SKRIPSI
Oleh
WINDA NURFAIZA
021811045
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Fisioterapi
Oleh
i
ii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiat dari skripsi orang lain. Apabila saya melanggar dikemudian hari,
saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku.
Winda Nurfaiza
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Terapeutik Eccentric
Exercise, Ultrasound, Kinesio taping Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Universitas
Binawan.
Dibuat di : Jakarta
Tahun : Agustus 2022
Yang menyatakan,
Winda Nurfaiza
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh skripsi ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan Universitas
Binawan.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh skripsi ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin Universitas Binawan
ABSTRAK
Latar Belakang: Tennis Elbow adalah salah satu tipe peradangan pada tendon yang
paling sering terjadi dan dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi anggota
gerak yang terkena. Cedera ini biasanya terjadi karena overuse dan penggunaan yang
berlebihan saat melakukkan aktifitas.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efek terapeutik Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio taping dalam mengurangi nyeri pada Tennis Elbow.
Metode: Dua puluh jurnal dengan desain studi Randomized Controlled trial (RCT),
dan Quasi Experimental. Tahun publikasi 10 tahun terakhir (2012-2022), Tennis
Elbow , Terapi Latihan, Modalitas terapi dan penurunan nyeri, kriteria eksklusi yang
selain A Randomized controlled trial (RCT ) dan Quasi Experimental, jurnal yang
diterbitkan sebelum tahun 2012.
Hasil: Berdasarkan 20 jurnal penelitian yang terpilih menunjukaan bahwa pemberian
terapi eccentric, ultrasound, tapping selama 3-5x seminggu dengan durasi 30-45 menit
dapat membantu penurunan nyeri pada tennis elbow
Kesimpulan: Pemberian eccentric, ultrasound, tapping pada tennis elbow terhadap
penurunan nyeri menunjukkan hasil yang signifikan.
Kata Kunci: eccentric, ultrasound, kinesio tapping, Penurunan nyeri, tennis elbow
ABSTRACT
Background: Tennis Elbow is one of the most common types of inflammation of the
tendons and can cause a decrease in the function of the affected limb. These injuries
usually occur due to overuse and overuse during activities.
Research Objectives: To determine the therapeutic effect of Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio taping in reducing pain in Tennis Elbow.
Methods: Twenty journals with Randomized Controlled Trial (RCT) study design, and
Quasi Experimental. Years of publication last 10 years (2012-2022), Tennis Elbow ,
Exercise therapy, Treatment modalities and pain reduction, Exclusion criteria other
than A Randomized controlled trial (RCT ) and Quasi Experimental, journals
published before 2012.
Results: Based on 20 selected research journals, it shows that giving eccentric
therapy, ultrasound, tapping for 3-5 times a week with a duration of 30-45 minutes
can help reduce pain in tennis elbow.
Conclusion: The most samples, namely in journals, found 177 samples. Giving
eccentric, ultrasound, tapping on tennis elbow to reduce pain showed significant
results.
Keywords: eccentric, ultrasound, kinesio tapping, pain reduction, tennis elbow
LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 48
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 58
LAMPIRAN 3 ........................................................................................................ 87
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang Kesehatan No 23 tahun 1992). Konsep “sehat”, World Health
Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu
“keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.
Salah satu kendala yang sering terjadi pada siku yaitu Tennis elbow
ataupun sering disebut pula lateral epicondylitis. Tennis Elbow ialah salah satu
jenis peradangan pada tendon yang sangat sering terjadi bisa menimbulkan
terjadinya penurunan fungsi anggota gerak yang terkena ( Coombes et al.,
2015). Cedera ini biasanya terjadi karena overuse sebab penggunaan yang
berlebihan saat melakukkan kegiatan. Kendala ini bisa menggangu serta
membatasi kegiatan fungsional ataupun kegiatan sehari hari pada penderita.
Problematika yang sering timbul pada permasalahan tennis elbow yaitu
terjadinya penurunan atau keterbatasan fungsional suatu pekerjaan, olahraga
serta kegiatan sehari hari ( Coombes et al., 2015). Hal ini dikarenakan ada rasa
perih yang dihasilkan dari proses peradangan yang terjadi pada epycondylus
lateral (Dimitrios, 2016). Lateral Epicondylitis (tennis elbow) akan
mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan antara lain nyeri,
keterbatasan gerak, oedem dan lain-lain sehingga perlu penanganan segera
karena apabila tidak cepat mendapatkan penanganan akan mengakibatkan
cedera yang lebih lanjut ( Coombes et al., 2015).
mengurangi rasa nyeri pada tennis elbow dengan cara latihan eccentric exercise
akan memberian stress pada tempat melekatnya ECRB melalui latihan yang
progresif. Hasilnya, bekas cidera akan memproduksi kolagen yang padat di
area tempat melekatnya ECRB, dengan demikian nyeri dieliminasi (Finestone
& Rabinovitch, 2008). Eccentric execise juga merupakan suatu latihan dengan
kondisi otot dinamis yang berkontraksi dengan pemanjangan otot sehingga
diharapkan perlengketan yang menyebabkan nyeri saat bergerak akan terlepas
dan tumbuh jaringan baru yang normal, sehingga tujuan dari latihan ini dapat
tercapai dan nyeri dapat berkurang sehingga fungsi dan geraknya pun membaik
seiring pergantian jaringan baru (Finestone & Rabinovitch, 2008).
C. Pertanyaan Penelitian
a. Apakah Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping dapat digunakan
di semua sample kasus tennis elbow?
b. Intervensi seperti apa yang dapat meningkatkan kecepatan dalam
mengurangi nyeri pada tennis elbow?
D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
a) Menganalisa sample pada tennis elbow yang cocok dalam penggunaan
intervensi Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesiotapping.
b) Menganalisa Intervensi seperti apa yang dapat meningkatkan kecepatan
dalam mengurangi nyeri pada tennis elbow.
E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Fisioterapi
Hasil penelitian di harapkan bisa sebagai alternatif-alternatif yang
dapat digunakan dalam penanganan ataupun pemecahan masalah juga
KAJIAN PUSTAKA
A. Tennis Elbow
1. Definisi Tennis Elbow
Tennis Elbow adalah peradangan yang terjadi di tendon yang sering
terjadi. Tennis Elbow juga menimbulkan penurunan fungsi anggota gerak
yang terkena. Kasus ini biasanya disebabkan karena overuse pada saat
melakukkan aktifitas.
Pada penderita Tennis Elbow akan merasakan kesulitan dalam
melakukan aktifitas fungsional sehari-hari sebagai contoh pada saat
melakukan kegiatan menjemur, mencuci, memeras, mengecat, mengepal,
bahkan bermain tennis. Hal tersebut bisa menggangu dan menghambat
aktifitas sehari hari pada penderita Tennis Elbow (Sugiri, 2007).
2. Klasifikasi Tennis Elbow
a) Tipe I
Pada tipe ini tempat cedera terjadi pada origo ekstensor karpi
radialis longus
b) Tipe II
Pada tipe ini adalah tipe yang paling sering terjadi, yang mana
terletak pada tempat perlengketan tendon otot ekstensor karpi
radialis brevis pada epikondilus lateralis humeri.
c) Tipe III
Pada tipe ini, yang mengalami cidera adalah tendon
muscle junction otot-otot ekstensor karpi radialis brevis.
d) Tipe IV
Pada tipe ini, yang mengalami cedera adalah muscle belly
dari otot-otot ekstensor karpi radialis brevis.
pada usia 30-tahun lebih. Kasus ini lebih sering terjadi pada wanita , 35 -
42% terjadi pada atlet tennis, 2 - 23% pada ibu rumah tangga, pada orang
yang suka menggunakan komputer, pemahat dan pengangkat beban berat
(Sugijanto dan Partono, Muki. 2017). Di Indonesia biasanya kasus tennis
elbow terjadi pada usia 25-55 tahun dengan tanda awal merasakan nyeri.
Di area lateral sendi siku apalagi di area jari jari tangan ketika melakukan
kegiatan seperti memegang atau meremas dengan kuat. Pada usia 25 tahun
dan usia lansia diatas 60 tahun jarang terjadi tennis elbow. Diperkirakan
65% dari kasus tennis elbow dialami tennis pemula, sedangkan 35% dapat
terjadi pada ibu rumah tangga yang baru pertama kali melakukan
pekerjaaan (Wibowo, 2010).
4. Etiologi Tennis Elbow
Tennis elbow dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Overuse
Ini disebabkan karna adanya kontraksi otot yang berulang-ulang
dan berat pada otot-otot ekstensor karpi radialis. Contohnya pada ibu
rumah tangga aktifitas memeras pakaian terjadi gerakan ekstensi
pergelangan tangan di sertai pronasi lengan bawah yang berulang dan
kuat.
b. Trauma
Dikarenakan gerakan yang terjadi pada otot ekstensor pergelangan
tangan yang secara tiba-tiba dan kuat. Contohnya pada pemain tennis,
ketika melakukan back hand dengan siku menekuk. Dengan posisi
lengan demikian, otot ekstensor tangan dan pergelangan tangan harus
berkontraksi diluar kemampuannya untuk melakukan back hand,
akibatnya timbul nyeri setelah melakukan back hand. Selain itu yang
dapat menimbulkan trauma adalah lemahnya otot peregangan tangan
atau pegangan raket yang terlalu besar sehingga menyebabkan
pergelangan labil.
c. Faktor Usia
Pada fakor usia, terjadi proses degenerasi. Pada proses ini jumlah
elastin menurun, jumlah matriks jaringan ikat menurun dan menjadi
rapuh, sehingga mudah menjadi micro rupture. Akibat jumlah kapiler
menurun usia lanjut, maka proses penyembuhan menjadi lama dan bila
terjadi degenerasi pada tendon dan adanya pembebanan yang
berlebihan akan menjadi rupture. (Nirschl, 1973).
B. Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sinyal yang dirasakan dari sensorik dan rasa yang
tidak enak karena terdapat kerusakan jaringan. Nyeri juga merupakan
pengalaman sensorik tipe multidimensional. Peristiwa ini bisa saja berbeda
tergantung seberapa besar intensitas (intensitas yang ringan,sedang, berat),
kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien,
intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir
atau difus (Meliala,2004).
Tennis elbow terjadi ketika salah satu otot (extensor carpi radialis
brevis; ECRB) di lengan bawah mengalami kelemahan akibat penggunaan
yang berulang-ulang atau berlebihan. Tendon (jaringan yang
menghubungkan otot dengan tulang) ECRB menempel ke tulang siku dan
ujung lainnya menempel di punggung tangan. Ketika otot ECRB
mengalami kelemahan, tendon di siku akan menerima tegangan yang
berlebihan, sehingga lama-kelamaan dapat mengalami robekan dan
peradangan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan nyeri pada tennis
elbow. tennis elbow syndrome dapat dirasakan umumnya saat penderitanya
meluruskan lengan, di mana ada rasa nyeri yang menjalar dari siku hingga
ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Rasa nyeri ini bahkan tidak
kunjung berhenti ketika tangan sedang beristirahat. Siku menjadi kaku dan
pergelangan tangan pun melemah sehingga penderitanya sulit mengangkat,
menggenggam barang, atau melakukan hal-hal kecil seperti menulis atau
menggosok. Jari-jari mati rasa dan mengalami kesemutan. (Apkarian et al.,
2005).
C. Alat Ukur
Numerical Rating Scale (NRS) adalah alat ukur untuk menilai tingkat
atau derajat nyeri yang dialami pasien sesuai subjektivitas pasien. Dengan cara
pasien diminta untuk menutarakan rasa nyerinya sesuai dengan level atau
intensitas nyeri pada skala dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berati tidak ada rasa
nyeri sedangkan angka 10 atau 100 berarti pasien merasakan nyeri hebat. Skala
intensitas numerik ini yang sering kali digunakan untuk menilai derajat nyeri.
Penderita akan menilai nyeri dengan menggunakan skala ini dari 0-10. Skala
ini paling efektif dan mudah untuk digunakan saat mengkaji intenitas nyeri
sebelum dan selepas pengobatan. (Potter &Perry 1997).
Keterangan :
0 :Tidak nyeri
7-9 :Nyeri berat. Pasien tekadang tidak dapat mengikut perintah namun
masih bagus dalam merespon tindakan, dapat mengalokasikan nyeri, tidak
dapat mendeskripsikan, distraksi dan tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang
c. Test Maudsley
d. Test Mills
e. Cozen Test
a)Posisi Pasien
Pasien harus duduk, dengan siku diperpanjang pronasi maksimal lengan
bawah, pergelangan tangan diculik secara radial, dan mengepalkan tangan.
b)Posisi Terapis
Terapis harus menstabilkan siku sambil meraba epicondyle lateral, tangan lain
ditempatkan pada dorsum tangan.
c) Teknik Cozen’s Test
Pasien diminta untuk memindahkan pergelangan tangan ke fleksi dorsal dan
terapis memberikan perlawanan terhadap gerakan ini, dalam posisi yang
dijelaskan di atas. Tes ini positif jika rasa sakit pada epikondilus lateral timbul.
D. Eccentric Exercise
1. Definisi Eccentric Exercise
Eccentric exercise melibatkan beban dinamis otot dibawah kapasitas
beban yang di produksi menyebabkan pemanjangan otot ketika otot
mengontrol beban saat berada dibawah.
b. Posisi Terapis
Terapis berada di samping pasien
c. Gerakan Eccentric Exercise
a. Posisikan pasien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi
diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas
b. Pegang dumbell seberat 1 kg dengan tangan yang di intervensi
c. Pasien diinstruksikan untuk menurunkan pergelangan tangan
yang diintervensi secara perlahan dan full lalu ditahan selama
10 detik
d. Kemudian pasien diinstruksikan untuk mengangkatnya kembali
dengan tangan yang tidak di intervensi (Peterson et al., 2014).
4. Dosis Latihan
a. Frekuensi : 3x seminggu
b. Intensitas : Sedang
c. Type : Eccentric Exercise
d. Time : 30 Menit
e. Tahanan : 10 Detik
f. Repetisi :15 Repetisi
g. Set : 3 Set (per-set istirahat 30 detik)
E. Ultrasound
1. Definisi Ultrasound
Ultrasound adalah salah satu jenis terapi panas yang menggunakan arus
listrik dengan dialirkan lewat transducer. Produksi gelombang suara yang
berfrekuensi tinggi dan tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia sekitar
0,8 – 3megahertz yang dihasilkan oleh kristal keramik piezoeelektrik yang
dipasangkan pada aplikator, ketika arus bolak-balik dipasangkan terjadi
pemecahan molekul, molekul tersebut akan bergetar dan menghasilkan
gelombang mekanis. Saat berpindah, gelombang akan menekan dan
melepaskan molekul pada media secara bergantian, menghasilkan efek
termal dan mekanis, saat diaplikasikan pada jaringan manusia penyerapan
gelombang akan menghasilkan panas.
2. Kontraindikasi Ultrasound
a. Perut wanita hamil
b. Luka yang mengalami infeksi
c. Di dekat tumor
d. Di dekat area pertumbuhan tulang misalkan pada epifisis
e. Di dekat sumsum tulang belakang yang terekspose misal paska
laminectomy
f. Di dekat alat pacu jantung dan alat implant lainnya
g. Penderita gangguan sensasi saraf misal pada diabetic neuropathy
Gambar 2. 7 Ultrasound
F. Kinesio Taping
1. Definisi Kinesio Taping
Kinesio taping adalah modalitas yang digunakan oleh fisioterapis untuk
membantu memulihkan dan menopang otot yang sedang mengalami cedera
(Abdurrasyid, 2013). Dibuat dengan ketebalan seperti kulit tubuh manusia
serta dapat merenggang sampai 140% dari panjang normal sebelum
diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat saat
diaplikasikan pada kulit (pretentice, 2011, Palaimau, 2016).
G. Kerangka Konsep
Populasi/Problem/Pasien
Penderita Tennis Elbow
Intervensi
Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio
Taping
Outcome
Penurunan Nyeri
Comparison
-
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan literatur review yaitu sebuah
metodologi penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengambil
intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis beberapa overview para
ahli yang tertulis dalam teks (Snyder, 2019).
sebagai berikut:
a. P: Tennis Elbow #1
c. C: -
d. O: Reduce Pain #3
#4 #1 AND #2 AND #3
Controlled Trial
Experimental Study
Experimental Study
Experimental Study
1. Kriteria Inklusi
(Notoatmodjo, 2002) yaitu: Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu
c. Sampel penelitian pada literature adalah penderita Tennis elbow usia >18
tahun.
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eklusi yaitu kriteria dengan subjek penelitian yang tidak dapat
a. Literature yang tidak sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan
D. Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di dua
database yaitu Google Scholar dan Pubmed. Dan menggunakan kata kunci
yang sudah disesuaikan. Pada pencarian awal di temukan 30 pada data base
Google Scholar, lalu di temukan 10 pada data base Pubmed. Setelah di
temukan artikel tersebut, peneliti melakukan skrinning berdasarkan abstrak
(n=20) dan kriteria eligibilitas (n=20) yang tema nya di sesuaikan dengan tema
literature review.
A. Hasil Pencarian
Literatur yang didapatkan dari data base Google schoolar sebanyak 30
jurnal dan dari data base Pubmed sebanyak 10 jurnal. Namun berdasarkan
kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan jumlah literatur yang sesuai
menjadi 20 jurnal.
B. Karakteristik Studi
Dari 20 literatur berdasarkan sampel, yang kurang dari 50 subjek
berjumlah 14 jurnal sedangkan yang lebih dari 50 subjek berjumlah 3 jurnal.
Dan sample yang tidak disebutkan sebanyak 3 jurnal. Dengan minimal sample
berjumlah 18 subjek dan maksimal sample berjumlah 120 subjek. Rata-rata
usia pada sample 18-78 tahun dan didominasi oleh sample wanita. Kondisi
sample rata-rata mengalami tennis elbow chronic.
Berdasarkan tahun jurnal, terdapat distribusi tahun dari 2012-2017
berjumlah 9 jurnal dan dari 2018-2022 berjumlah 11 jurnal. Dari benua Asia
sebanyak 13 jurnal terdiri dari negara India, Arab, Turki, Malaysia, Korea. Dari
benua Eropa sebanyak 5 jurnal terdiri dari negara Swedia, Eropa, Polandia,
Italia, dan Kosovo. Dari benua Amerika sebanyak 1 jurnal yaitu dari negara
Amerika. Dan dari benua afrika sebanyak 1 jurnal yaitu dari negara Cairo.
C. Intervensi
Dari 20 literatur, menggunakan berbagai macam intervensi yang terdiri
dari Exercise, Kinesio taping, Ultrasound, Injeksi, Streatching dan Mobilisasi.
D. Pengukuran
Dari 20 literatur berdasarkan metode pengukuran yang dipakai terdiri
dari Mill’s Test, Maudsley’s Test, Cozen Test, Hand Hold Dynamometer,
Numeric Rating Scale (NRS) dan Visual Analoge Scale (VAS).
Ekslusi (n=0)
Jumlah artikel yang memenuhi kriteria
Partisipan
eligibilitas (n=20)
Tennis Elbow dengan usia >18 (n=20
)
Intervensi
Tidak relevan Eccentric Exercise,
Jumlah artikel yang disintesis (n=20)
Ultrasound, Kinesiotapping (n=0)
Outcome
Tidak mencantumkan diskusi
spesifik Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesiotapping (n=0)
Participant Intervensi
Penulis dan Hasil Design
No Pengukuran
Tahun Kel. Kel. Signifikan Study
Stage Kel. Experimen Kel. Kontrol
Intervensi Kontrol
Hand Muscle
Baseline Training:
treatment:
Exercise With
Phonophoresis, Exercise Ball,
n=15 n=15
Pranali Desai, Mulligan Rubber Band
1. Chronic usia=35-55 usia=35- VAS p<0.0001 RCT
2019 mobilisation Exercise,
tahun 55 tahun
with movement, Supination
Eccentric with
strengthening Dumbbell,
exercise Twisting a
Towel
n=60 n=60
Magnus Peterson,
2. Chronic usia=20- usia=20- Eccentric Concentric VAS p<0.0001 RCT
2014
75tahun 75 tahun
Home exercise
programme :
slow fist-
Supervised
n=30 n=30 clenching,
exercise
Stasinopoulos usia=18 usia=18 resisted wrist Control
3. Chronic programme : VAS p<0.0005
Dimitrios, 2013 tahun ke tahun ke movements Clinical Trial
Eccentric
atas atas (flexion and
Exercise
extension),
wrist rotations
with a stick
Mobilization Therapeutic
n=15 n=15
Paramasivan with Movement Eccentric
4. Chronic usia=20-55 usia=20- VAS P<0.00001 RCT
Mani, 2017 (MWM) using Exercise
tahun 55 tahun
belt (TEE)
n=20 n=15
5. Firat Erpala, 2021 Chronic usia=18-70 usia=18- Kinesio taping Injeksi VAS P<0.001 RCT
tahun 70 tahun
n=10 n=10
Hamza Shaheen, Ultrasound and Kinesio tape
6. Chronic usia=20-50 usia=20- VAS P<0.0001 RCT
2019 exercises and exercises
tahun 50 tahun
Shoulder
Ju-hyun Lee, n=9 n=9 Wrist eccentric
7. - stabilization VAS p<0.05 RCT
2018 usia= - usia= - exercise
exercise
Passive
Eccentric
Nurul n=10 n=10 Streatching Quasi
8. Tipe II Exercise and VAS p<0.05
Hikmah,2022 usia= - usia= - and Experimen
Ultrasound
Ultrasound
Standard
Therapeutic physical
Nizar Abdul n=12 n=12 eccentric therapy :
9. Majeedkutty, Chronic usia=30-60 usia= 30- exercises along ultrasound VAS p<0.05 RCT
2016 tahun 60 tahun with standard therapy and
physical therapy wrist extensor
stretching
Kinesiotaping
n=10 plus exercises
n=10
10. Esra Giray, 2019 Chronic n=10 Exercise only VAS P = .0017 RCT
usia= -
usia= - Sham taping
plus exercise
A
randomized,
n= -
Isıl Saadet Yenice n= -// double-
11. Chronic usia= - Kinesio taping Sham taping NRS P <.001
Balevi, 2021 usia= - blinded,
controlled
trial
n=12 n=12 Eccentric Ultrasound Quasi
12. Reza Fauzi, 2014 - VAS p<0,05
usia= - usia= - Exercise dan streatching Experimental
Tabel 3. 4 Intervensi
Penulis dan Dosis Terapi Lamanya Follow
No Negara Jenis Intervensi
Tahun F I T T Terapi Up
Phonophoresis 1 MHz 0.8 W/cm Continuous 5 menit
Mulligan 3 repetisi
Mobilization - progress sampai Mobilisation 5-10 detik
with movement 6 repetisi
Eccentric
strengthening 3 set 10 repetisi Strenghtening 30 detik
exercise
Pranali Desai, 3 minggu : 5x
1. India Exercise With -
2019 - - Exercise - seminggu
Exercise Ball
Rubber Band
3 set 10 repetisi Exercise -
Exercise
Supination with
3 set 10 repetisi - -
Dumbbell
Twisting a
3 set 10 repetisi - -
Towel
Eccentric
3 set 15 repetisi Exercise -
Magnus Peterson, exercise 12
2. Sweden 4 minggu
2014 Concentric bulan
3 set 15 repetisi Exercise -
exercise
Eccentric Hold 30-45
3 set 12 repetisi Exercise
exercise detik
Slow fist-
clenching,
Stasinopoulos resisted wrist Masing-
3. Eropa 12 minggu 3 bulan
Dimitrios, 2013 movements masing
10 repetisi Exercise -
(flexion and Latihan 2-3
extension), wrist set
rotations with a
stick
Paramasivan Saudi Mobilization
4. 1x sehari 10 repetisi Mobilisation - 6 minggu -
Mani, 2017 Arabia with Movement
(MWM) using
belt
Therapeutic
3x
Eccentric 15 repetisi, 3 set Exercise 4 detik
seminggu
Exercise (TEE)
5 hari
Kinesio taping - - Koreksi fasia
pemakaian
10 mg
Injeksi tunggal
triamcinolone
5. Firat Erpala, 2021 Turki dengan 22-G 2 minggu -
Injeksi - -
(20 mg/Ml 0,5
Jarum 30 mm
cc)
4 strip masing-
technique
Lilian Albert Kinesio Taping - masing - -
13. Cairo (diamond) -
Zaky, 2013 Panjang 3,8 cm
Ultrasonic 1 MHz 1 W/cm2 Pulse mode -
*Hot pack :
Ultrasound
20 menit
Group : *Hot US : 1
US : 1 W/cm2 - *TENS: 20
pack, *TENS, MHz
menit
US
US: 3 menit
Tarık ÖZMEN, ESWT Group : Energy density, 2 minggu: 5x
14. Turki -
2021 *Hot pack, 4.0 Hz 0.22 mJ/mm2 , pulses, 1500 - seminggu
*TENS, ESWT pressure 1.4 bar
Kinesio taping
Group : *Hot fascia correction
- - -
pack, *TENS, techniques
Tape
Cryotherapy,
stretching &
strengthening
exercise of wrist
US: 0.1-0/3
extensor group US: 3 MHz US: pulsed
W/cm2 Masing-
muscle, deep
Sonam masing 6 sesi : 3
15. India transverse -
Bhambhani,2016 treatment 5 minggu
friction massage
menit
and ultrasound.
the previous
first piece of
tape go around
Taping tape with 80%
the elbow with
of stretch,
25% stretch r
Extracorporeal
5 treatments
shock wave 8 Hz 0.4 mJ/mm2 Pulses
once per week
therapy
16. Paweł Lizis, 2015 Poland 10 menit -
10 treatments
Ultrasound 1 MHz 0.8 W/cm2 Continues 3 times per
week
Beban 1 kg
Eccentric dan
3 set 15 repetisi Wanita, 2 kg -
Concentric
pria
Rosario
17. Italia Hold 30-45 4 minggu 6 bulan
D’Onofrio, 2020 Static stretching - 6 repetisi -
detik
Strengthening
- 15 repetisi Use therabend -
exercises
Stretching
exercises for the 5 repetisi - Hold 30 detik
wrist extensor 3x
Ultrasound seminggu 1.5 W/ cm2 continues 3 menit
Deep friction
5 menit
Brahim Dewir, Saudi massage 12 sesi : 4
18. -
2021 Arabia 4 strip minggu
Panjang 80 to
Taping - - -
100 mm, lebar
3,8 cm
Counterforce
- - Lebar 5 cm -
elbow orthosis
Panjang 8-10
Taping - cm Dyamond type -
Lebar 3,8 cm
Jeong-Hoon Lee,
19. Korea Deep Friction - -
2020 Masing-
Massage and
- - - masing 15
Mill’s
menit
manipulation
Pulse 20% duty
Ultrasound 1 MHz 1.5 w/cm2 5-7 menit
cycle
1mL
Ardiana triamcinolone
20. Kosovo 6 minggu -
Murtezani, 2015 Local acetonide
- - -
infiltration (10mg/ mL) dan
1mL lidocaine
2%
Exercise
treatment
consisted of
progressive,
slow, repetitive
wrist and
forearm
3x
stretching, 2X Sehari - -
seminggu
muscle
conditioning,
and
occupational
exercise
administered in
four steps
F. Pembahasan
a) Eccentric Exercise Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Eccentric exercise memberikan stimulus pada tendon agar
menghasilkan kolagen yang merupakan zat utama pembentuk tendon
sehingga dapat mempercepat regenerasi tendon yang cedera dan
mengurangi nyeri. Efek yang ditimbulkan dari eccentric exercise juga
dapat memberikan pengaruh hyperthropy otot dan mengurangi strain pada
tendon. (Lee et al., 2018). (Lee et al., 2018).
Pemberian eccentric exercise dapat mengurangi rasa nyeri pada tennis
elbow karena latihan eccentric exercise akan memberian stress pada tempat
melekatnya ECRB melalui latihan yang progresif. Hasilnya, bekas cidera
akan memproduksi kolagen yang padat di area tempat melekatnya ECRB,
dengan demikian nyeri dieliminasi (Finestone & Rabinovitch, 2008).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pranali Desai, 2019, Magnus
Peterson, 2014, Stasinopoulos Dimitrios, 2013, Paramasivan Mani, 2017,
Ju-hyun Lee, 2018, Nurul Hikmah,2022, Nizar Abdul Majeedkutty, 2016,
Esra Giray, 2019, Reza Fauzi, 2014 dan Rosario D’Onofrio, 2020
Eccentric exercise diberikan dengan rata-rata dosis 3-5 set, 10-15
repetisi,dengan tahanan 30-45 detik, istirahat 1 menit/sesi dan sebanyak 3-
5x seminggu dalam 4 minggu. Terdapat penurunan nyeri yang sinifikan
berdasarkan pengukuran VAS.
b) Ultrasound Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Penelitian Chenessa Misquitta et al, 2020, menyatakan bahwa Selain
efek thermal, terapi ultrasound juga menghasilkan efek non thermal berupa
kavitasi dan microstreaming. Kavitasi merupakan proses dimana terdapat
bentukan gelembung udara yang dapat membesar dalam jaringan sehingga
dapat meningkatkan aliran plasma dalam jaringan. Microstreaming
merupakan desakan gelombang suara pada membran sel yang dapat
meningkatkan kerja pompa sodium sel yang dapat mempercepat proses
penyembuhan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan 20 literatur dapat disimpulkan bahwa intervensi Eccentric
Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping dapat digunakan pada penderita kasus
tennis elbow chronic. Dari ketiga Intervensi tersebut ada yang saling
menggunakan kombinasi satu sama lain yang dapat meningkatkan kecepatan
dalam mengurangi nyeri pada tennis elbow. Diantara lain yaitu Eccentric
Exercise dikombinasi dengan Ultrasound, Kinesio taping dikombinasi dengan
Ultrasound dan Eccentric Exercise dikombinasi dengan Kinesio taping.
Frekuensi latihan rata rata 3-5x seminggu. Hasil menunjukan penurunan nyeri
yang signifikan.
B. Saran
a. Bagi Fisioterapi
Hasil penelitian di harapkan bisa sebagai alternatif-alternatif yang
dapat digunakan dalam penanganan ataupun pemecahan masalah juga
pembuatan program pelayanan terkait kasus tennis elbow dalam
mengurangi nyeri dengan Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesio
taping. Atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi satu sama lain.
b. Bagi Masyarakat
Hasil studi ini di harapkan dapat di pergunakan untuk pilihan
mengurangi nyeri pada tenis elbow dengan menggunakan Eccentric
Exercise, Ultrasound dan Kinesio taping Atau bisa juga dengan
menggunakan kombinasi satu sama lain.
c. Bagi Peneliti
Hasil studi ini di harapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan
informasi, bahan referensi, dan bahan masukan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesio taping untuk
mengurangi nyeri pada tennis elbow. Atau bisa juga dengan menggunakan
kombinasi satu sama lain.
Balevi, I. S. Y., Karaoglan, B., Batur, E. B., & Acet, N. (2021). Evaluation of short-term
and residual effects of Kinesio taping in chronic lateral epicondylitis: A randomized,
double-blinded, controlled trial. Journal of Hand Therapy.
https://doi.org/10.1016/j.jht.2021.09.001
Dewir, I. (2021). Diamond mcconnells’ taping technique versus counterforce elbow
orthosis in the treatment of lateral epicondylitis – a randomized controlled trial.
Rehabilitacja Medyczna, 25(2), 9–14. https://doi.org/10.5604/01.3001.0015.0222
Dimitrios, S. (2015). Exercise for tendinopathy. World Journal of Methodology, 5(2), 51.
https://doi.org/10.5662/wjm.v5.i2.51
Dimitrios, S., & Pantelis, M. (2013). Comparing Two Exercise Programmes for the
Management of Lateral Elbow Tendinopathy (Tennis Elbow/Lateral Epicondylitis)—
A Controlled Clinical Trial. The Open Access Journal of Science and Technology, 1.
https://doi.org/10.11131/2013/100013
Erpala, F., Ozturk, T., Zengin, E. C., & Bakir, U. (2021). Early results of kinesio taping and
steroid injections in elbow lateral epicondylitis: A randomized, controlled study.
Medicina (Lithuania), 57(4). https://doi.org/10.3390/medicina57040306
Giray, E., Karali-Bingul, D., & Akyuz, G. (2019). The Effectiveness of Kinesiotaping,
Sham Taping or Exercises Only in Lateral Epicondylitis Treatment: A Randomized
Controlled Study. PM and R, 11(7), 681–693. https://doi.org/10.1002/pmrj.12067
Kalaskar, G., Gurjalwar, I., Phansopkar, P., Chitale, N., Wadhokar, O. C., & Arora, S. P.
(2022). Effect of Cyriax physiotherapy and conventional ultrasound on lateral
epicondylitis. Journal of Medical Pharmaceutical and Allied Sciences, 11, 248–250.
https://doi.org/10.55522/jmpas.V11S1.1248
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, M., Thahir, M., Dermawan, I., & Fisioterapi
Polteknik Kesehatan Makassar, J. (2022). PERBEDAAN EFEK ECCENTRIC
EXERCISE DENGAN MULLIGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II
Difference Effects Of Eccentric Exercise With Mulligan Mobilization With Movement
Towards Pain Reduction In Type Ii Tennis Elbow Patients. 1.
https://doi.org/10.32382/medkes.v17i1
Lee, J.-H., Kim, T.-H., & Lim, K.-B. (n.d.). Effects of eccentric control exercise for wrist
extensor and shoulder stabilization exercise on the pain and functions of tennis elbow.
Lee, J.-H., Oh, J.-S., & Kim, M.-H. (2020). Effect of Deep Friction Massage with Taping
Technique on Strength, Pain, Function and Wrist Extensor Muscle Activity in Patient
A. Kata Kunci
Search Most Recent Quaries
#4 #1 AND #2 AND #3
Controlled Trial
Experimental Study
Experimental Study
Experimental Study
#2 Eccentric Exercise
#2A Ultrasound
#3 Reduce Pain
#1 AND #2 AND #3
#2 Eccentric Exercise
#2A Ultrasound
#3 Reduce Pain
#1 AND #2 AND #3
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓
Inklusi :✓
Eklusi :✓