Anda di halaman 1dari 113

EFEK TERAPEUTIK ECCENTRIC EXERCISE,

ULTRASOUND, KINESIO TAPING DALAM


MENGURANGI NYERI PADA TENNIS ELBOW
(LITERATURE REVIEW)

SKRIPSI

Oleh

WINDA NURFAIZA
021811045

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2022
EFEK TERAPEUTIK ECCENTRIC EXERCISE,
ULTRASOUND, KINESIO TAPING DALAM
MENGURANGI NYERI PADA TENNIS ELBOW
(LITERATURE REVIEW)

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Terapan Fisioterapi

Oleh

Nama : WINDA NURFAIZA


NPM : 021811045

PROGRAM STUDI D-IV FISIOTERAPI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BINAWAN
JAKARTA
2022

i
ii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Nama : Winda Nurfaiza


NPM : 021811045
Program Studi : Fisioterapi
Judul Skripsi : Efek Terapeutik Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesio
taping Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow

Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan bukan
merupakan plagiat dari skripsi orang lain. Apabila saya melanggar dikemudian hari,
saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku.

Demikian surat tidak plagiat ini buat dengan sebenar-benarnya untuk


dipergunakan apabila diperlukan.

Jakarta, 16 Agustus 2022

Winda Nurfaiza

iii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


PERNYATAAN ORISINALITAS DAN SUMBER INFORMASI SERTA
PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efek Terapeutik Eccentric
Exercise, Ultrasound, Kinesio taping Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Universitas
Binawan.

Jakarta, 16 Agustus 2022


Winda Nurfaiza

iv Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
(Hasil Karya Perorangan)

Sebagai sivitas akademis Universitas Binawan, saya yang bertandatangan di bawah


ini:
Nama : Winda Nurfaiza
NIM : 021811045
Program Studi : Fisioterapi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Binawan Hak Bebas Royalti Non- Eksklusif (Non-exclusive Royalti- Free
Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Efek Terapeutik Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesio taping Dalam
Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow”
Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) ini Program Studi Fisioterapi
Universitas Binawan berhak menyimpan, mengalihkan media atau memformatkan,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, dan
menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan
akademis atau tanpa perlu meminta ijin dari saya selama mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Segala bentuk tuntutan
hukun yang ditimbulkan yang ditimbulkan atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya
ilmiah ini menjadi tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Tahun : Agustus 2022
Yang menyatakan,

Winda Nurfaiza

v Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


HAK CIPTA
© Hak Cipta Milik Universitas Binawan
Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang- Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh skripsi ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan Universitas
Binawan.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh skripsi ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin Universitas Binawan

vi Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Winda Nurfaiza


NIM : 021811045
Tempat Tanggal Lahir: Purbalingga, 20 Maret 2000
Alamat : Jalan Batu Belah I rt 07/13 no.106
Agama : Islam
No. HP : 0812 9657 1451
Email : windanurfaiza249@gmail.com
Riwayat Pendidikan :
SD : SD Negeri Cipedak 04 Pagi
SMP : SMP Negeri 131 Jakarta
SMK : SMA Budi Mulia Karawang

vii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat serta
karunia-Nya yang telah mengijinkan penulis menyelesaikan penyusunan skripsi ini
sebagai usulan penelitian, serta tidak lupa juga shalawat dan salam atas junjungan
Rasulullah Muhammad SAW. Alhamdulillah skirpsi yang berjudul “Efek Terapeutik
Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesio taping Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis
Elbow”
Penulis menyadari bahwa selama menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang dihadapi, akan tetapi dengan pertolongan Allah SWT,
yang datang lewat dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung sehingga seluruhnya dapat berjalan dengan baik. Dalam pembuatan skripsi
ini tidak hanya usaha penulis sendiri. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT, atas segala karunianya penulis diberi kesehatan, kewarasan, riski,
kelancaran, perlindungan serta kemudahan untuk dapat menyelesaikan skripsi.
2. Ibu Dr. Ir. Illah Sailah, M. S selaku Rektor Universitas Binawan.

3. Ibu Mia Srimiati, S. Gz.,M. Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakan


Universitas BInawan.
4. Ibu Noraeni Arsyad, SST. Ft, M. Pd selaku Ketua Program Studi Fisioterapi
Universitas Binawan.
5. Bapak Drs.Slamet Sumarno M.Fis selaku pembimbing skripsi pertama.
6. Ibu Noraeni Arsyad, SST. Ft, M. Pd selaku pembimbing skripsi kedua.
7. Terimakasih kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa berdo’a dalam
setiap shalat dan keadaan apapun, memfasilitasi dalam hal finansial dan
memberikan apa saja yang penulis butuhkan. Selalu memberi arahan serta
dukungan. Memberikan ketenangan pada saat penulis merasa putus asa.
Membuat penulis semangat dalam menjalani masa-masa berat di semester
akhir dan berkat perjuangan mereka penulis berpikir bahwa orang tua lebih
lelah karena menanggung banyak hal. Berkat doa mereka penulis dapat
menyelesaikan skripsi dan pendidikan tinggi ini.

viii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


8. Terimakasih untuk Satipa sahabat penulis yang membuat penulis menjadi
percaya diri dan merubah mindset hidup penulis. Membantu ketika penulis
susah dan terpuruk. Selalu berusaha ada didalam keadaan apapun. Mendukung
apa yang penulis jalani. Membuat penulis semakin tangguh dalam menjalani
hidup ini, yang selalu sabar juga selalu mendengarkan keluh kesah penulis.
Selalu mengajak untuk bekerja sama kedepannya. Dan membuat hari-hari
penulis berwarna.
9. Terimakasih kepada teman-teman penulis Sherly, Tasya, Mia, Siska dan
Navira yang telah membantu dalam hal apapun khusunya mengenai informasi
dan pendukung jalannya kegiatan. Yang telah mendorong penulis untuk
meyelesaikan skripsi ini. Dan selalu membantu penulis ketika dalam keadaan
bingung dan terpuruk.
10. Terimakasih kepada seluruh teman-teman Fisioterapi Angkatan 2018 yang
telah mendukung satu sama lain dan membuat kegiatan selama perkuliahan
menjadi menyenangkan. Walaupun terkadang banyak perselisihan dan
perbedaan pendapat tetapi selalu menjadi kekuatan yang besar dalam
menyelesaikan kegiatan apapun.
11. Terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu. Karena doa dan dukungan kalian sangat berguna untuk penulis.
Semoga tuhan memberi imbalan yang berlipat ganda atas segala bantuan dari
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan masyarakat.
12. Terimakasih kepada penulis yang mampu bertahan dan berjuang sejauh ini.
Tetap kuat dan sabar dalam menjalani rintangan hidup. Berusaha dan terus
mencoba menyelesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawab. Pantang
menyerah juga berusaha yang terbaik. You'll never know unless you walk in my
shoes. You'll never know my tangled string. Cause everybody sees what they
wanna see It's easier to judge me than to believe.

ix Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


EFEK TERAPEUTIK ECCENTRIC EXERCISE, ULTRASOUND, KINESIO
TAPING DALAM
MENGURANGI NYERI PADA TENNIS ELBOW

ABSTRAK

Latar Belakang: Tennis Elbow adalah salah satu tipe peradangan pada tendon yang
paling sering terjadi dan dapat menyebabkan terjadinya penurunan fungsi anggota
gerak yang terkena. Cedera ini biasanya terjadi karena overuse dan penggunaan yang
berlebihan saat melakukkan aktifitas.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui efek terapeutik Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio taping dalam mengurangi nyeri pada Tennis Elbow.
Metode: Dua puluh jurnal dengan desain studi Randomized Controlled trial (RCT),
dan Quasi Experimental. Tahun publikasi 10 tahun terakhir (2012-2022), Tennis
Elbow , Terapi Latihan, Modalitas terapi dan penurunan nyeri, kriteria eksklusi yang
selain A Randomized controlled trial (RCT ) dan Quasi Experimental, jurnal yang
diterbitkan sebelum tahun 2012.
Hasil: Berdasarkan 20 jurnal penelitian yang terpilih menunjukaan bahwa pemberian
terapi eccentric, ultrasound, tapping selama 3-5x seminggu dengan durasi 30-45 menit
dapat membantu penurunan nyeri pada tennis elbow
Kesimpulan: Pemberian eccentric, ultrasound, tapping pada tennis elbow terhadap
penurunan nyeri menunjukkan hasil yang signifikan.
Kata Kunci: eccentric, ultrasound, kinesio tapping, Penurunan nyeri, tennis elbow

x Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


THERAPEUTIC EFFECTS OF ECCENTRIC EXERCISE, ULTRASOUND,
KINESIO TAPING TO REDUCE
PAIN IN TENNIS ELBOW

ABSTRACT

Background: Tennis Elbow is one of the most common types of inflammation of the
tendons and can cause a decrease in the function of the affected limb. These injuries
usually occur due to overuse and overuse during activities.
Research Objectives: To determine the therapeutic effect of Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio taping in reducing pain in Tennis Elbow.
Methods: Twenty journals with Randomized Controlled Trial (RCT) study design, and
Quasi Experimental. Years of publication last 10 years (2012-2022), Tennis Elbow ,
Exercise therapy, Treatment modalities and pain reduction, Exclusion criteria other
than A Randomized controlled trial (RCT ) and Quasi Experimental, journals
published before 2012.
Results: Based on 20 selected research journals, it shows that giving eccentric
therapy, ultrasound, tapping for 3-5 times a week with a duration of 30-45 minutes
can help reduce pain in tennis elbow.
Conclusion: The most samples, namely in journals, found 177 samples. Giving
eccentric, ultrasound, tapping on tennis elbow to reduce pain showed significant
results.
Keywords: eccentric, ultrasound, kinesio tapping, pain reduction, tennis elbow

xi Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................... Error! Bookmark not defined.


PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ................................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN
HAK CIPTA ....................................................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ....................... v
HAK CIPTA ....................................................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................................... x
ABSTRACT ....................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL............................................................................................................. xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... xvii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................... xix
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
A. Latar belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 4
C. Pertanyaan Penelitian ............................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 4
KAJIAN PUSTAKA ............................................................................................................ 6
A. Tennis Elbow............................................................................................................ 6
1. Definisi Tennis Elbow........................................................................................... 6
3. Epidemiologi Tennis Elbow .................................................................................. 6
4. Etiologi Tennis Elbow........................................................................................... 7
5. Patologi Tennis Elbow .......................................................................................... 8
6. Patofisiologi Tennis Elbow ................................................................................... 8
7. Faktor resiko Tennis Elbow................................................................................... 9
8. Tanda dan Gejala Tennis Elbow ............................................................................ 9

xii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


9. Mekanisme Tennis Elbow ................................................................................... 10
B. Nyeri ...................................................................................................................... 10
1. Definisi Nyeri ..................................................................................................... 10
2. Nyeri Berdasarkan Sifat ...................................................................................... 10
3. Nyeri Berdasarkan Waktu Serangan .................................................................... 11
4. Mekanisme Nyeri Pada Tennis Elbow ................................................................. 12
D. Eccentric Exercise .................................................................................................. 15
1. Definisi Eccentric Exercise ................................................................................. 15
2. Mekanisme Penurunan Nyeri Dengan Eccentrict Exercise .................................. 16
3. Penatalaksanaan Eccentric Exercise Pada Tennis Elbow...................................... 16
4. Dosis Latihan ..................................................................................................... 17
E. Ultrasound.............................................................................................................. 18
1. Definisi Ultrasound ............................................................................................ 18
2. Kontraindikasi Ultrasound .................................................................................. 18
3. Penatalaksanakan Ultrasound Pada Tennis Elbow ............................................... 18
F. Kinesio Taping ....................................................................................................... 19
1. Definisi Kinesio Taping ...................................................................................... 19
2. Jenis Kinesio Tapping ......................................................................................... 19
3. Manfaat Kinesio Taping...................................................................................... 19
4. Indikasi Kinesio Taping ...................................................................................... 20
5. Kontraindikasi Kinesio Taping............................................................................ 20
6. Penatalaksanaan Kinesio Taping Pada Tennis Elbow .......................................... 20
G. Kerangka Konsep ................................................................................................... 22
BAB III ............................................................................................................................. 23
METODE PENELITIAN ................................................................................................... 23
A. Desain Penelitian .................................................................................................... 23
B. Database Pencarian Literature ............................................................................. 23
C. Kata Kunci ......................................................................................................... 23
BAB IV ............................................................................................................................. 27
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 27
A. Hasil Pencarian ...................................................................................................... 27
B. Karakteristik Studi .................................................................................................. 27
C. Intervensi ............................................................................................................... 27
D. Pengukuran ............................................................................................................ 27

xiii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


E. Prisma Flow Chart .................................................................................................. 28
F. Pembahasan ........................................................................................................... 39
BAB V .............................................................................................................................. 43
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 43
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 43
B. Saran ...................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 45
CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST ............................................................................. 58
HASIL SCREENSHOT JURNAL ...................................................................................... 87

xiv Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ........................................................................................................ 48
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................ 58
LAMPIRAN 3 ........................................................................................................ 87

xv Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kata Kunci ............................................................................................. 24


Tabel 3. 2 Inklusi dan Eklusi .................................................................................. 25
Tabel 3. 3 Apraisal Jurnal ....................................................................................... 29
Tabel 3. 4 Intervensi ............................................................................................... 32
Tabel 3. 5 Pre dan Post Skor Vas ............................................................................ 37
Tabel 3. 6 Pre dan Post Skor NRS .......................................................................... 38

xvi Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Visual Analogue Scale ....................................................................... 13


Gambar 2. 2 Numerical Rating Scale ...................................................................... 14
Gambar 2. 3 Tes Maudsley ..................................................................................... 14
Gambar 2. 4 Tes Mills ............................................................................................ 15
Gambar 2. 5 Tes Cozen .......................................................................................... 15
Gambar 2. 6 Latihan Eksentrik ............................................................................... 17
Gambar 2. 7 Ultrasound.......................................................................................... 19
Gambar 2. 8 Kinesio taping .................................................................................... 21

xvii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR BAGAN
Bagan 2. 1 Kerangka Konsep.................................................................................. 22
Bagan 4. 1 Prisma Flow Chart ................................................................................ 28

xviii Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR SINGKATAN

VAS : Visual Analog Scale


NRS : Numerical Rating Scale
W : Watt
Cm : Centimeter
Mhz : Megahertz
PubMed : National Library of Medicine
P : Patient, Population, Problem
I : Intervention
C : Comparison
O : Outcome
RCT : Randomized controlled trial
Hz : Hertz
US : Ultrasound
ESWT : Extracorporeal Shock Wave Therapy
ECRB : Ekstensor Carpi Radialis Brevis

xix Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan seseorang dapat hidup secara sosial dan ekonomis (Undang-
Undang Kesehatan No 23 tahun 1992). Konsep “sehat”, World Health
Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas, yaitu
“keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya
terbebas dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan
sekedar terbebas dari penyakit atau cacat. Orang yang tidak berpenyakit pun
tentunya belum tentu dikatakan sehat. Dia semestinya dalam keadaan yang
sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial.

Salah satu kendala yang sering terjadi pada siku yaitu Tennis elbow
ataupun sering disebut pula lateral epicondylitis. Tennis Elbow ialah salah satu
jenis peradangan pada tendon yang sangat sering terjadi bisa menimbulkan
terjadinya penurunan fungsi anggota gerak yang terkena ( Coombes et al.,
2015). Cedera ini biasanya terjadi karena overuse sebab penggunaan yang
berlebihan saat melakukkan kegiatan. Kendala ini bisa menggangu serta
membatasi kegiatan fungsional ataupun kegiatan sehari hari pada penderita.
Problematika yang sering timbul pada permasalahan tennis elbow yaitu
terjadinya penurunan atau keterbatasan fungsional suatu pekerjaan, olahraga
serta kegiatan sehari hari ( Coombes et al., 2015). Hal ini dikarenakan ada rasa
perih yang dihasilkan dari proses peradangan yang terjadi pada epycondylus
lateral (Dimitrios, 2016). Lateral Epicondylitis (tennis elbow) akan
mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan antara lain nyeri,
keterbatasan gerak, oedem dan lain-lain sehingga perlu penanganan segera
karena apabila tidak cepat mendapatkan penanganan akan mengakibatkan
cedera yang lebih lanjut ( Coombes et al., 2015).

1 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


2

Prevalensi atau angka kejadian yang ada di dunia , tennis elbow


dialami 1 - 3% pada populasi umum, 6 - 15% pada pekerja industri, 19% pada
usia 30-tahun lebih dominan terjadi pada wanita , 35 - 42% pada pemain tennis,
2 - 23% pada pekerja umum seperti ibu rumah tangga, aktifitas menggunakan
komputer, pemahat dan pengangkat beban berat (Sugijanto dan Partono, Muki.
2006). Di Indonesia umumnya penderita tennis elbow terjadi pada usia 25-55
tahun dengan gejala nyeri. Pada bagian lateral sendi siku terutama jari jari
tangan memegang atau meremas dengan kuat. Pada usia 25 tahun dan usia
lansia diatas 60 tahun jarang terjadi. Diperkirakan 65% dari seluruh tennis
elbow oleh tennis pemula, sedangkan 35% diderita oleh berbagai profesi ibu
rumah tangga yang baru pertama kali melakukan pekerjaaan, pemula atau
pekerja melakukkan pekerjaan tersebut (Wibowo, 2010).

Tennis elbow merupakan gerakan yang terus menerus secara intensif


dalam bentuk pronasi dan supinasi dengan tangan yang memegang tangkai
raket, sehingga menimbulkan over strain pada otot extensor lengan bawah
yang berorigo pada epicondylus lateralis humeri. Tarikan pada otot-otot
tersebut akan menimbulkan yang makin lama makin bertumpuk menjadi
gerakan yang dapat menimbulkan kerobekan ini adalah seperti gerakan back
hand yang tidak benar yaitu gerakan lengan bawah kearah pronasi dan dorso
fleksi wrist secara tiba-tiba dan mendapat beban yang terlalu berat atau
berlebihan sehingga gerakan ini mengakibatkan penguluran dari extensor wrist
yang akan menimbulkan kerusakan bahkan kerobekan pada tendon extensor
wrist (Giam, 1993). Kerusakan pada otot extensor wrist yang disertai inflamasi
(peradangan) dan saraf sensoris yang ada disekitar epicondylus lateralis humeri
akan teriritasi, iritasi saraf sensoris ini yang akan menimbulkan nyeri. (Giam,
1993)

Upaya penanganan yang dapat diberikan pada kasus tennis elbow


dalam mengurangi nyeri yaitu dengan eccentric exercise. Eccentric exercise
adalah suatu kontraksi otot dinamis yang menyebabkan pergerakan sendi dan
perjalanan segmen tubuh sebagai kontraksi dan memanjangnya otot dari suatu
tegangan (Kisner & Colby, 2007). Pemberian eccentric exercise dapat

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


3

mengurangi rasa nyeri pada tennis elbow dengan cara latihan eccentric exercise
akan memberian stress pada tempat melekatnya ECRB melalui latihan yang
progresif. Hasilnya, bekas cidera akan memproduksi kolagen yang padat di
area tempat melekatnya ECRB, dengan demikian nyeri dieliminasi (Finestone
& Rabinovitch, 2008). Eccentric execise juga merupakan suatu latihan dengan
kondisi otot dinamis yang berkontraksi dengan pemanjangan otot sehingga
diharapkan perlengketan yang menyebabkan nyeri saat bergerak akan terlepas
dan tumbuh jaringan baru yang normal, sehingga tujuan dari latihan ini dapat
tercapai dan nyeri dapat berkurang sehingga fungsi dan geraknya pun membaik
seiring pergantian jaringan baru (Finestone & Rabinovitch, 2008).

Selain itu dengan modalitas ultrasound dapat mengurangi nyeri pada


tennis elbow. Penurunan nyeri dengan ultrasound merupakan salah satu cara
yang efektif untuk menggurangi rasa nyeri. Efek Micro Massage yang
ditimbulkan oleh ultrasound akan menimbulkan efek panas dalam jaringan.
Terjadinya efek panas ini akan bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah,
selain karena pengaruh panas juga oleh pengaruh langsung pada saraf. Hal ini
disebabkan gelombang continue yang rendah intensitasnya, sehingga dapat
memberikan pengaruh sedative dan analgetik pada ujung-ujung saraf sensoris
sehingga nyeri dapat dikurangi (Muttaqin, 2012).

Dan juga dengan menggunakan kinesio taping dapat mengurangi nyeri


pada tennis elbow karena dengan meningkatkan kontraksi dan membantu otot
dalam fungsinya, mampu merangsang mekano reseptor pada kulit dan
meningkatkan penerimaan unit (Guilherme S, 2013). Penggunaan kinesio
taping dapat meningkatkan propiosaptif feedback sehingga menghasilkan
posisi tubuh yang benar. Hal ini akan menjadi hal yang sangat dasar diperlukan
ketika latihan untuk mengembalikan fungsi dari tubuh saat diintervensi.
Kinesio taping juga dapat menormalisasi tonus otot sehingga meningkatkan
aktivitas propioseptif, mengurangi nyeri, serta mengkoreksi posisi jaringan
yang tidak sesuai dan menstimulasi mekanoreseptor dikulit (Prentice, 2011).

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


4

Berdasarkan tinjauan dan beberapa literature di atas peneliti tertarik


untuk menganalisa Efek Terapeutik Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesio
taping Untuk Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
B. Rumusan Masalah
Dalam pain management pada kasus tennis elbow, intervensi yang
biasa digunakan yaitu menggunakan eccentric exercise, ultrasound, dan
kinesio taping. Ketiga intervensi tersebut terbukti mampu mengurangi nyeri
pada kasus tennis elbow. Namun belum banyak yang tahu sample seperti apa
yang cocok dalam menggunakan intervensi tersebut dan intervensi seperti apa
yang dapat meningkatkan kecepatan dalam mengurangi nyeri pada tennis
elbow.

C. Pertanyaan Penelitian
a. Apakah Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping dapat digunakan
di semua sample kasus tennis elbow?
b. Intervensi seperti apa yang dapat meningkatkan kecepatan dalam
mengurangi nyeri pada tennis elbow?

D. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Menganalisa efek terapeutik Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesio


taping untuk mengurangi nyeri pada Tennis Elbow.

b. Tujuan Khusus
a) Menganalisa sample pada tennis elbow yang cocok dalam penggunaan
intervensi Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesiotapping.
b) Menganalisa Intervensi seperti apa yang dapat meningkatkan kecepatan
dalam mengurangi nyeri pada tennis elbow.

E. Manfaat Penelitian
a. Bagi Fisioterapi
Hasil penelitian di harapkan bisa sebagai alternatif-alternatif yang
dapat digunakan dalam penanganan ataupun pemecahan masalah juga

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


5

pembuatan program pelayanan terkait kasus tennis elbow dalam


mengurangi nyeri dengan Eccentric Exercise, Ultrasound dan
Kinesiotapping.
b. Bagi Masyarakat
Hasil studi ini di harapkan dapat di pergunakan untuk pilihan
mengurangi nyeri pada tenis elbow dengan menggunakan Eccentric
Exercise, Ultrasound dan Kinesiotapping.
c. Bagi Peneliti
Hasil studi ini di harapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan
informasi, bahan referensi, dan bahan masukan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesiotapping untuk
mengurangi nyeri pada tennis elbow.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tennis Elbow
1. Definisi Tennis Elbow
Tennis Elbow adalah peradangan yang terjadi di tendon yang sering
terjadi. Tennis Elbow juga menimbulkan penurunan fungsi anggota gerak
yang terkena. Kasus ini biasanya disebabkan karena overuse pada saat
melakukkan aktifitas.
Pada penderita Tennis Elbow akan merasakan kesulitan dalam
melakukan aktifitas fungsional sehari-hari sebagai contoh pada saat
melakukan kegiatan menjemur, mencuci, memeras, mengecat, mengepal,
bahkan bermain tennis. Hal tersebut bisa menggangu dan menghambat
aktifitas sehari hari pada penderita Tennis Elbow (Sugiri, 2007).
2. Klasifikasi Tennis Elbow
a) Tipe I
Pada tipe ini tempat cedera terjadi pada origo ekstensor karpi
radialis longus
b) Tipe II
Pada tipe ini adalah tipe yang paling sering terjadi, yang mana
terletak pada tempat perlengketan tendon otot ekstensor karpi
radialis brevis pada epikondilus lateralis humeri.
c) Tipe III
Pada tipe ini, yang mengalami cidera adalah tendon
muscle junction otot-otot ekstensor karpi radialis brevis.
d) Tipe IV
Pada tipe ini, yang mengalami cedera adalah muscle belly
dari otot-otot ekstensor karpi radialis brevis.

3. Epidemiologi Tennis Elbow


Prevalensi kasus tennis elbow yang ada di dunia yaitu 1 - 3% terjadi
pada populasi umum, 6 - 15% terjadi pada pekerja industri, 19% terjadi

6 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


7

pada usia 30-tahun lebih. Kasus ini lebih sering terjadi pada wanita , 35 -
42% terjadi pada atlet tennis, 2 - 23% pada ibu rumah tangga, pada orang
yang suka menggunakan komputer, pemahat dan pengangkat beban berat
(Sugijanto dan Partono, Muki. 2017). Di Indonesia biasanya kasus tennis
elbow terjadi pada usia 25-55 tahun dengan tanda awal merasakan nyeri.
Di area lateral sendi siku apalagi di area jari jari tangan ketika melakukan
kegiatan seperti memegang atau meremas dengan kuat. Pada usia 25 tahun
dan usia lansia diatas 60 tahun jarang terjadi tennis elbow. Diperkirakan
65% dari kasus tennis elbow dialami tennis pemula, sedangkan 35% dapat
terjadi pada ibu rumah tangga yang baru pertama kali melakukan
pekerjaaan (Wibowo, 2010).
4. Etiologi Tennis Elbow
Tennis elbow dapat di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain :

a. Overuse
Ini disebabkan karna adanya kontraksi otot yang berulang-ulang
dan berat pada otot-otot ekstensor karpi radialis. Contohnya pada ibu
rumah tangga aktifitas memeras pakaian terjadi gerakan ekstensi
pergelangan tangan di sertai pronasi lengan bawah yang berulang dan
kuat.
b. Trauma
Dikarenakan gerakan yang terjadi pada otot ekstensor pergelangan
tangan yang secara tiba-tiba dan kuat. Contohnya pada pemain tennis,
ketika melakukan back hand dengan siku menekuk. Dengan posisi
lengan demikian, otot ekstensor tangan dan pergelangan tangan harus
berkontraksi diluar kemampuannya untuk melakukan back hand,
akibatnya timbul nyeri setelah melakukan back hand. Selain itu yang
dapat menimbulkan trauma adalah lemahnya otot peregangan tangan
atau pegangan raket yang terlalu besar sehingga menyebabkan
pergelangan labil.
c. Faktor Usia

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


8

Pada fakor usia, terjadi proses degenerasi. Pada proses ini jumlah
elastin menurun, jumlah matriks jaringan ikat menurun dan menjadi
rapuh, sehingga mudah menjadi micro rupture. Akibat jumlah kapiler
menurun usia lanjut, maka proses penyembuhan menjadi lama dan bila
terjadi degenerasi pada tendon dan adanya pembebanan yang
berlebihan akan menjadi rupture. (Nirschl, 1973).

5. Patologi Tennis Elbow


Gerakan yang dapat menimbulkan kerobekan ini adalah seperti gerakan
back hand yang tidak benar yaitu gerakan lengan bawah kearah pronasi
dan dorso fleksi wrist secara tiba-tiba dan mendapat beban yang terlalu
berat atau berlebihan sehingga gerakan ini mengakibatkan penguluran dari
extensor wrist yang akan menimbulkan kerusakan bahkan kerobekan pada
tendon extensor wrist. Kerusakan pada otot extensor wrist yang disertai
inflamasi (peradangan) dan saraf sensoris yang ada disekitar epicondylus
lateralis humeri akan teriritasi, iritasi saraf sensoris ini yang akan
menimbulkan nyeri (Giam, 1993).

6. Patofisiologi Tennis Elbow


Tennis elbow terjadi karena peradangan origo otot-otot ekstensor
pergelangan tangan yang ditandai dengan inflamasi pada tendon periosteal
ekstensor carpi radialis brevis, ini terjadi akibat penggunaan yang terlalu
sering atau berlebihan, kondisi ini biasanya terjadi berulang, tennis elbow
juga dapat disebabkan oleh karena permukaan sendi radio-humeral yang
tidak rata yang menyebabkan bagian bawah Ekstensor Carpi Radialis
Brevis (ECRB) menyentuh bagian capitellum dan menyentuh bagian
luarnya dan terjadilah gesekan pada capitellum selama proses ekstensi dan
fleksi elbow akibat proses degenerasi sehingga terjadi lesi atau kerobekan
kecil pada tendon periosteal Ekstensor Carpi Radialis Brevis (ECRB)
(Walz et al., 2010).
Tennis elbow paling sering merupakan hasil dari cedera stres yang
berulang tetapi dapat terjadi akibat trauma langsung. dimana mekanik yang
buruk pada saat olahraga dapat menjadi faktor pemicu. Tennis elbow

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


9

disebabkan oleh kontraksi berulang dari otot-otot ekstensor lengan,


terutama pada otot extensor carpi radialis brevis (ECRB), yang
menghasilkan robekan kecil di otot diikuti degenerasi, perbaikan yang
belum matang. Kurangnya vaskularisasi di permukaan bawah tendon lebih
lanjut akan berdampak pada degenerasi dan tendinosis. Epicondylitis
awalnya diyakini berasal dari proses inflamasi yang melibatkan bursa
radial humerus, periosteum, dan ligamentum annular (Walz et al., 2010).

7. Faktor resiko Tennis Elbow


a. Menangani alat yang lebih berat dari 1 kg
b. Menangani beban yang lebih berat dari 20 kg setidaknya 10 kali per
hari
c. Gerakan berulang selama lebih dari 2 jam per hari
d. Faktor risiko yang dapat menimbulkan tennis elbow seperti gerakan
berlebihan (overuse), gerakan berulang, gerakan saat latihan yang
salah, masalah fleksibilitas, usia, sirkulasi yang buruk, dan
melemahnya atau ketidakseimbangan otot. Selain itu, tennis elbow
biasanya terkait dengan pekerjaan atau hobi yang berulang-ulang (Lee
et al., 2018).

8. Tanda dan Gejala Tennis Elbow


a. Terdapat nyeri sepanjang 1 - 2 cm di are lateral dari sendi siku atau di
area epicondylus lateralis humeri yang mana nyeri bisa menjalar
sampai lengan atas.
b. Terdapat kelemahan di otot-otot pergelangan tangan sehingga dapat
terjadi penurunan aktivitas fungsional seperti ketidakmampuan untuk
membuka pintu yang bergagang.
c. Terdapat nyeri yang terjadi pada sendi siku bagian luar ketika tangan
bergerak secara ekstensi dan sendi pergelangan tangan melawan
tahanan.
d. Terdapat nyeri yang terjadi ketika adanya tekanan di bawah
epicondylus lateralis humeri.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


10

e. Nyeri siku akan semakin bertambah apabila melakukan gerakan seperti


menggenggam dan memutar yang dilakukan secara bersamaan, dan
memungkinkan menjalar ke bagian luar lengan dan lengan bawah.
(Giam, 1993).

9. Mekanisme Tennis Elbow


Seperti tendinopati lainnya, beberapa prinsip umum mekanika tendon
dan homoeostasis berlaku. Tendon bertindak sebagai "pegas" untuk
membuat gerakan otot lebih efisien, efek pegas meningkat dengan beban
yang lebih tinggi menjadi paling efisien ketika tendon memendek. Tendon
akan menguat saat ada permintaan yang lebih besar dan melemah secara
alami ketika kurang digunakan. Tendon yang sehat dapat menguat dengan
mudah sebagai respons terhadap peningkatan muatan tetapi bisa gagal jika
peningkatan muatan terlalu mendadak atau terlalu besar. Kelebihan beban
yang tiba-tiba dapat mengubah struktur tendon dan memungkinkan
dimulainya proses degeneratif yang mengakibatkan tennis elbow (Orchard
et al., 2011).

B. Nyeri
1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sinyal yang dirasakan dari sensorik dan rasa yang
tidak enak karena terdapat kerusakan jaringan. Nyeri juga merupakan
pengalaman sensorik tipe multidimensional. Peristiwa ini bisa saja berbeda
tergantung seberapa besar intensitas (intensitas yang ringan,sedang, berat),
kualitas (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi (transien,
intermiten,persisten), dan penyebaran (superfisial atau dalam, terlokalisir
atau difus (Meliala,2004).

2. Nyeri Berdasarkan Sifat


a. Incidental Pain
Merupakan nyeri yang muncul tidak terlalu sering dan bisa saja
menghilang rasa nyerinya.
b. Steady Pain

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


11

Merupakan nyeri yang muncul dan sifatnya tetap dan dapat


dirasakan dalam jangka yang lama.
c. Proximal Pain

Merupakan nyeri yang muncul dengan tipe intensitas yang besar


dan tinggi (Zubieta et al., 2005).

3. Nyeri Berdasarkan Waktu Serangan


a. Nyeri Akut
Nyeri akut terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi bedah
dan memiliki rasa yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi (ringan
sampai berat) dan berlangsung untuk waktu singkat.
b. Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung lama, intensitasnya
bervariasi dan biasanya berlangsung lebih dari enam bulan. Nyeri kronis
bersifat nosiseptiv atau neuropatik ataupun gabungan keduanya.
Sedangkan tipe nyeri dapat dibagi menjadi nyeri somatik, nyeri visceral,
dan nyeri neuropatik. Nyeri somatik dideskripsikan sebagai sakit,
menggerogoti, dan tajam dalam hal kualitas. Secara umum dapat
dilokalisasi dan diinisiasi oleh aktifasi nosiseptor di jaringan kulit dan
jaringan dalam. Contoh nyeri somatic termasuk nyeri akut pasca operasi
dan patah tulang. Nyeri visceral juga diasosiasikan dengan kerusakan
jaringan, khususnya infiltrasi, kompresi dan distensi dari organ dalam.
Biasanya dideskripsikan sebagai nyeri yang tumpul dan sukar dilokalisasi
dan bisa menyebar ke tempat lain. Misalnya nyeri perut yang disebabkan
oleh konstipasi. Sedangkan nyeri neuropati dihasilkan dari kerusakan
terhadap sistem saraf baik pusat maupun perifer. Tertembak, sengatan
listrik, ataupun luka bakar sering bersamaan dengan latar belakang
timbulnya sensasi nyeri dan terbakar (Mc Caffery, 1986 dalam Potter and
Perry, 1997).

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


12

4. Mekanisme Nyeri Pada Tennis Elbow

Tennis elbow terjadi ketika salah satu otot (extensor carpi radialis
brevis; ECRB) di lengan bawah mengalami kelemahan akibat penggunaan
yang berulang-ulang atau berlebihan. Tendon (jaringan yang
menghubungkan otot dengan tulang) ECRB menempel ke tulang siku dan
ujung lainnya menempel di punggung tangan. Ketika otot ECRB
mengalami kelemahan, tendon di siku akan menerima tegangan yang
berlebihan, sehingga lama-kelamaan dapat mengalami robekan dan
peradangan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan nyeri pada tennis
elbow. tennis elbow syndrome dapat dirasakan umumnya saat penderitanya
meluruskan lengan, di mana ada rasa nyeri yang menjalar dari siku hingga
ke lengan bawah dan pergelangan tangan. Rasa nyeri ini bahkan tidak
kunjung berhenti ketika tangan sedang beristirahat. Siku menjadi kaku dan
pergelangan tangan pun melemah sehingga penderitanya sulit mengangkat,
menggenggam barang, atau melakukan hal-hal kecil seperti menulis atau
menggosok. Jari-jari mati rasa dan mengalami kesemutan. (Apkarian et al.,
2005).

C. Alat Ukur

a. Visual Analogue Scale (VAS)


VAS adalah skala linear yang menggambarkan secara visual gradasi
tingkat nyeri yang mungkin dialami seorang pasien. Rentang nyeri diwakili
sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap sentimeter.
Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka. Ujung yang satu dari
angka 0 mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang lain sampai angka
100 mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi. Skala dapat dibuat
vertikal atau horizontal.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


13

Gambar 2. 1 Visual Analogue Scale


Sumber : (Novitasari, R,W, & Yudiyanta, Khoirunnisa,
2015).

b. Numeric Rating Scale (NRS)

Numerical Rating Scale (NRS) adalah alat ukur untuk menilai tingkat
atau derajat nyeri yang dialami pasien sesuai subjektivitas pasien. Dengan cara
pasien diminta untuk menutarakan rasa nyerinya sesuai dengan level atau
intensitas nyeri pada skala dari 0-10 atau 0-100. Angka 0 berati tidak ada rasa
nyeri sedangkan angka 10 atau 100 berarti pasien merasakan nyeri hebat. Skala
intensitas numerik ini yang sering kali digunakan untuk menilai derajat nyeri.
Penderita akan menilai nyeri dengan menggunakan skala ini dari 0-10. Skala
ini paling efektif dan mudah untuk digunakan saat mengkaji intenitas nyeri
sebelum dan selepas pengobatan. (Potter &Perry 1997).

Keterangan :

0 :Tidak nyeri

1-3 :Nyeri ringan. Pasien dapat bekomunikasi dengan baik

4-6 :Nyeri sedang. Pasien mendesis, menyeringai, dapat mendeskripsikan,


mengikut perintah dengan baik dan menunjukkan lokasi nyeri

7-9 :Nyeri berat. Pasien tekadang tidak dapat mengikut perintah namun
masih bagus dalam merespon tindakan, dapat mengalokasikan nyeri, tidak
dapat mendeskripsikan, distraksi dan tidak dapat diatasi dengan alih posisi
nafas panjang

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


14

10 : Nyeri sangat berat dan pasien tidak bisa berkomunikasi

Gambar 2. 2 Numerical Rating Scale

c. Test Maudsley

Fisioterapis menginstruksikan pasien agar menekuk siku dan


pergelangan tangan, sambil memperhatikan pada nyeri yang muncul pada
epikondilus lateral. Hasil positif bila pasien merasakan nyeri pada epikondilus
lateral.

Gambar 2. 3 Tes Maudsley

d. Test Mills

Pasien diinstruksikan untuk meluruskan jari tengah lalu terapis


menahan ekstensi tersebut sambil mempalpasi epikondilus lateral. Hal tersebut
dapat menimbulkan kontraksi pada otot extensor digitorum dan tendon. Hasil
positif jika pasien merasakan nyeri pada epikondilus lateral dan menandakan
pasien menderita kasus tennis elbow.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


15

Gambar 2. 4 Tes Mills

e. Cozen Test

a)Posisi Pasien
Pasien harus duduk, dengan siku diperpanjang pronasi maksimal lengan
bawah, pergelangan tangan diculik secara radial, dan mengepalkan tangan.
b)Posisi Terapis
Terapis harus menstabilkan siku sambil meraba epicondyle lateral, tangan lain
ditempatkan pada dorsum tangan.
c) Teknik Cozen’s Test
Pasien diminta untuk memindahkan pergelangan tangan ke fleksi dorsal dan
terapis memberikan perlawanan terhadap gerakan ini, dalam posisi yang
dijelaskan di atas. Tes ini positif jika rasa sakit pada epikondilus lateral timbul.

Gambar 2. 5 Tes Cozen

D. Eccentric Exercise
1. Definisi Eccentric Exercise
Eccentric exercise melibatkan beban dinamis otot dibawah kapasitas
beban yang di produksi menyebabkan pemanjangan otot ketika otot
mengontrol beban saat berada dibawah.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


16

Eccentric exercise disebut juga dengan kontraksi memanjang yang


ditandai dengan efek awal yang tidak menguntungkan seperti kerusakan
otot subselular, nyeri, berkurangnya rangsangan serat otot, dan kelemahan
otot. Namun stretching yang dilakukan dengan overload seperti dalam
kontraksi eccentric, merupakan stimulus yang efektif untuk mendorong
adaptasi fisiologis dan saraf pada saat latihan. Ada tiga jenis kontraksi otot
yang dapat digunakan selama latihan (concentric, isometric, dan eccentric),
latihan eccentric adalah tindakan di mana otot memanjang di bawah
tekanan. Selama kontraksi eccentric, beban yang dihasilkan oleh otot lebih
besar. Eccentric exercise ditandai oleh mikrolesi otot dan ketegangan
mekanis yang lebih besar dibandingkan dengan kontraksi
consentric/isometric dan karenanya dapat menghasilkan adaptasi otot yang
lebih besar (Hedayatpour et al., 2015).

2. Mekanisme Penurunan Nyeri Dengan Eccentrict Exercise


Epicondylitis lateral dikenal sebagai tennis elbow merupakan rasa sakit
yang disebabkan oleh inflamasi tendon ekstensor radial pergelangan tangan
di sisi lateral siku. Inflamasi tersebut menyebabkan gumpalan darah pada
tendon sehingga sirkulasi oksigen dan nutrisi pada area tersebut berkurang
(Lee et al., 2018).

Tujuan rehabilitasi tennis elbow adalah mengurangi rasa nyeri, menjaga


gerakan, dan meningkatkan kelenturan, meningkatkan kekuatan otot, dan
daya tahan. Hal ini dikarenakan eccentric exercise memberikan stimulus
pada tendon agar menghasilkan kolagen yang merupakan zat utama
pembentuk tendon sehingga dapat mempercepat regenerasi tendon yang
cedera dan mengurangi nyeri. Efek yang ditimbulkan dari eccentric
exercise juga dapat memberikan pengaruh hyperthropy otot dan
mengurangi strain pada tendon. (Lee et al., 2018).

3. Penatalaksanaan Eccentric Exercise Pada Tennis Elbow


a. Posisi Pasien
Pasien duduk di kursi dengan senyaman mungkin

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


17

b. Posisi Terapis
Terapis berada di samping pasien
c. Gerakan Eccentric Exercise
a. Posisikan pasien duduk dengan lengan yang ingin di intervensi
diatas sanggahan kursi dan pergelangan tangan terbebas
b. Pegang dumbell seberat 1 kg dengan tangan yang di intervensi
c. Pasien diinstruksikan untuk menurunkan pergelangan tangan
yang diintervensi secara perlahan dan full lalu ditahan selama
10 detik
d. Kemudian pasien diinstruksikan untuk mengangkatnya kembali
dengan tangan yang tidak di intervensi (Peterson et al., 2014).

Gambar 2. 6 Latihan Eksentrik

4. Dosis Latihan
a. Frekuensi : 3x seminggu
b. Intensitas : Sedang
c. Type : Eccentric Exercise
d. Time : 30 Menit
e. Tahanan : 10 Detik
f. Repetisi :15 Repetisi
g. Set : 3 Set (per-set istirahat 30 detik)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


18

E. Ultrasound
1. Definisi Ultrasound
Ultrasound adalah salah satu jenis terapi panas yang menggunakan arus
listrik dengan dialirkan lewat transducer. Produksi gelombang suara yang
berfrekuensi tinggi dan tidak dapat dideteksi oleh telinga manusia sekitar
0,8 – 3megahertz yang dihasilkan oleh kristal keramik piezoeelektrik yang
dipasangkan pada aplikator, ketika arus bolak-balik dipasangkan terjadi
pemecahan molekul, molekul tersebut akan bergetar dan menghasilkan
gelombang mekanis. Saat berpindah, gelombang akan menekan dan
melepaskan molekul pada media secara bergantian, menghasilkan efek
termal dan mekanis, saat diaplikasikan pada jaringan manusia penyerapan
gelombang akan menghasilkan panas.

2. Kontraindikasi Ultrasound
a. Perut wanita hamil
b. Luka yang mengalami infeksi
c. Di dekat tumor
d. Di dekat area pertumbuhan tulang misalkan pada epifisis
e. Di dekat sumsum tulang belakang yang terekspose misal paska
laminectomy
f. Di dekat alat pacu jantung dan alat implant lainnya
g. Penderita gangguan sensasi saraf misal pada diabetic neuropathy

3. Penatalaksanakan Ultrasound Pada Tennis Elbow


Pelaksanaan terapi adalah pastikan alat sudah di cek dan berfungsi
dengan baik bersihkan bagian yang akan diterapi dengan alkohol, tuangkan
gel pada siku pasien dan letakkan tranduser dibagian yang dikeluhkan, atur
alat dengan intensitas 1,5 w/cm- 2 w/cm, frekuensi 1 mhz, atur waktu
selama 5-10 menit, kemudian putar tranduser arah circular hingga waktu
habis.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


19

Gambar 2. 7 Ultrasound

F. Kinesio Taping
1. Definisi Kinesio Taping
Kinesio taping adalah modalitas yang digunakan oleh fisioterapis untuk
membantu memulihkan dan menopang otot yang sedang mengalami cedera
(Abdurrasyid, 2013). Dibuat dengan ketebalan seperti kulit tubuh manusia
serta dapat merenggang sampai 140% dari panjang normal sebelum
diaplikasikan ke kulit, sehingga memberikan ketegangan yang kuat saat
diaplikasikan pada kulit (pretentice, 2011, Palaimau, 2016).

2. Jenis Kinesio Tapping


Jenis Kinesio taping secara umum dibagi menjadi 4 antara lain fan cuts,
X, Y, dan I. Pemasangan dengan berbagai model tersebut digunakan untuk
bertujuan berbeda-beda (Sheryl, 2010, Palaimau, 2016)

a. Mengurangi bengkak dan inflamasi biasanya digunakan bentuk taping


fan cuts.
b. Memfasilitasi otot dalam kerjanya dan mengurangi risiko tejadi cedera
akibat overuse biasanya menggunakan bentuk Y, X, atau I sesuai
dengan bentuk otot yang akan di fasilitasi.
c. Membatasi gerakan dari sendi bisa menggunakan bentuk I.

3. Manfaat Kinesio Taping


Penggunaan kinesio taping bisa meningkatkan propiosaptif feedback
sehingga menghasilkan posisi tubuh yang benar. Hal ini akan menjadi hal
yang sangat dasar diperlukan ketika latihan untuk mengembalikan fungsi

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


20

daritubuh diintervensi. Juga berfungsi sebagai elastisitas kinesio taping


menurut Scmenk, dan Katrina Stibel (2014) yakni :

a. Tarikan 0-15% yaitu diberikan regangan sangat sedikit, untuk


mengatasi bengkak dan lymphedema .
b. Tarikan 15-25% yaitu diberikan regangan sedikit, untuk pola kinesio
taping insertio ke origo untuk mengistirahatkan otot yang overuse dan
otot yang rusak.
c. Tarikan 50% yaitu diberikan regangan sedang, origo ke insertio untuk
membantu otot yang lemah dan memberikan stimulasi juga untuk
menfasilitasi kontraksi otot.
d. Tarikan 75% yaitu regangan tinggi dalam membantu menstabilisasi dan
mendukung cara kerja otot.
e. 100% regangan sangat tinggi, untuk membantu menstabilisasi dan
mendukung kerja otot.

4. Indikasi Kinesio Taping


a. Menghilangkan nyeri
b. Mengurangi peradangan, bengkak, dan memar
c. Pencegahan terjadinya kram otot dan spasme otot
d. Mempercepat pemulihan otot akibat overuse
e. Memampukan atlit untuk tetap berlatih meskipun terluka
f. Peningkatan kekuatan dan tonus otot ketika lemah atau terjadi cedera
pada otot

5. Kontraindikasi Kinesio Taping


a. DVT (deep Vein Thrombosis)
b. Gagal jantung
c. Infeksi
d. Kanker
e. Luka terbuka

6. Penatalaksanaan Kinesio Taping Pada Tennis Elbow


Origo : Extensor tendon lateral epikondilus

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


21

Insersio : Metacarpal 2,3,4 medial dan distal phalank

Teknik : Inhibisi otot extensor jari dan koreksi fasia

a. Inhibisi otot extensor jari


a) Ukur dan potonglah kinesio taping dengan model Y strip
b) Posisi awal : siku lurus, jari posisi menggenggam
c) Pasangan ancor tanpa tarikan pada bagian dorsal jari
d) Setelah ancor terpasang tekuk pergelangan tangan
e) Berikan tarikan 15-25%
f) Pasang masing-masing bagian tail mengelilingi jaringan target
diatas lateral epikondilus
g) Akhiri dengan bagian end tanpa tarikan
h) Rekatkan kinesio taping dengan gosokan
b. Koreksi Facia
a) Ukur dan potonglah kinesio taping dengan model Y strip
b) Siku lengan lurus, lengan bawah pronasi, jari mengepal
c) Pasang anchor tanpa tarikan dibelakang jaringan target (lateral
epikondilus)
d) Tarikan 10-15% pada masing-masing tail menuju jaringan target
e) Pasang end tanpa tarikan
f) Rekatkan kinesio taping dengan gosokan

Gambar 2. 8 Kinesio taping

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


22

G. Kerangka Konsep

Populasi/Problem/Pasien
Penderita Tennis Elbow

Intervensi
Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesio
Taping
Outcome
Penurunan Nyeri

Comparison
-

Bagan 2. 1 Kerangka Konsep

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian menggunakan literatur review yaitu sebuah
metodologi penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan dan mengambil
intisari dari penelitian sebelumnya serta menganalisis beberapa overview para
ahli yang tertulis dalam teks (Snyder, 2019).

B. Database Pencarian Literature


Literature review ini merupakan rangkuman menyeluruh beberapa
studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema mengenai efek terapeutik
Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping dalam mengurangi nyeri pada
tennis elbow Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow. Pencarian
literature dilakukan pada bulan Oktober - April 2022. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang tidak diperoleh dari
pengamatan langsung, namun diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti - peneliti sebelumnya. Pencarian literature dalam
literature review ini menggunakan 2 database yaitu Google Scholar dan
Pubmed.
C. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dengan PICO

sebagai berikut:

a. P: Tennis Elbow #1

b. I: Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping #2

c. C: -

d. O: Reduce Pain #3

e. Search #1 AND #2 AND #3

f. Search #1 AND #2 AND #3 AND Randomized Controlled Trial

23 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


24

g. Search #1 AND #2 AND #3 AND Quasi Experimental Study

Search Most Recent Quaries

#1 Search Tennis Elbow

#2 Search Eccentric Exercise

#2A Search Ultrasound

#2B Search Kinesio Taping

#3 Search Reduce Pain

#4 #1 AND #2 AND #3

#5 #1 AND #2A AND #3

#6 #1 AND #2B AND #3

#7 #1 AND #2 AND #3 AND Randomized

Controlled Trial

#8 #1 AND #2A AND #3 AND

Randomized Controlled Trial

#9 #1 AND #2B AND #3 AND

Randomized Controlled Trial

#10 #1 AND #2 AND #3 AND Quasi

Experimental Study

#11 #1 AND #2A AND #3 AND Quasi

Experimental Study

#12 #1 AND #2B AND #3 AND Quasi

Experimental Study

Tabel 3. 1 Kata Kunci

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


25

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Pasien usia >18 tahun Pasien anak – anak
Intervention Eccentric Exercise Tidak ada
Ultrasound
Kinesiotapping
Comparators Tidak ada Tidak ada
Study Design and Randomized Control Systematic Review dan
Publication Type adn Trial Meta Analysis
Quasi Experimental
Publication years 2012 – 2022 < 2012
Language Bahasa Inggris dan Bahasa lain selain
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia
Tabel 3. 2 Inklusi dan Eklusi

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel

(Notoatmodjo, 2002) yaitu: Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu

a. Literature sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan pertanyan

penelitian dan tujuan penelitian.

b. Tahun publikasi 10 tahun terakhir (2012 – 2022).

c. Sampel penelitian pada literature adalah penderita Tennis elbow usia >18

tahun.

d. Menggunakan intervensi Eccentric Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eklusi yaitu kriteria dengan subjek penelitian yang tidak dapat

mengikuti penelitian dikarenakan tidak mengikuti syarat yang sudah

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


26

ditentukan sebagai sampel penelitian (Notoatmodjo, 2002).Adapun kriteria

eksklusi dalam penelitian ini yaitu :

a. Literature yang tidak sesuai dengan kata kunci yang berkaitan dengan

pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian.

b. Tahun publikasi < 2012.

c. Sampel penelitian pada literature adalah selain penderita Tennis Elbow.

D. Seleksi Studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di dua
database yaitu Google Scholar dan Pubmed. Dan menggunakan kata kunci
yang sudah disesuaikan. Pada pencarian awal di temukan 30 pada data base
Google Scholar, lalu di temukan 10 pada data base Pubmed. Setelah di
temukan artikel tersebut, peneliti melakukan skrinning berdasarkan abstrak
(n=20) dan kriteria eligibilitas (n=20) yang tema nya di sesuaikan dengan tema
literature review.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pencarian
Literatur yang didapatkan dari data base Google schoolar sebanyak 30
jurnal dan dari data base Pubmed sebanyak 10 jurnal. Namun berdasarkan
kriteria inklusi dan eklusi yang sudah ditentukan jumlah literatur yang sesuai
menjadi 20 jurnal.

B. Karakteristik Studi
Dari 20 literatur berdasarkan sampel, yang kurang dari 50 subjek
berjumlah 14 jurnal sedangkan yang lebih dari 50 subjek berjumlah 3 jurnal.
Dan sample yang tidak disebutkan sebanyak 3 jurnal. Dengan minimal sample
berjumlah 18 subjek dan maksimal sample berjumlah 120 subjek. Rata-rata
usia pada sample 18-78 tahun dan didominasi oleh sample wanita. Kondisi
sample rata-rata mengalami tennis elbow chronic.
Berdasarkan tahun jurnal, terdapat distribusi tahun dari 2012-2017
berjumlah 9 jurnal dan dari 2018-2022 berjumlah 11 jurnal. Dari benua Asia
sebanyak 13 jurnal terdiri dari negara India, Arab, Turki, Malaysia, Korea. Dari
benua Eropa sebanyak 5 jurnal terdiri dari negara Swedia, Eropa, Polandia,
Italia, dan Kosovo. Dari benua Amerika sebanyak 1 jurnal yaitu dari negara
Amerika. Dan dari benua afrika sebanyak 1 jurnal yaitu dari negara Cairo.

C. Intervensi
Dari 20 literatur, menggunakan berbagai macam intervensi yang terdiri
dari Exercise, Kinesio taping, Ultrasound, Injeksi, Streatching dan Mobilisasi.

D. Pengukuran
Dari 20 literatur berdasarkan metode pengukuran yang dipakai terdiri
dari Mill’s Test, Maudsley’s Test, Cozen Test, Hand Hold Dynamometer,
Numeric Rating Scale (NRS) dan Visual Analoge Scale (VAS).

27 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


28

E. Prisma Flow Chart

Database jurnal yang di gunakan dalam Ekslusi (n=20)


pencarian pustaka : Google Scholar, dan
Partisipan
Pubmed.
Tennis Elbow (n=40)
Jumlah artikel yang terjaring di awal Intervensi
pencarian (n= 40)
Eccentric Exercise, Ultrasound,
Kinesio tapping Tidak relevan
(n=20)
Outcome
Jumlah artikel yang sesuai bedasarkan
Tidak mencantumkan diskusi
Abstrak (n=20)
spesifik Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesiotapping (n=20)

Ekslusi (n=0)
Jumlah artikel yang memenuhi kriteria
Partisipan
eligibilitas (n=20)
Tennis Elbow dengan usia >18 (n=20
)
Intervensi
Tidak relevan Eccentric Exercise,
Jumlah artikel yang disintesis (n=20)
Ultrasound, Kinesiotapping (n=0)
Outcome
Tidak mencantumkan diskusi
spesifik Eccentric Exercise,
Ultrasound, Kinesiotapping (n=0)

Bagan 4. 1 Prisma Flow Chart

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


29

Tabel 3. 3 Apraisal Jurnal

Participant Intervensi
Penulis dan Hasil Design
No Pengukuran
Tahun Kel. Kel. Signifikan Study
Stage Kel. Experimen Kel. Kontrol
Intervensi Kontrol
Hand Muscle
Baseline Training:
treatment:
Exercise With
Phonophoresis, Exercise Ball,
n=15 n=15
Pranali Desai, Mulligan Rubber Band
1. Chronic usia=35-55 usia=35- VAS p<0.0001 RCT
2019 mobilisation Exercise,
tahun 55 tahun
with movement, Supination
Eccentric with
strengthening Dumbbell,
exercise Twisting a
Towel
n=60 n=60
Magnus Peterson,
2. Chronic usia=20- usia=20- Eccentric Concentric VAS p<0.0001 RCT
2014
75tahun 75 tahun
Home exercise
programme :
slow fist-
Supervised
n=30 n=30 clenching,
exercise
Stasinopoulos usia=18 usia=18 resisted wrist Control
3. Chronic programme : VAS p<0.0005
Dimitrios, 2013 tahun ke tahun ke movements Clinical Trial
Eccentric
atas atas (flexion and
Exercise
extension),
wrist rotations
with a stick
Mobilization Therapeutic
n=15 n=15
Paramasivan with Movement Eccentric
4. Chronic usia=20-55 usia=20- VAS P<0.00001 RCT
Mani, 2017 (MWM) using Exercise
tahun 55 tahun
belt (TEE)

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


30

n=20 n=15
5. Firat Erpala, 2021 Chronic usia=18-70 usia=18- Kinesio taping Injeksi VAS P<0.001 RCT
tahun 70 tahun
n=10 n=10
Hamza Shaheen, Ultrasound and Kinesio tape
6. Chronic usia=20-50 usia=20- VAS P<0.0001 RCT
2019 exercises and exercises
tahun 50 tahun
Shoulder
Ju-hyun Lee, n=9 n=9 Wrist eccentric
7. - stabilization VAS p<0.05 RCT
2018 usia= - usia= - exercise
exercise
Passive
Eccentric
Nurul n=10 n=10 Streatching Quasi
8. Tipe II Exercise and VAS p<0.05
Hikmah,2022 usia= - usia= - and Experimen
Ultrasound
Ultrasound
Standard
Therapeutic physical
Nizar Abdul n=12 n=12 eccentric therapy :
9. Majeedkutty, Chronic usia=30-60 usia= 30- exercises along ultrasound VAS p<0.05 RCT
2016 tahun 60 tahun with standard therapy and
physical therapy wrist extensor
stretching
Kinesiotaping
n=10 plus exercises
n=10
10. Esra Giray, 2019 Chronic n=10 Exercise only VAS P = .0017 RCT
usia= -
usia= - Sham taping
plus exercise
A
randomized,
n= -
Isıl Saadet Yenice n= -// double-
11. Chronic usia= - Kinesio taping Sham taping NRS P <.001
Balevi, 2021 usia= - blinded,
controlled
trial
n=12 n=12 Eccentric Ultrasound Quasi
12. Reza Fauzi, 2014 - VAS p<0,05
usia= - usia= - Exercise dan streatching Experimental

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


31

n=15 n=15 Diamond taping


Lilian Albert Ultrasonic
13. Chronic usia=35-45 usia= 35- added to VAS P<0.001 RCT
Zaky, 2013 only
tahun 45 tahun ultrasonic
n=13
usia= 24–78
Ultrasound Prospective
tahun n=13
Tarık ÖZMEN, Group Kinesio taping randomized
14. Chronic usia= 24– VAS P<0.05
2021 Group controlled
n=14 78 tahun
ESWT Group study
usia= 24–78
tahun
n=12 n=12 Taping with Only
Sonam
15. Chronic usia= 20-60 usia= 20- conventional conventional VAS P<0.0002 RCT
Bhambhani,2016
tahun 60 tahun physiotherapy physiotherapy
The
n= - n= -
extracorporeal Quasi
16. Paweł Lizis, 2015 Chronic usia= >18 usia= >18 Ultrasound VAS P<0.05
shock wave Experimental
tahun tahun
therapy
Eccentric -
Eccentric -
concentric
n= 34 n= 34 concentric A
Rosario training
17. Chronic usia=35-55 usia= 35- training of wrist VAS P<0.0001 randomized
D’Onofrio, 2020 combined with
tahun 55 tahun extensors with clinical trial
supinator
static stretching
strengthening
Diamond taping Elbow band
n= - n= -
Brahim Dewir, interven tion in orthosis along
18. Chronic usia= 30-40 usia= 30- VAS P<0.05 RCT
2021 addition to with physical
tahun 40 tahun
physical therapy therapy
Jeong-Hoon Lee, n=15 n=15 Taping and
19. Chronic Taping VAS p<0.001 RCT
2020 usia= - usia= - DFM
n=25 n=24
Ardiana Ultrasound and Local
20. Chronic usia= >18 usia= >18 VAS p<0.001 RCT
Murtezani, 2015 exercise infiltration
tahun tahun

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


32

Tabel 3. 4 Intervensi
Penulis dan Dosis Terapi Lamanya Follow
No Negara Jenis Intervensi
Tahun F I T T Terapi Up
Phonophoresis 1 MHz 0.8 W/cm Continuous 5 menit
Mulligan 3 repetisi
Mobilization - progress sampai Mobilisation 5-10 detik
with movement 6 repetisi
Eccentric
strengthening 3 set 10 repetisi Strenghtening 30 detik
exercise
Pranali Desai, 3 minggu : 5x
1. India Exercise With -
2019 - - Exercise - seminggu
Exercise Ball
Rubber Band
3 set 10 repetisi Exercise -
Exercise
Supination with
3 set 10 repetisi - -
Dumbbell
Twisting a
3 set 10 repetisi - -
Towel
Eccentric
3 set 15 repetisi Exercise -
Magnus Peterson, exercise 12
2. Sweden 4 minggu
2014 Concentric bulan
3 set 15 repetisi Exercise -
exercise
Eccentric Hold 30-45
3 set 12 repetisi Exercise
exercise detik
Slow fist-
clenching,
Stasinopoulos resisted wrist Masing-
3. Eropa 12 minggu 3 bulan
Dimitrios, 2013 movements masing
10 repetisi Exercise -
(flexion and Latihan 2-3
extension), wrist set
rotations with a
stick
Paramasivan Saudi Mobilization
4. 1x sehari 10 repetisi Mobilisation - 6 minggu -
Mani, 2017 Arabia with Movement

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


33

(MWM) using
belt
Therapeutic
3x
Eccentric 15 repetisi, 3 set Exercise 4 detik
seminggu
Exercise (TEE)
5 hari
Kinesio taping - - Koreksi fasia
pemakaian

10 mg
Injeksi tunggal
triamcinolone
5. Firat Erpala, 2021 Turki dengan 22-G 2 minggu -
Injeksi - -
(20 mg/Ml 0,5
Jarum 30 mm
cc)

Ultrasound 1 MHz 1.5w/cm Continuous 5 menit


Kinesio taping - - Inhibisi otot -
Exercise : slow
fist clenching,
exercises against
an elastic band
for wrist flexion,
Wrist extension/
Hamza Shaheen, 4 minggu: 3x
6. Malaysia flexion with Masing-masing -
2019 seminggu
ulnar and radial - Gerakan 8 - -
deviation, soft repetisi
ball
compressing
exercises and
twisting a towel
into a
roll,eccentric

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


34

Wrist eccentric Istirahat 1


5 set 15 repetisi Exercise
exercise menit/set
3 minggu: 3x
7. Ju-hyun Lee, 2018 Korea Shoulder -
Push up with seminggu
stabilization 5 set 5 repetisi Hold 5 detik
sling
exercise
Eccentric
1 set 10-15 repetisi Exercise -
Exercise
Nurul 4 minggu: 3x
8. Indonesia Passive Hold 10-15 -
Hikmah,2022 - 5 repetisi Streatching seminggu
Streatching detik
Ultrasound 3 MHz 1.0W/𝑐𝑚2 pulsed 20% 5 menit
Ultrasound 3 MHz 1.2 W/cm2 20% duty cycle 5 menit
Wrist extensor
- 3 repetisi Streatching Hold 15 detik
Nizar Abdul stretching 4 minggu:
9. India -
Majeedkutty, 2016 Therapeutic 3xseminggu
eccentric 3 set 10 repetisi Exercise -
exercises
Eccentric
3 set 10 repetisi Exercise -
Exercise
Inhibisi dengan
x strip
Dipakai 3-4
10. Esra Giray, 2019 Amerika Kinesio taping - Panjang 10 cm 4 minggu -
hari/minggu
Koreksi fasia
dengan y strip
two narrow I- Dipakai 3-4
Shame tape - -
shaped strips hari/minggu
Y strip 15-25%
Isıl Saadet Yenice Kinesio taping - Panjang 5 cm -
11. Turki tarikan 4 minggu -
Balevi, 2021
Shame tape - 10 cm I-shaped
Eccentric 3x 3 set
Exercise -
Exercise seminggu 10 repetisi
3x 4 minggu:3x
12. Reza Fauzi, 2014 Indonesia Ultrasound 1 Watt/ cm2 - - -
seminggu seminggu
3x
Streatching 5 repetisi Streatching Hold 10 detik
seminggu

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


35

4 strip masing-
technique
Lilian Albert Kinesio Taping - masing - -
13. Cairo (diamond) -
Zaky, 2013 Panjang 3,8 cm
Ultrasonic 1 MHz 1 W/cm2 Pulse mode -
*Hot pack :
Ultrasound
20 menit
Group : *Hot US : 1
US : 1 W/cm2 - *TENS: 20
pack, *TENS, MHz
menit
US
US: 3 menit
Tarık ÖZMEN, ESWT Group : Energy density, 2 minggu: 5x
14. Turki -
2021 *Hot pack, 4.0 Hz 0.22 mJ/mm2 , pulses, 1500 - seminggu
*TENS, ESWT pressure 1.4 bar
Kinesio taping
Group : *Hot fascia correction
- - -
pack, *TENS, techniques
Tape
Cryotherapy,
stretching &
strengthening
exercise of wrist
US: 0.1-0/3
extensor group US: 3 MHz US: pulsed
W/cm2 Masing-
muscle, deep
Sonam masing 6 sesi : 3
15. India transverse -
Bhambhani,2016 treatment 5 minggu
friction massage
menit
and ultrasound.
the previous
first piece of
tape go around
Taping tape with 80%
the elbow with
of stretch,
25% stretch r
Extracorporeal
5 treatments
shock wave 8 Hz 0.4 mJ/mm2 Pulses
once per week
therapy
16. Paweł Lizis, 2015 Poland 10 menit -
10 treatments
Ultrasound 1 MHz 0.8 W/cm2 Continues 3 times per
week

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


36

Beban 1 kg
Eccentric dan
3 set 15 repetisi Wanita, 2 kg -
Concentric
pria
Rosario
17. Italia Hold 30-45 4 minggu 6 bulan
D’Onofrio, 2020 Static stretching - 6 repetisi -
detik
Strengthening
- 15 repetisi Use therabend -
exercises
Stretching
exercises for the 5 repetisi - Hold 30 detik
wrist extensor 3x
Ultrasound seminggu 1.5 W/ cm2 continues 3 menit
Deep friction
5 menit
Brahim Dewir, Saudi massage 12 sesi : 4
18. -
2021 Arabia 4 strip minggu
Panjang 80 to
Taping - - -
100 mm, lebar
3,8 cm
Counterforce
- - Lebar 5 cm -
elbow orthosis
Panjang 8-10
Taping - cm Dyamond type -
Lebar 3,8 cm
Jeong-Hoon Lee,
19. Korea Deep Friction - -
2020 Masing-
Massage and
- - - masing 15
Mill’s
menit
manipulation
Pulse 20% duty
Ultrasound 1 MHz 1.5 w/cm2 5-7 menit
cycle
1mL
Ardiana triamcinolone
20. Kosovo 6 minggu -
Murtezani, 2015 Local acetonide
- - -
infiltration (10mg/ mL) dan
1mL lidocaine
2%

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


37

Exercise
treatment
consisted of
progressive,
slow, repetitive
wrist and
forearm
3x
stretching, 2X Sehari - -
seminggu
muscle
conditioning,
and
occupational
exercise
administered in
four steps

Tabel 3. 5 Pre dan Post Skor Vas

Kel. Experimen Kel. Kontrol


No Penulis dan Tahun Signifikan
Pre Post Pre Post
1. Pranali Desai, 2019 7.8 ± 0.68 1.5 ± 0.46 8.1 ± 1.42 4.5 ± 1.14 p<0.0001
2. Magnus Peterson, 2014 5.7(26.8) 2.7 (9.5) 6.1 (27.5) 2.8 (24.8) p< 0.0001
3. Stasinopoulos Dimitrios, 2013 8.7(8.35 to 8.99) 5.0 8.8 (8.40 to 8.96) 5.1 p<0.0005
4. Paramasivan Mani, 2017 6.6±3.68 4.3±6..07 4.8±3.07 2.7±3.39 P< 0.00001
5. Firat Erpala, 2021 8 (7–8) 2 (0–3) 8 (6.5–9.5) 2 (1–3) P< 0.001
6. Hamza Shaheen, 2019 5.9 2.5 7.3 2.0 P<0.0001
7. Ju-hyun Lee, 2018 5.3 ± 1.1 2.0 ± 1.2 6.3 ± 0.3 2.4 ± 0.4 p<0.05
8. Nurul Hikmah,2022 6.6±1,046 4.1±0,594 4.1±0,925 2.4±1,080 p<0.05
Nizar Abdul Majeedkutty,
9. 6.6± 0.911 4.7 ± 1.10 6.7 ± 0.924 5.6 ± 0.975 p<0.05
2016

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


38

Kinesiotaping plus Kinesiotaping plus


exercises = 6.5 (5, exercises = 3 (1.75,
7.25) 5.25)
10. Esra Giray, 2019 7 (5, 7) 5.5 (5, 7) P <0.017
Sham taping plus Sham taping plus
exercise = 7.5 (6.75, exercise = 6.5 (4.75,
8) 7.25)
12. Reza Fauzi, 2014 6.6± 5, 863 1.8± 4, 842 4.5± 9, 654 3.3± 8, 635 p<0.05
13. Lilian Albert Zaky, 2013 7.4 (± 0.63) 3 (± 0.84) 7.3(± 0.72) 4.2 (± 0.77) P<0.001
US Group : 7.2 ± US Group : 3.0 ±
2.61 3.04
Tape Group : 3.3 ±
14. Tarık ÖZMEN, 2021 Tape Group : 7.4 ± 2.43 P<0.05
2.89
ESWT Group : 7.7 ± ESWT Group : 3.0 ±
1.96 0.30
15. Sonam Bhambhani,2016 5.2 1.1 3.5 0.8 P<0.0002
16. Paweł Lizis, 2015 4.0 ± 0.7 (3.0–5.0) 0.2 ± 0.4 (0.0–0.1) 4.2 ± 0.6 (3.0–5.0) 3.7 ± 0.7 (3.0–5.0) P<0.05
17. Rosario D’Onofrio, 2020 8.3 ±1.12 1.9±1. 02 7.9 ±1.21 0.5 ±0.65 P<0.0001
18. Brahim Dewir, 2021 6.6± 0.475 1.7 ±0.41 6.7±0.576 1.8±0.515 P<0.05
19. Jeong-Hoon Lee, 2020 5.2±0.96 1.6±0.50 5.3±1.25 1.4±0.63 p<0.001
20. Ardiana Murtezani, 2015 5.0±1.2 3.1±1.1 5.4±1.0 2.5±0.8 p<0.001

Tabel 3. 6 Pre dan Post Skor NRS

Kel. Experimen Kel. Kontrol


No Penulis dan Tahun Signifikan
Pre Post Pre Post
11. Isıl Saadet Yenice Balevi, 2021 8 (5-10) 4 (0-10) 9 (4-10) 4 (0-10) P <0.01

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


39

F. Pembahasan
a) Eccentric Exercise Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Eccentric exercise memberikan stimulus pada tendon agar
menghasilkan kolagen yang merupakan zat utama pembentuk tendon
sehingga dapat mempercepat regenerasi tendon yang cedera dan
mengurangi nyeri. Efek yang ditimbulkan dari eccentric exercise juga
dapat memberikan pengaruh hyperthropy otot dan mengurangi strain pada
tendon. (Lee et al., 2018). (Lee et al., 2018).
Pemberian eccentric exercise dapat mengurangi rasa nyeri pada tennis
elbow karena latihan eccentric exercise akan memberian stress pada tempat
melekatnya ECRB melalui latihan yang progresif. Hasilnya, bekas cidera
akan memproduksi kolagen yang padat di area tempat melekatnya ECRB,
dengan demikian nyeri dieliminasi (Finestone & Rabinovitch, 2008).
Pada penelitian yang dilakukan oleh Pranali Desai, 2019, Magnus
Peterson, 2014, Stasinopoulos Dimitrios, 2013, Paramasivan Mani, 2017,
Ju-hyun Lee, 2018, Nurul Hikmah,2022, Nizar Abdul Majeedkutty, 2016,
Esra Giray, 2019, Reza Fauzi, 2014 dan Rosario D’Onofrio, 2020
Eccentric exercise diberikan dengan rata-rata dosis 3-5 set, 10-15
repetisi,dengan tahanan 30-45 detik, istirahat 1 menit/sesi dan sebanyak 3-
5x seminggu dalam 4 minggu. Terdapat penurunan nyeri yang sinifikan
berdasarkan pengukuran VAS.
b) Ultrasound Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Penelitian Chenessa Misquitta et al, 2020, menyatakan bahwa Selain
efek thermal, terapi ultrasound juga menghasilkan efek non thermal berupa
kavitasi dan microstreaming. Kavitasi merupakan proses dimana terdapat
bentukan gelembung udara yang dapat membesar dalam jaringan sehingga
dapat meningkatkan aliran plasma dalam jaringan. Microstreaming
merupakan desakan gelombang suara pada membran sel yang dapat
meningkatkan kerja pompa sodium sel yang dapat mempercepat proses
penyembuhan.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


40

Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019, Nurul Hikmah,2022, Nizar


Abdul Majeedkutty, 2016, Reza Fauzi, 2014, Lilian Albert Zaky, 2013,
Tarık ÖZMEN, 2021, Sonam Bhambhani,2016, Paweł Lizis, 2015, Brahim
Dewir, 2021, Ardiana Murtezani, 2015 Ultrasound diberikan dengan rata-
rata dosis frekuensi 1-3 MHz, intensitas 0.8-1.5w/cm, gelombang
Continuous dan pulsed, durasi 5-10 menit, dilakukan 3-5x seminggu dalam
4 minggu. Terdapat penurunan nyeri yang sinifikan berdasarkan
pengukuran VAS.
c) Kinesio taping Dalam Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Pada penelitian Firat Erpala, 2021, Hamza Shaheen, 2019, Esra Giray,
2019, Isıl Saadet Yenice Balevi, 2021, Lilian Albert Zaky, 2013, Tarık
ÖZMEN, 2021, Sonam Bhambhani,2016, Brahim Dewir, 2021 dan Jeong-
Hoon Lee, 2020 Kinesio taping diberikan dengan rata-rata dosis tipe
koreksi fasia dan inhibisi otot, shade strip x y, dengan pemakaian 3-4
hari/minggu, panjang 5-10cm, tarikan 15-25% dan dilakukan selama 4
minggu. Terdapat penurunan nyeri yang sinifikan berdasarkan pengukuran
VAS sedangkan penelitian Isıl Saadet Yenice Balevi, 2021 menggunakan
pengukuran NRS.
d) Eccentric Exercise Dikombinasi Dengan Ultrasound Dalam
Mengurangi Nyeri Pada Tennis Elbow
Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019 dan Nurul Hikmah,2022
menggunakan intervensi gabungan antara eccentric exercise dikombinasi
dengan ultrasound. Pengukuran nyeri menggunakan VAS. Pada penelitian
Hamza Shaheen, 2019 menunjukan skor VAS pre intervensi 5 dan skor
VAS post intervensi 2 yang berarti terjadi penurunan nyeri dengan selisih
3 skor dengan hasil signifikan P<0.0001. Pada penelitian Nurul
Hikmah,2022 menunjukan skor VAS pre intervensi 6 dan skor VAS post
intervensi 4 yang berarti terjadi penurunan nyeri dengan selisih 2 skor
dengan hasil signifikan p<0.05. Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019
dosis Eccentric Exercise yang digunakan yaitu 8 repetisi, sedangkan
penelitian Nurul Hikmah,2022 melakukan 15 repetisi.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


41

Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019 intervensi ultrasound


menggunakan dosis frekuensi 1 MHz, intensitas 1,5 w/cm, gelombang
continue selama 5 menit. Sedangkan pada penelitian Nurul Hikmah,2022
hanya menggunakan dosis frekuensi 3 MHz, intensitas 1,0 w/cm,
gelombang pulse selama 5 menit. Dengan begitu pada penelitian Hamza
Shaheen, 2019 lebih berpengaruh dalam mengurangi nyeri pada tennis
elbow.
Sejalan dengan penelitian Levine & Watson, 2013 yang menyatakan
bahwa gelombang dengan frekuensi 1 MHz memiliki penetrasi kedalaman
kulit antara 2 dan 5 cm, sementara untuk frekuensi 3 MHz memiliki
penetrasi kedalaman kulit antara 0,5 dan 3 cm. Diperkuat dengan penelitian
Aditya johan romadhon,2020 yang menyatakan mode continues memiliki
efek dominan thermal dibanding mode pulsed, sehingga penggunaan mode
continues lebih ditujukan pada kondisi kronis gangguan musculoskeletal.
e) Kinesio taping Dikombinasi Dengan Ultrasound Dalam Mengurangi
Nyeri Pada Tennis Elbow
Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019 dan Lilian Albert Zaky, 2013
menggunakan intervensi gabungan antara Kinesio taping dikombinasi
dengan Ultrasound. Pengukuran nyeri menggunakan VAS. Pada penelitian
Hamza Shaheen, 2019 menunjukan skor VAS pre intervensi 7 dan skor
VAS post intervensi 2 yang berarti terjadi penurunan nyeri dengan selisih
5 skor dengan hasil signifikan P<0.0001. Pada penelitian Lilian Albert
Zaky, 2013 menunjukan skor VAS pre intervensi 7 dan skor VAS post
intervensi 3 yang berarti terjadi penurunan nyeri dengan selisih 4 skor
dengan hasil signifikan P<0.001. Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019
dosis Kinesio taping yang digunakan yaitu tipe inhibisi otot selama 3x
seminggu , sedangkan penelitian Lilian Albert Zaky, 2013 Kinesio taping
yang digunakan yaitu teknik diamond dengan 4 strip masing-masing
panjang 3,8 cm.
Pada penelitian Hamza Shaheen, 2019 intervensi ultrasound
menggunakan dosis frekuensi 1 MHz, intensitas 1,5 w/cm, gelombang
continue selama 5 menit. Sedangkan pada penelitian Lilian Albert Zaky,

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


42

2013 menggunakan dosis frekuensi 1 MHz, intensitas 1 w/cm, gelombang


pulse. Dengan begitu pada penelitian Hamza Shaheen, 2019 lebih
berpengaruh dalam mengurangi nyeri pada tennis elbow karena pada
intervensi kinesio taping dilakukan 3x seminggu dan pada intervensi
ultrasound menggunakan intensitas 1,5w/cm, begitu juga penurunan nyeri
dengan selisih 5 skor.
f) Eccentric Exercise Dikombinasi Kinesio taping Dalam Mengurangi
Nyeri Pada Tennis Elbow
Pada penelitian Esra Giray, 2019 menggunakan intervensi gabungan
antara Eccentric Exercise dikombinasi dengan Kinesio taping. Pengukuran
nyeri menggunakan VAS. menunjukan skor VAS pre intervensi 6 dan skor
VAS post intervensi 3 yang berarti terjadi penurunan nyeri selisih 3 skor
dengan hasil signifikan P <0.017. Dosis yang diberikan pada intervensi
Eccentric Exercise yaitu 3 set dan 10 repetisi. Sedangkan dosis yang
diberikan pada intervensi Kinesio taping yaitu dengan Panjang 10 cm,
teknik inhibisi otot x strip dan koreksi fasia y strip, digunakan 3-4
hari/minggu selama 4 minggu. Dengan begitu pada penelitian Esra Giray,
2019 terdapat penurunan nyeri pada tennis elbow.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan 20 literatur dapat disimpulkan bahwa intervensi Eccentric
Exercise, Ultrasound, Kinesiotapping dapat digunakan pada penderita kasus
tennis elbow chronic. Dari ketiga Intervensi tersebut ada yang saling
menggunakan kombinasi satu sama lain yang dapat meningkatkan kecepatan
dalam mengurangi nyeri pada tennis elbow. Diantara lain yaitu Eccentric
Exercise dikombinasi dengan Ultrasound, Kinesio taping dikombinasi dengan
Ultrasound dan Eccentric Exercise dikombinasi dengan Kinesio taping.
Frekuensi latihan rata rata 3-5x seminggu. Hasil menunjukan penurunan nyeri
yang signifikan.

B. Saran
a. Bagi Fisioterapi
Hasil penelitian di harapkan bisa sebagai alternatif-alternatif yang
dapat digunakan dalam penanganan ataupun pemecahan masalah juga
pembuatan program pelayanan terkait kasus tennis elbow dalam
mengurangi nyeri dengan Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesio
taping. Atau bisa juga dengan menggunakan kombinasi satu sama lain.
b. Bagi Masyarakat
Hasil studi ini di harapkan dapat di pergunakan untuk pilihan
mengurangi nyeri pada tenis elbow dengan menggunakan Eccentric
Exercise, Ultrasound dan Kinesio taping Atau bisa juga dengan
menggunakan kombinasi satu sama lain.
c. Bagi Peneliti
Hasil studi ini di harapkan dapat dipergunakan sebagai tambahan
informasi, bahan referensi, dan bahan masukan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Eccentric Exercise, Ultrasound dan Kinesio taping untuk

43 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


44

mengurangi nyeri pada tennis elbow. Atau bisa juga dengan menggunakan
kombinasi satu sama lain.

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


DAFTAR PUSTAKA

Balevi, I. S. Y., Karaoglan, B., Batur, E. B., & Acet, N. (2021). Evaluation of short-term
and residual effects of Kinesio taping in chronic lateral epicondylitis: A randomized,
double-blinded, controlled trial. Journal of Hand Therapy.
https://doi.org/10.1016/j.jht.2021.09.001
Dewir, I. (2021). Diamond mcconnells’ taping technique versus counterforce elbow
orthosis in the treatment of lateral epicondylitis – a randomized controlled trial.
Rehabilitacja Medyczna, 25(2), 9–14. https://doi.org/10.5604/01.3001.0015.0222
Dimitrios, S. (2015). Exercise for tendinopathy. World Journal of Methodology, 5(2), 51.
https://doi.org/10.5662/wjm.v5.i2.51
Dimitrios, S., & Pantelis, M. (2013). Comparing Two Exercise Programmes for the
Management of Lateral Elbow Tendinopathy (Tennis Elbow/Lateral Epicondylitis)—
A Controlled Clinical Trial. The Open Access Journal of Science and Technology, 1.
https://doi.org/10.11131/2013/100013
Erpala, F., Ozturk, T., Zengin, E. C., & Bakir, U. (2021). Early results of kinesio taping and
steroid injections in elbow lateral epicondylitis: A randomized, controlled study.
Medicina (Lithuania), 57(4). https://doi.org/10.3390/medicina57040306
Giray, E., Karali-Bingul, D., & Akyuz, G. (2019). The Effectiveness of Kinesiotaping,
Sham Taping or Exercises Only in Lateral Epicondylitis Treatment: A Randomized
Controlled Study. PM and R, 11(7), 681–693. https://doi.org/10.1002/pmrj.12067
Kalaskar, G., Gurjalwar, I., Phansopkar, P., Chitale, N., Wadhokar, O. C., & Arora, S. P.
(2022). Effect of Cyriax physiotherapy and conventional ultrasound on lateral
epicondylitis. Journal of Medical Pharmaceutical and Allied Sciences, 11, 248–250.
https://doi.org/10.55522/jmpas.V11S1.1248
Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar, M., Thahir, M., Dermawan, I., & Fisioterapi
Polteknik Kesehatan Makassar, J. (2022). PERBEDAAN EFEK ECCENTRIC
EXERCISE DENGAN MULLIGAN MOBILIZATION WITH MOVEMENT
TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PENDERITA TENNIS ELBOW TIPE II
Difference Effects Of Eccentric Exercise With Mulligan Mobilization With Movement
Towards Pain Reduction In Type Ii Tennis Elbow Patients. 1.
https://doi.org/10.32382/medkes.v17i1

Lee, J.-H., Kim, T.-H., & Lim, K.-B. (n.d.). Effects of eccentric control exercise for wrist
extensor and shoulder stabilization exercise on the pain and functions of tennis elbow.
Lee, J.-H., Oh, J.-S., & Kim, M.-H. (2020). Effect of Deep Friction Massage with Taping
Technique on Strength, Pain, Function and Wrist Extensor Muscle Activity in Patient

45 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


with Tennis Elbow. Journal of Musculoskeletal Science and Technology, 4(2), 76–83.
https://doi.org/10.29273/jmst.2020.4.2.76
Lizis, P. (n.d.). Analgesic effect of extracorporeal shock wave therapy versus ultrasound
therapy in chronic tennis elbow.
Majeedkutty, N. A., & Latheef Majida, N. A. (2016). Effects of Therapeutic Eccentric
Exercise on Pain and Grip Strength in Persons with Lateral Epicondylitis: A
Randomized Controlled Trial. IOSR Journal of Nursing and Health Science, 05(04),
66–71. https://doi.org/10.9790/1959-0504016671
Manandhar, R., & Haridass, S. (2021). Effect of Mulligan’s mobilization with movement
and eccentric exercises for lateral epicondylitis in recreational tennis players. Trends
in Sport Sciences, 28(3), 233–239. https://doi.org/10.23829/TSS.2021.28.3-8
Mani, P., Sethupathy, K., Habib, H., Physical Therapy Specialist, S., Ahsa Hospital, A.,
Ahsa Saudi Arabia, A., Specialist, P., & Author, C. (2017). Comparison of
Effectiveness of Movement with Mobilization Using Belt and Therapeutic Eccentric
Exercise in Patients with chronic Lateral Epicondylitis: A Randomized Clinical Trial.
International Journal of Health Sciences & Research (Www.Ijhsr.Org), 7(5), 144.
www.ijhsr.org
Murtezani, A., Pharm, Z. I., Vllasolli, T. O., Sllamniku, S., Krasniqi, S., & Vokrri, L.
(2015). Exercise and therapeutic ultrasound compared with corticosteroid injection for
chronic lateral epicondylitis: A randomized controlled trial. Ortopedia Traumatologia
Rehabilitacja, 17(4), 351–357. https://doi.org/10.5604/15093492.1173377
Özmen, T., Koparal, S. S., Karataş, Ö., Eser, F., Özkurt, B., & Gafuroğlu, Ü. (2021).
Comparison of the clinical and sonographic effects of ultrasound therapy,
extracorporeal shock wave therapy, and kinesio taping in lateral epicondylitis. Turkish
Journal of Medical Sciences, 51(1), 76–83. https://doi.org/10.3906/sag-2001-79
Peterson, M., Butler, S., Eriksson, M., & Svärdsudd, K. (2014). A randomized controlled
trial of eccentric vs. concentric graded exercise in chronic tennis elbow (lateral elbow
tendinopathy). Clinical Rehabilitation, 28(9), 862–872.
https://doi.org/10.1177/0269215514527595
Rashid Khan Md Jagar Din, A. B. (n.d.). Vidya Surwade. www.ijphrd.com
Raghavn Muralidharagopalan, N., & Natarajan, S. (2021). Addition of Eccentric Elbow
Exercises to Local Corticosteroid Injection for Tennis Elbow-A Prospective
Randomized Study (Vol. 25). http://annalsofrscb.ro
Rosario D’onofrio. (n.d.). Comparison of efficacy of the eccentric concentric training of
wrist extensors with static stretching versus ecc. In Italian Journal Sports
Rehabilitation and Posturology.
Shaheen, H., Alarab, A., & S Ahmad, M. (2019). Effectiveness of therapeutic ultrasound
and kinesio tape in treatment of tennis elbow. Journal of Novel Physiotherapy and
Rehabilitation, 3(1), 025–033. https://doi.org/10.29328/journal.jnpr.1001025

46 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


Shaheen, H., Alarab, A., & S Ahmad, M. (2019b). Effectiveness of therapeutic ultrasound
and kinesio tape in treatment of tennis elbow. Journal of Novel Physiotherapy and
Rehabilitation, 3(1), 025–033. https://doi.org/10.29328/journal.jnpr.1001025
Söderberg, J., Grooten, W. J., & Äng, B. O. (2012). Effects of eccentric training on hand
strength in subjects with lateral epicondylalgia: A randomized-controlled trial.
Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports, 22(6), 797–803.
https://doi.org/10.1111/j.1600-0838.2011.01317.x
Vidhyadhari, B. S. L., Mishra, P., Madhavi, K., & Nageswararao, M. M. (2016). Qualitative
Analysis of Postural Variations in Adolescent Girls. Indian Journal of Physiotherapy
and Occupational Therapy - An International Journal, 10(3), 191.
https://doi.org/10.5958/0973-5674.2016.00108.8
Viswas, R., Ramachandran, R., & Korde Anantkumar, P. (2012). Comparison of
effectiveness of supervised exercise program and cyriax physiotherapy in patients with
tennis elbow (lateral epicondylitis): A randomized clinical trial. The Scientific World
Journal, 2012. https://doi.org/10.1100/2012/939645
Wegener, R. L., Brown, T., & O’Brien, L. (2015). The use of elastic therapeutic tape and
eccentric exercises for lateral elbow tendinosis: a case series. Hand Therapy, 20(2),
56–63. https://doi.org/10.1177/1758998315580823
Yalvaç, B., Mesci, N., Geler Külcü, D., & Volkan Yurdakul, O. (2018). Comparison of
ultrasound and extracorporeal shock wave therapy in lateral epicondylosis. Acta
Orthopaedica et Traumatologica Turcica, 52(5), 357–362.
https://doi.org/10.1016/j.aott.2018.06.004
Zaky, L. A. (2013). Immediate Effect of Diamond Taping Technique in Treatment of
Tennis Elbow. In Bull. Fac. Ph. Th. Cairo Univ (Vol. 18, Issue 1).

47 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN 1
PENCARIAN LITERATUR

A. Kata Kunci
Search Most Recent Quaries

#1 Search Tennis Elbow

#2 Search Eccentric Exercise

#2A Search Ultrasound

#2B Search Kinesio Taping

#3 Search Reduce Pain

#4 #1 AND #2 AND #3

#5 #1 AND #2A AND #3

#6 #1 AND #2B AND #3

#7 #1 AND #2 AND #3 AND Randomized

Controlled Trial

#8 #1 AND #2A AND #3 AND

Randomized Controlled Trial

#9 #1 AND #2B AND #3 AND

Randomized Controlled Trial

#10 #1 AND #2 AND #3 AND Quasi

Experimental Study

#11 #1 AND #2A AND #3 AND Quasi

Experimental Study

48 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


49

#12 #1 AND #2B AND #3 AND Quasi

Experimental Study

B. Data Base GOOGLE SCHOLAR


#1 Tennis Elbow

#2 Eccentric Exercise

#2A Ultrasound

#2B Kinesio Taping

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


50

#3 Reduce Pain

#1 AND #2 AND #3

#1 AND #2A AND #3

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


51

#1 AND #2B AND #3

#1 AND #2 AND #3 AND Randomized Controlled Trial

#1 AND #2A AND #3 AND Randomized Controlled Trial

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


52

#1 AND #2B AND #3 AND Randomized Controlled Trial

#1 AND #2 AND #3 AND Quasi Experimental Study

#1 AND #2A AND #3 AND Quasi Experimental Study

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


53

#1 AND #2B AND #3 AND Quasi Experimental Study

C. Data Base PUBMED


#1 Tennis Elbow

#2 Eccentric Exercise

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


54

#2A Ultrasound

#2B Kinesio Taping

#3 Reduce Pain

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


55

#1 AND #2 AND #3

#1 AND #2A AND #3

#1 AND #2B AND #3

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


56

#1 AND #2 AND #3 AND Randomized Controlled Trial

#1 AND #2A AND #3 AND Randomized Controlled Trial

#1 AND #2B AND #3 AND Randomized Controlled Trial

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


57

#1 AND #2 AND #3 AND Quasi Experimental Study

#1 AND #2A AND #3 AND Quasi Experimental Study

#1 AND #2B AND #3 AND Quasi Experimental Study

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN 2

CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Pranali Desai et al Tahun : 2019 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?

58 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


59

10. Apakah outcome diukur dengan ✓


cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :8/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Magnus Peterson et al Tahun : 2014 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


60

6. Apakah orang yang mengukur ✓


outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Stasinopoulos Dimitrios et Tahun : 2013 Kode :
al
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


61

1. Apakah randomisasi yang ✓


digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


62

13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓


Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan : 10/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Paramasivan Mani et al Tahun : 2017 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


63

8. Apakah follow up dilakukan ✓


secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :10/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Firat Erpala et al Tahun : 2021 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


64

3. Apakah kelompok perlakuan ✓


sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓ ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


65

Penilaian keseluruhan :9/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Hamza Shaheen et al Tahun : 2019 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


66

10. Apakah outcome diukur dengan ✓


cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :7/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Ju-hyun Lee et al Tahun : 2018 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


67

perlakuan dan tidak diberi


perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Nurul Hikmah et al Tahun : 2022 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


68

1. Apakah randomisasi yang ✓


digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


69

13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓


Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :7/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Nizar Abdul Majeedkutty Tahun : 2016 Kode :
et al
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


70

8. Apakah follow up dilakukan ✓


secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/10

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Esra Giray et al Tahun : 2019 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


71

3. Apakah kelompok perlakuan ✓


sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


72

Penilaian keseluruhan :8/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli


Author : Isıl Saadet Yenice Balevi et Tahun : 2021 Kode :
al
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


73

9. Apakah partisipan dianalisis ✓


dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/10

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Reza Fauzi et al Tahun : 2014 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


74

5. Apakah orang yang memberikan ✓


perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


75

Author : Lilian Albert Zaky et al Tahun : 2013 Kode :


No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


76

12. Apakah analisis statistic yang ✓


digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :4/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Tarık ÖZMEN et al Tahun : 2021 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


77

7. Apakah kelompok perlakuan ✓


diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Sonam Bhambhani et al Tahun : 2016 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


78

2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓


perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


79

melakukan dan menganalisis uji


coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Paweł Lizis et al Tahun : 2015 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


80

9. Apakah partisipan dianalisis ✓


dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Rosario D’Onofrio et al Tahun : 2020 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


81

5. Apakah orang yang memberikan ✓


perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/13

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


82

Author : Brahim Dewir et al Tahun : 2021 Kode :


No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


83

12. Apakah analisis statistic yang ✓


digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/10

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Jeong-Hoon Lee et al Tahun : 2020 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?
2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓
perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


84

7. Apakah kelompok perlakuan ✓


diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam
melakukan dan menganalisis uji
coba?
Penilaian keseluruhan :6/10

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Reviewer : Mahasiswa Tanggal : 16 Juli 2022


Author : Ardiana Murtezani et al Tahun : 2015 Kode :
No Pertanyaan Ya Tidak Tidak Jelas Tidak
Berlaku
1. Apakah randomisasi yang ✓
digunakan pada partisipan sudah
sesuai untuk kelompok
perlakuan?

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


85

2. Apakah alokasi untuk kelompok ✓


perlakuan dirahasiakan?
3. Apakah kelompok perlakuan ✓
sama pada saat baseline?
4. Apakah participant tidak ✓
mengetahui jika diberikan
perlakuan?
5. Apakah orang yang memberikan ✓
perlakuan tidak mengetahui
tentang participant yang diberikan
perlakuan dan tidak diberi
perlakuan?
6. Apakah orang yang mengukur ✓
outcome tidak mengetahui tentang
perlakuan?
7. Apakah kelompok perlakuan ✓
diberikan perlakuan yang sama?
8. Apakah follow up dilakukan ✓
secara lengkap atau tidak? Dan
apakah perbedaan antara
kelompok yang dilakukan follow
up dideskripsikan dan dianalisis?
9. Apakah partisipan dianalisis ✓
dalam kelompok yang sudah
dirandomisasi?
10. Apakah outcome diukur dengan ✓
cara yang sama untuk kelompok
perlakuan?
11. Apakah outcome diukur secara ✓
reliable?
12. Apakah analisis statistic yang ✓
digunakan sesuai
13. Apakah desain uji coba sesuai? ✓
Dan apakah penyimpangan atau
deviasi desain standar RCT
(randomisasi individu, kelompok
parallel) diperhitungkan dalam

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


86

melakukan dan menganalisis uji


coba?
Penilaian keseluruhan :6/10

Inklusi :✓
Eklusi :✓

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


LAMPIRAN 3

HASIL SCREENSHOT JURNAL

87 Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


88

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


89

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


90

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


91

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


92

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan


93

Program Studi Fisioterapi Universitas Binawan

Anda mungkin juga menyukai