PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individu, fungsi sosialnya adalah untuk
membantu setiap individu menjadi anggotamasyarakat yang lebih efektif dan
memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan kini, fungsi individunya adalah
untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan lebih produktif
dengan menyiapkan diri menghadapi dunia industri yang lebih maju dan modern.
Pendidikan mempunyai fungsi sosial dan individu, fungsi sosialnya adalah untuk
membantu setiap individu menjadi anggotamasyarakat yang lebih efektif dan
memberikan pengalaman kolektif masa lampau dan kini, fungsi individunya adalah
untuk memungkinkan seorang menempuh hidup yang lebih memuaskan lebih produktif
dengan menyiapkan diri menghadapi dunia industri yang lebih maju dan modern.
Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan maka salah satu upaya yang
dilakukan Sekolah Menengah Kejuruan khususnya SMK Negeri 5 Waingapu megadakan
kegiatan Praktek Kerja Lapangan untuk membekali siswa – siswi dalam menghadapi
kompetisi kerja pada era globalisasi.
Dengan adanya kegiatan ini siswa – siswi memiliki kemampuan, keterampilan
dan keahlian yang berkualitas dan profesional dalam bidang pekerjaannya, dengan
demikian mutlak mempersiapkan tenaga kerja yang siap pakai dan terampil untuk terjun
keduania industri yang modern.
Disamping itu juga kegiatan Praktek Kerja Lapangan dan penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh siswa-
siswi agar dapat mengikuti pengujian kompetensi pada ujian nasional dan ujian sekolah
tahun ajaran 2019/2020.
Praktek Kerja Lapangan merupakan arti dari seluruh program pendidikan, karena
program ini dirancang untuk membekali kemampuan siswa yang utuh dan terintegrasi.
Maka program Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan sesudah siswa-siswi
menerapkan pengetahuan dan teori yang diperoleh dari sekolah sesuai dengan jurusan
yang diambil siswa selama sekolah.
CV. Karya Jaya merupakan salah satu penyedia jasa kondtruksi yang dapat
menyediakan informasi tentang tugas dan fungsi suatu organisasi potensi personil
maupun prasarana yang ada dikelola dengan baik agar tugas dan pekerjaan yang
dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Untuk memahami dan menunjang teori yang telah diperoleh penulis selama di
bangku sekolah maka penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di CV. Karya Jaya
Kab Sumba Timur.
Sebagai sekolah Menengah Kejuruan setiap siswa dan siswi-nya harus
mengikuti pendidikan sistem ganda atau dengan kata lain Praktek Kerja
Lapangan(PKL). Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada saat naik
kelas 3 ataupun sesuai kurikulum sekolah masing-masing dan jurusan masing-masing.
Di dalam Praktek Kerja Lapangan siswa mampu menonjolkan sikap yang sistematik
terhadap pekerjaan yang diperintahkan oleh atasan ataupun pembimbing karena sikap
disiplin dan tepat waktu sangat berpengaruh terhadap penilaian dalam Praktek Kerja
Lapangan. Dengan melihat pernyataan di atas, pemerintah dalam hal ini terutama Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan lebih memberi dorongan dan memperluas kesempatan
1
untuk melaksanakan magang bagi para siswa/siswinya. Suatu proses pendidikan berupa
lahan kerja instansi yang meliputi proses peningkatan pengetahuan dan sikap yang
diperlukan sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang sesuai dengan studi
masing-masing.
Pada kesempatan ini penulis akan membahas masalah “PEKERJAAN KOLOM
PADA GEDUNG PUSKESMAS KAMBANIRU DI KELURAHAN WANGGA,
KECAMATAN KAMBERA, KABUPATEN SUMBA TIMUR OLEH CV. KARYA
JAYA” Karena selama Praktek Kerja Lapangan (PKL) penulis melakukan pengawasan
pembangunan PUSKESMAS di Kelurahan Wangga, Kecamatan Kambera, Kabupaten
Sumba Timur CV. KARYA JAYA bersama pembimbing lapangan dan pada dasarnya
banyak orang yang tidak begitu paham tentang pekerjaan kolom pada gedung
PUSKESMAS.
B. RUANG LINGKUP
1. Waktu
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 3 bulan yaitu dari tanggal 12
Agustus 2019 sampai dengan 12 November 2020.
Jam Kerja : Senin- Sabtu : Masuk pukul 07.30 sampai pukul 14.00 (7,5 jam)
2. Tempat
Tempat Pelaksanaan Prakerin di CV. KARYA JAYA yang beralamat di Jl.D.I
Panjaitan- Kel.Matawai- Kec.Kota Waingapu, Kab. Sumba Timur.
2
3. Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
a. Manfaat Bagi Siswa
a. Untuk mengenalkan kepada siswa tentang Dunia Kerja yang sesungguhnya.
b. Agar siswa menjadi lebih kreatif dan selalu berfikir positif.
c. Supaya siswa lebih bertambah wawasan.
d. Menjadikan siswa yang lebih mandiri dan mau berusaha.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai
berikut :
Halaman Judul/Sampul
Lembar Pengesahan
Lembar Penguji
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Ruang Lingkup
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN UMUM
A. Gambaran umum Perusahaan/industri
B. Sejarah Perusahaan/industri
C. Sistem yang sedang berjalan / Stuktur organisasi
BAB III LANDASAN TEORI
A. Tinjauan teoritis tentang masalah yang dibahas
B. Penjelasan ilmiah dilengkapi dengan table dan gambar
BAB IV PEMBAHASAN MASALAH
A. Penjabaran Kegiatan Pekerjaan Lapanga (PKL)
B. Kendala Pekerjaan Lapanga (PKL) dan Usulan Pemecahan Masalah
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
Dirktur
CV. KARYA JAYA
YOHANES JALDA SENGUI
Pengawas
CV. KARYA JAYA
HARI KUSUMA
4
BAB III
LANDASAN TEORI
Gambar Balok
Ketika kita akan melakukan pekerjaan kolom, balok, maupun sloof, kita
dituntut untuk mendimensi tulangannya agar struktur tersebut kuat. Pada kesempatan
ini, saya akan membahas tentang jenis – jenis tulangan yang ada digunakan maupun
ditemui di berbagai proyek pembangunan.
Macam-macam tulangan dalam pekerjaan pembesian yang biasa jumpai di
lapangan adalah sebagai berikut :
1. Tulangan Pokok.
Tulangan Pokok disebut juga tulangan utama atau tulangan memanjang. Yaitu
tulangan yang memanjang searah dengan panjang balok ataupun kolom.
5
2. Tulangan Tumpuan
Yaitu tulangan pokok atau tulangan utama yang posisinya berada di sekitar area
tumpuan. Biasanya yang menggunakan istilah ini hanya untuk balok (dan juga
pelat). Kolom tidak mengenal tulangan tumpuan. Kalau kolom biasanya istilahnya
tulangan ujung atas atau bawah.
6
5. Tulangan Ekstra
Yaitu tulangan tambahan yang ditambahkan pada tulangan tumpuan atau tulangan
lapangan. Biasanya tulangan ekstra ini tidak dipasang di sepanjang balok, tapi
hanya di sekitar area yang membutuhkan saja.
7
Jika beban di atas balok itu cukup besar, maka serat serat beton bagian tepi
bawah akan mengalami tegangan tarik yang cukuptak besar pula, sehingga
dapat terjadi retak pada bagian tepi bawah. Keadaan ini terjadi terutama pada
daerah beton yang momennya besar, yaitu pada bagian tengah bentang.
b. Balok Beton dengan Tulangan .
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat serat balok bagian tepi
bawah, maka diperlukan baja tulangan sehingga disebut dengan istilah “Beton
Bertulang” pada balok beton bertulang ini, tulangan baja ditanam dalam beton
sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang dibutuhkan untuk menahan momen
pada penampang retak dapat ditahan oleh tulangan seperti tampak pada gambar
II.2
8
atau di atas tumpuan), sehingga sering mengakibatkan terjadinya retakan beton
akibat tegangan lentur tersebut.
Tulangan longitudinal ini dipasang searah sumbu batang. Berikut ini diberikan
beberapa contoh pemasangan tulangan memanjang pada balok maupun pelat
(lihat Gambar II.4).
9
d. Jumlah tulangan maksimal dalam 1 baris
Dimensi struktur biasanya diberi notasi b dan h, dengan b adalah ukuran lebar
dan h adalah ukuran tinggi total dari penampang struktur. Sebagai contoh
dimensi balok ditulis b/h atau 300/500, berarti penampang dari balok tersebut
berukuran lebar balok b = 300 mm dan tinggi balok h = 500 mm
BJTP – 24 24 39 18
BJTP – 30 30 49 14
BJTD – 30 30 49 14
BJTD – 35 35 50 18
BJTD – 40 40 57 16
SNI menggunakan simbol BJTP ( Baja Tulangan Polos) dan BJTD ( Baja
Tulangan Ulir ). Baja tulangan polos yang tersedia mulai dari mutu BJTP -24 hingga
BJTP – 30, dan baja tulangan ulir umumnya dari BJTD – 30 hingga BJTD 40. Angka
yang mengikuti simbul ini menyatakan tegangan leleh karakteristik materialnya.
10
Sebagai contoh BJTP – 24 menyatakan baja tulangan polos dengan tegangan leleh
material 2400kg/ cm2 ( 240 MPa )
Secara umum berdasarkan SNI 03-2847-2002 tentang Tata cara perhitungan
struktur beton untuk bangunan gedung, baja tulangan yang digunakan harus tulangan
ulir. Baja polos diperkenankan untuk tulangan spiral atau tendon. Di samping mutu
baja beton BJTP 24 dan BJTD 40 seperti yang ditabelkan itu, mutu baja yang lain
dapat juga spesial dipesan (misalnya BJTP 30). Tetapi perlu juga diingat, bahwa waktu
didapatnya lebih lama dan harganya jauh lebih mahal. Guna menghindari kesalahan
pada saat pemasangan, lokasi penyimpanan baja yang spesial dipesan itu perlu
dipisahkan dari baja Bj.Tp 24 dan Bj.Td 40 yang umum dipakai. Sifat-sifat fisik baja
beton dapat ditentukan melalui pengujian tarik. Sifat fisik tersebut adalah: kuat tarik
(fy) ,batas luluh/leleh, regangan pada beban maksimal, modulus elastisitas (konstanta
material), (Es)
Tulangan Polos
Baja tulangan ini tersedia dalam beberapa diameter, tetapi karena ketentuan
SNI hanya memperkenankan pemakaiannya untuk sengkang dan tulangan spiral, maka
pemakaiannya terbatas. Saat ini tulangan polos yang mudah dijumpai adalah hingga
diameter 16 mm, dengan panjang 12 m.
Diameter Berat ( kg / m) Luas penampang
( mm ) ( cm2 )
6 0,222 0,28
8 0,395 0,50
10 0,617 0,79
12 0,888 1,13
16 1,578 2,01
11
Bentuk baja tulangan seperti gambar di bawah ini :
12
Baja tulangan yang digunakan pada proyek ini yaitu :
a. Untuk baja tulangan D < 10 mm digunakan BJTP 24 dengan fy = 240 MPa.
b. Untuk baja tulangan D <10 mm digunakan BJTD 40 dengan fy = 400 MPa.
c. Baja yang digunakan dalam proyek ini adalah dari.
13
Gambar 3.15. Bar cutter
4. Pembengkok Tulangan (Bar Bender)
Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan seperti
pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk sambungan tulangan
kolom, juga pembengkokan tulangan balok dan plat. Sudut yang dapat dibentuk
oleh pembengkok tulangan dapat diatur besarnya, yaitu 450, 900,1350 dan1800.
Kapasitas alat antara 5 sampai 8 tulangan tergantung dari besarnya diameter
tulangan yang akan ditekuk oleh bar bender. Adapun spepesifikasi bar bender yang
digunakan dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
Merk dan Type : Toyo
Buatan : Jepang
Jumlah : 2 unit
Kapasitas : 4 – 5 tulangan. Tergantung diameter tulangan yang
dibengkokkan.
14
2. Setelah pembesian kolom lantai bawah dan bekisting kolom selesai dirakit, maka
pengecoran dimulai untuk struktur kolom bagian bawah tersebut.
3. Bekisting balok dan bekisting lantai atas dibuat sebagai acuan cetakan struktur
beton atas. Dimensi bekisting tersebut dibuat sesuai dengan kebutuhan dan gambar
rencana.
5. Pembesian untuk struktur lantai atas dirangkai berkaitan pada penulangan balok
dan kolom yang sudah diselesaikan sebelumnya. Agar besi bagian bawah tidak
menempel pada bekisting dibutuhkan beton tahu/beton decking dengan tebal
sesuai selimut beton. Sedangkan untuk besi bagian atas digunakan penopang
tulangan agar saat diinjak saat perakitan dan pengecoran tidak melendut kebawah.
15
6. ntuk bekisting tangga, dibuat sesuai ukuran gambar kerja yang direncanakan
dimana jumlah optrade dan aantrade sudah ditentukan berdasarkan perhitungan
ketinggian lantai atas.
7. Penulangan tangga dirangkai dengan mengait pada pembesian balok lantai atas.
Beton decking diletakan pada bagian bawah dan samping agar pembesian tangga
tidak menempel pada bekisting.
8. Maka setelah pekerjaan rangkaian pembesian struktur lantai atas selesai dimulailah
pengecoran dimulai pada bagian balok dan plat lantai atas.
9. Pengecoran berlanjut pada bagian tangga seperti pada gambar ilustrasi dibawah
ini.
16
10. Setelah coran beton mengering, pekerjaan pasangan dinding untuk lantai atas
dapat dimulai dengan menumpu pada balok lantai atas.
17
beban yang timbul akibat proses menumpahkan adukan beton ke bekisting serta faktor
lain yang mempengaruhinya antara lain angin, getaran dan lain – lain.
Pekerjaan Persiapan meliputi antara lain :
Dalam hal perancahnya itu sendiri harus dipersiapkan bahannya dengan cukup dan
lengkap
Dalam hal pekerjaan pembuatan dan erecting diperlukan tenaga yang
berpengalaman, alat yang memadai
Surveying lapangan tempat kerja
Melaksanakan pengukuran yang teliti, disertai tenaga yang berpengalaman dari
pihak employer dan pemborong
18
c. Kaku, terutama pada bekisting kontak sehingga dapat mencegah terjadinya
perubahan dimensi, bunting atau keropos pada struktur beton.
Perancangan suatu bekisting dimulai dengan membuat konsep sistem yang
akan digunakan untuk membuat cetakan dan ukuran dari beton segar hingga dapat
menanggung berat sendiri dan beban-beban sementara yang terjadi. Syarat- syarat
yang harus dipenuhi yaitu :
1. Kekuatan
Bekisting harus dapat menahan tekanan beton dan berat dari pekerja dan
peralatan kerja pada penempatan dan pemadatan.
2. Kekakuan
Lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi 0,3% dari dimensi permukaan beton.
Perawatan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa lendutan kumulatif dari
bekisting lebih kecil dari toleransi struktur beton.
3. Ekonomis
Bekisting harus sederhana dan ukuran komponen serta pemilihan material harus
ditinjau dari segi pembiayaan.
4. Mudah diperkuat dan dibongkar tanpa merusak beton atau bekisting
Metode dan cara bongkar serta pemindahan bekisting harus dicermati dan
dipelajari sebagai bagian dari perencanaan bekisting, terutama metode
pemasangan dan levelling elevasi.
Ada 3 tujuan penting yang harus dipertimbangkan dalam membangun
9
dan merancang bekisting, yaitu :
1. Kualitas : Bekisting harus didesain dan dibuat dengan kekakuan (stiffness) dan
keakurasian sehingga bentuk, ukuran, posisi dan penyelesaian dari pengecoran
dapat dilaksanakan sesuai dengan toleransi yang diinginkan.
2. Keselamatan : Bekisting harus didirikan dengan kekuatan yang cukup dan faktor
keamanan yang memadai sehingga sanggup menahan / menyangga seluruh beban
hidup dan mati tanpa mengalami keruntuhan atau berbahaya bagi pekerja dan
konstruksi beton.
3. Ekonomis : Bekisting harus dibuat secara efisien, meminimalisasi waktu dan
biaya dalam proses
K. BAHAN BEKISTING
1. Bahan Utama Bekisting
Kayu, papan, plywood, multiplex
Besi, metal (secara fabricated)
Sheet pile
Lobang biasa yang dibentuk ditanah (misal : Tiang straus, cakar ayam, dsb)
2. Bahan Pembantu
Tikar, anyaman bambu (gedeg), kertas semen b. Plester kist
(semen+pasir+diaci halus+dicat)
Hardboard
Oil Kist
Paku, baut + mur, Pipa PVC Ø kecil
3. Macam – macam Cetakan (Kegunaannya)
Pondasi, Sloof/Grid Beam b. Kolom (Column)
19
Balok (Girder, Beam)
Dinding, Panel (Wall)
Lantai, Atap (Floor, Roof)
Tangga (Stair)
Menara (Tower)
1 I kering
> mutla
>1100 mutla
>650
2 II 0,9- 0,60 1100
0,90 - 650 - 425
3 III 0,60 - 0,40 725
725 - 500 425 - 300
4 IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215
5 V <0, <360 <215
Sumber : PKKI Tahun 19613
Material kayu memiliki sifat-sifat menguntungkan dalam fungsinya sebagai
bagian dari konstruksi yaitu :
Kekuatan yang besar pada suatu massa volumik yang kecil. Harga yang relatif
murah dan dapat diperoleh dengan mudah. Mudah dikerjakan dan alat-alat
sambung yang sederhana. Isolasi termis yang sangat baik.
Dapat dengan baik menerima tumbukan-tumbukan dan getaran-getaran serta
penanganan yang kasar di tempat pendirian sebuah bangunan.
Dalam penggunaannya sebagai bagian dari konstruksi banyak yang mempengaruhi
sifat dan kekuatan kayu tersebut. Oleh karena itu terdapat faktor- faktor pengali
yang disesuaikan dengan kondisi konstruksi dimana kayu tersebut ditempatkan
yaitu :
Untuk konstruksi yang selalu terendam air.
Untuk bagian konstruksi yang tidak terlindung dan kemungkinan besar kadar
lengas kayu akan selalu tinggi.
Untuk konstruksi kayu yang tidak terlindung tetapi kayu tersebut dapat mengering
dengan cepat.
Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan
muatan angin.
Untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan
tetap dan tidak tetap.
20
Untuk pembebanan yang bersifat khusus (getaran, dll).
Sebagai dasar perhitungan kekuatan kayu dalam analisa perencanaan bekisting ini
yang ditinjau adalah properti tegangan-tegangan ijin serta modulus elastisitas dari
material kayu yang akan digunakan tersebut.
Tabel 2. 2 Nilai-nilai tegangan ijin kayu dan modulus elastisitasnya
No Jenis Kelas kuat kayu
tegangan I II III IV V
(kg/
cm2serat
1 Tegangan lentur sejajar ) (σ lt //) 150 100 75 50 -
2 Tegangan tekan = Tarik sejajar serat (σ tk // = σ 130 85 60 45 -
3 tr //)
Tegangan tekan tegak lurus serat (σ tk ) 40 25 15 10 -
4 Tegangan geser sejajar serat ( τ //) 20 12 8 5 -
5 Modulus Elastisitas (E) 125.00 100.00 80.00 60.00 -
Sumber : PKKI tahun 1961 0 0 0 0
2. Multiplek
Tripleks terdiri sejumlah lapisan kayu finer yang direkatkan bersilang satu di atas
yang lain. Pada umumnya lapisan-lapisan finer dikupas dari sebatang kayu bulat;
finer yang ditusuk akan memperlihatkan retakan-retakan kecil di permukaannya.
Ketebalan satu lapisan finer berkisar antara 1,5 – 2,5 hingga 3 mm. Setiap lapis
finer dari satu plat tidak harus sama tebal dan dari jenis kayu yang sama.
Jenis lem yang digunakan untuk merekatkan lapisan finer-finer tersebut harus tahan
terhadap iklim luar selama suatu jangka waktu yang terbatas dan terhadap
pencemaran oleh organisme mikro.
Dalam penggunaanya sebagai material kontak, lapisan terluar daripada triplek ini
harus terbuat dari kualitas kayu yang lebih baik daripada lapisan yang ada
didalamnya dan yang paling utama adalah tahan lama serta tahan aus.
Hal-hal yang merugikan dengan menggunakan triplek (multiplek) adalah sebagai
berikut :
Harganya yang relatif tinggi.
Sudut dan tepi dari plat-plat mudah rusak.
Permukaan dari plat harus ditangani dengan hati-hati.
21
Dengan bobot yang ringan harus dapat dan mampu untuk
memindahkan beban-beban yang relatif berat.
Tahan terhadap penggunaan yang berlangsung kasar.
Pemasangan dan penyetelan dengan cara yang sederhana.
Sesedikit mungkin komponen-komponen lepas.
Mudah dikontrol
Dapat dipakai berulang-ulang.
Penopang dapat dibagi dalam beberapa kelompok utama, antara lain yaitu :
a. Stempel kayu (penopang dari kayu)
Stempel dari kayu gergajian, kayu bulat dan kayu yang diberi kekuatan, sudah
digunakan sejak dahulu sebagai alat penopang pada bekisting. Tetapi
dalam tahun-tahun terakhir ini penggunaannya semakin berkurang. Karena
muncul berbagai macam material yang tidak memerlukan terlampau
banyak penanganan namun dengan kemungkinan penyetelan yang sangat luas.
b. Stempel baja
Pada beban-beban yang lebih besar, stempel baja tetap menarik untuk dijadikan
pilihan sebagai penopang. Sekalipun harganya relatif mahal. Sebaiknya
material untuk stempel ini digunakan dalam bentuk profil. Dikombinasikan
dengan penyangga dan balok-balok atas dari baja maka terbentuklah pemikul.
c. Steger pipa dari baja
Komponen-komponen untuk membuat sebuah steger pipa baja terdiri dari
bagian-bagian yang ringan dengan bantuan perangkai – perangkai dapat
dihubungkan satu sama lain dengan cara sederhana. Profil baja yang diperlukan
adalah pipa yang dilas tumpul dengan garis tengah sebesar 48,3 mm,
ketebalannya 3,2 mm, dan beratnya 3,6 kg/m. Pipa steger dapat diperoleh
dalam ukuran panjang 1-1.5,2,3,4, dan 6 m. Dengan beban yang diijinkan untuk
satu tiang bervariasi antara 5 sampai 40 kN.
Meskipun pendirian sebuah penopang dari steger pipa memerlukan banyak
pengerjaan, namun material ini bisa sangat menarik untuk sebuah bekisting.
Karena dengan steger pipa dapat disusun konstruksi-konstruksi yang paling
rumit sekalipun.
d. Steger sistem dari baja
Dibandingkan dengan steger pipa dari baja, steger sistem ini mempunyai
kelebihan sebagai berikut :
Tidak begitu banyak memerlukan pengerjaan.
Tidak memerlukan tenaga ahli.
Komponennya lebih sedikit.
Menara-menara yang dibangun sudah mempunyai stabilitas sendiri.
Steger-steger sistem dapat dirangkai dalam arah ketinggiannya, sedangkan
pembangunannya dapat dilaksanakan dengan cepat. Steger-steger sistem
dibangun melalui penumpukan sebuah kuda-kuda dengan menggunakan 2
tiang atau sebuah menara dengan menggunakan 3 atau 4 tiang.
22
Gambar 2.5 Contoh pembangunan sebuah steger sistem baja
(F. Wigbout,1992 hal 84)
Beban yang diijinkan untuk setiap kuda-kuda adalah 50 – 100 kN. Tergantung
dari sistem yang digunakan dan pemendekan tekukan. Sedangkan beban yang
diijinkan untuk setiap menara adalah 160 – 200 kN. Menara-menara diarngkai
membentuk penampang segitiga, segiempat, atau persegi panjang. Untuk
sambungan kuda-kuda dan menara digunakan alat-alat sambung sistem khusus
sehingga dapat menghemat waktu pemasangannya.
e. Stempel sekrup
Digunakan untuk beban-beban yang agak ringan, daya dukungnya
adalah 5 – 20 kN. Sisi bawah dari stempel sekrup ini dilengkapi dengan
sebuah pelat kaki beserta lubang-lubang untuk paku. Bagian atasnya dilengkapi
oleh sebuah pelat kepala dan sebuah garpu yang dapat menyangga satu atau
dua buah balok. Adapula stempel- stempel khusus yang dilengkapi dengan
pelat-pelat kaki dan pelat puncak yang dapat berputar, dan dapat menahan gaya
tarik maupun tekan.
23
oleh kepala dan kaki yang dapat diatur. Daya dukung yang dimiliki oleh jenis
stempel ini bervariasi, yaitu antara 140 -350 kN.
N. MATERIAL PEMIKUL
Berdasarkan fungsinya, pemikul dapat digunakan untuk menahan beban
horisontal seperti lantai dan balok, dan untuk bidang vertikal seperti dinding. Dimana
pemikul-pemikul ini terbentuk dari komponen yang ringan dan dapat dirangkai,
dipasang, dan dilepas dengan mudah.30 Berdasarkan konstruksinya, pemikul bekisting
dibagi menjadi 2 (dua), yaitu :
1. Pemikul yang dapat digeser
Pemikul-pemikul yang dapat digeser terdiri dari satuan-satuan yang berukuran
pendek dan ringan, terbuat dari bahan baja atau kayu, biasanya berbentuk kisi atau
rangka. Pemikul kayu dengan bentuk 4,35 m, dengan bantuan pengikat-pengikat
dari baja dan pasak-pasak kayu. Bobot dari satu pemikul adalah 7 (tujuh) sampai 9
(sembilan) kg/m.
24
Karena ada bermacam-macam material bekisting kontak dan penopang, maka
pemilihan material ditentukan oleh faktor ulang yang diharapkan dan penggunaan
(ulang) pada lebih dari satu bangunan. Hal yang harus dipertimbangkan adalah :33
Pemasangan bagian-bagian yang akan dicor;
Berbagai tuntutan yang akan dikenakan pada permukaan beton;
Fleksibilitas dan kemungkinan penyesuaiannya.
25
d. Balok engkel (gelagar memanjang)
Balok engkel pada konstruksi balok dimensi kecil jarang dipakai. Fungsinya
adalah menyalurkan beban dari konstruksi di atasnya kepada stempel atau
penopang di bawahnya.
e. Stempel / penopang
Stempel adalah bagian yang menahan beban dari beban di atasnya dan
menyalurkannya pada tanah atau lantai yang ada di bawah. Kekuatan
daripada stempel ini yang menentukan kestabilan dari keseluruhan
bekisting. Material stempel ini biasanya dari balok-balok kayu atau yang lebih
modern lagi telah dibuat alat-alat standar stempel yang telah banyak macamnya
seperti; standard scaffolding, ring scaffold, pipe support dan lain-lain. Selain
lebih mudah dalam pemasangan dan pembongkaran, kekuatan dari stempel
fabrikasi ini juga dapat disesuaikan dengan beban yang ada.
f. Skoor
Skoor adalah penopang pipi balok. Fungsinya menyebarkan gaya horisontal
yang diterima pipi balok kepada balok suri atau kayu memanjang yang ada
dipangkalnya. Skoor biasanya terbuat dari potongan-potongan kayu atau
yang lebih mekanis lagi berupa alat fabrikasi yang didesain sebagai penahan
pipi balok biasanya terbuat dari besi siku atai pipa hollow segiempat.
2. Metode Bekisting Pelat
Pada umumnya lantai dicor bersama-sama dengan balok. Konstruksi bekisting lantai
harus dapat menahan beban-beban yang bekerja diatasnya agar memenuhi syarat
sebagai bekisting dan tidak melebihi lendutan yang diijinkan. Bagian-bagian pada
bekisting lantai yang menerima beban terdiri dari balok kayu yang dihubungkan
satu dengan lainnya dengan dibantu oleh papan pengokoh dan selur-selur yang
terdiri dari kayu papan agar konstruksi lebih stabil.
a. Bekisting kontak
Sama halnya seperti pada bekisting balok fungsi bekisting kontak ini
menyalurkan beban dari beton ke anak balok yang ada di bawahnya.
b. Anak balok / rangka plat
Rangka plat inilah yang menjadi tulangan dari bekisting plat. Jarak praktis
pemasangan anak balok ini antara 25 sampai 50 cm tergantung dari pembebanan
dan juga jenis dan tebal material plat yang dipakai sebagai bekisting kontak.
c. Balok penyangga
26
Balok penyangga ini berfungsi seperti balok engkel pada bekisting balok. Beban
yang diterima dai anak balok diteruskan kepada stempel yang ada di bawahnya.
d. Stempel /penopang
Stempel adalah bagian yang menahan beban dari beban di atasnya dan
menyalurkannya pada tanah atau lantai yang ada di bawah. Kekuatan
daripada stempel ini yang menentukan kestabilan dari keseluruhan bekisting.
Material stempel ini biasanya dari balok-balok kayu atau yang lebih modern lagi
telah dibuat alat-alat standar stempel yang telah banyak macamnya seperti;
standard scaffolding, ring scaffold, pipe support dan lain-lain. Selain lebih
mudah dalam pemasangan dan pembongkaran, kekuatan dari stempel fabrikasi
ini juga dapat disesuaikan dengan beban yang ada.
Pembuatan (build)
Pembuatan bekisting yang paling awal sebelum digunakan (pekerjan prefabrikasi)
adalah aktifitas praktis dengan berbagai macam tipe cetakan. Bentuk cetakan
bangunan tergantung hanya kepada inisial pre-fabrikasi dari bekisting dan
pengeluaran yang lebih jauh kemudian terlingkup dalam pekerjaan pemasangan
dan perkuatan.
Pemasangan (erect)
Tingkat produktivitas rata-rata pekerja untuk pemasangan bekisitng cukup untuk
menutupi pemasangan dari semua bentuk bekisting tetapi tidak termasuk
pemasangan sistem perkuatan eksternal.
Pembongkaran (strip)
Pembongkaran dari bekisting mencakup pemindahan, pembongkaran, pembersihan,
pelumasan, penyimpanan sementara dan perbaikan ari bekisting setelah pemakaian
sehingga siap digunakan untuk operasi selanjutnya.
1. Bekisting Balok
Struktur balok beton adalah konstruksi yang menghubungkan satu kolom
dengan kolom lainnya untuk menopang lantai dan beban-beban yang ada diatasnya.
Bentuk penopang balok beton umumnya persegi panjang dengn posisi berdiri.
Berikut langkah kerja pelaksanaan bekisting balok, dengan bentuk bekisting balok
persegi panjang :
a. Pembuatan (build)
Persiapan material kontak bekisting balok berupa multiplek atau papan yang
dipotong sesuai dengan ukuran balok yang akan dikerjakan. Perlu
diperhatikan metode pemotongan agar tidak terjadi banyak pemborosan
material.
Pembuatan panel pipi balok dan alas (bodeman) dengan
pemotongan rangka panel sesuai dengan ukuran dan jarak pemasangan
27
yang telah direncanakan. Apabila menggunakan rangka kayu, maka
sebaiknya diserut terlebih dahulu untuk memastikan kerataan permukaan
kayu dan memudahkan perangkaian.
b. Pemasangan (erect)
Menentukan dan mengukur ketinggian dasar bekisting balok, kemudian
menarik dari dua buah titik yang sudah diukur dengan waterpass sebagai
dasar bekisting.
Memasang papan alas sebagai tempat berdirinya perancah (tiang).
Memasang perancah / stempel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
sesuai dengan gambar kerja. Pemasangan pengaku antar tiang apabila
diperlukan.
Memasang gelagar memanjang (balok engkel) dengan posisi gelagar
bagian atas menyentuh benang yang sudah di waterpass.
Pemasangan balok suri di atas gelagar memanjang dengan jarak pemasangan
sesuai gambar rencana.
Pemasangan rangka alas balok (bodeman) dengan mengacu pada titik as
balok yang telah ditandai dengan benang dan unting- unting.
Setelah alas balok terpasang dengan benar, maka dilakukan perangkaian
panel pipi-pipi balok. Diusahakan agar posisi pipi balok tegak lurus alas
balok.
Pemasangan skoor penahan untuk mempertahankan ketegakan pipi balok
dan menahan beban pada saat pengecoran terjadi.
c. Pembongkaran (strip)
Pembongkaran diawali dengan pelepasan skoor-skoor penahan pipi balok.
Pembongkaran pipi-pipi balok dengan metode kerja yang efisien agar tidak
terjadi kerusakan terhadap panel-panel pipi bekisting tersebut.
Pembongkaran alas balok dilakukan bersamaan dengan pembongkaran
balok suri dan gelagar memanjang.
Stembel (tiang) penyangga dibuka dan ditempatkan secara teratur untuk
memudahkan penggunaan selanjutnya.
28
Memasang perancah / stempel kaso atau balok dengan jarak antar tiang
sesuai dengan gambar kerja. Pemasangan pengaku antar tiang apabila
diperlukan.
Memasang gelagar memanjang (balok engkel) dengan posisi gelagar
bagian atas menyentuh benang yang sudah di waterpass.
Pemasangan anak balok / rangka plat dengan jarak pemasangan sesuai
gambar rencana.
Penghamparan bekisting kontak yang kemudian dipaku ke rangka plat lantai.
Pengecekan kerataan dan elevasi permukaan bekisting.
c. Pembongkaran (strip)
Pembongkaran diawali dengan pelepasan bekisting kontak dan rangka
plat lantai.
Pembongkaran balok suri dan gelagar memanjang.
Stempel (tiang) penyangga dibuka dan ditempatkan secara teratur untuk
memudahkan penggunaan selanjutnya.
29
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
30
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah penyusun melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yang di tugaskan di CV. KARYA JAYA Kabupaten Sumba Timur, untuk Bertujuan
dalam pengawasan Pembangunan Gedung PUSKESMAS dalam pekerjaan Penulangan
beton dan bekesting yang bagus atau sesuai dengan perencanaan, sehingga dapat
berguna atau bermanfaat bagi kepala tukang dalam membangun sebuah Gedung
PUSKESMAS, sehingga membantu untuk mempermudahkan semua masyarakat untuk
menikmati sebuah Gedung PUSKESMAS yang indah.
Kami menarik kesimpulan sehingga kami dapat membandingkan antara
kompetensi/keterampilan dengan jenis pekerjaan di tempat kami praktek. Sehingga
kami dapat merasakan tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
karena semua keterampilan yang kami peroleh di bangku sekolah dapat kami
terapkan di tempat dimana kami melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
yaitu di Pembangunan Gedung PUSKESMAS Kambaniru di Kelurahan Wangga
Kecamatan Kambera Kabupaten Sumba Timur.
B. SARAN
1. Bagi Sekolah
Penyusun mengharapkan untuk lebih meningkatkan kualitas lembaga dan
juga kedisiplinan terhadap siswa, kemudian sarana pendidikan agar lebih
dilengkapi karena sarana yang ada sedikitnya sangat mempengaruhi bagi siswa
untuk lebih semangat dalam belajar.
2. Bagi Instansi
Bagi seluruh karyawan dan karyawati, penyusun berharap untuk lebih
meningkatkan motivasi dalam bekerja dan lebih giat serta tepat waktu dalam
melaksanakan tugas.
3. Bagi Siswa
Bagi Siswa diharapkan lebih mempersiapkan berbagai hal, baik mental,
material, dan spiritual. Dalam melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL)untuk dapat dijadikan bekal pengalaman dikemudian hari.
31
DAFTAR PUSTAKA
https://karyaguru.com/2015/11/05/media-belajar-pembesian-struktur-beton-bangunan/
https://www.academia.edu/24970273/
METODE_PELAKSANAAN_KOLOM_BALOK_DAN_PLAT
http://rromadhonunj.blogspot.com/2014/02/pelaksanaan-pekerjaan-kolom-balok-plat.html
F. Wigbout, Ing. Bekisting (Kotak Cetak). Jakarta : Erlangga. 1987 : hal 234
https://Politeknik Negeri Bandung Jurusan Teknik Sipil. Penyediaan alat kerja dan bahan
bangunan pada suatu proyek
https://Metode Pemasangan Bekisting
https://Materi Belajar Pembesian Struktur Beton Bangunan
https://Material_Pemikul_unlocked
32