Anda di halaman 1dari 118

Novitasari1, Ali Mustofa2,Nila

Arianingsih3 RSUD RAA


Tjokronegoro1,2, Bapelkes3
itanovita88740@gmail.com

Abstrak

Peningkatan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di


Ruang Perawatan Gelatik Kenari
RSUD R.A.A Tjokronegoro
Tahun 2022

Melaksanakan kegiatan pelayanan merupakan tugas


dari seorang ASN, pada kegiatan pelayanan ASN diharapkan
menerapkan nilai-nilai dasar PNS yaitu BerAKHLAK hal lain
yang perlu di perhatikan dan di implementasikanoleh PNS
adalah Manajemen ASN dan Smart ASN guna meningkatkan
pelayan yang diberikan, pada masa habituasi dan aktualisasi
yang di laksanakan diharapkan seorang CPNS dapat
mengamalkan nilai- nilai dasar tersebut, termasuk pada
pelayanan kesehatan Perawat.
Perawat adalah suatu profesi yang di fokuskan pada
perawatan individu, keluarga dan komunitas yang
bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien. Sudah menjadi
kewajiban perawat dalam melakukan pencegahan penyakit
dengan cara penggunaan sarung tangan yang sesuai guna
meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Namun pada observasi yang penulis lakukan masih
kurangnya kepatuhan perawat dalam penggunaan jenis
pemakaian sarung tangan yang digunakan sesuai dengan
jenis tindakannya. Yang selanjutnya penulis melakukan
perumusan gagasan kreatif untuk menyelesaikan isu tersebut
yaitu: 1) Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan dan
jenis penggunaan sarung tangan, 2) Membuat rancangan
media berupa ebook dan melakukan sosialisasi terkait SPO
pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan, 3)
Melakukan praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan,
4) Melakukan monitoring evauasi pelaksanaan penggunaan
sarung tangan. Sehingga di dapatkan peningkatan perawat
dalam melakukan pennggunaan sarung tangan sesuai dengan
SPO.

Kata Kunci : Kepatuhan, Perawat, Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi (PPI), Media Ebook

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................ii

ABSTRAK..............................................................................................................iii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR..............................................................................................v

DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................4
A Profil RSUD R.A.A. Tjokronegoro..............................................................................4
B. Profil Peserta...............................................................................................................8
C. Nilai-Nilai Dasar PNS...............................................................................................12
D. Kedudukan dan Peran PNS.......................................................................................15
E. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).............................................................19
BAB III HASIL AKTUALISASI.............................................................................28
A Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi..............................................................................28
B. Pembahasan Hasil Kegiatan Aktualisasi...................................................................45
C. Rekapitulasi Nilai Dasar PNS...................................................................................68
D. Manfaat Aktualisasi..................................................................................................71
E. Rancangan Tindak Lanjut Aktualisasi......................................................................72
BAB IV PENUTUP................................................................................................75
A Kesimpulan.................................................................................................................72
B. Saran..........................................................................................................................74
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................75
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................77

iv
Kata Pengantar

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
rancangan aktualisasi dan habituasi dengan judul “Peningkatan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A. Tjokronegoro”. Penulisan laporan aktualisasi nilai - nilai dasar PNS ini
disusun sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan aktualisasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan 2 Angkatan II Tahun 2022 yang diselenggarakan di Bapelkes
Semarang sebagai bentuk pemahaman nilai-nilai dasar PNS antara lain Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Hamonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif
(BerAKHLAK) yang diterapkan di RSUD R.A.A. Tjokronegoro.
Penyelesaian laporan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak,
karenanya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. R. H. Agus Bastian, SE, MM selaku Bupati Kabupaten Purworejo, yang telah
menjadi panutan dan mendukung dalam proses perekrutan CPNS.
2. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M. Epid. selaku Kepala Bapelkes
Semarang yang telah mendukung kegiatan Pendidikan dan pelatihan dasar
CPNS.
3. Bapak Fithri Edhi Nugroho, SE, MM selaku Kepala BKPSDM Kabupaten
Purworejo beserta jajarannya yang telah memfasilitasi peserta Latihan Dasar
CPNS Pemerintah Kabupaten Purworejo.
4. dr. Tolkha Amaruddin, Sp. THT selaku direktur RSUD R.A.A Tjokronegoro
yang telah mendukung dan memberikan ijin pelaksanaan Latsar CPNS 2022.
5. Dra. Nila Arianingsih, Apt., MQIH selaku penguji yang telah yang
memberikan saran penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga dapat
diterapkan dengan lebih baik.
6. Bapak Rasa Harbakti, SKM., M.Kes. selaku coach / pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan
aktulisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Bapak Ali Mustofa, S.Kep. Ns. Selaku mentor yang telah memberikan
bimbingan dan arahan sehingga rancangan aktulisasi ini dapat diselesaikan
dengan baik.

v
8. Ibu Sugiyarti, S.Kep. Ns selaku kepala ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegoro yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga
rancangan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
9. Seluruh Widyaiswara yang telah memberikan ilmunya selama kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan 02.
10. Seluruh Panitia penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
angkatan 02.
11. Rekan kerja di lingkungan RSUD R.A.A. Tjokronegoro yang telah
banyak membantu saran dan tenaga.
12. Keluarga tercinta atas dukungan, doa, dan motivasinya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada laporan aktualisasi ini,
oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk memberikan saran dan
masukan serta kritik yang membangun untuk penyempurnaan laporan aktualisasi ini.
Penulis berharap agar laporan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
dan dapat memberikan contoh tentang implementasi Core Value ASN “BerAKHLAK”
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan kerja dan masyarakat.

Purworejo, 14 Juli 2022 Penulis,

Novitasari, A.Md.Kep NIP.

199111272020122008

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator APKL....................................................................................27


Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan APKL.............................................................27
Tabel 3.3 Kriteria Skor........................................................................................28
Tabel 3.4 Analisis Pemrioritasan Isu dengan USG..........................................28
Tabel 3.5 Perubahan Kegiatan...........................................................................33
Tabel 3.6 Laporan Capaian Kegiatan................................................................35
Tabel 3.7 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai Dasar PNS........................................67
Tabel 3.8 Rancangan Tindak Lanjut Aktualisasi..............................................70

vii
DAFTAR

Gambar 2.1 Bagan Organisasi RSUD R.A.A Tjokronegoro..............................8


Gambar 3.1 Fishbone.........................................................................................31

viii
1

BAB I
PENDAHULUA
N

A. Latar Belakang
Pada Agenda habituasi seorang CPNS harus mampu mewujudkan sebuah
laporan aktualisasi yang bermanfaat bagi instansi tempat asal masing- masing.
Melalui kegiatan menyusun laporan aktualisasi tersebut seorang CPNS diharapkan
mampu bertindak responsif melihat berbagai persoalan dan permasalahan yang
menjadi isu aktual ditengah masyarakat pada bidang tugas pokok dan fungsinya
sebagai ASN. Aktualisasi merupakan sebuah komitmen mutu bagi seorang CPNS
yakni berupa inovasi dan pengembangan sebuah kreatifitas sebagai bentuk Problem
Solving atas masalah yang timbul di dinas tempat CPNS tersebut bekerja. Salah satu
dari kegiatan aktualisasi adalah habituasi, yakni menyusun rancangan aktualisasi
sebagai landasan pelaksanaan kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN.
Kegiatan aktualisasi habituasi dimaksudkan untuk menginternalisasikan secara
langsung nilai dasar ASN yang kegiatan realisasi di lapangan sekaligus memberikan
dan menerapkan gagasan kreatif berdasarkan pengetahuan yang diperoleh peserta
pelatihan dasar saat melaksanakan tahap MOOC maupun distance learning.
Kegiatan aktualisasi diawali dengan pengamatan lingkungan, untuk
menemukan 3 permasalahan yang ada, kemudian menentukan 1 core isu yang
menjadi prioritas untuk diatasi. Maka untuk itu diperlukan langkah- langkah
konkrityang disusun dalam Laporan Aktualisasi ini.
Bagi seorang CPNS perawat tentu penyusunan laporan aktualisasi berkaitan
dengan permasalahan di bidang kesehatan, terutama lingkungan rumah sakit sebagai
naungan dinas tempat bekerja. Menurut Depkes RI tahun 2013, Rumah sakit adalah
sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara merata dengan
mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat dimanfaatkan untuk
pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah Sakit juga merupakan institusi yang dapat
memberi keteladan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta kebersihan
lingkungan. Rumah sakit juga dimanfaatkan sebagai lembaga
2

pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian serta melakukan kegiatan penyembuhan


penderita dan pemulihan keadaan cacat badan serta jiwa. Petugas-petugas tenaga
kesehatan dalam melakukan pelayanan terhadap pasien mempunyai kemungkinan
untuk tertular penyakit, apabila kurang memperhatikan aspek sanitasi yang
menimbulkan citra negatif dan mempunyai dampak terhadap timbulnya infeksi
nosokomial.
Infeksi Nosokomial atau yang dikenal dengan istilah Healthcare Associated
Infections (HAIs) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting,
ruang lingkup disebatas rumah sakit, sedangkan Pencegahan Pengendalian Infeksi
(PPI) meliputi seluruh pelayanan kesehatan seperti : rumah sakit, rumah bersalin,
puskesmas, klinik maupun seluruh tempat pelayanan kesehatan lainnya. Sasaran PPI
meliputi pasien, keluarga pasien maupun petugas kesehatan.
Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) sangat penting untuk
melindungi pasien, petugas dan pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya
infeksi ke suatu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tujuan dari
program PPI adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan fasilitas
lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi, melindungi sumber daya
manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi yang berbahaya, serta
menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial. Salah satu upaya dalam mencegah
dan mengendalikan infeksi adalah dengan penerapan kewaspadaan standar. Salah
satu metode yang paling efektif adalah kebersihan tangan, pemilihan dan
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD). Penerapan ini merupakan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang harus dilaksanakan terhadap semua pasien dan semua
fasilitas pelayanan kesehatan.(Depkes 2001)
Kebersihan tangan, pemilihan dan penggunaan APD merupakan komponen
terpenting dari kewaspadaan standart dan merupakan salah satu metode yang paling
efektif dalam mencegah penularan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan.
Salah satu upaya terhadap Kesehatan dan Kesemalatan Kerja (K3) di rumah sakit
adalah dengan cara memberikan APD (Alat Pelindung Diri), yang digunakan oleh
tenaga medis untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap
kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja pada suatu kejadian
yang tidak terduga dan
3

tidak diharapkan, biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan


penderitaan dari yang paling ringan sampai yang paling berat ( Safety, 2008).

Permasalahan ini merupakan isu yang harus dihadapi dan ditangani oleh
fasilitas-fasilitas kesehatan dimanapun. Kemampuan untuk mencegah transmisi
infeksi dirumah sakit dan upaya pencegahan infeksi adalah tingkatan pertama dalam
pemberian pelayanan yang bermutu. Dengan adanya isu atau permasalahan tersebut
maka diangkat sebuah laporan aktualisasi yang berjudul “Peningkatan pencegahan
dan pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A
Tjokronegroro”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyelesaikan isu Belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegroro dengan mengaktualisasikan nilai-nilai ber-
AKLHAK dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mendalami isu Belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegroro
b. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka menyelesaikan isu
c. Melaksanakan setiap tahapan kegiatan dengan
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
d. Mendeskripsikan kontribusi output setiap kegiatan terhadap
pencapaian visi dan misi organisasi
e. Mendeskripsikan kontribusi setiap output kegiatan terhadap
penguatan nilai-nilai organisasi
f. Mendeskripsikan manfaat kegiatan aktualisasi dalam rangka
menyelesaikan isu
g. Membuat Rencana Tindak Lanjut Aktualisasi
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Berdasarkan UU RI No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit sebagai institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro mulai digagas pendiriannya
pada tahun 2015, oleh Bupati Purworejo, karena di Kabupaten Purworejo belum ada
RSUD Type C. Dasar pemikiran pembangunan RSUD
R.A.A. Tjokronegoro karena selain belum adanya RSUD Type C milik Pemerintah di
Kabupaten Purworejo, juga karena RSUD Type B yang ada di Kabupaten Purworejo
sudah tidak mampu lagi menampung pasien rujukan dari Faskes tingkat pertama,
sehingga dirasa perlu untuk mendirikan RSUD Type
C. Berdasarkan Keputusan Bupati Purworejo Nomor 160.18/689/2019 Tentang
Penetapan Nama R.A.A. Tjokronegoro sebagai Nama Identitas Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas C Kabupaten Purworejo. Rumah Sakit ini beralamatkan di Jl. Soekarno-
Hatta, Borokulon, Banyu Urip, Purworejo Kode Pos 54171.
Dasar hukum dibentuknya RSUD R.A.A. Tjokronegoro adalah Peraturan Bupati
Purworejo Nomor 106 Tahun 2021 tentang Pembentukan, Kedudukan, Struktur
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A.
Tjokronegoro Kelas C Kabupaten Purworejo. RSUD R.A.A. Tjokronegoro mulai
operasional tanggal 20 Juli 2020 berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Penanaman
Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Purworejo Nomor
562.62/001/IORS/VII/2020 tentang Pemberian Izin Operasional selama 5 (lima) tahun
(20 Juli 2020 s.d 20 Juli 2025).
Rumah Sakit Umum R.A.A. Tjokronegoro merupakan unit organisasi bersifat
khusus yang memiliki otonomi dalam pengelolaan keuangan dan barang milik daerah
serta bidang kepegawaian. RSUD RAA Tjokronegoro berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Purworejo.
Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 106 tahun 2021 tentang Pembentukan,
Kedudukan, Susunan, Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro Kelas C Kabupaten
5

Purworejo mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :


a. Tugas
RSUD R.A.A Tjokronegoro mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna.
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas tersebut, RSUD RAA Tjokronegoro
menyelenggarakan fungsi :
1) Penyelenggaraan pelayanan pemgobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripuran tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis
3) Penyelenggaran pendidikan dan pelatihan sumber daya manusa dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
5) Pelaksanaan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
Kesehatan sesuai dengan tugas dan fungsi.
1. Visi RSUD R.A.A. Tjokronegoro
“Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya “
2. Misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro
a. Memberikan Pelayanan yang professional dan berkualitas;
1) Meningkatkan pelayanan dengan bekerja sesuai SPO yang telah
ditetapkan
2) Meningkatkan profesionalisme dan ketrampilan SDM medis dan non
medis
b. Mengembangkan pelayanan berbasis teknologi;
1) Memberikan pelayanan yang berbasis teknologi
mutakhir
2) Memberikan akses informasi dan pelaporan yang
cepat, tepat dan akurat
6

c. Menyediakan pelayanan yang terjangkau;


1) Memberikan biaya pelayanan yang sesuai dengan sosial ekonomi
masyarakat
2) Memberikan pelayanan yang mudah diakses oleh pelanggan dengan
memanfaatkan teknologi, telekomunikasi, dan informatika
d. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
1) Meningkatkan pelayanan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan,
tertib dan santun
2) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat
NegaraMemberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4) Memenuhi sarana dan prasarana yang mendukung pada pengelolaan
keselamatan pasien
3. Nilai-Nilai Budaya RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Nilai-Nilai Budaya Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro. Janji layanan
RSUD R.A.A Tjokronegoro “SIAP” dalam memberikan pelayanan:
a. Sigap
1) Memberikan pelayanan secara cepat
2) Segera merespon kebutuhan pelanggan
3) Penuh semangat dalam memberikan pelayanan
4) Ikhlas / empati dalam melayani
b. Inovatif
1) Memberikan pelayanan sesuai dengan ilmu dan teknologi mutakhir
2) Memberikan pelayanan yang mudah, terjangkau dan memuaskan
c. Akuntabel
1) Sistem keuangan yang jelas, transparan/ dapat
dipertanggungjawabkan
2) Melaksanakan tugas sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan
d. Profesional
1) Bekerja sesuai dengan system dan prosedur yang berlaku
2) Selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik
3) Terbuka dalam mengemukakan pendapat
7

4. Struktur Organisasi dan Tata Kerja RSUD R.A.A. Tjokronegoro


Berdasarkan Peraturan Bupati Purworejo Nomor 106 tahun 2021 tentang
Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum Daerah R.A.A. Tjokronegoro Kabupaten
Purworejo formasi jabatan pada RSUDR.A.A. Tjokronegoro, meliputi:
a. Direktur
b. Bagian Sekretariat, membawahkan:
1) Subbagian Perencanaan
2) Subbagian Keuangan
3) Subbagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pelayanan
1) Seksi Pelayanan Medis
2) Seksi Keperawatan
d. Bidang Penunjang
e. Jabatan Fungsional
f. Instansi
g. Komite Medik
h. Komite Keperawatan
i. Komite Tenaga Kesehatan Lain
j. Komite Etik dan Hukum
k. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
l. Komite Mutu
m. Staf Medis
n. Satuan Pengawas Intern
8

Penggambaran susunan organisasi berdasarkan peraturan di atas sebagaimana berikut :

Gambar II.1 Bagan Organisasi RSUD R.A.A. Tjokronegoro Purworejo


Sumber Peraturan Bupati Purworejo Nomor 106 tahun 2021
Bidang pelayanan membawahi beberapa instalasi seperti Instalasi Rawat Jalan,
Instalasi Gawat Darurat (IGD), Instalasi Bedah Sentral (IBS), dan Intensive Care Unit
(ICU), Instalasi Rawat Inap antara lain ruang Gelatik-Kenari yaitu rawat inap kelas 2 dan
3, ruang Kolibri untuk kelas VIP, ruang Cendrawasih untuk VVIP, Ruang Jalak untuk
kelas 1, dan Ruang Rajawali untuk President Suit.
B. Profil Peserta

a. Tupoksi Jabatan Peserta

1. Tugas Aparatur Sipil Negara

Berdasarkan UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 11, tugasAparatur Sipil


Negara adalah sebagai berikut:`

Kewajiban ASN adalah sebagai berikut :

a. Setia dan taat kepada Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI,dan


pemerintah yang sah.

b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang


berwenagn.
9

d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,


kesadaran, dan tanggungjawab.

f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan


dan tindakan kepada setiap orang, baik didalam maupun di luar
kedinasan.

g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia


jabatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI.

Selain mempunyai tugas dan kewajiban, ASN jugamemiliki kode etik


berdasarkan UU ASN No 5 Tahun 2014 Pasal5 yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, spoan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
1

b. Tugas Pokok Jabatan Fungsional Perawat

Menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 35


tahun 2019 tentang Jabatan Fungsional Perawat merupakan jabatan fungsional
kategori keterampilan dan kategorikeahlian. Jenjang Jabatan Fungsional
Perawat kategori keterampilan dari jenjang terendah sampai dengan jenjang
tertinggi terdiri atas: Perawat Terampil, Perawat Mahir dan Perawat Penyelia.

Jenjang Jabatan Fungsional Perawat kategori keahlian dari jenjang


terendah sampai dengan jenjang tertinggi, yaitu: Perawat Ahli Pertama,
Perawat Ahli Muda, Perawat Ahli Madya; dan Perawat Ahli Utama.

Adapun tugas Jabatan Fungsional Perawat menurut Peraturan Menpan RB


atau Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019Tentang Jabatan Fungsional
Perawat adalah melakukan kegiatanpelayanan Keperawatan yang meliputi
Asuhan Keperawatan dan Pengelolaan Keperawatan.

Ditegaskan dalam Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 tentang Jabatan


Fungsional Perawat bahwa yang dinilai angka kreditnya, yaitu pelayanan
keperawatan, dengan sub-unsurkegiatan meliputi Asuhan keperawatan dan
Pengelolaan Keperawatan.

Adapun uraian tugas perawat terampil adalah sebagaiberikut:


a. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan amanserta bebas
risiko penularan infeksi
b. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana pada area
medikal bedah
c. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhanadi area anak
d. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhanadi area
maternitas
e. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhanadi area
komunitas
f. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhanadi area jiwa
g. Melakukan tindakan terapi komplementer/holistic
h. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
1

pembedahan pada tahap pre/ intra/post operasi


i. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka melakukan
perawatan paliatif
j. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan/berduka/menjelang ajal dalam pelayanankeperawatan
k. Melakukan perawatan luka
l. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
m. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
n. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
o. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka melakukan upaya promotive
p. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/ pelindung fisik pada
pasien untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya
preventif
q. Memberikan oksigenasi sederhana
r. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat/ bencana/
kritikal

C. Nilai-Nilai dasar PNS


1. Berorientasi pelayanan
Nilai berorientasi pelayanan bertujuan untuk membentuk pribadi ASN
yang memiliki kesadaran dalam memberikan pelayanan prima seoptimal
mungkin kepada masyarakat dalam menjalankan tugasnya. Kesadaran tersebut
nantinya akan tertanam yang akan membentuk mindset serta mempengaruhi
ASN dalam bersikap dan beperilaku dan berdampak dengan hasil output atas
perubahan pola pikir tersebut. Output tersebut akan terealisasikan dalam
kualitas pelayanan publik di Indonesia.
Perilaku seorang ASN yang menanamkan nilai berorientasi pelayanan
tercermin beberapa sikap sebagai berikut :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
1

2. Akuntabel
Nilai akuntabel memiliki arti bahwa setiap ASN harus memenuhi
tanggung jawab berdasarkan Amanah yang dipercayakan kepadanya. Setiap
ASN dalam melaksanakan tugas harus bersikap jujur, cermat, bertanggung
jawab serta disiplin. Selain itu menggunakan kekayaan dan barang milik negara
secara tanggung jawab, efektif dan efisien serta memiliki integritas dalam
menggunakan kewenangan jabatannya. Dalam artian tidak menyalahgunakan
kewenangan jawabatan untuk kepentingan pribadi.
3. Kompeten
Nilai kompeten memiliki artian bahwa setiap ASN harus terus dan
mengembangkan kapabilitas. Hal tersebut dilakukan dengan meningkatkan
kompetensi diri untuk menjawab setiap tantangan yang selalu berubah. Seorang
ASN hendaknya memiliki watak sebagai pembelajar sepanjang hayat.
Pembelajar yang relevan saat ini adalah mereka yang memiliki kemampuan
untuk secara efektif dan kreatif menerapkan keterampilan dan kompetensi ke
situasi baru, di dunia yang selalu berubah dan kompleks. Hal ini selain berguna
untuk meningkatkan kualitas diri sendiri, juga akan bermuara ke kualitas
pelayanan sebagi seorang ASN. Perilaku seorang ASN yang berkompeten yaitu
:

a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu


berubah;
b. Membantu orang lain belajar;
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis

Harmonis pada nilai ASN diwujudkan dengan saling peduli dan


menghargai perbedaan, baik antar pegawai di instansi tersebut, antar pihak
diluar instansi tersebut, terutama dengan masyarakat sebagai pihak yang kita
layani. Suasana harmonis akan membentuk iklim kerja yang positif dan
kondusif bagi karyawan yang kemudian berdampak pada kemajuan organisasi /
instansi tersebut. Hal tersebut akan membuahkan hasil bagi produktivitas,
hubungan internal, dan kinerja secara keseluruhan. Dalam hal ini sebagai
seorang ASN perilaku harmonis sangat penting dimiliki untuk melaksanakan
fungsi dan peran sebagai
1

pelayan publik. Perilaku harmonis seorang ASN dapat ditunjukkan dengan


sikap sebagai berikut :

a. Menghargai setiap orang apappun latar belakangnya;

b. Suka mendorong orang lain;

c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal

Nilai loyal seorang ASN diwujudkan dengan mendedikasikan diri


sepenuhnya serta mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Bagi seorang
ASN nilai loyal dibuktikan dengan kesetiaanya terhadap organisasi terutama
bagi NKRI. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan
dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh
pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, karena ASN merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan
itu sendiri. Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan oleh
organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, seperti bekerja dengan
integritas, taat pada peraturan, tanggung jawab, dan lainnya. Selain itu seorang
ASN dalam menerapkan nilai loyal harus berpedoman dengan perilaku sebagia
berikut :

a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah;

b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta\
Menjaga rahasia jabatan dan negara.

6. Adaptif

Seorang ASN yang memiliki nilai adaptif pada umumnya akan terus
berinovasi dan antusias dalam bergerak untuk menghadapi segala perubahan di
era globalisasi ini. Perilaku adaptif sangat penting. Hal ini dikarenakan adanya
kompetisi di berbagai bidang yang akan mendorong instansi dengan
birokrasinya untuk terus bersaing dan beradaptasi dalam menghadapi setiap
perubahan lingkungan yang terjadi. Didalam pemerintahan budaya adaptif ASN
ditunjukkan dengan memiliki kemampuan dalam menerima perubahan,
penyelarasan organisasi yang
1

berkelanjutan dengan lingkungan, serta perbaikan proses internal yang


berkesinambungan. Sedangkan bagi organisasi maupun instansi, nilai adaptif
ditunjukkan dengan kemampuan dalam mengambil setiap keputusan untuk
merespon perubahan. Budaya adaptif bisa menjadi penggerak
organisasi/instansi dalam melakukan adaptasi terhadap perubahan-perubahan
internal maupun eksternal. Serta menjadi faktor organisasi/instansi dalam
berkinerja secara cepat dan efektif.

Budaya adaptif dalam pemerintahan khususnya ASN yang bersinggungan


langsung dengan masyarakat, dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk
memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Perilaku adaptif
seorang ASN dapat dilihat dari beberapa sikap diantaranya :

a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;


b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas;
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Nilai kolaboratif seorang ASN direpresentasikan dengan sikap bersedia
dengan terbuka membangun kerja sama yang sinergis untuk mencapai tujuan
Bersama yang diinginkan. Kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam
menghasilkan nilai tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber
daya untuk tujuan bersama. Didalam system penyelenggara pemerintahan, ada
satu pendekatan kolaboratif yang disebut Whole-of-Government (WoG).
Pendekatan ini menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. Pendekatan interagency ini melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan. Dari penjelasan
tersebut sangat penting nilai kolaboratif diterapkan dalam keseharian ASN
dalam bertindak. Seorang ASN diharapkan dapat memiliki pengetahuan serta
mampu membangun kolaborasi untuk mendukung tujuan organisasi yang
menaunginya. Perilaku kolaboratif ASN dapat ditunjukkan sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
1

b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai


tambah;
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan
bersama.
D. Kedudukan dan Peran PNS untuk mendukung terwujudnya Smart
governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Didalam upaya pemerintah untuk mewujudkan sebuah tata kelola pemerintahan
yang cerdas, yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan dan pelayanan yang
baik dengan upaya peningkatan kualitas kinerja birokrasi melalui inovasi dan
pemanfaatan teknologi. Maka pemerintah perlu menetapkan manajemen ASN dan
menanamkan perilaku smart ASN kepada seluruh aparatur negaranya.
Kedua hal tersebut saling berkaitan, Adapun penjelasannya adalah sebagai
berikut :
1. Manajemen ASN
Saat ini dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi. Menjadikan globalisasi semakin cepat yang ditandai dengan
semakin tingginya persaingan ditingkat internasional. Hal tersebut dapat
diimbangi dengan birokrasi yang baik. Namun kenyataanya birokrasi negara
kita masih menjadi hambatan dalam melaksanakan pembangunan, yang
ditunjukkan dengan kinerja pelayanan yang masih rendahm dan masih tingginya
angka korupsi. Untuk itu perlu adanya perubahan birokrasi yang lebih efisien,
berkualitas, transparan, dan akuntabel. Untuk mewujudkan birokrasi yang
professional dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut, pemerintah
melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-
undang ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang
bertujuan untuk membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas,
profesional dan netral serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek
KKN, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi
masyarakat.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai
ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
1

Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai


sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
2. Smart ASN
Saat ini kita memasuki era 4..0 dimana perkembangan sangat cepat
berubah, dan kita harus mampu mengikuti perkembangan yang ada di dunia
digital. Kondisi ini sangat mempengaruhi kondisi ekonoi, social, dan budaya di
masyarakat global. Hal tersebut juga berdampak bagi ASN. Komunikasi yang
bersifat serba digital menjadikan literasi digital sebagai salah satu kebutuhan
wajib di era serba teknologi seperti sekarang. Kita dituntut mampu berpikir
secara kritis terkait pemahaman efktivitas, efisiensi, inovasi, dan mutu di bidang
komunikasi. Seorang ASN pada era sekarang ini wajib memiliki karakter Smart
ASN, hal tersebut tidak lepas dari fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
public, pelayan public, dan perekat pemersatu bangsa.
Perilaku Smart ASN akan membentuk karakter ASN yang yang efektif,
efisien, inovatif, dan memiliki kinerja yang bermutu, dalam penyelenggaraan
program pemerintah, khususnya program literasi digital, pilar literasi digital,
sampai implementasi dan implikasi literasi digital dalam kehidupan bersosial
dan dunia kerja. Dengan kemampuan tersebut diharapkan ASN mampu
mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan transformasi digital yang
berlangsung sangat cepat. Kompetensi ini diperlukan agar seluruh masyarakat
digital termasuk ASN dapat menggunakan media digital secara bertanggung
jawab. Penilaiannya dapat ditinjau dari etis dalam mengakses media digital
(digital ethics), budaya menggunakan digital (digital culture), menggunakan
media digital dengan aman (digital safety), dan kecakapan menggunakan media
digital (digital skills). Didalam Smart ASN yang erat kaitannya dengan
kemampuan literasi digital, menjelaskan bahwa seorang ASN diharapkan tidak
hanya menitikberatkan pada kecakapan untuk menguasai teknologi. Lebih dari
itu, seorang ASN juga mampu menekankan pada kecakapan pengguna media
digital dalam melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara
produktif. Seorang ASN harus memiliki kemampuan serta kecakapan untuk
mengakses, mengelola, memahami, mengintegrasikan, mengkomunikasikan,
1

mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui


teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan
kewirausahaan. Ini mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai
literasi komputer, literasi TIK, literasi informasi dan literasi media. Peran dan
tanggung jawab ASN dalam masyarakat bangsa dan negara sangatlah besar,
sehingga kemampuan menggunakan gawai saja tidaklah cukup, diperlukan
kemampuan lainnya yakni literasi digital yang
terdiri etika, keamanan, budaya, dan kecakapan dalam bermedia digital.
E. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari
komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit
(Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi
nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan
untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur
maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau
bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara
pasti asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired
infection) diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections”
(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja,
tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan
tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2008).
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan
kesehatan memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai
"pengendalian". Secara hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan efektivitas
pencegahan dan pengendalian infeksi (Infection Prevention and Control– IPC), yang
meliputi: pengendalian bersifat administratif, pengendalian dan rekayasa lingkungan,
dan alat pelindung diri (Slamet et al, 2013). Program yang termasuk pencegahan dan
pengendalian infeksi yaitu :
1. Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi
2. Surveilans (HAIs dan Proses: audit kepatuhan petugas untuk cuci tangan dan
memakai APD
1

3. Penerapan kewaspadaan isolasi 20


4. Pendidikan dan pelatihan PPI
5. Penggunaan antimikroba rasional
6. Kesehatan karyawan (Rosa, 2015).
Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah untuk membantu
mengurangi penyebaran infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan
penilaian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control
Policies. Tujuan utamanya adalah untuk mendukung promosi kualitas pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien, petugas kesehatan, dan orang lain dalam
perawatan kesehatan dan lingkungan dengan cara yang hemat biaya (WHO, 2014)
1. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Definisi
Alat Pelindung Diri (APD) adalah alat yang berfungsi untuk
melindungi seseorang dalam pekerjaan dimana fungsinya mengisolasi
tubuh tenaga kerja dari bahaya di lingkungan kerja (Depnaker, 2006). Alat
pelindung diri yaitu seperangkat alat yang harus digunakan oleh tenaga
kerja untuk melindungi tubuh terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja (Budiono, 2006).
Pemilihan alat pelindung diri berdasarkan pada sifat interaksi pasien
dan tingkat potensi terkena darah, cairan tubuh atau agen infeksius.
Penggunaan yang tepat dari APD untuk kepatuhan terhadap pelaksanaan
standard precautions meliputi: penggunaan sarung tangan (handscoen)
dalam situasi yang kemungkinan kontak dengan darah atau cairan tubuh,
selaput lendir (mukosa), kulit yang tidak utuh atau bahan yang dicurigai
berpotensi menular, menggunakan apron untuk melindungi kulit dan
pakaian selama prosedur tindakan di mana kontak dengan darah atau cairan
tubuh, penggunaan pelindung mulut, hidung dan pelindung mata selama
tindakan yang mungkin menimbulkan percikan cairan tubuh seperti darah
atau lainnya. Setiap unit baik rawat jalan atau pun rawat inap harus
mengevaluasi layanan yang diberikan untuk menentukan kebutuhan dan
memastikan 21 bahwa alat pelindung memadai dan tepat tersedia untuk
terlaksananya kepatuhan dalam penggunaan
1

APD. Semua petugas pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan


harus diberi pengetahuan mengenai pilihan yang tepat dalam penggunaan
alat pelindung diri (CDC, 2014).
b. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri yang menjadi komponen utama Personal
Precaution beserta penggunaannya yang biasa digunakan pekerja
khususnya perawat sebagai kewaspadaan standar (standard precaution)
dalam melakukan tindakan. Adapun macam-macam APD yang digunakan
dalam perlindungan saat melakukan pelayanan kesehatan menurut
Occupational Safety & Health Administration (OSHA) meliputi:
i. Sarung Tangan
ii. Gaun Pelindung atau cover gown
iii. Alas Kaki
iv. Penutup Kepala
v. Masker dan Respirator
vi. Pelindung Mata dan Wajah lainnya
Dari berbagai macam APD yang digunakan dalam perlindungan saat
melakukan pelayanan kesehatan, salah satu Alat Pelindung Diri (APD)
adalah sarung tangan. Sarung tangan merupakan Alat pelindung diri (APD)
digunakan untuk melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari risiko
pajanan darah, semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak
utuh dan selaput lendir pasien. Dikenal ada tiga jenis sarung tangan, yaitu
(Depkes, 2007):
a) Sarung tangan bersih adalah sarung tangan yang didesinfeksi tingkat
tinggi dan digunakan sebelum tindakan rutin pada kulit dan selaput
lendir misalnya tindakan medik pemeriksaan dalam, merawat luka
terbuka. Sarung tangan bersih dapat digunakan untuk tindakan bedah
bila tidak ada sarung tangan steril.
b) Sarung tangan steril adalah sarung tangan yang disterilkan dan harus
digunakan pada tindakan bedah. Bila tidak tersedia sarung tangan
steril baru dapat digunakan sarung tangan yang didesinfeksi tinggi.
c) Sarung tangan rumah tangga. Sarung tangan ini terbuat dari latex atau
vinil yang tebal, seperti sarung tangan yang biasa
2

digunakan untuk keperluan rumah tangga. Sarung tangan rumah


tangga dipakai pada waktu membersihkan alat kesehatan. Sarung
tangan ini juga dapat digunakan lagi setelah dicuci dan dibilas bersih.

2. Perilaku

a. Definisi
Perilaku adalah suatu aktifitas organisme (makhluk hidup) yang
bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk
hidup seperti tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan manusia
berperilaku, karena mereka memiliki aktifitas masing- masing
(Notoatmodjo, 2010).
Perilaku penggunaan APD adalah tindakan dalam penggunaan
seperangkat alat oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian
tubuhnya terhadap adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja.
Penggunaan APD adalah tahap akhir dari usaha pengendalian kecelakaan
maupun penyakit akibat kerja. Pada kenyataannya masih banyak pekerja
yang tidak mau menggunakannya, walaupun telah diketahui besarnya
manfaat dan telah tersedianya APD. Hal tersebut disebabkan karena
banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja sehingga tidak mau
menggunakan alat pelindung diri tersebut (Yusmardian, 2005).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut teori Lawrence
Green terdiri dari tiga faktor utama yaitu :
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factor)
Faktor predisposisi yaitu faktor yang mempermudah terjadinya
perilaku seseorang. Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap,
tradisi dan kepercayaan, sistem nilai yang dianut, tingkat pendidikan,
dan tingkat sosial ekonomi (Notoadmodjo, 23 2007).
a) Pengetahuan
Pengetahuan ialah hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).
Pengetahuan merupakan hasil dari
2

pengamatan dan pengalaman individu terhadap suatu hal baru


yang dapat berguna bagi individu tersebut (Notoatmodjo, 2007).
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif
menurut Notoatmodjo (2007) terdapat enam tingkatan, antara
lain:
(1) Tahu (know) adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
(2) Memahami (comprehension) adalah suatu kemampuan untuk
menjelaskan dan menginterpretasikan materi secara benar.
(3) Aplikasi (application) adalah kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
sebenarnya.
(4) Analisis (analysis) merupakan suatu kemampuan untuk
menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari hubungan
antara komponen- komponen yang terdapat dalam suatu masalah.
(5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasiformulasi yang telah ada.
(6) Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan dalam
melakukan penilaian terhadap suatu objek, yang didasarkan pada
kriteria tertentu.
b) Sikap
Sikap adalah respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus. Kondisi mental serta kesiapan yang
diatur melalui pengalaman, memberikan pengaruh dinamik
terhadap respon individu pada semua objek dan situasi yang
berkaitan dengannya. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi
adanya kesesuaian respon terhadap stimulus tertentu
(Notoadmodjo, 2007). Menurut Azwar (2011) sikap terdiri dari
tiga komponen yang utama :
(i) Komponen kognitif, meliputi kepercayaan, ide, dan konsep
terhadap suatu objek.
(ii) Komponen afektif, meliputi perasaan yang menyangkut
aspek emosional terhadap suatu objek.
2

(iii) Komponen konatif, meliputi aspek kecenderungan untuk


bertindak sesuai sikap yang dimiliki oleh seseorang.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang
pernah diikuti oleh seseorang. Pendidikan seseorang akan
mempengaruhi cara berfikir dalam menghadapi pekerjaan. Pada
umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang pernah
dicapai seseorang, maka semakin banyak pula pengetahuan yang
didapat dan dipelajari oleh orang tersebut (Notoadmodjo, 2007).
d. Umur
Umur adalah lama hidup seseorang dihitung sejak
dilahirkan sampai saat ini. Dalam perkembangannya, manusia
akan mengalami perubahan fisik dan kondisi mental tergantung
dari jenis pekerjaan. Pada umumnya, usia tua relatif tenaga
fisiknya lebih terbatas dari pada yang masih 25 muda (Mulyanti,
2008)
2. Masa Kerja
Pengalaman seseorang dalam bekerja dapat diperoleh
berdasarkan masa kerja, semakin lama bekerja maka pengalaman yang
diperoleh akan lebih banyak. Lama kerja meliputi jumlah waktu yang
telah dilewati oleh tenaga kesehatan semenjak masuk pertama kali
bekerja di rumah sakit sampai saat ini. Semakin lama seseorang
bekerja maka mereka akan lebih berhati-hati dalam bekerja karena
mereka sudah paham akan risiko akibat dari bekerja jika kurang hati-
hati (Winardi, 2004).
3. Faktor Pemungkin (Enabling Factor)
Faktor pemungkin merupakan faktor yang memungkinkan
terjadinya perilaku atau tindakan. Faktor ini meliputi ketersediaan
sarana dan prasarana atau fasilitas, yang pada akhirnya mendukung
atau memungkinkan terwujudnya perilaku. Faktor ini disebut juga
faktor pendukung (Notoadmodjo, 2007)
2

a. Ketersediaan Alat Pelindung Diri


Teori Green menyatakan bahwa hasil belajar seseorang dapat
mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku. Perubahan perilaku
didasari adanya perubahan atau penambahan pengetahuan sikap
dan keterampilan individu (Notoadmodjo, 2007). Namun
demikian, perubahan pengetahuan dan sikap ini belum merupakan
jaminan terjadinya perubahan perilaku sebab perilaku tersebut
kadang-kadang memerlukan dukungan material dan penyediaan
sarana (enabling factors). APD harus tersedia cukup jenis dan
jumlahnya, untuk perlindungan seluruh atau sebagian tubuh
(Kurniawidjadja, 2010).
b. Informasi
Informasi menjadi fungsi penting dalam membantu
mengurangi rasa cemas pada seseorang. Semakin banyak memiliki
informasi dapat mempengaruhi atau menambah pengetahuan
terhadap seseorang dan dengan pengetahuan tersebut bisa
menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang itu akan
berperilaku atau bertindak sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya (Notoatmodjo, 2007).
Salah satu sumber utama dari pembentukan sikap adalah
informasi kognitif yang terkait dengan target sikap. Perilaku
individu terbentuk berdasarkan pada informasi mengenai tindakan
yang telah dilakukan sebelumnya terkait dengan target perilaku.
Pemberian informasi ini dapat dilakukan secara tertulis melalui
spanduk, surat kabar,dan brosur atau secara lisan melalui seminar
atau pelatihan dengan tujuan mengubah sikap tenaga kesehatan
melalui proses kognitif. Melalui pelatihan dapat diberikan
informasi yang dibutuhkan tenaga kesehatan terkait dengan
kesehatan dan keselamatan kerja (Vembriati & Wimbarti, 2015).
4. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)
Faktor penguat adalah faktor yang mendorong atau memperkuat
terjadinya perilaku. Faktor ini mencakup faktor sikap dan perilaku
tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan
2

perilaku para petugas kesehatan. Termasuk juga disini peraturan-


peraturan, undang-undang,baik dari pusat maupun dari pemerintah
daerah terkait dengan kesehatan (Notoadmodjo, 2007).
a. Pengawasan
Pengawasan termasuk segala usaha penegakan peraturan
yang harus dipatuhi dan salah satu cara meningkatkan
keselamatan kerja. Tujuan utama pengawasan adalah mencari
umpan balik yang selanjutnya dapat dilakukan untuk perbaikan.
Pengawasan dapat dilakukan melalui kunjungan langsung
terhadap obyek yang diamati, melalui 27 analisis terhadap
laporan yang masuk, melalui kumpulan data atau informasi yang
khusus ditujukan terhadap obyek pengawasan (Manulang, 2006).
b. Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “Moreve” yang berarti
dorongan dalam diri manusia untuk berperilaku yang tidak
terlepas dari kebutuhan, yaitu suatu potensi dalam diri manusia
yang perlu ditanggapi atau direspon (Sunaryo, 2008). Motivasi
adalah suatu faktor dari dalam diri individu yang menimbulkan,
mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya
(Handoko, 2005).
c. Kebijakan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
Pasal 23 menyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan
Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai risiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Sudah seharusnya pihak
pengelola rumah sakit menerapkan upaya-upaya K3 di rumah
sakit. Segala hal yang menyangkut penyelenggaraan K3 di rumah
sakit diatur di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432
tentang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja di rumah
sakit (Depkes RI, 2010).
2

d. Hukuman dan Penghargaan


Hukuman merupakan akibat yang diterima oleh individu
atau kelompok sebagai bentuk konsekuensi dari perilaku yang
tidak diharapkan. Hukuman tidak hanya berorientasi untuk
menghukum tenaga kesehatan yang melanggar peraturan
melainkan untuk kontrol terhadap lingkungan kerja agar
terlindungi dari kecelakaan kerja. Penghargaan 28 adalah akibat
positif yang diberikan kepada individu atau kelompok dengan
tujuan mengembangkan, mendukung dan memelihara perilaku
yang diharapkan. Jika digunakan sebagaimana mestinya,
penghargaan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan
optimisme dalam diri si penerimanya (Notoadmodjo, 2007).
e. Kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu perubahan perilaku dari
perilaku yang tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati
peraturan. Perilaku kesehatan merupakan perilaku kepatuhan
(Notoatmodjo, 2007). Perilaku penggunaan APD dapat dinilai
dari kepatuhan seorang tenaga kesehatan dalam menerapkan APD
pada segala tindakan yang beresiko baik terhadap pasien atau pun
dirinya sendiri (kewaspadaan universal/standar).
Perilaku penggunaan APD pada seorang petugas kesehatan
dipengaruhi oleh kepatuhan seorang petugas kesehatan terhadap
kewaspadaan standar. Penelitian baik di Indonesia maupun di
beberapa negara, sudah pernah dilakukan untuk melihat faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku patuh terhadap kewaspadaan
universal tersebut. Salah satu model determinan perilaku yang
digunakan untuk melihat kepatuhan yaitu model determinan
perilaku kesehatan yang dikeluarkan oleh Green et.al, 1980.
Model tersebut menjelaskan bahwa suatu perilaku kesehatan
seseorang dipengaruhi faktor predisposisi, faktor enabling
(pemungkin), dan faktor reinforcing (penguat).
26

BAB III
HASIL AKTUALISASI

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


1. Deskripsi Isu
Identifikasi dan penetapan isu didapatkan berdasarkan observasi yang
dilakukan penulis selama bertugas diruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A. Tjokronegoro Purworejo selama kurang lebih satu tahun bekerja
terhitung tanggal 1 Januari 2021 sampai dengan saat ini bulan April 2022.
Dengan pengamatan yang dilakukan penulis dan dengan melakukan
koordinasi dengan mentor serta peninjauan lingkungan instansi bekerja,
penulis menemukan 3 isu aktual di RSUD
R.A.A. Tjokronegoro. Isu yang didapat kemudian di deskripsikan secara rinci
sesuai data dan fakta yang ada. Dari hasil peninjauan tersebut maka
ditetapkan 3 isu yang akan dibahas, yaitu: 1. Belum terlaksananya
pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang perawatan
Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro 2. Belum terlaksannya
pelaksanaan serah terima tugas (handover) sesuai SPO di ruang perawatan
Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro 3. Belum adanya label/etiket
pada obat injeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A.
Tjokronegoro
Dari beberapa isu yang berhasil diidentifikasi sebelumnya, Langkah
selanjutnya yakni melakukan analisi isu untuk mendapatkan isu prioritas.
Analisis isu menggunakan dua tahapan, yaitu analisi dengan menggunakan
metode APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan) dan
metode USG (Urgency, Seriousness dan Growth). Analisi isu digunakan
untuk memastikan bahwa isu tersebut benar menimbulkan kegelisahan untuk
segera dicari penyebabnya dan pemecahan masalahnya, adapun uraian dari
APKL yaitu :
2

Tabel 3.1 Indikator APKL


No. Indikator Keterangan
1. Aktual (A) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian sedang
hangat dibicarakan dikalangan masyarakat.
2. Problematik (P) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu dicarikan segera solusinya.
3. Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup orang
banyak.
4. Layak (L) Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.

Isu yang telah diidentifikasi kemudian menggunakan penetapan isu


dengan APKL seperti dibawah ini :

Tabel 3.2 Penetapan Isu dengan APKL


No. Identifikasi Isu Kriteria Keterangan

A P K L
1. Belum terlaksananya pelaksanaan + + + + Memenuhi Syarat
pencegahan dan pengendalian infeksi di
ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegroro
2. Belum terlaksananya pelaksanaan serah + + + + Memenuhi Syarat
terima tugas (handover) sesuai SPO
diruang perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegoro
3. Belum adanya label/etiket pada obat injeksi + + + + Memenuhi Syarat
di ruang GelatikKenari

Dari ketiga isu diatas, maka digunakan tapisan isu untuk menentukan
isu yangmendapat prioritas. USG adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan
tingkat urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu dengan menentukan skala
nilai 1-5. Isu yang memiliki total skor tertinggi merupakan isu prioritas.
Adapun analisis isu dengan menggunakan metode USG meliputi :
1. Urgency : seberapa mendesak suatu isu harus dibahas.
2. Seriusness: seberapa serius isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat
yangakan ditimbulkan.
3. Growth: seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
2

Dalam analisis USG terdapat rentang skor 1-5. Di setiap rentang skor
tersebut terdapat indikator sesuai dengan tingkat prioritas kriteria/parameterdi
tiap USG.

Tabel 3.3 Kriteria Skor


Urgensi (U) Seriousness (S) Growth (G)

5 = Selesai 1 bulan 5 = Berakibat pada petugas, instansi dan 5 = Sangat cepat memburuk
lingkungan instansi
4 = Selesai 3 bulan 4 = Berakibat pada instansi 4 = Cepat memburuk
3 = Selesai 4 bulan 3= Berakibat pada petugas terkait 3 = Cukup cepat memburuk
2 = Selesai 5 bulan 2 = Berakibat pada lingkungan instans 2 =Kurang cepat memburuk
1 = Selesai 6 bulan 1 = Tidak berakibat apa-apa 1 = Tidak cepat memburuk

Tabel 3.4 Analisis Pemrioritasan Isu dengan


USG
No Isu Kriteria Jumlah Peringkat
Nilai
U S G
1 Belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan 5 5 4 14 1
dan pengendalian infeksi di ruang perawatan
Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegroro
2 Belum terlaksananya pelaksanaan serah terima 5 5 3 13 2
tugas (handover) sesuai SPO diruang
perawatan Gelatik Kenari RSUD
R.A.A Tjokronegoro
3 Belum adanya label/etiket pada obat injeksi di 4 4 4 12 3
ruang Gelatik Kenari

Hasil kesimpulan dari analisis USG diatas berdasarkan dalam penentuan


skor berdiskusi bersama mentor, diskusi dilakukan pada tanggal 28 April 2022
tempat di RSUD R.A.A. Tjokronegoroditentukan hasil yang pertama pada kriteria
Urgensi isu nomor satu dan dua tersebut sangat mendesak dan dianalisis dapat
ditangani kurun waktu 1 bulan karena apabila tidak segera ditangani berdampak
langsung ke pasien dan kepuasan pasien terhadap pelayanan RS berakibat
menurunnya mutu RS sedangkan isu yang ketiga cukup mendesak dapat selesai
kurun waktu 3 bulankarena isu tersebut persentase belum adanyalabel/etiket pada
obat paling rendah diantara ketiga isu tersebut, selanjutnya untuk kriteria kedua
yaitu Seriousness isu nomor satu dan dua berakibat pada pasien dan keluarga
pasien, petugas, instansi dan masyarakat umum, dan yang
2

terakhir kriteria Growth isu nomor satu dan tiga cepat memburuknya apabila jika
tidak ditangani sebagaimana mestinya karena masyarakat menjadi tidak percaya
lagi akan pelayanan RS, sedangkan isu nomor dua cukup cepat apabila tidak
ditangani.

Rumusan masalah dari isu tersebut dapat ditarik rumusan masalahnya,


yaitu :

1. What / Apa : Belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan dan


pengendalian infeksi di ruang perawatan

2. Who / Siapa : Perawat, dan Rumah Sakit

3. When / Kapan : Tanggal 22 April sampai dengan 28 April 2022

4. Why / Mengapa : Belum adanya sosialisasi dari IPCLN terkait SPO


pemilahan penggunaan handscoon, belum adanya SPO pemilahan diruang
perawatan, kurangnya pengetahuan petugas terkait pemilahan penggunaan
handscoon

5. Where / Dimana : Diruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A.


Tjokronegoro Purworejo

6. How much/ Berapa banyak : 80% perawat belum menggunakan


handscoon sesuai dengan jenis tindakan.

Dari hasil analisis USG diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa core Issue
/ isu yang diangkat adalah “Belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A
Tjokronegoro”.

Infeksi yang terjadi di rumah sakit disebut juga infeksi nosokomial atau
Hospital Acquired, Infections (HAI’s) merupakan problem yang serius bagi
kesehatan masyarakat. HAI’s merupakan infeksi yang didapat pasien selama
menjalani prosedur perawatan dan tindakan medis di pelayanan kesehatan setelah
≥48 jam dan setelah ≤ 30 hari setelah keluar dari fasilitas kesehatan.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat
penting karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit juga untuk
melindungi pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari resiko tertularnya
infeksi. Infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat
3

dikendalikan tetapi juga dapat dicegah dengan melakukan langkah- langkah yang
sesuai dengan prosedur dan pedoman yang berlaku. Ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi salah satunya menggunakan
APD (alat pelindung diri) yang sesuai dengan SPO. Adapun jenis APD ada enam
macam yang didalamnya termasuk penggunaan sarung tangan.
Dalam pelaksanaan penggunaan APD sarung tangan perilaku petugas
druang Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro dalam sehari- hari masih
kurang mencerminkan sikap disiplin dalam pemilahan penggunaan sarung tangan
sesuai dengan jenis tindakannya. Dapat dibuktikan dengan hasil observasi oleh
petugas, bahwa petugas di RSUD
R.A.A. Tjokronegoro ruang Gelatik Kenari dalam 1 minggu dibulan April 2022,
didapatkan hasil dari 5 orang perawat pada tiap shiff yang bekerja di ruang
Gelatik-Kenari, 4 perawat menggunakan APD (Handscoon bersih) untuk tindakan
pengukuran tekanan darah, pengukuran suhu, 5 perawat menggunakan APD
(Handscoon bersih) pada saat tindakan menyuntik, 5 perawat menggunakan APD
(Handscoon bersih) pada saat tindakan pemasangan kateter urine. Secara
keseluruhan baru 20% perawat menggunakan handscoon sesuai dengan jenis
tindakan.
Pada petugas ruang Gelatik Kenari beberapa sikap kedisiplinan yang masih
kurang, diantaranya pada : 1) perawat yang menggunakan handscoon bersih pada
saat tindakan yang tidak memerlukan pemakaian handscoon, 2) perawat yang
menggunakan handscoon bersih pada saat tindakan yang memerlukan handscoon
steril.
Dari deskripsi kasus diatas dengan isu “Belum terlaksananya pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari
RSUD R.A.A Tjokronegoro ‘’kemudian dianalisis
menggunakan diagram fishbone untuk mengetahui akar masalah yang menjadi
penyebab. Ada 3 kategori penyebab permasalahan tersebut, yaitu:
i. Man: Kurangnya pengetahuan petugas terkait pemilahan penggunaan sarung
tangan
ii. Metode: Belum adanya sosialisasi terkait SPO pemilahan penggunaan
sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai dengan Permenkes
Nomor 27 Tahun 2017.
iii. Material: Belum tersedianya SPO pemilahan penggunaan sarung
3

tangan diruang Gelatik Kenari dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai
dengan Permenkes Nomor 27 Tahun 2017.
Untuk lebih jelasnya akar penyebab isu tersebut dapat dijelaskan pada gambar
fishbone berikut :

Penyebab Akibat

Methods Materials

Belum ada Belum tersedianya SPO

sosialisasi dari pemilihan penggunaan sarung

IPCLN terkait SPO tangan diruang Gelatik Kenari


pemilahan penggunaan
sarung tangan Belum tersedianya sarung tangan
rumah tangga dan sarung tangan
Kurangnya pengawasan medis (steril) diruangan
dari PPI
Belum
Belum adanya sosialisasi terkait Belum adanya media sosialisasi yang jenis
optimalnya
penggunaan sarung tangan mudah diakses untuk mencari informasi
pelaksanaan
sesuai dengan Permenpan No.27 terkait jenis penggunaan sarung tangan
pencegahan dan
pengendalian
Tahun 2017
infeksi di ruang
perawatan
Kurang patuhnya petugas dalam
Gelatik Kenari
pemilahan penggunaan sarung
RSUD R.A.A
tangan sesuai dengan tindakan
Tjokrone
groro

Kurangnya pengetahuan petugas


terkait pemilahan penggunaan
sarung tangan

Belum terbiasanya petugas


dalam melakukan tindakan
melakukan tindakan
sesuai dengan SPO

Milleu Man

Gambar 3.2 Fishbone


3

2. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Setelah penulis melakukan observasi dan pengamatan terkait dengan isu yang
penulis angkat dalam laporan aktualisasi ini, dan setelah melakukan identifikasi isu,
melakukan tapisan isu dan menganalisisi penyebab isu maka diperoleh gagasan
pemecahan isu yang akan dilakukan yaitu :
a. Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan
jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27
Tahun 2017 agar mudah dilihat diruang perawatan Gelatik Kenari
Tahap kegiatan
1) Melakukan konsultasi dengan mentor terkait kegiatan menyiapkan SPO
pemilahan penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan
diruang Gelatik Kenari
2) Berkoordinasi dengan teman sejawat terkait penempatan SPO pemilahan
dan jenis penggunaan sarung tangan
3) Melaporkan pelaksanaan penempatan SPO kepada mentor
b. Membuat rancangan media dan melakukan ssialisasi yang berisi materi SPO
pemilahan penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai
dengan Permenkes No.27 Tahun 2017
Tahap kegiatan
1) Melakukan konsultasi dengan mentor terkait media yan akan digunakan
untuk sosialisasi
2) Mencari referensi terkait konsep untuk media sosialisasi
3) Koordinasi dengan tim PPI terkait dengan media yang akan digunakan
sosialisasi
4) Membuat ebook sebagai media sosialisasi
5) Melakukan uji coba penggunaan ebook bersama dengan teman sejawat
diruang Gelatik Kenari
6) Melakukan penyempurnaan dan finalisasi media sosialisasi ebook
7) Melakukan pengajuan dan pengusulan pengesahan ebook kebagian
promkes
8) Melakukan penggandaan media sosialisasi ebook
9) Menyiapkan peserta, waktu, tempat untuk sosialisasi
10) Memberikan sosialisasi kepada rekan kerja tentang SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan
3

11) Melaporkan hasil sosialisasi SPO pemilahan penggunaan sarung tangan


dan jenis penggunaan sarung tangan
c. Melakukan praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan pada saat tindakan
sesuai dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017
Tahap kegiatan
1) Melakukan konsultasi kepada mentor terkait praktik pelaksanaan
penggunaan sarungg tangan pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan
Permenpan No.27 Tahun 2017
2) Menyiapkan perlengkapan alat praktik sesuai dengan SPO
3) Melakukan praktik penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO dan
Permenpan No.27 Tahun 2017
d. Melakukan monitoring evaluasi praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan
pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017
Tahap kegiatan
1) Melakukan konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan monitoring
evaluasi
2) Membuat Lembar Monitoring kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
sesuai dengan SPO
3) Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada pimpinan
Pada saat masa habituasi dan aktualisasi seluruh kegiatan yang penulis rancang
dapat terlaksana dengan baik, namun ada sedikit perubahan, pada tahap an kegiatan no 2,
berikut lebih jelasnya

Table 3. 5 Perubahan Kegiatan


No Kegiatan Perubahan

1 Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan Tidak ada perubahan


sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang
dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 agar
mudah dilihat diruang perawatan Gelatik Kenari

2 Membuat rancangan media dan melakukan ssialisasi Sebelumnya pada rancangan


yang berisi materi SPO pemilahan penggunaan sarung tangan aktualisasi terdapat tahap
dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai penggandaan media
3

dengan Permenkes No.27 Tahun 2017 sosialisasi, namun karena


. menggunakan media ebook maka
tahap penggandaan ditiadakan
dan diganti dengan link ebook
dikarenakan dalam
memperbanyak materi
dengan cara di share melalui
alamat link
3 Melakukan praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan Tidak ada perubahan
pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan Permenkes
No.27 Tahun 2017

4 Melakukan monitoring evaluasi praktik pelaksanaan Tidak ada perubahan


penggunaan sarung tangan pada saat tindakan sesuai
dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017
3

3. Rekapitulasi Pelaksanaan Kegiatan

Dari 6 kegiatan yang sudah ditentukan, keseluruhan kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, adapun rincian
pelaksanaankegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3. 6 Laporan Capaian Kegiatan

No Tanggal Kegiatan Tahapan Output Ketercapai Hambatan/ Solusi Bukti


Kegiatan an Kendala
1. 27 Mei Berinovasi Melakukan 1. Ide atau gagasan yang 100 % Tidak ada Tidak ada Bukti No 1
2022 terkait inovatif. Lembar konsultasi
konsultasi dengan
penempatan SPO 2. Mendapatkan masukan oleh Mentor
pemilahan mentor dari mentor tentang usulan Dan Dokumentasi
penggunaan terkait kegiatan yang kegiatan tahap 1
sarung tangan disampaikan.
dan jenis menyiapkan SPO 3. Saran untuk
penggunaan pemilahan memperbaiki kekurangan
sarung tangan dari usulan yang
yang dianjurkan penggunaan disampaikan
menurut sarung tangan
Permenkes
dan jenis
Nomor 27
Tahun 2017 penggunaan
agar mudah sarung tangan
dilihat diruang
perawatan diruang Gelatik
Gelatik Kenari Kenari
3

29 Mei Berkoordinasi Mendapatkan masukan dari 100 % Tidak ada Tidak ada Bukti No 2
2022 dengan teman Hasil masukan dari
teman sejawat terkait teman sejawat dan
sejawat terkait
penempatan SPO penempatan SPO. Dokumentasi
pemilahan kegiatan tahap 2
dan jenis
penggunaan sarung
tangan

30 Mei Melaporkan Persetujuan dari mentor 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No 3
2022 pelaksanaan Lembar
penempatan persetujuan dari
SPO kepada
mentor
mentor
2. 2 Juni 2022 Membuat Melakukan 1. Mendapatkan masukan 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No 4 Lembar
rancangan media konsultasi dengan dari mentor tentang knsul
dan melakukan mentor usulan yang dengan mentor dan
sosialisasi yang tekait media yang disampaikan. Dokumentasi
berisi materi SPO akan digunakan 2. Saran untuk
pemilahan untuk sosialisasi kegiatan 2 tahap 1
memperbaiki kekurangan
penggunaan dari usulan
sarung tangan dan yang disampaikan
jenis penggunaan
sarung tangan
sesuai dengan
Permenkes No.27
Tahuun 2017
3 Juni 2022 Mencari referensi Tersusunnya draf SPO 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.5
terkait konsep pemilahn penggunaan sarung Dokumentasi
untuk media tangan kegiatan 2 tahap 2
sosialisasi
3

4 Juni 2022 Koordinasi dengan Mendapat arahan dan 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.6
tim PPI terkait masukan dari tim PPI Dokumentasi
dengan kegiatan 2 tahap 3
media yang akan
digunakan
sosialisasi
Membuat ebook Adanya media ebook 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.7
sebagai media sebagai media sosialisasi Dokumentasi
sosialisasi kegiatan 2 tahap 4

Melakukan Adanya kegiatan sosialisasi 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.8
uji coba menggunakan ebook Dokumentasi
penggunaan ebook kegiatan 2 tahap 5
bersama
dengan teman
sejawat

Melakukan Draft media ebook yang telah 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.9
penyempurnaan dilakukan Dokumentasi
dan finalisasi penyempurnaan kegiatan 2 tahap 6
media sosialisasi
ebook

Melakukan Persetujuan ebook sebagai 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.10
pengajuan dan media sosialisasi Dokumentasi
pengusulan kegiatan 2 tahap 7
pengesahan
ebiik kebidang
promkes
Menyiapkan Adanya undangan peserta 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.11
peserta, waktu, sosialisasi, penyiapan ruang Dokumentasi
tempat untuk untuk kegiatan sosialisasi kegiatan 2 tahap 8
sosialisasi
3

Memberikan Sosialisasi terlaksana, adanya 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.12
sosialisasi kepada daftar absensi peserta Dokumentasi
rekan sosialisasi kegiatan 2 tahap 9
kerja tentang SPO
pemilahan dan
jenis
penggunaan
sarung tangan
Melaporkan hasil Laporan kegiatan 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.13
sosialisasi SPO sosialisasi Dokumentasi
pemilahna kegiatan 2 tahap 10
penggunaan
sarung tangan
dan jenis
penggunaan sarung
tangan
3. Melakukan praktek Melakuakn Mendapatkan masukan dari 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.14
pelaksanaan konsultasi kepada mentor tentang usulan yang Dokumentasi
penggunaan sarung mentor disampaikan. kegiatan 3 tahap 1
tangan sesuai terkait pelaksanaan
Saran untukmemperbaiki
dengan SPO dan praktik
kekurangan dari usulan
Permenkes No.27 penggunaan sarung
yang disampaikan
Tahun 2017 tangan

Menyiapkan Adanya metode praktik sesuai 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.15
perlengkapan alat dengan SPO pemilahan dan Dokumentasi
praktik jenis penggunaan sarung kegiatan 3 tahap 2
sesuai dengan tangan
SPO dan jenis
sarung tangan
menurut anjuran
Permenkes
No.27 Tahun
2017
3

Melakukan praktik Peningkatan keterampilan dan 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.16
penggunaan pengetahuan perawat dalam
sarung tangan melakukan Dokumentasi
sesuai dengan penggunaan sarung tangan
kegiatan 3 tahap 3
SPO dan jenis sesuai dengan SPO dan jenis
sarung tangan tindaannya
menurut anjuran
Permenkes
No.27 Tahun
2017

4. Melakukan Melakukan Mendapatkan masukan dari 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.17
monitoring evaluasi konsultasi dengan mentor tentang usulan yang
praktik pelaksanaan mentor disampaikan. Dokumentasi
penggunaan sarung terkait pelaksanaan
Saran untukmemperbaiki kegiatan 4 tahap 1
tangan pada saat monitoring
kekurangan dari usulan
tindakan sesuai evaluasi
yang disampaikan
engan SPO
pemilahan dan
Permenkes No.27
Tahun 2017

Membuat lembar Adanya lembar monitorig 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.18
monitoring kepatuhan perawat dalam
kepatuhan perawat melakukan praktik Dokumentasi
dalam penggunaan sarung tangan kegiatan 4 tahap 2
pelaksanaan sesuai sesuai dengan jenis
dengan tindakannya
SPO pemilahan
Permenkes No.27
Tahun
2017
4

Melaporkan hasil Hasil monitoring evaluasi 100% Tidak ada Tidak ada Bukti No.19
monitoring dan
evaluasi kepada Dokumentasi
mentor
kegiatan 4 tahap 3
4

4. Pembahasan Hasil Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi saya laksanakan pada masa habituasi, kegiatan ini
berlangsung mulai tanggal 24 Mei hingga tanggal 6 Juli 2022. Dalam rancangan
aktualisasi terdapat 4 kegiatan, keseluruhan sudah saya laksanakan sesuai dengan tahapan
yang sudah ditetapkan. Kegiatan habituasi dan aktualisasi ini saya laksanakan di ruang
Gelatik kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro. Terlaksananya seluruh kegiatan dengan baik
tidak lepas dari bimbingan mentor yang selalu mendukung, arahan dari coach, dukungan
dari tim PPI, serta kerjasama dengan rekan sejawat perawat diruang Gelatik Kenari
RSUD R.A.A Tjokronegoro. Dalam pelaksanaan aktualisasi, saya menerapkan nilai
agenda 2 yaitu BerAkhlak yang meliputi berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten,
harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif. Selain itu gagasan yang saya terapkan untuk
memecahkan isu belum terlaksananya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi
di ruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegroro juga
mengimpelementasikan pembelajaran di agenda 3 tentang manajemen ASN dan Smart
ASN. Adapun rincian kegiatan yang telah saya laksanakan, akan dideskripsikan sebagai
berikut :
1. Kegiatan Pertama : Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang
dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 agar mudah dilihat
diruang perawatan Gelatik Kenari
Kegiatan aktualisasi pertama dimaksudkan untuk melakukan inovasi dalam
menyiapkan dan menempatkan file SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan
jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27
Tahun 2017 diruang Gelatik Kenari yang sebelumnya tidak tersedia diruangan.
Dengan adanya SPO diharapkan perawat Gelatik Kenari dapat menggunakan sarung
tangan sesuai dengan SPO dan jenis penggunaannya. Dalam menyiapkan SPO
pemilhan penggunaan sarung tangan dan jenis sarung tangan penulis berkoordinasi
dengan tim PPI dalam pengadaannya. Kegiatan pertama terdiri dari 3 tahapan kegiatan
yang sudah menerapkan nilai berakhlak, rincian penerapan nilai berakhlak akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Melakukan konsultasi dengan mentor terkait
kegiatan menyiapkan SPO pemilahan penggunaan sarung tangan
dan jenis penggunaan sarung tangan diruang Gelatik Kenari
4

Output pada tahap ini adalah gagasan, masukan, serta saran dari mentor
terkait rencana menyiapkan dan menempatkan file SPO dan jenis penggunaan
sarung tangan. Pada tahap ini penulis melakukan konsultasi dengan mentor pada
tanggal 25 Mei 2022, dalam melakukan konsultasi sebelumnya penulis telah
membuat jadwal pertemuan dengan mentor,dalam melakukan konsul penulis
menyampaikan rencana terkait menyiapkan SPO pemilahan dan jenis penggunaan
sarung tangan sesuai dengan jenis tindakannya dengan ramah dan sopan terhadap
mentor. Mentor memberikan gagasan agar dalam berkoordinasi dengan tim PPI
dalam menyiapkan SPO dan jenis penggunaan sarung tangan dengan tim PPI
bersikap santun , kemudian file SPO dan jenis penggunaan sarung tangan yang
telah tersedia diletakkan ditempat yang mudah dijangkau oleh petugas sehingga
petugas mudah dalam mendapatkan SPO dan jenis penggunaan sarung tangan.
Untuk nilai berakhklak yang diterapkan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
Berorientasi pelayanan :
- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan maksud dan tujuan
dari konsultasi tersebut (Sopan)
- Dalam berkonsultasi dengan mentor, saya bersikap ramah.
- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari mentor sebagai upaya
perbaikan.
Akuntabel :
- Saya menyampaikan dengan jelas kepada mentor terkait tujuan dan manfaat
menyiapkan SPO penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung
tangan yang dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27 Tahun 2017
Kompeten
- Saya menindak lanjuti setiap masukan dan saran dari mentor, agar mendapat
kualitas terbaik dalam menyiapkan dan menempatkan file SPO penggunaan
sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017
Harmonis
- Saya berkonsultasi dengan mentor merupakan komunikasi antar tenaga
kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
4

- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan danmasukan yang


diberikan mentor.
Loyal
- Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapatkan
keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif
- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dansaran dari
mentor
Kolaboratif
- Saya mendapat kontribusi dari mentor terhadap rencana kegiatan yang akan
saya lakukan, berupa saran dan masukan, sertapersetujuan.
- Saya bekerja sama dengan tim PPI dalam memperoleh SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang
dianjurkan menurut Permeknes Nomor 27 Tahun 2017.
b. Tahap Kedua : Berkoordinasi dengan teman sejawat
terkait penempatan SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung
tangan
Output pada tahapan ini adalah mendapatkan masukan dari teman sejawat
terkait penempatan SPO. Pada tahap ini penulis meminta masukan kepada teman
sejawat secara langsung dan dengan meminta pendapat teman sejawat melalui
pesan whatsapp, dalam meminta pendapat penulis melakukannya dengan penuh
tanggung jawab, saling menghargai dan menggunakan komunikasi yang baik.
Penulis menerima masukkan yang diberikan oleh teman sejawat untuk
kepentingan bersama. Adapun rincian tahap kedua kaitannya dengan agenda II
adalah sebagai berikut : Berorientasi pelayanan :
- Saya dalam menempatkan file SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung
tangan ditempat yang mudah dijangkau dengan memahami dan
memenuhi kebutuhan bersama petugas ruang Gelatik Kenari
Akuntabel :
- Saya berkoordinasi dengan teman sejawat melaksanakan tugas dengan penuh
tanggung jawab
Kompeten :
- Saya dalam menempatkan SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung
tangan yang mudah dijangkau oleh petugas bertujuan untuk membantu
teman sejawat belajar tentang SPO pemilahan dan jenis
4

penggunaan sarung tangan.


Harmonis :
- Saya berkoordinasi dengan rekan sejawat merupakan komunikasi antar tenaga
kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan danmasukan yang
diberikan teman sejawat.
Loyal :
- Saya melakukan koordinasi dengan rekan sejawat untuk mendapatkan
keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif :
- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
rekan sejawat
Kolaboratif :
- Saya dalam berkoordinasi dengan teman sejawat membangun
kerjasama yang sinergis.
c. Tahap ketiga : Melaporkan pelaksanaan penempatan SPO kepada
mentor
Output pada tahap ini adalah persetujuan dari mentor dalam penempatan
file SPO. Penulis melakukan pelaporan pada mentor pada tanggal 30 Mei 2022,
yang sebelumnya penulis telah membuat jadwal sebelumnya. Dalam tahap ini
penulis menyampaikan bahwa telah disepakati oleh teman sejawat bahwa dalam
penempatan file SPO di masukkan dalam map dokumen agar mudah dalam
pencariannya dan terlihat rapi. File SPO dikumpulkan menjadi satu dalam
tempat yang sama dengan tujuan agar dalam pencarian bisa dapat ditemukan
dengan mudah. Kesepakatan ini didapatkan dengan cara meminta pendapat yang
diwakili oleh teman sejawat yang lebih senior yang telah menjadi perawat
primer diruangan, dan juga perwakilan dari teman sejawat sebagai pelaksana
yang selalu berkaitan dengan tindakan kepada pasien. Adapun rincian tahap
ketiga kaitannya dengan agenda II adalah sebagai berikut: Berorientasi
pelayanan :
- Saya dalam melaporkan dokumen SPO pemilahan dan jenis penggunaan
dengan mentor bersikap ramah, sopan dan solutif.
Akuntabel:
- Saya dalam melaporkan hasil kegiatan dengan penuh tanggung
4

jawab
. Kompeten
:
- Saya dalam melaporkan hasil kegiatan kepada mentor dengan
kualitas terbaik.
Harmonis :
- Saya dalam melaporkan kegiatan menghargai, dengan memperhatikan
setiap arahan dan masukan yang diberikan oleh mentor.
Loyal :
- Saya dalam melakukan pelaporan dengan mentor untuk mendapatkan
keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif
- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
mentor
Kolaboratif :
- Saya dalam melaporkan hasil kegiatan terbuka dalam bekerjasama
dengan mentor untuk menghasilkan nilai tambah.
Keterkaitan Kegiatan Pertama dengan Agenda 3
Pada aspek Manajemen ASN selama ini petugas belum melaksanakan
penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO dan jenis tindakannya, dengan
adanya SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan sebagai upaya
perbaikan kualitas pelayanan petugas kepada pasien, hal tesebut menunjukkan
fungsi dan tugas ASN sebagai pelayan publik yaitu memberikan pelayanan
publik yang professional dan berkualitas. Selain itu upaya tersebut juga
menunjukkan kewajiban PNS poin 9 dan 14 yaitu bekerja dengan jujur, tertib,
cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara dan memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepada masyarakat, serta kode etik PNS melaksanakan
tugasnya dengan cermat dan disiplin.
Sedangkan kemampuan saya dalam menyiapkan dan menempatkan file SPO
pemilahan dan jenis penggunaan saarug tangan menggunakan piranti digital
termasuk ke dalam digital skills, serta bersikap professional dan
berintegritas tinggi dalam melaksanakan setiap tahapan dari kegiatan tersebut.
4

Keterkaitan Kegiatan pertama dengan Visi dan Misi RSUD R.A.A.


Tjokronegoro
Salah satu dari tugas fungsi seorang perawat adalah terselesaikkannya
pemberian suasana lingkungan yang tenang dana man dan bebas dari resiko
penuaran infeksi., maka dari itu seorang perawat dalam melkasnakan tugasnya
sesuai dengan SPO. Dengan adanya SPO diruang perawatan Gelatik Kenari,
perawat dapat memahami bagaimana aturan dalam penggunaan sarung tangan
sesuai dengan jenis tindakannya. Hal tersebut akan menciptakan peningkatan
pelayanan yang diberikan kepada pasien. (Visi Rumah Sakit : terwujudnya
Rumah Sakit Umum Daerah yang Handal, Modern, dan Berbudaya
dan misi nomor 1 yaitu Memberikan pelayanan yang profesioanal
dan berkualitas
2. Kegiatan kedua : Membuat rancangan media dan melakukan
sosialisasi yang berisi materi SPO pemilahan penggunaan sarung
tangan dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai dengan Permenkes
No.27 Tahun 2017 Pada kegiatan kedua, dimaksudkan untuk membuat media
edukasi dan melakukan sosialisasi terkait SPO pemilahan dan jenis penggunaan
sarung tangan pada kegiatan pertama. Dengan harapan dengan adanya sosialisasi
dan media edukasi yang mudah diakses dapat menambah pengetahuan teman
sejawat dan dapat menerapkan penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO
dan sesuai dengan jenisnya. Kegiatan ini terbagi menjadi 10 tahapan, keseluruhan
tahapan sudah menerapkan nilai berAkhlak dan akan
dijelaskan pada tiap tahap sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Melakukan konsultasi dengan mentor terkait
media yang akan digunakan untuk sosialisasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapat output berupa saran masukan
serta persetujuan dari mentor. Adapun saran yang diberikan untuk
mempersiapkan media edukasi dan pelaksanaan sosialisasi sebaik mungkin.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 2 Juni 2022 yang sebelumnya penulis telah
melakukan kontrak waktu dengan mentor, pada tahap ini penulis menyampaikan
rencana kegiatan sosialisasi SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan
sesuai dengan jenisnya kemudian juga penulis menyampaikan inovasi yang akan
dibuat yaitu media ebook. Tujuan dari pembuatan ebook yaitu untuk tetap bisa
memberikan informasi kepada teman sejawat lain yang tidak bisa hadir
4

mengikuti kegiatan sosialisasi dikarenakan sistem jaga shift pada setiap harinya,
sehingga dengan adanya media ebook yang mudah diakses teman sejawat
dimanapun tetap dapat mendapatkan informasi yang diberikan. Adapun saran
dan masukan yang diberikan oleh mentor yaitu dalam media edukasi yang a k a
n d i b u a t diusahakan dalam pembuatan media ebook menggunakan bahasa
yang mudah dipahami dan ringkas agar pembaca mudah memahami isi dari
media tersebut. Pada tahap ini, nilai berakhlak sudah dilaksanakan, lebih rinci
pada penjelasan berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan maksud dan tujuan
dari konsultasi tersebut (Sopan)
- Dalam berkonsultasi dengan mentor, saya bersikap ramah.

- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari mentor sebagai upaya

perbaikan.

Akuntabel

- Saya menyampaikan dengan jelas kepada mentor terkait media yang akan
digunakan sosialisasi yang telah saya susun.
Kompeten

- Saya menindaklanjuti setiap masukan dan saran dari mentor, agar mendapat
kualitas terbaik dalam pembuatan media eduksai ebook.
Harmonis

- Saya berkonsultasi dengan mentor merupakan komunikasi antar tenaga


kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan dan masukan yang
diberikan mentor.
Loyal

- Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapatkan


keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif

- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan


4

saran dari mentor.

Kolaboratif

- Saya mendapat kontribusi dari mentor terhadap rencana kegiatan yang


akan saya lakukan, berupa saran dan masukan, serta persetujuan.
- Saya bekerja sama dengan mentor agar mendapat masukan dalam
pembuatan media edukasi ebook yang saya lakukan.
b. Tahap kedua : Mencari referensi terkait konsep untuk
media sosialisasi
Output pada kegiatan ini adalah tersusunnya draf SPO sosialisasi pemilahan
dan jenis penggunaan sarung tangan agar pembuatan meghasilkan hasil dengan
baik. Tahapan ini dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2022, penulis mencari
referensi dari media internet berupa browsing jurnal terkait isi materi yang akan
dimasukkan dalam media ebook dan juga mencari referensi di youtube contoh
media ebook edukasi yang digunakan. Dalam melakukan referensi penulis
mengambil dua sumber dari youtube, adapun link nya yaiitu
https://www.youtube.com/watch?v=IMlXk2yEP- M&t=1602s dengan judul
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Keselamatan Pasien dan
link https://www.youtube.com/results?
search_query=ppi dengan judul Dasar- dasar PPI Materi 1 pokok bahasan PPI.
Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Akuntabel :
- Saya dalam mencari referensi konsep salah satunya menggunakan SPO
yang telah tersedia dirumah sakit untuk diterapkan didalam media
edukasi secara bertanggung jawab.
Kompeten :

- Saya dalam menyusun draft media sosialisasi pembelajaran sebaik


mungkin, agar materi dapat dengan mudah tersampaikan dengan baik
ke pembaca.
- Saya melaksanakan kegiatan atas arahan dari mentor dengan
kualits

terbaik Harmonis

- Saya berkoordinasi dengan rekan sejawat dalam menentukan materi


4

yang sesuai untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal :

- Saya dalam mencari reverensi materi memmperhatikan aturan yang ada.


(memegang teguh ideologi Pancasila, dan UUD 1945)

Adaptif :

Saya terus melakukan perbaikan jika ada kesalahan atau masukan dari
coach maupun mentor.

Kolaboratif :

- Saya dalam mencari referensi meminta pendapat dari teman sejawat untuk
menghasilkan sinergi untuk hasil yang lebih baik.
c. Tahap ketiga : Koordinasi dengan tim PPI terkait dengan media yang
akan digunakan sosialisasi
Output pada kegiatan ini mendapat arahan dan masukan dari tim PPI dalam
pembuatan media sosialisasi. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2022,
penulis melakukan koordinasi dengan tim PPI RSUD R.A.A. Tjokronegoro yang
sebelumnya penulis telah membuat kontrak waktu sebelumnya. Penulis
menyampaikan tujuan dari rencana pembuatan edukasi ebook tentang pemilahan
dan penggunaan sarung tangan, dalam menyampaiakan penulis melakukan
dengan penuh tanggung jawab dan menggunakan Bahasa yang sopan. Dari tim
PPI memberikan masukan berupa penambahan jenis tindakan yang dilakukan
pada setiap hari, beri contoh penggunaan yang benar dan penggunaan yang salah.
Pada tahap ini, nilai berakhlak sudah dilaksanakan, lebih rinci pada penjelasan
berikut: Berorientasi Pelayanan :

- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan maksud dan tujuan
dari konsultasi tersebut (Sopan)
- Dalam berkoordinasi dengan tim PPI, saya bersikap ramah.

- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari tim PPI sebagai upaya

perbaikan.

Akuntabel :

- Saya dalam melaksanakan pembuatan design dengan cermat dan


5

bertanggung jawab.
Kompeten :
Saya dalam berkoordinasi dengan tim PPI memotivasi untuk terus belajar
dan mengembangkan kapasitas untuk meningkatkan kompetensi diri.

Harmonis :

- Saya berkoordinasi dengan tim PPI merupakan komunikasi antar tenaga


kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan dan
masukan yang diberikan tim PPI.
Loyal :
- Saya berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu, tenaga, pikiran dan
waktu sebaik mungkin dalam merancang design sosialisasi
Adaptif :

- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran


dari mentor.

Kolaboratif :

- Saya dalam mengatur waktu pertemuan dengan tim PPI membangun


kerjasama yang sinergis.
d. Tahap keempat : Membuat ebook sebagai media sosialisasi
Output pada kegiatan ini adalah adanya media edukasi eboook sebagai
media sosialisasi. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6-10 Juni 2022, penulis
melakukan pembuatan ebook berdasarkan hasil masukan dari mentor dan PPI
dengan memperhatikan ketentuan yang telah diatur dalam SPO serta mengambil
materi dari referensi yang telah penulis cari sebelumnya. Adapun nilai berakhlak
pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya bersikap cekatan, solutif dan dapat diandalkan dalam
membuat media edukasi ebook.
Akuntabel :
- Saya dalam membuat media sosialisasi dilaksanakan dengan cermat dan
bertanggung jawab.
5

Kompeten :
- Saya dalam membuat media edukasi berusaha semenarik dan seefisien
mungkin dengan kualitas terbaik agar mempermudah teman sejawat
memahami materi.
Harmonis :
- Dalam membuat ebook ssaya melakukannya dengan sungguh- sungguh dan
baik agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. (menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif)

Loyal :
- Saya meluangkan waktu dan tenaga menyusun media edukasi sebagai upaya
peningkatan kepatuhan petugas dalam penggunaan sarung tangan yang
berpengaruh pada mutu pelayanan demi menjaga nama baik instansi.
Adaptif :
- Saya cepat menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada saat
menyusun media edukasi.
Kolaboratif :
- Saya terbuka dalam bekerjasama dengan cara menerima masukan dari
rekan sejawat, senior, dan tim PPI.

e. Tahap kelima : Melakukan uji coba penggunaan ebook bersama


dengan teman sejawat diruang Gelatik Kenari
Output pada kegiatan ini adalah adanya media edukasi eboook yang siap
untuk diuji coba. Pada kegiatan ini penulis mencoba unutuk melakukan uji coba
media ebook yang telah disusun, dalam pelaksanaanya penulis melakukan uji coba
dengan secara langsung kepada teman sejaat denga cara membuka link ebook
melalui laptop, kemudai yang kedua penulis melakukan uji coba dengan mengirim
link ebook melalui pesan whatsapp. Dari percobaan yang dilakukan tidak ada
kendala dalam mengakses link ebook, akan tetapi dari teman sejawat ada masukan
berupa penambahan foto RSUD R.A.A Tjokronegoro pada halaman sampul depan,
dan penambahan akun media sosial RS seperti instagram, twitter, facebook dan
email RSUD R.A.A Tjokronegoro. Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah
sebagai berikut :
5

Berorientasi Pelayanan :
- Saya meminta ijin dalam melakukan uji coba kepada rekan sejawat dengan
bersikap ramah, sopan dan solutif.
Akuntabel :
- Saya dalam melakukan uji coba dengan rekan sejawat dengan cermat dan
teliti dengan memperhatikan kendala yang terjadi.
Kompeten :
- Saya dalam melakukan uji coba kepada rekan sejawat melaksanakannya
dengan kualitas terbaik.
Harmonis :

- Saya berkoordinasi dengan rekan sejawat dalam menentukan materi yang


sesuai untuk membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal :

- Saya dalam melakukan uji coba dengan teman sejawat menerapkan aturan
yang berlaku (memegang teguh ideologi, Pancasila dan UUD 1945).
Adaptif :

- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
teman sejawat.

Kolaboratif :

- Saya bekerjsama dengan teman sejawat dalam melakukan uji coba media
edukasi ebook.
f. Tahap keenam : Melakukan penyempurnaan dan finalisasi media
ebook
Output pada kegiatan ini adalah adanya draft media edukasi eboook yang
telah dilakukan penyempurnaan. Pada tahap penyempurnaan ini penulis
melakukannya dengan cermat, teliti dan rasa tanggung jawab. Penulis
melakukan penyempurnaan dari masukan yang telah teman sejawat berikan,
penulis tetap berkomunikasi dengan baik dalam menerima masukan yang telah
teman sejawat berikan, berikut link ebook yang telah dilakukan
penyempurnaan https://online.fliphtml5.com/mbede/tlef/.
Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah sebagai berikut : Berorientasi
Pelayanan :
- Saya dalam melakukan perbaikan media edukasi ebook bekerjasama
5

dengan mentor, dan teman sejawat dengan bersikap ramah, sopan dan
solutif.
Akuntabel :
- Saya dalam melakukan perbaikan media edukasi ebook dengan
cermat dan teliti.
Kompeten :
- Saya dalam melakukan perbaikan draft media edukasi berusaha dengan baik
dan penuh tanggung jawab dengan kualitas terbaik.
Harmonis :
- Saya dalam melakukan perbaikan berkoordinasi dengan rekan sejawat untuk
membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Loyal :

- Saya dalam melakukan penyempurnaan media edukasi dengan mematuhi


peraturan yang ada. (memegang teguh ideologi, Pancasila dan UUD
1945).
Adaptif :
- Saya cepat beradaptasi dengan perubahan dalam melakukan
penyempurnaan media edukasi atas masukan yang telah diberikan.
Kolaboratif :
- Saya terbuka dalam bekerjasama dengan cara menerima masukan untuk
hasil media yang terbaik.
g. Melakukan pengajuan dan pengusulan pengesahan ebook kebidang
promkes
Output pada kegiatan ini adalah persetujuan media sosialisasi oleh bidang
promkes. Pada tahap kegiatan ini penulis melakukan pengajuan dan pengusulan
pengesahan ebook ke bidang promkes, penulis bertemu dengan Ibu Duwi Yuliani.
Dalam pertemuan ini penulis menyampaikan maksud dan tujuan dengan jelas serta
bersikap sopan dan ramah, kemudian penulis melakukan pengajuan dan
pengusulan pengesahan media ebook. Dari bidang promkes penulis diberikan saran
dan masukan berupa penambahan alamat lengkap RSUD R.A.A Tjokronegoro serta
logo seperti germas, dan kemenkes untuk dihilangkan background nya agar
terlihat lebih menyatu dengan media yang dibuat serta penulisan five moments
pada bagian penutup agar ditambahkan angka “5” untuk
5

membantu pembaca lebih mudah terfokus. Secara keseluruhan ebook sudah baik,
boleh untuk dibagikan sebagai media sosialisasi. Adapun pada tahap ini nilai
berakhlak sudah dilaksanakan, lebih rinci pada penjelasan berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya dalam melakukan pengajuan dan pengusulan pengesahan media ebook
kebidang promkes bersikap ramah, sopan, dan solutif.
Akuntabel :
- Saya dalam melakukan pengajuan dan pengusulan pengesahan
memperhatikan dengan cermat dan teliti atas masukan yang diberikan oleh
bidang promkes.
Kompeten :
- Saya melaksanakan kegiatan dengan kualitas terbaik sesuai dengan arahan
dari bidang promkes.
Harmonis :
- Saya melakukan konsultasi dengan bidang promkes dengan menjaga
komunikasi yang baik agar membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
Loyal :
- Saya dalam berkonsultasi ikut berkonstribusi memberi ide dan masukan
dengan bidang promkes.
Adaptif :
- Saya bersikap proaktif dalam menerima setiap masukan serta arahan yang
diberikan bidang promkes terkait pengajuan dan pengusulan pengesahan.
Kolaboratif :
- Saya terbuka dalam bekerjasama dalam pengajuan dan pengusulan
pengesahan dengan menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan.
h. Tahap kedelapan : Menyiapkan peserta, waktu, tempat untuk
sosialisasi
Output pada kegiatan ini adalah adanya undangan peserta sosialisasi,
kesiapan ruang tempat untuk kegiatan sosialisasi. Kegiatan ini penulis lakukan
pada tanggal 10 Juni 2022, penulis menghubungi bidang pelayanan umum untuk
mohon ijin untuk penggunaan ruang aula 1 lantai 2 untuk
5

digunakan pada hari Sabtu, tanggal 11 Juni 2022. Penulis menghubungi bidang
pelayanan umum dengan ramah dan sopan serta bertanggung jawab dalam
permohonan ijin penggunaan ruangan. Kemudian penulis membuat jadwal
undangan rencana kegiatan sosialisasi SPO pemilhan pengunaan sarung tangan,
dalam membuat undangan penulis memperhatikan jadwal dinas teman sejawat
demi kepentingan bersama. Pada tahap ini, nilai berakhlak sudah dilaksanakan, lebih
rinci pada penjelasan berikut : Berorientasi Pelayanan :
- Saya bersikap memahami dan memenuhi kebutuhan bersama dengan
cara membuat jadwal yang sesuai dengan jadwal kegiatan ruang Gelatik
Kenari.
Akuntabel :
- Saya melakukan persiapan sosialisasi dengan tanggung jawab dab
berintegritas tinggi.
Kompeten :
- Saya menyiapkan kegiatan sosialisasi dengan baik dan maksimal untuk
menghasilkan kinerja terbaik.
Harmonis :
- Saya dalam menyiapkan materi edukasi selaras dengan SPO pemilahn dan
jenis penggunaan sarung tangan.
Loyal :
- Saya ikut berkonstribusi dalam menyiapkan persiapan kegiatan edukasi
dengan menghubungi bidang t terkait tempat pelaksanaan.
Adaptif :
- Saya berinovasi dalam memebuat media dengan tampilan yang menarik dan
mudah dipahami oleh peserta sosialisasi.
Kolaboratif :
- Saya terbuka dalam bekerjasama dengan bagian pelayanan umum di
rumah sakit dalam persiapan peralatan sosialisasi.
i. Tahap kesembilan : Memberikan sosialisasi kepada rekan kerja
tentang SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan jenis
penggunaan sarung tanga

Output pada kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan sosialisasi pada


teman sejawat ruang Gelatik Kenari. Kegiatan sosialisasi
5

dilaksanakan pada tanggal 11 Juni 2022 pukul 10.00 bertempat diruang aula 1
lantai 2. Dalam kegiatan ini dihadiri oleh mentor, kepala ruang Gelatik Kenari,
tim PPI serta teman sejawat ruang Geelatik Kenari. Kegiatan sosialisasi ini
berlangsung selama 30 menit terdiri dari 15 menit pemaparan dan 15 menit
untuk tanya jawab atau masukan. Penulis melaksanakan kegiatan sosialisasi
dengan tanggung jawab dan mematuhi aturan waktu yang telah diberikan
sbelumnya. Sebelum melakukan sosialisasi penulis memberikan pretest kepada
peserta, kemudian peserta diberikan waktu unuk mengisi pretest melalui link
yang telah penulis bagikan, berikut untuk linkpretest
https://docs.google.com/forms/d/1AfBt_wOogAjI6XDRZVk52bAzvR5DNlv
V4u6ZeNy9JKo/edit. Kemudian di akhir kegiatan sosialisasi penulis juga
melakukan post test untuk mengukur kepemahaman peserta sosialisasi setelah
diberikan materi, berikut link nya
https://docs.google.com/forms/d/1wd18cm2MAHejs_U1xn4Pm2Tytq4CF1
wQ8RgVdi0ha7g/edit#settings. Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah
sebagai berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya menggunakan bahasa yang sopan dan bersikap ramah dalam
kegiatan sosialisasi didepan teman sejawat.
Akuntabel :
- Saya dalam menyampaikan kegiatan sosialisasi dengan penuh rasa
tanggung jawab.
Kompeten:
- Saya melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan kinerja terbaik agar materi
dapat diterima dengan baik oleh teman sejawat.
Harmonis :
- Saya melakukan sosialisasi selaras dengan materi yang telah dibuat
sehingga tersampaikan semua tujuan sosialisasi.
Loyal :
- Saya berdedikasi tinggi untuk keberlangsungan kegiatan sosialisasi
tentang SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan.
Adaptif :
- Saya cepat beradapatasi dengan peralatan yang telah disediakan
dalam melakukan sosialisasi.
5

Kolaboratif :
- Saya bekerjasama dengan teman sejawat dalam melakukan kegiatan
ssialisasi untuk kelancaraan kegiatan sosialisasi.
j. Tahap kesepuluh : Melaporkan hasil sosialisasi SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan
Output pada kegiatan ini adalah adanya laporan kegiatan sosialisasi tentang
SPO pemilahn dan jenis penggunaan sarung tangan menurut Permenkes No.27
Tahun 2017. Pada tanggal 13 Juni 2022 penulis menyampaikan pelaporan pada
mentor terkait pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan. Penulis
melaksanankan pelaporan dengan penuh tanggungjawab. Adapun nilai berakhlak
pada tahap ini adalah sebagai berikut :

Berorientasi Pelayanan :
- Saya meminta izin untuk bertemu dalam menyampaikan hasil
sosialisasi (Sopan)
- Dalam menyampaikan hasil dengan mentor, saya bersikap ramah.
Akuntabel :
- Saya dalam melaporkan laporan kegiatan dengan penuh tanggung
jawab.
Kompeten :
- Saya dalam membuat laporan kegiatan sosialisasi dengan baik agar
mendapat kualitas terbaik.
Harmonis :
- Saya dalam melaporkan hasil kegiatan dengan mentor menerima
saran dan masukan dengan baik (menghargai perbedaan).
Loyal :
- Saya dalam melaporkan hasil kegiatan sosialisasi ikut berkontribusi
memberi ide danmasukan dengan mentor.
Adaptif :
- Saya menerima masukan kritik dan saran dari mentor. (cepat
menyesuaikan diri menghadapi perubahan).
Kolaboratif :
- Saya berkonsultasi dengan mentor terkait laporan hasil kegiatan sosialisasi.
(terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai
5

tambah).
Keterkaitan Kegiatan Kedua dengan Agenda 3
Pada aspek Manajemen ASN selama ini petugas belum melaksanakan
penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO dan jenis tindakannya, dengan
adanya sosialisasi SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan
diharapakan petugas dapat melakukannya sesuai dengan SPO pemilahn dan jenis
penggunaan yang dianjurkan menurtu Permenkes No.27 Tahun 2017, hal tesebut
menunjukkan fungsi dan tugas ASN sebagai pelaksana kebijakan public
yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan
ketentuan perundang- undangan. Selain itu upaya tersebut juga
menunjukkan kewajiban PNS poin 4, 9 dan 14 yaitu menaati segala ketentuan
PeraturanPer-UU, bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara dan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada
masyarakat, serta kode etik PNS melaksanakan tugasnya dengan jujur,
bertanggung jawab dan berintegritas tinggi.
Ketika menyusun dan mendesain media sosialisai ebook, saya
menggunakan piranti TIK khususnya menggunakan aplikasi Canva, hal tersebut
menunjukkan kemampuan smart ASN pada aspek Digital Skills, selain itu
peserta juga memanfaatkan internet, maupun sumber belajar lain. Dalam
melakukan pencarian berbagai materi diinternet, saya memperhatikan konten
yang dirasa tepat untuk diterapkan dalam pembuatan materi sosialisasi serta tidak
bertentangan dengan nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika
(Digital Culture). Dalam bekerjasama dengan teman sejawat penulis
menunjukkan sifat hospitality dan kemampuan networking.
Keterkaitan Kegiatan kedua dengan Visi dan Misi RSUD R.A.A.
Tjokronegoro
Dengan adanya kegiatan sosialisasi diharapkan perawat mampu memahami
materi yang telah diberikan dan dapat meningkatakan keterampilan perawat
dalam penggunaan sarung tangan yang sesuai dengan jenis tindakannya pad
akegiatan sehari-hari dirumah sakit. Sehingga akan meningkatkan pelayanan
dirumah sakit. Dalam memberikan edukasi kepada teman sejawat menggunakan
media ebook yang sebelumnya belumada dirumah sakit menciptakan kegiatan
5

digitalisasi. (Visi Rumah Sakit : terwujudnya Rumah Sakit Umum


Daerah yang Handal, Modern, dan Berbudaya)
Kontribusi output kegiatan ini visi isi yaitu terwujudnya rumah sakit umum
daerah yang modern dan berbudaya.
Kontribusi output kegiatan terhadap misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro
adalah isu ke-4 yaitu : Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman.
Konstribusi output kegiatan terhadap penguatan nilai organisasi adalah
dengan adanya kegiatan ini akan menguatkan nilai budaya organisasi yaitu
Profesional selalu memberikan pelayanan yang terbaik
dan Kedisiplinan melakukan tindaka sesuai dengan SPO.
3. Tahap ketiga : Melakukan praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan
pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017
Pada kegiatan ketiga, dimaksudkan untuk melakukan praktik menggunakan sarung
tangan sesuai dengan SPO pemilahn penggunaan sarung tangan dan sesuai dengan jenis
tindakannya. Dengan harapan dengan adanya praktik penggunaan sarung tangan yang
sesuai dapat menjaga keselamatan pasien maupun petugas. Kegiatan ini terbagi menjadi 3
tahapan, keseluruhan tahapan sudah menerapkan nilai berAkhlak dan akan dijelaskan
pada tiap tahap sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Melakukan konsultasi kepada mentor terkait praktik
pelaksanaan penggunaan sarung tangan pada saat tindakan sesuai
dengan SPO dan Permenpan No.27 Tahun 2017
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapat output berupa arahan, bimbingan,
saran dan masukan dalam melakukan praktik penggunaan sarung tangan sesuai dengan
SPO peliahan dan jenis penggunaa sarung tangan. Adapun saran yang diberikan untuk
mempersiapkan media edukasi dan pelaksanaan sosialisasisebaik mungkin,
diusahakan dalam pembuatan media ebook menggunakan bahasa yang mudah
dipahami dan ringkas agar pembaca mudah memahami isi dari media tersebut. Pada
tahap ini, nilai berakhlak sudah dilaksanakan, lebih rinci pada penjelasan berikut :
Berorientasi Pelayanan :

- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan maksud dan tujuan dari
konsultasi tersebut (Sopan)

- Dalam berkoordinasi dengan mentor, saya bersikap ramah.


6

- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari mentor sebagai upaya
perbaikan.
Akuntabel :
- Saya menyampaikan dengan jelas kepada mentor terkait media yang akan
digunakan sosialisasi yang telah saya susun.
Kompeten
- Saya menindaklanjuti setiap masukan dan saran dari mentor, agar mendapat
kualitas terbaik dalam praktik penggunaan sarung tangan yang sesuai dengan
tindakan.
Harmonis

- Saya berkonsultasi dengan mentor merupakan komunikasi antar tenaga


kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.

- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan danmasukan yang


diberikan mentor.
Loyal

- Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapatkan keputusan/hasil


yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif

- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
mentor.
Kolaboratif
- Saya mendapat kontribusi dari mentor terhadap rencana kegiatan yang akan
saya lakukan, berupa saran dan masukan, serta persetujuan.
- Saya bekerja sama dengan mentor agar mendapat masukan dalam pelaksanaan
praktik penggunaan sarung tangan yag sesuai.
b. Tahap kedua : Menyiapkan perlengkapan alat praktik sesuai dengan
SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan
Output pada kegiatan ini adalah adanya metode praktik sesuai dengan SPO
pemilahn dan jenis punggnaan sarung tangan menurut Permenkes No.27 Tahun
2017. Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya dalam melakukan pengadaan kebagian gudang farmasi dan tim PPI
bersikap ramah dan sopan.
6

Akuntabel :
- Saya dalam menyiapkan pelengkapan alat dilakukan dengan penuh
tanggung jawab.
Kompeten :
- Saya melaksanakan persiapan perlengkapan alat dengan kualitas
terbaik sesuai dengan arahan dari mentor.
Harmonis :
- Saya menjaga komunikasi yang baik dengan rekan bagian gudang dan PPI
dalam pengadaan barang untuk membangun lingkungan kerja yang
kondusif.
Kolaboratif :
- Saya bekerjasama dengan teman sejawat dalam persiapan alat, dan
bekerjasama dengan bidang gudang farmasi serta tim PPI dalam pengadaan
sarung tangan. (menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya
untuk tujuan bersama)
c. Tahap ketiga : Melaksanakan praktik penggunaan sarung tangan sesuai
dengan SPO pemilahan dan penggunaan sesuai dengan jenis
tindakannya.
Output pada kegiatan ini adalah adanya peningkatan ketrampilan dan
pengetahuan perawat dalam melakukan penggunaan sarung tangan dalam tindakan
sesuai dengan SPO pemilahan dan jenis punggunaan sarung tangan menurut
Permenkes No.27 Tahun 2017. Adapun nilai berakhlak pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya saling mengingatkan dalam melakukan praktek penggunaan sarung
tangan yang sesuai dengan teman sejawat dengan bersikap ramah dan
solutif.
Akuntabel :
- Saya dalam melaksanakan praktik penggunaan sarung tangan ke pasien
dengan bersikap jujur, tanggung jawab, dan disiplin.
Kompeten :
- Saya melakukan praktik penggnaan sarung tangan ke pasien dengan
kualitas terbaik sesuai dengan arahan dari mentor.
Harmonis :
6

- Saya melakukan praktik penggunaan sarung tangan ke pasien selaras dengan


SPO pemilahan dan jenis penggunaanya.
Loyal :
- Saya berkomitmen untuk melaksanakan penggunaan sarung tangan sesuai
dengan SPO pemilahan dan jenis penggunaanya.
Adaptif :
- Saya bersikap proaktif dalam praktik penggunaan sarung tangan yang
sesuai dengan SPO pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan.
Kolaboratif :
- Saya terbuka dalam bekerjasama dengan teman sejawat dalam
melakukan praktik penggunaan sarung tangan
Keterkaitan Kegiatan Ketiga dengan Agenda 3
Pada aspek Manajemen ASN selama ini petugas belum melaksanakan
penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO dan jenis tindakannya, dengan adanya
praktik penggunaan sarung tangan yang sesuai dengan SPO pemilahan dan jenis
penggunaan sarung tangan diharapkan petugas memahami jenis penggunaan sarung
tangan sesuai dengan jenisnya dan terbiasa menggunakan sarung tangan sesuai dengan
SPO pemilah dan jenis penggunaan yang dianjurkan sesuai dengan Permenkes No,27
Tahun 2017, hal tesebut menunjukkan fungsi dan tugas ASN sebagai pelayan publik
yaitu memberikan pelayanan publik yang professional dan berkualitas.
Selain itu upaya tersebut juga menunjukkan kewajiban PNS poin 5 yaitumelaksanakan
tugas kedinasan denga penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab, serta kode
etik PNS melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan kemampuan saya dalam pengadaan peralatan praktik sarung tangan
menggunakan piranti digital termasuk ke dalam digital skills Smart ASN, dalam
melakukan penyediaan alat praktik penulis bekerjasama dengan berbagai bidang tugas
dengan bersikap professional, bertintegritas tinggi dan memiliki sifat
hospitality.
Keterkaitan Kegiatan ketiga dengan Visi dan Misi RSUD
R.A.A. Tjokronegoro
Kontribusi output kegiatan ini visi isi yaitu terwujudnya rumah sakit umum
daerah yang handal dan berbudaya.
Kontribusi output kegiatan terhadap misi RSUD R.A.A. Tjokronegoro
6

adalah isu ke-1 yaitu : Memberikan pelayanan yang profesioanal dan


berkualitas.
4. Tahap keempat : Melakukan monitoring evaluasi praktik pelaksanaan
penggunaan sarung tangan pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan
Permenkes No.27 Tahun 2017
Pada kegiatan keempat, dimaksudkan untuk melakukan monitoring evaluasi praktik
pelasanaan penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO pemilahan penggunaan sarung
tangan dan sesuai dengan jenis tindakannya. Kegiatan ini terbagi menjadi 3 tahapan,
keseluruhan tahapan sudah menerapkan nilai berAkhlak dan akan dijelaskan pada tiap
tahap sebagai berikut :
a. Tahap pertama : Melakukan konsultasi dengan mentor
terkait pelaksanaan monitoring evaluasi
Output pada tahap ini adalah gagasan, masukan, serta saran dari mentor
terkait pelaksanaan monitoring evaluasi. Mentor memberikan gagasan agar dalam
membuat laporan monitoring dibedakan sesuai dengan jenis penggunaa sarung
tangan, agar lebih mudah dalam mengevaluasi nya.
Untuk nilai berakhklak yang diterapkan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
Berorientasi pelayanan :
- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan maksud dan tujuan
dari konsultasi tersebut (Sopan)
- Dalam berkonsultasi dengan mentor, saya bersikap ramah.
- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari mentor sebagai upaya
perbaikan.
Akuntabel :
- Saya menyampaikan dengan jelas kepada mentor terkait laporan
monitoring evaluasi.
Kompeten
- Saya menindak lanjuti setiap masukan dan saran dari mentor, agar
mendapat kualitas terbaik dalam membuat laporan monitoring evalusi.
Harmonis
- Saya berkonsultasi dengan mentor merupakan komunikasi antar tenaga
kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan dan
6

masukan yang diberikan mentor.


Loyal
- Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapatkan
keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif
- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
mentor

Kolaboratif
- Saya mendapat kontribusi dari mentor terhadap rencana kegiatan yang
akan saya lakukan, berupa saran dan masukan, serta persetujuan.
b. Tahap kedua : Membuat Lembar Monitoring kepatuhan perawat
dalam pelaksanaan sesuai dengan SPO
Output pada tahap ini adalah adanya lembar monitoring kepatuhan perawat
dalam melakukan praktik penggunaan sarung tangan sesuai dengan jenisnya.
Untuk nilai berakhklak yang diterapkan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
Berorientasi Pelayanan :
- Saya dalam membuat lembar monitoring melakukan perbaikan tiada henti
sesuai dengan arahan dari mentor untuk meghasilakn kualitas yang baik.
Akuntabel :
- Saya membuat lembar monitoring dilaksanakan dengan penuh
tanggung jawab.
Kompeten :
- Saya dalam membuat lembar monitoring dengan hasil yang terbaik.
Loyal :
- Saya berkomitmen untuk mendedikasikan ilmu, tenaga, pikiran dan
waktu sebaik mungkin dalam pembuatan lembaar monitoring.
Adaptif :
- Saya berinovasi dalam pembuatan lembar monitoring dengan.
Kolaboratif :
- Saya dalam membuat lembaar monitoring bekerjasama dengan teman
sejawat. (terbuka dalam bekerjasama)
6

c. Tahap ketiga : Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada


pimpinan
Output pada tahap ini adalah adanya persetujuan dari mentor terkait hasil
monitoring evaluasi. Untuk nilai berakhklak yang diterapkan pada tahap ini adalah
sebagai berikut:
Berorientasi pelayanan :
- Saya meminta izin untuk bertemu, dan menyampaikan laporan hasil
monitoring evaluasi (Sopan)
- Dalam menyampaikan laporan hasil monitoring evauasi dengan
mentor, saya bersikap ramah.
- Saya mencatat setiap masukan dan saran dari mentor sebagai upaya
perbaikan.
Akuntabel :
- Saya menyampaikan dengan jelas kepada mentor terkait laporan hasil
monitoring evaluasi.
Kompeten
- Saya menindak lanjuti setiap masukan dan saran dari mentor, agar mendapat
kualitas terbaik dalam membuat laporan hasil monitoring evalusi.
Harmonis
- Saya berkonsultasi dengan mentor merupakan komunikasi antar tenaga
kesehatan untuk menjaga lingkungan kerja yang kondusif.
- Saya menghargai, dengan memperhatikan setiap arahan dan masukan yang
diberikan mentor.
Loyal
- Saya melakukan konsultasi dengan mentor untuk mendapatkan
keputusan/hasil yang diharapkan merupakan wujud sila ke 4 Pancasila
Adaptif
- Saya bersikap proaktif dengan menanggapi setiap masukan dan saran dari
mentor
Kolaboratif
- Saya mendapat kontribusi dari mentor terhadap pelaporan hasil monitoring
evaluasi yang saya lakukan, berupa saran dan masukan, serta persetujuan.
Keterkaitan Kegiatan Keempat dengan Agenda 3
6

Pada aspek Manajemen ASN selama ini petugas belum ada pelaksanaan
monitoring evaluasi dalam pemakaian jenis sarung tangan sesuai dengan, dengan
adanya monitoring evaluasi diharapkan petugas bisa untuk instropeksi untuk
menuju perubahan yang lebih baik, hal tesebut menunjukkan fungsi dan tugas
ASN sebagai pelayan publik yaitu memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Selain itu upaya tersebut juga menunjukkan
kewajiban PNS poin 12 dan
14 yaitu mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan, dan memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat, serta kode etik PNS
melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
Sedangkan kemampuan saya dalam melaukan monitoring evaluasi dengan
menguasai IT, serta sikap berintegritas tinggi, professional, serta
memiliki sifat hospitality.
Keterkaitan Kegiatan ketiga dengan Visi dan Misi RSUD R.A.A.
Tjokronegoro
Melakukan evaluasi monitoring pada kegiatan ini dapat
berkontribusi terhadap visi Rumah Sakit Umum daerah yaitu terwujudnya
rumah sakit umum daerah yang handal dan berbudaya dengan selaku
membudayakan kegiatan yang sesuai dengan SPO dan akan menjadikan perawat
yang handal dalam menjalankan tugasnya. Serta dapat meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit yang lebih baik. (Misi ke 1 : memberikan pelayanan
yang profesioanal dan berkualitas).
C. Rekapitulasi Nilai-Nilai Dasar PNS
Dalam Rancangan Aktualisasi yang disusun terdapat 107 nilai berakhlak yang
terbagi dalam 4 kegiatan. namun dalam kegiatan habituasi seiring dengan pemahaman
saya mengenai nilai-nilai berakhlak,terdapat peningkatan nilai nilai dalam kegiatan yang
telah saya laksanakan. Tehitung nilai agenda 2 yang saya implementasikan naik 107
menjadi 133. Rincian perubahan nilai berAKhklak akan saya jelaskan pada tabel berikut.
67

Tabel 3.7 Rekapitulasi Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS

Kegiatan
Kegiatan Ke 1 Kegiatan Ke 2 Kegiatan Ke 3 Kegiatan Ke 4 Jumlah Aktualisasi Kegiatan Per
No Mata Pelatihan MP

R1 R2 R1 R2 R1 R2 R1 R2
1 Berorientasi 3 3 10 10 3 3 2 3 19
Pelayanan
2 Akuntabel 3 3 10 10 3 3 3 3 19

3 Kompeten 2 3 9 10 3 3 3 3 19

4 Harmonis 2 3 9 10 3 3 2 3 19

5 Loyal 2 3 6 10 3 3 1 3 19

6 Adaptif 1 3 7 10 1 3 1 3 19

7 Kolaboratif 2 3 6 10 1 3 3 3 19

Jumlah MP yang 15 21 58 70 17 21 15 21 133


diaktualisasikan
6

D. Manfaat kegiatan Aktulisasi dalam rangka pemecahan Isu


Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya aktualisasi Peningkatan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Ruang Perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A
Tjokronegoro 2022 memberikan manfaat bagi berbagai pihak terkait, diantaranya :
1. Bagi Peserta Pelaihan Dasar CPNS
Mampu mengaktualisasi nilai-nilai dasar BerAKHLAK pada instansi pada lingkup
RSUD R.A.A Tjokronegoro, menjadi tenaga pendidik yang mampu menjalankan
fungsi sebagaipelayan publik, pelaksana kebijakan publik serta perekat dan pemersatu
bangsa, memiliki integritas tinggi, dan professional dalam melaksanakan setiap
pekerjaan pada RSUD R.A.A. Tjokronegoro, Menjadi tenaga kesehatan yang kreatif
dan inovatif dalam pemanfaatan media teknologi untuk membantu meningkatkan
keterampilan teman sejawat, dan Membantu mewujudkan visi dan misi RSUD R.A.A
Tjokronegoro
2. Bagi pasien,
Upaya tersebut untuk melindungi setiap pasien terhadap kemungkinan tertular
infeksi sehingga hari perawatan menjadi lebih cepat dan tidak memperlama
penderitaan baik secara fisik dan psikis.
3. Bagi perawat
Adanya peningkatan keterampilan petugas dalam mengendalikan dan
mencegah infeksi nosokomial, meningkatkan ilmu pengetahuan tentang
pengendalian dan pencegahan infeksi. Sehingga perawat mengerti dan
memahami kemudian menyadari pentingnya pengendalian infeksi nosokomial
dan akhirnya tercipta sikap dan perilaku yang selalu kondusif terhadap upaya
pecegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
4. Bagi Instansi
RSUD R.A.A. Tjokronegoro merupakan RSUD tipe C di Kabupaten
Purworejo yang mulai operasional tanggal 20 Juli 2020. Sebagai rumah sakit
yang baru beroperasional, diharapkan dengan adanya pengoptimalan
penggunaan pemilahan sarung tangan untuk mencegah terjadinya infeksi
dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan dapat terwujudkan
patient safety yang pada akhirnya juga akan berdampak pada kualitas
pelayanan. Sehingga dapat meningkatkan performance rumah sakit di mata
masyarakat, untuk
6

mendorong pasien tetap memilih RSUD R.A.A. Tjokronegoro apabila membutuhkan


lagi fasilitas pelayanan kesehatan.

E. Rancangan Tindak Lanjut Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi sudah dilaksanakan dengan baik, seluruh tahapan dapat
terpenuhi, ada 2 kegiatan utama yang dilaksanakan dalam upaya peningkatan
pencegahan infeksi, yaitu pengadaan sarung tangan rumah tangga dalam upaya
peningkatan pencegahan infeksi. Kemudian kegiatan berikutnya adalah
menyampaikan tindak lanjut kepada mentor untuk menerapkan jenis pemakaian
sarung tangan sesuai tindakan di dalam SPO pemilahan pengguaan sarung tangan.
Untuk itu rencana tindak lanjut yang akan saya susun adalah sebagai berikut :
7

Tabel 3.8 Rancangan Tindak Lanjut Aktualisasi


No Kegiatan dan keterkaitan Output Keterkaitan dengan Nillai Dasar PNS Waktu Para Sumber Ket
dengan MP Agenda 3 Kegiatan Pihak Biaya
Terkait
1. Mengusulkan pengadaan Tersedianya Berorientasi Peayanan 1 bulan Mentor, -
sarung tangan rumah tangan sarung rumah - Memahami dan memenuhi kebutuhan
dalam upaya peningkatan tangga untuk masyarakat dengan melakukan tindakan PPI, dan
pencegahan infeksi perawat preventif menyediakan sarung tangan rumah Perawat
tangga.
diruangan
Akuntabel :
- Melakukan tugas dengan tanggung jawab
Keterkaitan agenda 3. dalam memberikan pelayanan medis.
Kompeten :
Manajemen ASN
- Melakukan tugas dengan kualitas terbaik
Menjalankan tusi dalam memberikan pelayanan kepasien.
1. Pelaksana Kebijakan Publik. Harmonis
Dengan menjalankan tugas perawat - Menjalin komunikasi yang baik dengan
sesuai Permenkes No.27 Tahun tim PPI selaku pihak lain.
2017 Loyal
2. Pelayan Publik - Berdedikasi untuk memajukan instansi,
Memberikan pelayanan yang dengan meningkatkan kualitas pelayanan
professional bagi pasien Adaptif
Kewajiban PNS - Bertindak proaktif dengan permasalahan
Menaati Peraturan Perundang2an kurang persediaan sarung tangan rumah
tentang tugas perawat tangga diruangan.
Serta melaksanakan kebijakan yang Kolaboratif
dirumuskan oleh pejabat - Bekerjasama dengan PPI dalam pengadaan
sarung tangan rumah tangga
pemerintah, dan menaati perarutan
perundang-undangan.
7

2. Mengedukasi fungsi dan Berorientasi Peayanan 1 bulan Mentor, -


peruntukan jenis pemakaian - Dalam menyampaikan tindak lanjut kepada
mentor dengan bersikap ramah dan sopan. Kepala
sarung tangan sesuai
Akuntabel Ruang
tindakan di dalam SPO - Melakukan penyampaian tindak lanjut dengan
pemilahan pengguaan cermat dan teliti. dan
sarung tangan. Kompeten : Perawat
- Melakukan penyampaian dengan kualits
Keterkaitan agenda 3. terbaik
Harmonis
Manajemen ASN - Menjalin komunikasi yang baik dengan
mentor agar petugas menggunakan sarung tangan
Menjalankan tusi selaras dengan SPO pemilahan dan jenis
1. Pelaksana Kebijakan Publik.
penggunaan sarung tangan.
Dengan menjalankan tugas
Loyal
perawatsesuai Permenpan No.25 - Berdedikasi untuk memajukan instansi,
Tahun 2014 dengan meningkatkan kualitas pelayanan
2. Pelayan Publik Adaptif
Dengan memberikan pelayanan - Bertindak proaktif dengan permasalahan
yang profesional bagi pasien petugas kurang patuh pada penggunaan
Kewajiban PNS sarung tangan
Memberikan pelayanan sebaik-
baiknya kepada masyarakat
72

BAB IV

PENUTU

A. Kesimpulan

Laporan ini disusun sebagai bukti pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang


dilakukan selama habituasi sejak tanggal 24 Mei sampai dengan 6 Juli 2022.
Berdasarakan implementasi nilai – nilai dasar serta kedudukan dan peran PNS
yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan aktualisasi, penulis menentukan isu ‘pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang perawatan Gelatik Kenari
RSUD R.A.A Tjokronegroro ‘’ kemudian berusaha diatasi dengan
gagasan isu yang ditetapkan, yaitu‘’ Pengoptimalan penerapan SPO
penggunaan pemilahan sarung tangan untuk pencegahan infeksius oleh
petugas diruang perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A. Tjokronegoro
Purworejo” ‘’. Secara keseluruhan gagasan tersebut dapat terlaksana 100
%
2. Kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai upaya mengatasi isu tersebut
yaitu :
a. Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan sarung
tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut
Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 agar mudah dilihat diruang
perawatan Gelatik Kenari
b. Membuat rancangan media dan melakukan ssialisasi yang berisi
materi SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan jenis
penggunaan sarung tangan sesuai dengan Permenkes No.27 Tahun
2017
c. Melakukan praktik pelaksanaan penggunaan sarung tangan pada saat
tindakan sesuai dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017
d. Melakukan monitoring evaluasi praktik pelaksanaan penggunaan
sarung tangan pada saat tindakan sesuai dengan SPO dan Permenkes
No.27 Tahun 2017
7

3. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, saya mengimplementasikan nilai


BerAkhlak (Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif). Pada rancangan aktualisasi sebelumnya
direncanakan 91 kegiatan. Namun pada pelaksanaan aktualisasi, seiring
pemahaman saya dalam mengimplementasikan nilai tersebut, terdapat
kenaikan 69 nilai menjadi 160 nilai yang sudah direalisasikan
4. Visi RSUD R.A.A Tjokronegoo adalah Terwujudnya Rumah Sakit Umum
Daerah yang Handal, Modern dan Berbudaya. Output kegiatan pada visi
instansi terdapat pada handal, hal itu dikarenakan dengan adanya
penerapan SPO diharapkan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih
baik. Selain itu pada nilai modern dan berbudaya, dikarenakan
penggunaan metode yang belum ada sebelumnya, yaitu media edukasi
ebook sebagai media sosialisasi dengan harapan untuk kedepannya dapat
digunakan kembali dalam melakukan sosialisasi. Sedangkan kontribusi
pada misi RSUD R.A.A Tjokronegoro pada poin 1 memberikan pelayanan
yang profesioanal dan berkualitas, yang dibuktikan dengan adanya
penggunaan sarung tangan yang sesuai dengan jenis tindakan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan, kemudian pada poin 2 menciptakan
lingkungan yang aman dan nyaman, yang dibuktikan dengan pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan sesuai dengan SPO pemilahan dan jenis
penggunaan sarung tangan yang dapat meminimalkan terjadinya infeksi
antar pasien, dan pada poin 4 yaitu mengembangkan pelayanan berbasis
tehnologi, yang dibuktikan dengan pembuatan ebook yang menggunakan
piranti teknologi.
5. Output kegiatan ini terhadap nilai organisasi di RSUD R.A.A
Tjokronegoro diantaranya profesional, kedisiplinan, keterbukaan, dan
kejujuran. Dibuktikan dengan upaya profesional dalam memberikan
pelayanan dan disiplin dalam melakukan tindakan penggunaan sarung
tangan sesuai dengan SPO, keterbukaan dalam bekerjasama untuk
melakukan pengadaan sarung tangan rumah tangga di ruangan, serta
berlaku jujur pada diri sendiri ataupun kepasien terkait disiplin dalam
penggunaan sarung tangan.
6. Kegiatan aktualisasi yang telah dilaksanakan memiliki manfaat bagi
7

penulis untuk mengembangkan kemampuan penerapan nilai – nilai dasar


PNS didalam tupoksinya sebagai seorang perawat. Bagi instansi RSUD
R.A.A Tjokronegoro, aktualisasi tersebut adalah upaya meningkatkan
pengetahuan dan mengubah perilaku perawat dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit sehingga tercipta sikap dan perilaku
yang disiplin agar dapat meningkatkan upaya pencegahan dan
pengendalian infeksi nosokomial yang akan berdampak pada peningkatan
mutu pelayanan dirumah sakit.

7. Sebagai tindak lanjut aktualisasi yang telah dilaksanakan, penulis


berkomitmen agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal saya
menetapkan rencana tindak lanjut yang bermanfaat bagi instansi dan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan untuk masyarakat.

B. Saran

Sebagai upaya keberlangsungan kegiatan aktualisasi tersebut, termasuk


agar manfaat yang dirasakan lebih meluas pada perawat lain, penulis
mengharap dukungan dan bantuan dari pihak terkait, saran tersebut yaitu :
1. Bagi RSUD R.A.A Tjokronegoro

Agar menyediakan peralatan untuk mendukung pencegahan dan


pengendaian infeksi dirumah sakit, tidak hanya sarung tangan yang saat
ini saya angkat permasalahannya namun juga perlengkapan lain untuk
mendukung pelayanan.

2. Bagi PPI

Agar mengawasi setiap prosedur tindakan medis terutama perlengkapan


dalam pencegahan dan pengendalian infeksi dirumah sakit.

3. Bagi perawat ruang Gelatik Kenari

Senantiasa untuk menerapkan SPO pada setiap melakukan tindakan,


bukan hanya untuk menjaga potensi penularan penyakit antar pasien
tetapi juga dapat melindungi perawat dari penularan infeksi.
7

DAFTAR PUSTAKA

Perundang-undangan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah
Sakit. Jakarta 2009.
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2018 Tentang Lembaga
Administrasi Negara
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia nomor 1
Tahun2021 Tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Jabatan
Fungsional Perawat

Daftar Buku dan Website


Akib K, M., et al. (2008). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI & PERDALIN

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial: Problematika dan Pengendaliannya.


Jakarta: Penerbit Salemba Medika
Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi.
Jakarta: Depkes RI
76

https://www.youtube.com/watch?v=IMlXk2yEP-M&t=1602s
https://www.youtube.com/results?search_query=ppi
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Habituasi : Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2017.Manajemen Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan
Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Adaptif: Pelatihan Dasar CalonPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Akuntabel: Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Berorientasi Pelayanan:
Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Harmonis: Pelatihan DasarCalon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Kolaboratif: Pelatihan DasarCalon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Kompeten: Pelatihan DasarCalon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul Loyal: Pelatihan Dasar CalonPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2021.Modul SMART ASN: Pelatihan DasarCalon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Notoatmodjo S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Rineka cipta :
Jakarta
77

LAMPIRAN
BUKTI BUKTI
KEGIATAN

KEGIATAN 1 : Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan


sarung tangan agar mudah dilihat diruang perawatan Gelatik Kenari

Tahap 1 :
Melakukan konsultasi dengan mentor terkait kegiatan menyiapkan SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan diruang Gelatik
Kenari

Bukti No 1
Lembar konsultasi mentor

Nama Peserta : Novitasari, A.Md.Kep

NIP : 199111272020122008

Unit Kerja : RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

Jabatan : Pelaksana/Terampil - Perawat

: Belum optimalnya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang


Rumusan Isu
perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

: Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan


jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27
Kegiatan 1
Tahun 2017 agar mudah dilihat diruang perawatan
Gelatik Kenari

No Hari/Tanggal Arahan/Saran Paraf Mentor

1. 25 Mei 2022  Dalam melengkapi file SPO pemilahan


penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan
sarung tangan yang dianjurkan menurut Permekes
Nomor 27 Tahun 2017 coba berkoordinasi dengan
PPI RSUD R.A.A Tjokronegoro
78

25 Mei 2022  Jika file SPO pemilahan penggunaan sarung


tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang
dianjurkan menurut Permekes Nomor 27 Tahun
2017 sudah tersedia sebaiknya file ditempatkan di
tempat yang mudah dijangkau oleh petugas,
sehingga petugas mudah dalam mencari informasi
terkait pemilahan penggunaan sarung tangan
 Dan file SPO digabungkan saja dengan file SPO
yang lainnya, dijadikan satu dalam satu map
dokumen.

Melakukan konsultasi dengan mentor terkait penyiapan file SPO pemilahn penggunaan sarung
tangan dan jenis penggunaan sarung tangan menurut Permnekes No.27 Tahun 2017
79

Tahap 2 : Berkoordinasi dengan teman sejawat terkait penempatan SPO pemilahan dan
jenis penggunaan sarung tangan
Bukti No 2

Melakukan konsultasi dengan teman sejawat senior terkait penempatan file SPO
pemilahan penggunaan sarung tangan

Melakukan konsultasi dengan teman sejawat terkait penempatan file SPO pemilahan
penggunaan sarung tangan
80

Penempatan file SPO pemilahan penggunaan sarung tangan

Meletekkan SPO pada tempat yang mudah dijangkau oleh teman sejawat
81

Tahap 3 : Melaporkan pelaksanaan penempatan SPO kepada mentor


Bukti No 3
Nama Peserta : Novitasari, A.Md.Kep

NIP : 199111272020122008

Unit Kerja : RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

Jabatan : Pelaksana/Terampil - Perawat

: Belum optimalnya pelaksanaan pencegahan dan pengendalian infeksi di ruang


Rumusan Isu
perawatan Gelatik Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

: Berinovasi terkait penempatan SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan


jenis penggunaan sarung tangan yang dianjurkan menurut Permenkes Nomor 27
Kegiatan 1
Tahun 2017 agar mudah dilihat diruang perawatan
Gelatik Kenari

No Hari/Tanggal Arahan/Saran Paraf Mentor

1. 27 Mei 2022  Dalam melengkapi file SPO pemilahan


penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan
sarung tangan yang dianjurkan menurut
Permekes Nomor 27 Tahun 2017 coba
berkoordinasi dengan PPI RSUD R.A.A
Tjokronegoro

2. 27 Mei 2022  Jika file SPO pemilahan penggunaan sarung


tangan dan jenis penggunaan sarung tangan yang
dianjurkan menurut Permekes Nomor 27 Tahun
2017 sudah tersedia sebaiknya file ditempatkan di
tempat yang mudah dijangkau oleh petugas,
sehingga petugas mudah dalam mencari
informasi terkait pemilahan penggunaan sarung
tangan

3. 30 Mei 2022  Ya setuju, penempatan SPO dijadikan dalam satu


map dokumen, digabung dengan file SPO yang
lainnya,

Laporan pelaksanaan penempatan file SPO


82

KEGIATAN 2 : Membuat rancangan media dan melakukan ssialisasi yang berisi materi
SPO pemilahan penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan sarung tangan sesuai
dengan Permenkes No.27 Tahun 2017
Tahap 1 :
Melakukan konsultasi dengan mentor tekait media yang akan digunakan untuk
sosialisasi
Bukti No.4
83

Laporan konsultasi terkait media yang akan digunakan untuk sosialisasi

Tahap 2 :
Mencari referensi terkait konsep untuk media sosialisasi

Bukti No.5

Mencari referensi bentuk media ebook sebagai media sosialisasi di youtube


84

Mencari referensi materi media sosialisasi ebook

Tahap 3:
Koordinasi dengan tim PPI terkait dengan media yang akan digunakan sosialisasi

Bukti No.6

Melakukan konsultasi dengan ibu katarimah selaku PPI RSUD R.A.A Tjoronegoro terkait materi dalam
ebook
85

Tahap 4:
Membuat ebook sebagai media sosialisasi
Bukti No.7

Media ebook sebagai media sosialisasi

Tahap 5 :
Melakukan uji coba penggunaan ebook bersama dengan teman sejawat
Bukti No.8

Melakuakan uji coba dengan teman sejawat secara langsung


86

Melakukan uji coba dengan teman sejawat melalui link


yang dikirmkan melalui whatsapp

Tahap 6 :
Melakukan penyempurnaan dan finalisasi media sosialisasi ebook
Bukti No.9:

Melakukan penyempurnaan cover ebook telah ditampilkan gambar dari RSUD R.A.A
Tjokronegoro
87

Tahap 7 :
Melakukan pengajuan dan pengusulan pengesahan ebook kebidang promkes
Bukti No.10 :

Melakukan pengajuan dan pengusulan media ebook dengan bidang promkes

Melakukan pengesahan media ebook dengan bidang promkes


88

Lembar konsultasi dengan bidang promkes


89

Penyempurnaan media ebook pada bagian cover setelah


dikonsulkan dengan bidang promkes

Penyempurnaan media ebook pada bagian penutup setelah dikonsulkan


dengan bidang promkes
90

Tahap 8 :
Menyiapkan peserta, waktu, tempat untuk sosialisasi
Bukti No.11 :

Surat undangan kegiatan sosialisasi SPO pemilahn penggunaan sarung tangan


91

Meminta ijin menggunakan ruang untuk sosialisasi pada bidang

Tahap 9 :
Memberikan sosialisasi kepada rekan kerja tentang SPO pemilahan dan jenis penggunaan
sarung tangan
Bukti No.11

Pelaksanaan sosialisasi dengan teman sejawat ruang Gelatik Kenari dan tim PPI RSUD
R.A.A Tjokronegoro
92
93

Power Point sosialisasi SPO Pemilahan dan jenis penggunaan sarung tangan

Daftra hadir peserta sosialisasi


94

Soal pre test sosialisasi Soal post test sosialisasi


95

Tahap 10 :
Melaporkan hasil sosialisasi SPO pemilahna penggunaan sarung tangan dan jenis penggunaan
sarung tangan
Bukti No. 12 :
96

Laporan kegiatan sosialisasi


97

KEGIATAN 3 : Melakukan praktek pelaksanaan penggunaan sarung tangan sesuai


dengan SPO dan Permenkes No.27 Tahun 2017

Tahap 1 :
Melakuakn konsultasi kepada mentor terkait pelaksanaan praktik penggunaan sarung
tangan
Bukti No.13 :

budaya organisasi yaitu Keterbukaan, Kebersamaan, Profesional, dan Kedisiplinan


98

Melakuakn konsultasi terkait pengusuluan pengadaan sarung tangan untuk praktik


penggunaan

Tahap 2:
Menyiapkan perlengkapan alat praktik sesuai dengan SPO dan jenis sarung tangan menurut
anjuran Permenkes No.27 Tahun 2017
Bukti No.14 :

Melakukan permintaan sarung tangan bersih dan sarung tangan steril ke gudang farmasi
99

Melakukan pengusulan pengadaan sarung tangan rumah tangga ke PPI

Tersedianya sarung tangan steril diruangan


10

Tersedianya sarung tangan bersih diruangan

Tersedianya sarung tangan rumah tangga diruangan


10

Tahap 3 :
Melakukan praktik penggunaan sarung tangan sesuai dengan SPO dan jenis sarung
tangan menurut anjuran Permenkes No.27 Tahun 2017
Bukti No15 :

Penggunaan sarung tangan bersih Penggunaan sarung tangan steril


saat pengambilan sample darah ke pasien saat pemasangan cateter urin

Penggunaan sarung tangan rumah tangga saat pencucian alat medis


10

KEGIATAN 4 : Melakukan monitoring evaluasi praktik pelaksanaan penggunaan sarung


tangan pada saat tindakan sesuai engan SPO pemilahan dan Permenkes No.27 Tahun
2017

Tahap 1 :
Melakukan konsultasi dengan mentor terkait pelaksanaan monitoring evaluasi
Bukti No.16 :

Lembar konsultasi terkait rencana pelaksanaan monitoring evaluasi


10

Konsultasi dengan mentor terkait rencana pelaksanaan monitoring evaluasi


10

Tahap 2 :
Membuat lembar monitoring kepatuhan perawat dalam pelaksanaan sesuai dengan SPO
pemilahan Permenkes No.27 Tahun 2017
Bukti No.17 :
10
10
10
10

Tahap 3 :
Melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada mentor
Bukti No.18 :

Laporan Evaluasi

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Ruang Gelatik

Kenari RSUD R.A.A Tjokronegoro Purworejo

A. Latar Belakang

Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga melindungi sumber
daya manusia kesehatan, pasien dan masyarakat dari penyakit infeksi yang terkait pelayanan
kesehatan.

B. Karakteristik Peserta

Peserta sosialisasi merupakan perawat ruang Gelatik Kenari. Jumlah keseluruhan peserta sebanyak
10 peserta. Dari keseluruhan peserta yang mengikuti kegiatan sosialisasi, sebanyak 10 peserta
mengerjakan soal pre test dan post test.

C. Materi

Sosialisasi SPO Pemilahan Penggunaan Sarung Tangan dan Jenis Penggunaan Sarung Tangan yang
dianjurkan berdasarkan Permenkes Nomer 27 Tahun 2017,adapun materi yang dismapaikan yaitu
sebagai berikut :

1. Dasar peraturan tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


2. Tujuan program PPI
3. Pengertian Infeksi
4. Alat Pelindung Diri (APD)
5. Jenis APD
6. Jenis Sarung tangan
7. SPO Pemilahan penggunaan sarung tangan
8. Jenis penggunaan sarung tangan berdasarkan anjuran Permenkes No.27 Tahun 2017
10

D. Pengumpulan Data
Pengukuran pemahaman materi Pemilahan Penggunaan Sarung Tangan pada teman sejawat ruang
Gelatik Kenari menggunakan metode Pretest dan Posttest serta monitoring kepatuhan teman
sejawat terhadap penggunaan sarung tangan yang sesuai.

E. Analisis Data

Gambar Lembar Monitoring Kepatuhan Rekan Sejawat ruang Gelatik Kenari


11

F. Kesimpulan

Pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pemilahan Penggunaan Sarung telah terbukti memberikan


konstribusi dalam upaya meningkatkan pemahaman rekan sejawat ruang Gelatik Kenari. Kontribusi
tersebut terlihat dalam pengukuran pretest dan posttest, serta terhadap materi yang diberikan kepada
peserta selama sosialisasi dilaksanakan. serta meningkatkan kepatuhan teman sejawat di ruang
Gelatik Kenari terhadap pemilahan penggunaan sarung tangan yang sesuai yang dibuktikan dengan
lembar monitoring kepatuhan rekan sejawat ruang Gelatik Kenari.

Anda mungkin juga menyukai