Oleh:
M. Nadzif Fathoni
NIM.2114120518
Ahmad Rivaldo
NIM.2114120527
Segala puji semata hanya milik Allah SWT, yang berkat qadrat dan iradat-
Nya, serta shalawat dan salam untuk Nabi Muhammad SAW dan para sahabat
sampaikan, bahwa dapat disusunnya makalah ini sedemikian rupa, tidak lepas dari
peran serta dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan penuh rasa
tingginya tentunya dengan iringan doa semoga apa yang telah diberikan semuanya
mendapatkan balasan dari Allah SWT tentunya sesuai dengan amal ibadah yang
diniatkan. Kemudian tidak lupa penulis sampaikan, sebagai hamba yang dhoif dan
dalam menyajikan makalah ini, oleh sebab itu dengan penuh kerendahan hati,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, disamping itu kritik dan saran yang
makalah ini dapat bermanfaat dalam meniti perjalanan beraqidah menuju jenjang
kehidupan akhirat, dan semoga makalah ini pula dapat berperan sebagaimana
mestinya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
A. Kesimpulan ...................................................................................................19
B. Saran .............................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam, Hukum Adat dan KUH Perdata. Selain itu, adanya posibilitas l l
pembatalan hibah yang telah diberikan oleh seorang pemberi hibah kepada
l l l l l l l l
prestasi dari satu pihak saja, sedang pihak yang lainnya tidak usah
l l
1
HukumZone, “Hibah menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata”,
http://hukumzone.blogspot.com/2016/05/hibah-menurut-kitab-undang-undang-hukum.html,
Diaksestanggal 02 maret 2023, Pukul 15.45 WIB.
1
2
bertimbal-balik,
l karena l yang lazim adalah bahwa orang yang
prestasi.2 l
kekhawatiran si pemberi hibah sebab ibu dari anak-anaknya itu adalah ibu
l l l l
sambung atau ibu tiri, atau juga karena dikalangan anak-anaknya itu l
ahli waris3
banyaknya 1/3 harta bendanya kepada orang lain atau lembaga di hadapan l l l
2
R Subekti, Aneka Perjanjian, PT Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1995, h. 94-95
3
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia,Prenada Media Group,
Jakarta, 2008, h. 132
3
seseorang dianjurkan untuk suka memberi. Sekurangnya ada dua hal yang
l l l l l
Hibah diberikan kepada orang yang bukan ahli waris tetapi ia berhak
l l l l
tertentu, yaitu akta notaris atau akta otentik, sehingga disini berfungsi
l l l l l
sebagai salah satu unsur perjanjian yaitu syarat mutlak untuk adanya
l l
perjanjian tersebut.4
l l l
akta hibah tersebut mempunyai kekuatan hukum yang pasti. Akta yang
l l l l
tercapai sifat otentik dari akta itu sebagaimana yang tercantum dalam
l l l l
4
Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan, Citra Aditya,
Bandung 2008, h. 375.
4
adanya kesepakatan. l l
identitas para pihak, membuat isi perjanjian yang dikehendaki para pihak,
l l l l l
dilakukan oleh Notaris yang membuat akta tersebut. Pembacaan akta tidak
l l l l l
dapat diwakili oleh orang lain atau didelegasikan pembacaan akta tersebut l l l l l l
sendiri. Tujuan pembacaan akta ini adalah agar para pihak saling
l l
mengetahui isi dari akta tersebut yang mana isi dari akta itu merupakan
l l l l l
kehendak para pihak yang membuat perjanjian, pembacaan akta ini juga
l l l l l
dilakukan agar pihak yang satu tidak merasa dirugikan apabila terdapat l l
lain.5
pengertian hibah, dasar hukum hibah, rukun dan syarat hibah dan hibah
l l
B. Rumusan Masalah
5
G.H.S. Lumban Tobing, Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1999, hal. 201.
5
C. Tujuan Penulisan
4. Untuk mengetahui
l l hibah perspektif
l l kompilasi hukum islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hibah
dari satu tangan ke tangan yang lain atau dengan kata lain kesadaran untuk
l l l l l l l l l l
melakukan kebaikan atau di ambil dari kata hubbub ar-rih (angin yang
l l l l l l l l l
pemberian hak milik secara langsung dan mutlak terhadap suatu benda
l l l l l l l l l l l l
ketika masih hidup tanpa ganti walaupun dari orang yang lebih tinggi.6
l l l l l l l l l l l l l
hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan
l l l l l l l l l l l
dari seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk di miliki (pasal.
l l l l l l l l l l l l l l
171 huruf g KHI). Dari beberapa definisi di atas dapat di ketahui bahwa
l l l l l l l l l l l l l l l
semasa pemberi masih hidup tanpa adanya imbalan atau secara suka rela.
l l l l l l l l l l l l
saat
6
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada Group, 2013), h. 342-343
6
7
Hanafi) l
imbalan
l atau l ganti. l Pemberian l l l semata-mata l hanya
Dari definisi ini, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya hibah adalah:
l l l l l l l l l l l
7
Idris Ramulyo, Perbandingan Pelaksanaan Hukum Kewarisan Islam Dengan Kewarisan Menurut
Hukum Perdata, H.145-146.
8
kebajikan antar sesama manusia sangat bernilai positif. Para ulama fiqih
l l l l l l l l l l l l l
sepakat bahwa hukum hibah itu sunnah. Hal ini didasari oleh nash Al-
l l l l l l l l l l l l
8
Al-Qur‟an, Surah An-Nisa Ayat 4.
9
Artinya: Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan
untuk orang lain. Dari kata nafkah, zakat, hibah,sadaqah, wakaf, hingga
l l l l l l
9
Al-Qur‟an, Surat Al-Baqarah Ayat 262.
10
Al-Qur‟an, Surat Al-Munafiun Ayat 10
11
Ahmad Rofik, Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2015), h.
375-379
10
masalah hibah, namun hal itu dapat di kaitkan dalam hadist yang di l l l l l l l l
mencintai”.12
hibah.13
l
12
7Muhammad Ibnu Hajar al-Asqalani, Subulussalam Jilid III, terj. Abu Bakar
Muhammad,(Surabaya: al-Ikhlas 1995), h. 333
11
yang telah tersebut itu, hibah baru dianggap sah haruslah melalui ijab
l l l l l l l l l l l l l l
mewajibkan ijab Kabul adalah sejalan dengan pendapat Imam Syafi‟I dan
l l l l l l l l l l
pengikutnya berpendapat bahwa dengan ijab saja sudah cukup, tidak perlu
l l l l l l l l l l l l l
pernyataan sepihak.14
l l l
Syarat-Syarat Hibah l
13
Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam Di Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group,) H. 133
14
Ibid, h. 134
12
misalnya masih dalam bentuk janin maka tidak sah hibah. Jika
l l l l l l l l
orang yang diberi hibah itu ada pada waktu pemberian hibah, akan l l l l l l l l l l l
tetapi ia masih kecil atau gila maka hibah itu harus di ambil oleh
l l l l l l l l l l l l l l l
ia orang asing.
l l
15
Abdul Rahman, Fiqh Muamalat,(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), h.160- 161.
13
4. Harta yang akan di hibahkan itu benilai harta. Maka tidak sah l l l l l l l l
16
Ibid, h. 161-162
14
yang memberikan. l l l
17
Ibid, h. 162
15
tahun. l
kembbali, kecuali hibah orang tua kepada anaknya (Pasal 212 KHI)
l l l l l l l l l
hibah yang diberikan pada saat pemberi hibah dalam keadaan sakit
l l l l l l l l l l
dari ahli waris-nya (Pasal 213 KHI). Menurut Pasal 214 KHI,
l l l l l l l l
18
Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015.) h.255
19
Ibid, h.255
16
VI yang membahas tentang hibah yang akan di jelaskan dalam pasal 210-
l l l l l l
214.
Pasal 210
penghibah l l
pasal 211
sebabagai warisan.
l l l
Pasal 212
kepada anaknya. l
Pasal 213
17
Pasal 214
E. Macam-Macam Hibah
1. Hibah Bersyaratl l
hibah, maka syarat tersebut tidak sah sekalipun hibahnya itu sendiri
l l l l l l l l l l l l l l
lain dengan syarat pihak penerima hibah tidak boleh mengharap tanah
l l l l l l l l l l
20
Tim Permata Press, Kompilasi Hukum Islam,(Jakarta:Permata Press,2014), h. 64-65.
18
ini lebih tepat disebut sebagai ariah (pinjaman) dan hal ini boleh
l l l l l l l l l l l l l l l
dilakukan. l l
3. Hibah Ruqbah l l
Adalah pemberian bersyarat, jika syarat itu ada maka harta itu menjadi l l l l l l l l l l l
milik penerima hibah dan bila syarat itu tidak ada maka harta itu
l l l l l l l l l l l l
menjadi milik penerima hibah. Dan bila syarat itu tidak ada maka harta
l l l l l l l l l l l l
menjadi milikmu bila aku mati terlebih dahulu, ini berarti bila pihak
l l l l l l l l l l l l l l l l l l l
SAW.yang artinya l
bersabda: “Umra itu boleh dilakukan oleh siapa saja yang sanggup
l l l l l l l l l l
melakukannya dan ruqbah itu juga boleh dilakukan oleh orang yang
l l l l l l l l l l
Ibnu l l Majah).21
21
Mu‟amal Hamidy, dkk. Terjemah Nailul Author V, cet 1, h.1987.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
nilai dan Hibah dapat dilaksanakan oleh seseorang kepada orang lain,
l l l l l l l l l
2. Dasar hukum islam didasari oleh nash Al-Quran dan hadist Nabi. l l l l l l l l l
3. Rukun hibah ada tiga esensial yaitu: Orang yang menghibahkan atau
l l l l l l l l l l l l
Pemberiannya atau perbuatan hibah atau disebut juga dengan al- hibah.
l l l l l l l l l l l l l l
yang membahas tentang hibah yang akan di jelaskan dalam pasal 210-
l l l l l
214.
B. Saran
Untuk
l l cakupan l pembahasan l di l perluas l l lagi. l
19
DAFTAR PUSTAKA
Buku : l l
Ibnu Hajar al-Asqalani Muhammad, Subulussalam Jilid III, terj. Abu Bakar
l l l l
Lumban Tobing G.H.S., Peraturan Jabatan Notaris, Erlangga, Jakarta, 1999, hal.
l l l l l l
201.
342-343
h.160- 161.
h.255
20
21
65.
Internet :
l l l
http://hukumzone.blogspot.com/2016/05/hibah-menurut-kitab-undang-
l l l l l l l l l