Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

(Study Kasus Pengukuran Kinerja Perusahaan Daerah Arir Minum (PDAM)


Berdasarkan Value For Money di Kecamatan Wongsorejo)

Disusun Oleh Wacana (Wanita Cantik dan Mempesona)


Maulindayatun Nadia 32202539
Hesti Firnanda Sari 32202512

FAKULTAS EKONOMI
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
TAHUN AJARAN 2022/2023
PEMBAHASAN

Pengukuran kinerja sektor publik merupakan sistem yang bertuan untuk membantu
manajer publik dalam pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial.
Pengukuran kinerja biasanya melalui proses menganalisa tingkat keberhasilan suatu kelompok
kerja, program atau usaha organisasi dengan membandingkan data aktual dan perencanaan.
Pengukuran kinerja adalah bagian dari sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(SAKIP). SAKIP adalah serangkaian sistem sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan
prosedur yang dirancang untuk penetapan dan pengukuran dan pelaporan kinerja pada instansi
pemerintah. Pengukuran kinerja merupakan suatu hal yang penting bagi suatu organisasi baik
pemerintah maupun swasta sebagai alat dalam meningkatkan pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan tersebut. Oleh sebab itu kami mengambil judul Pengukuran Kinerja Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Berdasarkan Value For Money di Kecamatan Wongsorejo.
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat vital dan mutlak diperlukan oleh semua
makhluk hidup terutama manusia. Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak mungkin
terlepas dari kebutuhannya akan air. Karena itulah penyediaan air bersih sangat diperlukan
untuk keperluan konsumsi. Perusahaan Daerah Air Minum yang merupakan kepanjangan
PDAM adalah salah satu unit usaha milik daerah, yang yang bergerak dalam distribusi air
bersih bagi masyarakat umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya
di seluruh Indonesia. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM merupakan perusahaan
daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparat-aparat
eksekutif maupun legislatif daerah.
Banyak masyarakat di daerah Wongsorejo yang menerima jasa pelayanan dari
Perusahaan Daerah Air Minum. Dalam hal ini kita tidak hanya melihat dari segi pemberian jasa
atau layanan terhatap publik saja tetapi ada aspek lain yang harus diukur dalam Perusahaan
Daerah Air Minum. Untuk mengukur kinerja dari PDAM Wongsorejo penulis menggunakan
pendekatan dengan metode Value For Money.
Melalui konsep value for money memberikan informasi berupa indikator apakah
anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan nilai tertentu bagi masyarakatnya. Melalui
metode value for money, selain penilaian finansial, terdapat pula penilaian kinerja yang bersifat
non finansial, yaitu penilaian pada kualitas pelayanan dengan memperhatikan kualitas yang
konsisten, yakni memenuhi ekspektasi pelanggan sasaran. Value for money merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu
ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
1. Ekonomis : yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang
terendah. Memberikan harga yang terendah kepada masyarakat, agar masyarakat dapat
merasakan kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.
2. Efisiensi : yaitu melakukan pekerjaan secara cepat dan akurat sehingga efektivitas kinerja
sesuai dengan yang diharapkan. Maksudnya adalah suatu pekerjaan yang di lakukan oleh
pegawai PDAM mencapai hasil pekerjaan sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal
mutu maupun hasilnya. Sehingga efisiensi dapat terlaksana dengan baik dan kepuasan
masyarakat dapat terpenuhi
3. Efektivitas : yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan
secara sederhana, sehingga strategi yang dilakukan oleh PDAM mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu melaksanakan pembangunan daerah dan membangun ekonomi nasional
dengan menyediakan air minum yang bersih dan sehat.
Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) dikecamatan Wongsorejo dituntut untuk tidak
sekedar melakukan vertical reporting, yaitu pelaporan kepada atasan saja, akan tetapi juga
melakukan horizontal reporting, yaitu pelaporan kinerja kepada masyarakat luas sebagai
bentuk horizontal accountability.
Adapun tehnik dasar yang digunakan untuk pengukuran kinerja Perusahaan Air Minum Daerah
(PDAM) di Kecamatan Wongsorejo :
1. Perusahaan air minum (PDAM) dikecamatan wongsorejo diharapkan lebih responsif,
transparan, dan akuntabel pada kepentingan masyarakat sekitar agar menerapan value
for money dapat terwujud.
2. Perusahaan Air Minum (PDAM) diharapkan meningkatkan pelayan, dengan
mempertimbangkan konsep ekonomis, efesiensi, dan efektivitas demi kesejahteraan
masyarakat semakin baik dalam pemanfaatan air bersih.
3. Menciptakan pelayanan dengan konsep keadilan (equity) dan kesetaraan (equality).
Keadilan mengacu pada adanya kesempatan sosial yang sama untuk mendapatkan
layanan publik yang berkualitas dan kesejahteraan ekonomis. Sedangkan kesetaraan
artinya penggunaan uang publik hendaknya tidak terkontrentasi pada kelompok tertentu
saja, melainkan dilakukan secara merata dengan keberpihakan kepada seluruh
masyarakat.
4. Melaksanakan pembangunan daerah khususnya, dan pembangunan ekonomi nasional
pada umumnya, dengan cara menyediakan air bersih dan sehat dan memenuhi
persyaratan kesehatan bagi masyarakat di daerah Kecamatan Wongsorejo.
5. Bagi pegawai PDAM memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola
sumber daya yang ada agar penerapan dimensi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas
dalam konsep value for money. Hal tersebut berguna untuk meningkatkan akuntabilitas
vertikan dan horizontal sehingga masyarakat akan senantiasa mempercayakan
kebutuhan air bersihnya kepada Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM).

Anda mungkin juga menyukai