Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Sains ASEAN&Teknologi untuk Pembangunan


Vol 36, No 3, 2019, 91–96
DOI10.29037/ajstd.582
RISET

Simulasi Hunian Sementara Menuju Nilai Efektifitas OTTV dan Kenyamanan


Termal

Dyah Puspa Ayu1,*, Budi Prayitno2, dan Agus Hariyadi2

1Laboratorium Riset dan Eksperimen Berorientasi Objek Digital, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik,
Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281, Indonesia
2Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika No.2, Yogyakarta 55281, Indonesia

*Penulis yang sesuai:dyah.puspa.ayu@gmail.com

KATA KUNCI ABSTRAKIndonesia rawan terhadap berbagai bencana alam, salah satunya adalah gempa bumi. Gempa bumi
Tempat penampungan sementara merugikan kehidupan manusia, antara lain menyebabkan hilangnya tempat berlindung. Oleh karena itu,
Fase transisi korban gempa membutuhkan bantuan dasar berupa tempat tinggal yang disediakan pemerintah Indonesia
Bahan pada masa transisi tanggap darurat. Beberapa inovasi dalam penyediaan tempat penampungan sementara
OTTV muncul dari segi pengemasan dan bongkar muat yang cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji nilai
Kenyamanan termal efektif energi OTTV (overall thermal transfer value), perbedaan suhu ruangan, dan kenyamanan termal pada
Belalang hunian sementara eksisting. Nilai OTTV dan kenyamanan termal disesuaikan dengan iklim tropis lembab
Indonesia yang memiliki kisaran suhu 24–30°C dan kelembaban udara 75%. Tempat penampungan sementara
disimulasikan dengan software Rhinoceros dan Grasshopper. Simulasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap
pertama melakukan simulasi material shelter sementara dan tahap kedua melakukan simulasi sesuai standar
yang telah ditentukan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa nilai efektif OTTV dengan penggunaan shelter
berbahan dasar styrofoam memberikan nilai 27,63 W/m2dengan penurunan hingga 4,70 W/m2, dan suhu turun
menjadi 2–3°C.

© Penulis 2019. Artikel ini didistribusikan di bawah aCreative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasionallisensi.

1. PERKENALAN pemasangan hunian sementara yang cepat, efisien, dan efektif, serta
mengutamakan penggunaan bahan yang dapat digunakan kembali (Affisa
Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang
dan Djunaedi 2014;Mahira dan Hignasari 2018;Santoso dkk. 2016).
diakibatkan oleh gerakan tektonik (Boen 2016). Indonesia
Permasalahan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai
merupakan negara yang memiliki potensi gempa bumi, dan
efektif energi OTTV (overall thermal transfer value) dan nilai
telah mengalami 143 kali gempa sejak tahun 2009–2018,
kenyamanan termal material shelter sementara yang disesuaikan
sebagaimana dijelaskan oleh Badan Nasional
dengan karakteristik iklim di Indonesia. Nilai optimal OTTV dan
Penanggulangan Bencana (BNPB).
kenyamanan termal dilakukan dengan simulasi menggunakan
Kerusakan akibat gempa bumi sangat merugikan lingkungan,
Rhinoceros dan Grasshopper sebagai alat bantu analisis. Gunakan
salah satunya adalah hilangnya tempat tinggal dan mengharuskan
software ini untuk membantu analisis dengan menggunakan
korban tinggal di tenda pengungsian (Rizal dan Tavio 2014). Tempat
model hunian sementara dengan membandingkan hasil model
tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, oleh karena itu
hunian sementara yang telah ditentukan untuk melihat nilai
bantuan untuk membangun tempat tinggal membutuhkan waktu
efektif OTTV dan kenyamanan termal.
yang tidak sebentar. Korban yang terlalu lama berada di tenda
pengungsian akan berdampak buruk bagi psikisnya, oleh karena itu
pada tahap tanggap darurat diperlukan tempat penampungan 2. BAHAN-BAHAN DAN METODE-METODE
sementara (Akhmad dan Fahruddin 2008;Mahira dan Hignasari 2018;
2.1 Pengambilan sampel data
Rizal dan Tavio 2014). Karena fungsi utama tenda pengungsian hanya
berfungsi sebagai tenda darurat sementara (Santoso dkk. 2016). Sampel hunian sementara diambil dari beberapa literatur
Tempat penampungan sementara memiliki masa tinggal 12 bulan yang telah membahas hunian sementara dengan melihat
sampai dengan 18 bulan (Affisa dan Djunaedi 2014). variabel dan indikator yang telah ditentukan dan dicatat
seperti pada Tabel1.
Bantuan hunian sementara pada tahap pascabencana di Selain itu, sampel juga dilihat dari standar yang ditetapkan oleh
Indonesia sudah banyak dilakukan, salah satunya bantuan hunian BNPB dan UNHCR yang memberikan persyaratan keamanan,
sementara di Gondang. Tempat penampungan sementara menjamin privasi, berukuran 3m2per orang, dan ruang minimum 18 m
menggunakan bahan bambu (Putro dan Roychansyah 2012). 2yang dapat menampung 4-5 orang. Pendistribusian tempat
Inovasi hunian sementara telah dilakukan dalam hal kepraktisan penampungan sementara setidaknya dapat dilakukan dengan
hunian tersebut, dengan tujuan menggunakan truk bak terbuka.

Sebuah jurnal dariKomite ASEAN untuk Sains dan Teknologi CETAK ISSN0217-5460ISSN ONLINE2224-9028 www.ajstd.org
Sample H merupakan hunian sementara by cmax shelter
TABEL 1.Variabel dan indikator pemilihan sampel hunian sementara.
yang memiliki konsep tenda dan trailer, rumah yang dapat
dipindahkan dan dibangun dimana saja. Modul yang digunakan
Variabel Indikator berukuran 3 m. Karena sistem pengemasan lipat maka volume
Efektif dan efisien Cepat, ringan
hunian yang dihasilkan adalah 9 m3per unit. Sampel H dapat
dirakit dalam 11 menit dengan dua aplikator dewasa (Per 2014).
Ekonomis Pra-fabrikasi, bahan
Daya tahan distribusi
2.2 Contoh analisis nilai OTTV
Keamanan Kuat/awet
Sistem Modular (koneksi) OTTV (overall thermal transfer value) adalah nilai perpindahan panas
keseluruhan dengan menunjukkan hasil pemulihan panas yang
disebabkan oleh penyinaran matahari pada setiap nilai per meter
persegi luas dinding (Satwiko 2009). Standar OTTV di Indonesia sejak
MEJA 2.Memilih sampel tempat tinggal sementara.
tahun 2011 ditetapkan sebesar 35 W/m2(Hariyadi dkk. 2017;Setiani
Sampel Lebar (m2) Distribusi Kapasitas dkk. 2017). Standar OTTV bertujuan untuk memberikan dampak pada
penggunaan energi untuk mencegah penggunaan energi yang
A 12 Menjemput 4 orang
berlebihan (Setiani dkk. 2017).
B 18.91 Truk pickup 5 orang
Penggunaan analisis OTTV bertujuan untuk mengetahui
C 18 Truk 4 orang
nilai energi optimum pada sampel shelter sementara dengan
D 19.44 - 1–3 orang mengetahui nilai WWR (window to wall ratio) dan karakteristik
e 32.4 - 4–6 orang material yang digunakan pada sampel shelter sementara.
F 38.88 - > 7 orang Rumus OTTV adalah sebagai berikut (Persamaan1).
G 115.93 - 2 keluarga inti

H 21 Pick up, truk, kapal, pesawat 5 orang OTTVN=α{AS(1−WWR)}.∆Tpersamaan+ (SC)(WWR)(SF)W/m2


SAYA 14.76 Truk kontainer 4 orang (1)
J 35 - 5 orang
Untuk nilai WWR dan nilai karakteristik material pada
sampel A, B, C, dan H dipilih seperti pada Tabel3.
Nilai WWR (window to wall ratio) dan nilai karakteristik material
Dari hasil literatur ditemukan 10 sampel hunian diperlukan untuk menjalankan simulasi eksperimen menggunakan
sementara yang memenuhi variabel dan indikator (Tabel2). Rhinoceros dan Grasshopper dengan menambahkan plugin
Kemudian dipilah lagi sesuai dengan kriteria standar luasan, EnergyPlus, Ladybug, dan Honeybee (Tabel4).
daya tampung, sebaran hunian sementara, dan sistem
pengemasan hunian sementara menggunakan maket skala
1:50. Hal ini dilakukan untuk melihat dimensi hunian 2.3 Contoh analisis kenyamanan termal
sementara dan tingkat efektifitas pembuatan hunian Kenyamanan termal di tempat penampungan itu penting. Hal tersebut
sementara. Setelah melakukan metode ini, didapatkan empat ditentukan dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kenyamanan
sampel tempat tinggal sementara yang telah sesuai dengan termal, seperti suhu udara, kecepatan angin, kelembaban udara, suhu
standar minimum tempat tinggal sementara. ruangan rata-rata, aktivitas manusia, dan pakaian yang digunakan.
Sample A adalah tempat penampungan sementara yang Kenyamanan termal ruang dapat dibentuk dengan menggunakan
dirancang untuk dirakit dan dibongkar dengan cepat dalam ventilasi alami (ventilasi silang) dan ventilasi buatan. Tapi ventilasi
waktu dua jam oleh enam orang aplikator. Sampel A termasuk buatan akan menambah nilai biaya dan energi di dalam ruangan (
dalam pemilihan karena sistem pengemasan dan penggunaan Satwiko 2009).
bahan diperhitungkan. Menggunakan bahan yang ringan, tahan Kenyamanan termal di daerah tropis dan lembab
lama, kuat, dan anti karat (Santoso dkk. 2016). berbeda. Suhu tropis berkisar antara 23,3–29,4°C dengan
Sampel B memiliki braket dengan sistem sambungan yang kelembapan 30–70% (Ollay 2015). Sedangkan pada daerah
diperkuat baut pada rangkanya. Penggunaan material yang ringan tropis lembab suhu berkisar antara 27–32°C dengan batas
memberikan nilai tambah bagi sampel B. Konsep hunian sementara 24°C < T < 26°C dan pada suhu 24°C dapat dikatakan sejuk
sampel B adalah salah satu bangunan portable dengan ukuran 3,05 m dengan kelembaban 40% < RH < 60% (Satwiko 2009). Kisaran
×6,20 m, yang dapat menampung lima orang (Irwan dkk. 2016). suhu Jakarta adalah antara 24°C dan 30°C (Karyono 2013)
Sampel C adalah tempat penampungan sementara di Korea. dengan kelembapan 75% (Hariyadi dkk. 2017).
Hunian sementara ini dapat berfungsi lebih dari enam bulan setelah Profesor PO Fanger telah membuat skala PMV (predicted
dibangun. Serta menggunakan material yang dapat difabrikasi seperti mean value) untuk menentukan nilai kenyamanan pada suatu
material berbahan dasar logam, memiliki ukuran hunian 18 m2(Bulan ruangan, yaitu (−3) dingin dan (+3) panas (Satwiko 2009). PMV
dan Lee 2007). merupakan nilai indikator estimasi kondisi nyaman untuk res-

TABEL 3.Bahan sampel hunian sementara dan nilai WWR.

Sampel Bahan Area bukaan (m2) Luas dinding (m2) WWR (%)

Dinding Lantai Atap

A EPS (Styrofoam) EPS (Styrofoam) EPS (Styrofoam) 0,98 39.2 2.5


B Plastik (polipropilena) Plastik (polipropilena) Plastik (polipropilena) 2.54 59.52 4.3
C Komposit logam Kayu lapis Logam (galvanis) 5.408 63 8.6
H Selaput Plastik (polipropilena) Selaput 0,84 60 1.4

92 Ayu dkk.
TABEL 4.Nilai karakteristik bahan sampel hunian sementara.

Bahan Ketebalan (m) Kekasaran Konduktivitas (W/mK) Kepadatan (kg/m3) Panas spesifik (J/mK)

EPS 0,03 Sedang halus 0,033 8 1170


EPS 0,07 Sedang halus 0,033 8 1170
Plastik 0,1 Mulus 0,2 900 1925
Kayu lapis 0,018 Sedang halus 0,15 600 750
Galvanis 0,0005 Kasar 15.1 7135 390
Komposit logam 0,005 Kasar 15.1 7850 450
Selaput 0,0005 Mulus 0,15 876 1900

idents saat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan PPD yang ditampilkan adalah nilai terendah untuk setiap simulasi dan
(prediksi persentase ketidaknyamanan) (Karyono 2013). posisi hunian sementara yang memiliki nilai terendah. Simulasi
diasumsikan menggunakan AC (air conditioner) dan kaca silau
pada setiap sampel shelter sementara. Hal ini dilakukan untuk
3. HASIL DAN PEMBAHASAN mengetahui penggunaan energi dan perbedaan nilai temperatur
3.1 Simulasi tahap pertama pada sampel penampungan sementara.
Hasil simulasi selanjutnya adalah PMV overheated yang menampilkan
Sampel hunian sementara terpilih akan disimulasikan pada tahap kenyamanan visual pada hunian sementara berdasarkan material yang
pertama menggunakan Rhinoceros dan Grasshopper. Untuk digunakan pada masing-masing sampel.
mengetahui nilai efektif OTTV ditambahkan plugin pada program
Grasshopper yaitu Honeybee. Karena sampel A memiliki panjang 3.2 Simulasi tahap kedua
12 m2, analisis sampel A dilakukan dengan memodifikasinya
menjadi 18m2sehingga dimensinya sesuai dengan standar
Simulasi tahap kedua dilakukan untuk mengetahui nilai
minimum yang ditentukan oleh undang-undang dan UNHCR.
efektif energi, OTTV, dan kenyamanan termal secara akurat.
Keakuratan nilai OTTV akan dilihat menggunakan enam arah yang
Simulasi tahap kedua masih menggunakan Rhinoceros dan
berbeda, utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, dan barat
Grasshopper, namun sampelnya dipersempit menjadi hanya
(Gambar1). Simulasi akan diproses dalam waktu satu tahun dan
dua sampel penampungan sementara. Meja7 menunjukkan
dilakukan pembandingan menggunakan material standar untuk
skenario simulasi tahap kedua.
mengetahui perbedaan nilai yang dihasilkan.
Skenario simulasi adalah sampel terpilih dengan luas
hunian mendekati standar yaitu 18 m2. Bahan yang
Hasil perhitungan simulasi energi yang dihasilkan oleh
digunakan hanya 3 dari 4 bahan yang ada. Bahan membran
kedua nilai OTTV pada keempat sampel hunian sementara
tidak digunakan karena sifat bahan membran yang tidak
adalah sebagai berikut.
dapat meredam panas dengan baik. Sampel A yang telah
Setiap sampel akan disimulasikan dengan memasukkan
dimodifikasi juga dimasukkan dalam simulasi tahap kedua
bahan ke masing-masing sampel. Misalnya sampel A akan
sebagai pembanding. Selain memperhatikan luasan, kami
menerima material dari sampel B, C, dan H. Perbandingan
juga melihat nilai WWR di setiap sampel hunian sementara.
dilakukan dengan mencari nilai ETTV (envelope thermal
Berikut adalah hasil simulasi tahap kedua.
transfer value) untuk mengetahui perbedaan nilai optimum
antara OTTV dan ETTV pada masing-masing material. Selain
Putaran kedua simulasi tahap kedua dilakukan untuk
mensimulasikan nilai energi optimum, dilakukan simulasi
memperkuat hasil simulasi. Simulasi dilakukan sesuai dengan
untuk menentukan nilai perbedaan temperatur indoor dan
skenario pada tahap kedua. Hasil nilai OTTV, beda suhu, dan
outdoor dengan kriteria yang sama yaitu setiap sampel
PMV overheat adalah sebagai berikut.
shelter sementara menerima semua material. Nilai

3.3 energi OTTV


Terdapat perbedaan hasil antara simulasi energi tahap pertama
dan kedua. Pada tahap pertama, nilai OTTV pada sampel hunian
sementara A (18 m2) memiliki nilai OTTV terendah sebesar 18,87
W/m2, sedangkan sampel B mencapai 47,62 W/m2(Meja5). Hal ini
menunjukkan bahwa sampel B yang menggunakan bahan plastik
(polypropylene) tidak memenuhi standar yang ditetapkan.

Pada saat simulasi dilakukan dengan mengaplikasikan


material pada semua sampel shelter sementara, diperoleh nilai
OTTV terendah dari penggunaan material EPS berbasis
Styrofoam, dengan orientasi ke barat pada sampel A, dan ke arah
selatan pada sampel B, C, dan H. Namun, sampel B mengalami
penurunan dari 47,62 W/m2menjadi 46,32 W/m2, namun masih
belum mencapai standar yang ditentukan yaitu 35 W/m2.
Simulasi tahap kedua dilakukan dengan dua skenario,
menunjukkan perbedaan yang signifikan antara simulasi
GAMBAR 1.Arah bukaan pada shelter sementara sesuai dengan arah mata tahap pertama dan kedua. Khusus pada sampel C, energinya
angin. turun menjadi 4,70 W/m2ketika bahan EPS

ASEAN J SCI TECHNOL DEV 36(3): 91–96 93


TABEL 5.Hasil simulasi nilai energi OTTV dari sampel hunian sementara.

Bahan Sampel Simulasi energi (kWh/m2) WWR (%) OTTV (W/m2)

N KEBUTUHAN W N NE e SE S W

A EPS 455.2 455.0 448.8 452.5 451.1 440.5 2.5 36,92 34,99 31,06 34,99 36,81 24,21
Standar 767.0 772.4 773.5 770.2 763.8 771.2 2.5 42,98 41,05 37,11 41,10 42,91 30,27
A (18 m2) EPS 415.0 418.2 417.2 416.6 412.2 411.7 1.94 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87
Standar 709.8 721.0 728.9 719,7 707,7 727.4 1.94 33,35 31,79 28,66 31,84 33,29 23,32
B Plastik 616.6 628.7 638.3 626,7 613,7 640.7 4.3 49,08 50,36 50,61 48,68 47,62 50,68
Standar 741.9 757.8 770.9 757,3 740,8 772.5 4.3 51,36 52,56 52,74 50,91 49,11 58,32
C Logam 986,4 1017,4 1044,9 1019,9 986,4 1045,0 8.6 34,09 39,47 46,13 39,53 34,08 44,57
gabungan
Standar 793,4 816,3 836.4 817.4 793.4 836.3 8.6 33,57 39,05 44,32 40,13 33,56 46,93
H Selaput 873.1 902.8 929.4 904.5 872.3 929.9 1.4 18,36 19,33 19,58 17,58 16,03 19,65
Standar 706.3 721.4 734.3 720.8 705.2 735.8 1.4 15,63 15,01 17,28 13,73 13,32 17,31

ditempatkan di tempat penampungan sementara (Tabel8). Sedangkan menunjukkan bahwa suhu bagian dalam mencapai 28,5°C
pada simulasi selanjutnya (Tabel9), sampel B menurun menjadi 3,60 W/m2 dan di luar 29,35°C, memiliki selisih 0,85°C.
dari simulasi sebelumnya (Tabel8). Hal ini menunjukkan bahwa Hasil simulasi tahap kedua putaran kedua menunjukkan
material EPS memberikan pengaruh dalam hal energi yang digunakan hal yang sama pada simulasi sebelumnya. Sampel B turun
pada sampel shelter sementara. menjadi 0,85°C dan sampel C turun menjadi 0,95°C. Hasil dari
simulasi tahap pertama dan kedua untuk bahan EPS memiliki
3.4 Perbandingan suhu udara dalam dan luar ruangan nilai yang berada pada kisaran suhu wilayah Jakarta, karena
kisaran suhu yang dihasilkan oleh bahan EPS antara 27,9–
Hasil simulasi perbedaan suhu udara dalam dan luar
29,79°C.
ruangan, menggunakan referensi lokasi di Jakarta, Indonesia,
yang memiliki rentang suhu 24–30°CKaryono(2013).
3.5 Kenyamanan termal (PMV yang terlalu panas)
Dijelaskan pada Tabel6bahwa sampel hunian sementara yang
menggunakan bahan EPS memiliki perbedaan suhu suhu Hasil visual dari PMV yang terlalu panas pada simulasi tahap pertama
udara di dalam dan di luar hingga 2–3°C. Dengan orientasi (Gambar2) menunjukkan bahwa sampel tempat tinggal sementara A
hunian menghadap ke barat untuk sampel A dan selatan yang menggunakan bahan EPS memiliki nilai 44,17% dan hasil visual
untuk sampel B, C, dan H. Material plastik (polypropylene) hanya sedikit bercak merah. Hal ini menunjukkan bahwa sampel A
memiliki perbedaan hingga 0,55–1,14°C. Nilai temperatur lebih nyaman untuk ditempati sebagai tempat tinggal sementara.
logam komposit dan membran tidak memiliki hasil yang Ketika sampel A dimodifikasi menjadi 18 m2nilai PMV turun 0,74%
signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu di dengan hasil visual yang lebih putih dibandingkan saat memiliki luas
dalam tempat penampungan sementara lebih panas 12 m2. Berbeda dengan hunian sementara sampel B yang
dibandingkan dengan suhu di luar ruangan. menggunakan bahan plastik (polypropylene) menunjukkan nilai
Pada simulasi tahap kedua dilakukan dengan skenario tertinggi sebesar 68,38% pada posisi orientasi timur, dan
(Tabel7), hal ini menunjukkan suhu di dalam ruangan turun menunjukkan visual berwarna merah. Melihat indikator maksimum
menjadi 0,96°C antara suhu di dalam dan di luar pada sampel sebesar 70,70%, dan sampel B hampir mencapai angka tersebut,
B. Jika dibandingkan dengan hasil simulasi tahap pertama, menunjukkan bahwa sampel B tidak nyaman untuk dijadikan tempat
sampel tempat tinggal sementara dengan bahan logam tinggal sementara di daerah tropis lembab.
komposit memiliki perbedaan suhu. , dan suhu di luar lebih Simulasi tahap kedua dilakukan dengan skenario (Tabel7)
tinggi daripada di dalam. Meja6 menunjukkan hasil yang berbeda dari simulasi tahap pertama

TABEL 6.Hasil simulasi nilai energi dan suhu OTTV dengan memasukkan material ke dalam masing-masing sampel tempat tinggal sementara.

Sampel Posisi orientasi EPS Plastik Komposit logam Selaput

OTTV Suhu. (°C) OTTV Suhu. (°C) OTTV Suhu. (°C) OTTV Suhu. (°C)

A Barat 24.21 Di dalam 27.12 26.03 Di dalam 29.05 31.71 Di dalam 29.82 33.14 Di dalam 29.98

24.21 Keluar 30.37 26.03 keluar 30.19 31.71 Keluar 29.49 33.14 Keluar 29.79

A (18 m2) Barat 18.87 Di dalam 27.10 20.12 Di dalam 29.09 24.49 Di dalam 29.84 25.70 Di dalam 29.99

18.87 Keluar 30.39 20.12 Keluar 30.29 24.49 Keluar 29.50 25.70 Keluar 29.79

B Selatan 46.32 Di dalam 27.24 47.62 Di dalam 28.90 49.51 Di dalam 29.42 50.63 Di dalam 29.55

46.32 Keluar 29.46 47.62 Keluar 29.45 49.51 Keluar 28.94 50.63 Keluar 29.16

C Utara selatan 30.59 Di dalam 27.53 31.46 Di dalam 29.14 34.08 Di dalam 29.62 35.05 Di dalam 29.78

30.59 Keluar 29.73 31.46 Keluar 29.68 34.08 Keluar 29.14 35.05 Keluar 29.37

H Selatan 9.38 Di dalam 27.02 10.38 Di dalam 29.12 14.92 Di dalam 29.93 16.03 Di dalam 30.09

9.38 Keluar 30.84 10.38 Keluar 30.15 14.92 Keluar 29.71 16.03 Keluar 30.05

94 Ayu dkk.
TABEL 7.Skenario simulasi tahap kedua.

Sampel Lapisan WWR (%) Bahan dinding

Tahap 1 Tahap 2

A (18 m2) 1.94 Keluar EPSA EPSA


1.94 Di dalam EPSA EPSA
B 4.3 keluar PlastikB EPSA
4.3 Di dalam EPSA PlastikB
C 8.6 Keluar Komposit logam EPSA
8.6 Di dalam EPSA Komposit logam

AStyrofoam,BPolipropilena.
Catatan: Sampel shelter sementara A tidak mengalami penambahan
material dinding baik di bagian luar maupun di dalam.

lasi. Hasil yang ditampilkan secara visual menunjukkan adanya


penurunan ketika material plastik (polypropylene) digabungkan
GAMBAR 2.Hasil simulasi PMV overheat untuk setiap sampel shelter sementara,
dengan material EPS. Menghadap pada posisi arah timur yang nilai yang dihasilkan pada simulasi berkisar antara 44,25–70,70%.
sama, sampel B yang menggunakan bahan plastik
(polypropylene) menghasilkan nilai sebesar 57,58%, mengalami
penurunan sebesar 10,8%. Sampel juga menunjukkan bercak
putih muncul di area dekat bukaan (Gambar3).
Berbeda dengan hasil visual (Gambar4), ketika bahan EPS
ditempatkan di bagian luar, diposisikan menghadap ke arah
timur, sampel B menunjukkan warna merah yang seragam. Ini
memiliki nilai yang sama pada simulasi tahap pertama yang
hanya menggunakan bahan plastik (polypropylene). Hasil yang
dihasilkan mencapai 60,04% dengan batas indikator 51,69–
58,77%. Melihat hasil tersebut, material EPS cocok ditempatkan
sebagai lapisan pertama dan kemudian lapisan kedua dari plastik.
Hasil simulasi PMV overheat antara simulasi tahap
pertama dan kedua menunjukkan bahwa material EPS dapat GAMBAR 3.Hasil PMV overheat pada putaran pertama simulasi tahap
berdiri sendiri sebagai dinding penutup, dan dapat digunakan kedua, nilai yang dihasilkan pada simulasi berkisar antara 44,25–70,70%.
sebagai insulasi pada interior hunian sementara, karena
memiliki sifat meredam panas. Selain jenis material yang
digunakan, jumlah bukaan dan ukuran bukaan (WWR) yang
digunakan juga akan mempengaruhi hasil kenyamanan pada termasuk dalam kisaran suhu rata-rata iklim tropis lembab
ruang hunian sementara. Indonesia dan dapat menurunkan suhu ruangan antara 2–
3°C. Dari hasil visual dan persentase overheated PMV,
material EPS dapat meredam panas dengan baik.
4. KESIMPULAN
Pada simulasi tahap pertama diterapkan hunian
Hasil simulasi dengan menggunakan program Rhinoceros and sementara dengan penggunaan material menunjukkan
Grasshopper yang diterapkan pada sampel hunian sementara bahwa hunian sementara nyaman untuk ditinggali, dengan
menunjukkan nilai energi OTTV efektif terhadap EPS yaitu 27,63 W/m2. sedikit bercak merah dan didominasi warna putih, mencapai
Pada simulasi tahap kedua EPS memberikan dampak sebagai dinding nilai 44,17% dengan indikator sebesar 44,25–70,70%. Pada
penyekat dan dapat mereduksi energi hingga 4,70 W/m2Oleh karena simulasi tahap kedua dengan indikator yang sama bahan EPS
itu, material EPS cenderung mengurangi penggunaan energi pada berperan baik saat disekat atau berada di samping hunian,
hunian sementara dan masuk dalam standar OTTV yang ditentukan. karena memberikan dampak nyaman dengan tanda merah
Tidak hanya nilai OTTV, perbedaan suhu di dalam dan di luar tempat menjadi lebih mudah dan hasil persentase menunjukkan
penampungan sementara berkisar antara 27,90–29,79°C, yang penurunan mencapai 9,12% pada sampel B dan 3,69% pada
menunjukkan bahwa EPS meningkat. sampel C dibandingkan dengan hasil simulasi tahap pertama.

TABEL 8.Putaran pertama hasil simulasi kedua nilai OTTV dan suhu pada sampel shelter sementara.

Bahan Sampel OTTV (W/m2) Suhu (°C)

N NE e SE S W N NE e SE S W

A EPS 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Di 27,26 27,26 27,26 27,22 27,20 27,10
EPS 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Keluar 30,47 30,48 30,48 30,46 30,44 30,39
B Plastik, EPS 48,76 50,06 49,83 48,38 46,51 50,41 Dalam 28,54 28,62 28,67 28,60 28,51 28,69
Plastik, EPS 48,76 50,06 49,83 48,38 46,51 50,41 Keluar 29,50 29,53 29,52 29,51 29,47 29,54
C Komposit logam, EPS 29,38 35,06 40,46 35,13 29,38 0,63 Dalam 28,50 28,67 28,80 28,67 28,50 28,81
Komposit logam, EPS 29,38 35,06 40,46 35,13 29,38 0,63 Keluar 29,35 29,44 29,51 29,45 29,35 29,51

ASEAN J SCI TECHNOL DEV 36(3): 91–96 95


TABEL 9.Putaran kedua hasil simulasi kedua nilai OTTV dan suhu pada sampel shelter sementara.

Bahan Sampel OTTV (W/m2) Suhu (°C)

N NE e SE S W N NE e SE S W

A EPS 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Di 27,26 27,26 27,26 27,22 27,20 27,10
EPS 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Keluar 30,47 30,48 30,48 30,46 30,44 30,39
B EPS, plastik 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Di 28,74 28,81 28,86 28,78 28,70 28,88
EPS, plastik 28,83 27,29 24,21 27,30 28,75 18,87 Keluar 29,55 29,62 29,61 29,60 29,55 29,62
C EPS, komposit logam 28,51 34,15 39,57 34,21 28,51 39,59 Di 28,59 28,76 28,90 28,76 28,59 28,90
EPS, komposit logam 28,51 34,15 39,57 34,21 28,51 39,59 Keluar 29,54 29,64 29,70 29,64 29,54 29,70

Hariyadi A, Fukuda H, Ma Q. 2017. Efektifitas dari


desain parametrik 'Sudare' buta sebagai naungan eksternal
untuk efisiensi energi dan kualitas visibilitas di Jakarta. Archit
Eng Des Manage. 13(5):384–403. doi:10.1080/17452007 .
2017.1296811.
Irwan M, Ekasiwi SNN, Bararatin K. 2016. Bangunan porta-
bel sebagai solusi kebutuhan hunian temporer yang
layak huni [Bangunan portable sebagai solusi kebutuhan
hunian sementara]. Jurnal Sains dan Seni ITS. 5(2). doi:
10.12962/j23373520.v5i2.19043.
Karyono TH. 2013. Arsitektur dan kota tropis dunia ketiga:
GAMBAR 4.Hasil PMV overheat pada simulasi tahap kedua putaran kedua, suatu bahasan tentang Indonesia [Arsitektur dan kota
nilai yang dihasilkan pada simulasi berkisar antara 44,25–70,70%. tropis dunia ketiga: diskusi tentang Indonesia]. Depok:
Rajawali Pers.
Mahira ED, Hignasari V. 2018. Konsep mandala pada rancan-
lasi. Serta penambahan atau kombinasi material panel sandwich EPS gan limbah kontainer untuk hunian sementara korban
pada sampel shelter sementara dapat memberikan dampak yang bencana alam di Bali [Konsep mandala dalam
efektif terhadap nilai OTTV dan PMV. Rata-rata nilai OTTV dapat perancangan kontainer limbah untuk pemukiman
mereduksi hingga 3,93 W/m2dan kenyamanan PMV hingga 9,08%, dan sementara korban bencana alam di Bali]. Vitruvian.
mempengaruhi suhu dalam ruangan hingga 1,37°C. 7(2):77–86. Moon JI, Lee SH. 2007. Kajian Metode Perencanaan
Analisis simulasi ini dilakukan dengan membandingkan material tempat tinggal sementara untuk pengungsi setelah bencana:
yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan nilai efektif difokuskan pada tempat tinggal sementara di Korea. JAABE.
terhadap material yang digunakan pada masing-masing hunian 6(2):251–258. doi:10.3130/jaabe.6.251.
sementara. Hasil data dan analisis yang dilakukan peneliti dapat Olglay V. 2015. Desain dengan iklim: pendekatan bioklimatik
digunakan sebagai validasi dan pemodelan hunian sementara pada regionalisme arsitektur. New Jersey: Princeton University
tahap selanjutnya. Press.
Pero J. 2014. Perumahan pengungsi. Mech Eng-CIME.
136(1):10.
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Putro HP, Roychansyah MS. 2012. Pembangunan huntara
Artikel ini merupakan hasil penelitian tesis Program Magister pascabencana Merapi di Kabupaten Sleman
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. Terima [Pembangunan shelter pasca bencana Merapi di
kasih juga kepada seluruh civitas akademika Universitas Kabupaten Sleman] [disertasi]. [Yogyakarta]: Universitas
Gadjah Mada. Gadjah Mada.
Rizal FF, Tavio TT. 2014. Desain Permodelan Sambungan
beton precast pada perumahan tahan gempa di
REFERENSI
Indonesia berbasis knockdown system [Perancangan
Affisa FS, Djunaedi A. 2014. Efektivitas sementara pemodelan sambungan beton pracetak pada perumahan
Kawasan Perumahan Sebagai Media Pemulihan Pasca tahan gempa di Indonesia berbasis sistem knockdown].
Bencana Merapi 2010 Studi kasus Perumahan Sementara Jurnal Teknik ITS. 3(1):C1–C4. doi:10.12962/J23373539.V
Plosokerep, Gondangpusung, Banjarsari, dan 3I1.5496.
Gondanglegi [disertasi]. [Yogyakarta]: Universitas Gadjah Santoso WE, Felecia F, Panjaitan TWS. 2016. Pembuatan
Mada. prototipe hunian sementara untuk pengungsi di
Akhmad AG, Fahruddin PA. 2008. Disain rumah ting- Indonesia [Membuat prototipe perlindungan sementara
gal konstruksi “knock down” (tinjauan khusus untuk pengungsi di Indonesia]. Jurnal Titra. 4(2):235–242.
penggunaan prefabrikasi lokal) [”Knock down” konstruksi Satwiko P. 2009. Fisika bangunan [Fisika Bangunan]. Yo-
desain tempat tinggal (tinjauan khusus penggunaan jakarta: Andi.
prefabrikasi lokal)]. Jurnal SMARTek. 6(1):18–28. Setiani AN, Harani AR, Riskiyanto R. 2017. Perhitungan Over-
Boen T.2016. Belajar dari kerusakan akibat gempa bumi: semua Thermal Transfer Value (OTTV) pada selubung
bangunan tembokan nir-rekayasa di Indonesia [Belajar bangunan [Perhitungan Overall Thermal Transfer Value
dari kerusakan bangunan tembok akibat gempa tanpa (OTTV) pada selubung bangunan]. Arsir. 1(2):100–109. doi:
rekayasa di Indonesia]. Yogyakarta: UGM Press. 10.32502/arsir.v1i2.879.

96 Ayu dkk.

Anda mungkin juga menyukai