Makalah Permasalahan Sampah
Makalah Permasalahan Sampah
BabI
Pendahuluan
2.Rumusan Masalah
3.Tujuan Penelitian
untuk mengetahui dan memahami masalah kesehatan lingkungan hidup yang terjadi pada
masyarakat akibat sampah
Bab II
Landasan Teori
1.Deskripsi Lokasi
Di Indonesia sendiri sampah telah menjadi permasalahan yang tak kunjung selesai.Pemerintah
sudah berupaya seoptimal mungkin dalam upaya menyelesaikan tentang permasalahan sampah
khususnya yang berada di Indonesia. Pemerintah juga sudah mengeluarkan peraturan dalam
Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang pengolahan sampah dan larangan larangan bagi
setiap orang untuk memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengimpor sampah, mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun, mengelola
sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan, membuang sampah
tidak pada tempat yang telah ditentukan dan disediakan, melakukan penanganan sampah dengan
pembuangan terbuka di tempat pemrosesan akhir serta membakar sampah yang tidak sesuai
dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah(Amri,S.2008 Masalah sampah).
Tetapi masyarakat seolah-olah tidak peduli akan undang-undang ini meskipun ada larangan
“dilarang membuang sampah sembarangan” mereka (masyarakat) tidak memperdulikan larangan
tersebut dan hanya dipandang sebelah mata. Bahkan mereka seakan tidak takut akan bahaya yang
akan ditimbulkan dari pembuangan sampah secara sembarangan dan mereka hanya bisa
menuntut pemerintah jika masalah sudah terjadi seperti : banjir, Pencemaran air, Gangguan
Estetika bau menyengat yang ditimbulkan dari sampah,dll.
Sampah ialah semua jenis benda atau barang bangunan/kotoran manusia, hewan atau tumbuh-
tumbuhan atau yang berasal dari aktivitas kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang dapat menimbulkan dan atau mengakibatkan pengotoran terhadap air, tanah dan
udara sehingga dapat menimbulkan pengrusakan lingkungan hidup
manusia(R,Soemandi.2008.Sampah).
1. Sampah organik.
Sampah organik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi
oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses
alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah
organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain ketas, karet dan
plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diurai oleh alam/mikroorganisme
(unbiodegradable).Sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik dan
kaleng.
Berdasarkan sifat fisiknya, sampah digolongkan atas lima kategori, antara lain :
Terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat mudah membusuk (sisa makanan, buah
atau sayuran). Sifat utama dari sampah basah ini banyak mengandung air dan cepat membusuk
terutama pada daerah tropis seperti Indonesia.
Tersusun dari bahan organik maupun anorganik yang sifatnya lambat atau tidak mudah
membusuk. Sampah kering ini terdiri atas dua golongan:
–) Non Metalic Rubbish – misalnya kertas, kayu, sisa-sisa kain, kaca, mika, keramik, dan batu-
batuan(Neolaka,Amus.2010).
Di Medan sendiri, produksi sampah yang besar baik dari penduduk maupun sampah dari industri
tidak diimbangi dengan pengelolaan sampah yang baik.Sampah-sampah yang dihasilkan tersebut
kebanyakan tidak dikelola dengan baik sehingga akibatnya sering kita temui tumpukan sampah
yang menggunung di pinggir jalan, mengotori selokan atau saluran air, dan lebih banyak lagi
yang mencemari sungai, juga menimbulkan penyakit.
Sampah-sampah itulah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di daerah-daerah
tertentu karena menghambat saluran air yang ada sehingga air hujan yang seharusnya bisa
ditampung meluap hingga menggenangi jalan raya, hampir di setiap hujan deras.
Faktor-faktor yang menyebabkan buruknya pengelolaan sampah di Semarang antara lain karena
kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. Masyarakat sudah
sangat terbiasa membuang sampah-sampahnya ke sungai tanpa peduli bahwa itu akan
menimbulkan pencemaran. Ketidakdisiplinan masyarakat dalam membuang sampah juga seing
terjadi di mana saja, seperti di tempat umum atau di jalan raya, seolah-olah masyarakat tidak
peduli bahwa perilakunya membuat lingkungan menjadi tidak sedap dipandang. Hal ini sangat
berbeda dengan kota-kota besar lain yang masyarakatnya punya kesadaran tinggi tentang
menjaga lingkungannya, sehingga tempat-tempat umum di sana selalu terlihat rapi dan bersih.
Faktor lainnya adalah kurangnya fasilitas kebersihan yang seharusnya tersedia, misalnya di
tempat-tempat umum ataupun di pinggir jalan.Hal ini kemudian menjadi alasan bagi masyarakat
untuk membuang sampah sesuka hatinya karena tidak menemukan tempat sampah.
Kemudian kurangnya peran pemerintah dalam menangani masalah ini juga menjadi salah satu
faktor. Sebenarnya pemerintah sudah mempunya aturan tentang pengelolaan sampah, seperti UU
No. 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah dan Permendagri No 33 Tahun 2010 tentang
pengelolaan persampahan. Namun realita yang terjadi aturan-aturan ini tidak banyak merubah
keadaan. Pencemaran sungai dan laut akibat sampah, sampah yang berserakan di tempat-tempat
umum, dan lain sebagainya sepertinya tidak berkurang.
Kemampuan Pemerintah dalam menangani sampah masih sangat terbatas. Secara Nasional,
dari tahun 2000sampai2005,tingkat pelayanan baru mencapai 40 % dari volume sampah yang
dihasilkan. Hal ini disebabkan karena jumlah penduduk yang tinggi menyebabkan semakin
tingginya volume sampah yang harus dikelola setiap hari sehingga bertambah sulit karena
semakin besar beban yang harus ditangani. Namun semua itu kembali kepada masyarakat jika
masyarakat tidak sepenuhnya sadar lingkungan bukan tidak mungkin masalah yang ditimbulkan
dari pencemaran sampah akan menjadi masalah yang sangat besar terutama bagi masyarakat
sendiri, berbagai macam masalah kesehatan, social, dan ekonomi pun akan datang dengan
sendirinya dan akan mengganggu kenyamanan masyarkat.
– Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya
kurang memadai.
– Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
– Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.
– Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
– Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
Selain itu Sampah yang tidak dikelola dengan baik ini akan menjadi bermacam-macam
fungsinya, Antara lain :
1. Sebagai sarana penularan penyakit. Hal ini timbul karena sampah basah (garbage) dapat
menjadi tempat bersarangnya dan berkembangbiaknya dari bermacam-macam Vektor
penularan penyakit. Vektor yang dimaksud adalah: lalat, Kecoak, nyamuk, dan
tikus(Achmad.2008).
Bab III
Metode penelitian
2.Prosedur kerja
Teknik interview ( wawancara) : teknik ini di lakukan untuk mendapatkan data primer maka
menggunakan teknik wawancara. wawancara yang pelaksanaanya di lakukan secara bebas dan
menggunakan pertanyaan –pertanyaan terbuka yang di lakukan sacara porpusive dengan
narasumber atau responden yang dalam hal ini adalah masyarakat lokasi penelitian.
Bab IV
Identifikasi Sampah : Mentabulasi sampah kedalam dua jenis sampah yaitu sampah
organik dan anorganik
2.Hasil wawancara
1. Nama : Bapak Rauf
Umur : 46 tahun
Pekerjaan : karyawan swasta
Hasil wawancara :
Jawab:
Menurut bapak masalah lingkungan yang dihadapi warga cukup terganggu dengan adanya
sampah yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
Jawab:
Dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-gatal dan
diare.Akibat bau sampah yang sampai di lokasi warga, dan ketika musim angin dan hujan
sampah ini sangat menyengat baunya.
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : pedagang
Hasil wawancara :
Jawab:
Menurut ibu masalah lingkungan yang di hadapi oleh masyarakat Medan, yaitu sudah tidak asing
lagi, sampah adalah masalah utama, yang akibatnya dirasakan juga oleh warga sekitar .
Umur : 32 tahun
Hasil wawancara :
Bagaimana dampaknya bagi kelangsungan hidup masyarakat setempat setelah terjadinya
masalah tersebut dan apakah mereka tidak pedulu akan sampah tersebut?
Jawab:
Menurut ibu, dampaknya banyak penduduk yang sering menderita penyakit sesak nafas, gatal-
gatal dan diare dan kurang nya kesadaran masyarakat setempat dengan adanya sampah dan
mereka hanya mengharapkan petugas kebersihan untuk membersihkan lingkungan ini.
Sampah merupakan suatu material yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang
memiliki fungsi yang tidak sama dari fungsi awal/semulanya .berdasarkan jenis nya sampah
dibedakan menjadi 2 macam yaitu:
1.Sampah Organik
Sampah organik yang banyak kami jumpai di jalan perjuangan adalah Daun,bungkus
rokok,tissue dan Koran yang mana sampah sangat berserakan di mana mana apalagi banyak
terdapat di god atau saluran air dan bahkan ada yang berserakan di sepanjang jalan.
2.Sampah Anorganik
Sampah anorganik yang banyak kami jumpai di jalan perjuangan adalah Plastik bungkus
makanan dan botol plastic yang mana sampah sangat berserakan di mana mana apalagi banyak
terdapat di god atau saluran air dan bahkan ada yang berserakan di sepanjang jalan.
Solusi yang dilakukan untuk menanggulangi sampah yang ada di jalan bubu/perjuangan
dilakukan dengan beberapa cara seperti:
1.Yang paling utama adalah kesadaran diri masing masing terhadap sampah.kita harus sadar
bahwa peran lingkungan atau pun kebersihan lingkungan sangan penting untuk kita terutama
buat kesehatan.
2.Dalam hal mengurangi sampah juga dapat dilakukan dengan saling mengingatkan kepada
sesame untuk membuang sampah pada tempat nya,dengan begitu tercipta lingkungan yang
bersih.
3.Kita dapat juga mengurangi sampah dengan memisahkan antara sampah organic dengan
sampah anorganik,untuk sampah organic kita dapat menanggulangi nya dengan cara melakukan
pengomposan terhadap jenis sampah ini sehingga frekuensi sampah pun sedikit.untuk sampah
anorganik dapat ditanggulagi dengan cara mewlakukan metode daur ulang.kita dapat
ditanggulangi dengan mengolah limbah limbah plastic atau pun botol minuman menjadi barang
barang ataupun sesuatu yang memiliki nilai ekonomis sehingga sampah menjadi berkurang.
2.Membuat spanduk –spanduk yang memuat kebersihan lingkungan supaya masyarakat sadar
sendiri
3.Kesadaran diri masing-masing akan pentingnya kebersihan lingkungan dan dengan begitu
sampah dapat berkurang
4.Saling mengingatkan antara satu dan lainnya akan bahaya sampah yang sangat mengancam
kesehatan kita.
Bab V
Penutup
1.Kesimpulan
Sampah merupakan masalah yang tak pernah terselesaikan hingga saat ini, meskipun beberapa
negara maju telah menindak tegas orang-orang yang suka membuang sampah sembarangan,
namun belum juga membuat para pembuang sampah sembarangan menjadi jera, apalagi dengan
negara berkembang yang sudah memiliki undang-undang yang jelas mengenai permasalah in
Tetapi masyarakat seolah-olah tidak peduli akan undang-undang ini meskipun ada larangan
“dilarang membuang sampah sembarangan” mereka (masyarakat) tidak memperdulikan larangan
tersebut dan hanya dipandang sebelah mata. Bahkan mereka seakan tidak takut akan bahaya yang
akan ditimbulkan dari pembuangan sampah secara sembarangan dan mereka hanya bisa
menuntut pemerintah jika masalah sudah terjadi seperti : banjir, Pencemaran air, Gangguan
Estetika bau menyengat yang ditimbulkan dari sampah,dll.
2.Saran
Sebagai warga yang peduli dengan lingkungannya hendaknya kita harus saling membantu
sesama untuk menanggulangi permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah. Dimulai dengan cara
membiasakan diri untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat sehingga membuat
lingkungan bersih dan nyaman.dan setidaknya mengurangi jenis penyakit yang dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit. memisahkan antara sampah organik dan sampah
anorganik merupakan hal yang baik untuk menanggulangi permasalahan sampah.Pengelolaan
TPA sebaiknya dilakukan secara tepat dan benar, sehingga tidak akan terjadi hal yang tidak
diinginkan.
Daftar pustaka
R,Soemandi.2008.Sampah.Jakarta:Gramedia