Dalam rangka
penguatan moderasi berAGAMA
Konfigurasi masyarakat
Indonesia yang majemuk
merupakan modal dasar
yang sangat penting untuk Sumber: https://www.behance.net
membangun negara-bangsa
yang unggul, maju, modern,
sejahtera, berkarakter kuat,
dan bermartabat.
https://jatengprov.go.id/ https://sulsel.fajar.co.id/ https://liputan4.com/
Agama untuk Kebaikan Bersama
Setiap agama memiliki nilai-nilai utama dan mengandung ajaran mulia
untuk kemanusiaan. Para penganut agama didorong untuk selalu
berpartisipasi dan berkontribusi dalam kehidupan masyarakat, yang
berorientasi pada kebaikan bersama (The Common Good). KEBAIKAN BERSAMA
Menghorma
Harga Diri & ti
Kebaikan Bersama (Bonum Commune) M tabat M
ar anusia Kehidupan
Kepribadian
Manusia
Kondisi sosial yang memungkinkan semua orang dalam Harkat
an
Pekerjaan Kesetara
suatu komunitas untuk mencapai potensi penuh,
kesempurnaan, sehingga dapat menjalankan panggilan
hidup untuk berkhidmat bagi kemanusiaan. Pelayanan, Hubungan Sosial Rekonsiliasi
Meski dengan cara berbeda, atas dasar saling percaya Bantuan
(6) KEKUATAN
PENCERAH ISU-ISU (2) ETIKA KERJA, ET O S
PEMBANGUNAN: MAJU, PENCAPAIAN
e.g. Keadilan, Pemerataan, (PRESTASI)
Pelestarian Lingkungan
Meningkatkan
kualitas kehidupan
beragama
merupakan agenda (5) B A S IS TEO LO G IS
PENGELOLAAN
(3) KEKUATAN
TRA N SFO RM A S I
penting & strategis SU M BER D A YA
PEMBANGUNAN
S O S IA L
dalam
pembangunan (4) KEKUATAN
PEREKAT UNTUK
nasional. M O BIL IS A SI M O D A L
SOSIAL-BUDAYA
Basis Moderasi Beragama
Integrasi Ilmu, Spiritualitas & Kearifan Lokal
Kearifan Lokal
Anti Kekejaman Penerimaan
dan Cinta Tradisi dan Penghargaan kearifan lokal menjadi bentuk pengejawantahan cara pandang,
sikap, dan praktik beragama wasathiyah yang bermanfaat dalam membangun
Perdamaian Budaya Lokal harmoni dalam relasi antarwarga masyarakat; mengukuhkan revitalisasi dan
aktualisasi nilai budaya dan local genius sebagai modal dasar pembangunan
sekaligus penguat rasa kebangsaan dan keberagamaan yang moderat dan inklusif.
KAJIAN PENDAHULUAN
RPJPN 2025-2045 BIDANG AGAMA
Isu Strategis Bidang Agama
Belum Optimalnya Peran Agama dalam Belum Optimalnya Literasi Keagamaan yang
Pembangunan Sahih dan Moderat
§ Masih kurangnya pemahaman ajaran agama substansial yang terejawantah dalam
§ Belum optimalnya peran agama dalam merealisasikan agenda strategis pembangunan untuk
mewujudkan pesan-pesan profetik (ajaran) agama;
01 02 kesalehan ritual dan kesalehan sosial;
§ Maraknya hoaks dan ujaran kebencian bernuansa agama serta penistaan agama, yang
§ Agama belum menjadi arus utama dalam pembangunan untuk mewujudkan kemaslahatan
mengganggu ketenteraman dalam kehidupan beragama;
publik, kebajikan umum, dan kebaikan bersama; dan
§ Berkembangnya pemikiran, pandangan, dan sikap keagamaan non-moderat yang
§ Belum optimalnya layanan keagamaan untuk menjamin pemenuhan hak umat beragama
dalam menjalankan keyakinan agama. kurang menghargai perbedaan dan keberagaman; dan
§ Belum optimalnya pendidikan agama yang mengajarkan keluasan cara pandang dan
praktik beragama yang moderat, dengan pendekatan pembelajaran yang inklusif.
Belum Optimalnya Mobilisasi dan Pemanfaatan Dana Sosial
Belum kokohnya Kerukunan Antar dan
Keagamaan (e.g. ZIS, Dana Puniyah, Dana Paramitha) untuk
Intra Umat Agama
Pemberdayaan Sosial-Ekonomi Umat
§ Belum optimalnya pemanfaatan dana sosial-keagamaan secara produktif untuk
03 04 § Kurang intensifnya dialog keagamaan melalui ruang publik bina damai antarumat
beragama dan intra pemeluk agama, untuk memperkuat kerukunan & meningkatkan
kesejahteraan umat, sebagai manifestasi Indonesia Negara Paling Derwawan di
harmoni sosial;
dunia (CAF, World Giving Index 2018-2022);
§ Belum kuatnya jaminan pemenuhan dan pelindungan hak beragama dan
§ Besarnya potensi zakat yang mencapai Rp327,6T (2020), namun perlu optimalisasi
berkeyakinan; dan
pengumpulan dan pengelolaannya untuk kegiatan produktif melalui program sosial-
ekonomi (Baznas. Outlook Zakat Indonesia 2022); dan § Meskipun Kerukunan Umat Beragama berada pada kategori tinggi (IKUB: 72,39
§ Gerakan filantropi keagamaan yang masif dan meluas perlu pengorganisasian yang efektif, [2021]), namun masih ditemui sikap intoleransi pada sebagian kelompok
disertai transparansi dan akuntabilitas publik. masyarakat.
Relasi antara Agama dan Budaya belum
Bergesernya Otoritas Keagamaan yang Memunculkan Paham 05 selaras dan harmonis
Agama yang Eksklusif, Non-Moderat yang Memicu Komodifikasi
Agama dan Populisme Beragama 06 § Masih kerap terjadi gesekan dalam kehidupan masyarakat berkenaan dengan
§ Terjadinya fragmentasi otoritas keagamaan yang mengentalkan perbedaan mazhab beragama, relasi agama dan budaya, untuk kepentingan purifikasi dalam beragama dan
yang memicu pertentangan dalam kehidupan umat; menjaga konsevativisme paham keagamaan;
§ Belum optimalnya peran organisasi keagamaan dalam mewariskan paham keagamaan yang § Minimnya ruang dialog lintas agama dan budaya untuk membangun saling
inklusif dan moderat, serta menegaskan otoritas keagamaan yang menjadi sumber rujukan pengertain dan kesepahaman, perihal relasi agama dan budaya dalam
dalam praktik beragama;
§ Berkembangnya paham dan aliran agama eksklusif dan non-moderat di luar arus-utama kehidupan masyarakat; dan
paham keagamaan, yang kerap memicu ketegangan dan ketidakharmonisan; dan § Kurangnya pelestarian dan optimalisasi produk budaya berbasis agama untuk
§ Maraknya fenomena populisme beragama yang membuka ruang kemunculan paham menegaskan akar kebudayaan dalam masyarakat religius.
radikalisme dan sikap intoleran, bersamaan dengan menguatnya komodifikasi agama.
BERAGAMA DI ERA DIGITAL: Fragmentasi Otoritas
Keagamaan
3) Komodifikasi Agama
2) Populisme Beragama o Penguatan gejala penggunaan simbol-simbol
o Gejala populisme beragama bertumpu pada
agama untuk kepentingan komersial,
sentimen identitas terutama untuk berbagai macam
menjadi barang konsumsi dan komoditas
kepentingan e.g. ekonomi, politik, akses ke sumber dalam pasar ekonomi.
daya publik. o Sebagai komoditas & barang konsumsi,
o Elite-elite agama menggunakan isu-isu populis simbol-simbol agama kemudian menjadi
bernuansa agama yang menjadi perhatian “the supermarket of religion” untuk
masyarakat di akar rumput dalam kontestasi politik. perniagaan dan transaksi ekonomi.
o Gejala populisme beragama selalu mengeksploitasi o Pergumulan antara tuntutan beragama
simbol-simbol agama dan mengapitalisasi identitas, dengan pemahaman dan penghayatan
sehingga cenderung bersifat eksklusif. mendalam e.g. substansi, esensi, aktualisasi
o Ekspresi beragama di ruang publik yang bermotif BERAGAMA DI ERA DIGITAL: nilai vs. eksibisi dan demonstrasi aneka
politik menjadi tantangan serius dalam upaya
memperkuat sistem demokrasi modern:
Menimbang Gejala simbol dan atribut agama.
o Gejala komodifikasi agama mengalami
meningkatkan partisipasi, artikulasi & agregasi Eksklusivisme, Populisme, eskalasi dengan memanfaatkan berbagai
kepentingan, dan checks & balances vs. mobilisasi &
politisasi agama.
dan Komodifikasi Agama macam media e.g. cetak, elektronik, digital
sebagai wahana interaksi dan transaksi.
Kerangka Konseptual:
Penyelarasan Relasi Agama dan Budaya
Agama dan Budaya selalu berada dalam relasi yang saling memberi pengaruh, Hubungan agama dan budaya harus diletakkan
penetrasi, dan sinergi-interaksi simbolik. dalam konteks praksis sosial beragama
12
Penyelarasan Relasi Agama & Budaya di Indonesia
Indonesia memiliki
khazanah budaya
bernafas agama
(e.g. situs keagamaan, Perayaan Sekaten di Surakarta (1920an) Selametan pada kesempatan Mulud di Banten (1920)
perayaan keagamaan Penyelarasan
dan budaya) yang Relasi Agama
dapat memperkuat dan Budaya
toleransi dan
kerukunan umat
beragama.
Global Interfaith
Respect for Religious
dialogue for Peaceful Religious Philanthropy
Diversities
World Civilizations
7. Memperkuat Stabilitas
Membangun Menjamin Menjaga Polhukhankam dan
Transformasi Pelayanan Publik
Kemandirian Keadilan Keberlanjutan
9
ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI PN 4
Revolusi Mental & Pembangunan Kebudayaan
PP 1 PP 2 PP 4
Revolusi Mental dan Meningkatkan Pemajuan PP 3 Meningkatkan Budaya
Pembinaan Ideologi dan Pelestarian Memperkuat Moderasi Literasi, Inovasi dan
Pancasila Kebudayaan Beragama Kreativitas
Menguatnya revolusi mental dan Indeks Capaian Revolusi Mental 67,0 (2018) 74,3
pembinaan ideologi Pancasila untuk
memantapkan ketahanan budaya. Indeks Aktualiasasi Pancasila n/a 77,0
KEMENAG KEMENAG
• Peningkatan peran • Operasional FKUB
penyuluh agama • Lembaga Agama
• Kerukunan intern
KEMENDIKBUD Peningkatan Peningkatan POLRI
• Pendidikan karakter Pemahaman Peran • Forum Kemitraan
• Sensor film dan iklan
film SARA Agama Kelembagaan Polisi Masyarakat
(FKPM)
Berwawasan
Kemenpora
• Wasbang Pemuda Kebangsaan KEMENDAGRI BNPT
• Forkorpimda/ Muspida • Forum Koordinasi
KEMEN PP & PA KEMENKOINFO Peningkatan • FKDM Pencegahan Terorisme
• Penanaman nilai-nilai • Kampanye hidup rukun Kerukunan • PPWK (FKPT)
luhur pada anak • Pengawasan Konten siaran
Umat
POLRI Beragama
• Strategi Tatib wilayah Pencegahan dan
KEMENHAN/ TNI
Penegakan Penguatan
• Kader bela negara Hukum terhadap Regulasi tentang KEMENKUM HAM
• Harmonisasi dan
• Babin kamtibmas Konflik Kerukunan Umat Perancangan Per-
BNPT Bernuansa SARA Beragama UU
• Pencegahan terorisme