Anda di halaman 1dari 104

LAPORAN AKTUALISASI

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI


SIPIL GOLONGAN II ANGKATAN 2 TAHUN 2022

PENINGKATAN PELAKSANAAN SERAH


TERIMA (HANDOVER) OLEH PERAWAT
DENGAN METODE SBAR DI RUANG KOLIBRI
RSUD R.A.A. TJOKRONEGORO
PURWOREJO

Disusun Oleh :
Nama : Nuri Nashiruddin,
A.Md.Kep NIP : 199612062020121003
Jabatan : Pelaksana/Terampil - Perawat
Instansi : RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Purworejo

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA
KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..........................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................ix
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
A. Profil RSUD R.A.A. Tjokronegoro.............................................3
B. Nilai-Nilai dasar PNS.................................................................... 9
C. Kedudukan dan Peran PNS......................................................14
D. Landasan Teori............................................................................18
BAB III LAPORAN AKTUALISASI...........................................................................21
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi.........................................21
B. Pembahasan Hasil Kegiatan Aktualisasi..............................35
C. Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS...................56
D. Manfaat Kegiatan Aktualisasi Dalam Rangka Pemecahan
Isu 57
E. Rencana Tindak Lanjut Aktualisasi....................................... 60
BAB IV PENUTUP........................................................................................................62
A. KESIMPULAN...............................................................................62
B. SARAN............................................................................................ 63
REFERENSI..................................................................................................................65
LAMPIRAN....................................................................................................................67

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan aktualisasi dengan judul “Peningkatan Pelaksanaan
Serah Terima (handover) oleh Perawat dengan Metode SBAR di Ruang
Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro”. Penulisan laporan aktualisasi nilai–nilai
dasar PNS ini disusun sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan
aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 2 Tahun 2022 yang
diselenggarakan di Bapelkes Semarang sebagai bentuk pemahaman nilai-
nilai dasar PNS antara lain Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif (BerAKHLAK) yang
diterapkan di RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo.
Penyelesaian laporan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan
banyak pihak, karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak R. H. Agus Bastian, SE, MM selaku Bupati Kabupaten Purworejo, yang


telah menjadi panutan dan mendukung dalam proses perekrutan CPNS,
2. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid selaku Kepala Bapelkes
Semarang yang telah mendukung kegiatan Pendidikan dan pelatihan dasar
CPNS,
3. Bapak Fithri Edhi Nugroho, SE, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten
Purworejo beserta jajarannya yang telah memfasilitasi peserta Latihan Dasar
CPNS Pemerintah Kabupaten Purworejo,
4. Bapak dr. Tolkha Amaruddin, Sp.THT-KL, M.Kes selaku Direktur RSUD
R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo yang telah memberikan ijin
pelaksanaan laporan aktualisasi dan habituasi,
5. Bapak Rasa Harbakti, SKM, M.Kes selaku coach / pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga laporan
aktulisasi ini dapat diselesaikan dengan baik,
6. Ibu Dra. Nila Arianingsih, Apt., MQIH selaku penguji yang telah memberikan
masukan dan arahan kepada penulis sehingga laporan aktulisasi ini dapat
diselesaikan dengan baik,
7. Bapak Yuli Fitrianto, S.Kep., Ns., selaku mentor dari RSUD R.A.A.
Tjokronegoro yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
laporan aktulisasi ini dapat diselesaikan dengan baik,

iv
8. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 2 tahun 2022,
9. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
2 Tahun 2022,
10. Rekan kerja di lingkungan RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo,
11. Keluarga tercinta atas dukungan, doa, dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan
aktualisasi ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk
memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan laporan aktualisasi ini. Penulis berharap agar laporan
aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat
memberikan contoh tentang implementasi Core Value ASN “BerAKHLAK”
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Purworejo, 14 Juli 2022


Penulis

Nuri Nashiruddin, A.Md. Kep


NIP.199612062020121003

v
ABSTRAK

PENINGKATAN PELAKSANAAN SERAH TERIMA (HANDOVER) OLEH


PERAWAT DENGAN METODE SBAR DI RUANG KOLIBRI RSUD
R.A.A. TJOKRONEGORO

Dalam kurikulum Pelatihan Dasar CPNS, menekankan pada


pembentukan karakter, peserta dituntut dapat mengaktualisasikan mata-mata
pelatihan yang telah dipelajari, khususnya pada pembelajaran agenda
kedudukan dan peran PNS untuk mendukung terwujudnya smart governance
dan pembelajaran agenda nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).
Dalam 1 minggu pelaksanaan serah terima (handover) dibulan Maret
2022, dari 18 kali kegiatan serah terima (handover) yang dilakukan oleh
perawat, 16 kali (88%) diantaranya masih belum menerapkan serah terima
(handover) dengan benar sesuai dengan SOP yang ada dirumah sakit.
Kegiatan pemecah isu yang dilakukan yaitu 1. Membuat format operan jaga
untuk pelaksanaan serah terima (handover), 2. Melakukan Sosialisasi tentang
SOP pelaksanaan serah terima (handover) dan metode SBAR dan penulisan
format serah terima (handover), 3. Melakukan simulasi pelaksanaan serah
terima (handover) sesuai SOP dengan metode SBAR, 4. Monitoring dan
Evaluasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai SOP dengan metode
SBAR.
Rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu 1. Mengajukan Kembali
kebagian bidang pelayanan format serah terima (handover) yang telah dibuat
agar segera bisa dijadikan lampiran dalam SOP, 2. Mengoptimalkan peran
kepala ruang untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi yang dilakukan
secara rutin setiap satu minggu sekali.

Kata kunci: BerAKHLAK, Serah Terima, Metode SBAR

vi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Sesuai Rancangan Kegiatan................................................31
Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Pemecah Isu...........................................................................32
Tabel 3.3 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS....................................................... 56
Tabel 3.4 Rencana Tindak Lanjut............................................................................................62

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. RSUD R.A.A. Tjokronegoro.................................................................................3


Gambar 1.2. Struktur Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro..............................................6
Gambar 1.3. Struktur Organisasi ruang Kolibiri.......................................................................8
Gambar 1.4. Diagram Fishbone..............................................................................................30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Bukti dan lampiran kegiatan ke 1.......................................................................67


Lampiran 2. Bukti dan lampiran kegiatan ke 2.......................................................................75
Lampiran 3. Bukti dan lampiran kegiatan ke 3.......................................................................84
Lampiran 4. Bukti dan lampiran kegiatan ke 4.......................................................................88

ix
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan pasien merupakan komponen penting dalam


peningkatkan kualitas dan mutu pelaksanaan layanan kesehatan.
Penyampaian informasi tidak tepat yang dapat menimbulkan medical error
sering terjadi saat pelaksanaan handover, yang dilakukan oleh dokter
kepada perawat, atau sesama perawat di waktu pergantian jaga, saat
dokter penanggung jawab turun jaga, atau saat pasien dipindahkan dari
unit lain, maupun antar tempat pelayanan Kesehatan. Handover
mempunyai peran penting dari masalah penyebab medical eror, handover
yang tidak efektif dapat mengakibatkan kesalahan dan pelanggaran
dalam keselamatan perawatan pasien, termasuk kesalahan pengobatan,
salah operasi dan kematian pasien.
Komunikasi efektif menggunakan komunikasi SBAR adalah
kerangka yang mudah diingat, mekanisme nyata yang digunakan untuk
menyampaikan kondisi pasien yang kritis atau perlu perhatian dan
tindakan segera. S (situation) mengandung komponen tentang identitas
pasien, masalah saat ini, dan hasil diagnosa medis. B (baground)
menggambarkan riwayat penyakit atau situasi yang mendukung
masalah/situasi saat ini. A (assesment) merupakan kesimpulan masalah
yang sedang terjadi pada pasien sebagai hasil analisa terhadap situasion
dan Background. R (recommendation) adalah rencana ataupun usulan
yang akan dilakukan untuk permasalahan yang ada (Sukesih & Istanti,
2015). Perawat pada penelitian ini menyampaikan bahwa dengan
dilaksanakannya Handover dengan komunikasi SBAR sesuai dengan
SPO maka kesalahan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dapat dihindari, seperti kesalahan dalam memberikan obat.
Identitas pasien yang selalu disebutkan saat komunikasi SBAR lengkap
dengan tindakan keperawatannya mengarahkan perawat selalu
mengingat dan menvalidasi kembali saat melakukan tindakan
keperawatan, sehingga tepat sasaran dalam memberikan asuhan
keperawatan. (Ratna Dewi, Fitrianola , Wenny, 2019).

1
2

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Menyelesaikan isu “Belum Efektifnya Pelaksanaan Serah terima
(handover) Oleh Perawat di Ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Purworejo” dengan mengaktualisasikan nilai-nilai BerAKHLAK dalam
pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
2. Tujuan Khusus
Peserta Pelatihan Dasar CPNS dapat :
a. Mendalami isu “Belum Efektifnya Pelaksanaan Serah terima
(handover) Oleh Perawat di Ruang Kolibri RSUD R.A.A.
Tjokronegoro Purworejo”.
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka menyelesaikan isu
c. Melaksanakan setiap tahapan kegiatan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
d. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadapat
pencapaian visi dan misi organisasi
e. Mendeskripsikan kontribusi setiap output kegiatan terhadap nilai-
nilai organisasi
f. Mendeskripsikan manfaat kegiatan aktualisasi dalam rangka
menyelesaikan isu
g. Membuat Rencana Tindak Lanjut Aktualisasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil RSUD R.A.A. Tjokronegoro

Berdasarkan UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit


sebagai institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro mulai digagas
pendiriannya pada tahun 2015, oleh Bupati Purworejo, karena di
Kabupaten Purworejo belum ada RSUD Type C. Dasar pemikiran
pembangunan RSUD R.A.A. Tjokronegoro karena selain belum adanya
RSUD Type C milik Pemerintah di Kabupaten Purworejo, juga karena
RSUD Type B yang ada di Kabupaten Purworejo sudah tidak mampu lagi
menampung pasien rujukan dari Faskes tingkat pertama, sehingga dirasa
perlu untuk mendirikan RSUD Type C. Berdasarkan Keputusan Bupati
Purworejo Nomor 160.18/689/2019 Tentang Penetapan Nama R.A.A.
Tjokronegoro sebagai Nama Identitas Rumah Sakit Umum Daerah Kelas
C Kabupaten Purworejo. Rumah Sakit ini beralamatkan di Jl. Soekarno-
Hatta, Borokulon, Banyurip, Purworejo Kode Pos 54171.

Gambar 1.1 RSUD R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten Purworejo


Sumber: https://rsutjokronegoro.purworejokab.go.id/

3
4

Dasar hukum pembentukan dan susunan perangkat daerah Kabupaten


Purworejo diatur dalam Peraturan daerah nomor 4 tahun 2021.
Pasal 8 Perda nomor 4 tahun 2021 menyebutkan bahwa:
a. Pada Dinas Kesehatan dibentuk rumah sakit Daerah sebagai Unit
Organisasi Bersifat Khusus dan pusat kesehatan masyarakat sebagai
unit organisasi bersifat fungsional, yang memberikan layanan secara
profesional.
b. Rumah sakit Daerah sebagai Unit Organisasi Bersifat Khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memiliki otonomi dalam
pengelolaan keuangan dan barang milik daerah serta bidang
kepegawaian.
c. Pusat kesehatan masyarakat sebagai Unit Organisasi Bersifat
Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh pejabat
fungsional.
d. Pembentukan rumah sakit Daerah sebagai Unit Organisasi Bersifat
Khusus dan pusat kesehatan masyarakat sebagai unit organisasi bersifat
fungsional ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Berdasarkan Keputusan Bupati Purworejo Nomor 160.18/689/2019
tentang penetapan nama R.A.A. Tjokronegoro sebagai Nama Identitas
Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C Kabupaten Purworejo, Rumah Sakit ini
beralamatkan Jl. Soekarno-Hatta, Borokulon, Banyurip, Purworejo, kode Pos
54171, email:rsudtjokronegoro@purworejokab.go.id. Berdasarkan Keputusan
Kepala Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten
Purworejo Nomor 562.62/001/IORS/VII/2020 tentang Pemberian Izin
Operasional Rumah Sakit tanggal 20 Juli 2020, masa berlaku Izin
Operasional selama 5 ( lima ) tahun (20 Juli 2020 s.d 20 Juli 2025).
Rumah Sakit Umum R.A.A. Tjokronegoro adalah lembaga teknis daerah
yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Kabupaten Purworejo
berdasarkan Peraturan Bupati 106 tahun 2021 tentang pembentukan
kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi , serta tata kerja. Rumah
Sakit Umum Dearah Kelas C Kabupaten Purworejo mempunyai tugas
sebagai berikut :
a. Tugas
RSUD R.A.A. Tjokronegoro mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
5

b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, RSUD R.A.A Tjokronegoro
menyelenggarakn fungsi :
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
esuai dengan standar pelayanan rumah sakit
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai
kebutuhan medis
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan
Kesehatan
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
Kesehatan
5) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsi.

1. Visi Organisasi
Visi RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo tersebut adalah
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan
Berbudaya “.

2. Misi Organisasi
Misi RSUD R.A.A Tjokronegoro antara lain:
a. Memberikan Pelayanan yang professional dan berkualitas
b. Mengembangkan pelayanan berbasis teknologi
c. Menyediakan pelayanan yang terjangkau
d. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman

3. Nilai-Nilai Budaya Organisasi


Nilai-nilai budaya kerja yang dilaksanakan di RSUD R.A.A Tjokronegoro
Kabupaten Purworejo sesuai dengan janji layanan Rumah Sakit yaitu SIAP
(Sigap, Inovatif, Akuntabel, Profesional).
6

a. Sigap
1) Memberikan pelayanan secara cepat.
2) Segera merespon kebutuhan pelanggan.
3) Penuh semangat dalam memberikan pelayanan.
4) Ikhlas / empaty dalam melayani.
b. Inovatif
1) Memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan teknologi mutakhir.
2) Memberikan pelayanan yang mudah, terjangkau dan memuaskan.
c. Akuntabel
1) Sistem keuangan yang jelas, transparan/ dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan.
d. Profesional
1) Bekerja sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku.
2) Selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.
3) Terbuka dalam mengemukakan pendapat.

4. Susunan/Struktur Organisasi dan Tata Kerja Dasar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo


7

Gambar 1.2 Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 106 tahun 2021


tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A.
Tjokronegoro Kabupaten purworejo formasi jabatan pada RSUD R.A.A.
Tjokronegoro meliputi:

a. Direktur

b. Bagian Sekretariat, membawahkan:

1) Subbagian Perencanaan

2) Subbagian Keuangan

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian

c. Bidang Pelayanan

1) Seksi Pelayanan Medis

2) Seksi Keperawatan

d. Bidang Penunjang

e. Jabatan Fungsional

f. Instalasi

g. Komite Medik

h. Komite Keperawatan

i. Komite Tenaga Kesehatan Lain

j. Komite Etik dab Hukum

k. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

l. Komite Mutu

m. Satuan Pengawas Intern

Bidang pelayanan membawahi Isntalasi rawat jalan, rawat inap,


Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensif Care Unit (ICU), Instalasi Bedah
Sentral (IBS). Ruang Kolibri berada di lingkup instalasi rawat inap dan
dikepalai oleh seorang perawat yaitu Bapak Yuli Fitrianto, S.Kep.,Ns
8

STRUKTUR ORGANISASI RUANG KOLIBRI

DIREKTUR

KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

KEPALA RUANG KOLIBRI

PERAWAT PRIMER

KA SHIFT Nuri N KA SHIFT KA SHIFT

PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWAT PERAWATPERAWAT


ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATE ASSOCIATEASSOCIATE

Gambar 1.3. Struktur organisasi ruang Kolibri

Dari gambar 1.3 diatas menunjukkan bahwa kepala ruang kolibri membawahi
perawat primer dan kashift, kemudian kashift membawahi perawat associate.

5. Kedudukan dan Tugas Peserta


Berdasarkan SK Bupati Purworejo Nomor 813/8739 Tahun 2020
tentang Pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Purworejo Formasi 2019 peserta mendapatkan
jabatan sebagai Pelaksana/Terampil-Perawat. Uraian tugas pokok dan
rincian kegiatan jabatan peserta yaitu perawat terampil yang termuat dalam
SKP sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indnesia (Permenpan-RB) nomor 35 tahun
2019, Tugas Jabatan Fungsional Perawat Terampil yaitu melakukan
kegiatan pelayanan keperawatan meliputi asuhan keperawatan, dan
pengelolaan keperawatan. Adapun uraian kegiatan tugas jabatan fungsional
perawat kategori keterampilan sesuai jenjang jabatan perawat terampil
ditetapkan dalam butir kegiatan sebagai berikut:
9

1. Melakukan pengkajian dasar individu


2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka upaya promotive
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman/pelindung fisik untuk
mencegah resiko cedera dalam rangka upaya preventif
5. Pemberian oksigenasi sederhana
6. Melakukan intervensi keperawatan spesifikasi sederhana pada area
maternitas
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman dan bebas
dari resiko infeksi
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifikasi sederhana pada area
medical bedah
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifikasi sederhana pada area anak
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifikasi sederhana pada area jiwa
11. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan, berduka atau menjelang ajal
12. Melakukan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat / bencana
/ kritikal
13. Melakukan perawatan luka
14. Melakukan tindakan terapi komplementer atau holistic
15. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
Adapun tugas pokok dan fungsi yang terkait dengan isi aktual dalam
laporan aktualisasi adalah tupoksi nomor 2, yaitu Melakukan komunikasi
terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.

B. Nilai-nilai PNS

Pada hakikatnya, ASN mempunyai peran strategis sebagai


penggerak inti dalam birokrasi pemerintahan. Untuk mendukung hal
tersebut, Core Value “BerAKHLAK” dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara (ASN) “Bangga Melayani Bangsa” resmi diluncurkan Presiden
Republik Indonesia Joko Widodo pada tanggal 27 Juli 2021. Core Value
mempunya tujuan untuk menyeragamkan nilai-nilai dasar bagi seluruh
ASN di Indonesia sehingga dapat menjadi fondasi budaya kerja ASN yang
professional. Core Value BerAKHLAK merupakan singkatan dari
10

Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif


dan Kolaboratif. Berikut penjelasan dari nilai-nilai dasar PNS :
1. Berorientasi Pelayanan
Definisi pelayanan public sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnyadalam konteks ASN yaitu :
a. Penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi
b. Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat,
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterimaoleh penerima layanan.
Perilaku/kode etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai
pedoman bagi para ASN dalam pelaksanaan tugas sehari-hari, yaitu:
memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan,
solutif, dan dapat diandalkan, melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel
Pengertian akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks
ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah :
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
11

3. Kompeten
Dalam konteks ASN pengertian kompetensi adalah deskripsi
pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang diperlukan dalam
melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 Permenpan RB Nomor 38 Tahun
2017), dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan
pegawai profesional dan kompetitif. Sesuai Peraturan Menteri PANRB
Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi ASN, kompetensi
meliputi :
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang
spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
b. Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mengelola unit organisasi
c. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam
hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika,
nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap
pemegang Jabatan, untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan
peran, fungsi dan Jabatan.
Adapun panduan perilaku/kode etik dalam konsep adaptif yaitu,
meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah, membantu orang lain belajar serta melaksanakan tugas dengan
kualitas terbaik.
4. Harmonis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), makna dan tulisan
kata “harmonis‟ yang benar: har·mo·nis a bersangkut paut dng
(mengenai). Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari
suasana tempat kerja. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan
membuatkan kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang
memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan
produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan.
Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya
tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
12

b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi


c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Berdasarkan pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN Sikap
perilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis yaitu Toleransi, Empati
dan Keterbukaan terhadap perbedaan.
Beberapa peran ASN dalam kehidupan berbangsa dan menciptakan
budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya adalah
sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan
adil.
b. PNS juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok
minoritas, dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang
mendiskriminasi keberadaan kelompok tersebut
c. PNS juga harus memiliki sikap toleran
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus memiliki
suka menolong
5. Loyal
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu
“Loial” yang artinya mutu dari sikap setia Bagi seorang Pegawai Negeri
Sipil, kata loyal dapat dimaknai sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap
cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam
Core Values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta
pemerintahan yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan Negara
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk
mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya
adalah sebagai berikut : Komitmen, Dedikasi, Kontribusi, Nasionalisme
dan Pengabdian. Sikap loyal seorang PNS dapat tercermin dari
komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji yang diucapkannya
ketika diangkat
13

menjadi PNS sebagaimana ketentuan perundang undangangan yang


berlaku.
6. Adaptif
Organisasi dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi
selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan
hidupnya. Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan
kreativitas yang ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun
organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai bagaimana individu dalam
organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa
hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku
tanggung jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif
sebagai budaya ASN merupakan kampanye untuk membangun karakter
adaptif pada diri ASN sebagai individu yang menggerakkan organisasi
untuk mencapai tujuannya. Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif
perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sector
publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis, kompetisi
yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan
teknologi dan lain sebagainya. Adapun panduan perilaku atau kode etik
dari nilai dasar Adaptif yaitu, cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, serta
bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS.
Sekat-sekat birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini
dapat dihilangkan. Calon ASN muda diharapkan nantinya menjadi agen
perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut. Pendekatan WoG
yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan
dapat juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga
/Pemerintah Daerah kemudian akan bekerja dengan satu tujuan yaitu
kemajuan bangsa dan negara Indonesia. Whole-of-Government (WoG)
adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
14

sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Adapun panduan perilaku atau kode etik dari nilai dasar kolaboratif
yaitu :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama

C. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart


Governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara telah bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi
semakin professional. Undang-undang ini merupakan dasar dalam
manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk membangun
aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi
yang harus memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan
kode perilaku profesi, pendidikan dan pengembangan profesi, serta
memiliki organisasi profesi yang dapat menjaga nilai-nilai dasar profesi.
Dan juga Komunikasi yang bersifat serba digital menjadikan literasi digital
sebagai salah satu kebutuhan wajib di era serba teknologi seperti
sekarang. Berbagai tantangan di ruang digital harus diimbangi dengan
literasi digital yang mumpuni. CPNS harus mampu mengikuti dan
beradaptasi dengan perubahan yang terjadi secara cepat. Sehingga
terwujudlah kinerja yang bukan hanya cakap di dunia nyata namun juga
cakap di dunia digital. Berikut kedudukan dan peran PNS mendukung
Smart Governance :
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
15

nepotisme. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun


2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai
ASN terdiri atas:
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan
b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Pegawai ASN berkedudukan
sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan yang ditetapkan
oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
intervensi semua golongan dan partai politik.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN
berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public;
b. Pelayan public; dan
c. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
b. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
b. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat meningkatkan produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan
akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. PNS berhak memperoleh:
a. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. cuti;
c. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. perlindungan; dan
e. pengembangan kompetensi
Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa Setiap Pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
16

Sedangkan Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN


adalah:
a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabatpemerintah yang
berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di
luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Dalam UU ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi berlandaskan
pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN
bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan
kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
b. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
e. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
17

g. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan


tugasnya;
h. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
i. tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
j. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
k. melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan motor penggerak
pemerintahan, pilar utama dalam melaksanakan tugas sebagai pelayan
public yang secara langsung maupun tidak langsung bersinggungan
dengan masyarakat. Merit system adalah salah satu strategi untuk
mendorong produktivitas kerja lebih tinggi karena ASN dijamin
obyektivitasnya dalam perjalanan kariernya. Peningkatan kualitas ASN
ini akan mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan publik
menjadi tanggung jawab sektor publik.
Pasal 1 tentang Ketentuan Umum memuat cakupan sistem merit
dalam pengelolaan ASN: “ Sistem merit adalah kebijakan dan
manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan
kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang
politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status
pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan”. Pasal 55 menyebutkan
bahwa “ Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karier,
pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan,
penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan
perlindungan.
2. Smart ASN
Literasi digital memiliki 4 pilar wajib yang harus dikuasai oleh para
peserta CPNS yang terdiri dari etika, keamanan, budaya, dan
kecakapan dalam bermedia digital. Kominfo sendiri menjabarkan literasi
digital ke dalam 4 kompetensi yaitu kecakapan menggunakan media
digital (digital skills), budaya menggunakan digital (digital culture), etis
menggunakan
18

media digital (digital ethics), dan aman menggunakan media digital


(digital safety). Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam
mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti
lunak TIK serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan
kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam
kehidupan sehari-hari dan digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan
TIK. Digital ethics merupakan Kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan,
dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam
kehidupan sehari-hari. Digital safety merupakan Kemampuan User
dalam mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi dan
keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari. Literasi Digital menjadi
kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara.

D. Landasan Teori Isu

Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai


dengan memaksimalkan peran dan fungsi perawat, khususnya peranan
fungsi mandiri perawat. Perawat dalam hal ini adalah salah satu sumber
daya manusia yang mendominasi di sebuah rumah sakit dan sangat
berpengaruh dalam pelayanan kesehatan dengan berbagai peran dan
tugasnya yang tujuan akhirnya adalah melayani pasien dengan sebaik-
baiknya. Perawat memiliki tugas memberikan asuhan langsung pada
pasien, sehingga perlu mengetahui pedoman dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien secara holistic.
Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang
efektif antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu
bentuk komunikasi yang mesti ditingkatkan keefektivitasannya adalah
saat pergantian sif/serah terima (handover) pasien. Selain itu pada
sasaran keselamatan pasien yang tertuang dalam PMK No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu pada sembilan
solusi keselamatan pasien oleh WHO bertujuan untuk mendorong
19

perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Serah terima (handover)


pasien termasuk pada sasaran yang kedua yaitu peningkatan komunikasi
yang efektif. Serah terima (handover) adalah proses pengalihan
wewenang dan tanggung jawab utama untuk memberikan perawatan
klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke pengasuh yang lain, termasuk
dokter jaga, dokter tetap ruang rawat, asisten dokter, praktisi perawat,
perawat terdaftar, dan perawat praktisi berlisensi.
Prinsip serah terima (handover) pasien, meliputi; kepemimpinan,
pemahaman, peserta, waktu, tempat, dan proses serah terima (handover)
pasien. Jenis serah terima (handover) pasien yang berhubungan dengan
keperawatan, meliputi: serah terima (handover) pasien antar shift, serah
terima (handover) pasien antar unit keperawatan, serah terima (handover)
pasien antara unit perawatan dengan unit pemeriksaan diagnostik, serah
terima (handover) pasien antar fasilitas kesehatan, dan serah terima
(handover) obat-obatan (Kamil, 2012). Serah terima (handover) sendiri
memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah menyediakan waktu,
informasi yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi
terbaru, keadaan klien (data fokus), dan perubahan yang akan terjadi dan
antisipasinya, mengkomunikasikan kondisi pasien dan menyampaikan
informasi yang penting serta menyampaikan hal-hal yang sudah atau
belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada klien.
Serah terima (handover) dilakukan oleh perawat dengan sebaik
mungkin agar informasi tentang pasien dapat tersampaikan dengan baik
pula. Serah terima (handover) dapat dilakukan dengan beberapa metode,
salah satunya adalah metode SBAR. SBAR adalah kerangka komunikasi
efektif yang digunakan di rumah sakit yang terdiri dari Situation,
Background, Assessment, Recommendation. Metode komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan serah terima (handover) terima
ke pasien. Serah terima (handover) dengan metode SBAR memberikan
informasi dan metode yang lebih baik. Kelebihannya yaitu pada serah
terima (handover) dengan metode SBAR karena membantu dalam
komunikasi antar perawat, baik individu dengan tim. Komponen SBAR
yaitu S (Situation): merupakan suatu gambaran yang terjadi pada saat itu.
B (Background): merupakan sesuatu yang melatarbelakangi situasi yang
terjadi. A (Assessment): merupakan suatu pengkajian terhadap suatu
20

masalah. R (Recommendation): merupakan suatu tindakan dimana


meminta saran untuk tindakan yang benar yang seharusnya dilakukan
untuk masalah tersebut. Komponen tersebut sangat jelas sehingga
mempermudah perawat dalam melakukan handover yang tujuannya untuk
meningkatkan komunikasi antar perawat (Tuasikal, 2015). Cara ini lebih
efektif ketimbang hanya sekedar membaca dokumentasi yang talah dibuat
oleh perawat jaga.
Berdasarkan hal diatas maka penulis mengambil judul
“Peningkatan Pelaksanaan serah terima (handover) oleh perawat dengan
metode SBAR di Ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo”.
BAB III
LAPORAN AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Sesuai dengan Permenpan no 25 tahun 2014 tentang jabatan
fungsional dan terampil, perawat memiliki beberapa tugas pokok salah
satunya yaitu melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan yang mana hal tersebut berkaitan erat dengan kegiatan
sehari- hari perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.
Namun dalam memberikan asuhan keperawatan tentu memiliki hambatan
tersediri. Selama penulis menjadi perawat di RSUD R.A.A. Tjokronegoro
selama mulai dari Januari 2021 sampai saat ini, penulis menjumpai
beberapa hambatan- hambatan dalam pemberian asuhan keperawatan
baik dari segi petugas, pasien, maupun berupa factor pendukung kegiatan
asuhan keperawatan berupa ketersediaan alat yang kurang memadai.
Setelah melakukan observasi ditemukan beberapa isu yang kemudian
dianalisis dan memunculkan isu yang paling mendesak kebutuhannya
untuk segera diselesaikan. Beberapa isu yang dapat diambil diantaranya
yaitu:
1. Belum efektifnya pelaksanaan serah terima (handover) oleh perawat
di ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo
Undang-Undang Keperawatan No 38 Tahun 2014 pasal 2
tentang praktik keperawatan menjadi pedoman utama dalam
pengembangan kebijakan yang mendukung praktik keperawatan
berasaskan kesehatan dan keselamatan pasien. Keberhasilan
implementasi dari Undang-Undang tersebut akan lebih besar jika
didukung dengan kebijakan turunan yang mengatur tentang prosedur
dan manajemen bed side handover. Isu ini saya deskripsikan
berdasarkan hasil observasi dan diskusi yang dilakukan bersama
mentor terhadap pelaksanaan handover antar perawat di ruang Kolibri
RSUD R.A.A. Tjokronegoro.
Dalam 1 minggu pelaksanaan handover dibulan Maret 2022
(Aktual), dari 18 kali kegiatan serah terima (handover) yang dilakukan
oleh perawat, 16 kali (88%) diantaranya masih belum menerapkan
serah terima (handover) dengan benar sesuai dengan SOP yang ada
dirumah sakit, baik dari cara penyampaian seperti pelaporan yang

21
22

masih satu arah atau monoton, tidak melakukan serah terima


(handover) dengan melibatkan ke pasien, disini petugas hanya
melakukan serah terima (handover) di nurse stasion saja dan tidak
semua petugas jaga ikut duduk mengikuti proses serah terima
(handover) berlangsung. Hal ini disebabkan oleh belum adanya
format kegiatan serah terima (handover), belum adanya format
monitoring kegiatan serah terima (handover), kurangnya kepatuhan
perawat untuk melakukan serah terima (handover) sesuai SOP,
kurangnya pengetahuan perawat tentang SOP serah terima
(handover), belum adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan
serah terima (handover) sesuai SOP, belum adanya tindak lanjut
pelaksanaan serah terima (handover) secara tertulis, belum adanya
sosialisasi SOP serah terima (handover), rasio jumlah perawat belum
sesuai dengan rasio jumlah pasien ( dalam PMK no 56 tahun 2014
tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit dalam pasal 43 ayat (1)
disebutkan bahwa di rumah sakit tipe C perbandingan 2 (dua) orang
perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur), secara keseluruhan isu tersebut
berkaitan erat dengan tugas pokok perawat sebagai pelaksana
kegiatan serah terima (handover), memiliki keterkaitan langsung
dengan dengan pasien sebagai pokok bahasan utama dalam
pelaksanaan serah terima (handover) dan berkaitan dengan instansi
sebagai tempat pelaksanaan kegiatan serah terima (handover)
tersebut (Problematik).
Dampak jika isu tersebut tidak dapat diselesaikan yaitu:
a. Bagi pasien
Akibat adanya kesalahan informasi yang didapat ketika
melakukan handover dapat berakibat meningkatkan resiko insiden
KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) pada pasien, seperti kesalahan
pemberian obat atau kesalahan tindakan yang dilakukan oleh
perawat yang dapat mengakibatkan komplikasi atau kecacatan
bahkan menimbulkan kematian.
b. Bagi petugas
Ketidakpuasan pasien dalam hal pelayanan dapat berakibat
komplain yang mengarah langsung kepada petugas sehingga
petugas tersebut bisa mendapatkan teguran atau sanksi dari
23

pejabat atasan di rumah sakit.

c. Bagi instansi
Menurunnya minat masyarakat berkunjung ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan, selain itu kunjungan
masyarakat ke rumah sakit yang berkurang akan membuat mutu
dan kualitas pelayanan rumah sakit menjadi rendah sehingga ikut
berdampak pada menurunnya pendapatan rumah sakit
(keKhalayakan).
Isu tersebut berkaitan langsung tupoksi sebagai perawat dan
juga sesuai dengan SKP yang penulis buat pada point ke 2 yaitu
komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
(keLayakan). Selain itu isu tersebut juga berkaitan langsung
dengan manajemen ASN yaitu sesuai dengan kewajiban ASN
salah satunya adalah melaksanakan tugas kedinasan dengan
penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, tanggungjawab,
menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang.

2. Belum efisiennya petugas membuang sampah di ruang Kolibri RSUD


R.A.A. Tjokronegoro Purworejo.
Sampah rumah sakit adalah semua sampah yang berbentuk
padat maupun basah yang berasal dari kegiatan Rumah Sakit baik
kegiatan medis maupun non medis yang kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif.
Isu ini saya deskripsikan berdasarkan hasil observasi dan diskusi
yang dilakukan bersama mentor terhadap kepatuhan petugas dalam
membuang sampah di ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro.
Tempat sampah yang tersedia diruangan berdasarkan jenis nya yaitu
warna kuning untuk sampah medis/infeksius, warna hitam untuk
sampah non medis/non infeksius, warna hijau untuk sampah organik
dan dan merah untuk sampah non organik.
Dari 15 tempat sampah yang tersedia diruang Kolibri 6
diantaranya (40%) masih tidak sesuai dengan
peruntukannya(Aktual).
24

Banyak tempat sampah yang didalamnya masih terdapat berbagai


macam jenis sampah mulai dari sampah medis dan non medis yang
bercampur jadi satu sehingga memiliki efek yang sangat merugikan
baik dari pihak rumah sakit, petugas sampah maupun perawat dan
pasien di ruang perawatan (Problematika). Hal tersebut diakibatkan
kurangnya kesadaran perawat dalam membuang sampah sesuai
penempatannya, ketidaksesuaian petugas kebersihan dalam
memasang plastik sampah dengan warna tempat sampah, misal
seperti plastik sampah warna hitam dipasang di tempat sampah
warna kuning dan sebaliknya, sehingga petugas diruangan sulit
membedakan penggunaan tempat sampah tersebut. Selain itu isu
tersebut berkaitan langsung dengan kedisiplinan dan perilaku petugas
yang akan dilangsungkan sehari-hari dalam kegiatan membuang
sampah.
Dampak jika isu tersebut tidak dapat diselesaikan yaitu:
a. Bagi petugas
Akan menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia khususnya
petugas sampah, hal ini disebabkan limbah medis yang tercampur
pada limbah non medis mengandung senyawa kimia maupun bakteri
yang dapat menular pada manusia (keKhalayakan).
b. Bagi instansi
Biaya pengolahan sampah oleh rumah sakit akan bertambah besar
yang sangat merugikan bagi rumah sakit.
c. Bagi lingkungan
Apabila sampah tersebut diolah dengan cara dibakar dapat
menimbulkan resiko pencemaran udara dan lingkungan. Selain itu
apabila tidak ditangani dengan baik, sampah rumah sakit dapat
menimbulkan masalah baik dari aspek pelayanan maupun estetika
selain dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan menjadi
sumber penularan penyakit (infeksi nosokomial).
Keterkaitan isu tersebut dengan manajemen ASN adalah
kedisiplinan petugas di bangsal Kolibri dalam membuang sampah
merupakan bentuk kesesuaian dalam menjalankan tugas yang
berdasarkan dengan kode etik ASN yaitu ASN melaksanakan
tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, cermat dan disiplin
(keLayakan).
25

3. Belum efisiennya Pelaporan Nilai Kritis Laboratorium Kepada Dokter


Penanggung jawab Pasien (DPJP) oleh perawat di Ruang Kolibri RSUD
R.A.A. Tjokronegoro Purworejo.
Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian dan
pencatatan nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan
segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga dalam waktu
kurang dari 30 menit. Isu ini saya deskripsikan berdasarkan data yang
ada pada lembar pencatatan hasil pelaporan nilai kritis di ruang Kolibri
RSUD R.A.A. Tjokronegoro. data hasil pelaporan nilai kritis di bulan
Desember 2021(Aktual), dari 10 hasil pelaporan nilai kritis
laboratorium oleh petugas laboratorium ke perawat jaga di ruang
Kolibri, 2 diantaranya (20%) tidak dilaporkan ke DPJP (Dokter
Penanggung Jawab Pasien) sesuai dengan ketentuan batas waktu
pelaporan yaitu kurang dari 30 menit setelah nilai kritis diterima oleh
perawat dari petugas laborat (Problematik). Hal ini disebabkan oleh
jumlah petugas belum sesuai dengan jumlah pasien yang dirawat dan
berakibat pada keterlambatan atau bahkan tidak dilaporkan nilai kritis
tersebut kepada DPJP, banyaknya kegiatan lain yang harus dilakukan
dipasien.
Dampak jika isu tersebut tidak dapat diselesaikan yaitu:
a. Bagi pasien
Menyebabkan tertundanya penanganan atau pemberian obat dan
tindakan pada pasien yang dapat merugikan pihak pasien.
b. Bagi petugas
Menyebabkan petugas menjadi teledor dalam menyikapi suatu
pelaporan.
c. Bagi rumah sakit/instansi terkait
Menurunnya kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan oleh
pihak rumah akan berdampak langsung pada kepuasan pasien,
komplain yang dilakukan oleh pasien akan menyebabkan angka
kepuasan pasien menurun dan indicator mutu rumah sakit menjadi
rendah dan berakibat pada nilai akreditasi rumah sakit yang kurang
baik (keKhalayakan).
26

Isu tersebut berkaitan dengan manajemen ASN yaitu kode


etik dan kode perilaku asn yang menjabarkan bahwa ASN
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin serta
beritegritas tinggi (keLayakan).
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Analisis penetapan isu dilakukan dengan menggunakan alat
bantu APKL (Aktual, Problematik, Kelayakan, Kekhalayakan) dan USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth)
1. Analisis Kriteria Isu Menggunakan APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan)
Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis ketepatan
dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual, problematik,
kekhalayakan dan layak dari suatu isu yang ada. Penjelasan dari
analisis tersebut adalah :
a) Aktual
Artinya isu sedang terjadi atau dalam proses kejadian, atau
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat
b) Problematik
Artinya merupakan masalah mendesak yang memerlukan
berbagai upaya alternatif jalan keluar dengan aktivitas dan
tindakan nyata
c) Kekhalayakan
Artinya menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat pada
umumnya, bukan untuk seseorang atau kelompok
d) KeLayakan
Artinya Logis, Pantas, Realitas, dapat dibahas sesuai dengan
tugas, hak, kewenangan dan tanggung jawab Isu-isu yang telah
diindentifikasi kemudian diberikan skor berdasarkan ketentuan
dan kriteria berikut ini.
27

Berdasarkan analisis isu dengan teknik APKL tersebut maka


didapatkan ketiga isu tersebut memenuhi kriteria Aktual, Problematik,
Kekhalayakan, Kelayakan.

2. Analisis Isu Menggunakan Kriteria USG (Urgency, Seriousness dan


Growth)
Setelah melakukan penapisan didapati 3 isu yang selanjutnya
dianalisis menggunakan teknik analisis dengan metode USG untuk
menentukan isu strategis prioritas. Metode USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth) merupakan salah satu metode untuk
menentukan prioritas masalah. Penetapan prioritas masalah menjadi
bagian penting dalam proses pemecahan masalah dikarenakan dua
alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan
karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua,
karena adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah
lainnya, dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan
(Azwar, 1996).
Adapun analisis USG dengan metode meliputi indikator:
a. Urgency
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti.
b. Seriousness
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yang ditimbulkan
c. Growth
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya.

Dari ketiga isu tersebut penulis melakukan skoring dengan cara


berdiskusi dengan mentor dan 2 orang teman perawat diruangan, diskusi
dilakukan pada tanggal 25 April di bangsal Kolibri RSUD R.A.A.
Tjokronegoro. Proses diskusi diawali dengan menyatukan persepsi dan
pemahaman dalam memberikan prioritas nilai terkait Urgensi atau
seberapa mendesak isu tersebut. Nilai yang disepakati yaitu 1 (isu tersebut
selesai dalam waktu 6 bulan), nilai 2 (isu tersebut selesai dalam waktu 5
bulan), nilai 3 (isu tersebut selesai dalam waktu 4 bulan), nilai 4 (isu
tersebut selesai
28

dalam waktu 3 bulan) dan nilai 5 (isu tersebut selesai dalam waktu 1 bulan).
Dari ketiga isu yang ada disepakati bahwa isu nomer satu memiliki tingkat
Urgensi yang lebih tinggi dengan nilai urgensi 5 dikarenakan secara
langsung berkaitan dengan SKP dari penulis dan perlu dilakukan tindak
lanjut segera untuk memaksimalkan proses pelayanan dengan waktu yang
lebih minimal, kemudian diikuti urgensi dari isu nomer dua dan tiga yang
memiliki nilai urgensi yang sama yaitu nilai 4.
Kemudian pada nilai Seriousness diskusi dilakukan dengan
menyatukan persepsi dan pemahaman terkait dampak yang ditimbulkan
dari isu tersebut dan juga skoring terhadap nilai seriousness dari isu
tersebut. Nilai yang disepakati yaitu nilai 1 (isu tersebut tidak berakibat apa-
apa), nilai
2 (isu tersebut berakibat pada lingkungan instansi), nilai 3 (isu tersebut
berkibat pada instansi), nilai 4 (isu tersebut berakibat pada petugas terkait),
nilai 5 (isu tersebut berakibat pada petugas, instansi dan lingkungan
instansi). Dari ketiga isu tersebut disepakati bahwa isu nomer 1 memiliki
nilai seriousness tertinggi yaitu 5, dan diikti oleh isu nomer dua dan tiga
yang memiliki nilai seriousness sama yaitu 3. Kemudian dilanjutkan pada
nilai Growth dilakukan dengan menyatukan persepsi dan pemahaman
terkait seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaimana mestinya. Nilai yang disepakati yaitu nilai 1 (isu
tersebut tidak cepat), nilai 2 (isu tersebut kurang cepat), nilai 3 (isu tersebut
cukup cepat), nilai 4 (isu tersebut cepat), nilai 5 (isu tersebut sangat sepat).
Dari ketiga isu tersebut disepakati bahwa untuk isu nomer 1 dan 3
mendapatkan nilai 3 dan isu nomer 2 mendapatkan nilai 2. Sehingga
kesimpulan dari proses diskusi bersama mentor didapatkan isu nomer satu
memiliki nilai USG tertinggi yaitu nilai 13, kemudian isu nomer dua dengan
nilai 9 dan isu nomer tiga dengan nilai 10.
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dari
isu prioritas yang ada adalah sebagai berikut:
1. What/apa : belum efektifnya pelaksanaan serah terima (handover) oleh
perawat diruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo
2. Who/siapa : perawat, pasien dan keluarga, pihak rumah sakit
3. When/kapan : dalam 1 minggu obeservasi dibulan Maret tahun 2022
29

4. Why/mengapa : belum adanya sosialisasi SOP serah terima


(handover), belum adanya format pelaksanaan serah terima
(handover), belum adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan serah
terima (handover)
5. How/bagaimana : dari 18 kali kegiatan serah terima (handover) yang
dilakukan oleh perawat, 16 kali (88%) diantaranya masih belum
menerapkan serah terima (handover) dengan benar sesuai dengan
SOP yang ada dirumah sakit
Dari hasil analisis isu USG, core isu yang didapat adalah “Belum
efektifnya pelaksanaan serah terima (handover) oleh perawat diruang
Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro”. Akar penyebab masalah selanjutnya
didiagnosa menggunakan fishbone diagram. Diagram ini merupakan suatu
alat untuk mengidentifikasi, mengeksplorasi, dan menggambarkan secara
detail semua penyebab yang berhubungan dengan suatu permasalahan.
Kategori penyebab permasalahan yang digunakan sebagai start awal
meliputi manpower (sumber daya manusia), material (bahan baku), method
(metode), dan milieu (lingkungan) bila ada datanya atau melalui
pendekatan lain yang dimantapkan melalui braistorming bersama rekan
kerja di instansi, sehingga hasilnya dirumuskan sebagai berikut:
30

MAN
MATERIAL

Rasio jumlah perawat


belum sesuai dengan
jumlah pasien
Belum adanya format
Kurangnya kepatuhan perawat monitoring kegiatan serah
untuk melakukan serah terima terima (handover)
(handover) sesuai SOP

Belum adanya format


Belum
Kurangnya kegiatan serah terima
efektifnya
pengetahuan perawat (handover)
pelaksanaan
tentangSOP serah serahterima
(handover)
olehperawat
Belum adanya monitoring dan
dibangsal
evaluasi pelaksanaan serah
KolibriRSUD
terima (handover) sesuai SOP
R.A.A.
Tjokronegoro
Belum adanya tindak lanjut
pelaksanaan serah terima
(handover) secara tertulis

Belum adanya sosialisasi SOP


serah terima (handover)

METHOD

Gambar 1.4 diagram fishbone


Dari diagram fishbone diatas, didapatkan beberapa penyebab terjadinya isu:
1. Belum adanya format kegiatan serah terima (handover).
2. Belum adanya format monitoring kegiatan serah terima (handover)
3. Kurangnya kepatuhan perawat untuk melakukan serah terima
(handover) sesuai SOP.
4. Kurangnya pengetahuan perawat tentang SOP serah terima
(handover).
31

5. Belum adanya monitoring dan evaluasi pelaksanaan serah terima


(handover) sesuai SOP.
6. Belum adanya tindak lanjut pelaksanaan serah terima (handover)
secara tertulis.
7. Belum adanya sosialisasi SOP serah terima (handover)
8. Rasio jumlah perawat belum sesuai dengan rasio jumlah pasien.
Gagasan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan isu Kurang
optimalnya pelaksanaan handover antar perawat di ruang Kolibri RSUD
R.A.A. Tjokronegoro yaitu “Peningkatan pelaksanaan serah terima
(handover) oleh perawat dengan metode SBAR diruang Kolibri RSUD
R.A.A. Tjokronegoro”. Adapun gagasan kreatif /kegiatan yang dapat
dilakukan yaitu:

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan sesuai Rancangan Kegiatan


No Kegiatan Tahapan
1 Membuat format operan jaga a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan
untuk pelaksanaan serah terima terkait format yang akan digunakan untuk
(handover). serah terima (handover)
b. Mencari referensi terkait konsep format
serah terima (handover)
c. Membuat dan mencetak format yang
akan digunakan dalam serah terima
(handover)
d. Melaporkan hasil format serah terima
(handover) kepada pimpinan/mentor
2 Melakukan Sosialisasi tentang a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan
SOP pelaksanaan serah terima terkait SOP serah terima (handover) yang
(handover) dan metode SBAR telah disetujui oleh Rumah Sakit, dan
dan penulisan format serah konsultasi metode SBAR dan penulisan
terima (handover). format serah terima (handover)
b. Berkoordinasi dengan pokja MKE
(Manajemen Komunikasi dan Edukasi)
menyiapkan SOP serah terima
(handover)
c. Mencari sumber referensi terkait metode
SBAR dalam proses serah terima
(handover) dan terkait penulisan format
serah terima (handover)
d. Menyiapkan materi pre test, post test
terkait metode SBAR dan pengisisan
format serah terima (handover)
e. Menyiapkan peserta undangan, waktu,
tempat dan dokumentasi untuk sosialisasi
32

f. Melakukan pre test untuk rekan- rekan di


ruang Kolibri terkait metode SBAR dan
pengisian format serah terima (handover)
g. Memberikan sosialisasi kepada rekan
kerja tentang SOP pelaksanaan serah
terima (handover) dengan metode SBAR
dan penulisan format serah terima
(handover)
h. Melakukan post test untuk rekan- rekan di
ruang Kolibri terkait pengisian format
handover dan metode SBAR
3 Melakukan simulasi a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan
pelaksanaan serah terima terkait Simulasi serah terima (handover)
(handover) sesuai SOP dengan b. Menyiapkan tempat, waktu dan
metode SBAR. dokumentasi untuk pelaksanaan simulasi
serta mendokumentasikannya
c. Melakukan simulasi serah terima
(handover) dengan metode SBAR
bersama rekan- rekan perawat
4 Monitoring dan Evaluasi a. Melakukan konsultasi kepada pimpinan
pelaksanaan serah terima terkait lembar monitoring evaluasi
(handover) sesuai SOP dengan b. Membuat Lembar Monitoring kepatuhan
metode SBAR. perawat dalam melaksanakan serah
terima (handover)
c. Mengevaluasi hasil dari lembar monitoring
d. Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi
kepada pimpinan

Pada pelaksanaan aktualisasi yang penulis lakukan sesuai dengan


rancangan kegiatan diatas, semua kegiatan dapat tercapai dengan waktu
yang sudah ditentukan diawal. Tidak ada perubahan jadwal maupun
penambahan ataupun pengurangan jumlah kegiatan atau tahapan
kegiatan. Aktualisasi dilaksanakan sesuai dengan tanggal yaitu dari 24
Mei – 6 Juli 2022. Dimulai dari kegiatan pertama yang dilakukan dari
tanggal 24 Mei – 3 Juni 2022. Kemudian kegiatan kedua mulai tanggal 4
Juni – 13 Juni 2022. Kegiatan ketiga dilakukan mulai tanggal 14 Juni – 23
Juni 2022, dan kegiatan keempat dilakukan mulai tanggal 24 Juni – 6 Juli
2022.

Tabel 3.2 Rencana kegiatan Pemecah Isu dan Realisasi Kegiatan


No Rencana Realisasi Keterangan

Kegiatan Tahapan kegiatan Kegiatan Tahapan kegiatan


33

1 Membuat a. Melakukan konsultasi Membuat a. Melakukan konsultasi Tidak ada


format kepada pimpinan format kepada pimpinan perubahan
operan jaga terkait format yang operan jaga terkait format yang
untuk akan digunakan untuk untuk akan digunakan untuk
pelaksanaan serah terima pelaksanaan serah terima
serah terima (handover) serah terima (handover)
(handover). b. Mencari referensi (handover). b. Mencari referensi
terkait konsep format terkait konsep format
Output: serah terima (handover) Output: serah terima
Adanya c. Membuat dan Adanya (handover)
format mencetak format yang format c. Membuat dan
pelaksanaan akan digunakan dalam pelaksanaan mencetak format yang
serah terima serah terima serah terima akan digunakan dalam
(handover) (handover) (handover) serah terima
d. Melaporkan hasil (handover)
format serah terima d. Melaporkan hasil
(handover) kepada format serah terima
pimpinan/mentor (handover) kepada
pimpinan/mentor
2 Melakukan a. Melakukan konsultasi Melakukan a. Melakukan konsultasi Tidak ada
Sosialisasi kepada pimpinan Sosialisasi kepada pimpinan perubahan
tentang SOP terkait SOP serah tentang SOP terkait SOP serah
pelaksanaan terima (handover) yang pelaksanaan terima (handover) yang
serah terima telah disetujui oleh serah terima telah disetujui oleh
(handover) Rumah Sakit, dan (handover) Rumah Sakit, dan
dan metode konsultasi metode dengan konsultasi metode
SBAR dan SBAR dan penulisan metode SBAR dan penulisan
penulisan format serah terima SBAR dan format serah terima
format serah (handover) penulisan (handover)
terima b. Berkoordinasi dengan format serah b. Berkoordinasi dengan
(handover). pokja MKE terima pokja MKE
(Manajemen (handover). (Manajemen
Output: Komunikasi dan Komunikasi dan
Adanya Edukasi) menyiapkan Output: Edukasi) menyiapkan
persepsi dan SOP serah terima Adanya SOP serah terima
pemahaman (handover) format (handover)
yang sama c. Mencari sumber pelaksanaan c. Mencari sumber
dari perawat referensi terkait serah terima referensi terkait
terkait metode SBAR dalam (handover) metode SBAR dalam
pelaksanaan proses serah terima proses serah terima
serah terima (handover) dan terkait (handover) dan terkait
(handover) penulisan format serah penulisan format serah
sesuai SOP terima (handover) terima (handover)
dan metode d. Menyiapkan materi pre d. Menyiapkan materi pre
SBAR serta test, post test terkait test, post test terkait
penulisan metode SBAR dan metode SBAR dan
format serah pengisian format serah pengisian format serah
terima terima (handover) terima (handover)
(handover) e. Menyiapkan peserta e. Menyiapkan peserta
undangan, waktu, undangan, waktu,
34

tempat dan tempat dan


dokumentasi untuk dokumentasi untuk
sosialisasi sosialisasi
f. Melakukan pre test f. Melakukan pre test
untuk rekan- rekan di untuk rekan- rekan di
ruang Kolibri terkait ruang Kolibri terkait
metode SBAR dan metode SBAR dan
pengisian format serah pengisian format serah
terima (handover) terima (handover)
g. Memberikan sosialisasi g. Memberikan sosialisasi
kepada rekan kerja kepada rekan kerja
tentang SOP tentang SOP
pelaksanaan serah pelaksanaan serah
terima (handover) terima (handover)
dengan metode SBAR dengan metode SBAR
dan penulisan format dan penulisan format
serah terima serah terima
(handover) (handover)
h. Melakukan post test h. Melakukan post test
untuk rekan- rekan di untuk rekan- rekan di
ruang Kolibri terkait ruang Kolibri terkait
pengisian format serah pengisian format serah
terima (handover) dan terima (handover) dan
metode SBAR metode SBAR

3 Melakukan a. Melakukan konsultasi Melakukan a. Melakukan konsultasi Tidak ada


simulasi kepada pimpinan terkait simulasi kepada pimpinan terkait perubahan
pelaksanaan Simulasi serah terima pelaksanaan Simulasi serah terima
serah terima (handover) serah terima (handover)
(handover) b. Menyiapkan tempat, (handover) b. Menyiapkan tempat,
sesuai SOP waktu dan dokumentasi sesuai SOP waktu dan dokumentasi
dengan untuk pelaksanaan dengan untuk pelaksanaan
metode simulasi serta metode simulasi serta
SBAR. mendokumentasikannya SBAR. mendokumentasikannya
c. Melakukan simulasi c. Melakukan simulasi
Output: serah terima (handover) Output: serah terima (handover)
Peningkatan dengan metode SBAR Peningkatan dengan metode SBAR
ketrampilan bersama rekan- rekan ketrampilan bersama rekan- rekan
perawat perawat perawat perawat
dalam dalam
melakukan melakukan
serah terima serah terima
(handover) (handover)
dengan dengan
metode metode
SBAR SBAR
35

4 Monitoring a. Melakukan konsultasi Monitoring a. Melakukan konsultasi Tidak ada


dan Evaluasi kepada pimpinan terkait dan Evaluasi kepada pimpinan terkait perubahan
pelaksanaan lembar monitoring pelaksanaan lembar monitoring
serah terima evaluasi serah terima evaluasi
(handover) b. Membuat Lembar (handover) b. Membuat Lembar
sesuai SOP Monitoring kepatuhan sesuai SOP Monitoring kepatuhan
dengan perawat dalam dengan perawat dalam
metode melaksanakan serah metode melaksanakan serah
SBAR. terima (handover) SBAR. terima (handover)
c. Mengevaluasi hasil dari c. Mengevaluasi hasil dari
Output: lembar monitoring Output: lembar monitoring
Adanya hasil d. Melaporkan hasil Adanya hasil d. Melaporkan hasil
kepatuhan monitoring dan evaluasi kepatuhan monitoring dan evaluasi
perawat kepada pimpinan perawat kepada pimpinan
dalam dalam
pelaksanaan pelaksanaan
serah terima serah terima
(handover) (handover)

B. Pembahasan Hasil Kegiatan Aktualisasi


Berdasarkan rencana kegiatan yang telah dibuat, penulis melakukan
aktualisasi sesuai dengan jadwal yang dibuat yang terdiri dari beberapa
kegiatan dan dimulai dari :
1. Membuat format operan jaga untuk pelaksanaan serah terima
(handover) Dilaksanakan pada tanggal 24 Mei-3 Juli 2022
Dalam kegiatan tersebut diawali dengan konsultasi dengan mentor
di rumah sakit. Konsultasi dilakukan di ruang kolibri RSUD R.A.A.
Tjokronegoro , dalam kegiatan tersebut penulis menanyakan dan
meminta masukan terkait bentuk ataupun format yang akan dibuat
seperti apa. Kemudian setelah mendapatkan arahan dan saran dari
mentor penulis melakukan tahapan kegiatan selanjutnya yaitu mencari
referensi terkait format serah terima (handover). Referensi diperoleh dari
internet dan e-jurnal, dari beberapa contoh referensi yang didapat
penulis membuat dua format serah terima (handover) untuk kemudian
dilakukan tahap pencetakan. Setelah format serah terima (handover)
sudah dicetak selanjutnya penulis melaporkan hasil pembuatan format
serah terima (handover) kepada mentor. Dari dua contoh format serah
terima (handover) yang penulis ajukan salah satu format tersebut
disetujui oleh mentor dan mendapat sedikit perubahan pada bagian
isi dari format
36

tersebut. Kemudian mentor mangarahkan penulis ke Bidang Pelayanan


untuk menanyakan format serah terima (handover) yang telah dibuat. Di
bidang pelayanan penulis bertemu dengan pak Supadi, S.Kep, Ners.
Disana penulis menanyakan kepada beliau terkait format serah terima
(handover) yang sudah dibuat. Dari bidang pelayanan mendapatkan
persetujuan, namun untuk memasukkan format serah terima (handover)
tersebut sebagai lampiran kedalam SOP yang ada saat ini perlu
dilakukan uji coba penggunaan format serah terima (handover) tersebut
pada bangsal rawat inap, yang mana hal tersebut dilakukan dengan
koordinasi kembali dengan mentor selaku pembimbing diruangan.
a. Tahapan kegiatan:
Tahapan ke 1: Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait format
yang akan digunakan untuk serah terima (handover)
Tahapan ini dilaksanakan dengan meminta saran dan masukan
untuk pembuatan format serah terima (handover). Saran dan
masukan yang didapat dari mentor yaitu untuk format serah terima
(handover) yang akan dibuat sebaiknya bertujuan memudahkan
serta menunjang peaksanaan serah teriam lebih baik, selain itu
mentor juga menyampaikan bahwa format tersebut digunakan
sebagai bukti tertulis pada saat pelaksanaan serah terima
(handover).
Output dari kegiatan ini adalah mendapatkan arahan,
bimbingan, saran dan masukan dalam membuat format operan jaga.
Dalam tahap kegiatan ini nilai-nilai dasar Berakhlak yang saya
terapkan adalah saya dalam melakukan konsultasi membuat
kesepakatan waktu dan tempat untuk kegiatan konsultasi
(Harmonis), dalam menanyakan ketersediaan waktu dan kesediaan
yang dimiliki oleh mentor menggunakan bahasa Indonesia yang baik
(Kompeten). Konsultasi dilakukan dengan bersikap sopan santun
dan ramah (Berorientasi Pelayanan), selain itu saya juga
menggunakan pakaian yang rapi dan sesuai dengan ketentuan
(Akuntabel). Saya melakukan konsultasi dengan bertujuan untuk
mendapatkan hasil terbaik demi pelayanan yang lebih baik (Loyal).
Konsultasi dilakukan dengan mengedepankan sikap menghargai
masukan dan pendapat dari mentor (Harmonis), selanjutnya proses
konsultasi dilakukan dengan mentor untuk
37

menciptakan kerjasama yang baik (Kolaboratif). Dalam berkonsultasi


saya bertindak proaktif dengan cara memberikan inisiatif berupa
gagasan untuk membuat format serah terima (handover) (Adaptif) .
Dengan adanya arahan dari pimpinan, saya melaksanakan kegiatan
dengan kualitas terbaik (Kompeten). Setelah mendapatkan saran dan
arahan dari mentor kemudian saya melakukan tindak lanjut untuk
segera mencari referensi dan materi yang akan digunakan
(Berorientasi Pelayanan).

Tahapan ke 2: Mencari referensi terkait konsep format serah terima


(handover)
Setelah melakukan konsultasi kepada mentor tahap selajutnya
adalah mencari referensi. Output dari tahap kegiatan kedua ini yaitu
tersedianya rancangan konsep format pelaksanaan serah terima
(handover). Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap
kegiatan ini adalah saya mencari referensi (Kompeten) tentang
konsep untuk format yang akan digunakan untuk menunjang serah
terima (handover) dilakukan secara cermat dan konsisten
(Akuntabel). Proses mencari referensi dilakukan dengan
kemampuan terbaik yang saya miliki (Kompeten). Saya melakukan
kegiatan dengan penuh inovasi dan mampu menyesuaikan terhadap
informasi terbaru yang ada (Adaptif). Dalam mencari referensi saya
selalu melakukan perbaikan untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik (Berorientasi Pelayanan). Saya menggunakan media internet
untuk mendapatkan referensi dan informasi seputar serah terima
(handover) (Adaptif). Saya mencari referensi diluar jam kerja agar
tidak mengganggu pelayanan pada pasien di bangsal rawat inap
(Akuntabel) dan tidak menggunakan akun milik rumah sakit untuk
mengunduh atau mendownload materi dari internet (Loyal).

Tahapan ke 3: Membuat dan mencetak format yang akan digunakan


dalam serah terima (handover)
Setelah mencari referensi dan terkumpul data yang akan
digunakan dalam pembuatan format serah terima (handover)
kemudian saya membuat dan mencetak format serah terima
38

(handover). Output dari tahap kegiatan ini adalah tersedianya format


serah terima (handover). Nilai-nilai Berakhlak yang saya gunakan
pada tahap ini yaitu saya menyusun format serah terima (handover)
dengan mengacu pada referensi yang telah ada (Kompeten).
Selanjutnya saya dalam menyusun draft format serah terima
(handover) dengan memperhatikan kualitas dan data yang benar
(Berorientasi Pelayanan). Dalam pembuatan format serah terima
(handover) saya menggunakan kemampuan terbaik yang saya miliki
(Kompeten) dan juga dalam proses pencetakan format saya tetap
berpedoman pada aturan yang berlaku di instansi (Loyal). Saya
dalam membuat format serah terima (handover) dengan memberikan
inovasi baru (Adaptif). Saya dalam proses pembuatan dan
pencetakan dokumen dilakukan secara cermat dan teliti (Akuntabel).
Saya membuat format operan jaga untuk menolong dan
memudahkan teman dalam melaksanakan kegiatan serah terima
(handover) (Harmonis).

Tahapan kegiatan ke 4: Melaporkan hasil format serah terima


(handover) kepada pimpinan/mentor
Setelah membuat dan mencetak format yang akan digunakan
dalam kegiatan serah terima (handover) selanjutnya saya melaporkan
hasilnya kepada mentor untuk mendapatkan persetujuan. Dari dua
contoh format serah terima (handover) yang saya buat, salah satunya
disetujui, kemudian mentor meminta saya bertemu dengan bapak
Supadi, S.Kep, Ns selaku kasie bidang pelayanan untuk menanyakan
hasil format serah terima (handover) tersebut. Tujuan dari kegiatan
tersebut selain untuk meminta persetujuan dari bidang pelayanan
juga untuk meminta ijin memasukkan format serah terima (handover)
yang telah dibuat kedalam lampiran di SOP serah terima (handover)
yang sudah ada di rumah sakit. Setelah bertemu dengan kasie
pelayanan disana saya mendapatkan penjelasan bahwa format serah
terima (handover) yang saya buat sudah disetujui dengan bentuk
awal tersebut, namun untuk memasukkannya menjadi lampiran
kedalam SOP diperlukan waktu ujicoba penggunaannya kedalam
kegiaatan serah terima (handover) sehari-hari, dan jangka waktu
yang
39

dibutuhkan untuk melakukan ujicoba tidak singkat serta perlu adanya


koordinasi dengan mentor selaku pembimbing dan kepala ruang.
Setelah mendapatkan penjelasan dari bidang pelayanan saya
bertemu kembali dengan mentor untuk menyampaikan hasilnya, dan
dari mentor memberikan persetujuan. Output dari tahapan kegiatan
ini adalah mendapat persetujuan dari peimpinan/mentor terkait format
serah terima (handover) yang telah dibuat.
Dalam prosesnya nilai-nilai berakhlak yang saya terapkan yaitu
saya melaporkan hasil pembuatan format handover kepada pimpinan
untuk mendapatkan persetujuan (Kolaboratif). Saya dalam
melaporkan hasil dengan pimpinan dilakukan dengan ramah serta
melakukan perbaikan tanpa henti (Berorientasi Pelayanan). Saya
melaporkan hasil format serah terima (handover) kepada mentor
secara jujur dan bertanggungajawab (Akuntabel). Saya melaporkan
hasil format serah terima (handover) (Loyal) untuk mendapat
persetujuan dengan bermaksud meningkatkan kompetensi yang
dimiliki (Kompeten). Saya membangun lingkungan kerja yang
kondusif dengan melaporkan hasil format serah terima (handover)
untuk mendapat hasil terbaik (Harmonis). Dalam proses konsultasi
saya segera melaksanakan saran dan arahan dari pimpinan/mentor
(Loyal). Saya mampu bekerjasama (Harmonis) dengan mentor
ataupun dengan kasie bidang pelayanan (Kolaboratif).

b. Keterkaitan dengan mata pelatihan agenda 3


1) Manajemen ASN: Saya dalam membuat format operan jaga untuk
pelaksanaan serah terima (handover) sesuai dengan masukan dan
saran atasan yang tidak bertentangan dengan ketentuan
perundang- undangan dan etika pemerintah (kode etik dan
Perilaku ASN No. 5).
2) Smart ASN: Saya memanfaatkan mesin pencari “Google” untuk
mengumpulkan referensi serta dalam membuat lembar
pelaksanaan serah terima (handover) saya menggunakan media
Microsoft word (Digital Skill).
40

c. Kontribusi Output terhadap Visi Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Purworejo
Dengan adanya format operan jaga untuk pelaksanaan serah
terima (handover) yang digunakan dengan baik oleh petugas di
ruang perawatan maka akan memberikan kontribusi pada Visi
RSUD R.A.A Tjokronegoro yaitu “Terwujudnya
Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya “.
Selanjutnya mendukung pencapaian Misi RSUD R.A.A.
Tjokronegoro ke- 1 yaitu: “Memberikan pelayanan yang professional
dan berkualitas”.

d. Kontribusi Output terhadap Penguatan Nilai Organisasi


Adanya format operan jaga untuk serah terima (handover) yang
jika digunakan dengan baik maka akan menguatkan nilai-nilai
organisasi yaitu: Akuntabel: Setiap kegiatan dapat dipertanggung
jawabkan. Profesional: dapat terselesikan dengan baik, tuntas dan
sesuai kompetensi/ keahlian

2. Melakukan Sosialisasi tentang SOP pelaksanaan serah terima


(handover) dan metode SBAR dan penulisan format serah terima
(handover).
Dilaksanakan pada tanggal 4 Juni – 13 Juni 2022

Pada kegiatan kedua yaitu melakukan sosialisasi, tahap kegiatan


pertama yaitu melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait SOP serah
terima (handover) yang telah disetujui oleh Rumah Sakit, dan konsultasi
metode SBAR dan penulisan format serah terima (handover). Dalam
konsultasi tersebut penulis menanyakan apakah sudah ada SOP serah
terima (handover) dirumah sakit atau belum. Disini mentor memberikan
pengarahan untuk menanyakan langsung terkait ketersediaan SOP
serah terima (handover) kepada Pokja (MKE) Manajemen Komunikasi
dan Edukasi rumah sakit. Selanjutnya penulis juga menanyakan terkait
metode SBAR apakah bisa digunakan pada pelaksanaan serah terima
(handover) dibangsal atau tidak. Tujuan dari penggunaan metode SBAR
adalah untuk memberikan kejelasan dalam pencatatan hal-hal penting
41

saat kegiatan serah terima (handover) dilakukan. Selain itu bentuk


penulisan yang akan dilakukan seperti apa. Setelah mendapatkan
arahan dari pimpinan/mentor kemudian melakukan koordinasi pada
Pokja (MKE) Manajemen Komunikasi dan Edukasi rumah sakit. Disini
penulis mendapatkan soft file SOP serah terima (handover) yang telah di
sahkan oleh rumah sakit dan kemudian menggandakannya. Selanjutnya
penulis mencari referensi kembali terkait metode SBAR dan cara
penulisan serah terima (handover).
Pada tahap kegiatan selanjutnya yaitu mencari referensi terkait
materi pre test dan post test yang akan dilakukan. Kemudian
menyiapkan peserta undangan, waktu, tempat dan dokumentasi untuk
sosialisasi. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di ruang aula 1 lantai dua
RSUD R.A.A. Tjokronegoro dengan mengundang beberapa perwakilan
dari masing- masing bangsal, hadir juga di sosialisasi tersebut Kasie
keperawatan. Sosialisasi diawali dengan melakukan pre test kepada
rekan perawat. Materi pre test dibagikan secara online media whatsapp
dan diakses melalui link google drive. Setelah membagikan link tersebut
penulis mulai memberikan sosialisasi kepada rekan perawat, kemudian
dilanjutkan dengan membagikan link post test materi sosialisasi setelah
pemaparan materi selesai. Kemudian dilakukan rekapitulasi hasil pre test
dan post test yang telah dilakukan oleh rekan perawat.
a. Tahapan kegiatan:
Tahapan ke 1: Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait SOP
serah terima (handover) yang telah disetujui oleh Rumah Sakit, dan
konsultasi metode SBAR dan penulisan format serah terima
(handover).
Tahapan kegiatan ini diawali dengan konsultsi dengan pimpinan
dalam hal ini sekaligus mentor. Tujuan dari konsultasi adalah untuk
menanyakan kembali SOP yang terbaru dari rumah sakit, kemudian
menanyakan terkait dengan metode SBAR serta cara penulisan
pada format serah terima (handover) yang telah dibuat. Output dari
tahapan kegiatan ini adalah mendapatkan arahan, bimbingan, saran
dan masukan dalam melakukan kegiatan sosialisasi SOP serah
terima
42

(handover) dan peningkatan pengetahuan perawat terkait penulisan


format serah terima (handover)
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya dalam berkonsultasi dengan pimpinan dilakukan dengan
bersikap ramah serta melakukan perbaikan tanpa henti (Berorientasi
Pelayanan). Saya melaksanakan arahan dan bimbingan dari mentor
secara jujur dan bertanggung jawab (Akuntabel). Saya melaksanakan
proses konsultasi dilakukan dengan mentor untuk menciptakan
kerjasama yang baik (Kolaboratif). Dengan adanya arahan dari
pimpinan, saya melaksanakan kegiatan dengan kemampuan terbaik
yang dimiliki (Kompeten). Saya melakukan konsultasi agar kegiatan
sosialisasi selaras dengan arahan pimpinan (Harmonis), selain itu
setelah mendapatkan arahan dari mentor saya segera melakukan
tindak lanjut arahan tersebut (Loyal).

Tahapan ke 2: Berkoordinasi dengan pokja MKE (Manajemen


Komunikasi dan Edukasi) menyiapkan SOP serah terima (handover)
Dalam tahapan ini diawali dengan tindak lanjut hasil konsultasi
di kegiatan pertama yaitu mentor menyarankan pada penulis untuk
melakukan koordinasi dengan pokja MKE rumah sakit terkait
penggandaan SOP serah terima (handover). Output dari tahapan
kegiatan ini adalah tersedianya SOP serah terima (handover) dalam
bentuk print out untuk digunakan diruang kolibri dan format serah
terima (handover) di ruang Kolibri yang telah disetujui pihak rumah
sakit.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya melakukan tindak lanjut arahan dari mentor dengan
berkoordinasi dengan pokja MKE (Loyal). Saya dalam menyiapkan
SOP bersedia bekerjasama dengan bagian pokja MKE (Manajemen
Komunikasi dan Edukasi) dalam menyiapkan SOP (Kolaboratif).
Saya bertindak proaktif dalam menyiapkan SOP serah (handover)
untuk dokumen di ruang Kolibri (Adaptif). Koordinasi (Kolaboratif)
dilakukan secara jujur bertanggungjawab dan berintegritas tinggi
untuk mendapatkan hasil terbaik (Akuntabel). Berkomitmen untuk
43

mendedikasikan ilmu, tenaga, pikiran dan waktu saya sebaik


mungkin dalam mempersiapkan sosialisasi (Loyal). Berusaha
melakukan koordinasi secara fleksibel untuk menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif (Harmonis). Saya menggandakan
SOP serah terima (handover) untuk digunakan dibangsal sebagai
alat untuk mempermudah orang lain dalam melaksanakan tugas
(Berorientasi Pelayanan), saya juga menggunakan kemampuan
saya untuk menggunakan handphone dan flashdisk sebagai sarana
transfer file (Kompeten).

Tahapan ke 3: Mencari sumber referensi terkait metode SBAR dalam


proses serah terima (handover) dan terkait penulisan format serah
terima (handover)
Pada tahapan kegiatan ini diawali dengan mencari lagi sumber
referensi terkait serah terima (handover) metode SBAR yang akan
digunakan sebagai bahan dalam proses sosialisasi dengan
memanfaatkan media internel dan journal. Output dari tahap
kegiatan ini adalah tersedianya materi dan referensi terkait metode
SBAR dalam proses serah terima (handover) dan terkait penulisan
format serah terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya menggunakan media internet untuk mencari sumber
referensi sebagai sikap cepat menyesuaikan diri terhadap era digital
(Adaptif), saya dalam mencari referensi materi bertujuan untuk
memudahkan rekan sejawat memperoleh informasi untuk semakin
menambah wawasan (Berorientasi Pelayanan). Saya dalam mencari
referensi dilakukan secara cermat dan konsisten (Akuntabel). Saya
menyiapkan materi dengan kinerja sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki (Kompeten). Berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu,
tenaga, pikiran dan waktu saya sebaik mungkin dalam
mempersiapkan materi (Loyal).

Tahapan ke 4: Menyiapkan materi pre test, post test terkait metode


SBAR dan pengisian format serah terima (handover)
44

Pada tahapan kegiatan ini diawali dengan mencari materi,


kemudian membuat soal-soal yang akan digunakan dalam pre test
maupun post test, membuat lembar pre test dan post test
menggunakan media google form. Output tahapan kegiatan ini
adalah tersedianya materi pre test dan post pest terkait metode
SBAR dan pengisian format serah terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya menyiapkan materi pre test dan post test bertujuan untuk
memudahkan rekan sejawat memperoleh informasi (Berorientasi
pelayanan). Saya dalam menyiapkan materi, pre test dan post test
dilakukan secara cermat dan konsisten (Akuntabel). Saya
menyiapkan materi dengan kinerja sesuai dengan kompetensi yang
dimiliki (Kompeten). Saya berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu,
tenaga, pikiran dan waktu saya sebaik mungkin dalam menyiapkan
materi sosialisasi (Loyal). Saya menggunakan media internet untuk
mencari sumber referensi sebagai sikap cepat menyesuaikan diri
terhadap era digital (Adaptif).

Tahapan ke 5: Menyiapkan peserta undangan, waktu, tempat dan


dokumentasi untuk sosialisasi
Pada tahapan ini saya melakukan konsultasi kembali pada
mentor untuk penentuan jadwal soasialisai, kemudian meminta
tanda tangan mentor dan mengajukan surat undangan tersebut ke
bagian sekretariat untuk dimintakan nomor surat. Output dari
tahapan kegiatan ini adalah tersedianya undangan sosialisasi,
jadwal, tempat dan dokumen sosialisasi.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya bekerjasama dengan teman perawat di Ruang Kolibri
untuk menentukan jadwal dan tempat sosialisasi (Kolaboratif). Saya
bersikap proaktif dengan mengajukan surat undangan untuk
meminta nomor surat pada bagian sekretariat (Adaptif). Saya
bersikap untuk segera menindaklanjuti arahan dari mentor dalam
menyiapkan surat undangan (Berorientasi pelayanan). Saya
berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu, tenaga dan pikiran sebaik
mungkin dalam
45

melakukan sosialisasi (Loyal). Saya menghargai masukan dari


rekan- rekan untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis). Saya mempunyai inovasi dalam membuat
undangan secara digital via whatsapp (Adaptif). Saya membuat
surat undangan dengan tujuan untuk mempermudah teman sejawat
dalam mengingat jadwal dan tempat pelaksanaan sosialisasi
(Berorientasi Pelayanan).

Tahapan ke 6: Melakukan pre test untuk rekan- rekan di ruang


Kolibri terkait metode SBAR dan pengisian format serah terima
(handover)
Pada tahap ini sudah masuk pada kegiatan sosialisasi,
yang diawali dengan membagikan link pre test kepada peserta
sosialisasi melalui whatsapp grup maupun pribadi dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta sosialisasi
terhadap materi serah terima (handover) dan juga metode SBAR.
Output dari tahapan kegiatan ini adalah tersedianya file/lembar
penilaian pre test dan hasil nilai pre test dari peserta sosialisasi.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan
ini yaitu saya membagikan link kuesioner dengan bersikap sopan
dan ramah kepada rekan kerja (Berorientasi Pelayanan). Saya
mengajak teman-teman di ruang Kolibri mengerjakan pre
test tanpa memandang perbedaan ras, suku, budaya
maupun agama (Harmonis). Adaptif saya bersikap proaktif
dalam membagikan kuesioner melalui link google form
(Adaptif). Saya melakukan kegiatan pre test dengan melibatkan
teman sejawat dari ruang Kolibri (Kolaboratif). Saya membagikan
link pre test secara bertanggung jawab, cermat dan
berintergitas tinggi (Akuntabel). Saya tetap menjaga nama baik
peserta sosialisasi meskipun terdapat beberapa peserta yang
mendapatkan nilai pre test kurang baik (Loyal). Saya memberikan
penjelasan singkat untuk cara mengakses link pre test kepada
peserta sosialisasi sebagai upaya membantu teman yang
kesulitan (Kompeten).
46

Tahapan ke 7: Memberikan sosialisasi kepada rekan kerja tentang


SOP pelaksanaan serah terima (handover) dan metode SBAR dan
penulisan format serah terima (handover)
Pada tahapan kegiatan ini saya memberikan sosialisasi yang
telah saya siapkan pada lembar power point dilaptop. Saya
memberikan penjelasan materi dan memberikan kesempatan
kepada peserta sosialisasi untuk bertanya atau memberikan
masukan pada hasil kerja yang saya buat. Output dari tahapan
kegiatan ini adalah peningkatan Pengetahuan Perawat tentang SOP
pelaksanaan serah terima (handover) dan metode SBAR dan
penulisan format serah terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya memberikan materi sosialisasi secara lengkap
(Kompeten) agar mudah dipahami oleh teman sejawat (Berorientasi
pelayanan). Saya melaksanakan sosialisasi dengan jujur, tanggung
jawab, disiplin dan berintegritas tinggi (Akuntabel). Saya
melaksanakan sosialisasi dengan kualitas terbaik dan membantu
orang lain untuk belajar (Kompeten). Saya menghargai setiap orang
yang memberikan masukan (Kolaboratif) saat diskusi tanpa
memandang gelar akademik atau latar belakangnya (Harmonis).
Saya bersikap proaktif saat pelaksanaan sosialisasi untuk
mendapatkan hasil terbaik (Adaptif). Saya melakukan sosialisasi
dengan persiapan alat bantu seperti proyektor dan laptop dibantu
pengadaannya oleh teman sejawat (Kolaboratif). Saya dalam
melakukan sosialisasi berusaha untuk menerapkan pengamalan
nilai-nilai pancasila sila pertama dengan cara memberikan salam
pembuka dan penutup kepada peserta saat kegiatan sosialisasi
(Loyal).

Tahapan ke 8: Melakukan post test untuk rekan- rekan di ruang


Kolibri terkait pengisian format handover dan metode SBAR
Pada tahapan kegiatan diawali dengan membagikan link post
test kepada peserta sosialisasi melalui whatsapp grup maupun
pribadi, dengan ketentuan pengerjaan soal yang sama. Kemudian
saya melakukan rekapitulasi nilai yang berasal dari hasil pengerjaan
47

soal post test dan pre test oleh peserta sosialisasi. Output kegiatan
ini adalah tersedianya file/lembar penilaian post test dan hasil
penilaian post test.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya mengajak teman- teman di ruang Kolibri (Kolaboratif)
mengerjakan post test tanpa memandang perbedaan ras, suku,
budaya maupun agama (Harmonis). Saya melibatkan teman sejawat
dalam pelaksanaan post tes (Kolaboratif). Saya melaksanakan post
test dengan tetap mengikuti aturan kerja yang berlaku di instansi
(Loyal). Saya memandu jalannya kegiatan (Adaptif) post test secara
cermat, disiplin dan bertanggungjawab (Akuntabel). Saya bersikap
secara proaktif membagikan kuesioner melalui link google form
(Adaptif). Saya membagikan link kuesioner dengan ramah
(Berorientasi Pelayanan). Saya melakukan rekapitulasi nilai hasil
post test dengan kemampuan terbaik yang saya miliki (Kompeten).
b. Keterkaitan dengan mata pelatihan agenda 3
1) Manajemen ASN:
Melakukan Sosialisasi SOP pelaksanaan serah terima
(handover) dengan metode SBAR dan penulisan format serah
terima (handover) dilakukan dengan memberikan informasi
secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi serta Bersikap hormat, sopan tanpa
menekan pihak tertentu (kode etik dan Perilaku ASN No. 3&9)
2) Smart ASN:
Dalam Melakukan Sosialisasi SOP pelaksanaan serah
terima (handover) dengan metode SBAR dan penulisan format
serah terima (handover) diuraikan dan menambah wawasan rekan
kerja (Digital culture), dan berkoordinasi dengan pokja MKE
menggunakan via Whatsapp, menyebarluaskan materi sosialisasi
via Whatsapp , menggunakan Microsoft Power Point dalam
penyampaian materi (digital skill).

c. Kontribusi Output terhadap Visi Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Purworejo
48

Dengan adanya peningkatan pengetahuan tentang SOP


pelaksanaan serah terima (handover) dengan metode SBAR dan
penulisan format serah terima (handover), jika pengetahuan tersebut
dilaksanankan dengan baik oleh perawat dalam proses serah terima
(handover) maka akan memberikan kontribusi pada Visi RSUD
R.A.A Tjokronegoro yaitu “Terwujudnya
Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya “.
Selanjutnya akan mendukung pencapaian Misi RSUD R.A.A.
Tjokronegoro ke- 1 yaitu: “Memberikan pelayanan yang professional
dan berkualitas”.

d. Kontribusi Output terhadap Penguatan Nilai Organisasi


Dengan adanya peningkatan pengetahuan perawat tentang
SOP pelaksanaan serah terima (handover) dengan metode SBAR
dan penulisan format serah terima (handover), apabila pengetahuan
tersebut dilaksanakan dengan baik oleh perawat maka akan
menguatkan nilai organisasi yang berbunyi: Akuntabel (Kegiatan
dapat dilakukan dengan penuh rasa tanggungjawab), Profesional
(Setiap kegiatan dapat diselesikan dengan baik, tuntas dan sesuai
kompetensi/ keahlian).
3. Melakukan simulasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai SOP
dengan metode SBAR.
Dilaksanakan pada tanggal 14 Juni – 23 Juni 2022.
Pada kegiatan ketiga yaitu melakukan simulasi pelaksanaan serah
terima (handover) sesuai SOP dengan metode SBAR. Diawali dengan
melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait Simulasi serah terima
(handover). Pada tahap ini mentor menjelaskan bahwa simulasi
dilakukan dengan melibatkan rekan perawat dibangsal. Kemudian
menyiapkan tempat, waktu dan dokumentasi untuk pelaksanaan simulasi
serta mendokumentasikannya. Selajutnya simulasi dilakukan di bangsal
Kolibri dengan melibatkan rekan perawat, kegiatan simulasi tersebut
didokumentasikan dalam bentuk foto dan video yang diakhir kegiatan
simulasi video tersebut dimasukkan ke dalam google drive untuk
kemudian dikirimkan link tersebut kepada rekan perawat dan mentor.
49

a. Tahapan kegiatan:
Tahapan ke 1: Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait
Simulasi serah terima (handover)
Pada tahapan kegiatan penulis melakukan konusltasi kepada
mentor untuk meminta saran dan masukan terkait alur dan fokus
pelaksanaan simulasi yang akan dilakukan. Output dari tahapan
kegiatan ini adalah mendapatkan arahan, bimbingan, saran dan
masukan dalam melakukan Simulasi serah terima (handover)
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu dalam berkonsultasi dengan pimpinan dilakukan dengan
ramah, menggunakan bahasa yang sopan serta melakukan
perbaikan tanpa henti (Berorientasi pelayanan). Saya melakukan
konsultasi secara bertanggungjawab yaitu bertemu dengan mentor
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan (Akuntabel). Saya
bersikap proaktif untuk membuat sesi konsultasi berjalan lancar
(Adaptif). Saya bekerjasama dengan teman perawat di Ruang Kolibri
untuk menentukan jadwal simulasi (Kolaboratif). Saya dengan
adanya arahan dari pimpinan, saya melaksanakan kegiatan dengan
kualitas terbaik (Kompeten). Saya melakukan konsultasi agar
kegiatan simulasi selaras dengan arahan pimpinan (Harmonis). Saat
melakukan konsultasi saya menunggu kesempatan waktu dari
mentor agar tidak mengganggu pekerjaan (Loyal).

Tahapan ke 2: Menyiapkan tempat, waktu dan dokumentasi untuk


pelaksanaan simulasi serta mendokumentasikannya
Pada tahapan ini saya menindaklanjuti arahan dari mentor
untuk mengajak teman sejawat dalam menentukan tempat, waktu
dan dokumentasi pelaksanaan simulasi serah terima (handover).
Output dari tahapan kegiatan ini adalah kesepakatan jadwal
pelaksanaan simulasi.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya menyiapkan waktu dan tempat secara optimal dengan
tidak menggunakan jam kerja (Akuntabel) untuk tetap memastikan
pelayanan yang terbaik (Berorientasi pelayanan). Saya melaksakan
50

kegiatan tersebut secara cermat dan disiplin (Akuntabel) agar


pelaksanaan simulasi bisa dilakukan dengan baik. Saya melakukan
kerjasama dengan teman perawat di Ruang Kolibri untuk
menentukan jadwal simulasi (Kolaboratif). Saya memberikan
kesempatan kepada rekan perawat lain untuk ikut berkontribusi
dalam kegiatan simulasi (Loyal). Saya juga melibatkan mentor dan
teman untuk menentukan jadwal dan tempat agar bisa terlibat dalam
simulasi tersebut (Harmonis). Saya bersikap proaktif untuk
berkoordinasi dalam menyiapkan jadwal simulasi (Adaptif).

Tahapan ke 3: Melakukan simulasi serah terima (handover) dengan


metode SBAR Bersama rekan-rekan perawat.
Pada tahapan kegiatan ini saya melakukan simulasi dengan
teman sejawat. Simulasi dilaksanakan di runag kolibri dan
didokumentasikan menjadi video, yang selanjutnya video tersebut
saya upload pada google drive dan saya kirimkan hasilnya kepada
mentor berupa link video. Output dari tahapan kegiatan ini adalah
Peningkatan ketrampilan perawat dalam melakukan serah terima
(handover) dengan metode SBAR dan adanya video simulasi serah
terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya dalam berkonsultasi dengan pimpinan dilakukan dengan
ramah dengan mengguanakan bahasa Indonesia yang baik (Loyal),
serta melakukan perbaikan untuk mendapat hasil yang lebih baik
(Berorientasi pelayanan). Saya melaksanakan simulasi dengan jujur,
tanggung jawab, disiplin dan berintegritas tinggi (Akuntabel). Saya
melakukan simulasi tersebut melibatkan teman sejawat (Kolaboratif).
Saya bersikap proaktif saat melakukan simulasi untuk mencapai
simulasi yang baik (Adaptif). Saya dalam melaksanakan simulasi
dengan kemampuan dan pengetahuan terbaik (Kompeten). Saya
dalam melakukan simulasi tidak membeda bedakan rekan kerja dan
mengajak siapapun teman yang bisa ikut melakukan simulasi
(Harmonis). Setelah mendapatkan video simulasi, selanjutnya saya
melakukan editing (Kompeten) pada video tersebut dengan
51

memanfaatkan aplikasi di hp ataupun laptop (Adaptif) dan


mengupload (Kompeten) video simulasi tersebut kemudian di kirim
linknya kepada mentor (Loyal).
b. Keterkaitan dengan mata pelatihan agenda 3
1) Mananajemen ASN:
Melakukan simulasi pelaksanaan serah terima (handover)
dengan metode SBAR dilaksanakan dengan jujur, sadar,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi (kode etik dan
perilaku ASN
2) Smart ASN:
Melakukan simulasi pelaksanaan serah terima (handover)
dengan metode SBAR menggunakan Kosa kata Bahasa
Indonesia yang baik sehingga dapat dimengerti oleh berbagai
pihak serta meningkatkan. Kemampuan individu dalam
menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan
kegiatan serah terima (handover) sesuai dengan SOP (Digital
Ethics).

c. Kontribusi Output terhadap Visi Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Purworejo
Dengan adanya peningkatan ketrampilan perawat dalam
melakukan serah terima (handover), jika peningkatan ketrampilan
tersebut digunakan dalam kegiatan serah terima (handover) maka
akan memberikan kontribusi pada Visi RSUD R.A.A Tjokronegoro
yaitu “Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal”.
Selanjutnya mendukung pencapaian Misi RSUD R.A.A Tjokronegoro
ke- 1 dan yaitu : “Memberikan pelayanan yang professional dan
berkualitas”.

d. Kontribusi Output terhadap Penguatan Nilai Organisasi


Dengan adanya peningkatan ketrampilan perawat dalam
melakukan serah terima (handover) dan jika peningkatan
ketrampilan tersebut dituangkan dalam kegiatan serah terima
(handover) maka akan menguatkan nilai organisasi yang: Melayani
(kegiatan dilakukan dengan jujur, akurat dan berhasil guna),
Akuntabel (kegiatan dapat
52

dilakukan dengan penuh tanggungjawab), Profesional (dapat


diselesikan dengan baik, tuntas dan sesuai kompetensi/ keahlian).

4. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai


SOP dengan metode SBAR.
Dilaksanakan pada tanggal 24 Juni – 6 Juli 2022.
Pada kegiatan keempat yaitu monitoring dan evaluasi pelaksanaan
serah terima (handover) sesuai SOP dengan metode SBAR. Tahap
kegiatan pertama yang penulis lakukan adalah berkonsultasi dengan
mentor terkait lembar monitoring dan evaluasi yang bisa digunakan,
serta bagaimana monitoring dan evaluasi dilakukan. Di tahapan ini
penulis mendapatkan arahan dari mentor bahwa menitoring dan evaluasi
tidak harus dilakukan oleh penulis sendiri melainkan bisa juga dilakukan
oleh rekan perawat sebagai kepala shift yang lain. Di samping untuk
mempermudah kegiatan monitoring dan evaluasi, hal ini juga bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang lebih bervariasi. Tahap selanjutnya
adalah membuat lembar monitoring kepatuhan perawat dalam
melaksanakan serah terima (handover). Kemudian melakukan
monitoring dan evaluasi kepada rekan perawat. Setelah melakukan
monitoring dan evaluasi kemudian melakukan rekapitulasi data yang
telah diperoleh dan melaporkan hasilnya kepada mentor untuk
mendapatkan persetujuan.
a. Tahapan kegiatan:
Tahapan ke 1: Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait lembar
monitoring evaluasi
Pada tahapan kegiataan ini saya berkonsultasi untuk
menanyakan terkait Lembar monitoring yang akan dibuat. Meminta
saran untuk bentuk dan isi dari lembar monitoring tersebut. Output
dari tahapan kegiatan tersebut adalah mendapatkan arahan,
bimbingan, saran dan masukan dalam melakukan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan serah terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya berkonsultasi dengan pimpinan dilakukan dengan ramah
serta melakukan perbaikan tanpa henti (Berorientasi pelayanan) saya
melakukan konsultasi secara bertanggungjawab dan memperhatikan
53

setiap arahan yang diberikan oleh mentor untuk mendapatkan hasil


terbaik (Akuntabel). Dengan adanya arahan dari pimpinan, saya
melaksanakan kegiatan dengan kualitas terbaik yang dimiliki
(Kompeten). Saya melakukan konsultasi agar kegiatan monitoring
dan evaluasi selaras dengan arahan pimpinan (Harmonis). Saya
melakukan dengan penuh inovasi untuk pembuatan isi dari lembar
monitoring evaluasi (Adaptif). Saya melakukan konsultasi dengan
mentor merupakan bentuk kerjasama untuk mendapatkan hasil
kegiatan yang lebih baik (Kolaboratif). Dalam berkonsultasi
menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan hari kerja (Loyal).

Tahapan ke 2: Membuat Lembar Monitoring kepatuhan perawat


dalam melaksanakan serah terima (handover)
Pada tahapan kegiatan ini saya membuat lembar monitoring
kepatuhan perawat berdasarkan arahan dari mentor sebelumnya.
Output dari tahap kegiatan ini adalah mdanya lembar Monitoring
Kepatuhan perawat dalam melakukan serah terima (handover).
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya membuat lembar monitoring kepatuhan perawat untuk
meningkatkan disiplin sehingga meningkatkan kualitas pelayanan
yang diberikan (Berorientasi pelayanan). Saya membuat format
dengan kualitas terbaik yang dimiliki (Kompeten). Saya membuat
format laporan secara cermat dan disiplin serta bertanggung jawab
(Akuntabel). Saya melakukan dengan penuh inovasi untuk
pembuatan isi dari lembar monitoring evaluasi (Adaptif). Saya dalam
membuat lembar monitoring dibantu oleh rekan kerja yang saling
peduli (Harmonis). Saya berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu,
tenaga, dan pikiran saya sebaik mungkin dalam membuat lembar
monitoring kepatuhan perawat (Loyal). Setelah membuat lembar
monitoring saya kemudian mengajak beberapa teman untuk ikut
melakukan monitoring agar data yang diperoleh lebih lengkap
(Kolaboratif).
54

Tahapan ke 3: Mengevaluasi hasil dari lembar monitoring


Pada tahapan kegiatan ini saya melakukan rekapitulasi dan
melakukan evaluasi dari hasil monitoring yang sudah dilakukan.
Rekapitulasi disusun kedalam sebuah form kemudian hasilnya
diserahkan kepada mentor untuk dijadikan laporan. Output dari
tahapan kegiatan ini adalah peningkatan kepatuhan perawat dalam
pelaksanaan serah terima (handover) sesuai SOP.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan ini
yaitu saya melakukan evaluasi hasil lembar monitoring untuk
mendapatkan gambaran dari pelaksanaan serah terima yang
kemudian data tersebut diserahkan kepada mentor untuk perbaikan
(Berorientasi pelayanan). Saya melakukan kegiatan evaluasi secara
jujur dan cermat (Akuntabel). Saya mengajak mentor atau teman
sejawat dalam melakukan evaluasi lembar monitoring untuk
mendapatkan saran, masukan dan hasil terbaik (Kolaboratif). Saya
melaksanakan evaluasi dengan kualitas terbaik sesuai dengan
kompetensi yang dimiliki sebagai perawat (Kompeten). Saya
melakukan evaluasi tidak membeda bedakan rekan kerja dengan
menuliskan hasil sesuai dengan monitoring yang telah dilakukan
(Harmonis). Saya berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu, tenaga,
pikiran dan waktu saya sebaik mungkin dalam melakukan evaluasi
(Loyal). Saya memanfaatkan rumus di google untuk menghitung
rekapitulasi hasil monitoring tersebut (Adaptif).

Tahapan ke 4: Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada


pimpinan
Pada tahapan kegiatan ini setelah saya membuat rekapitulasi
hasil monitoring dan evaluasi pelaksanaan serah terima (handover),
saya melaporkan hasilnya kepada mentor sebagai bahan acuan
kepatuhan perawat dalam melaksakanan serah terima (handover)
dibangsal. Output dari tahapan kegaiatan ini adalah mendapatkan
persetujuan dari pimpinan/mentor.
Nilai-nilai Berakhlak yang saya terapkan pada tahap kegiatan
ini yaitu saya dalam melaporkan hasil dengan pimpinan dilakukan
55

dengan ramah serta melakukan perbaikan tanpa henti (Berorientasi


pelayanan). Saya bertindak proaktif dengan cara melaporkan hasil
monitoring evaluasi kepada pimpinan (Adaptif). Saya melaporkan
hasil kegiatan untuk mendapatkan saran dan masukan yang
membangun (Kolaboratif). Saya melaporkan hasil kegiatan
monitoring dan evaluasi secara jujur dan bertanggungjawab
(Akuntabel). Saya memberikan hasil laporan monitoring dan evaluasi
tanpa menyudutkan atau memberikan penilaian kurang baik kepada
sebuah pihak untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif
(Harmonis). Saya menggunakan kemampuan terbaik yang dimiliki
dalam memberikan laporan hasil monitoring dan evaluasi
(Kompeten). Saya bersedia mendedikasikan ilmu, tenaga, pikiran
dan waktu saya sebaik mungkin dalam melakukan pelaporan
sebagai bentuk taat pada pemerintahan yang sah (Loyal).

b. Keterkaitan dengan mata pelatihan agenda 3


1) Manajemen ASN:
Saya membuat Monitoring dan Evaluasi kepatuhan
pelaksanaan serah terima (handover) secara jujur,
bertanggungjawab dan berintegritas tinggi dengan cara
melakukan perbaikan sesuai perintah atasan yang tidak
bertentangan dengan ketentuan perundang- undangan .(kode
etik dan perilaku ASN No1 & 5 ).
2) Smart ASN:
Dalam membuat Monitoring dan Evaluasi kepatuhan
pelaksanaan serah terima (handover) menggunakan micrisoft
word (Digital Skill).

c. Kontribusi Output terhadap Visi Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Purworejo
Dengan diketahuinya tingkat kepatuhan perawat dalam
melaksanakan serah terima (handover) jika kepatuhan tersebut
diterapkan dalam pelaksanaan serah terima maka akan memberikan
kontribusi pada Visi RSUD R.A.A Tjokronegoro yaitu “Terwujudnya
Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal”
56

Selanjutnya mendukung pencapaian Misi RSUD R.A.A Tjokronegoro


ke- 1 dan yaitu: “Memberikan pelayanan yang professional dan
berkualitas”.

d. Kontribusi Output terhadap Penguatan Nilai Organisasi


Diketahuinya tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan
serah terima (handover), dan jika kepatuhan tersebut diterapkan
dalam pelaksanaan serah terima maka akan menguatkan nilai
organisasi yaitu: Akuntabel (Kegiatan dapat dilakukan dengan penuh
tanggungjawab). Profesional (dapat diselesikan dengan baik, tuntas
dan sesuai kompetensi/ keahlian).

C. Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS


Berdasarkan dari uraian kegiatan hasil aktualisasi maka diperoleh hasil
rekapitulasi dari tahapan kegiatan yang sudah diaktualisasikan, beriku hasil
rekapitulasi:
Tabel 3.3 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Jumalah
Kegiatan Aktualisasi
per MP
No Mata Pelatihan
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4
R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2
Berorientasi 4 5 6 9 3 3 4 4 17 21
1. Pelayanan
3 5 6 7 2 4 3 4 14 20
2. Akuntabel
4 7 4 8 2 4 3 4 13 23
3. Kompeten
3 5 6 6 3 3 4 4 16 18
4. Harmonis
2 5 4 9 1 4 3 4 10 22
5. Loyal
4 4 5 10 3 4 3 4 15 22
6. Adaptif
2 3 4 9 3 4 3 4 14 20
7. Kolaboratif

Jumlah MP yang
22 34 35 58 17 26 23 28 99 146
diaktualisasikan per
kegiatan
Keterangan: R1= Rencana, R2=Realisasi
57

D. Manfaat Kegiatan Aktualisasi Dalam Rangka Pemecahan Isu


Manfaat yang didapatkan dari gagasan kegiatan pemecah isu “Belum
Efektifnya Pelaksanaan Serah Terima (Handover) Oleh Perawat di Ruang
Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro" yang telah selesai dilaksanakan pada
masa aktualisasi adalah sebagai berikut:
1. Membuat format operan jaga untuk pelaksanaan serah terima
(handover). Kegiatan ini memiliki output adanya format operan jaga,
manfaat yang didapat antara lain:
a. Bagi individu dan petugas
1) Penulis dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yaitu :
berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
adaptif dan kolaboratif pada setiap tahapan kegiatan dan
dihabituasikan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja.
2) Dengan adanya dormat serah terima sehingga dapat digunakan
sebagai alat bantu dalam melakukan serah terima.
3) Format serah terima yang telah dibuat sebagai bentuk inovasi
penulis yang dapat digunakan sebagai bukti dokumentasi telah
dilakukannya serah terima, sehingga meningkatkan kinerja
perawat.
b. Bagi Unit Kerja
1) Meningkatkan kualitas mutu dan pelayanan khususnya dalam
kegiatan serah terima (handover).
2) Menjadi acuan dalam melaksanakan serah terima (handover).
3) Sebagai bentuk inovasi dan pelengkap dari SOP serah terima
(handover).
c. Bagi Masyarakat (Pasien/Keluarga pasien)
1) Memperoleh pelayanan yang baik, serta meminimalisir kesalahan
tindakan yang didapat.
2) Adanya format serah terima (handover) mampu menjadikan
kerahasiaan data pasien menjadi lebih baik.
d. Bagi Instansi
1) Dengan adanya format serah terima yang bertujuan memudahkan
kegiatan perawat dalam melakukan serah terima (handover) akan
mendukung tercapainya visi misi terwujudnya Rumah Sakit Umum
Daerah yang Handal, Modern dan berbudaya dan misi Rumah
Sakit
58

yang Pertama “memberikan pelayanan yang professional dan


berkualitas”

2. Melakukan Sosialisasi tentang SOP pelaksanaan serah terima


(handover) dan metode SBAR dan penulisan format serah terima
(handover).
Kegiatan ini memiliki output adanya peningkatan pengetahuan
perawat tentang SOP serah terima dan metode SBAR serta cara
penulisannya. Manfaat yang didapat antara lain:
a. Bagi individu dan petugas
1) Meningkatkan pengetahuan sehingga dapat menigkatkan kinerja
perawat.
2) Adanya peningkatan pengetahuan akan berakibat pada
kedisiplinan petugas melaksanakan kegiatan.
b. Bagi Unit Kerja
1) Adanya peningkatan pengetahuan dari petugas akan mendukung
rumah sakit dalam memiliki SDM yang berkualitas sehingga
pelayanan kepada pasien lebih maksimal.
c. Bagi Instansi
1) Dengan dilakukannya sosialisasi bagi rekan perawat sehingga
akan meningkatkan pengetahuan perawat yang akan mendukung
dalam tercapainya visi misi terwujudnya Rumah Sakit Umum
Daerah yang Handal, Modern dan berbudaya dan misi Rumah
Sakit yang Pertama “memberikan pelayanan yang professional
dan berkualitas”

3. Melakukan simulasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai SOP


dengan metode SBAR
Kegiatan ini memiliki output Peningkatan ketrampilan perawat
dalam melakukan serah terima (handover) dengan metode SBAR.
Manfaat yang didapat antara lain yaitu:
a. Bagi Individu/Petugas
1) Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan perawat dalam
melaksanakan serah terima (handover).
b. Bagi Unit Kerja
59

1) Menjadi salah satu inovasi dan pelengkap untuk meningkatkan


kepatuhan perawat dalam melakukan serah terima (handover).
c. Bagi Masyarakat (Pasien/Keluarga Pasien)
1) Dengan adanya simulasi bagi petugas yang berakibat pada
meningkatnya pengetahuan dan kedisiplinan dalam melakukan
serah terima, maka akan berakibat terpenuhinya pelayanan pasien
secara lebih baik, dan mengurangi resiko kesalahan tindakan yang
didapat.
d. Bagi Instansi (Rumah Sakit)
1) Dengan meningkatnya pengetahuan petugas, akan mendukung
tercapainya visi misi terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah
yang Handal, Modern dan berbudaya dan misi Rumah Sakit yang
Pertama “memberikan pelayanan yang professional dan
berkualitas”.

4. Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai


SOP dengan metode SBAR
Dalam kegiatan monitoring dan evaluasi memiliki output hasil
kepatuhan perawat dalam melaksanakan serah terima. Manfaat yang
didapat dari kegiatan tersebut yaitu
a. Bagi Individu/Petugas
1) Menjadi patuh dan disiplin dalam melaksanakan serah terima
sesuai dengan SOP.
2) Adanya kesadaran untuk selalu bertindak sesuai dengan
peraturan dan pedoman yang ada.
b. Bagi Unit Kerja
1) Meningkatkan kualitas mutu dan pelayanan khususnya dalam
pelaksanaan kegiatan serah terima.
c. Bagi Masyarakat (Pasien/Keluarga Pasien)
1) Memperoleh pelayanan yang lebih baik akibat dari disiplin dan
patuhnya petugas dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan
aturan yang berlaku.
d. Bagi Instansi (Rumah Sakit)
60

1) Dengan adanya kegiatan monitoring dan evaluasi sehingga


kegiatan serah terima dapat terlaksana secara baik dan beran, hal
ini akan mendukung tercapainya visi misi terwujudnya Rumah
Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan berbudaya dan
misi Rumah Sakit yang Pertama “memberikan pelayanan yang
professional dan berkualitas”.
E. Rencana Tindak Lanjut
Table 3.4 Formulir Rencana Tindak Lanjut Aktualisasi
Kegiatan dan Para
Sum
keterkaitannya Output Keterkaitan dengan Pihak
No Waktu ber Ket,
dengan MP Kegiatan Nilai-Nilai Dasar Terlib
Biaya
agenda 3 PNS at
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Mengajukan Kembali Disahkan a. Saya dalam mengajukan Bulan Penuli Biaya Melan
kebagian bidang nya format kembali format serah Juli- s, rumah jut
pelayanan format serah terima terima (handover) dengan Agustus kepala sakit kan
serah terima menjadi bersikap sopan, 2022 ruang, kegiat
(handover) yang lampiran menggunakan bahasa bidang an
telah dibuat agar dalam SOP Indonesia yang baik dan pelaya aktual
segera bisa dijadikan ramah (berorientasi nan isasi
lampiran dalam SOP pelayanan)
b. Melaksanakan dengan
Keterkaitan dengan jujur dan tanggung jawab
manajemen ASN dan atas kebenaran isi format
Smart ASN yaitu: serah terima (handover)
Dengan mengajukan (Akuntabel)
kembali diharapkan c. Bersikap proaktif dalam
petugas dapat mengajukan Kembali ke
menggunakan format bidang pelayanan
serah terima (Adaptif)
(handover) secara d. Bersedia bekerjasama
optimal dan dengan bidang pelayanan
bertanggung jawab (Kolaboratif)
(Kode Etik dan e. Mengajukan format serah
Perilaku ASN) terima (handover)
(Manajemen ASN). sebagai bentuk tanggung
serta diharapakan jawab pada tindak lanjut
petugas lebih kegiatan dengan
profesional dalam kemampuan terbaik
melaksanakan tugas (Kompeten)
untuk meningkatkan f. Selalu menjaga nama
kinerja (berintegritas baik instansi dalam setiap
tinggi) sehingga tahapan yang dilalui
meningkatkan (Loyal)
61

kepuasan pelanggan g. Bersedia untuk terlibat


(Prosionalisme) dalam proses
(Smart ASN). mengesahkan format
serah terima (handover)
menjadi lampiran dalam
SOP (Harmonis)
2 Mengoptimalkan Adanya a. Saya dalam mengusulkan Bulan Penuli Biaya Melan
peran kepala ruang peningkatan ke kepala ruang bersikap Juli- s, rumah jut
untuk melaksanakan kepatuhan ramah (Berorientasi Agustus kepala sakit kan
monitoring dan perawat Pelayanan) 2022 ruang, kegiat
evaluasi yang terhadap b. Menggunakan teman an
dilakukan secara pelaksanaan kemampuan dan sejawa aktual
rutin setiap satu serah terima kompetensi sesuai yang t isasi
minggu sekali (handover) dimiliki dalam
mengusulkan kegiatan
Keterkaitan dengan (Kompeten)
manajement ASN c. Mengedepankan rasa
yaitu dengan jujur dan tanggung jawab
mendelegasikan (Akuntabel)
monev diharapkan d. Bersikap proaktif dan
kepatuhan perawat memiliki kemampuan
selalu terjadi untuk terus berinovasi
peningkatan dan pada setiap perubahan
petugas (Adaptif)
melaksanakan e. Usulan dilakukan
dengan rasa bersama kepala ruang
tanggung jawab (Kolaboratif)
bahwa itu suatu f. Melakukan usulan
kewajiban (Kode Etik kegiatan Monitoring dan
dan Perilaku ASN) evaluasi untuk
dan keterkaitan menciptakan suasana
dengan smart ASN kerja yang kondusif
yaitu menumbuhkan (Harmonis)
sikap professional g. Tetap bersikap dan
dalam menjalankan bertutur kata yang baik
tugas dan benar sesuai dengan
(profesionalisme) pengamalan pancasila
(Loyal)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Laporan aktualisasi ini disusun sebagai bukti telah dilaksanakannya
kegiatan aktualisasi yang penulis lakukan dirumah sakit selama waktu 30
hari. Capaian kegiatan aktualisasi dan habituasi yang dilaksanakan sebesar
100%, penulis telah melaksanakan kegiatan dengan mengaktualisasikan
nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), dan berkaitan dengan
Manajemen ASN dan Smart ASN. Hal tersebut dibuktikan dengan semua
kegiatan telah dilaksanakan dan diperoleh hasil/output sesuai harapan.
Sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Penulis dapat mendalami dan menyelesaikan isu dengan tahapan
yang telah dilakukan serta adanya penambahan jumlah rekapitulasi
aktualisasi nilai-nilai Ber-AKHLAK menjadi lebih banyak.
2. Penulis dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka
menyelesaikan isu yaitu :
a. Membuat format serah terima (handover).
b. Melakukan sosialisasi SOP serah terima (handover), dan metode
SBAR, dan cara penulisan format serah terima (handover).
c. Melakukan simulasi pelaksanaan serah terima (handover) sesuai
SOP dengan metode SBAR.
d. Monitoring dan evaluasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
serah terima (handover) dengan metode SBAR.
3. Penulis dapat melaksanakan setiap tahapan kegiatan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK dengan jumlah
aktualisasi sebanyak 146, jumlah tersebut lebih banyak dari yang
direncanakan, pada saat perencanaan yaitu sebanyak 99.
4. Penulis dapat mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan
terhadap pencapaian visi RSUD R.A.A. Tjokronegoro yaitu
Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern
dan Berbudaya dan”, serta kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
misi organisasi yaitu memberikan pelayanan yang professional dan
berkualitas.

62
63

5. Penulis dapat mendeskripsikan kontribusi setiap output kegiatan


terhadap penguatan nilai-nilai RSUD R.A.A. Tjokronegoro
yaitu keterbukaan, kebersamaan, professional, kejujuran dan
kedisiplinan.
6. Penulis dapat mendeskripsikan manfaat kegiatan aktualisasi yang
telah dilaksanakan yaitu dapat dirasakan oleh penulis secara individu,
pasien sebagai penerima pelayanan, unit kerja, dan rumah sakit
sebagai instansi penyelenggara pelayanan.
7. Penulis dapat membuat rencana tindak lanjut aktualisasi sebagai
berikut :
a. Mengajukan Kembali kebagian bidang pelayanan format serah
terima (handover) yang telah dibuat agar segera bisa dijadikan
lampiran dalam SOP.
b. Mengoptimalkan peran kepala ruang untuk melaksanakan
monitoring dan evaluasi yang dilakukan secara rutin setiap satu
minggu sekali.
B. Saran
Saran yang berkenaan dengan hasil laporan aktualisasi ini adalah:
a. Bagi penulis/peserta latsar
Adanya kegiatan latsar ini diharapkan bagi penulis/peserta latsar
untuk mampu menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam kegiatan sehari-
hari khususnya dilingkungan kerja dan masyarakat, sehingga akan
membentuk budaya kerja yang profesional dan berkarakter untuk
mendukung tercapainya visi misi rumah sakit.
b. Bagi rekan kerja
Untuk Rekan Kerja satu profesi, diharapkan untuk terus bekerja
sesuai dengan pedoman yang ada didalam SOP maupun peraturan
rumah sakit lainnya, serta bisa mendukung dan ikut berkontribusi dalam
pelaksanaan hasil aktualisasi menjadi sebuah kebiasaan yang baik baik
guna meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di Ruang Kolibri
c. Bagi kepala ruang
Untuk Kepala Ruang Kolibri RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo,
diharapkan untuk menginstruksikan kepada suluruh perawat ruang Kolibri
agar menggunakan hasil akatualisasi serta diharapkan mendukung penuh
rencana tindak lanjut dari laporan aktualisasi yang telah dibuat.
64

d. Bagi instansi rumah sakit


Perlu melakukan kajian bagi instansi dan direktur rumah sakit sebagai
pimpinan tertinggi, untuk memberikan acuan berupa surat edaran untuk
mendukung diterapkannya produk hasil aktualisasi peserta latsar CPNS,
yang sebelumnya telah melalui pembahasan bersama.
65

REFERENSI

Kamil, H. (2012). Handover Dalam Pelayanan Keperawatan - Handover In


Nursing Care.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi : Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif: Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Akuntabel: Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan: Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Harmonis: Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kolaboratif: Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kompeten: Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Loyal: Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul SMART ASN: Pelatihan Dasar
Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. 2019. Peraturan Menteri
pendayagunaan Aparatur Negara No. 35 tahun 2019 tentang jabatan
fungsional perawat. Purworejo.
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek
Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Pemerintah Kabupaten Purworejo. 2014. Peraturan Bupati Purworejo Nomor 36
Tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Purworejo Purworejo: Sekertariat
Daerah.
Pemerintah Kabupaten Purworejo. 2019 .Peraturan Bupati Purworejo Nomor 59
Tahun 2019 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan Organisasi,
66

Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kelas
C Kabupaten Purworejo.

Pemerintah Kabupaten Purworejo.2020 . Peraturan Bupati Purworejo Nomor 39


Tahun 2020 tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit R.A.A
Tjokronegoro Kabupaten Purworejo. Purworejo .

Pemerintah Kabupaten Purworejo.2020 . Peraturan Bupati Purworejo Nomor 106


Tahun 2021 tentang Pembentukan, Kedudukan, Susunan, Organisasi,
Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A.
Tjokronegoro Kelas C Kabupaten Purworejo .

Pemerintah Kabupaten Purworejo.2020 . Peraturan Bupati Purworejo Nomor


160.18/689/2019 tentang Penetapan Nama R.A.A. Tjokronegoro
sebagai Nama Identitas Rumah Sakit Umum Daerah Kelas C
Kabupaten Purworejo.

Pemerintah Kabupaten Purworejo. 2021. Peraturan Daerah Kabupaten


Purworejo Nomor 160.18/689/2019 Tentang Penetapan Nama R.A.A.
Tjokronegoro sebagai Nama Identitas Rumah Sakit Umum Daerah
Kelas C Kabupaten Purworejo.

Pemerintah RI. 2014. UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11, tugas Aparatur
Sipil Negara. Purworejo.

Ratna Dewi, Fitrianola Rezkiki dan Wenny Lazdia. “ Studi Fenomenology


Pelaksanaan Handover dengan Komunikasi SBAR”. Kajian Ilmiah
Problema Kesehatan Vol 4(2), 6 (2019): 350-358

Tuasikal, H. (2015). Systematic Review Efektifitas Metode Handover Dalam


Meningkatkan Komunikasi Perawat. Akademi Keperawatan RUMKIT
TK III Dr. J.A.Latumeten.
67

LAMPIRAN

1. Bukti dan lampiran kegiatan ke 1


a. Tahapan kegiatan ke 1. Melakukan konsultasi pembuatan format
serah terima

Gambar 5. Konsultasi dilakukan diruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro


pada hari selasa, tanggal 24 Mei 2022

b. Tahapan kegiatan ke 2. Mencari referensi materi serah terima

Gambar 6. Mencari referensi dilakukan di ruang Kolibri RSUD R.A.A.


Tjokronegoro pada hari senin, tanggal 30 Mei 2022.
68

c. Membuat dan mencetak format yang akan digunakan dalam serah terima

Gambar 7. membuat dan mencetak format dilakukan pada hari senin,


tanggal 30 Mei 2022 di ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro

d. Melaporkan hasil format serah terima (handover) kepada pimpinan/mentor

Gambar 8. Melaporkan hasil format serah terima yang telah dibuat pada
hari selasa, tanggal 31 Mei 2022 di ruang Kolibri RSUD R.A.A.
Tjokronegoro
69

Gambar 9. Format serah terima yang dibuat dan dilaporkan pada mentor
70

Gambar 10. Format serah terima yang sudah disetujui bidang pelayanan dan
mentor
71
72

Gambar 11. Kartu bimbingan mentor


73
74

Gambar 12. kartu bimbingan coach


75

2. Bukti dan lampiran kegiatan ke 2


a. Tahap kegiatan ke 1: konsultasi kepada pimpinan terkait SOP serah
terima tugas yang telah disetujui oleh Rumah Sakit, dan konsultasi
metode SBAR dan penulisan format serah terima.

Gambar 13. Konsultasi dilakukan pada hari rabu tanggal 8 Juni 2022 di
ruang Kolibri RSUD R.A.A. Tjokronegoro.

b. Tahap kegiatan ke 2 Berkoordinasi dengan pokja MKE (Manajemen


Komunikasi dan Edukasi) menyiapkan SOP serah terima (handover)

Gambar 14. Konsultasi dan koordinasi dilakukan pada hari rabu,


tanggal 8 Juni 2022
76

c. Tahap kegiatan ke 3 Mencari sumber referensi terkait metode SBAR


dalam proses serah terima dan terkait penulisan format serah terima

Gambar 15. Mencari referensi dilakukan pada hari jumat, tanggal 10


Juni 2022

d. Tahap kegiatan ke 4 Menyiapkan materi pre test, post test terkait


komunikasi SBAR dan pengisisan format serah terima (handover)

Gambar 16. Materi pre test dan post test dibuat pada hari selasa,
tanggal 7 Juni 2022
77

e. Tahap kegiatan ke 5 Menyiapkan peserta undangan, waktu, tempat


dan dokumentasi untuk sosialisasi

Gambar 17. Undangan dibuat pada hari kamis, tanggal 9 Juni 2022

f. Tahap kegiatan ke 6 Melakukan pre test untuk rekan- rekan di ruang


Kolibri terkait komunikasi SBAR dan pengisian format handover.
78

Gambar 18. Materi pre test dibagikan pada hari sabtu, tanggal 11 Juni 2022
pukul 10.30 WIB

g. Tahap kegiatan ke 7 Memberikan sosialisasi kepada rekan kerja


tentang SOP pelaksanaan serah terima tugas (handover) dengan
komunikasi SBAR dan penulisan format serah terima (handover).

Gambar 19. Kegiatan sosialisasi dilakukan pada hari sabtu, tanggal 11


Juni 2022 pukul 10.00 WIB

h. Tahap kegiatan ke 8 Melakukan post test untuk rekan- rekan di ruang


Kolibri terkait pengisian format handover dan komunikasi SBAR

Gambar 20. Post test dilakukan pada hari sabtu, tanggal 11 Juni 2022
pukul 10.53 WIB
79

Gambar 21. Hasil penilaian pre test sosialisasi

Gambar 22.hasil penilaian post test sosialisasi


80

Gambar 23. Daftar hadir perserta sosialisasi


81

Gambar 24. Notulen hasil sosialisasi


82

Gambar 25. Kartu bimbingan oleh mentor


83
84

Gambar 26. kartu bimbingan aktualisasi oleh coach

3. Bukti dan lampiran kegiatan ke 3


a. Tahapan kegiatan ke 1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan terkait
Simulasi serah terima (handover)

Gambar 27. Kegiatan konsultasi dengan pimpinan (mentor) dilakukan


pada hari kamis tanggal 14 Juni 2022 di ruang Kolibri
85

B. Tahapan kegiatan ke 2 Menyiapkan tempat, waktu dan dokumentasi


untuk pelaksanaan simulasi serta mendokumentasikannya

Gambar 28. Menyiapkan tempat dan waktu serta dokumentasi dilakukan


bersama teman perawat pada hari kamis tanggal 14 juni 2022 di ruang
Kolibri

C. Tahapan kegiatan 3 Melakukan simulasi serah terima (handover)


dengan metode SBAR Bersama rekan- rekan perawat

Gambar 29. Kegiatan simulasi dilakukan bersama sesama rekan perawat


pada hari selasa tanggal 19 Juni 2022 di ruang Kolibri
86

Gambar 30. Melaporkan hasil pembuatan video simulasi kepada


mentorPelaporan kepada pimpinan/mentor menggunakan media whatsapp
dengan disertakan link video simulasi yang telah dibuat

Adanya video hasil simulasi serah terima dengan metode SBAR

Gambar 31. Screenshot hasil video simulasi serah terima metode SBAR

Adanya video hasil simulasi serah terima dengan metode SBAR, Link
video simulasi serah terima dengan metode SBAR
https://drive.google.com/file/d/1b- DSAel6Te5nEnTQSym4NbOsTjdWhm0Y/view?
usp=sharing
87

Gambar 32. Kartu bimbingan aktualisasi oleh mentor


88

4. Bukti dan lampiran Tahapan kegiatan 4 monitoring dan evaluasi


a. Tahapan ke 1 Melakukan konsultasi kepada pimpinan/mentor

Gambar 33. Konsultasi dilakukan pada hari kamis tanggal 23 Juni 2022 di
bangsal Kolibri.

b. Tahapan ke 2. Membuat lembar monitoring dan evaluasi


pelaksanaan serah terima

Gambar 34. Membuat lembar monitoring dan evaluasi dilakukan pada hari
Kamis tanggal 23 Juni 2022
89

c. Tahap kegiatan ke 3 Mengevaluasi hasil dari lembar monitoring

Gambar 35. Mengevaluasi hasil dari lembar monitoring dilakukan pada


hari senin tanggal 4 Juli 2022 di ruang Kolibri

d. Tahap ke 4 Melaporkan hasil rekapitulasi

Gambar 36. Melaporkan hasil rekapitulasi kepatuhan perawat dalam


pelaksanaan serah terima metode SBAR, dilakukan pada tanggal 5 Juli
2022 di ruang Kolibri
90

Gambar 37. Adanya lembar monitoring pelaksanaan serah terima


dengan metode SBAR
91

Gambar 38. Rekapitulasi hasil kepatuhan perawat dalam melaksanakan


serah terima dengan metode SBAR
92

Gambar 39. Lanjutan keterangan hasil rekapitulasi


93

Gambar 40. melaporkan hasil rekapitulasi kepada mentor


94

Gambar 41. kartu bimbingan oleh mentor


95

Gambar 42. Kartu bimbingan oleh coach

Anda mungkin juga menyukai