Aryobu Print
Aryobu Print
Aryobu
Profil Komunitas Aryobu
Latar Belakang
Pemerintah daerah Papua dan Papua Barat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
masyarakat sekaligus menyadari perlunya melindungi aset alam dan masyarakat adat pemegang hak atas tanah.
Dalam Deklarasi Manokwari, Oktober 2018, kedua Gubernur Papua dan Papua Barat bersama-sama menyatakan
komitmennya untuk melestarikan 70% hutan alam Papua yang tersisa dan bersama-sama merumuskan visi “Tanah
Papua yang Damai, Sejahtera, Berkelanjutan dan Bermartabat” menjadi empat belas pokok-pokok agenda
pembangunan Tanah Papua1. Dalam UU No. 35 Tahun 2008, Provinsi Papua diberikan status sebagai Daerah Otonomi
Khusus dengan berbagai kewenangan, satu dari otoritas dimaksud adalah di bidang pengelolaan sumber daya alam.
Pemberian kewenangan dalam pengelolaan sumber daya alam dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan
pendapatan masyarakat, sehingga masyarakat Papua dapat hidup lebih sejahtera dan sejahtera.
Kampung Aryobu
Kampung Aryobu terdiri dari wilayah daratan dan pesisir (perairan). Daratannya merupakan Daerah Sebaran
Sagu, Vegetasi Hutan Didominasi kayu bernilai ekonomi nggi seper Merbau, matoa, dan lebani. Hutan kampung
Aryobu terdiri dari Kawasan hutan produksi terbatas, areal penggunaan lain, kawasan suaka alam, hutan produksi
konversi. Di wilayah pesisir didominasi oleh jenis tanaman kelapa Bintangur (Callophylum) dan merupakan salah satu
daerah bertelur penyu belimbing2. Aryobu merupakan salah satu dari 9 kampung yang masuk dalam wilayah
administrasi kecamatan/distrik Windesi, 1 dari 16 distrik di Kabupaten Kepulauan Yapen3. Luas kampung Aryobu
adalah 2.277, ha4 atau setara dengan 10,23 % luas distrik Windesi dan sekitar 0,94% dari luas wilayah Kabupaten
Kepulauan Yapen5.
Masyarakat suku onate semula bermukim di Ansinawi (Kampung Tua). Kemudian Sebagian marga (Payai dan
Anderi) melakukan pertukaran dengan Suku Busami, Marga Rombe. Pertukaran yang disepaka tersebut antara
perempuan dengan tanah. Berdasarkan hasil pertukaran tersebut masyarakat menetap di pesisir pantai kampung
Aryobu yang ar nya "kelapa tumpah yang tenang di bantaran kali Tefakansai”. Semenjak tahun 1978 masyarakat
berpindah ke Wawang Hanimamori (Kampung Baru) hingga sekarang.
Demografi
Jumlah penduduk Kampung Aryobu adalah
sebanyak 305 jiwa atau sekitar 10,43% jumlah
penduduk distrik windesi dan setara dengan 0,27%
7
penduduk Kabupaten Kepulauan Yapen . Komposisi
penduduk laki-laki 164 jiwa dan perempuan sebanyak
141.
Masyarakat Kampung Aryobu berasal dari suku
Onate dengan 6 marga pemegang hak ulayat
diantaranya marga Paai, Payai, Imbiri, Maniambo,
Anderi, Kapanai.
1
1 4 7
Backbone Strategy Papua BPS,2010 Kepulauan Yapen dalam Angka, 2022
2 5
Ecotourism Site Design, 2021 Kepulauan Yapen dalam Angka, 2022
3 6
Kepulauan Yapen dalam Angka, 2022 MDGs, 2018
Profil Komunitas Aryobu
2
8
Diskusi Masyarakat (2021)
9
Disain Situs Ekowisata 2021
10
Formulir ICCA
Profil Komunitas Aryobu
Kondisi Sosial
Layanan Dasar
Fasilitas umum yang terdapat di Kampung Aryobu antara lain; 2 buah Gereja, 1 buah Sekolah Dasar (SD), 1
buah Sekolah Menengah Pertama, 3 buah MCK umum. Jumlah rumah di kampung tersebut adalah 48 unit rumah,
terdiri dari 28 unit rumah permanen dan 20 unit rumah semi permanen11.
Akses ke Desa
Untuk mencapai Desa Aryobu dari ibu kota Kepulauan Yapen, Serui, dapat ditempuh dengan menggunakan
transportasi darat (mobil atau motor). Melewa jalan Trans Yapen selama 2 jam. Sedangkan perjalanan dari
kabupaten Biak menggunakan speedboat 40 PK akan memakan waktu 3 jam (jika musim ombak maka perjalanan
Biak-Aryobu dak bisa dilalui)12.
Akses Pasar
Masyarakat menjual hasil pertanian
mereka ke pasar di kota Serui atau ke kabupaten
Biak dengan menempuh jalur laut dengan
menggunakan perahu bermotor tempel dengan
jarak tempuh mencapai 50 km atau jalur darat
menggunakan mobil atau kendaraan roda empat
dengan jarak tempuh mencapi 75 Km.
Pasar di Kota Serui ataupun Biak umumnya
digunakan oleh masyarakat selain untuk
menjualkan hasil pertaniannya juga sebagai
tempat berbelanja bahan makanan yang dak
tersedia di Kampung.
Pendidikan
Fasilitas Gedung sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tersedia di kampung dengan jumlah tenaga
pengajar 8 orang. Par sipasi siswa, terdapat 32 siswa di sekolah dasar.
Kesehatan
Di kampung hanya ada satu pustu dengan kontruksi bangunan semi permanen dan kondisinya masih bagus.
Selain itu ketersediaan obat-obatan dan tenaga medis juga terbatas, menyebabkan pelayanan kesehatan di kampung
dak berjalan dengan baik. Kondisi ini membuat masyarakat yang sakit harus berobat se daknya ke puskemas
terdekat yang terdapat di Ibukota Distrik (Windesi).
3
11
MDGs, 2018
12
MDGs, 2018
Profil Komunitas Aryobu Profil Komunitas Aryobu
“Masyarakat Desa Aryobu ingin dengan pendampingan WWF Indonesia dapat memperkuat dan mendorong peraturan
daerah terkait pelanggaran perburuan satwa (cendrawasih, pengambilan ikan menggunakan bom) oleh orang dari luar
desa” (Diskusi komunitas, 2020).
7 4
13
Diskusi dengan masyarakat 2021
Profil Komunitas Aryobu Profil Komunitas Aryobu
5 6
14
Disain Situs Ekowisata