Anda di halaman 1dari 6

Nency Patricia / 151200155 / Kewirausahaan A

Dunkin merupakan salah satu brand asal Amerika Serikat yang bergerak di sektor
makanan. Brand Dunkin dipilih dengan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai strategi.
Pertama, untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Melalui brand Dunkin, perusahaan
memfokuskan untuk mengedepankan makanan seperti sandwich dan juga berbagai jenis kopi.
Hal ini menjadikan nilai dari brand Dunkin semakin mahal dikarenakan jenis makanan dan
minuman yang ditawarkan diinovasikan dan dikemas secara lebih mahal dan menarik. Guna
mewujudkan hal tersebut, Dunkin juga membuat desain logo yang menarik dan sederhana
bertuliskan “DUNKIN” dengan dominasi warna orange dibubuhi titik dan tanda koma.
Dipadupadankan dengan cup polos berwarna putih menjadikan penampilan produk ini semakin
cantik dan berkelas. Hal ini dilakukan Dunkin guna bersaing dengan produk Starbucks di
Amerika Serikat. Kedua adalah beradapatasi mengikuti perkembangan jaman. Dunkin
menyadari bahwa masyarakat lebih menyukai produk yang praktis dan dapat dinikmati kapan
saja. Alasan terakhir pemilihan brand ini adalah kata “Dunkin” yang singkat akan memudahkan
brand ini dikenal masyarakat. Melalui nama brand yang cukup singkat, Dunkin tidak terpaku
pada satu produk. Dunkin bisa memperluas jaringan bisnisnya ke berbagai sektor makanan.
Hal ini sudah diimplementasikan Dunkin dengan menambah lini bisnis mereka, salah satunya
adalah The Dunkin Run yang menjual makanan ringan, seperti wafel, brownies, dan kentang
goreng.

Brand Dunkin ini pernah mengalami perubahan nama di tahun 2018 dan menghabiskan
$100 juta dalam proses rebranding. Awalnya brand ini bernama Dunkin Donut. Pihak
perusahaan resmi melepas nama donut pada brand Dunkin donat untuk memperluas sektor
penjualan, menuruti kebutuhan konsumen dan bersaing dengan starbuck. Seperti yang kita
ketahui kata “donut” dalam Dunkin donut menjadikan brand ini terpaku pada asumsi dan
pandangan masyarakat terkait makanan yang dianggap murah di Amerika Serikat, yakni donut.
Hal ini menjadikan Dunkin Donut sulit untuk bersaing dengan brand besar seperti Starbuck.
Masyarakat cenderung memilih brand dengan tampilan mahal dan menarik. Oleh karena itu,
Dunkin juga melalukan rebranding melalui logo. Mengusung tema “keep it simple”
menjadikan logo Dunkin lebih sederhana dan berkelas. Di sisi lain, Dunkin mulai
memperhatikan gaya hidup, konsumsi, dan kesehatan masyarakat. Awalnya, produk dari
Dunkin donat memang hanya terfokus pada produksi berbagai macam jenis donat. Sayangnya,
kandungan gula yang cukup tinggi pada donat menjadikan minat masyarakat untuk
mengkonsumsi donat secara rutin terutama untuk sarapan, makan siang, maupun makan malam
menjadi turun. Masyarakat cenderung memilih produk yang bisa dinikmati kapan saja dan di
mana saja seperti kopi dan sandwich. Meskipun sudah tidak terfokus pada pembuatan donat,
perusahaan Dunkin tetap memproduksi donat sebagai makanan pendamping dari kopi maupun
sebagai snack. Perubahan nama brand ini dianggap tepat karena 60% pendapatan dari Dunkin
donut berasal dari penjualan kopi. Dunkin merupakan hasil inovasi dari Dunkin donat yang
berfokus pada produk minuman seperti, Cold Brew Coffee, Nitro Coffee, dan Iced Teas.

Keuntungan yang didapat dari brand Dunkin tentunya adalah loyalitas dari pelanggan
dan omset yang semakin meningkat. Sebanyak 32% masyarakat tertarik dengan logo baru milik
Dunkin. Brand Dunkin juga merubah beberapa pelayanan pada Dunkin, seperti peningkatan
dalam peralatan dan strategi on the go. Seperti contoh di Beacon Hill yang menyediakan kios
digital Dunkin. Konsumen dapat mengisi pesanan melalui aplikasi digital dan mengambil di
pusat restoran. Nama Dunkin sukses menarik perhatian masyarakat terutama generqasi muda.
Survei tahun 2021 dari Piper Sandler membuktikan hal ini benar. Bank investasi menunjukkan
bahwa remaja menempatkan Dunkin Donut ke-4 dalam daftar merek restoran teratas mereka.
Ini sangat mengesankan, mengingat ribuan restoran berantai di AS saja. Dunkin Donuts tahu
di mana mendapatkan para remaja melalui brand nama dan sosial media. Kini Dunkin menjadi
nama raksasa yang mampu menyaingi Starbuck dan McDonald.

Keuntungan lain yang didapat Dunkin adalah menjadi salah satu restoran terkemuka
hingga saat ini dengan makanan yang segar, strategi pemasaran yang unik serta ide donat yang
selalu baru. Semenjak menjadi brand Dunkin, perusahaan mampu menjual lebih dari 1,9 miliar
cangkir kopi dalam setahun dan menjual 6,4 juta donat setiap hari. Dunkin adalah waralaba
donat dan bagel terbesar di dunia. Iklan dan kampanya yang bersahabat juga menjadi
keuntungan bagi Dunkin terkqait konsistensi pelanggan. Adanya konsep baru, yakni on the go
juga menjadikan konsumen bisa memesan 24 jam sebelum diambil. Brand ini juga
aktif dalam kegiatan sosial dan penggalangan dana ke sejumlah penelitian medis dan pihak
rumah sakit. Citra logo oren yang menarik untuk anak anak juga semakin meningkatkan daya
beli anak anak ditambah dengan tagline mereka "waktunya membuat donat". Selain tagline
anak, keuntungan loyalitas juga didapat dari tagline “America Runs on Dunkin,” yang
membuat pekerja semangat mengawali hari mereka dengan satu cangkir kopi dan donat.
Sedangkan tagline "You kin' do it" mereka menekankan pada dorongan dan motivasi,
menggambarkan mereka sebagai teman yang setia kepada pelanggan mereka.

Keberhasilan brand Dunkin tentunya tidak terlepas dari pola marketing. Melalui pola
marketing yang baik dan terfokus, sebuah brand akan mendapat perhatian di sendiri di kalangan
masyarakat. Mayarakat akan lebih tertarik untuk menggunakan brand tersebut. Dunkin
memiliki strategi pemasaran yang sangat unik, yakni dengan menggangkan mix marketing,
social media marketing, dan promosi melalui sejumlah influencer. Strategi ini digunakan untuk
menarik minat pelanggan serta meningkatkan pertumbuhan bisnis dan menjaga nilai
keunggulan kompetitif agar tetap bertahan lama.

Strategi pemasaran yang pertama adalah melalui mix marketing, yakni menggabungkan
strategi 4P (Product/ Produk, Promotion/Promosi, Place/Tempat, dan Price/Harga) untuk
meberikan pelayanan yang berkualitas. Aspek pertama adalah produk. Pada awalnya
perusahaan ini hanya menjual produk donat dan kopi. Namun, seiring perkembangan jaman,
mereka mulai menambahkan sandwich, minuman, dan beberapa makanan panggang. Variasi
donat yang ditawarkan pun semakin meningkat hingga 50 varian rasa. Terdapat beberapa
makanan iconic dan favorit, seperti keju dan telur, maple sugar bacon, hash browns, dan
sandwich. Dunkin juga menyediakan es the dan coklat panas.

Strategi yang kedua adalah melalui promosi. Dunkin menggunakan warna pink dan
ungu serta huruf tebal sebagai icon dari brand ini. Hal ini akan memudahkan konsumen dalam
mengingat serta berkesan di hati masyarakat. Sejumlah tawaran menarik seperti pemberian 5
point untuk pembelajaan 1$ yang dapat ditukarkan dengan minuman gratis setelah terkumpul
200 poin. Dunkin juga memanfaatkan kesempatan menjadi sponsor dalam beberapa event,
yakni sponsor tim bola basket NBA, Liga Hoki Wanita Nasional dan sebuah acara reality show
terkenal, yakni America’s Got Talent. Dunkin mencoba merepresentasikan pengenalan brand
mereka dalam skala yang lebih besar melalui mitra dengan acara berkapasitas audience yang
besar. Menurut pandangan saya, melalui mitra dengan sejumlah event, brand Dunkin akan
menjangkau masyarakat luas bahkan hingga tingkat internasional. Secara tidak langsung
mereka sudah merambah melalui iklan dan televisi serta menarik perhatian pecinta event yang
diadakan. Masyarakat yang tadinya tidak mengenal akan tertarik terlebih apabila mereka
menggunakan actor dalam event tersebut sebagai brand ambassador.
Strategi yang ketiga adalah place/ tempat, di mana Dunkin sudah berkembang di 42
negara di dunia. Restoran fast food ini juga hadir dalam layanan online yang memudahkan
konsumen untuk memesan tanpa antri serta menikmati produk kapan saja dan di mana saja.
Aspek terakhir adalah harga, di mana harga merupakan aspek penting ketika masyarakat akan
membeli suatu produk. Mereka akan mempertimbangkan apakah produk yang mereka akan
beli sesuai dengan budget yang mereka miliki. Oleh karena itu, pihak Dunkin tidak menetapkan
harga paten secara global. Sebagai keunggulan kompetitif, mereka akan menawarkan produk
dengan harga yang terjangkau.

Dunkin merupakan jenis perusahaan yang memiliki sejunmlah frenchise di berbagai


negara di seluruh dunia. Hal ini menjadikan setiap perusahaan memiliki akun yang berbeda
dan konten yang unik di masing-masing negara. Dunkin juga aktif di media sosial yakni
Twitter. Terkadang Dunkin menjadikan twitter sebagai ajang membuat konten yang menarik
melalui cuitan di twitter antara pihak Dunkin dengan pelanggan. Melalui cuitan yang lucu dan
interaktif, pelanggan akan tertarik untuk membalas cuitan tersebut, berbagi pengalaman
mereka mengenai Dunkin dan mengajak mereka berpartisipasi dalam mempromosikan Dunkin.
Menurut saya, ini adalah strategi yang sangat unik dikarenakn tidak semua brand mampu
mengkomunikasikan keberadaan mereka di kalangan masyarakat. Melalui komunikasi yang
baik, nama brand akan mudah tertanam dan melekat di pikiran masyarakat dan didukung
dengan logo brand yang ada.

Pihak Dunkin juga aktif menggunakan media sosial. Suatu perusahaan pastinya ingin
menjadi favorit bagi pelanggan mereka. Selain itu, loyalitas pelanggan yang tinggi akan
menjadikan suatu produk maupun brand mampu bertahan dan tetap eksis di pasaran. Oleh
karena itu, Dunkin berusaha mendekatkan diri dengan konsumen melalui sosialisasi di media
sosial. Melalui platform Instagram, Dunkin berinteraksi dan melibatkan pelanggan dengan feed
Instagram yang menarik dan fresh. Disertai dengan grafik dan video yang menampilkan resep
yang dikemas secara epic.

Dunkin memfokuskan pola marketing dengan target usia yang dibagi ke dalam tiga
kelompok, yakni usia 18-25 tahun, usia di atas 25 tahun, serta keluarga. Kelompok usia 18-25
tahun merupakan kelompok pemuda yang terdiri dari pelajar remaja dan para pekerja muda
yang baru mulai berkarier. Kelompok usia di atas 25 tahun adalah mereka yang sudah mulai
dipadatkan dengan agend kerja dengan penghasilan cukup tinggi dengan budget fleksibilitas
pengeluaran yang juga tinggi dan menjadikan restoran sebagai tempat bekerja maupun
beristirahat. Sedangkan kelompok terakhir lebih menyasar pada keluarga yang mencakup
kedua kelompok di atas. Melalui pemahaman ketiga kelompok di atas, Dunkin akan mampu
berinovasi terkait produk produk apa saja yang akan dikembangkan, diperbaharui, hingga
pembentukan produk baru sehingga para konsumen memiliki banyak pilihan.

Strategi terakhir yang digunakan Dunkin adalah menggunakan influencer terutama


TikTok. Strategi ini dilakukan dengan cara melakukan kerjasama dengan TikTok Stars. Salah
satu influencer tersebut adalah Charlie D'Amelio dengan 140 juta followers. Kolaborasi
Dunkin dan Charlie mengadakan penjualan dalam waktu terbatas guna mendorong daya beli
masyarakat. Masyarakat akan terdorong untuk membeli minuman milik Charli. Hal ini terbukti
efektif dengan naiknya penjualan sebesar 45%. Pengunduh apk Dunkin pun naik sebesar 57%.

Dunkin juga mengajak karyawan mereka untuk berpartisipasi dalam pembuatan video
Tik Tok mengenai konten pembuatan makanan dan varian menu Dunkin. Hal ini akan
memudahkan konsumen dalam memilih varian makanan tanpa harus datang ke toko. Pihak
Dunkin juga berinovasi dengan membuat sejumlah merchandise, seperti topi dan selimut.
Sejumlah hastag, seperti #DunkinMenuHackContest turut mewarnai Tik Tok dengan total
hadiah mecapai $100. Promosi ini sukses membuat akun Tik Tok Dunkin memiliki lebih dari
3 juta followers. Pilihan Dunkin menggunakan Tik Tok sangat tepat dikarenakan hamper
seluruh pengguna medsos lebih aktif di TikTok dengan berbagai fitur dan kompilasi video yang
menarik.

The Business Model Canvas of Dunkin

1. Costumer segment
• Prioritas 1 : Generasi remaja (18 – 25 tahun)
• Prioritas 2 : Usia di atas 25 tahun
• Prioritas 3 : Keluarga
2. Value Proposition
• Camilan donat sehat dengan berbagai varian
• Snack sehat seperti sandwich
• Kopi ramah perut
3. Costumer Relationship
• Tidak ada putus dengan pelanggan meskipun selesai transaksi
• Terdapat pekerja yang melayani pelanggan
• Mempertahankan kualitas produk
• melakukan inovasi produk baru
4. Revenue Steam
• Penjualan produk dunkin ke konsumen
• Franchise dunkin
5. Key Partnership
• Pemasok tepung dan kopi
• Pemasok kemasan
• Kurir
• Franchise
• Platform

Referensi

Build. 2023. “Dunkin Donut Marketing Strategy: A Recipe for Attracting Over 3 Million
Customers Daily”. Diakses dari https://buildd.co/marketing/dunkin-donut-marketing-
strategy pada 9 Maret 2023.

Shastri, Aditya. 2023. “Detailed Marketing Strategy of Dunkin Donuts”. Diakses dari
https://iide.co/case-studies/marketing-strategy-of-dunkin-
donuts/#:~:text=The%20prices%20of%20the%20different,an%20affordable%20price
%20to%20customers pada 9 Maret 2023.

Yadav, Liana. 2022. “The Story of Dunkin’ Donuts”. Diakses dari https://icytales.com/the-
story-of-dunkin-donuts/ pada 9 Maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai