Anda di halaman 1dari 56

RAPIALI ZAINUDDIN

BAMBANG PRIHONO
Deras
PENGANTARPENERBIT ............. i
00 • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

PENULIS .................................................... 11

.................................................... 1

2. 1. Lokasi Bendung Saringan ............................ ..


2.2. Tipe-tipe Bendung .................... 00 . . . . . . . .

2.3.Bendung Saringan Tipe ............................ 11


2.4.Bendung Saringan Tipe ................... 16
2.5.Bendung Saringan Tipe Gabungan ................... .
2.6.Kekurangan dan Kelebihan Bendung Saringan ..

3.1 1JI""1"hlt-1!~n(T~n
3.2.Perhitungan
3.3.Perhitungan
Dalam buku ini, pengarangnya, Ir. Rapiali Zainuddin, Dipt
AIT dan Jr. Bambang Prihono, Dipl. HE, memperkenalkan
berbagai bendung saringan yang ada, serta mem perkenalkan ti pe
bendung saringan gabungan yang terbaik serta perencanaan
teknisnya.

Dengan terbitnya buku ini, bertambahlah khazanah ilmu


pengetahuan terapan dibidang pengairan untuk para praktisi,
terutama bagi perencana bendung buku ini dapat menambah
pengetahuan untuk praktek dalam pekerjaannya.

Semoga buku ini dapat bermanfaat atau dapat menunjang


kegiatan-kegiatan pengembangan di bidang pengairan.

Jakarta, 2 Oktober 2000

PT. Mediatama Saptakarya


beraliran deras yang umumnya Inengangkut
ukuran, batang kayu, daun-daunan dan sampah. Bendung-
bendung tersebut merupakan bendung saringan tipe Tirol yang
sanngannya dengan kemiringan
sampai 30°.
kelemahan
+" .... ilr~~.~ benturan batu besar.

Profesor dari University


(Jepang) bendung saringan tipe Balik dan
tipe Gabungan yang telah digunakan J epang dan beberapa
Asia. tipe bendung saringan tersebut

Tirol.

1).

11
I

PENDAHULUAN

Sungai-sungai di daerah pegunungan dengan kemiringan


dasar yang cukup tajam dan beraliran deras (torential rivers)
umumnya mengangkut material berupa kerikil, batu-batuan
berbagai ukuran (boulders), batang kayu, daun-daunan dan
sampah.

Dalam perencanaan penyadapan air dan sungai seperti


tersebut di atas, sifat-sifat sungai beraliran deras yang perIu
diketahui antara lain:
1. "Coefficient of river regime" atau perbandingan debit
maximum Qmax) dengan debit minimum (Qmin) > 500,
2. Runoff memperIihatkan puncak yang tajam segera setelah
turun huj an,
3. Fluktuasi dasar sungai sangat dipengaruhi oleh aliran yang
mengankut pasir, kerikil, batu dan batang pohon, dan
Sungai terletak di pegunungan atau daerah yang berbukit
dengan kemiringan (hydraulic river gradient) tajam.

Untuk menyadap air dan sungai beraliran deras diperIukan


persyaratan-persyaratan sebagai berikut di bawah ini:
Endapan dasar (batu dan kerikil) tidak masuk kedalam
saluran pengambilan,
Panjang bendung cukup untuk melewatkan banjir rencana,
Panjang bentang jembatan (jarak
hamsmampu

Bendung Tetap (Fixed Weir)


Bangunan Sadap
Bangunan Sadap
5.

1
Gambar : Penyadapan Samping Pada Terjunan

h.

3
4
2 ma(~am

,a. Pmyadapan Sampmg.

Dmal!

I
.---' B

Penampang B - B

Muka air banjir


:Muka air norrnal
Muka air bmj ir
'7

5
'b.

Denah

I\;!uka air

6
1. Tille Tirol

Gambar i-Sa: Bendung Saringan Tipe Tirol

2. Tipe Arus Batik (Tipe Yamamoto 1)

Gambar l-Sb : Bendung Saringan Tipe Arus Balik


(Tipe Yamamoto I)
Yamamoto

7
......... V sadap
.....lLJlf., .....·...· '4./...,......ro, ...,,,."""'J.....
sungai beraliran deras, Bangunan Pengambilan Bebas (Free
Intake), Bendung Tetap (}~ixed Weir) maupun bendung Saringan
Tipe Tirol.

Pada penyadapan sungai beraliran deras dengan


pengambilan bebas (Gambar 1-1) dan dengan bendung tetap
(Gambar 1-2), batu-batu yang terangkut aliran sungai ikut
tersadap sehingga fungsi saluran kurang efektif Untuk
mencegah masuknya batulkerikil yang merupakan sedimen
dasar (bed load) ke pintu sadap pada bendung tetap, elevasi
ambang penyadap dibuat lebih tinggi dari dasar sungai dan
dilengkapi dengan saluran dan pintu pembilas atau pembilas
bawah (under sluice) di depan ambang penyadapan. Namun
demikian batu-batuan terutama yang berukuran besar tidak dapat
terbilas secara sempuma. Batu-batu tersebut menumpuk di muka
lubang pengambilan sehingga Inakin lama akan semakin banyak
dan masuk ke saluran serta mempersulit pembukaan
pembilas. mengatasi tersebut dapat dipasang kisi-kisi
(trashrack). Namun untuk membuat trashrack yang tahan
terhadap hantaman batu, biayanya cukup mahaL Disamping itu
sumbatan dan tumpukan batulsedimen juga
dibersihkan.

8
''''''~'''''Jl''''''''''t.....,...._ dengan
memasang namun barn dapat
terjadi apabila kisi-kisi tersebut tersulnbat batu, dahan kayu dan
atau smnpah.

Salah satu agar batu-batu yang terangkut .dalam aliran


sungai tidak masuk ke saluran ialah penyadapan dengan
Bendung Saringan (Gambar 1-5). Yang dimaksud bendung
saringan adalah bendung yang dilengkapi dengan saringan atau
kisi-kisi untuk mencegah masuknya batu, kerikil, batang pohon
dan sampah masuk ke dalam saluran.

9
U'''''' ...,.............. ~ yang

direncanakan untuk menyadap air bagian bawah intake)


melalui lubang sadap yang tenggelam dalam aIr dengan
dilengkapi saringan Inencegah .11.1 ........ "" ......' .......

dikehendaki ke saluran pelno:awa.

pegunungan atau sungai yang beraliran deras yang mengq:lngKut


batu-batuan berbagai (boulders)

1.

sanngan.

]0
1. Tipe Saringan Tunggal Tanpa
Dengan
c). Dengan Saringan Berlapis.
2. Tipe Arus Balik (Tipe Yamamoto I).
3. Tipe Gabungan (Tipe Yamamoto II).

Pada awalnya hanya dikenal bendung saringan tipe Tirol


sampai Profesor Dr. Taruo Yamamoto dari Meiji University,
Jepang, mengembangkan 2 (dua) tipe bendung saringan lainnya,
yaitu Tipe Arus Balik dan Tipe Gabungan. Keduatipe tersebut
telah diuji di laboratorium dan telah terbukti kehandalannya
pada bendung-bendung saringan yang telah banyak dibangun di
Jepang. Dalam suatu seminar di Bekasi tahun 1995 yang
dihadiri oleh berbagai akhli dan seluruh Indonesia termasuk dan
beberapa Perguruan Tinggi dan Konsultan, disepakati pembenan
nama Tipe Yamamoto I untuk Tipe Arus Balik dan Tipe
Yamamoto II untuk Tipe Gabungan.

2..3.. Bendung Saringan Tipe Tirol

Nama Tirol berasal dan nama daerah di Austria tempat


pertama kali bendung saringan dibangun pada sungai beraliran
deras, yang selanj utnya dikenal dengan nama bendung saringan
tipe Tirol (Tirolean Type). Penyadapan air dilakukan terhadap
aliran air yang melimpas diatas permukaanlmercu bendung yang
merupakan ambang lebar. Melalui saringan atau kisi-kisi,
masuk ke saluran pengumpul untuk dialirkan ke saluran
pembawa. Oleh karena itu tipe tersebut disebut juga sebagai

lubang pengambilan dan saringan selalu terletak di bawah air,


bangunan

Bendung
mempunyal karakter
.......""" ........ ,..... pengamatan ""' .......'.. A ..... '"

11
meter
sebesar kemiringan batang saringan:s
30°, panjang batang saringan 1,0 m dan lubang antar batang
sanngan ~ 30 mm. Agar pada musim kering (debit sungai
masih dapat disadap saluran pengumpul,
bangunan dengan yang mercunya
sedikit (+ 50 em) lebih tinggi dari mereu bendung saringannya.
Saluran pengumpul dibuat dengan kemiringan yang mampu
mengalirkan endapan untuk kemudian dibilas di bagian pertama
salman pembawa seperti halnya pembilasan pada kantong
lumpur pada bendung tetap.

Tunggal
Penangkap Kerikil

Saringan atau kisi-kisi pada bendung yang dipasang


horisontal atai miring sedikit searah aliran sungai sangat rawan

atau ranting kayu yang terangkut aliran sungai. Oleh karena


saringan seeara periodik hams selalu dibersihkan dengan
intensif, yang rnernerlukan perneliharaan rutin berat
pelaksanaannya. Masalah O&P waktu penyadapan
3. Batang saringan secara periodik akan rusak
batu. Makin panj ang batang saringan akan sernakin rawan
terhadap hantaman batu.

Sejak tahun 1920 di Indonesia telah dibangun beberapa


bendung saringan tipe Tirol dengan saringan tunggal tanpa
penangkap kerikil. Bendung-bendung tersebut banyak yang
telah rusak karena hantaman batu atau tersumbat oleh kerikil,
sampah dan batang kayu. Kerusakan uluumnya, terjadi pada besi
saringan Ikisi-kisi yang kurang kuat dan atau pada ikatan atau
perletakan saringan di atas betonltubuh bendung. Saringan
ter£~mbat !r..,arena kurang pemeliharaan. Pembersihan saringan
yang seharusnya dilakukan terus-menerus dan memerlukan
biaya yang cukup luahal tidak dapat dilakukan karena
keterbatasan dan Operasi dan Pemeliharaan (O&P).

Beberapa bendung Tirol di Indonesia antara lain:


1. Bendung Cikaroya (1920) di Cianjur, Jawa Barat
2. Bendung Cibutul (1994)
3. Bendung Tawangmangu (1940) di Jawa Tengah
Bendung Cawitali (1973) di Jawa Tengah
5. Bendung Danawarih (1973) di Jawa Tengah
6. Bendung Kemaron (1977) di Jawa Tengah
7. Bendung Tapak Menjangan (1978) di Jawa Tengah
8. Bendung Serayu Rulu di Jawa Tengah
Bendung Muncar (1995) di Jawa Tengah
Bendung Kilo Samalera (1990) di Sulawesi Tengah
11. Bendung Kilo Maranda (1991) di Sulawesi Tengah
Bendung Puna Kiri (1991) di Sulawesi Tengah
13. Bendung Kolondorn di Sulawase Tengah
1,5 ~
2x
Endapan
bendung
bendung. Pada saat
yang mngangkut
paslr penangkap
dengan debit 5 ~ 10 dari debit sungai, sehingga arus atas yang
disadap ke saluran pengumpul mengangkut air yang lebih
bersih.

UaIltlbar 2= 1 : tleIldml~

14
luenciptakan arus sirkulasi yang dapat diluanfaatkan
mencegah masuknya batuan saluran pengumpuL

1 1
Smn~anAtas
(diatas pilar)

Gambar 2-2 : Bendung Tirol Dengan Saluran Bedapis

Ukuran dan perletakan pilar ditetapkan berdasarkan


penyelidikan dengan percobaan dan perhitungan. Pada saat arus
luelewati sisi-sisi pilar, timbul zona yang mendapat tekanan
tinggi yang mengakibatkan terjadinya arus convergent, dan
....,61.."'<:...... tertentu
'ra.., . . arus
arus sehingga terjadi perputaran arus yang
menghalangi pengaliran dasar mengarahkannya
antara arus Jl.lL"~.Il.lL<V""';o.,.I!.
1"&:h1l"'C&:ht'\u1" .. ..,...,' .. " ,...,.1'-"-

depan dan sepanjang mengalir air yang bebas


endapan dasar, sedangkan ares bawah membentuk putaran
mengalir melalui antara dua pilar yang mengalirkan endapan
bendung. Bagian tengah atas permukaan bendung antara
Mengingat karakter sungai pegunungan
Indonesia yang umulnnya pada waktu banjir selain mengangkut
batu juga seringkali menghanyutkan dahan kayulpohon, serta
kelemahan dalam pemeliharaan, pilihan untuk membangun
bendung tampaknya kurang tepat. Meskipun masalah yang
ditimbulkaIl batu, kerikil dan sampah pada bendung
mungkin dapat diatasi dengan menambah salman penangkap
kerikil atau membangun bendung dengan saringan berlapis,
disamping belum pemah dicoba, biaya pembangunannya
akan menjadi sangat mahal.

16
ke deflektor, sedangkan di bagian hulu air oleh ambang
atau balok sekat sehingga tidak bisa langsung masuk ke saluran
pengumpul. Dengan konstruksi demikian, pada waktu
pengaliran akan terjadi perputaran aliran yang membentuk arus
batik. Air yang masuk ke saluran pengumpul merupakan arus
batik yang melimpas di atas ambang atau balok sekat. Oleh
karena itu tipe ini dinamakan Bendung Saringan Tipe Arus
Balik.

Seperti halnya pada bendung tetap, ambang bawahlhilir


bendung sebagai deflektor biasanya dibuat miring naik kearah
hilir (kemiringan terbalik) sedemikian rupa agar endapan yang
mungkin terjadi pada lantai kolam olak waktu debit sungai kecil,
dapat terkuras kembah kearah hihr pada saat besamya debit
sungai menjadi dua kali atau lebih dari debit penyadapan.
Dengan demikian pedu disyaratkan bahwa pada bendung
saringan tipe arus bahk ini dibuat hanya untuk debit penyadapan
yang besamya kurang dari setengah debit sungai minimum.
Sesuai dengan fungsinya, bidang miring pada akhir kolam
olakan ini dinamakan deflektor.

Besaran-besaran pada Bendung Saringan Tipe Arus Balik:


(lihat Gambar 2-3)
1. tinggi bidang curah (W)
2. kemiringan saringan/sudut (91)
3. sudut kemiringan deflektor (92)
panjang total saringan (B)
5. panjang bidang
6.
7. diameter batang saringan
8. jarak antara batang .................1:",........
9. tinggi balok sekat nA31"IfiA31rU1~
tinggi deflektorlkedalaman ll't.'Vll""'ll .....

11. panjang deflektor


panjang dasar V' ...............,.........

panJang

17
- ::'1-
~
I w
~
~
~
-1'-

-
:~

tle:nOlmg Tipe

18
Perbedaan gabungan dengan tipe arus hanya pada
letak saluran pengumpuL Pada tipe gabungan, salman
pengumpul ditelnpatkan tepat di bawah lubang atau kisi-kisi
penyadap tanpa melalui lantai datar yang ber-ambang sehingga
konstruksi menjadi sederhana (lihat Gambar 2-4).

• 253 27

0\
01
ai
~50.07!
~ -7

l I 00 I I 70 i I OC :

4 50 _. ~. 370 .. ~ ___. __ 2 40 d Z. 30 .... Z 30

Gambar 2-4 : Potongan memanjang Bendung Danawarih


di Slawi, Jawa Tengah (Tipe Gabungan)

Dengan cara ini debit penyadapan akan lebih besar


dibandingkan dengan tipe arus balik karena aliran hilir dapat
tersadap melalui seluruh lubang kisi-kisi, baik air yang
melimpas langsung maupun arus balik pada kolam olakan yang
juga tersadap melalui kisi-kisi bagian bawah yang terendam air.
Untuk memperoleh debit besar diperlukan batang saringan,
tinggi pembendungan dan kolam olakan yang relatif pendek,
sehingga biaya konstruksi relatif murah.

beberapa negara lain


dibangun
besar yaitu Bendung
Istimewa Aceh yang digunakan
11.000 ha. Pada tahun
memperbaiki/merubah
(potongan memanjang

19
saat yang besamya mencapai diameter 1,50 m.Dengan
bendung saringan· tipe gabungan ini cukup digunakan batang
saringan sebesar 38 mm (1,5 inch) namun tidak rusak lagi
karena memang tidak tersentuh oleh batu besar.

Kabupaten antara 1995 sampai 1998


juga telah dibangun Bendung Karangnangka dengan debit
penyadapan 1,0 m3 untuk mengairi daerah irigasi seluas ± 580
Ha, dan tiga bendung saringan skala kecil pada sungai kecil
bentang ± m di Kecamatan Pekuncen yang masing-masing
mampu untuk mengairi daerah irigasi desa seluas ± 100 Ha.
Pembangunan tiga bendung kecil tersebut hanya memerlukan
waktu 3 (tiga) bulan, dilaksanakan oleh Pemborong lokal
dengan biaya sellhrurillya sebesar Rp.60.000.000,OO dari bantuan
cuma-cuma (grant) JICA Coorporation
Agency) melalui IESC (Irrigation Engineering Service Center)
tahun 1998. Foto pada Gambar 2-5 menunjukkan salah satu dari
tiga bendung kecil tersebut.

20
1. tinggi bidang curah
2. kemiringan saringan/sudut
3. sudut kemiringan . . ...,. . """.. ,.0..." ...

4. panjang total saringan


5. panjang bidang curah
6. panjang batang saringan
7. diameter batang saringan (0)
8. jarak antara batang saringan (a)
9. tinggi deflektorlkedalaman . . . 'VJl"JU.ll (D)
panjang deflektor (LI)
11. panjang dasar bantalan air (L2)

- -......... - - -11>- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - , . . . . . . . . - - - -~

-~~~----------------~~~~ ~~
\
\ w
\\h
\
7- '\

Gambar : Besaran-besaran Bendung Gabungan

21
3.

5.

1. Untuk memperoleh
terjunan atau ~JlJlUJ''''.Il.llU'U1I..Il;~a.lU!
2.

3.

22
Dibandingkan dengan tipe Tirol dan tipe Arus Balik,
paling
sen1puma dengan kelebihan-kelebihan berikut:
1. Saringan cukup aman terhadap hantaman batu dan sumbatan
oleh kerikil, batang pohon, daun-daunan serta sampah
karena dipasang pada tubuh bendung bagian hilir dengan
sudut ± 50° ~ 60°.
Unit debit penyadapan dapat lebih besar dari tipe Arus
Balik, sehingga untuk penyadapan debit besar tipe gabungan
lebih baik.
3. Operasi dan Pemeliharaan (O&P) mudah.
4. Konstruksi sederhana dan biaya konstruksi relatif lebih
murah dibandingkan dengan tipe arus batik maupun dengan
bendung tetap.

2. 6 . 4.. Kesimpulan

Dari uraian mengenai bendung saringan maupun bangunan


sadap pada sungai beraliran deras pada umumnya serta
kekurangan dan kelebihannya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Lokasi bendung yang tepat sangat penting dalam pemilihan
setiap jenis bendunglbangunan sadap yang akan dibangun.
2. bendung diperlukan V""'JL••••Hj. •• JlUJlJl

3.
B
N -= - - - - - - 3 (batang) ......... (1)
+ a)xlO
Dari persamaan (1), apabiIa dihasilkan nilai pecahan, . . . ,,11-,....,,'0.'.....
N yang dibulatkan.

kedua ujung lubang pengambilan vu, ..,........ C'at"'jlnn-~~n ,F,

atau
pemasangan yang ditunjukkan pada Gambar 3-1, maka jumlah
lubang antara kisi-kisi tnenjadi (N-l), sehingga lebar saringan
dikoreksi menjadi B' dengan persamaan berikut:
¢J x N + a x (N-l)} x

B'
----_.------------------- .. _----------------------------------~

I
L
L f·> F ,:: 1:.

f;
:
1

I:t> '>. [
" ..
! t
L

I>
I L :;

24
Perbandingan antara lubang lebar saringan
dalam % menjadi:

lfI = La ~~0-3 x 100 (%) ......... (3)

he =3 X ~ (Qo)2 (m), Eo = 1.5 he (m) ......... (4)


g B'
he = Kedalaman air kritis diatas mercu bendung (m)
Qo = Debit pengambilan rencana (m 3 /det)
Eo = Tinggi Energi

Panjang efektif batang kisi-kisi (panjang batang saringan


yang diperlukan untuk memenuhi kapasitas penyadapan) = Lo
(m).

.............. (5)

Jika sudut pemasangan kisi-kisi () = 50° ~ 60°, koefisien


aliran masuk Jl = 0,55 '" 0,50.
Posisi saringan
ditempatkan pada
Apabila lebar total saringan yang diperlukan kurang dari
setengah lebar sungai, sesuai letak alur sungai posisi saringan
dapat berada tengah bentang (Gambar 3-2a), bentang
(Gam bar atau
( a ) Smngnn diletakkan di tengah bentang mmgmo

dB etakkan di

.f'il----- B --~

~~===========- ____________ L-_~


Pertama-tama diperkirakan lebar penampang saluran
pengumpul b 2: panjang horisontal efektif kisi-kisi),
kemiringan dasar saluran pengumpul s dan koefisien kekasaran
n. Kemudian dihitung kedalaman aliran seragam (uniform flow)
pada penampang saluran pengumpul bagian hilir dengan cara
coba-coba (trial & error) sesuai debit pengambilan rencana Qo
menggunakan rumus Manning (persamaan 6).

q= Qo
b

......... (6)

q = aliran masuk (inflow) per meter lebar saluran (ml/detlml)


Qo= volume air sadapan yang direncanakan (m3/det)
b lebar saluran pengumpul (m)
h kedalaman air pada penampang hilir saluran (m)
n koefisien kekasaran saluran
s kemiringan (slope)saluran

error /1=

= +

s
s
s

27
saluran pengumpul yang diperIukan.

Apabila dasar salman niP1r~01l11t'lrlllnW


ketinggian yang .........,~.., .......,. . . ,. . . . Jl.,..... ~
dipasang ...,'u.... v .... JlJ• .F;

Dengan tinggi
Dr.
diperoleh
bendung di bagian
diakhiri dengan
memudahkan pekerja
perbaikan

......... ___~ ] D
b
s
n
q

Persamaan

Pendekatan I :

= = 5

=11* +

:::: +
2h )0,4
=11* 1+_3.
( 2,5

2h )0,4
=h* +_4

=h* +

=h* +
a). 1U""... ,"".-1-".... .n-I~ .... dimensi kisi-kisi

Digunakan pipa baja diameter rjJ 100 100 mm dan


jarak antara kisi-kisi a = 20 mm.

Jumlah batang saringan yang diperlukan (NlOO) dihitung


dengan persamaan (1):

B 25
NlOO = (¢lOO +a)xl0-3 = 0,10+0,02 =208,3 (batang)

Dibulatkan: NlOO 209 batang.

Apabila di kedua ujung saringan dipasang pipa baja, maka


j umlah lubang diantara kisi-kisi menjadi 208 batang, sehingga
lebar saringan setelah dikoreksi dengan persamaan (2) adalah:

BIOO = {~IOO X N 100 + a x (nlOO -I)} x 10-3 (m)

= 0,10 x 209 + 0,02 x 208 = 205,06

Luas lubanglbukaan VI' (%) dihitung

=---xl ----x

Mereu

31
2

x ~(19,6 x 0,380) -

2 2

=
4 4
1100
== ==----== xl

Apabila berat m = 2.000 Kg, berat janis batu p = 2.650


Kg/em3 dan batu dianggap bulat dengan jari-jari r atau diameter
D, maka:

Volume batu: V == % 2.00%.650


== == 0,7547 (m
3
)

_ ~3V __3 3x 0,7547 -_ 0 565 (' m )


r_3
4Jr 4Jr '

Diameter batu: D = 1,13 (m)

Gaya vertikal oleh batu dalam air:

Gaya - Tekanan

cos 7.
=- - - - =- - - - - =
4 4

100 = 100 =

Tegangan

MmaxlOO
= =-----
Z100

< era = 1

4 7,845
1: --X-----
maxlOO - 3 X 10-3
10,27 (KN/m2) « La =

Dengan demikian jelas bahwa


kekuatan yang

B
= -,------:---- =- - - - =
Apabila di kedua ujung saringan dipasang pipa baja, maka
jumlah lubang diantara kisi-kisi menjadi 357 batang, sehingga
lebar saringan setelah dikoreksi dengan persamaan (2) adalah:

Bso = {tP50 X N50 + a x (nso -In x 10- 3


(m)

= 0,05 x 358 + 0,02 x 357 = 25,04 (m)

Luas lubanglbukaan saringan Vf (%) dihitung dengan


persamaan (3):

Vf 50 =
wxlO-
3
°
x 100 ( Yo) = 0,02 x 357 x 100 (%,)
Bso 25,04
= 28,51% ~ 29%

Dari persamaan (4), kedalaman air kritis diatas mercu


bendung (he) dan tinggi energi (Eo) adalah:

11 (Q )2
=V- X
25,~4 =
= 1,5

=---------

35
---'-----------;:::;:=====:::::;;:' =

diameter batang baja d =


efektif = 0,732 rn, rnaka luas n""'1"1<1Jo1l1nn'J~nnr ketebaJan

Aso :::: --:::: 1fX = x

Mornen kelembarnan (section moment


rnornen (section me-paUlUS

1fX
::::--::::----::::

:::: ::::-----::::

cos cos
bending
Mmax50 gaya geser maksimum Smax50 yang .... .ll .. Jlu .... .ll

batang baja akibat beban di atas adalah:

M = F'lOOxLlOO = 7,845 x 1,762 = 3 456 (KN)


max 100 4 4 '

Smax 50 = F' 50 = 7,845 (KN)

Tegangan lentur maksimum O"max5<l dan tegangan geser


maksimum Tmax5<l yang timbul pada batang baja menjadi:
M max 5 1,4356
(J'max50 = =
Z50 1,227 X 10-5

= 117.000,815 (KN/m2)" < (ja = 117,600 (KN/m2)

4 7,845
T =-x----
max 100 3 1,964 xl 0-3

= 5.325,87 (KN/m2)« ta = 981.000 (KN/m2)

Dengan demikian kisi-kisi dari batang baja diameter mm


tersebut melnpunyai kekuatan yang cukup untuk Inenahan batu-
hIP1'·rfill"llI1n'lJ"",.'#""""r rata-rata m.
,,",vu.vU'u. perhitungan

Qo = (m3 /det), lebar saringan sarna


antara batang kisi-kisi sarna = 20 mIn), kelniringan IV ................" "

saringan sarna (9 = 50°), lebar saluran !J'.." ..,.F, ...."...ll!J'Yl!


dan dasar n ... 1
..:J>UB.Y!t\l.l,U......."' .... M4\·""'. .

1) Penggunaan
nlernerlukan .~iT"!"'''''''''
dibandingkan dengan penggunaan OV ...., ...""A.JlF>

lumlah pipa baja yang dipedukan lebih ...,"".............. ., rUIt'll'<:!lnn1n


dengan penggunaan batang baja bulat.
Apabila jarak verikal dari puncak saringan rnercu
bendung (yang merupakan dindingllantai pengarah
sarna, pada penggunaan pipa baja akan memerlukan mercu
bendung yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan
batang baja (Gambar 3-4).
Penggunaan material batang kisi-kisi yang berbeda
kesamaan kondisi seperti diatas tidak berpengaruh "'' ' ' "................1-"
kedalaman saluran pengumpul (Gambar 3-4).

b= :!.5 m b = 2,5 m

38
SISTEM PENYADAPAN AIR
SADAP
DANWADUK

Hidrologi U mum dan Sistem Penyadapan Air

Untuk menjamin kestabilan pemberian air ke suam daerab


yang membutuhkan, diperlukan sumber air yang stabil dalam
sistem penyadapan air. Dalam sistem penyadapan alimn sungai
(river runoff) dimungkinkan untuk memperoleh penyadapan air
yang stabil melalui bangunan sadap yang tepat dari sungai
beraliran deras.

Pada tahap awal pengembangan sistelTI penyadapan air,


umumnya dibuat bangunan sadap sederhana tanpa waduk yang
disebut tipe penyadapan aliran sungai (run-of-rivet type) dan
memberikan kebutuhan air yang kurang dari debit musim
kemarau (the draught runoff discharge). Debit air yang disadap
umumnya keeil dan hanya merupakan prioritas ut.ama dan
kebutuhan atau hak atas di suatu daerah. Sementara itu
permintaan air akan terns meningkat dari tahun ke tabon sesnai
dengan pertumbuhan ekonomi dan suatu saat akan menjadi
.a ................. " .....~""A .........;.<I.4-"'" sungai tersebut
Inembatasi tenggang waktu yang
disebabkan oleh perubahan aliran air di saluran, khusunya di
daerah irigasi bukan padi atau di dataran tinggi (upland crop).

Kapasitas waduk tersebut pada umumnya kecil, tetapi efektif


dalam suatu sistem pemanfaatan air dengan kebutuhan air yang
kedl. Waduk juga sering digunakan sebagai sumber air untuk
tujuan sosial seperti kebutuhan air rumah tangga atau sumber air
minum temak, terutama pada musim kemarau di daerah yang
beriklim kering. Fungsi penampungan waduk lapangan
digambarkan secara skematik pada Gambar 4-2 dibawah ini.

. Pemberian Air >


Sungai . . .....a....... ""'n." ......
..."JI. ..

dengan membuat bendungan pada badan sungai utama.


Sebahknya waduk yang dibangun tidak pada sungai utama
melainkan pada anak sungai ,rlPlllO".t:Iln1n"I~prnlnn'~t" O(~nOlUnj~an
anak sungai atau membuat tampungan di suatu daerah depresi
(daerah rendah) tertentu ahran sungai dinamakan Waduk
Luar Sungai.

. ................ , .. Qc

E""J I--+---~~--ll'
,~ f-I----.--="""'""---,-----..:::::::-.------------i

\Vak1:U

Uanl0ar 4-3 : pen:~emtOanlgan

42
1). Sistem Pemanfaatan Tanpa Waduk Lapangan Qa
2). Sistem Pemanfaatan Dengan Waduk Lapangan Qb
3). Sistem Waduk Qc

maka: Oa> Ob > Oc

4.2. Sistem Waduk Pada AUran Sungai dengan Bangunan


Sadap Aliran Deras

Pembangunan waduk dengan membuat bendungan


merupakan salah satu cara pemanfaatan air yang efisien apabila
waduk yang dibangun difungsikan sebagai bangunan
pengambilan dan juga sebagai penampungan air. Namun ada
kecenderungan bahwa waduk tidak hanya menampung air saja,
tetapi juga endapan sungai serta material yang terapung dan
sebagainya. Oleh karena itu pembangunan waduk dengan
bendungan tidak selalu merupakan pemecahan yang
menguntungkan dalam sistem pemanfaatan air, terutama jika
diletakkan pada sungai yang mengangkut sedimen seperti pasir,
kerikil, batu dan material terapung.

1.

3.

4.

43
Dalam kasus keadaan diatas,
pemanfaatan dengan

Dents
Orang bertempat tinggal sepanjang
sungai dan menempati daerah-daerah sekitamya dan membentuk
kebudayaan mereka. Dari sudut pandang ekologi, banyak jenis
satwa liar seperti ikan, serangga, burung dan binatang lainnya
juga hidup dalam dan di sekitar sungai. Fungsi sungai perlu
ditata kembah, khususnya pemanfaatannya sebagai tempat
tinggal, ekologi, tumbuh-tumbuhan maupun pemandangan alamo

Berdasarkan keadaan diatas dipandang dari sudut lingkungan


alam dan lingkungan hidup, kemungkinan lokasi waduk pada
sungai utama makin berkurang. Namun demikian lokasi waduk
yang masih memungkinkan kerapkali dapat diperoleh pada anak
sungai atau di daerah cekungan (depresi) di luar aliran sungai
utama. Pada daerah tersebut disarankan sistem penyadapanair
dengan membangun waduk di Luar Aliran Sungai yang
dilengkapi dengan Bangunan Sadap Aliran Deras yang
umumnya terdapat di daerah pegunungan.

Sistem Waduk di Luar Aliran Sungai dengan Bangunan


Sadap Ahran Deras dapat diterapkan untuk keadaan atau hal-hal
sebagai berikut:

1. Terdapat lokasi yang tepat untuk waduk di anak sungai atau


di daerah cekungan yang dapat menampung j umlah air yang
dibutuhkan.
2. Aliran air yang masuk tidak dapat diharapkan atau terlalu
untuk kapasitas tampung waduk yang
n."JI.'~AJ!.U. uu..... ~
UJUI.JU'I"II......5 n "..... JlJI:'..U.JUL ~ sungai (cathment
'A""".. J1. .. J1.5U.A .. J!. .... .. A
;------------------------------,

'-;.1.1;1;-'
-\.Ilr~ln J )~.::·~l""

;, S;):,llr;~.; (
\ \.::!.lr \\ t!.:\':d',

Luar

Sifat-sifat utama sistem pemanfaatan

4.
5. sistem bahwa sedimen yang
mengalir masuk ke waduk jauh lebih kecil dibandingkan
dengan waduk dan bendungan yang dibangun pada ali ran
sungai, sehingga umur waduk di luar aliran sungai jauh lebih
panJang.

Disamping sifat utama tersebut, sistem waduk di Iuara aliran


sungai juga memiliki sifat-sifat spesifik sebagai berikut:
a) Endapan sungai pada waktu banjir tidak mengalir masuk ke
waduk.
b) Volume tampungan sedimen dalam waduk sangat kecil
sehingga kapasitas/daya tampung aimya lebih besar (lihat
Gambar 4-6).
c) Material terapung termasuk bahan organik yang banyak
terdapat waktu banj ir tidak mengalir masuk ke waduk.
d) Kualitas air dalam waduk dapat dipertahankan relatif lebih
baik karena kandungan material organiknya kecil.
e) Pada sungai utama dimana bangunan sadap ali ran deras
dibangun, dasar sungai tidak mengalami degradasil
penurunan karena suplai endapan terus-menerus mengalir
dari hulu ke hilir (tidak tertahan oleh bendungan).
1) Bangunan sadap aliran deras pada sungai utama (disarankan
menggunakan Bendung Saringan) dapat dimanfaatkan untuk
kebutuhan lain sedemikian rupa tanpa menggangu peri ode
pengisian waduk.

Elevasi muka air tertinggi

Elevasi muka air terendah


1.

2. Eman Mawardi,
DipLHE : Evaluasi

3.

4.

6.

Bbpri.ags2000

48

Anda mungkin juga menyukai