Anda di halaman 1dari 7

AGAMA KATOLIK

PAUS

1. Paus santo Yohanes Paulus II

Paus st Yohanes Paulus II dilahirkan di Wadowice, Polandia pada 18 Mei 2020. Dia lahir dengan
nama asli Karol Józef Wojtyla. Awal kehidupan Paus Yohanes Paulus II ditandai dengan kehilangan
besar. Pertama, sang ibu wafat ketika dia berusia sembilan tahun. Sementara kakak lelakinya,
Edmund meninggal ketika dia berusia 12 tahun. Tumbuh menjadi remaja yang suka berolahraga,
penampilan paus Yohanes Paulus II cukup atletis karena suka bermain ski dan berenang. Dia
akhirnya kuliah di Universitas Jagiellonian di Krakow pada 1938 di mana dia menunjukkan minat
pada teater dan puisi. Sekolah itu kemudian ditutup pada tahun berikutnya oleh pasukan Nazi
selama pendudukan Jerman di Polandia. Karena ingin menjadi seorang imam, Yohanes Paulus mulai
belajar di seminari rahasia yang dikelola oleh uskup agung Krakow. Setelah Perang Dunia II
berakhir, dia menyelesaikan studi agamanya di seminari Krakow dan ditahbiskan pada 1946.

Dan TEPAT 42 tahun lalu, 16 Oktober 1978 sekitar pukul 19.15 waktu Roma, Italia, Paus baru
terpilih menampakkan diri untuk pertama kali. Inilah Paus yang kemudian tercatat sebagai
pemimpin tertinggi Gereja Katolik dengan masa terlama kedua dalam sejarah. Sebelumnya, pada
pukul 18.00 waktu setempat, asap putih yang berarti Paus baru telah terpilih mengudara dari Kapel
Sistine, Vatikan. Pengumuman dalam bahasa latin pun menyusul berkumandang dari balkon
Basilika St Petrus. Pada hari dan waktu itu, Gereja Katolik memilih Karol Jozef Wojtyla sebagai Paus.
Wojtyla terpilih dalam konklaf—forum khusus untuk memilih Paus di Vatikan—yang berlangsung
selama tiga hari. Pelantikan Wojtyla menjadi Paus Yohanes Paulus II dilakukan pada 22 Oktober
1978. Konklaf tersebut dimulai pada 14 Oktober 1978, setelah Paus Yohanes Paulus I mendadak
mangkat pada 28 September 1978. Paus Paulus Yohanes I meninggal karena serangan jantung, saat
baru menjabat Paus selama 33 hari. Dia terpilih menjadi Paus pada 26 Agustus 1978,
menggantikan Paus Paulus VI yang wafat pada 6 Agustus 1978. Wojtyla semula bukanlah kandidat
yang diperhitungkan menjadi Paus. Semula, ada dua kandidat dari Italia untuk posisi pemimpin
tertinggi Gereja Katolik ini. Kedua kandidat adalah Uskup Agung Genoa, Giuseppe Siri, yang
beraliran konservatif, dan Uskup Agung Florence, Giovanni Benelli, yang moderat. Namun, mereka
memutuskan mundur dari pencalonan. Nama Wojtyla dimunculkan oleh Kardinal Franz Konig dari
Wina, Austria, negara tetangga Polandia yang merupakan tempat asal Wojtyla. Dukungan lalu juga
datang dari Kardinal Stefan Wyszynski asal Warsawa dan John Krol dari Philadelphia. Para kardinal
asal Amerika Serikat sudah sangat mengenal Wojtyla yang sempat berkunjung ke beberapa kota di
AS dalam dua tahun sebelum konklaf. Dukungan untuk Wojtyla datang pula dari negara-negara
dunia ketiga. Terpilihnya Wojtyla mengakhiri dominasi 4,5 abad pemimpin Gereja Katolik dari
Italia. Wojtyla yang saat itu berusia 58 tahun juga tercatat sebagai Paus non-Italia pertama dalam
455 tahun terakhir.

Dalama hidupnya Khusus soal komunisme, penentangan Paus Yohanes Paulus II bukan semata-
mata akibat pandangan ideologi. Dia melihat pula tindakan rezim yang mengekang kebebasan
masyarakat. 

Karenanya, Paus Paulus Yohanes II dikenal aktif menyuarakan penentangan terhadap kediktatoran,


walau di negara yang tidak mengusung paham komunis. Paus Yohanes Paulus II merupakan salah
satu sosok yang dianggap punya pengaruh kuat dan berperan dalam keruntuhan komunisme di
sejumlah negara, termasuk di negara asalnya. Suara penentangannya terhadap komunisme sudah
lantang sejak tujuh bulan setelah terpilih. Dalam kunjungan ke Polandia pada Juni 1979, misalnya,
dia berpidato tentang akar kristen di Polandia dan kefanaan rezim komunis. Pidato ini telah
dianggap sebagai tantangan langsung bagi pemimpin di Polandia dan negara-negara komunis.
Kunjungan pertamanya ke Polandia setelah terpilih menjadi Paus ini disambut tak kurang oleh tiga
juta orang, sekitar sepuluh persen populasi pada saat itu.

Selama menjabat sebagai Paus, Setidaknya ada dua serangan langsung ke Paus Yohanes Paulus II
yang mengancam keselamatan nyawanya. Lalu, ada satu lagi rencana pembunuhan Paus tetapi
gagal.

Serangan pertama terjadi pada Mei 1981. Paus ditembak dari jarak dekat di St Peter's Square. Dua
peluru ditembakkan dari jarak hanya beberapa meter mengenai Paus. Satu peluru menghancurkan
dua sendi jari manis tangan kiri Paus. Satu peluru lain menembus perut, nyaris membuatnya
kehilangan pankreas, aorta perut, dan tulang belakang. operasi untuk menyelamatkan Paus
memakan waktu hingga lebih dari lima jam. Paus harus kehilangan sebagian ususnya dan kondisi
tubuhnya setelah itu tetap terdampak cedera dari serangan ini. Dalam hitungan hari setelah
serangan, Paus secara terbuka memaafkan penyerangnya. Adapun Pemerintah Italia baru pada
2000 mengampuni pelaku penembakan, atas permintaan Paus. Pelaku serangan disebut sebagai
teroris asal Turki, motif sesungguhnya serangan ini tak pernah benar-benar terungkap. Kali
pertama, penyerang mengaku bertindak seorang diri. Kali lain, dia mengaku mendapat perintah
dari dinas rahasia Soviet dan Bulgaria. Pengakuan kedua tersebut belakangan dikuatkan oleh hasil
investigasi yang digelar komisi parlemen Italia pada 2006.  Tim investigasi menyatakan bahwa
tanpa keraguan serangan itu diatur oleh mantan pemimpin Soviet.

 Serangan kedua yang nyaris merengut nyawa Paus Yohanes Paulus II terjadi pada 1982. Kali ini di
Basilika Santa Maria Fatima (the Basilica of Our Lady of Fatima) di Portugal . Saat mendaki tangga
basilika, seorang lelaki menikamnya dengan bayonet sepanjang 16 inci. Penyerang Paus
diidentifikasi sebagai pastor konservatif asal Spanyol yang menentang reformasi liberalisasi Konsisi
Vatikan II, terutama untuk modernisasi atas misa latin dari abad ke-16.

Serangan ketiga terhadap Paus Yohanes Paulus II baru berupa rencana, diklaim sebagai tindakan Al
Qaeda. Diduga, para pelaku akan membunuh Paus di sela kunjungannya di Filipina pada 1995.
Rencana ini gagal karena apartemen yang disewa para pelaku terbakar. Otoritas keamanan
menemukan bahan rangkaian bom rakitan di apartemen tersebut. Satu dari tiga orang yang
diidentifikasi sebagai pelaku belakangan diklaim sebagai salah satu serangan 11 September 2011
yang antara lain meruntuhkan menara WTC di Amerika Serikat. 

Selama menjadi pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Yohanes Paulus II pernah
mengunjungi 129 negara. Indonesia salah satunya. Paus Yohanes Paulus II berkunjung ke
Indonesia pada 1989. Dia sempat berhotbah di Stadion Gelora Bung Karno, yang waktu itu
bernama Stadion Utama Senayan, yaitu pada 9 Oktober 1989. Khotbah itu disaksikan
langsung oleh lebih dari 100.000 orang yang memadati stadion. Paus membawakan khotbah Umat
sebagai Warga Negara Pancasila. Umat Katolik di Indonesia, ujar dia, harus terus memupuk
rasa kebangsaan yang besar pada negara. Di dalamnya, Paus juga menyampaikan pesan
persahabatan untuk umat Islam Indonesia. Dalam kunjungan kehormatan ke Istana Negara dan
bertemu Presiden Soeharto, Senin (9/10/1989), Paus menyatakan pula kekaguman pada falsafah
Pancasila dan toleransi masyarakat Indonesia terhadap sesama umat beragama.

Paus Yohanes Paulus II menjadi pemimpin tertinggi umat dan Gereja Katolik selama 26 tahun,
hingga 2 April 2005, saat dia berpulang di kediamannya pada usia 84 tahun. Pemakaman Paus
Yohanes Paulus II dihadiri tak kurang dari tiga juta orang yang menyesaki Basilika St Petrus. 
2. Paus Fransiskus

Paus Fransiskus lahir di Buenos Aires dengan nama Jorge Mario Bergoglio, 17 Desember
1936. Ia adalah anak pertama dari lima bersaudara dari sebuah keluarga yang berasal dari
Piemonte, sebuah wilayah di Italia Utara, tepatnya di Bricco Marmorito, bagian dari kota
Asti. Ayahnya bernama Mario Jose Bergoglio, seorang pegawai kereta api dan ibunya Regina
Sivori, seorang ibu rumah tangga. Selama masa mudanya Bergoglio menghabiskan
beberapa tahun bekerja dengan membersihkan kantor tempat ayahnya bekerja sebagai
seorang akuntan, dan selama tahun ketiganya di SMA, ia sendiri mendapat pekerjaan
tambahan di bidang administrasi. Pada tahun keempat bekerja di kantor ayahnya, akhirnya
Bergoglio memadukan jam kerjanya dengan belajar di sekolah kejuruan dan belajar tentang
kimia di laboratorium. Dia berada di kantornya pukul 7 pagi sampai 1 siang, kemudian ia
bergegas ke sekolah, sambil makan dalam perjalanan, dan ia sendiri tidak kembali ke
rumah sampai pelajarannya selesai pada pukul 8 malam. Masa-masa pendidikan dasar
hingga menengah diselesaikannya di kota kelahirannya. Sebelum menjawab panggilan
menjadi imam Jorge Bergoglio terlebih dahulu berhasil menyandang gelar insinyur kimia di
sebuah universitas di ibu kota Argentina. Setelah berhasil lulus sarjana kimia, ia baru masuk
seminari di Villa Devoto. Pada 11 Maret 1958, Jorge Mario Bergoglio menjalani masa
novisiat sebagai calon Jesuit di sebuah novisiat SJ di Buenos Aires. Selepas menjalani masa
novisiat akhirnya ia mengucapkan kaul pertama sebagai seorang Jesuit. Pada tahun 1960
Mario dikirim ke Chile untuk belajar ilmu-ilmu sosial kemudian kembali lagi ke Argentina
untuk memulai belajar filsafat dan teologi di kolese San Jose ‘de San Miguel. Kurun Waktu
tahun 1964-1965, Jorge Mario menjalani masa orientasi kerasulannya sebagai seorang
Jesuit muda dengan mengajar sastra dan psikologi di Kolese Immaculate Conception di
Santa Fe. Setelah menyelesaikan tahun kerasulannya ia belajar teologi sepanjang tahun
1967-1970. Tahbisan diakonat dan kemudian imam diterimanya pada 13 Desember 1969.
Pada 22 April 1973 Pastor Jorge Mario Bergoglio SJ mengucapkan kaul terakhir sebagai
seorang Jesuit, dan 31 Juli 1973 dipilih sebagai Provinsial SJ Provinsi Argentina. Tugas
sebagai provinsial SJ dia lakoni selama 6 tahun. Setelah jabatannya sebagai provinsial
selesai, pada tahun 1986 ia melanjutkan studi doktoralnya di Jerman. Pada 20 Mei 1992,
Paus Santo Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Auxilier untuk Buenos Aires,
kemudian  melantiknya sebagai uskup Coadjutor untuk Uskup Agung Buenos Aires dan
mengangkatnya sebagai Uskup Agung di Dioses Buenos Aires, 28 Februari 1998. Pada 21
Februari 2001 Santo Paus Yohanes Paulus II menganugerahi gelar Kardinal kepada Uskup
Agung itu. Sesudah menjadi Paus, ada berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Paus
Fransiskus. Contohnya mengubah sistem perbankan Vatikan, mengunjungi berbagai negara
di belahan dunia ini, mengunjungi lembaga-lembaga pemasyarakatan, mengangkat
beberapa kardinal baru (terutama dari belahan dunia ketiga) dan lain sebagainya. Akan
tetapi dalam bagian ini, akan dilihat secara khusus empat karya besar yang dibuat olehnya.
Setelah terpilih menjadi Paus pada 13 Maret 2013, Paus Fransiskus telah menghasilkan dua
ensiklik dan dua anjuran apostolik yang ramai dibicarakan pada dekade ini. Empat karya
itu adalah Lumen Fidei (cahaya iman), Laudato Si’ (tentang perawatan rumah kita bersama),
Evangelii gaudium (Sukacita Injil) dan Amoris Laetitia (kegembiraan cinta). Paus Fransiskus
adalah Paus ke-266 yang memimpin Gereja Katolik Roma. Dia adalah Paus pertama yang
berasal dari luar benua Eropa yakni dari Buenos Aires, Argentina selama 13 abad terakhir.
Dia juga merupakan Paus pertama yang berasal dari Serikat Jesus (SJ). 

Dalam kepemimpinannya terdapat keutamaan yang dimilikinya, antara lain kerendahan


hati, kesederhanaan, dan keterbukaan. Teladan hidupnya membuat banyak orang kristen
kembali menyebut diri sebagai umat kristen atau umat katolik. Perjalanan kepausan yang
dilakoninya sejak awal memang tidak jauh dari kontroversi. Ada masalah dalam gereja
katolik Roma yang membayangi tugasnya ini. Salah satunya terkait skandal pelecehan
seksual para rohaniawan yang pertama kali muncul pada 1980-an dan 1990-an. Isu lama
ini telah merusak status gereja, khususnya di Amerika Serikat dan Eropa. Sayangnya,
kepemimpinan gereja katolik sebelumnya belum banyak bertindak. Efek yang tersisa dari
skandal pelecehan seksual di gereja merupakan tantangan lain yang dihadapi kepausan
Fransiskus. Namun, Paus ke-266 itu kemudian mengambil pendekatan berbeda. Dalam
kunjungan para uskup Belanda pada bulan Desember 2013, Paus Fransiskus mendoakan
para korban pelecehan seksual tersebut. Ia mendesak para uskup untuk menjangkau
mereka dan keluarga mereka. Masalah itu ternyata tidak menghambat popularitas Paus
Fransiskus. Ia dengan cepat dikenal dan diterima oleh berbagai kelompok masyarakat. Hal
itu berkat pandangannya yang terbuka mengenai masalah sosial dan etika seksual. Ia sering
dinilai sebagai pendobrak doktrin tradisional gereja melalui pandangan-pandangannya.
Gebrakannya dimulai bahkan sejak hari pertama pengukuhannya. Alih-alih mengenakan
jubah kebesaran paus, Bergoglio memilih menggunakan pakaian yang lebih sederhana.
Aksinya itu sempat membuat marah beberapa kelompok tradisionalis gereja. Masih di awal
tahun penugasannya, Paus Fransiskus juga langsung membuat kebijakan yang belum
pernah terjadi sebelumnya. Ia menunjuk dewan yang terdiri dari delapan kardinal sebagai
penasihatnya tentang kebijakan gereja.

Sepanjang akhir 2014 dan hingga 2015, Paus Fransiskus melanjutkan keterlibatannya yang
mendalam dengan konflik politik dan lingkungan di seluruh dunia. Berbagai masalah
global dan penyalahgunaan kekuasaan politik dan ekonomi semakin keras dia suarakan.
Salah satunya terkait hilangnya dan dugaan pembunuhan 43 siswa di Meksiko. Ia juga
terlibat aktif dalam menjembatani masalah politik, berhasil menginisiasi pertemuan
bersejarah antara Presiden Kuba Raul Castro dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Pertemuan itu disebut memicu perubahan kebijakan luar negeri yang signifikan. Misinya
terus berlanjut, dengan kunjungan ke Paraguay, Bolivia, dan Ekuador. Di beberapa negara
ia telah membeatifikasi lebih dari tiga lusin orang. Dalam gereja katolik proses ini
merupakan tahapan awal untuk menjadikan seorang yang sudah mati menjadi orang suci.
Salah satu orang yang mendapat beatifikasi dari Paus Fransiskus adalah Óscar Romero.
Pendeta dari El Salvador itu dibunuh pada tahun 1980, karena dukungannya pada teologi
pembebasan dan aktivismenya untuk melindungi orang-orang yang terpinggirkan.
Selanjutnya pada 2017, Paus Fransiskus mengunjungi Myanmar. Saat itu krisis
kemanusiaan yang memicu eksodus lebih dari 600.000 Muslim Rohingya terjadi di negara
itu. Paus pertama kali bertemu dengan Jenderal militer kuat, Min Aung Hlaing. Walaupun
jenderal itu membantah laporan pembersihan etnis dengan mengklaim tidak ada
diskriminasi agama di Myanmar. Dia kemudian melakukan penampilan bersama dengan
Aung San Suu Kyi. Dia menyampaikan pidato yang sangat dinanti-nantikan, di mana dia
menyerukan toleransi. Namun di dalam pidatonya, Paus Fransiskus menghindari
menggunakan istilah "Rohingya" dan penganiayaan. Hal ini menuai kritik dari mereka yang
menginginkan sikap yang lebih kuat dari pimpinan Vatikan itu. Paus juga bertemu dengan
para pemimpin agama lainnya, setelah itu dia menuju ke Bangladesh untuk menunjukkan
dukungan bagi pengungsi Rohingya. Pada Februari 2019, Paus Fransiskus menjadi paus
pertama yang mengunjungi Semenanjung Arab, tempat kelahiran Islam. Perjalanannya
dilakukan untuk mempromosikan persaudaraan dan perdamaian agama. Tahun ini saat
dunia dilanda pandemi, Paus Fransiskus tidak berhenti berkarya lewat tulisannya. Buku
terbarunya berjudul Let Us Dream: The Path to a Better Future, tidak terlepas dari
kontroversi penanganan virus corona di berbagai belahan dunia. Dia mengkritik mereka
yang menyalahkan orang asing atas mewabahnya virus corona saat ini. Kritik juga
disampaikan kepada orang-orang yang memprotes penutupan gereja dan menolak
menggunakan masker.

Anda mungkin juga menyukai