga berpengaruh pada penafsiran
terhadap hasil analisis korelasi, yaitu positif (+) menunjukkan adanya arah hubungan
yang searah, artinya hubungan kedua variabel berbanding lurus. Semakin tinggi
Variabel X akan diikuti dengan semakin tinggi Variable Y dan sebaliknya. Tanda pada
koefisien korelasi adalah negatif (-) menunjukkan adanya arah hubungan yang
berlawanan, artinya hubungan kedua variabel berbanding terbalik. Semakin tinggi
Variable X akan diikuti dengan semakin rendah Variable Y dan sebaliknya. Tanda
koefisien korelasi dari hasil analisis data ini bersifat positif, jadi menunjukkan adanya
arah hubungan yang searah. Artinya semakin tinggi penyuka Idol K-pop akan diikuti
dengan semakin tingginya pengaruh perilaku remaja. Sebaliknya, semakin rendah
penyuka Idol K-pop maka semakin rendah pula pengaruh perilaku remaja.
Hasil positif dari perhitungan korelasi menunjukkan adanya kecenderungan
hubungan searah anatara pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor
walaupun hasilnya tidak signifikan.

3.10 Pengaruh : Uji Asumsi Klasik, Regresi Linerar Sederhana, Koefisien Determinasi

3.10.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
residual memiliki distribusi normal.
1. Histogram

Hasil dalam uji normalitas histogram menghasilkan bentuk kurva menggunung maka
dapat dikatakan bahwa pola terdistribusi normal.

2.P-plot
Hasil dalam uji normalitas p-plot menghasilkan garis diagonal, maka dapat dikatakan
bahwa pola terdistribusi normal.

3. One Sampel Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 28
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. 4.80716442
Deviation
Most Extreme Absolute .131
Differences Positive .088
Negative -.131
Test Statistic .131
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Data tersebut menghasilkan nilai Asymp sig sebesar 0,200, maka dapat
disimpulkan bahwa residual menyear normal, dikarenakan nilai Asymp sig
>0,05.

c. Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol k-pop .906 .313 .493 2.892 .008 1.000 1.000
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Hasil dari uji multikolineritas menunjukan nilai tolerance sebesar 1.000, dan nilai VIF
sebesar 1.000, yang artinya keduanya menunjukan tidak terjadinya multikolineritas.

d. Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada koleraasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada
periode t-1(sebelumnya).
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .493a .243 .214 4.89874 1.708
a. Predictors: (Constant), idol k-pop
b. Dependent Variable: perilaku remaja

K = 1 adalah jumlah variabel independent x1


N = 28 (total reponden)
Berdasarkan nilai table dL= 1,2567 dan dU= 1,4375
Berdasarkan table perbandingan nilai dU= 1,4375 dan (4-dU)=n 2,5625
Terletak diatara 1,2567 (dL) < 2,5625 (4-dU) > 1708 (d) artinya tidak terdapat
autokorelasi
Nilai dL kurang dari nilai (4-du), nilai (4-dU) lebih besar dari pada nilai d

e. Uji Heteroskedastisitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.

Hasil uji heteroskedastisitas grafik scatterplot memperlihatkan bahwa titik-titik


menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah pada angka 0 pada sumbu y.
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak
dipakai.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.569 4.783 .746 .462
idol kpop .012 .177 .013 .069 .946
a. Dependent Variable: RES_2
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, output menunjukan tidak ada
hubungan segnifikan antara seluruh variabel independent terhadap nilai absolut residual yaitu
ditunjukan dengan nilai sig lebih besar dari 0,05. Artinya model ini terbebas dari
heteroskedastisitas.

3.10.2 Uji Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. Analisis ini dapat
digunakan untuk menilai kekuatan hubungan antar variabel dan untuk membuat prediksi atas
hubungan masa depan antara dua variabel tersebut. Pada analisis ini, variabel dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu response variable atau seringkali juga disebut sebagai dependent
variable, dan variabel explanatory atau biasa disebut juga sebagai variabel bebas (independent
variable).

Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 idol kpopb . Enter
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. All requested variables entered.

Pada tabel diatas menjelaskan tentang variabel yang dimasukan serta metode yang
digunakkan. Dalam hal ini variabel Idol K-Pop menjadi variabel independent dan perilaku
remaja sebagai variabel dependen dan metode yang digunakkan adalah metode enter.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .493a .243 .214 4.89874
a. Predictors: (Constant), idol kpop

Pada table model summary menjelaskan besarnya nilai korelasi / hubungan ( R ) yaitu
sebesar 0,493, dari output tersebut dapat diperoleh koefisien determinasi ( R Square ) sebesar
0,243 yang mengandung pengertian bahwa variabel bebas ( Idol K-Pop ) terhadap variabel
terikat ( perilaku remaja ) adalah sebesar 24,3%.

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 200.776 1 200.776 8.366 .008b
Residual 623.938 26 23.998
Total 824.714 27
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. Predictors: (Constant), idol kpop

Dari table tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung 8,366 dengan tingkat segnifikan
0,008 < 0,5, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel perilaku remaja
atau dengan kata lain tidak ada pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja.

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol kpop .906 .313 .493 2.892 .008
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Dari table diatas diketahui nilai constan a 30,853, sedangkan nilai Idol K-Pop
(b/koefisien regresi) sebesar 0,906 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :
Y : a + Bx
Y : 30,853 + 0,906X
Persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
- Konstan sebesar 30,853 , mengandung arti bahwa nilai konsistensi variabel
perilaku remaja sebesar 30,853.
Koefisien regresi X sebesar 0,906 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%
terhadap nilai Idol K-Pop , maka nilai perilaku remaja bertambah 0,906. Koefisien
regresi tersebut brnilai positif, sehingga dapat dinyatakan bahwa arah pengaruh
variabel X terhadap Y adalah positif.

3.10.3 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh


variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien
determinasi ditentukan dengan nilai Adjusted R square.

Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .493a .243 .214 4.89874
a. Predictors: (Constant), idol kpop
table : hasil uji koefisien determinasi

Hasil perhitungan regresi pada tabel dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R square) yang diperoleh sebesar 0,214. Hal ini berarti 21,4% perilaku pada remaja
dipengaruhi oleh variabel x yaitu Idol K-Pop.

3.11 Definisi Operasional

Pengertian operasional menurut Singarimbun adalah sebagai suatu unsur penelitian


yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dalam rangka memudahkan
pelaksanaan penelitian di lapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari masing-masing
konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dengan
kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Berdasrkan hipotesis yang akan diuji,
maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel independent (bebas) dan
variabel dependent (terikat). Adapun variabel tersebut sebagai berikut:

1. Idol K-Pop

Kpop (dalam bahasa Korea 가요, Gayo) singkatan dari Korean Pop atau Korean

Popular Music adalah sebuah genre musik terdiri dari pop, dance, electropop, hip hop, rock,
R&B dan electronic music yang berasal dari Korea Selatan. Banyak orang menyebut serbuan

Kpop sebagai hallyu (한류) atau gelombang Korea (Korean Wave). K-pop biasanya dibawakan

oleh grup kpop yang terdiri dari 4 hingga 21 anggota. Anggota grup Kpop disebut dengan
istilah idol atau kpop idol. Calon Kpop idol harus menjalani pelatihan intensif bersama, belajar
koreografi tari dan keterampilan lainnya sampai mereka siap tampil live untuk pertama kalinya
tau bisa disebut dengan Debut.

Gelombang ini awalnya dipicu keranjingan orang terhadap drama romantis Asia,
termasuk drama Korea. Dari sini, anak muda Asia kemudian mengenal Kpop, Kpop tidak
hanya memanjakan telinga dan mata, tetapi juga menancapkan imajinasi tentang selebriti
Korea yang berpenampilan apik dan berwajah semulus porselen. Tidak heran, kini banyak anak
muda yang ingin "dicetak" seperti selebriti Korea. Banyak anak muda di mana-mana histeris
melihat aksi boyband dan girlband Korea.

2. Perilaku Remaja

Perilaku adalah sesuatu yang merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan.
Perilaku adalah responden individu terhadap suatu stimulasi atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik maupun tidak.Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.

(Wawan, dalam Rachmawati, 2016)

Faktor Pendorong Perilaku


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku. Menurut (Green, dalam Rachmawati,
2016).

1. Faktor pendidikan, faktor sosial atau faktor masyarakat yang dapat mempengaruhi individu.

2. Faktor tersedia nya pelayanan masyarakat, seperti pelayanan kesehatan.

3. Faktor dorongan dengan adanya dukungan dari kelurga, teman dan sekitarnya.

Remaja merupakan individu manusia yang menduduki usia belasan tahun, tidak disebut
dewasa maupun anak-anak. Mejelaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi yang ditandai
oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun,
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa
pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa
remaja sudah mulai menimbulkan rasa suka dengan lawan jenis, seperti yang dijelaskan oleh
Surbakti dalam bukunya, bahwa pada fase remaja remaja akan ,udah jatuh cinta. (Widyastuti,
dkk. Dalam Fitria, 2014).

Batasan Remaja

Batasan remaja menuju kedewasaan melalui adanya proses penyesuaian diri. Menurut
(Adyhantoro, Kumalasari, dalam Rachmawati, 2016) ada tiga tahap perkembangan yaitu:

1. Remaja Awal (10-12 tahun).

 Fase dimana ingin merasa dekat dengan sebayanya.

 Ingin merasa bebas.

 Keadaan tubuhnya lebih diperhatikan.

 Mulai berfikir abstrak.

2. Remaja Pertengahan (13-15 tahun).

 Mulai mencari identitas diri.

 Menimbul rasa ingin berkencan.

 Lebih perasa atau timbul rasa cinta yang mendalam.


 Membayangi tentang aktifitas seks. 3. Remaja Akhir (17-20 tahun).

 Mengungkapkan kebebasan diri.

 Mulai memilih teman.

 Mulai memiliki citra tubuh.

 Mulai mewujudkan rasa cinta.


BAB IV

GAMBARAN UMUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka.
Dari data yang didapat dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSS. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor.
Dengan tujuan yang didasarkan , data dikumpulkan dengan kuesioner sebanyak 28 responden.
Penyebaran kuesioner dilakukan secara tertutup dengan menggunakan skala likert 1- 5.
Kuesioner yang dibuat dengan variabel yang diteliti memiliki rata 2 item pertanyaan.
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden merupakan ragam latar belakang yang dimiliki responden
itu sendiri. Karakteristik ini untuk melihat responden memiliki background seperti
apa yang dalam penelitian ini background responden difokuskan pada jenis
kelamin, umur, instansi dan indikator. Hasil yang didapat adalah:
a. Karakteristik jenis kelamin
jenis kelamin Frekuensi Persentase
perempuan 26 92,9%
Laki laki 2 7,1%
total 23 100%
Berdasarkan Tabel diatas penelitian ini menggunakan responden sebanyak 28
sampel orang dimana dari sampel yang dipilih apabila dilihat dari segi jenis
kelamin secara keseluruhan sampel berjenis kelamin perempuan sebanyak
92,9% dan sisanya laki-laki sebanyak 7,1%.
b. Karakteristik umur
umur Frekuensi Persentase
15 2 7,1%
16 2 7,1%
18 3 10,7%
19 2 7,1%
20 6 21,5%
21 4 14,3%
22 3 10,7%
23 2 7,1%
25 1 3,6%
26 1 3,6%
28 1 3,6%
29 1 3,6%
Total 28 100%
Hasil analisis Tabel memberikan gambaran bahwa dari sampel yang
terambil sebanyak 28 responden pada kalangan komunitas K-Pop ternyata pada
segi umur terdapat 12 pengelompokan dan yang paling banyak terambil pada
umur 20 tahun sebanyak 21,5%, kemudian 21 tahun 14,3%, 18 dan 22 tahun
10,7% , 15, 16, 19, dan 23 tahun 7,1% , 25, 26, 27, 28, dan 29 tahun 3,6%.

2. Deskripsi Jawaban Responden.


Variabel Rata-rata
X
Selalu mencari tahu tentang K-Pop di 50%
media sosial
K-Pop dapat membantu memperbaiki 50%
gaya berpakaian dan Make up seseorang
K-Pop dapat membantu memperbaiki 50%
gaya berpakaian dan Make up seseorang
Menonton atau mendengarkan lagu K- 50%
Pop, akan membuat suasana hati menjadi
lebih baik
Artis K-Pop tidak berpengaruh dalam 21,4%
perubahan gaya berpakaian dan make up
saya
Saya tidak mengetahui apapun tentang 0%
lagu K-Pop
Saya mengetahui dan hafal nama-nama 78,6%
member dari grup K-Pop yang saya sukai
Saya akan diam saja ketika teman saya 25%
menjelekjelekkan idola K-Pop saya
Saya akan selalu mendukung idola K- 39,3%
Pop saya apapun yang terjadi
Saat mendengarkan lagu atau menonton 50%
K-Pop, saya merasa senang dan puas
Y
Selera musik saya berubah menjadi 60,7%
musik K-Pop
Saya suka menyanyikan lagu K-Pop 53,6%
setiap hari
Saat memiliki waktu luang, saya akan 57,1%
mendengarkan musik K-Pop
Saya senang mempelajari gerakan dance 50%
di lagu K-Pop
Saya menyukai make up segar natural ala 46,4%
Korea
Model sepatu yang saya sukai beralih ke 46,4%
model sepatu ala Korean style
Saya belajar bahasa Korea dari lagu-lagu 39,3%
K-Pop yang saya dengar
Ketika bertemu teman, saya akan 50%
menyapa terlebih dahulu
Saya mengucapkan terimakasih kepada 89,3%
orang yang telah membantu saya
Saya akan menyelesaikan tugas dalam 57,1%
batas waktu yang sudah saya targetkan
Saya akan berusaha mencari berbagai 53,6%
cara pemecahan ketika saya menemui
hambatan, baik dalam tugas ataupun
pekerjaan
Ketika ada tugas, saya bermalas-malasan 14,3%
dalam mengerjakannya
Ketika diajak bicara, saya akan 78,6%
mendengarkan lawan bicara
Saat diajak berbicara, saya tidak 10,7%
memusatkan perhatian saya kepada
lawan bicara
Ketika saya berbicara dengan seseorang 64,3%
yang lebih tua, saya akan menggunakan
bahasa yang sopan
Mengikuti perkembangan informasi dari 39,3%
idola K-Pop yang disukai
Saya memperhatikan cara berpakaian 46,4%
dan aksesoris yang digunakan oleh idola
K-Pop

Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa terdapat 28 variabel yang diteliti yaitu
X dan Y. Dengan melihat jawaban responden secara rata pada variabel kepercayaan
dengan secara rata-rata memiliki nilai 5 artinya kecendurungan setuju. Ini
mengindikasikan bahwa Idol K-pop berpengaruh terhadap perilaku remaja.
Pada variable X menunjukan nilai rata-rata indikator ± 56,55 artinya media
sosial instagram dipandang mendukung keyakinan seseorang kepercayaan yang
telah dimiliki sebelmunya, memberikan pengaruh pada kekuatan informasi untuk
mendukung sikap. Pada variable Y menunjukan nilai rata-rata indikator ± 69,55
artinya kualitas dan kredibilitas pada media sosial Instagram lumayan cukup baik.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Idol K-Pop terhadap
perilaku remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Idol K-Pop dan perilaku
remaja memiliki hubungan yang positif, artinya semikin tinggi penggemar Idol K-Pop, maka
semakin tinggi pula perngaruh terhadap perilaku remaja. Hal ini sesuai dengan Penelitian
sebelumnya yang mengungkapkan bahwa pengaruh idol K-pop memiliki hubungan dengan
perilaku remaja. Jumlah sampel sebagai responden adalah 28 orang, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi atau disebut juga sebagai sampling jenuh atau istilah lainnya
adalah sensus.
Pada awalnya mahasiswa akan melakukan pengamatan melalui media sosial terkait
perilaku, sikap maupun gaya hidup, semakin tinggi intensitas pengamatan yang dilakukan
memberi peluang besar untuk meniru apa yang di amati. Melalui proses inilah kemudian
perilaku remaja yang tergambar dari pengamatan individu melalui idol K-pop dapat
terinternalisasi. Teori Ketergantungan Media (Media Dependency Theory) atau dapat disebut
teori ketergantungan adalah teori yang menjelaskan bagaimana manusia mempunyai
ketergantungan kepada media massa. teori ketergantungan media adalah teori tentang
komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media
untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang
itu.
Dalam penelitian ini gambaran pengaruh idol k-Pop dilihat dari durasi orang
tersebut menggunakan social media untuk mencarai tahu tentang Idol K-Pop, hal ini semakin
memberikan kontribusi Pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja internalisasi perilaku
remaja dari pengamatan media oleh remaja.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku
remaja, Besar pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja sebesar 21,4% sementara
sisanya 78,6 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin sering mencari tahu tentang K-Pop, kerap memberikan
respon terhadap perilaku remaja.

Berdasarkan analysis data menggunakkan analisis korelasi Product Moment


menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,493 dengan nilai signifikansi/p value sebesar 0,008,
karena nilai signifikansi p<0,05, Dengan demikian H0 ditolak sementara Ha diterima. Hasil
positif dari nilai korelasi menunjukkan adanya kecenderungan mencari info tentang Idol K-
Pop pada perilaku remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Idol k-Pop berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku remaja.

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Dilihat dari beberapa
indikator dan penyampaiannya masih perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu penulis
memberi saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau memuaskan penulis menyarankan
untuk memasukan variabel-variabel lainnya berhubungan dengan pengaruh Idol K-
Pop terhadap perilaku remaja.
2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dilokasi lain dengan
jumlah populasi dan jumlabh sampel yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai