Anda di halaman 1dari 41

PENYULUHAN KESEHATAN PENGELOLAAN

LIMBAH DAN PENYAKIT DEGENERATIF PADA


USIA LANJUT

2021

Dosen Pembimbing:

dr. Jonsinar Silalahi, Sp.Ba, M.Si.Med

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Adrian Herlambang Agung Saputra 19.P1.0016


2. Tiffany Rambu Leki Atarabu 19.P1.0017
3. Elizabeth Wolda Lusitania Ba 19.P1.0034
4. La Venice Tarakanita Tuerah 19.P1.0044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
1

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir dengan judul “Penyuluhan Kesehatan Pengelolaan Limbah dan Penyakit
Degeneratif Pada Usia Lanjut” karya kelompok 4

1. Adrian Herlambang Agung Saputra (19.P1.0016)


2. Tiffany Rambu Leki Atarabu (19.P1.0017)
3. Elizabeth Wolda Lusitania Ba (19.P1.0034)
4. La Venice Tarakanita Tuerah (19.P1.0044)

telah diujikan pada tanggal 12 Agustus 2021 dan telah direvisi dengan masukan Tim Penguji

Semarang, 13 Agustus 2021

Dosen Pembimbing,
Dosen Penguji

dr. Jonsinar Silalahi, Sp.B, Sp.BA M.Si Med dr. Alberta Widya Kristanti,Sp. THT-KL

NPP: 5812019378 NPP: 5812018347

Mengetahui, Mengesahkan,

Koordinator Field Lab Kepala Program Studi Fakultas Kedokteran

Peregrinus Hermin Sebong. M.P.H dr. Fransisca Pramesshinta Hardimarta, M.Si.Med

NPP: 616058902 NPP: 0628078402

Kata Pengantar
Puji syukur Kelompok 4 panjatkan kehadirat Yang Maha Esa atas rahmatnya, Laporan
Akhir dengan judul “Pengelolaan Limbah dan Penyakit Degeneratif pada Usia Lanjut” dapat
diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi program
field lab tahun kedua semester 4 .

Kelompok 4 menyadari tanpa dukungan, bantuan, bimbingan, dan doa yang diberikan
berbagai pihak akan sulit menyelesaikan laporan akhir ini. Maka dari itu, kelompok 4
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas bimbingan dan kontribusi kepada :

1. dr. Jonsinar Silalahi, M.Si.Med.,Sp.B.,Sp.BA selaku dosen pembimbing yang telah


membimbing Kelompok 4 selama penyusunan laporan ini
2. Stakeholder terkait,para pengurus RT dan RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah yang telah mendukung dan
mengarahkan kelompok 4 selama proses kegiatan
3. Warga RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi
Jawa Tengah yang telah mendukung kelompok 4 dan bersedia menjadi responden
dalam rangkaian kegiatan analisis masalah hingga kegiatan penyuluhan
4. Bapak Peregrinus H. Serbong, MPH selaku Koordinator Field Lab Fakultas
Kedokteran Unika Soegijapranata beserta tim Field Lab
5. dr. Fransisca Pramesshinta Hardimata, M.Si.Med selaku Kepala Program Studi
Pendidikan Kedokteran Unika Soegijapranata

6. dr. Alberta Widya Kristanti,Sp. THT-KL selaku dosen penguji yang telah memberikan
masukan yang sangat bermanfaat bagi kelompok 4 Field Lab.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca. Kelompok 4 menyadari bahwa pembuatan
laporan akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kelompok 4 berharap kepada
semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan laporan ini.

Semarang, 12 Juli 2021

Penulis,

Kelompok 4
Daftar isi

HALAMAN PENGESAHAN i
Kata Pengantar i
Daftar Tabel v
Abstrak vi
BAGIAN 1 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 4
BAGIAN 2 5
PROFIL KESEHATAN POPULASI DAN ANALISIS MASALAH 5
2.1 Analisis Situasi Populasi 5
2.2 Identifikasi Masalah Kesehatan 5
BAGIAN 3 7
PROMOSI DAN PENCEGAHAN 7
3.1 Nama Program 7
3.2 Rasional 7
3.3 Tujuan Intervensi 8
3.4 Strategi dan desain kegiatan 8
3.5 Rencana Evaluasi Intervensi 10
3.6 Rencana Kerja 10
3.7 Rencana Anggaran 11
BAGIAN 4 13
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN 13
4.1 Karakteristik Populasi 13
4.2 Karakteristik Tempat Tinggal 14
4.3 Faktor Resiko 14
4.4 Perilaku Personal Hygiene (PH) 15
4.5 Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal 15
4.6 Hasil Edukasi atau Promosi Kesehatan 15
4.7 Pembahasan 20
BAGIAN 5 23
PENUTUP 23
6.1 Kesimpulan 23
5.2 Saran 23
Daftar Pustaka 24
Lampiran 25
Lampiran 1 25
Lampiran 2 32
Daftar Tabel

Tabel 1. Timeline Kegiatan 10

Tabel 2. Pemasukan dan Pengeluaran 10

Tabel 3. Data Responden 13

Tabel 4. Evaluasi Hasil Edukasi Partisipan 20


Abstrak

Kelompok 4 memilih lokasi RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik,


Kota semarang, maka kelompok 4 memilih pengelolaan limbah dan penyakit degeneratif usia
lanjut sebagai prioritas masalah yang akan diintervensi. Intervensi ini memberikan informasi
bagi warga terkait pengelolaan limbah dan penyakit degeneratif usia lanjut.Intervensi ini
dilakukan sebagai upaya mengurangi atau perilaku negatif warga dan meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran warga terkait pengelolaan limbah dan penyakit degeneratif usia
lanjut. RW 09, Kelurahan Ngesrep adalah salah satu daerah yang berada di Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang yang keberadaannya berada di sepanjang kali sapta marga. RT
01/RW 09.Intervensi yang dilakukan oleh kelompok 4 terkait pengelolaan limbah dan
penyakit degeneratif pada usia lanjut berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah
dilakukan di RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang
dilakukan dengan cara door to door. Setelah dilakukannya intervensi kelompok 4 pada
kamis,15 Juli 2021 di lingkungan RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Provinsi Jawa Tengah, rata - rata warga mencapai tujuan kegiatan penyuluhan
yakni memiliki pemahaman yang baik terhadap perilaku kesehatan individu maupun perilaku
kesehatan lingkungan.
BAGIAN 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peran Dokter pada masyarakat umum bukanlah hanya sekedar mengobati namun
juga melakukan upaya pencegahan dari penyakit baik itu menular maupun tidak
menular. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan upaya peningkatan kesehatan,
lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini. Pembangunan kesehatan harus
diimbangi dengan intervensi perilaku yang memungkinkan warga menjadi lebih
sadar, mau, dan mampu untuk melakukan hidup sehat dalam rangka pembangunan
yang berkelanjutan. Untuk menjadikan warga mampu hidup sehat, warga harus
dibekali dengan pengetahuan mengenai cara-cara hidup yang sehat. 1,2

Edukasi kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan,


kesadaran, dan pemahaman terhadap pemeliharaan kesehatan serta meningkatkan
aktivitas fisik melalui kegiatan olahraga. Banyak masalah kesehatan yang dapat
timbul akibat kurangnya penerapan PHBS dalam tatanan rumah tangga, seperti
terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita, penyakit tidak menular pada orang
dewasa dan lansia, dan berkurangnya kualitas hidup para anggota keluarga. 2

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 1998 Tentang


“Kesejahteraan Lanjut Usia” , yang dimaksud dengan lanjut usia (lansia) adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara itu, WHO membagi
lanjut usia menurut tingkatan umur Lansia yaitu: (1) Usia pertengahan (middle age,
antara 45-59 tahun), (2) Usia lanjut (elderly, antara 60-70 tahun, (3) Usia lanjut (old,
antara 75-90 tahun) dan (4) Usia sangat tua (very old, diatas 90 tahun). 3

Pertumbuhan lansia di Indonesia lebih cepat dibandingkan dengan negara-negara


lain. Diperkirakan Indonesia akan mengalami aged population boom pada dua
dekade permulaan abad ke-21 ini. Hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dan
proporsi penduduk lansia secara signifikan. Bahkan diperkirakan, pada tahun 2050
jumlah lanjut usia Indonesia akan mencapai 100 juta jiwa. Struktur penduduk yang
menua merupakan salah satu indikator keberhasilan pencapaian pembangunan secara
global dan nasional dikarenakan hal ini berkaitan erat dengan perbaikan kualitas
1
kesehatan dan kondisi sosial masyarakat yang meningkat. Dengan demikian,
peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menjadi salah satu indikator keberhasilan
pembangunan dan sekaligus tantangan yang dihadapi dalam pembangunan. 3

Di Indonesia transisi epidemiologi menyebabkan terjadinya pergeseran pola


penyakit, dimana penyakit kronis degeneratif sudah terjadi peningkatan. Penyakit
degeneratif merupakan penyakit tidak menular yang berlangsung kronis seperti
penyakit jantung, hipertensi, diabetes, kegemukan dan lainnya. Kontributor utama
terjadinya penyakit kronis adalah pola hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan
merokok, minum alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas fisik yang kurang, stres,
dan pencemaran lingkungan. Sehingga Indonesia menanggung beban ganda penyakit
di bidang kesehatan, yaitu penyakit infeksi yang masih merajalela dan ditambah lagi
dengan penyakit-penyakit kronik degeneratif. 4

Beberapa penelitian menunjukan bahwa lingkungan yan baik dan sehat


mendukung para individu nya untuk mulai melakukan dan meneruskan gaya hidup
yang sehat, dengan membuat hidup yang sehat menjadi terasa mudah dilakukan,
serasa natural, dan tidak merepotkan. Lingkungan yang sehat juga ditandai dengan
adanya pengolah limbah yang baik di lingkungan tersebut. Pengelolaan limbah masih
menjadi tantangan yang sulit di seluruh dunia, beberapa cara Pengelolaan limbah
yang sering digunakan adalah penumpukan pada Tempat Pembuangan Sampah,
Komposting, dan Mendaur ulang sampah tersebut. Penumpukan sampah dalam satu
tempat masih menjadi opsi yang digunakan di negara dengan pendapatan perkapita
yang rendah hingga menengah dikarenakan rendahnya biaya yang harus dikeluarkan.
Hal ini harus diwaspadai karena pengelolaan limbah yang buruk dapat berakibat pada
masalah kesehatan yang cukup serius. 5, 6

Masalah kesehatan yang ada di Lingkungan RW 09 Kelurahan Ngesrep,


Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah, adalah
permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan Pola Hidup Bersih dan Sehat
terutama pada Community Hygiene, dengan Pengelolaan limbah rumah tangga yang
kurang baik dengan cara dibakar dan dapat menyebabkan polusi udara yang cukup
berbahaya bagi kesehatan, penggunaan air tanah tanpa dimasak ulang untuk aktivitas
kebersihan. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan kepada

2
individu seperti penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas, Disentri dan Penyakit kulit.
Persoalan PHBS yang menjangkit individu dengan usia lanjut juga menjadi masalah
yang kelompok 4 temukan di lingkungan ini, seperti hipertensi, penyakit sendi dan
vertigo. Penyakit-penyakit ini tergolong penyakit degeneratif lanjut usia yang seiring
berkembangnya jaman memiliki prevalensi bukan hanya kepada orang dengan usia
lanjut tetapi juga sudah mulai menjangkit orang-orang dengan usia yang tergolong
muda. Berdasarkan hasil observasi dan penentuan prioritas masalah melalui hasil
wawancara bersama ketua RT dan pengamatan terhadap lingkungan sekitar.
Kelompok 4 memutuskan untuk melakukan intervensi mengenai Pengelolaan limbah
dan edukasi kesehatan mengenai penyakit degeneratif pada usia lanjut. Bentuk
intervensi ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman
mengenai Pengelolaan limbah yang baik serta kesadaran pada warga RW 09 Kel.
Ngesrep, Kec. Banyumanik mengenai penyakit degeneratif lanjut usia yang banyak
ditemui di lingkungan ini. Strategi kelompok 4 adalah dengan melakukan sebuah
interview dengan pemateri yaitu dosen pembimbing yang berkualifikasi dalam
memberikan edukasi mengenai Pengelolaan limbah dan penyakit degeneratif, serta
memberikan leaflet yang berisi edukasi dan tata cara sesuai materi yang diberikan. 7,

8, 9

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini dibagi menjadi 2 yaitu,tujuan umum dan khusus :

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari laporan ini adalah untuk menyusun rangkaian kegiatan yang
telah dilakukan secara sistematis terkait masalah kesehatan keluarga dan
lingkungan RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah agar dapat dievaluasi efektifitas dari metode analisis yang
diterapkan oleh kelompok 4.

2. Tujuan Khusus
Tujuan Khusus dari kegiatan ini adalah :

a. Mengetahui masalah kesehatan keluarga dan lingkungan di wilayah RW 09


Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa
3
Tengah.

b. Menentukan prioritas masalah di wilayah RW 09 Kelurahan Ngesrep,


Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah untuk
diintervensi.

c. Menyusun metode dan media edukasi yang tepat dan sesuai dengan kondisi
warga RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah.

d. Melakukan edukasi terkait prioritas masalah berupa pengelolaan limbah dan


penyakit degeneratif pada usia lanjut dengan melibatkan stakeholder terkait
(RT/RW) 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan oleh kelompok 4 sebagai berikut :

1. Manfaat praktis
Rangkaian kegiatan yang telah dilakukan ini pada akhirnya diharapkan dapat
memberikan informasi yang dapat digunakan oleh warga RW 09 Kelurahan
Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah dalam
meningkatkan praktik yang baik dalam menjaga Kesehatan diri, keluarga dan
lingkungan setempat.

2. Manfaat teoritis
Proses dan hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk
pengembangan kelompok 4 pada rangkaian kegiatan program field lab pada tahun
pembelajaran berikutnya dan ketika berada di dunia kerja.

4
BAGIAN 2

PROFIL KESEHATAN POPULASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Analisis Situasi Populasi


Kelompok 4 melakukan observasi dan penilaian di tempat sasaran yang sudah
ditentukan yaitu di RT01/RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang yang terdiri dari 33 Kepala Keluarga. Dalam mengambil sampel untuk
menentukan prioritas masalah kelompok 4 mengambil sampel dari 3 rumah yang
terdiri dari 5 Kepala Keluarga, terdiri dari beragam usia, dengan rentang 9-79 tahun.

Berdasarkan observasi di lingkungan RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep,


Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang didapatkan bahwa warga di lingkungan
tersebut sudah memiliki pemahaman yang cukup akan pentingnya kesehatan, akan
tetapi pengetahuan akan pengelolaan limbah dikarenakan 5 dari 33 Kartu Keluarga
yang di observasi didapatkan bahwa warga tersebut masih sulit dalam membedakan
pengelolaan sampah basah dan kering serta cara pengelolaan yang baik. Selain itu
juga, didapatkan beberapa warga RT01/RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang yang merupakan lansia memiliki penyakit degeneratif
lanjut usia yang sama yaitu Hipertensi.

2.2 Identifikasi Masalah Kesehatan


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kelompok 4 pada lingkungan
RT/RW, dan hasil survey dengan metode tanya-jawab dengan beberapa warga pada
lingkungan tersebut. kelompok 4 menyimpulkan terdapat permasalahan kesehatan
yang berhubungan dengan Polah Hidup Bersih dan Sehat terutama pada Community
Hygiene. Pengelolaan limbah rumah tangga yang kurang baik yang selama ini
dilakukan dengan cara dibakar atau dibuang di sungai dapat menyebabkan polusi
lingkungan yang cukup berbahaya bagi kesehatan, hal tersebut dapat menimbulkan
berbagai masalah kesehatan kepada individu seperti penyakit Infeksi Saluran Nafas
Atas, Disentri dan Penyakit kulit. Persoalan PHBS yang menjangkit individu dengan
usia lanjut juga menjadi masalah yang kelompok 4 temukan di lingkungan ini, seperti
5
hipertensi, penyakit sendi dan vertigo. Penyakit-penyakit ini tergolong penyakit tidak
menular yang memiliki prevalensi bukan hanya kepada orang dengan usia lanjut tetapi
juga sudah mulai menjangkit orang-orang dengan usia yang tergolong muda.

kelompok 4 menggunakan analisa kualitatif dengan metode delbeq sebagai teknik


penentuan prioritas masalah, kelompok 4 memilih metode ini dikarenakan lebih
mudah untuk dilakukan. Hasilnya, kelompok 4 memutuskan permasalahan
Pengelolaan limbah dan resiko penyakit degeneratif pada lingkungan ini sebagai
prioritas masalah yang akan menjadi sasaran edukasi.

6
BAGIAN 3
PROMOSI DAN PENCEGAHAN

3.1 Nama Program


Intervensi prioritas masalah Pengelolaan limbah dan penyakit degeneratif di
RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota
Semarang, Provinsi Jawa Tengah dilakukan dengan media promosi berupa leaflet
terkait penyakit degeneratif usia lanjut dan Buku Panduan Pengelolaan limbah.
Pemilihan media promosi Leaflet dan buku panduan adalah untuk mencegah informasi
yang tidak masif pada saat dilakukan penyuluhan. Melalui leaflet dan buku panduan,
informasi yang diberikan dapat tersimpan dan bisa dibuka kembali saat dibutuhkan.

3.2 Rasional
Pada observasi yang dilakukan di RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kelurahan
Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah didapatkan
beberapa masalah yang mendasari Kelompok 4 untuk menentukan prioritas masalah.
Masalah tersebut terdiri dari polusi udara dan suara, Pengelolaan limbah yang belum
maksimal, dan terdapat beberapa warga yang memiliki penyakit degeneratif usia
lanjut. Oleh karena itu, kelompok 4 memilih Pengelolaan limbah dan penyakit
degeneratif usia lanjut untuk dijadikan prioritas masalah. Hal yang mendasari
kelompok 4 memilih prioritas masalah tersebut adalah efektivitas dalam melakukan
intervensi dan disesuaikan jumlah warga yang memiliki masalah yang sama. Masalah
Pengelolaan limbah dipilih menjadi prioritas masalah karena dari hasil observasi di
RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep, ditemukan masih banyak warga yang membuang
sampah (baik organik maupun anorganik) di aliran sungai. Sedangkan hal yang
mendasari pemilihan prioritas penyakit degeneratif usia lanjut adalah dimana di
RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep terdapat cukup banyak warga yang berusia lanjut
dan memiliki penyakit degeneratif usia lanjut yang sama seperti Hipertensi dan
Diabetes Melitus.

Intervensi terhadap prioritas masalah tersebut fisibel dilakukan karena lokasinya


yang mudah diakses, anggota kelompok 4 yang cukup untuk membantu dalam
7
melakukan intervensi, dosen pembimbing yang sangat mumpuni di bidangnya dalam
memberikan materi terkait Penyakit degeneratif, dan warga RT01/RW 09 Kelurahan
Ngesrep yang cukup partisipatif baik saat dilakukan observasi maupun saat melakukan
intervensi.

Intervensi memiliki manfaat bagi sasaran dalam hal ini warga RT01/RW 09
Kelurahan Ngesrep karena dengan dilakukannya intervensi ini, warga bisa
mendapatkan informasi baik secara preventif maupun kuratif untuk mengatasi
permasalahannya. Lewat intervensi ini, warga bisa mendapatkan informasi baru terkait
cara Pengelolaan limbah yang baik dan benar. Selain itu, warga juga bisa mendapatkan
informasi terkait penyakit degeneratif usia lanjut, yang bisa digunakan sebagai
pedoman kuratif bagi warga yang sudah menderita penyakit tersebut dan pedoman
preventif bagi warga yang belum menderita penyakit tersebut.

3.3 Tujuan Intervensi


Tujuan dilakukannya intervensi prioritas masalah ini adalah untuk mengurangi
perilaku negatif dan mencegah meningkatnya perilaku negatif bagi kesehatan
lingkungan dan kesehatan diri seperti mencegah terjadinya peningkatan perilaku
membuang membuang sampah sembarangan dan mengonsumsi makanan yang dapat
menjadi faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif. Selain itu, tujuan lainnya adalah
meningkatkan perilaku positif dan mencegah terjadinya penurunan perilaku positif
bagi kesehatan lingkungan dan kesehatan diri seperti mencegah terjadinya penurunan
perilaku mengelola sampah dengan baik dan perilaku olahraga yang teratur.

3.4 Strategi dan desain kegiatan


Pada pelaksanaan rencana kegiatan intervensi, Kelompok 4 memiliki beberapa
rencana terkait tindak lanjutnya, yaitu:

1) Tahap Penyusunan Instrumen


Dalam melakukan penilaian untuk menentukan prioritas masalah, kelompok 4
menyusun instrumen yang akan digunakan dengan menggunakan penilaian
kualitatif yang terdiri dari 2 metode yaitu metode wawancara dan juga observasi.

8
Instrumen yang disusun didasarkan pada beberapa topik yang berkaitan dengan
hygiene jumlah populasi warga yang ada di RT 01/ RW 09 Kelurahan Ngesrep,
Kecamatan Banyumanik serta masalah kesehatan lingkungan yaitu: polusi udara
dan suara, vektor penyakit, persediaan air, pembuangan limbah, kepadatan hunian,
ketersediaan layanan kesehatan, lalu personal dan community.

2) Tahap Wawancara dan Observasi


Tahap wawancara dilakukan kelompok 4 setelah daftar pertanyaan atau
penyusunan instrumen telah tersusun. Dalam tahap wawancara, kelompok 4
mengajukan pertanyaan dari daftar pertanyaan yang sudah disusun kepada beberapa
warga RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang
dalam setiap anggota keluarga yang menjadi sampel penilaian. Kelompok 4
melakukan wawancara dengan 10 responden yang berasal dari 5 Kepala Kepala
Keluarga yang dilakukan selama 1 hari. Dalam melakukan wawancara, kelompok 4
meminta izin terlebih dahulu sebelum mengajukan pertanyaan kepada responden
dalam hal ini perwakilan warga RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang.

Tahap observasi dilakukan dalam hari yang sama dengan tahap observasi.
Tahap observasi dilakukan untuk memvalidasi jawaban responden dan untuk
menambah data yang kurang terkait penilaian yang dilakukan. Observasi dilakukan
dengan mengitari atau mengelilingi 3 rumah RT01/RW 09 Kelurahan Ngesrep,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang yang menjadi sampel. Hal-hal yang di
observasi berupa: polusi udara dan suara, vektor penyakit, persediaan air,
pembuangan limbah, kepadatan hunian, ketersediaan layanan kesehatan, lalu
personal dan community hygiene.

3) Tahap Penentuan Prioritas Masalah


kelompok 4 memilih Pengelolaan limbah dan edukasi penyakit tidak menular
kepada lingkungan RT 1 RW 9 Kel. Ngesrep. Kec. Banyumanik sesuai dengan
penemuan dari hasil wawancara dan observasi yang kelompok 4 lakukan kepada
sebagian warga daerah ini. Kami memilih dua topik yaitu Pengelolaan limbah dan
edukasi penyakit tidak menular untuk mengintervensi pembuangan limbah yang
kurang baik dan beresiko untuk memberikan kondisi kesehatan kepada warga

9
sekitar, dan meningkatkan pemahaman serta kesadaran para warga RT 1 RW 9 Kel.
Ngesrep, Kec. Banyumanik mengenai penyakit-penyakit tidak menular dan faktor
resikonya bagi segala usia.

3.5 Rencana Evaluasi Intervensi


Program ini berjalan berbeda dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Akibat
penambahan kasus COVID-19 yang memasuki gelombang kedua di Indonesia,
kelompok 4 beberapa kali mengganti konsep pelaksanaan sosialisasi yang akan
dilakukan berdasarkan kondisi yang ada. Setelah mengamati pertumbuhan kasus,
kelompok 4 mengubah konsep sosialisasi menjadi secara door to door, namun karena
ada peraturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang berlaku,
kelompok 4 memilih untuk mengubah konsep sosialisasi menjadi daring dan
memundurkan waktu pelaksanaanya. Pada pelaksanaan daring yang telah dilakukan
oleh kelompok 4, sosialisasi tidak memiliki jumlah peserta yang mampu untuk
dijadikan tolak ukur pelaksanaan kegiatan ini, kemudian kelompok 4 mengubah
cakupan sasarannya dari satu RT menjadi satu RW sebagai upaya untuk menambah
jumlah peserta sosialisasi nya dan pelaksanaan tetap dilakukan secara daring.
Pelaksanaan sosialisasi secara daring dengan sasaran pada RW9 juga belum
mendapatkan jumlah peserta yang memenuhi kriteria. Hal ini terjadi akibat demografi
umur pada lokasi yang dipilih menunjukkan mayoritas adalah usia lanjut yang kurang
paham dengan teknologi sehingga mempersulit untuk dilakukan nya sosialisasi secara
daring. Pada akhirnya kelompok 4 kembali ke konsep door to door dengan sampel
beberapa masyarakat dari RW 9 dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki.

3.6 Rencana Kerja


Tabel 1. Timeline Kegiatan

Waktu Kegiatan

Jumat, 23 April 2021 Menentukan Tempat Sasaran

Jumat, 30 April Membuat Instrumen Penilaian

Selasa, 4 Mei 2021 Diskusi I Bersama Dosen Pembimbing

10
Sabtu, 8 Mei 2021 Pertemuan dengan Ketua RT

Senin, 10 Mei 2021 Observasi Tempat Sasaran (RT/RW)

Selasa, 11 Mei 2021 Menentukan Prioritas Masalah

Rabu, 12 Mei 2021 Menyusun Laporan Sementara

Selasa,25 Mei 2021 Menyusun SAP, TOR dan Proposal


Kegiatan Edukasi

Senin, 31 Mei 2021 Bimbingan bersama Bersama Dosen


Pembimbing terkait SAP, TOR dan
Proposal Kegiatan Edukasi

Senin, 7 Juni 2021 Pengajuan Proposal Kegiatan Edukasi

3.7 Rencana Anggaran


Tabel 2. Rincian Pemasukan dan Pengeluaran

1A PEMASUKAN

No Keterangan Jumlah Satuan Harga/Satuan Sub-Total Total

1 Dana Fakultas 1 Dana Rp 0.000 Rp 0.000

Total Pemasukan Rp 0.000

2A PENGELUARAN

No Keterangan Jumlah Satuan Harga/Satuan Sub-Total Total

a Cetak leaflet 22 Dana Rp 2.700 Rp 59.400


penyakit
degeneratif pada
usia lanjut
ukuran A4

11
Cetak buku
panduan
b pengelolaan 22 Dana Rp 13.800 Rp 303.600
limbah ukuran
A6

Jasa potong
c leaflet dan buku 1 Dana Rp 15.000 Rp 15.000
panduan

Cinderamata
untuk responden
d 4 kotak Rp 25.000 Rp 100.000
berupa masker
medis 3-layer

Biaya
e pengiriman 1 Dana Rp 9.000 Rp 9.000
masker
Rp 487.000
Cetak laporan
f akhir field lab 3 Eks Rp.
kelompok 4

Total Pengeluaran Rp 487.000

Dana -

12
BAGIAN 4
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Populasi


Sebelum melakukan pengambilan sampel terlebih dulu dilakukan pendataan
untuk mengetahui jumlah populasi yang akan ditetapkan sebagai responden.
Berdasarkan hasil wawancara dengan RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang terdiri dari 17 rumah dan 33 kepala keluarga. Akan
tetapi pada observasi yang dilakukan untuk mendapatkan sampel, kelompok 4
menggunakan 10 orang warga dari 3 rumah tangga di lingkungan RT 01/RW 09,
Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Tabel 3. Data Responden

No. Nama Usia

1. Tn. HR 48 tahun

2. Ny. HR 45 tahun

3. Ny. SP 79 tahun

4. Tn. ANS 66 tahun

5. Ny. RS 67 tahun

6. Tn. A 41 tahun

7. Ny. A 40 tahun

8. Nn. A 12 tahun

9. Nn. M 19 tahun

10. Ny. R 61 ahun

13
4.2 Karakteristik Tempat Tinggal
RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep adalah salah satu daerah yang berada di
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang yang keberadaannya berada di sepanjang
kali sapta marga. RT 01/RW 09 memiliki karakteristik campuran yakni terdiri dari 17
rumah yang jarak antara setiap rumahnya berkisar antara 1-2 meter dimana masih
tergolong pemukiman yang padat. Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan terkait
dengan kesehatan lingkungan yang ada di RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang didapatkan bahwa di daerah tersebut masih
belum baik dan baik dalam Pengelolaan limbah dikarenakan masih banyak warga yang
membuang sampah di bantaran kali dan membakar sampah yang menyebabkan polusi
udara. Selain melakukan observasi terhadap kesehatan lingkungan, kelompok 4 juga
menemukan bahwa di RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik,
Kota Semarang ditemukan bahwa beberapa warga ada yang berusia lanjut dan
memiliki penyakit degeneratif usia lanjut yang sama.

4.3 Faktor Resiko


Masalah yang ditemukan pada RT 01/RW 09 RT 01/RW 09, Kelurahan Ngesrep,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang berupa kurangnya kesadaran masyarakat
mengenai pengelolaan limbah yang baik.Pengelolaan limbah rumah tangga yang
kurang baik dengan cara dibakar dapat menyebabkan polusi udara yang cukup
berbahaya bagi kesehatan, penggunaan air tanah tanpa dimasak ulang untuk aktivitas
kebersihan. Hal-hal tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan kepada
individu seperti penyakit Infeksi Saluran Nafas Atas, Disentri dan Penyakit kulit.
Faktor risiko selanjutnya adalah jumlah warga dengan usia lanjut yang cukup tinggi
dengan kondisi kesehatan berbeda beda seperti hipertensi, penyakit sendi dan vertigo.
Penyakit-penyakit ini tergolong penyakit degeneratif lanjut usia yang seiring
berkembangnya jaman memiliki prevalensi bukan hanya kepada orang dengan usia
lanjut tetapi juga sudah mulai menjangkit orang-orang dengan usia yang tergolong
muda.

14
4.4 Perilaku Personal Hygiene (PH)
Warga RT 01 sudah memiliki tempat penampungan air bersih dengan dua jenis
sumber air. Air bersih yang didapatkan dari PDAM digunakan untuk makan dan
minum, sedangkan untuk kegiatan mandi dan mencuci mereka menggunakan sumber
air tanah. Semua rumah mempunyai tempat penampungan air yang memadai dan
wadah nya memiliki penutup sehingga tidak memungkinkan adanya perkembangan
nyamuk.

4.5 Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal


Di wilayah tersebut tidak ditemukan adanya saluran pembuangan limbah yang
memadai. Hampir semua rumah memiliki hewan peliharaan terutama kucing dan
terdapat rumah dengan kondisi kandang hewan ternak berjarak sangat dekat dengan
dinding rumah. Kandang ternak menimbulkan bau menyengat dan hewan liar bebas
berkeliaran di sekitar rumah. Kondisi sanitasi lain yang perlu diperhatikan adalah jarak
antara sumber air (tempat penampungan air) dengan saluran septic tank yang terlalu
dekat dan belum bisa dikatakan layak karena masih sederhana dan berpotensi
menimbulkan pencemaran.

Pengelolaan lingkungan sekitar rumah masih minim dan pengelolaan limbah


belum tertata dengan baik. Limbah rumah tangga kering tidak diolah terlebih dahulu
dan langsung dibakar yang berpotensi menimbulkan polusi udara. Pengelolaan limbah
basah setiap rumah tangga berbeda karena tidak ada tempat penampungan limbah
secara umum di wilayah RT tersebut, sehingga banyak dari warga yang langsung
membuang limbah basah ke sungai dan sebagian lagi memilih untuk membawa limbah
basah ke Pasar terdekat.

4.6 Hasil Edukasi atau Promosi Kesehatan


Intervensi yang dilakukan oleh kelompok 4 terkait pengelolaan limbah dan
penyakit degeneratif pada usia lanjut berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
sudah dilakukan di RT 01/ RW 09, Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota

15
Semarang dilakukan dengan cara door to door. Akan tetapi, program intervensi yang
kelompok 4 lakukan ini tidak sesuai dengan rencana awal, dimana rencana awal yang
sudah disusun oleh kelompok 4 adalah melakukan penyuluhan dengan mengumpulkan
perwakilan warga di satu tempat untuk dilakukan penyuluhan kesehatan tersebut.

Resume Kegiatan Penyuluhan Kesehatan Pengelolaan Limbah dan Penyakit


Degeneratif Pada Usia Lanjut

● Hari/Tanggal : Kamis, 15 Juli 2021


● Kegiatan Penyuluhan dimulai Pukul 12.00-13.00 WIB dan Pukul 19.00-21.00 WIB
● Susunan Acara :
1. Salam Pembuka.
2. Penyampaian Maksud dan Tujuan pembawaan Materi Penyuluhan.
3. Pemberian leaflet dan buku panduan terkait gambaran umum tentang
materi penyuluhan tentang Pengelolaan Limbah dan Penyakit
Degeneratif Pada Usia Lanjut.
4. Pemaparan Materi 1 yaitu Pengelolaan Limbah oleh anggota Kelompok 4
Field Lab.
5. Sesi Tanya Jawab dan Diskusi bersama para warga terkait pemaparan
materi tentang Pengelolaan Limbah.
6. Pemaparan Materi 2 yaitu Penyakit Degeneratif Pada Usia Lanjut.
7. Sesi Tanya Jawab dan Diskusi bersama para warga terkait pemaparan
materi tentang Penyakit Degeneratif Pada Usia lanjut.
8. Salam Penutup dan Foto Bersama.

Materi 1

Pengelolaan Limbah

Limbah pada umumnya dapat dibedakan menjadi limbah organik dan limbah
anorganik, limbah organik adalah limbah-limbah yang berasal dari alam seperti daun
kering, sisa makanan, bangkai hewan, dan kotoran hewan. Limbah Anorganik adalah
16
limbah yang bukan berasal dari alam seperti contohnya kaleng minuman, botol plastik,
plastik belanjaan, dan masker sekali pakai. Berdasarkan bentuknya, limbah dapat
dikategorikan sebagai limbah padat, limbah cair, dan limbah udara. Limbah padat
adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi (barang bekas)
maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya. Limbah Cair adalah limbah yang
dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan, mall dan lain lain,
contohnya air bekas cucian pakaian, air bekas mandi, sisa makanan berwujud cair dan
lain-lain. Sedangkan, Limbah gas adalah Limbah gas merupakan bahan sisa berbentuk
gas yang dihasilkan dari proses pembakaran atau pembusukan.

Urutan proses pengelolaan limbah adalah Pemilahan- pewadahan -


Pemindahan-Pengangkutan-Tempat pembuangan sementara. Proses pemilahan
sampah dapat dilakukan dengan mengadakan pemilahan sampah basah (organik) dan
sampah kering (anorganik) oleh masing-masing rumah tangga. Pewadahan dapat
direncanakan sesuai dengan pola individual. setiap dapat keluarga menyediakan
pewadahan, wadah ditempatkan di halaman depan rumah atau di pinggir jalan
sehingga mempermudah pada saat pengumpulan dan pengangkutan. Pada proses
pemindahan, sampah dikumpulkan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-tiap
sumber sampah (rumah ke rumah) dan diangkut ke tempat pembuangan sementara.
Proses pengangkutan dilakukan oleh kendaran pengangkut dengan jenis compactor
3 3
truck dengan kapasitas 6m atau arm roll truck yang berkapasitas 4 m . Proses
terakhir adalah pembuangan ke tempat sampah sementara, setelah sampah
dikumpulkan dan diangkut, maka selanjutnya sampah dibuang ke tempat pembuangan
sementara yang tersedia.

Penanganan sampah juga dapat dilakukan dengan konsep 3R yaitu Reduce,


Reuse, dan Recycle. dengan metode 3R diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah
yang berada di TPA, karena sampah-sampah tersebut akan dikurangi jumlahnya,
dipakai kembali, atau di daur ulang menjadi benda lainnya yang dapat kita gunakan
dalam kehidupan sehari hari. Pengelolaan limbah organik juga dapat diubah menjadi
pupuk dengan cara:

17
1. Cacah sampah organik rumah tangga hingga berukuran kecil.
2. Tambahkan kompos jadi/pupuk kandang/serbuk gergaji.
3. Tuangkan larutan aktivator /starter kompos (contoh : EM4) ke bahan kompos lalu
aduk rata.
4. Masukkan dalam wadah pengomposan.
5. Tunggu 7-8 minggu, sambil diaduk seminggu sekali.

Limbah yang tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah
kesehatan. Limbah cair yang tidak diolah dapat menyebabkan berbagai masalah
seperti penyakit kulit dan muntaber. Limbah gas hasil pembakaran juga dapat
menyebarkan zat-zat seperti karbon monoksida yang berbahaya jika terhirup, asap ini
dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan, kanker, hingga kematian. Sedangkan,
limbah padat anorganik yang tidak diolah tidak akan terurai di alam dalam waktu yang
sangat lama.

Materi 2

Penyakit Degeneratif Usia Lanjut

Penyakit degeneratif merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses


kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk seperti
penyakit kardiovaskuler, Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas dan lainnya.
kontributor utama terjadinya penyakit degeneratif adalah pola hidup yang tidak sehat
seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, pola makan dan obesitas, aktivitas fisik
yang kurang, stres, dan pencemaran lingkungan.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di


dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana
tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Faktor risiko penyebab hipertensi ada yang bisa dimodifikasi dan ada yang tidak bisa
dimodifikasi. Faktor risiko yang bisa dimodifikasi berupa kegemukan, merokok, diet
tinggi lemak, stress, dislipidemia, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik dan

18
konsumsi alkohol berlebih sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
adalah usia, jenis kelamin dan riwayat keluarga. pencegahan hipertensi dicanangkan
dengan istilah “CERDIK” yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok,
Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang dan Kelola stress.

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai


oleh kadar glukosa darah yang melebihi normal. Diabetes disebabkan oleh kekurangan
hormon insulin yang dihasilkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh
pankreas untuk menurunkan kadar gula darah. pengelompokan jenis DM terdiri dari 3
yaitu : DM tipe 1 yang disebabkan karena tidak ada sama sekali produksi insulin, DM
tipe 2 yang disebabkan karena jumlah insulin yang rendah dan DM Gestasional yang
terjadi pada ibu hamil. Nilai normal gula darah terdiri dari dua kategori yaitu Gula
Darah Sewaktu (GDS) dengan nilai normal <200 mg/dl dan Gula Darah Puasa (GDP)
dengan nilai normal < 126 mg/dl. Faktor risiko penyebab DM ada 2 yaitu yang tidak
dapat dimodifikasi seperti ras, etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan
DM, Riwayat melahirkan dengan Berat > 4000 gram atau BBLR < 2500 gram
sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi berupa kelebihan berat badan, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat dan tidak seimbang,
dan merokok. Pencegahan DM dapat berupa mempertahankan berat badan ideal,
makan makanan sehat antara 3-5 porsi buah dan sayuran sehari, kurangi asupan gula,
garam, dan lemak jenuh, tes glukosa darah dan kadar HbA1c secara teratur, Hindari
rokok, Kelola stress, dan rutin aktivitas fisik.

Penyakit kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi


jantung dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit kardiovaskuler, terapi yang
paling umum dan paling terkenal adalah penyakit jantung koroner dan stroke. Faktor
risiko penyakit kardiovaskuler ada 2 yaitu yang tidak dapat dimodifikasi berupa usia,
jenis kelamin, riwayat keluarga sedangkan yang dapat dimodifikasi berupa
kegemukan, diet tidak sehat, stress, kurangnya aktivitas fisik, dan dislipidemia. Untuk
mencegah penyakit kardiovaskuler dapat dilakukan dengan cara “PATUH” yaitu :
Periksa kesehatan rutin, Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat, Tetap diet
dengan gizi seimbang, Upayakan aktivitas fisik dan Hindari rokok.

19
Kelompok 4 melakukan evaluasi untuk menentukan relevansi, efisiensi, dan
efektivitas kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan melalui pengumpulan dan
analisis data secara sistematis dengan google form . Jumlah soal masing - masing topik
materi ialah 5 butir soal. Batas pemahaman yang ditetapkan oleh kelompok 4 ialah <
70 warga kurang paham dan > 70 warga sudah memahami dengan baik.

Tabel 4. Evaluasi Hasil Edukasi Partisipan

No. Nama Nilai

1. Tn. HA 100

2. Tn. Y 80

3. Tn. S 70

4. Tn. O 100

5. Tn. RB 90

6. Tn. BR 90

7. Ny. DI 90

8. Ny. R 80

Rata-rata 87.5

4.7 Pembahasan

20
Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan yang mempunyai masukan
(input), proses dan keluaran (output). Kegiatan promosi kesehatan guna mencapai
tujuan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam promosi
kesehatan, metode yang kelompok 4 gunakan adalah metode individual (perorangan).
Dalam promosi kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi.
Dasar kelompok 4 menggunakan metode individual dikarenakan setiap orang
mempunyai masalah atau alasan yang berbeda- beda sehubungan dengan penerimaan
atau perilaku baru tersebut. Berdasarkan metode tersebut kelompok 4 menggunakan
pendekatan bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counseling) dengan cara ini
kontak antara responden dengan kelompok 4 lebih intensif. Setiap masalah yang
dihadapi diusahakan dapat dibantu dengan memberikan solusi sesuai dengan tema
yang ditetapkan sesuai observasi. Kelompok 4 berharap dengan adanya penyuluhan
yang sesuai dengan permasalahan yang dirasakan peserta dalam hal ini warga RW 09
kelurahan Ngesrep dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan pemahaman yang
diperoleh akan menerima perilaku tersebut atau berperilaku baru.

Pada jalannya kegiatan penyuluhan kelompok 4 menyediakan kesempatan


berdiskusi agar warga dapat bebas berpartisipasi dalam diskusi. Dari diskusi yang
dilakukan warga antusias dengan memberikan tanggapan terhadap materi yang
disampaikan berupa masalah kesehatan terkait materi yang ingin dikonsulkan ataupun
pertanyaan terhadap materi yang belum dipahami. Adapun alat peraga yang kelompok
4 gunakan ialah alat peraga yang diproyeksikan berupa slide powerpoint dan alat
peraga sederhana yaitu leaflet dan buku panduan. Tujuan dari penggunaan alat bantu
dalam proses penyuluhan untuk menimbulkan perhatian peserta terhadap materi yang
disampaikan dan sebagai media pengingat untuk peserta berupa pesan atau informasi
yang ringkas sesuai materi yang disampaikan kelompok 4.

Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku


merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespons sehingga disebut teori “S-O-R” atau
Stimulus Organisme Respons. Berdasarkan batasan perilaku dari skinner tersebut,
maka perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objek
21
yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan
minuman, serta lingkungan. Konsentrasi perilaku yang disoroti oleh kelompok 4 yaitu
perilaku pemeliharaan kesehatan ( Health maintenance ) yang mana perlu dijelaskan
bahwa kesehatan sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu
diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga
penyakit degeneratif pada usia lanjut yang menjadi materi penyuluhan dapat
dipraktikan dalam keseharian sebagai upaya menjaga kondisi kesehatan dan upaya
kuratif bagi para penderita. Perilaku kesehatan lingkungan juga menjadi fokus
kelompok 4 sesuai observasi terkait pengelolaan limbah sehingga setelah penyuluhan
dan respon warga yang antusias, warga dapat mengelola lingkungannya sehingga tidak
mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakat sekitar.

Kelebihan intervensi yang kelompok 4 lakukan yaitu kelompok 4 sudah


mengembangkan metode - metode yang telah dipelajari pada program field lab tahun
sebelumnya sehingga intervensi kelompok 4 dirasa lebih baik. Kelompok 4 juga
memiliki cakupan sasaran yang lebih luas dan lebih besar dari rencana, dimana
rencana awal adalah kelompok 4 adalah melakukan penyuluhan hanya dengan
cakupan RT.

Dikarenakan kasus COVID-19 yang memasuki gelombang kedua di Indonesia,


kelompok 4 mengganti konsep pelaksanaan menjadi secara door to door, namun
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat kelompok 4
memilih untuk mengubah konsep sosialisasi menjadi daring dan memundurkan waktu
pelaksanaanya. Pelaksanaan daring yang telah dilakukan oleh kelompok 4 tidak
memiliki jumlah peserta yang dapat dijadikan tolak ukur pelaksanaan kegiatan,
sehingga kemudian kelompok 4 mengubah sasarannya dari RT menjadi RW
Pelaksanaan sosialisasi secara daring pada RW 09 juga belum mendapatkan jumlah
peserta yang memenuhi kriteria. Pada akhirnya kelompok 4 kembali ke konsep door
to door dengan sampel beberapa masyarakat dari RW 9 dikarenakan keterbatasan
waktu yang dimiliki.

Kelompok 4 merekomendasikan untuk pelaksanaan program field lab pada


tahun berikutnya disediakanya lokasi seperti Desa Binaan atau Komunitas Binaan

22
yang telah bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata sebagai
sasaran program agar mempermudah proses kegiatan.

23
BAGIAN 5
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya intervensi kelompok 4 pada kamis,15 Juli 2021 di
lingkungan RW 09 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang,
Provinsi Jawa Tengah, rata - rata warga mencapai tujuan kegiatan penyuluhan yakni
memiliki pemahaman yang baik terhadap perilaku kesehatan individu maupun
perilaku kesehatan lingkungan yang ditunjukan melalui evaluasi hasil
penyuluhan.Warga diharapkan memiliki tanggung jawab sesuai pengetahuan terkait
penyuluhan yang telah dilaksanakan sehingga mencapai tingkat kesehatan seoptimal
mungkin.

5.2 Saran
1. kelompok 4 menyarankan untuk dilakukan nya pendampingan secara intensif
dalam penentuan lokasi atau disediakan nya lokasi khusus seperti desa binaan atau
komunitas binaan yang telah bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Unika
Soegijapranata sebagai sasaran program ini.
2. kelompok 4 menyarankan untuk dilakukan nya komunikasi yang lebih jelas
mengenai informasi dan keputusan-keputusan dari program ini agar dapat menjadi
suatu acuan dalam pelaksana program tanpa diragukan validitasnya.
3. kelompok 4 menyarankan dilakukan kajian dan pertimbangan mengenai waktu
pelaksanaan program sesuai dengan kondisi pandemi yang sedang terjadi.

24
Daftar Pustaka

1. B. Michael., Carl, L. Hanson., Len, B. Brianna, M. Et al. Family-Centered Health


Promotion: Perspectives For Engaging Families and Achieving Better Health Outcomes.
USA: The Journal of Health care Organization, Provision And Financing (SAGE
Journals). 2020.
2. S. W. Putri, S. Roni. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS). Jakarta: Universitas Indonesia. 2018.
3. Hermawati, I. Kajian Tentang Kota Ramah Lanjut Usia. Yogyakarta: Badan Pendidikan
dan Penelitian Kesejahteraan Sosial, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS). 2015.
4. Handajani. A., Roosihermiatie., M. Herti. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Pola
Kematian Pada Penyakit Degeneratif di Indonesia. Surabaya: Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. 2010.
5. Abraham, A., Sommerhalder, K., & Abel, T. Landscape and Well-being: A Scoping
Study on The Health Promoting Impact of Outdoor Environments. International Journal
of Public Health. 2010. Page. 59-69.
6. Lavigne, F., Wassmer. P., Gomez, C. Et al. Geoenviron Disasters. Bandung: Catastrophic
Waste Avalanche et Leuwigajah Dumpsite. 2014.
7. Yang, H., Huang, X., Thompson, J. R., Bright, R. M., & Astrup, R. The Crushing Weight
Of Urban Waste. New York: Science. 2016.
8. Notoatmodjo. S. S.K.M. MC. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Revisi.
Jakarta: PT Rineka Cipta. 2012.
9. Sunarsi, Elvi. Konsep Pengelolaan Limbah Rumah Tangga Dalam Upaya Pencegahan
Pencemaran Lingkungan. Palembang: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sriwijaya. 2014.

25
Lampiran

Lampiran 1
Hasil Form Feedback

(Quiz Penyuluhan Pengelolaan Limbah dan Penyakit Degeneratif di Usia Lanjut)

26
27
28
29
30
31
32
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan Penyuluhan Field Lab Kelompok 4

33

Anda mungkin juga menyukai