ANTIKOLONERGIK :
Antikolinergik adalah kelompok obat untuk menangani berbagai kondisi, mulai dari inkontinensia urine,
penyakit Parkinson, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), hingga diare. Antikolinergik bekerja dengan
cara menghambat asetilkolin, yaitu zat kimia penghantar sinyal antara sel-sel saraf (neurotransmiter). Cara
kerja ini akan mempengaruhi banyak organ, termasuk otot jantung, paru-paru, saluran cerna, hingga saluran
kemih, sehingga bisa digunakan untuk menangani beragam kondisi.
Keluhan akibat kandung kemih terlalu aktif, seperti dorongan mendadak untuk buang air kecil, tidak
mampu menahan keinginan berkemih, atau inkontinensia
Gangguan pencernaan, seperti mual dan muntah, diare, tukak lambung, atau irritable bowel syndrome
Tremor yang dialami penderita penyakit Parkinson
Asma atau PPOK
Sulit tidur, gangguan cemas, depresi, atau skizofrenia
Uveitis atau peradangan pada lapisan tengah mata
Keracunan makanan, obat, atau zat kimia tertentu, seperti insektisida
Gejala atau keluhan akibat reaksi alergi, khusus untuk obat antihistamin dengan yang memiliki efek
antikolinergik
- Antikolinergik primer
Antikolinergik primer sering juga disebut sebagai antikolinergik murni. Obat-obatan yang termasuk ke
dalam jenis ini memang digunakan untuk menghambat kerja asetilkoline pada beberapa kondisi khusus.
Contoh-contoh obat yang termasuk di dalamnya adalah:
Atropin, untuk mengatasi uveitis dan mengurangi produksi dan pengeluaran air liur dan lendir di
saluran pernapasan, selama operasi.
Darifenacin, untuk mengatasi inkontinensia urine
Aclidinium atau ipratropium untuk mengatasi gangguan pernapasan, seperti asma dan gejala radang
paru kronis
Trihexyphenidyl dan benztropine mesylate, untuk meredakan gejala penyakit Parkinson atau
mengobati efek samping dari obat antipsikotik
Oxybutynin, untuk mengobati akibat kandung kemih terlalu aktif (overactive bladders).
Scopolamine, untuk mengatasi kram perut dan meredakan gejala penyakit irritable bowel sydndrome
Glycopyrrolate, untuk mengurangi pengeluaran air liur berlebih akibat cerebral palsy
3. Antidepresan Trisiklik
Antidepresan trisiklik ditujukan untuk meredakan gejala depresi dan bipolar. Selain itu, kelompok obat
ini juga bisa digunakan dalam pengobatan gangguan obsesif kompulsif, gangguan cemas, post-
traumatic stress disorder (PTSD), atau serangan panik. Obat golongan antidepresan trisiklik yang
memiliki efek antikolinergik adalah:
Amitriptyline, Amoxapine, Clomipramine, Desipramine, Doxepin, Nortriptyline, Imipramine,
Protriptyline
4. Antispasmodik
Antispasmodik umumnya diresepkan dokter untuk mengontrol gejala pada penderita sindrom iritasi
usus. Obat antispasmodik yang memiliki efek antikolinergik meliputi:
Clidinium, Dicyclomine, Hyoscyamine, Propantheline
5. Obat Midriatikum
Midriatikum adalah kelompok obat yang digunakan untuk melebarkan pupil mata. Obat ini biasanya
digunakan sebelum pemeriksaan mata dan untuk mengobati uveitis atau peradangan mata.Jenis-jenis
obat midriatikum yang mempunyai efek antikolinergik meliputi:
Cyclopentolate, Homatropine, Tropicamide
Masih ada lagi beberapa obat yang juga memiliki efek antikolinergik, misalnya carbamazepine,
cyclobenzaprine, atau orphenadrine. Carbamazepine digunakan untuk mengontrol dan mencegah kejang
akibat epilepsi, sedangkan cyclobenzaprine dan orphenadrine untuk meredakan kejang otot.
KOLINERGIK :
Parasimpatomimetika adalah sekelompok zat yang dapat menimbulkan efek yang sama dengan stimulasi
Susunan Parasimpatis (SP) ,karena melepaskan neuron asetilkolin diujung-ujung neuronnya.
ANTIDEPRESAN :
Antidepresan adalah obat yang digunakan untuk menangani depresi. Obat ini bekerja dengan cara
menyeimbangkan senyawa kimia alami di dalam otak yang disebut neurotransmiter. Cara kerja ini bisa
membantu memperbaiki dan menyeimbangkan suasana hati dan emosi penderita depresi. Selain untuk
menangani depresi, antidepresan juga bisa digunakan untuk mengatasi gangguan mental lain, seperti
gangguan obsesif kompulsif (OCD), gangguan stress pascatrauma (PTSD), gangguan kecemasan umum,
fobia, binge eating disorder, dan bulimia. Obat ini hanya boleh digunakan dengan resep dokter. memiliki
manfaat lain, misalnya untuk mengatasi masalah kulit, meredakan nyeri, dan mengatasi ejakulasi dini. Perlu
dipahami, antidepresan tidak dapat menyembuhkan depresi. Obat ini hanya membantu mengendalikan atau
meredakan gejala depresi, atau menurunkan tingkat keparahannya.
1. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs)
SSRIs bekerja dengan cara menekan penyerapan kembali serotonin di dalam otak sehingga
kadar serotonin meningkat. Antidepresan jenis ini umumnya menjadi pilihan utama untuk mengobati
depresi, karena risiko efek samping yang rendah. Contoh :
Fluoxetine (Andep, Antiprestin, Deprezac), Sertralin (Deptral, Fridep 50, Fatral, Iglodep, Nudep 50,
Serlof, Sertraline Hydrochloride), Fluvoxamine (Luvox), Escitalopram (Cipralex, Depram, Elxion,
Escitalopram oxalate), Dapoxetine (Priligy)
2. Antidepresan trisiklik (TCAs)
TCAs bekerja dengan cara memengaruhi kadar neurotransmiter serotonin dan sedikit norepinephrine.
Dengan begitu, suasana hati bisa terkendali dan gejala depresi dapat mereda. Contoh obat golongan TCAs
adalah:
Amitriptyline (Amitriptyline, Amitriptyline HCl), Clomipramine, Doxepin (Tersedia dalam bentuk krim
yang dapat digunakan untuk mengatasi gatal di kulit akibat kondisi tertentu, seperti eksim), Maprotiline
(Maprotiline HCl, Tilsan 25, Sandepril), Imipramine
3. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs)
Antidepresan jenis ini bekerja dengan cara menghambat serotonin dan norepinephrine agar tidak diserap
kembali oleh sel saraf sehingga kadarnya tetap tinggi. Contoh obat golongan SNRI adalah:
Venlafaxine (Efexor XR), Duloxetine (Cymbalta, Duloxta 60)
4. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs)
Monoamine oxidase inhibitor (MAOIs) bekerja dengan cara menghambat kinerja senyawa noradrenalin
dan serotonin untuk mencegah timbulnya gejala depresi. Contoh obat golongan MAOIs adalah:
Selegiline, Phenelzine, Isocarboxazid, Tranylcypromine
5. Antidepresan atipikal
Obat ini bekerja dengan cara memengaruhi beberapa jenis neurotransmiter secara sekaligus sehingga bisa
memperbaiki suasana hati dan meredakan depresi. Contoh obat golongan antidepresan atipikal adalah:
Bupropion, Mirtazapine, Vortioxetine
Benzodiazepine :
adalah golongan obat penenang atau sedatif yang dapat digunakan dalam pengobatan gangguan kecemasan,
serangan panik, kaku otot, insomnia, kejang, status epileptikus, atau sindrom putus alkohol. Obat ini juga
sering digunakan sebagai obat penenang sebelum operasi. Benzodiazepine bekerja dengan cara
meningkatkan aktivitas gamma-aminobutyric acid (GABA). GABA merupakan neurotransmitter yang
berfungsi untuk mengurangi keaktifan dari sel saraf yang ada di otak, sehingga menimbulkan efek lebih
tenang.
Alprazolam (Alprazolam, Atarax, Frixitas, Opizolam, Xanax, Zypraz, Zolastin), Chlordiazepoxide
(Braxidin, Cliad, Clixid, Librax, Melidox, Sanmag), Clobazam (Anxibloc, Asabium, Clobazam, Clofritis,
Frisium, Proclozam), Clonazepam (Clonazepam, Riklona 2), Diazepam (Analsik, Diazepam, Potensik,
Trazep, Stesolid, Valdimex, Valisanbe), Estazolam (Alena, Esilgan, Elgran), Lorazepam (Ativan,
Lorazepam, Loxipaz, Merlopam, Renaquil), Midazolam (Anesfar, Dormicum, Fortanest, Hipnoz,
Midazolam-Hameln, Miloz)
MUKOLITIK :
Salah satu jenis obat batuk yang digunakan sebagai obat pengencer dahak yang kental agar mudah
dikeluarkan. Obat batuk mukolitik ini bekerja dengan cara melepas ikatan gugus sulfidril pada mucoprotein
dan mukopolisakarida sehingga menurunkan viskositas mucus.
Ketika obat pengencer dahak bekerja, tekstur dahak sudah tidak bersifat kental dan akan lebih mudah
dikeluarkan dari tenggorokan sehingga membuat saluran pernapasan menjadi lebih lancar dan bebas dari
dahak yang menghambat. Obat mukolitik juga bisa membantu mengurangi eksaserbasi pada sejumlah kondisi
tertentu, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan batuk produktif kronis
Sebagai sekretolitik pada gangguan saluran napas akut dan kronis seperti: emfisema, radang paru
kronis, bronkiektasis, eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asmatik, asma bronkial yang
disertai kesukaran pengeluaran dahak, serta penyakit radang rinofaringeal
Untuk pengobatan kondisi hipersekresi mukus yang kental dan tebal pada saluran pernapasan
Sebagai mukolitik untuk meredakan batuk berdahak (obat pengencer dahak)
Sebagai pembasah pada afeksi saluran nafas akut dan kronis
Sediaan Inhalasi uap dengan drainase postural efektif pada bronkiektasis dan beberapa kasus bronkritis
kronik
Obat batuk mukolitik juga dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit tenggorokan
EKSPEKTORAN :
Ekspektoran bekerja dengan meningkatkan sekresi bronkial agar kondisi ditenggorokan lebih lembab
dan mengencerkan dahak sehingga aliran lendir dapat berjalan normal dan mudah untuk dikeluarkan. Obat
ini biasanya juga bekerja dengan cara merangsang terjadinya batuk untuk mengeluarkan dahak. Obat ini
biasanya juga bekerja dengan cara merangsang terjadinya batuk atau pengeluaran cairan dari saluran nafas
untuk mempermudah keluarnya dahak.
Contoh obat :
Guaifenesin untuk batuk berdahak. Menyebabkan kantuk dan pusing berputar (Allerin Expectorant,
Anakonidin, Actifed Plus Expectorant, Benadryl Wet Cough, Bisolvon Extra, Bodrex Batuk Pilek, Codipront
Cum Expectorant, Cohistan Expectorant, Comtusi, Dextrosin, Flutamol, Guaifenesin, Hufagripp Forte,
Hufagripp Fu & Batuk, Itrabat, Komix, Konidin, Lapifed Ekspektoran, Mextril, Neo Pim-Tra-Kol, Oroxin,
Oskadryl Extra, Siladex Mucolytic & Expectorant, Transpulmin, Woods Peppermint Expectorant)
Potassium Iodide Obat ekspektoran ini digunakan untuk mengatasi batuk berdahak pada kondisi asma,
emfisema, atau bronkitis kronis.
Amonium Klorida juga memiliki efek ekspektoran, sehingga sering digunakan sebagai campuran dalam
obat batuk (Benacol Expectorant, Bufagan Expectorant, Cough-En, Dexyl, Emtusin, Erphakaf Plus, Etadryl
Expectorant, Fenidryl, Floradryl, Ifarsyl Plus, Inadryl, Itrabat, Lapisiv, Miradryl, Molexdryl, Multikol,
Neladryl DMP, Neladryl Expectorant, Nichodryl, Nusadryl, Obat batuk hitam (OBH), Ometidryl, Pectorin,
Poncodryl, Pyridryl, Ramadryl Expectorant, Standryl Expectorant, Unidryl, Ventusif, Winapen, Yekadryl
Expectorant, Yekadryl Extra)
Batuk berdahak biasanya disebabkan oleh Infeksi virus atau bakteri Penyakit paru-paru, seperti penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) atau bronkitis Lendir hidung yang turun ke tenggorokan (postnasal drip) karena
pilek atau sinusitis dan Kebiasaan merokok
ANTITISIF :
Batuk kering biasanya disebabkan oleh rasa gatal atau menggelitik di tenggorokan, hingga akhirnya
menyebabkan batuk. Itu terjadi ketika tenggorokan atau saluran udara bagian atas mengalami peradangan
atau iritasi. Tidak ada dahak atau lendir (mucus) yang dihasilkan dari jenis batuk kering. Obat antitusif
berfungsi menghambat atau menekan batuk dengan menekan pusat batuk serta meningkatkan ambang
rangsang sehingga akan mengurangi iritasi. Secara umum berdasarkan tempat kerja obat, antitusif dibagi atas
antitusif yang bekerja di perifer dan antitusif yang bekerja di sentral. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh
beberapa faktor, di antaranya: Flu,Paparan zat iritan, seperti bahan kimia, asap, atau debu, Alergi Penyakit
asam lambung, Penyempitan saluran napas, seperti asma Efek samping obat ACE inhibitor untuk
mengendalikan hipertensi
Contoh : Kodein, Dekstrometorfan, Noskapin dan Uap Menthol.
Kandungan Obat Batuk dan Manfaatnya
1. Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate
Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate merupakan obat antihistamin yang sering
dikombinasikan dengan obat batuk antitusif, seperti Dextromethorphan HBr. Manfaat obat batuk
kombinasi ini adalah untuk mengatasi batuk kering yang disertai gejala alergi, seperti bersin-bersin atau
gatal pada hidung dan tenggorokan.
Diphenhydramine HCl dan Chlorpheniramine Maleate memiliki cara kerja yang sama, yaitu
menghambat pelepasan zat histamin yang dapat memicu reaksi alergi.
2. Pseudoephedrine HCl
Pseudoephedrine HCl merupakan obat dekongestan yang juga sering dikombinasikan
dengan Dextromethorphan HBr. Kombinasi kandungan obat batuk ini digunakan untuk mengatasi batuk
yang disertai pilek atau hidung tersumbat.
Pseudoephedrine HCl bekerja dengan cara meredakan pembengkakan pembuluh darah di dalam hidung,
sehingga saluran napas lebih terbuka dan napas menjadi lega.
3. Analgesik-Antipiretik
KORTIKOSTROID :
Kortikosteroid adalah kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintesis. Obat
ini dapat menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh, serta bisa bekerja
sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivits dan kerja sistem imun. Kortikosteroid sering digunakan
untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi, seperti alergi, lupus, reumathoid arthritis, dan pemfigus
vulgaris, serta mengobati polip hidung tanpa operasi. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk
mengobati penyakit autouimun dan mencegah reaksi penolakan tubuh pasien setelah menjalani operasi
tranplantasi organ.
Contoh obat : Betamethasone (Benoson, Betamethasone Valerate, Betam-Opthal, Cortamine, Fusidasol,
Morvale, Polacel), Dexamethasone (Bidaxtam, Cendo Xitrol, Cortidex, Dexaton, Dextaco, Dextamine
Dextaf, Dexamethasone, Dexaharsen, Exitrol, Tobroson), Budesonide (Budesonide, Budesma, Budenofalk,
Cortiment, Obucort, Pulmicort, Sonide, Symbicort), Methylprednisolone (Carmeson, Comedrol,
Cormetison, Cortesa, Depo Medrol, Hexilon, Intidrol, Lameson, Lexcomet, Medixon, Methylprednisolone,
Methylon, Metrison, Meticon, Novestrol, Phadilon, Prednox, Thimelon, Urbason, Vadrol, Yalon),
Prednisolone (Borraginol-S, Cendo Cetapred, Chloramfecort-H, Colipred, Klorfeson, Lupred 5, P-Pred,
Polypred), Prednisone (Eltazon, Flites, Inflason, Lexacort, Prednisone, Pehacort, Remacort, Trifacort),
Triamcinolone (Amtocort, Bufacomb, Cincort, Econazine, Etacinolone, Flamicort, Genalog, Kenacort,
Kenalog in Orabase, Ketricin, Krim Pi Kang Shuang, Konicort, Lonacort, Nasacort AQ, Opicort, Omenacort,
Tremacort, Triamcort-A, Triamcort, Triamcinolone, Triamcinolone Acetonide, Triacilon, Trilac, Trinolon,
Rafacort, Sinocort, Ziloven), Hydrocortisone (Calacort, Dermacoid, Fartison, Berlicort, Cortigra, Enkacort,
Lexacorton, atau Steroderm), Cortisone (Cortisone Acetate)
OBAT-OBAT ASAM LAMBUNG :
Obat-obatan
Sejumlah obat yang diberikan untuk mengatasi asam lambung naik (GERD) antara lain:
1. Obat yang menetralkan asam lambung
Antasida adalah jenis obat yang berfungsi untuk menetralkan asam lambung. Obat asam lambung ini
dapat dikonsumsi sekitar 1 jam setelah makan atau saat gejalanya kambuh. Antasida bisa dibeli bebas
tanpa resep dokter, serta tersedia dalam bentuk cairan dan tablet. Contoh obat : Aluminum hidroksida
(antasida doen, aitral,stromag, Mylanta, gestamag), Magnesium hidroksida (actal plus, carsida,
gastrinal HD, lexacrol forte, promag, ranacid), Kalsium karbonat (Maag Gel, Neosanmag,
Polysilane Max, Promag Double Action), Magnesium karbonat, Magnesium trisilikat, Natrium
karbonat, Asam Alginat
2. Antagonis H2
Antagonis H2 atau histamine 2 blocker adalah obat asam lambung yang berfungsi untuk mengurangi
produksi asam lambung. Obat jenis ini bisa diserap dengan baik oleh tubuh dan dapat menurunkan
produksi asam lambung hingga 12 jam. Sel-sel parietal di lapisan perut Anda dirangsang dalam sejumlah
cara untuk menghasilkan asam. Salah satu stimulan asam ini adalah histamin, yang mengikat reseptor
histamin 2 pada sel parietal. H2 blocker, sesuai dengan namanya, memblokir situs reseptor ini dan oleh
karena itu mengurangi produksi asam.
Berbeda dengan antasida yang dapat dibeli bebas, obat golongan antagonis H2,
seperti ranitidine, cimetidine, dan famotidine, adalah obat resep. Artinya, penggunaan obat-obatan asam
lambung ini harus sesuai resep dan petunjuk pemakaian dari dokter.
Meski jarang terjadi, antagonis H2 terkadang dapat menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, ruam
kulit, diare, dan gangguan irama jantung.
3. Penghambat pompa proton
Penghambat pompa proton atau proton pump inhibitor adalah obat-obatan yang juga berfungsi untuk
menekan produksi asam lambung. Pompa proton adalah molekul di sel-sel tertentu dari lambung. Ini
"memompa" asam ke dalam perut. Dibutuhkan ion potassium non-asam dari lambung dan
menggantikannya dengan ion hidrogen yang bersifat asam.
Ion hidrogen inilah yang membuat asam menjadi asam. Dengan memasukkan lebih banyak ion hidrogen
ke dalam perut Anda, pompa membuat isi perut Anda lebih asam. Tetapi dengan menghentikan aksi
pompa (menghambatnya), sekresi asam ke dalam perut dihentikan.
Obat ini hanya bisa dikonsumsi dengan resep dokter. Contoh obat asam lambung jenis ini
adalah lansoprazole (Prevacid) dan omeprazole (Prilosec). esomeprazole (Nexium),
pantoprazole (Protonix)
Penggunaannya dalam jangka panjang dan terlalu banyak bisa meningkatkan risiko terjadinya anemia.
(Berbeda dengan antasida yang langsung menetralkan asam lambung, obat golongan PPI dan Antagonis
H2 ini bekerja lebih lambat tetapi dapat meredakan gejala untuk waktu yang lebih lama, karena tidak
sekadar menetralkan asam lambung. Dengan menurunkan produksi asam lambung, peradangan di
kerongkongan juga dapat membaik.)
4. Prokinetik
Prokinetik adalah jenis obat asam lambung yang dapat mengosongkan lambung lebih cepat, sehingga
asam lambung tidak mudah naik ke kerongkongan. Obat jenis ini dapat meringankan gejala kembung,
mual, dan muntah.
Obat asam lambung ini hanya bisa diperoleh melalui resep dokter. Beberapa contoh obat prokinetik
adalah domperidone dan metoclopramide.
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI :
Obat antihipertensi adalah kelompok obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah akibat
hipertensi. Hipertensi yang tidak ditangani dengan benar dapat menyebabkan komplikasi, mulai dari stroke,
serangan jantung, gagal jantung, hingga gagal ginjal.
ACE inhibitor
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim khusus untuk memproduksi hormon angiotensin II,
yaitu hormon yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Dengan begitu, pembuluh darah dalam
melebar, aliran darah dapat lebih lancar, dan tekanan darah dapar menurun. Contoh ACE inhibitor adalah:
Benazepril, Captopril (Acepress, Acendril, Captopril, Dexacap, Etapril, Farmoten, Forten, Otoryl,
Prix, Tensicap, Tensobon, Vapril), Enalapril (Tenace, Tenaten, dan Tenazide), Fosinopril, Lisinopril
(Inhitril, Lisinopril Dihydrate, Lipril, Noperten, Nopril), Moexipril, Perindopril (Bioprexum,
Coveram, Cadoril), Quinapril, Ramipril (Hyperil, Ramipril, Tenapril, Triatec, Vivace), Trandolapril
(Tarka)
Alpha-2 receptor agonist
Alpha-2 receptor agonist bekerja dengan cara menekan aktivitas jaringan yang memproduksi hormon
adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Contoh alpha-2 receptor agonist adalah: Metildopa (Dopamet),
Clonidine (Catapres, Clonidine, Clonidine HCL),
Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh untuk
menormalkan tekanan darah. Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan
darah, yaitu diuretik loop, thiazide, diuretik hemat kalium. Diuretik loop Diuretik loop bekerja dengan
membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan, sehingga dapat mengurangi cairan di aliran darah.
Contoh diuretik loop adalah:
Furosemide (Diuvar, Edemin, Farsix 40, Furosemide, Lasix, Uresix, dan Yekasix), Torasemide
Selain obat-obatan yang disebutkan diatas, terdapat beberapa obat lain yang termasuk ke dalam jenis diuretik
loop seperti bumetanide dan ethacrynic acid.
Diuretik thiazide
Jenis obat diuretik yang ketiga adalah diuretik thiazide. Obat ini bekerja dengan cara menurunkan cairan di
dalam tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh diuretik thiazide adalah:
Hydrochlorothiazide (Bisovell Plus, Coirvebal, Coaprovel, Co-Irvel, Co-Telsaril, Co-Diovan, Dexacap
Plus, Hapsen Plus, Hydrochlorothiazide, Irtan Plus, Lodoz, Micardis Plus, Olmetec Plus, Tenazide),
Indapamide (Bioprexum Plus, Natexam, Natrilix SR)
Penghambat renin
Penghambat renin bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa kimiawi di dalam tubuh yang disebut
renin. Cara kerja ini dapat memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Contoh
penghambat renin adalah:
Aliskiren (Rasilez)
OBAT ANTIKOLESTROL :
Kolestrol adalah metabolit yang memiliki kandungan lemak sterol pada membran sel dan dalam plasma
darah. Kondisi ketika kadar kolesterol dalam darah terlalu tinggi disebut dengan hiperkolesterolemia. Kadar
kolesterol yang tinggi dalam darah dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit, terutama penyakit
jantung. Akan tetapi, tidak semua kolesterol memiliki dampak buruk bagi tubuh. Hanya kolesterol LDL alias
kolesterol jahat yang berdampak buruk bagi tubuh. Nah, tubuh kita juga memiliki kolesterol baik atau
kolesterol HDL yang dapat melarutkan kolesterol jahat.
Golongan statin
Obat golongan statin adalah obat penghambat enzim HMG CoA reductase. Obat ini bekerja menghambat
sintesis kolesterol dalam hati. Obat golongan statin sangat efektif dalam menurunkan LDL. Obat yang
termasuk golongan statin adalah: Simvastatin dosis 5-40 mg; Lovastatin dosis 10-80 mg; Pravastatin
dosis 10-40 mg; Fluvastatin dosis 20-80 mg; Atorvastatin dosis 10-80 mg.