Azzahrah Salsabilla Soen-044120207-Penelitian Kuantitatif Acc PDF
Azzahrah Salsabilla Soen-044120207-Penelitian Kuantitatif Acc PDF
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh :
044120207
2023
BAB I
PENDAHULUAN
Karena seiring berjalannya waktu perkembangan zaman dan dampak dari globalisasi,
kebudayaan asing pun mulai memasuki negara Indonesia. Bahkan kebudayaan asing
tersebut mampu bersaing dengan kebudayaan kita sendiri hingga sedikit menggeser posisi
kebudayaan lokal, salah satu kebudayaan asing yang sempat booming hingga saat ini adalah
kebudayaan dari korea selatan. Apalagi seiring perkembangan zaman, kemajuan teknologi
dan informasi telah terjadi di bebagai negara, termasuk Indonesia.
Kemajuan teknologi komunikasi yang di tandai dengan makin menyebar luasnya jaringan
televisi, radio, dan internet yang tersebar di berbagai negara dengan budaya yang berbeda
beda membuat masyarakat di suatu negara dengan mudah mendapatkan berbagai informasi
dari negara-negara di berbagai belahan dunia. Hal ini lah yang menyebabkan terjadinya
globalisasi. Pengertian globalisasi dapat diartikan sebagai mendunianya berbagai persoalan
lokal, nasional, dan regional.Masalah yang semula hanya berputar pada tingkat lokal,
nasional dan regional secara cepat akan berkembang menjadi persoalan dunia.Batas-batas
fisik antar Negara yang semula membatasi lalu lintas orang, tenaga kerja, barang dan jasa,
modal, teknologi, informasi, dalam era globalisasi menjadi begitu transparans tanpa adanya
garis geografis yang membatasinya lagi.Namun globalisasi bukanlah momok yang harus
ditakuti dan dihindari, tetapi justru hasus disongsong dengan melakukan berbagai
pembenahan sumber daya manusia yang diantaranya meliputi peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang berdaya saing.
Pengaruh globalisasi khususnya berkaitan dengan penguasaan teknologi informasi telah
menimbulkan suatu perubahan tatanan kehidupan manusia yang sedemikian cepatnya,
dimana tidak ada satupun daerah yang tidak terjangkau oleh penyebaran informasi.Dengan
terjadinya perubahan yang cepat dalam masyarakat, maka bersamaan dengan itu terjadi
pula perubahan cepat dalam pola pikir dan perilaku tiap individu maupun organisasi,
termasuk TNI.
Media komunikasi dan informasi, dimasa kini telah berkembang jaringan komunikasi
langsung yang bernama internet. Seperti halnya dengan berbagai teknologi baru di masa
lalu, internet dan jaringan informasi langsung lainnya pasti akan berpengaruh besar pula
pada dunia militer.Para prajuritpun sudah sangat paham bahwa sistem informasi telah
mengubah dunia dengan cepat.Organisasi yang menggunakan internet pasti akan
mengalami kemajuan dibandingkan dengan organisasi yang tidak menggunakan internet,
bahkan akan tertinggal atau mungkin tidak akan mampu menghadapi persaingan.Fungsi
internet begitu pentingnya bagi manusia, diantaranyauntuk membuka semua pintu
informasi dan data di seluruh dunia, untuk mengetahui berita maupun data yang nyata atau
rekayasa untuk tujuan-tujuan tertentu, dan untuk mencari perbandingan-perbandingan data
maupun informasi.
Adapun media televisi yang sudah berkembang pesat, televisi adalah sebuah benda
elektronik yang terbilang sudah cukup lama melekat dalam hidup masyarakat. Bukan
sebagai elektronik yang membuat kecanduan seperti ponsel. Televisi masih terbilang
elektronik yang berguna yang memiliki hal positif untuk para penggunanya. Seperti yang
kita ketahui teknologi dari jaman ke jaman sudah mengalami peningkatan yang cukup
pesat. Pertama kali televisi ada pada jaman perang dunia II. Melewati kepopuleran radio,
jaman itu televisi ramai diperbincangkan. Tentang fitur merekam siaran TV, fitur ini
dijaman sekarang hanya bisa dilakukan pada TV kabel atau TV berbayar, namun dijaman
dulu di tahun 1970, sudah ada teknologi untuk merekam siaran TV tanpa harus bayar ke
pihak ke 3 penyedia siaran berbayar.
Pada era informasi dan globalisasi dewasa ini, televisi sebagai media penyimpanan
informasi dan hiburan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Melalui tayangan yang
disajikan, pemirsa televisi mendapat banyak manfaat di antaranya menambah ilmu
pengetahuan, memperluas wawasan, serta sebagai hiburan sehari-hari. Televisi merupakan
media massa elektronik yang paling diminati oleh masyarakat dan paling memberikan
pengaruh besar terhadap pengetahuan, motivasi, dan sikap serta perilaku penontonnya.
Tidak memandang usia, jenis kelamin, jabatan dan sebagainya.
Sejak beberapa tahun terakhir hampir di setiap media massa televisi indonesia
menyuguhkan berbagai hal bernuansa korea. Hal ini erat kaitannya dengan fenomena
Korean Wave yang sedang terjadi di berbagai belahan dunia saat ini. Produk Korean Wave
diantaranya mulai dari drama korea, fashion korea, dan musik populer korea (K-Pop)
sangat digandrungi oleh remaja bahkan ibu-ibu pada saat ini. Era kemunculan K-Pop bisa
dibilang sejak debut grup bernama Seo Taiji and Boys yang beranggotakan Seo Taiji, Yang
Hyun-suk, dan Lee Juno. Grup trio ini menawarkan musik yang sangat berbeda dari budaya
Korea saat itu. Seo Taiji and Boys hadir menawarkan musik perpaduan antara rap Amerika
dan lirik Korea yang menarik perhatian fans. Tak heran lagu I Know sukses memimpin
tangga lagu di Korea dan mendominasi peringkat satu selama lebih dari 17 pekan. Akhir
era 1990-an menjelang awal 2000-an jadi momen kultur idol grup mulai muncul di dunia
musik Korea. Kultur idol grup yang berpusat dengan yang punya basis penggemar yang
besar dan berdedikasi. Para idol ini dilatih secara khusus oleh agensi hiburan dengan paket
lengkap, mulai dari kemampuan vokal, tarian, rap, dan hampir semua aspek seni
pertunjukan lainnya.
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan gambaran pengaruh Idol Kpop terhadap perilaku remaja di Bogor
b. Untuk mengetahui apa saja pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku terbuka dan
tertutup remaja di Bogor.
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat berguna bagi masyarakat guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai budaya populer, peran, dan manfaatnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau
perbuatan seseorang.” Pengaruh merupakan suatu reaksi yang timbul (dapat berupa
tindakan atau keadaan) dari suatu perlakuan akibat dorongan untuk mengubah atau
membentuk suatu keadaan kearah yang berbeda dan pengaruh merupakan sebuah hal
abstrak yang tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan keberadaan dan kegunaanya dalam
kehidupan dan aktivitas manusia sebagai makhluk sosial.
1. Menurut Wiryanto, pengaruh adalah tokoh formal dan informal di masyarakat yang
memiliki ciri-ciri kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan aksesibel dibandingkan dengan
pihak yang dipengaruhi.
2. Menurut M. Suyanto, pengaruh adalah nilai kualitas suatu iklan melalui media tertentu.
3. Menurut Uwe Becker, pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang dan tidak
terlalu terkait dengan usaha memperjuangkan dan memaksakan kepentingan.
4. Menurut Norman Barry, pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan agar bertindak dengan
cara tertentu, terdorong untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka
tidak merupakan motivasi yang mendorongnya.
7. Menurut Bartram Johannes Otto Schrieke, pengaruh adalah bentuk dari suatu kekuasaan
yang tidak dapat diukur kepastiannya.
8. Menurut Albert R. Roberts dan Gilbert, pengaruh adalah wajah kekuasaan yang
diperoleh oleh orang saat tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
9. Menurut Jhon Miller, pengaruh adalah komoditi berharga dalam dunia politik Indonesia.
Idol berarti idola, idola adalah orang yang dianggap istimewa karena kelebihan atau
prestasi yang dimilikinya sehingga menimbulkan perasaan pada diri seseorang untuk
meniru cara dan gaya tokoh idola dalam mencapai prestasinya.
Gaya hiudp idola yang biasanya muda, kaya dan cantik atau tampan serta terkenal ini
tentu saja menjadi idaman bagi remaja sebayanya. Fenomena idola dan mengidolakan
sudah melanda dunia sejak dulu, kini dan mungkin hingga nanti. Sosok diola memang
menjadi budaya, mulai dari olahraga, penyanyi, artis film, pengusaha, pejabat, bahkan
para penjahat pun memiliki figur pujaannya sendiri. Idol telah menjadi produk sebuah
industri untuk dikonsumsi. Konsumennya adalah masyarakat, produsennya adalah
pemilik uang, atau kekuasaan menjualnnya melalui media. Media, seperti TV, Koran,
Tabloid, dan Majalah.
Menanggapi meningkatnya pengaruh budaya Barat selama akhir 80-an dan awal 90-an,
banyak musisi mulai menggabungkan unsur-unsur rap, rock, dan jazz dengan suara
kontemporer musik Korea. Berikut evolusi munculnya grup Kpop di Korea Selatan
hingg mendunia:
Melihat kesuksesan Seo Taiji and Boys, Produser musik bernama Lee Soo Man
memberanikan diri untuk mendirikan SM Entertainment pada tahun 1995. Tidak hanya
itu Lee Soo Man juga membuat sebuah gebrakan dengan cara, mencari bibit-bibit
unggul dan melatih mereka sebagai calon artis atau Idol melalui sebuah sistem
pelatihan yang disebut Trainee. Melalui Trainee ini, Lee Soo Man ingin
mencetak Idol yang bisa dikatakan hampir mendekati sempurna dengan berbagai
macam talenta dan kebisaan tidak hanya dibidang tarik suara atau menari saja.
Meluasnya K-Pop di luar Korea Selatan memunculkan istilah baru yaitu Hallyu atau
Korean Wave. Hallyu juga tidak berhenti pada sektor musik saja, namun lama-
kelamaan mulai merambah ke sektor hiburan lainnya seperti drama tv, film, dan teater
musik.
Generasi kedua ini, juga menghasilkan boygrop dan girlgroup yang mulai dikenal di
dunia Internasional termasuk Amerika dan Eropa seperti Super Junior, Bigbang, SNSD,
Wonder Girls, SHINee, 2NE1, f(x) serta nama-nama terkenal lainnya.
Berkat kepopuleran boygrop dan girlgroup pada generasi ini, banyak yang
mengatakan bahwa generasi kedua ini adalah Golden Age untuk K-Pop itu sendiri.
Melihat antusias penggemar yang mulai merambah ke pasar Internasional membuat
pemerintah Korea Selatan tidak segan untuk menganggarkan dana secara khusus untuk
industri hiburan dengan tujuan meningkatkan devisa Negara di bidang hiburan dan
pariwisata.
Tentu Trainee yang memakan waktu ini, tidak hanya berfokus pada musik dan tari saja
namun juga sudah ke bidang lain seperti akting, hosting serta bahasa asing, tak jarang
juga mereka mendapatkan pengetahuan tentang tata krama.
Generasi ketiga menjadi generasi yang paling populer jika dibandingkan dengan dua
generasi sebelumnya. Itu semua dipicu oleh semakin mudahnya mengakses konten-
konten K-pop melalui internet.
Selain PSY banyak juga boygrop dan girlgroup yang akhirnya menjadi fenomenal di
industri musik dunia. Sebut saja EXO, Blackpink, BTS, Twice, Red Velvet, iKON,
GOT7, Winner, G-friend, dan CLC, Seventeen, hingga Wanna One. Dengan
kepopuleran yang telah mereka raih tak sedikit pula boygroup atau girlgroup yang
telah menjalani tur dunia.
Selain itu boygroup dan girlgroup pada generasi ketiga ini juga telah berkolaborasi
dengan artis-artis papan atas hingga meraih banyak prestasi di kancah internasional
seperti masuk kedalam nominasi ajang penghargaan di Amerika hingga masuk menjadi
grup paling berpengaruh di dunia yang dirilis oleh majalah Forbes.
Nama Big Hit Entertainment, yang menaungi boygrop BTS disebut-sebut juga telah
berhasil menggeser posisi YG Entertainment yang sempat tersandung kasus hukum dan
kini Big Hit Entertainment masuk kedalam “Big Three” di industri musik Korea
Selatan.
Generasi 4 (2018 – )
Sebenarnya masih banyak yang menganggap bahwa generasi keempat ini belum
muncul sebelum salah satu dari boygrop atau girlgroup bisa melampaui kepopuleran
generasi ketiga. Namun ada juga yang beranggapan bahwa boygrop dan girlgroup yang
melakukan debut di pertengahan tahun 2018 sudah memulainya karena beberapa grup
seperti Stray Kids, (G)I-DLE, ATEEZ, ITZY, TXT, dan Rocket Punch sudah bisa
menyamai keopuleran para seniornya dalam waktu yang terbilang singkat. Namun
para boygrop dan girlgroup ini masih harus berusaha keras untuk melampaui para
seniornya tersebut.
Populernya drama Korea tersebut membuat segala sesuatu berbau Korea diminati di
Indonesia, salah satunya dalam bidang musik. Tidak sedikit juga artis drama Korea
yang turut berprofesi sebagai penyanyi, karena pada umumnya drama-drama Korea
menghadirkan original soundtrack, bahkan dinyanyikan oleh si aktor atau aktrisnya
sendiri. Kedinamisan musik Korea dengan dramanya inilah yang menciptakan
ketertarikan sehingga musik Korea juga diminati. Terlebih, perpaduan antara cerita
dalam drama dan musik sebagai latarnya, membuat penonton semakin terhanyut dalam
cerita.
Dari sinilah musik pop Korea merambah di Indonesia, kemudian ditambah dengan
artis-artis Korea yang memiliki fisik istimewa, tentu saja ini menambah histeria
penggemarnya. Boyband dan Girlband Korea umumnya memiliki jumlah personil yang
banyak sehingga penggemar lebih variatif memilih idolanya, dance yang kompak
dipadu dengan wardrobe yang berkonsep pun menjadikan K-Pop suatu suguhan musik
yang tidak pernah membosankan.
Berikut ini adalah beberapa penyebab yang membuat remaja menyukai K-Pop:
1. Musik Korea menawarkan aliran musik yang baru. Selain itu setiap beberapa bulan,
perusahaan yang menangani boy band mengubah konsep bermusik dalam setiap
album baru yang akan dikeluarkan.
2. Musik yang telah diusung boy/girl band Korea di awal pengenalannya, juga bisa
diubah tiba-tiba. Musik K-pop cenderung berani mengubah jenis musik pada debut
album berikutnya tanpa banyak melewati hal yang rumit.
3. Lirik lagu dalam musik k-pop cenderung sopan dan yang berisi mengenai janji dan
kesetiaan, juga hal-hal yang berbau persahabatan.
4. Dari segi make-up atau dandanan orang korea dianggap menarik, idola Korea dapat
mengubah tampilan wajah orang Asia yang umumnya bermata sipit, bisa
ditampilkan dengan imaje/mata besar menjadi hal baru yang menyenangkan untuk
dilihat.
5. Di bidang fashoin atau gaya berpakaian idola korea Selatan ini menawarkan gaya
berpakaian yang unik. Tidak seperti gaya Harajuku yang terkenal di Jepang, namun
tidak bisa diterapkan di Indonesia.
6. Musik k-pop juga umumnya menampilkan tarian yang rapih dan inovatif yang bisa
diikuti. Sehingga tidak sedikit dari boy/girlband memiliki khasan tarian masing-
masing.
7. Tampilan wajah yang cantik dan tampan seperti boneka tidak terlepas dari
kontribusi besar yang membuat K-Pop banyak disukai.
8. Idola Korea yang dibekali dengan berbagai macam keterampilan yang bisa
mendukung karir masa depannya, sehingga idola Korea memiliki banyak bakat.
a. Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan
terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang
disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan
menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)
2) Bentuk-bentuk Perilaku
Menurut Skinner (dalam dewi, 2009), perilaku ini merupakan respon atau juga
reaksi seseorang terhadap stimulus. Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus,
maka perilaku tersebut dapat atau bisa dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Perilaku Tertutup (Covert Behavior)
Merupakan suatu respon seseorang terhadap stimulus di dalam bentuk
terselubung atau juga tertutup (covert). Respon atau pun reaksi terhadap
stimulus tersebut masih terbatas pada perhatian, persepsi,
pengetahuan/kesadaran, serta juga sikap yang terjadi pada orang yang menerima
stimulus tersebut, serta juga belum dapat atau bisa diamati dengan secara jelas
oleh orang lain.
b. Perilaku Terbuka (overt behavior)
Perilaku terbuka merupakan respon seseorang terhadap stimulus di dalam
bentuk tindakan nyata atau juga terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut
sudah jelas di dalam bentuk tindakan atau juga praktek, yang dapat atau bisa
dengan mudah dilihat oleh orang lain. Perilaku manusia tersebut sangatlah
kompleks serta mempunyai atau memiliki bentangan yang sangat luas.
3) Jenis-jenis Perilaku
Skinner membedakan perilaku menjadi dua jenis, yaitu:
a. Perilaku Alami (Innate Behavior)
Perilaku alami adalah perilaku yang dibawa sejak organisme dilahirkan, yaitu
berupa refleks-refleks dan insting-insting, Perilaku refleks terjadi sebagai reaksi
secara spontan terhadap stimulus yang mengenai organisme. Misalnya,
mengedipkan mata saat terkena paparan sinar matahari yang kuat, dan menarik
jari bila terkena api. Reaksi ini akan terjadi dengan sendirinya dan tidak
diperintah oleh otak atau susunan syaraf pusat karena stimulus ini tidak sampai
ke otak. Dengan kata lain, ketika stimulus diterima oleh reseptor, maka akan
langsung timbul respon melalui afektor tanpa melalui otak.
b. Perilaku Operan (Operant Behavior)
Perilaku operan adalah perilaku yang dibentuk menjadi 3 macam bentuk
perilaku, yaitu Coqnitive, Affective dan Psikomotor, ahli lain menyebut
pengetahuan, sikap dan tindakan, sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya
cipta, rasa, karsa atau peri akal, peri rasa, peri tindakan. Pada manusia, perilaku
operan atau psikologis inilah yang dominan. Sebagian terbesar perilaku ini
merupakan perilaku yang dibentuk, perilaku yang diperoleh, perilaku yang
dikendalikan oleh pusat kesadaran atau otak (kognitif). Timbulnya perilaku
(yang dapat diamati) merupakan resultan dari tiga daya pada diri seseorang,
yakni :
4) Domain Perilaku
Bahwa perilaku tersebut merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari
luar). Hal tersebut berarti walaupun bentuk stimulusnya itu sama namun bentuk
respon tersebut akan berbeda dari setiap orang. Menurut Notoatmodjo faktor-faktor
yang membedakan suatu respon terhadap stimulus itu disebut dengan determinan
perilaku.
Determinan perilaku tersebut bisa atau dapat dibedakan menjadi dua diantaranya :
a) Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraaan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia dan sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
b) Sikap (Attitude) Sikap merupakan respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus. Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan
bukan merupakan pelaksanaan motif. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup,
bukan reaksi terbuka.
c) Tindakan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan.
Untuk mewujudkannya diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain fasilitas. Selain itu, juga diperlukan faktor dukungan
dari pihak lain.
5) Pembentukan Perilaku
Untuk memahami perilaku individu dapat dilihat dari dua pendekatan, yang saling
bertolak belakang, yaitu: (1) behaviorisme dan (2) holistik atau humanisme:
Yang dimaksud dengan lingkungan (W = world) di sini dapat dibagi ke dalam dua
jenis yaitu:
1. Lingkungan objektif (umgebung=segala sesuatu yang ada di sekitar individu dan
secarapotensial dapat melahirkan S).
2. Lingkungan efektif (umwelt=segala sesuatu yang aktual merangsang organisme
karena sesuai dengan pribadinya sehingga menimbulkan kesadaran tertentu pada
diri organisme dan ia meresponsnya)
Perilaku yang berlangsung seperti dilukiskan dalam bagan di atas biasa disebut
dengan perilaku spontan.
Sedangkan perilaku sadar dapat digambarkan sebagai berikut: W > S > Ow > R > W
Berdasarkan dua aliran tersebut dapat disimpulkan adanya urutan terjadinya perilaku,
dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa perilaku terjadi diawali dengan adanya
pengalaman-pengalaman seseorang serta faktor-faktor diluar orang tersebut
(lingkungan), baik fisik maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan
tersebut diketahui, dipersepsikan, diyakini dan sebagainya, sehingga menimbulkan
motivasi, niat untuk bertindak, dan akhirnya terjadilah perwujudan niat tersebut yang
berupa perilaku.
Seperti yang telah dipaparkan pada jenis-jenis perilaku, bahwasannya sebagian besar
perilaku manusia adalah perilaku yang dibentuk dan dipelajari. cara pembentukan
perilaku:
6) Teori Perilaku
Teori Bloom (1908) yang dikutip dalam Notoatmodjo (2010) membedakan
perilakuvdalam 3 domain perilaku yaitu: kognitif (cognitive), afektif (affective) dan
psikomotor (psychomotor). untuk kepentingan pendidikan praktis, teori ini
kemudian dikembangkan menjadi 3 ranah perilaku yaitu:
1. Pengetahuan (knowledge)Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(overt behaviour).
a. tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif (Notoatmodjo, 2007),
tercakup dalam , tingkatan 6 yaitu:
1. Tahu (know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajarisebelumnya. termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh
bahan yang dipelajari ataurangsangan yang telah diterima. contoh :
dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dan protein pada
anak kita
2. Memahami (comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan
untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapatmenginterpretasikan suatu materi tersebut secara benar. Contoh:
dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan bergizi.
3. Aplikasi (application), diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakanmateri yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real
(sebenarnya). Contoh: dapat menggunakan rumus-rumus statistik dalam
perhitungan-perhitungan hasil penelitian.
4. Analisis (analysis), yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atausuatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satustruktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Contoh:
dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan dan sebagainya.
5. Sintesis (synthesis), merupakan kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Contoh: dapat menyusun, dapat merencanakan dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation), tingka pengetahuan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadp suatu
materi atau objek. Contoh: dapat membandingkan antara anak yang
cukup gizi dengan yang kekurangan gizi.
Menurut Notoatmodjo (2007), dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yangtidak
didasari pengetahuan. Penelitian Roger (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses
yang berurutan, yakni:
Menurut Hurlock (1991) tugas perkembangan pada masa remaja adalah sebagai
berikut:
Tujuan penelitian :
Untuk mengetahui
pengaruh Kpop
terhadap perilaku di
kalangan remaja kota
besar di Indonesia.
Tujuan penelitian :
1. Mendeskripsikan
bagaimana dampak
positif budaya Korea
Selatan terhadap
kehidupan sosial
remaja di Indonesia.
2. Mendeskripsikan
bagaimana dampak
negatif budaya Korea
Selatan terhadap
kehidupan sosial
remaja di Indonesia.
Tujuan penelitian :
- Musik K-Pop
- Dance
Korean-Pop - Fashion
- Bahasa
- Etika - Perhatian
- Kerja keras - Persepsi
- Disiplin - Pengetahuan
- Komunikasi - Sikap
2.6 Hipotesis
sebuah pendapat atau opini yang kebenarannya masih diragukan dan masih harus diuji
untuk membuktikan kebenarannya tersebut melalui sebuah percobaan. Jika kemudian
percobaan yang dilakukan tersebut terbukti kebenarannya, maka hipotesa tersebut dapat
disebut sebagai teori.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian yang digunakan oleh Peneliti dalam penelitian ini adalah Kuantitaif.
Penelitian ini dilakukan secara objektif yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dengan mengumpulkan data untuk
kemudian diukur dengan teknik statistik matematika atau komputasi, maka jenis penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode yang digunakkan di
penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey yaitu penelitian dengan
mengunakan jawaban orang-orang sebagai Data Penelitian. Untuk memperoleh data tersebut
Peneliti menggunakan serangkaian pertanyaan yang di rancang dengan cara tertentu, yang
disebut kuesioner.
Dalam penulisan proposal skripsi ini penulisan melakukan penelitian pada Komunitas
Kpop Bogor, Komunitas ini terbentuk dengan latar belakang bisa menjadi wadah bagi Kpopers
se-kota bogor yang suka bertukar informasi segala hal tentang tentang Boyband Korea,
penggemarnya tidak dari kalangan remaja saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa
suka akan Kpop. Rencana penelitian pada bulan desember 2022 untuk pengambilan data
penelitian dengan menyebar kuesioner yang akan dilakukan secara online melalui google form.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian
dari populasi tersebut. Populasi merupakan seluruh jumlah dari subjek yang akan diteliti oleh
seorang peneliti. Misalnya 1000 orang dikatakan sebagai populasi karena terkait dalam suatu
penelitian. Kemudian pada pendapat lain mengatakan bahwa secara harfiah pengertian
populasi adalah seluruh variabel yang terkait dengan topik pada penelitian.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan karakteristik
yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi yang diteliti Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili). Beberapa
pengertian sampel menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Probability
sampling dengan teknik sampel random sampling. Pengambilan sampel acak sederhana yang
termasuk di dalam teknik probability sampling ini dianggap sebagai metode pengambilan
probability sampling yang paling mudah. Random sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu, contohnya seperti populasi Komunitas Kpop dengan usia yang berbeda-
beda.
Menurut Kerlinger (2006:188), simple random sampling adalah metode penarikan dari
sebuah populasi atau semesta dengan cara tertentu sehingga setiap anggota populasi atau
semesta tadi memiliki peluang yang sama untuk terpilih atau terambil.
(Kriyantono, 2010: 164), Dalam menarik jumlah sampel dari sebuah populasi, peneliti
menggunakan Teknik penarikan jumlah sampel dengan rumus Slovin. Digunakan untuk
menentukan ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya. Rumusnya adalah :
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = keterangan ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat di tolelir (1%, 2%, 3%, 4%, 5%, atau 10%).
n= 40
1 + 40 (0,10)2
n= 40
1 + 40 (0,01)
n= 40
1 + (40 x 0,01)
n= 40
1 + (0,4)
n= 40
1,4
n = 28,57
n = 28.
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil sebesar 28 orang di
Komunitas Kpop yang akan menjadi responden.
3.4 Jenis Data
Dalam sebuah penelitian data yang digunakan adalah data yang bersifat kuantitatif
karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai terhadap besaran atas variabel
yang diwakilinya. Sumber data penelitian dibedakan menjadi 2, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder (Sugiyono, 2015). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder.
menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dari menyebar kuesioner ke karyawan
pengguna sistem informasi akuntansi pada perusahaan distributor alat kesehatan di Semarang
yang bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner.
menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau kuesioner (angket).
Skala likert memiliki dua bentuk pernyataan yaitu pernyataan favorable dan unfavorable.
Pernyataan favorable berfungsi untuk mengukur sikap yang positif, sedangkan pernyataan
unfavorable berfungsi untuk mengukur sikap negatif. Adapun data yang akan diperoleh oleh
peneliti melalui teknik pengumpulan data ini yaitu untuk mendapatkan hasil pengaruh Korean
Pop (K-Pop) terhadap perilaku remaja, sehingga nantinya dapat dituangkan dalam hipotesis
dan dikerjakan dengan metode statistik yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan bantuan
program Google Formulir dalam penyebaran skala likert kepada responden. Angket yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang Korean Pop (K-Pop) dan angket perilaku
remaja.
Hasil uji validitas dapat dianalis dengan mengkorelasi skor butir dengan skor total yang
menggunakan rumus product moment, yaitu:
Kriteria yang digunakan untuk uji validitas butir adalah mempunyai koefisien korelasi
rhitung> rtabel, pada taraf signifikan α = 0,05. Artinya butir dinyatakan valid jika rhitung >
rtabel, sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel dinyatakan tidak valid. Butir yang tidak valid tersebut
tidak digunakan. Kriteria pengujian validitas adalah setiap item valid apabila xy tabel r > r (
tabel r diperoleh dari nilai kritisr product moment).
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Metode yang digunakan untuk menilai validitas kuesioner
tersebut adalah korelasi produk moment atau menggunakan bevariate pearson.
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
ΣS1 = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Jumlah varians total
k = Jumlah item
Koefisien korelasi dikonsultasikan dengan indeks reliabilitas sebagai berikut :
0,800-1,000 : sangat tinggi
0,600-0,800 : tinggi
0,400-0,600 : cukup
0,200-0,400 : rendah
0,00-0,200 : sangat rendah
Uji realibilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsistenatau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel
jika memberikan nilai Cronbach Alpa> 0,60.
Variabel Cronbah’s Alpha Role of Thumb Keterangan
X, Y 0,787 0,6 RELIEBEL
Berdasarkan Tabel diatas menunjukkan bahwa pada pengujian ini dilakukan secara
variabel bukan secara item pertanyaan pada setiap variabel yang dapat dilihat hasilnya adalah
nilai cronbah’s alpha lebih besar daripada 0,5 maka dapat dikatakan reliebel.
Teknik pengolahan data terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan-tahapan yang harus kita lalui
dalam mengolah data, pertama kita mengumpulkan data-data yang dibutuhkan, memeriksa
kelengkapan dan kejelasan pengisian instrumen pengumpulan data, seperti daftar pertanyaan
yang telah dikembalikan oleh responden, melakukan identifikasi dan klasifikasi dengan
memberikan simbol berupa angka pada tiap jawaban responden berdasarkan variabel yang
diteliti, lalu tahap terakhir kita melakukan tabulasi dimana kita melakukan data entri,
menyusun, dan menghitung data yang telah dikodekan ke dalam tabel.
Untuk menganalisis dan menafsirkan data yang digunakan dalam penelitian ini melalui
program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) agar data yang di peroleh menjadi
sistematis untuk mendukung hasil pada penelitian ini.
Mengutip buku Metodologi Penelitian: Pegangan untuk Menulis Karya Ilmiah karya
Dr. Agung Edy Wibowo, hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara sehingga harus
dibuktikan kebenarannya. Peneliti perlu mengumpulkan banyak data agar dapat membuktikan
apakah dugaannya benar. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh media sosial
Instagram terhadap gaya hidup hedonis pada mahasiswa universitas pakuan prodi ilmu
komunikasi. Berikut ini perumusan hipotesis dari penelitian ini:
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol kpop .906 .313 .493 2.892 .008
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Dari data diatas dapat disimpulkan nilai sig 0,008 < 0,5 maka dapat dinyatakan tidak
ada pengaruh pada variabel Idol K-Pop (X) terhadap variabel perilaku remaja (Y).
T hitung 2,892 > 0,374 t table, maka ada pengaruh yang segnifikan pada variabel Idol
K-Pop (X) terhadap variabel perilaku remaja (Y). Maka dapat disimpulkan H0 ditolak, dan
Ha diterima.
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 200.776 1 200.776 8.366 .008b
Residual 623.938 26 23.998
Total 824.714 27
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. Predictors: (Constant), idol kpop
Daya diatas dapat disimpulkan 8,366 > 0,374 maka dapat dinyatakan ada
pengaruh variable X secara simultan terhadap variable Y. Nilai sig dapat dilihat dengan
total 0,008 < 0,5 maka dapat dinyatakan tidak ada pengaruh signifikan pada pengaruh
variable X terhadap variable Y.
Maka Dapat Disimpulkan Ha diterima dan H0 ditolak.
3.9 Hubungan : Uji Korelasi
Pada penelitian yang dilakukan ini, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Jika nilai signifikansi p> 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan
signifikan positif antara Idol K-Pop terhadap perilaku remaja. Sebaliknya, jika nilai signifikansi
p< 0,05 maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan signifikan positif antara Idol K-Pop
terhadap perilaku remaja.
Dari pengumpulan data yang diambil berhasil dikumpulkan dan melewati tahap-tahap
uji validitas-reliabilitas, dua uji prasyarat normalitas, maka tahap selanjutnya yang harus
dilewati adalah menguji hipotesis penelitian. Pengujian ini juga menggunakan program SPSS.
Adapun hasil uji SPSS dari hipotesis adalah sebagai berikut:
Correlations
perilaku
idol kpop remaja
idol kpop Pearson 1 .493**
Correlation
Sig. (2-tailed) .008
N 28 28
perilaku Pearson .493** 1
remaja Correlation
Sig. (2-tailed) .008
N 28 28
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
tabel : hasil korelasi menggunakkan SPSS
Dari data Tabel diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,493 dengan nilai
signifikansi p value sebesar 0,008, karena nilai signifikansi p> 0,05, maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan signifikan positif antara Idol K-Pop terhadap Perilaku
Remaja. Tanda pada harga koefisien korelasi juga berpengaruh pada penafsiran
terhadap hasil analisis korelasi, yaitu positif (+) menunjukkan adanya arah hubungan
yang searah, artinya hubungan kedua variabel berbanding lurus. Semakin tinggi
Variabel X akan diikuti dengan semakin tinggi Variable Y dan sebaliknya. Tanda pada
koefisien korelasi adalah negatif (-) menunjukkan adanya arah hubungan yang
berlawanan, artinya hubungan kedua variabel berbanding terbalik. Semakin tinggi
Variable X akan diikuti dengan semakin rendah Variable Y dan sebaliknya. Tanda
koefisien korelasi dari hasil analisis data ini bersifat positif, jadi menunjukkan adanya
arah hubungan yang searah. Artinya semakin tinggi penyuka Idol K-pop akan diikuti
dengan semakin tingginya pengaruh perilaku remaja. Sebaliknya, semakin rendah
penyuka Idol K-pop maka semakin rendah pula pengaruh perilaku remaja.
Hasil positif dari perhitungan korelasi menunjukkan adanya kecenderungan
hubungan searah anatara pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor
walaupun hasilnya tidak signifikan.
3.10 Pengaruh : Uji Asumsi Klasik, Regresi Linerar Sederhana, Koefisien Determinasi
a. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangu atau
residual memiliki distribusi normal.
1. Histogram
Hasil dalam uji normalitas histogram menghasilkan bentuk kurva menggunung maka
dapat dikatakan bahwa pola terdistribusi normal.
2.P-plot
Hasil dalam uji normalitas p-plot menghasilkan garis diagonal, maka dapat dikatakan
bahwa pola terdistribusi normal.
Data tersebut menghasilkan nilai Asymp sig sebesar 0,200, maka dapat
disimpulkan bahwa residual menyear normal, dikarenakan nilai Asymp sig
>0,05.
c. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol k-pop .906 .313 .493 2.892 .008 1.000 1.000
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Hasil dari uji multikolineritas menunjukan nilai tolerance sebesar 1.000, dan nilai VIF
sebesar 1.000, yang artinya keduanya menunjukan tidak terjadinya multikolineritas.
d. Uji Autokorelasi
Bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada koleraasi antara
kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada
periode t-1(sebelumnya).
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .493a .243 .214 4.89874 1.708
a. Predictors: (Constant), idol k-pop
b. Dependent Variable: perilaku remaja
e. Uji Heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance
dan residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 3.569 4.783 .746 .462
idol kpop .012 .177 .013 .069 .946
a. Dependent Variable: RES_2
Hasil uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, output menunjukan tidak ada
hubungan segnifikan antara seluruh variabel independent terhadap nilai absolut residual yaitu
ditunjukan dengan nilai sig lebih besar dari 0,05. Artinya model ini terbebas dari
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi adalah sebuah metode statistik yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel dependen dan satu atau lebih variabel independen. Analisis ini dapat
digunakan untuk menilai kekuatan hubungan antar variabel dan untuk membuat prediksi atas
hubungan masa depan antara dua variabel tersebut. Pada analisis ini, variabel dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu response variable atau seringkali juga disebut sebagai dependent
variable, dan variabel explanatory atau biasa disebut juga sebagai variabel bebas (independent
variable).
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 idol kpopb . Enter
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. All requested variables entered.
Pada tabel diatas menjelaskan tentang variabel yang dimasukan serta metode yang
digunakkan. Dalam hal ini variabel Idol K-Pop menjadi variabel independent dan perilaku
remaja sebagai variabel dependen dan metode yang digunakkan adalah metode enter.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .493a .243 .214 4.89874
a. Predictors: (Constant), idol kpop
Pada table model summary menjelaskan besarnya nilai korelasi / hubungan ( R ) yaitu
sebesar 0,493, dari output tersebut dapat diperoleh koefisien determinasi ( R Square ) sebesar
0,243 yang mengandung pengertian bahwa variabel bebas ( Idol K-Pop ) terhadap variabel
terikat ( perilaku remaja ) adalah sebesar 24,3%.
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 200.776 1 200.776 8.366 .008b
Residual 623.938 26 23.998
Total 824.714 27
a. Dependent Variable: perilaku remaja
b. Predictors: (Constant), idol kpop
Dari table tersebut dapat diketahui bahwa nilai F hitung 8,366 dengan tingkat segnifikan
0,008 < 0,5, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel perilaku remaja
atau dengan kata lain tidak ada pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja.
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 30.853 8.473 3.641 .001
idol kpop .906 .313 .493 2.892 .008
a. Dependent Variable: perilaku remaja
Dari table diatas diketahui nilai constan a 30,853, sedangkan nilai Idol K-Pop
(b/koefisien regresi) sebesar 0,906 sehingga persamaan regresinya dapat ditulis :
Y : a + Bx
Y : 30,853 + 0,906X
Persamaan tersebut dapat diterjemahkan :
- Konstan sebesar 30,853 , mengandung arti bahwa nilai konsistensi variabel
perilaku remaja sebesar 30,853.
Koefisien regresi X sebesar 0,906 menyatakan bahwa setiap penambahan 1%
terhadap nilai Idol K-Pop , maka nilai perilaku remaja bertambah 0,906. Koefisien
regresi tersebut brnilai positif, sehingga dapat dinyatakan bahwa arah pengaruh
variabel X terhadap Y adalah positif.
Model Summary
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .493a .243 .214 4.89874
a. Predictors: (Constant), idol kpop
table : hasil uji koefisien determinasi
Hasil perhitungan regresi pada tabel dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R square) yang diperoleh sebesar 0,214. Hal ini berarti 21,4% perilaku pada remaja
dipengaruhi oleh variabel x yaitu Idol K-Pop.
1. Idol K-Pop
Kpop (dalam bahasa Korea 가요, Gayo) singkatan dari Korean Pop atau Korean
Popular Music adalah sebuah genre musik terdiri dari pop, dance, electropop, hip hop, rock,
R&B dan electronic music yang berasal dari Korea Selatan. Banyak orang menyebut serbuan
Kpop sebagai hallyu (한류) atau gelombang Korea (Korean Wave). K-pop biasanya dibawakan
oleh grup kpop yang terdiri dari 4 hingga 21 anggota. Anggota grup Kpop disebut dengan
istilah idol atau kpop idol. Calon Kpop idol harus menjalani pelatihan intensif bersama, belajar
koreografi tari dan keterampilan lainnya sampai mereka siap tampil live untuk pertama kalinya
tau bisa disebut dengan Debut.
Gelombang ini awalnya dipicu keranjingan orang terhadap drama romantis Asia,
termasuk drama Korea. Dari sini, anak muda Asia kemudian mengenal Kpop, Kpop tidak
hanya memanjakan telinga dan mata, tetapi juga menancapkan imajinasi tentang selebriti
Korea yang berpenampilan apik dan berwajah semulus porselen. Tidak heran, kini banyak anak
muda yang ingin "dicetak" seperti selebriti Korea. Banyak anak muda di mana-mana histeris
melihat aksi boyband dan girlband Korea.
2. Perilaku Remaja
Perilaku adalah sesuatu yang merupakan suatu perbuatan atau tindakan yang dilakukan.
Perilaku adalah responden individu terhadap suatu stimulasi atau suatu tindakan yang dapat
diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik maupun tidak.Perilaku
merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi.
1. Faktor pendidikan, faktor sosial atau faktor masyarakat yang dapat mempengaruhi individu.
3. Faktor dorongan dengan adanya dukungan dari kelurga, teman dan sekitarnya.
Remaja merupakan individu manusia yang menduduki usia belasan tahun, tidak disebut
dewasa maupun anak-anak. Mejelaskan bahwa masa remaja adalah masa transisi yang ditandai
oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun,
adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa
pubertas. Masa remaja adalah periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada masa
remaja sudah mulai menimbulkan rasa suka dengan lawan jenis, seperti yang dijelaskan oleh
Surbakti dalam bukunya, bahwa pada fase remaja remaja akan ,udah jatuh cinta. (Widyastuti,
dkk. Dalam Fitria, 2014).
Batasan Remaja
Batasan remaja menuju kedewasaan melalui adanya proses penyesuaian diri. Menurut
(Adyhantoro, Kumalasari, dalam Rachmawati, 2016) ada tiga tahap perkembangan yaitu:
Penelitian ini bersifat kuantitatif dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka.
Dari data yang didapat dilakukan analisis dengan menggunakan software SPSS. Penelitian ini
memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja di Bogor.
Dengan tujuan yang didasarkan , data dikumpulkan dengan kuesioner sebanyak 28 responden.
Penyebaran kuesioner dilakukan secara tertutup dengan menggunakan skala likert 1- 5.
Kuesioner yang dibuat dengan variabel yang diteliti memiliki rata 2 item pertanyaan.
1. Karakteristik responden
Karakteristik responden merupakan ragam latar belakang yang dimiliki responden
itu sendiri. Karakteristik ini untuk melihat responden memiliki background seperti
apa yang dalam penelitian ini background responden difokuskan pada jenis
kelamin, umur, instansi dan indikator. Hasil yang didapat adalah:
a. Karakteristik jenis kelamin
jenis kelamin Frekuensi Persentase
perempuan 26 92,9%
Laki laki 2 7,1%
total 23 100%
Berdasarkan Tabel diatas penelitian ini menggunakan responden sebanyak 28
sampel orang dimana dari sampel yang dipilih apabila dilihat dari segi jenis
kelamin secara keseluruhan sampel berjenis kelamin perempuan sebanyak
92,9% dan sisanya laki-laki sebanyak 7,1%.
b. Karakteristik umur
umur Frekuensi Persentase
15 2 7,1%
16 2 7,1%
18 3 10,7%
19 2 7,1%
20 6 21,5%
21 4 14,3%
22 3 10,7%
23 2 7,1%
25 1 3,6%
26 1 3,6%
28 1 3,6%
29 1 3,6%
Total 28 100%
Hasil analisis Tabel memberikan gambaran bahwa dari sampel yang
terambil sebanyak 28 responden pada kalangan komunitas K-Pop ternyata pada
segi umur terdapat 12 pengelompokan dan yang paling banyak terambil pada
umur 20 tahun sebanyak 21,5%, kemudian 21 tahun 14,3%, 18 dan 22 tahun
10,7% , 15, 16, 19, dan 23 tahun 7,1% , 25, 26, 27, 28, dan 29 tahun 3,6%.
Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa terdapat 28 variabel yang diteliti yaitu
X dan Y. Dengan melihat jawaban responden secara rata pada variabel kepercayaan
dengan secara rata-rata memiliki nilai 5 artinya kecendurungan setuju. Ini
mengindikasikan bahwa Idol K-pop berpengaruh terhadap perilaku remaja.
Pada variable X menunjukan nilai rata-rata indikator ± 56,55 artinya media
sosial instagram dipandang mendukung keyakinan seseorang kepercayaan yang
telah dimiliki sebelmunya, memberikan pengaruh pada kekuatan informasi untuk
mendukung sikap. Pada variable Y menunjukan nilai rata-rata indikator ± 69,55
artinya kualitas dan kredibilitas pada media sosial Instagram lumayan cukup baik.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Idol K-Pop terhadap
perilaku remaja. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Idol K-Pop dan perilaku
remaja memiliki hubungan yang positif, artinya semikin tinggi penggemar Idol K-Pop, maka
semakin tinggi pula perngaruh terhadap perilaku remaja. Hal ini sesuai dengan Penelitian
sebelumnya yang mengungkapkan bahwa pengaruh idol K-pop memiliki hubungan dengan
perilaku remaja. Jumlah sampel sebagai responden adalah 28 orang, sehingga penelitian ini
merupakan penelitian populasi atau disebut juga sebagai sampling jenuh atau istilah lainnya
adalah sensus.
Pada awalnya mahasiswa akan melakukan pengamatan melalui media sosial terkait
perilaku, sikap maupun gaya hidup, semakin tinggi intensitas pengamatan yang dilakukan
memberi peluang besar untuk meniru apa yang di amati. Melalui proses inilah kemudian
perilaku remaja yang tergambar dari pengamatan individu melalui idol K-pop dapat
terinternalisasi. Teori Ketergantungan Media (Media Dependency Theory) atau dapat disebut
teori ketergantungan adalah teori yang menjelaskan bagaimana manusia mempunyai
ketergantungan kepada media massa. teori ketergantungan media adalah teori tentang
komunikasi massa yang menyatakan bahwa semakin seseorang tergantung pada suatu media
untuk memenuhi kebutuhannya, maka media tersebut menjadi semakin penting untuk orang
itu.
Dalam penelitian ini gambaran pengaruh idol k-Pop dilihat dari durasi orang
tersebut menggunakan social media untuk mencarai tahu tentang Idol K-Pop, hal ini semakin
memberikan kontribusi Pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja internalisasi perilaku
remaja dari pengamatan media oleh remaja.
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku
remaja, Besar pengaruh Idol K-Pop terhadap perilaku remaja sebesar 21,4% sementara
sisanya 78,6 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Hal ini
menggambarkan bahwa semakin sering mencari tahu tentang K-Pop, kerap memberikan
respon terhadap perilaku remaja.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih belum sempurna. Dilihat dari beberapa
indikator dan penyampaiannya masih perlu diperbaiki dan disempurnakan. Untuk itu penulis
memberi saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih besar atau memuaskan penulis menyarankan
untuk memasukan variabel-variabel lainnya berhubungan dengan pengaruh Idol K-
Pop terhadap perilaku remaja.
2. Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dikembangkan dilokasi lain dengan
jumlah populasi dan jumlabh sampel yang lebih besar.