Leukimia Pada Pasien Dewasa: Dosen Pengampu
Leukimia Pada Pasien Dewasa: Dosen Pengampu
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “KMB I”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Nurfitri 88213016
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas Rahmat dan Karunia-Nya
kami dapat meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Penyakit Leukimia Pada Orang Dewasa” yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah I.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang telah membaca makalah ini, demi
perbaikan dimasa yang akan datang.
Bandung, 18 Desember2022
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTARISI........................................................................................................................................... ii
BABIPENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 3
BABII PEMBAHASAN....................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Luekimia .................................................................................................................... 4
2.2 Penyebab Luekimia...................................................................................................................... 5
2.3 Jenis-jenis leukimia...................................................................................................................... 6
2.4 Patofisiologi Leukimia ................................................................................................................. 7
2.5 Tanda dan Gejala ......................................................................................................................... 8
2.6 Pengobatan leukimia .................................................................................................................... 8
2.7 Pengkajian leukimia ................................................................................................................... 12
2.8 Masalah keperawatan leukimia . ................................................................................................ 17
BABIIIPENUTUP..............................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 18
3.2 Saran .......................................................................................................................................... 18
DAFTARPUSTAKA ...........................................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker darah atau bahasa ilmiahnya disebut dengan leukemia menyumbang sebesar 2,5%
dari total kanker yang ada di seluruh dunia. Sekitar 47.150 orang setiap tahunnya didiagnosis
sebagai penderita penyakit leukemia dengan sedikitnya 23.540 orang dinyatakan meninggal
karena penyakit ini. Umumnya resiko terkena penyakit leukemia untuk kategori perempuan
serta laki-laki dewasa angka perbandingannya adalah 5:7. Sementara pada anak-anak, resiko
terkena leukemia tinggi pada rentang usia dibawah 4 tahun. (Ghozali & Eviyanti, 2016).
Leukemia adalah kanker yang berasal dari sel darah manusia. Hal ini disebabkan oeh
tubuh yang memproduksi sel darah abnormal dalam jumlah yang banyak. Sel darah abnormal
tersebut adalah kelompok sel darah putih. Hal ini menyebabkan tidak dapat berfungsinya sel-
sel darah dengan baik (Praida, 2008). Sebagaimana diketahui, sel darah putih berfungsi untuk
melawan infeksi sebagai sistem pertahanan. Tidak hanya itu, sel-sel darah putih ini biasanya
tumbuh dan berkembang secara teratur sebagai respond atas kebutuhan tubuh untuk melawan
infeksi. Namun, pada penderita leukemia sumsum tulang menghasilkan sel darah putih yang
abnormal dan dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.
Terdapat 4 tipe utama dari leukimia yaitu : Acute Myeloid Leukaemia, Acute
Lymphoblastic Leukaemia, Chronic Myeloid Leukaemia, Chornic Lymphocytic Leukaemia.
Keempat tipe leukimia ini secara lebih lanjut kemudian akan terbagi-bagi lagi menjadi
beberapa subtipe. Penanganan yang akan diberikan tergantung pada pembagian ini.
Leukemia mieloid akut (Acute Myeloid Leukemia/ AML), nama lain penyakit ini antara
lain leukemia mielositik akut, leukemia mielogenou sakut, leukemia granulositik akut, dan
leukemia non-limfositik akut. Istilah akut menunjukkan bahwa leukemia dapat berkembang
cepat jika tidak diterapi dan berakibat fatal dalam beberapa bulan. Istilah myeloid sendiri
merujuk pada tipe sel asal, yaitu sel-sel myeloid imatur (sel darah putih selain limfosit, sel
darah merah, atau trombosit).
Di AS, diperkirakan ada sekitar 19.950 kasus baru AML dan sekitar 10.430 kematian
karena AML pada tahun 2016, sebagian besar pada dewasa.1 Data di Indonesia sangat
terbatas, pernah dilaporkan insidens AML di Yogyakarta adalah 8 per satu juta populasi.
Penyakit ini meningkat progresif sesuai usia, puncaknya pada usia ≥ 65 tahun.4 Usia rata-rata
pasien saat didiagnosis AML sekitar 67 tahun. Berdasarkan data, AML merupakan jenis
leukimia akut yang sering ditemukan pada orang dewasa. Kurang lebih 80% kasus akut
leukimia pada orang dewasa adalah AML.AML ditunjukkan dengan adanya produksi
berlebih dari sel darah putih imatur yang disebut myeloblast atau leukaemicblast. Akibatnya
pembentukan sel darah normal terganggu bahkan sel darah putih imatur tersebut juga dapat
beredar melalui aliran darah dan bersirkulasi di seluruh tubuh. Karena sel-sel darah putih yang
tidak matur tersebut maka sangat sulit bagi tubuh untuk mencegah dan melawan infeksi yang
terjadi.
Hingga saat ini penyebab pasti dari penyakit ini masih belum diketahui secara jelas,
namun ada beberapa faktor risiko yang turut meningkatkan insiden terjadinya AML. Padahal
penyakit ini membutuhkan perawatan yang segera dikarenakan penyakit ini berkembang
dengan cepat. Penanganan yang diberikan untuk pasien-pasien yang didiagnosis dengan AML
bergantung pada subtipenya. Kemoterapi merupakan terapi utama untuk AML.
Gejalanya yang terkadang hanya berupa sakit kepala, lemas, gusi mudah berdarah,
ataupun memar-memar pada tubuh sering kali disepelekan oleh masyarakat. Karena tidak
memberikan tanda dan gejala klinis yang yang spesifik, perlu bagi masyarakat luas untuk
mendapatkan edukasi mengenai penyakit ini, sehingga penderita AML dapat dengan cepat
mendapatkan penanganan sebelum penyakitnya memburuk dengan cepat atau tejadi
komplikasi-komplikasi lain dari penyakit ini.
1
1.2 RumusanMasalah
Dari latar belakang diatas, adapun rumusan makalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa Pengertian Leukemia?
2. Apa Etiologi Leukemia pada orang dewasa?
3. Apa saja jenis-jenis leukemia?
4. Apa tanda dan gejala leukemia pada orang dewasa?
5. Apa manifestasi klinis Leukemia ?
6. Bagaimana patofisiologi/pathway Leukemia?
7. Bagaimana Pengobatan Leukemia?
8. Bagaimana pengkajian Leukemia?
2
1.3 Tujuan
1. Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
2. Untuk mengetahui pengertian leukemia dan penyebab leukemia pada orang dewasa
seperti yang kita tahu bersama bahwa penyakit ini adalah penyakit mematikan.
3. Untuk mengetahui jenis Leukimia.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala leukemia pada orang dewasa.
5. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi/pathway leukemia.
6. Untuk mengetahui cara pengobatan dan pengkajian kemudian penanganan atau terapi apa
saja yang harus dilakukan apabila sudah terkena leukemia.
7. Untuk mengetahui masalah Keperawatan Leukemia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Leukemia adalah poliferasi sel lekosit yang abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang
lain dari pada normal, jumlahnya berlebihan dan dapat menyebabkan anemia, trombisitopeni dan diakhiri
dengan kematian (Nurarif & Kusuma, 2015).
4
normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Arif, 2002).
Mengutip Mayo Clinic, secara umum leukimia terjadi karena adanya perubahan genetik
atau DNA dalam tubuh. Adanya 'sinyal' yang tidak berfungsi dengan baik dalam darah,
membuat sel darah putih diproduksi secara berlebihan. Hingga akhirnya melampaui batas dan
menyerang balik organ dalam tubuh itu sendiri. Seiring waktu, sel-sel abnormal ini menekan sel
darah sehat di sumsum tulang dan organ sekitarnya. Tak heran jika gejala dari leukimia ini
cukup terlihat dan bisa dirasakan dari stadium awal.
Tetapi ada beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terkena leukemia, yaitu:
• Memiliki anggota keluarga yang pernah menderita leukemia
• Menderita kelainan genetika, seperti Down Syndrome
• Menderita kelainan darah, seperti sindrom mielodisplasia
• Memiliki kebiasaan merokok
• Pernah menjalani pengobatan kanker dengan kemoterapi atau radioterapi
• Bekerja di lingkungan yang terpapar bahan kimia, seperti benzena
Etiologi leukemia akut berhubungan dengan obesitas dan merokok. Kelainan genetik
seperti Down Syndrome dan Li Fraumeni Syndrome juga berperan meningkatkan risiko
leukemia akut.
Pasien yang mendapat terapi imunosupresan dan/atau kemoterapi meningkatkan risiko
terjadinya acute myeloid leukemia (AML). Acute lymphocytic leukemia (ALL) pada pasien
dewasa berhubungan dengan infeksi virus T-lymphotropic tipe 1, Epstein Barr, dan keadaan
imunodefisiensi, misalnya yang diakibatkan oleh HIV.
Etiologi chronic lymphocytic leukemia (CLL) masih belum diketahui sementara chronic
myeloid leukemia (CML) diketahui berhubungan dengan paparan benzena dan radiasi. Radiasi
dapat menyebabkan mutasi, delesi, atau translokasi DNA. Hal ini dibuktikan dengan
meningkatnya insiden leukemia akut pada kelompok yang berhasil selamat dari bom atom dan
radiografer yang terpapar radiasi tinggi.
5
2.3 Jenis-Jenis Leukimia
Leukemia dapat bersifat kronis atau akut. Pada leukemia kronis, kanker berkembang
perlahan dengan gejala awal yang biasanya ringan. Sementara pada leukemia akut,
perkembangan sel kanker terjadi sangat cepat dan gejalanya bisa memburuk dalam waktu singkat.
Leukemia akut lebih berbahaya daripada leukemia kronis.
Empat jenis utama leukemia berdasarkan sel darah putih yang terlibat :
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) atau leukemia limfoblastik akut terjadi ketika
sumsum tulang terlalu banyak memproduksi sel darah putih jenis limfosit yang belum
matang (limfoblas).
Chronic lymphocytic leukemia (CLL) atau leukemia limfositik kronis terjadi ketika
sumsum tulang terlalu banyak memproduksi limfosit yang tidak normal dan secara
perlahan menyebabkan kanker.
6
2.4 Patofisiologi Leukimia
7
2.5 Tanda Dan Gejala
Pada awalnya, leukemia sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda. Gejala baru muncul
ketika sel kanker sudah makin berkembang dan mulai menyerang sel tubuh. Gejala yang
muncul pun bervariasi, tergantung jenis leukemia yang diderita. Namun, secara umum keluhan
yang dialami penderita leukemia adalah:
Gejala yang lebih berat dapat muncul apabila sel kanker menyumbat pembuluh darah di organ
tertentu. Gejala yang dapat muncul meliputi:
2.6.1Kemoterapi
Kemoterapi adalah cara utama untuk mengatasi dan mengobati leukemia. Terapi
leukemia ini menggunakan obat-obatan yang diberikan dalam bentuk pil, melalui infus ke
8
dalam vena atau kateter, atau suntikan di bawah kulit, untuk menghentikan pertumbuhan
atau membunuh sel kanker.
pemberian kemoterapi untuk leukemia ALL dan AML dilaksanakan dalam dua fase, yaitu
induksi dan pascaremisi. Induksi adalah fase awal pasien dalam menjalani kemoterapi.
Terapi dalam fase ini bertujuan membunuh sel kanker sebanyak mungkin untuk
mencapai remisi, yaitu ketika tidak ada sel kanker yang tersisa di darah dan sumsum tulang
serta pasien sudah merasa lebih baik.
Setelah mencapai remisi, pasien jenis leukemia tersebut pun tetap perlu menjalani
kemoterapi untuk mencegah kembalinya sel kanker. Fase ini disebut juga dengan pascaremisi.
Di fase pascaremisi, selain kemoterapi, pasien juga terkadang melakukan transplantasi sel induk
atau stem cell.
Radioterapi atau terapi radiasi menggunakan sinar-X atau sinar berenergi tinggi untuk
merusak sel-sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya. Terapi radiasi ini biasanya
dilakukan untuk mempersiapkan transplantasi sel induk atau stem cell.
Saat prosedur dijalankan, Anda diminta untuk berbaring di atas meja. Kemudian, sebuah mesin
bergerak di sekitar Anda, mengarahkan radiasi ke titik di mana sel kanker berada atau ke
seluruh tubuh Anda.
Pengobatan terapi radiasi biasanya diberikan untuk hampir seluruh jenis leukemia. Berikut
penjelasannya:
• Jenis leukemia ALL, radioterapi bisa diberikan untuk mencegah atau mengobati penyebaran sel
kanker ke sistem saraf pusat, persiapan untuk transplantasi sel induk, dan menghilangkan rasa
sakit akibat penyebaran sel leukemia ke tulang, terutama jika kemoterapi belum membantu.
• Jenis leukemia AML, radioterapi biasanya diberikan untuk persiapan transplantasi sel induk dan
bila leukemia telah menyebar ke luar sumsum tulang, termasuk ke tulang atau sistem saraf pusat.
• Jenis leukemia CLL, radioterapi biasanya diberikan bila sel leukemia telah berkembang di
sumsum tulang dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri, menyusutkan limpa yang membesar
jika kemoterapi tidak berhasil, atau menyusutkan pembesaran kelenjar getah bening di satu area
tubuh.
• Jenis leukemia CML, radioterapi biasanya diberikan bila sel leukemia telah berkembang di
sumsum tulang dan menimbulkan gejala seperti rasa nyeri, sel kanker telah menyebar ke luar
9
sumsum tulang, menyusutkan limpa yang membesar jika kemoterapi tidak berhasil, serta
persiapan sebelum transplantasi sel induk
2.6.3. Imunoterapi
Imunoterapi atau terapi biologis adalah jenis pengobatan yang menggunakan obat-
obatan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar dapat melawan leukemia. Jenis terapi
biologis yang biasa digunakan untuk leukemia, yaitu interferon, interleukin, dan terapi sel
CAR-T.
Beberapa jenis leukemia yang biasanya menggunakan jenis penanganan ini, yaitu CML
dan hairy cell leukemia. Pada pasien CML, terapi biologis dengan interferon alfa umumnya
diberikan sebagai terapi lini pertama, terutama bagi pasien yang tidak dapat mengatasi efek
samping dari terapi target atau resisten terhadap obat-obatan terapi target.
Interferon juga diberikan bagi pasien hairy cell leukemia, terutama bila Anda tidak dapat
menjalani kemoterapi atau kemoterapi tidak lagi berpengaruh. Wanita hamil atau yang memiliki
tingkat sel darah neutrofil sangat rendah pun tidak direkomendasikan untuk menjalani terapi
biologis ini.
Selain jenis leukemia tersebut, pasien ALL pun mungkin bisa mendapat jenis pengobatan ini.
Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis pengobatan dan obat yang tepat untuk Anda
Meski tampak sama dengan kemoterapi, terapi target lebih kecil kemungkinannya
memengaruhi dan membahayakan sel-sel yang sehat. Beberapa obat yang umumnya dipakai
dalam terapi target untuk leukemia, yaitu:
10
Adapun pada pasien hairy cell leukemia, obat terapi target yang umumnya diberikan,
yaitu rituximab. Obat ini bisa diberikan ketika kemoterapi tidak dapat mengendalikan leukemia
atau leukemia kembali lagi setelah kemoterapi dilakukan.
Cara mengatasi dan mengobati leukemia lainnya, yaitu transplantasi stem cell atau sel
induk atau sumsum tulang. Jenis pengobatan ini umumnya dilakukan setelah kemoterapi atau
radioterapi.
Prosedur transplantasi dilakukan dengan mengganti sel induk pembentuk kanker darah (yang
telah dibunuh dengan kemoterapi/radioterapi) dengan sel baru yang sehat. Sel-sel sehat ini bisa
diambil dari tubuh Anda sebelum kemoterapi dan radiasi dilakukan atau dari darah atau
sumsum tulang donor.
Sel yang sehat ini kemudian bisa berkembang menjadi sumsum tulang dan sel darah
baru yang dibutuhkan tubuh.
Transplantasi sel induk sumsum tulang mungkin dilakukan pada pasien leukemia ALL
dan AML pada fase pascaremisi.
11
2.7 Pengkajian Leukimia
1 Identitas Klien
Meliputi : nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis dan nomor rekam medis.
2 Identitas Penanggung Jawab
Meliputi : nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
dengan klien.
3 Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji biasanya pada pasien leukemia yang sering
muncul adalah pucat (anemia).
4 Riwayat Kesehatan Klien Sekarang
• Riwayat Kesehatan Klien Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit
kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat.
• Riwayat Kesehatan Klien Dahulu
Meliputi : penyakit yang pernah dialami, riwayat alergi, kebiasaan
merokok/kopi/alcohol, obat – obatan yang pernah/sering dipakai, pernah dirawat,
pernah di operasi dan imunisasi.
• Riwayat Penyakit
Pada riwayat penyakit klien dengan leukemia, kaji adanya tanda-tanda anemia yaitu
pucat, kelemahan, sesak, nafas cepat. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia yaitu
demam dan adanya infeksi. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia yaitu ptechiae,
purpura, perdarahan membran mukosa. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula
yaitu limfadenopati, hepatomegali, splenomegali. Kaji adanya pembesaran testis. Kaji
adanya hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri (
Lawrence, 2003).
5 Riwayat Kesehatan Keluarga Klien
Adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar monozigot.
6 Keadaan Lingkungan/ tempat tinggal
Meliputi bentuk rumah, sanitasi tempat tinggal dan adanya endemis
7 Pemeriksaan fisik pendekatan head to toe
• Keadaan Umum
12
Keadaan umum pada penderita leukemia tampak lemah, kesadaran bersifat
composmentis selama belum terjadi komplikasi.
• Postur Tubuh
• Kebersihan
• Tanda – Tanda Vital
Tekanan darah
Nadi
Suhu : meningkat ketika terjadi infeksi
RR : Dispnea, Takhipnea
• BB/TB
• Pemeriksaan Kepala
Bentuk : Perhatikan bentuk kepala apakah simetris atau tidak. Biasanya pada penderita
leukemia bentuk kepala simetris.
Rambut : perhatikan keadaan rambut mudah rontok atau tidak, warna dan
kebersihannya.
Nyeri Tekan : palpasi nyeri tekan ada atau tidak. Biasanya pada penderita leukemia
tidak ada nyeri tekan.
• Pemeriksaan Mata
Palpebra : perhatikan kesimetrisan kanan dan kiri
Konjungtiva : anemis atau tidak. Pada penderita leukemia akan ditemukan
konjungtiva yang anemis.
Sclera : ikterik atau tidak. Sclera pada penderita leukemia akan terlihat tidak ikterik.
• Pemeriksaan Hidung
Inspeksi kesimetrisan bentuk hidung, mukosa hidung, palpasi adanya polip. Penderita
leukemia memiliki pemeriksaan hidung yang normal.
• Pemeriksaan Mulut
Inspeksi apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur dan bakteri), pendarahan
gusi. Biasanya pada penderita leukemia ditemukan bibir pucat, sudut – sudut bibir
pecah – pecah.
• Pemeriksaan Telinga
Inspeksi simetris kiri dan kanan, sirumen. Palpasi nyeri tekan. Periksa fungsi
pendengaran dan keseimbangan. Pada penderita leukemia biasanya tidak ditemukan
kelainan dan bersifat normal.
• Pemeriksaan Leher
13
Inspeksi dan palpasi adanya pembesaran getah bening kelenjer tiroid, JVP, normalnya
5-2. Penderita leukemia tidak mengalami pembesaran kelenjer tiroid.
• Pemeriksaan Thorak
Jantung Inspeksi : iktus terlihat atau tidak, inspeksi kesimetrisan. Pada penderita
leukemia, iktus terlihat. Palpasi : raba iktus kordis. Normalnya, iktus teraba. Perkusi :
tentukan batas jantung. Auskultasi : terdengar bunyi jantung 1 dan 2, normal. Paru –
paru Inspeksi : kesimetrisan kiri dan kanan saat inspirasi dan ekspirasi, biasanya
normal. Palpasi : vokal femoris teraba, simetris kiri dan kanan. Perkusi : Auskultasi :
biasanya bunyi nafas vesikuler.
• Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : apakah dinding abdomen mengalami memar, bekas operasi, dsb. Auskultasi
: bising usus normal. Palpasi : palpasi apakah ada nyeri tekan, hepar teraba atau tidak.
Biasaya terdapat nyeri tekan, dan hepar akan teraba. Perkusi : lakukan perkusi, biasa
didapat bunyi tympani untuk semua daerah abdomen.
• Pemeriksaan Ekstermitas
inspeksi kesemetrisan, palpasi adanya nyeri tekan pada ekstremitas atas dan bawah.
Biasanya pada penderita leukemia akan mengalami nyeri pada tulang dan persendian.
8 Pola Kebiasaan Sehari – Hari
• Nutrisi
Mengkaji intake makanan dan cairan klien, Mengkaji gambaran komposisi makan.
Mengkaji nafsu makan, dan factor-faktor yang mempengaruhi nafsu makan. Mengkaji
makanan kesukaan, pantangan atau alergi yang ada. Mengkaji apakah menggunakan
suplemen makanan. Mengkaji apakah menggunakan obat diet tertentu. Mengkaji
perubahan berat badan yang terjadi. Biasanya klien dengan leukemia mengalami
penurunan nafsu makan, sehingga berat badannya juga menurun.
• Eliminasi
Mengkaji pola miksi yang meliputi: frekuensi, warna, dan bau. Apakah ada masalah
dalam pengeluaran urine. Mengkaji apakah menggunakan alat bantu untuk berkemih.
Mengkaji pola defekasi yang meliputi : frekuensi, warna,dan karakteristiknya. Apakah
menggunakan alat bantu untuk defekasi. Mengkaji pengeluaran melalui IWL.
• Istirahat & Tidur
Mengkaji pola tidur klien yang meliputi lama waktu tidur, dan keefektifan. Mengkaji
apakah mempunyai kebiasaan sebelum tidur. Menanyakan apakah mengalami
kesulitan dalam tidur. Mengkaji kebiasaan jam berapa tidur dan bangun klien.
14
Biasanya tidur klien terganggu karena penyakit yang dideritanya.
• Kebersihan diri
Pemeliharaan badan, mulut/gigi, kuku dan rambut.
• Aktivitas/Latihan
Mengkaji gambaran aktivitas sehari-hari klien sebelum dan sesudah merasakan sakit.
Pola olahraga yang biasa dilakukan. Mengkaji aktivitas yang dilakukan waktu
senggang. Pada enderita leukemia biasanya klien mengalami kelelahan, dan tidak
dapat beraktivitas dengan baik.
9 Status Psikologis
• Persepsi Terhadap Penyakitnya
Mengkaji kesehatan klien secara umum. Menanyakan alasan klien datang ke RS dan
harapannya. Mengkaji gambaran/pandangan klien terhadap sakit dan cara
penangannya. Kepatuhan terhadap obat. Mengkaji riwayat kesehatan keluarga klien.
Mengkaji tindakan dalam menjaga kesehatan.
• Kognitif dan Persepsi
Mengkaji kemampuan membaca, menulis dan mendengar klien. Menanyakan pada
klien atau keluarga apakah mengalami kesulitan dalam mendengar. Mengkaji apakah
klien menggunakan alat bantu lihat atau dengar. Mengkaji apakah ada keluhan pusing
atau sebagainya. Biasanya klien sering mengalami pusing.
• Konsep diri
Mengkaji bagaimana gambaran diri klien. Mengkaji apakah sakit yang ia alami
mengubah gambaran diri klien. Hal-hal apa saja yang membebani pikiran klien.
Mengkaji apakah klien sering merasa cemas, depresi, dan takut. Biasanya klien
merasa cemas dan takut jika penyakitnya tidak bisa disembuhkan.
10 Status Sosial
• Komunikasi
Bicaranya lancr atau tidak dan bahasa yang digunakan
• Kehidupan Keluarga dan Masyarakat
Peran dan Hubungan : Mengkaji pekerjaan klien. Apakah hubungan yang dijalin klien
dengan rekan kerja, keluarga dan lingkungan sekitar berjalan dengan baik. Apa yang
menjadi peran klien dalam keluarga. Mengkaji bagaimana penyelesaian konflik dalam
keluarga. Mengkaji bagaimana keadaan ekomoni klien. Apakah dalam lingkungan
klien mengikuti kegiatan social.
• Seksualitas dan Reproduksi
15
Mengkaji bagaimana hubungan klien dengan pasangan. Mengkaji apakah klien
menggunakan alat bantu atau alat pelindung saat melakukan hubungan seks. Mengkaji
apakah terdapat kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan seks. Biasanya pada wanita,
siklus menstruasinya tidak teratur, karena terjadinya perdarahan.
11 Status Spiritual
Mengkaji agama klien. Sejauh mana ia taat pada agama yang ia anut. Mengkaji sejauh mana
agama/ nilai yang ia percayai mempengaruhi kehidupannya. Mengkaji apakah agama atau
nilai kepercayaan merupakan hal yang penting dalam kehidupan klien
12 Data Penunjang
Darah Lengkap : menunjukkan adanya penurunan hemoglobin, hematocrit, jumlah sel darah
merah dan trombosit.
Aspirasi sumsum tulang dan biopsy : memberikan data diagnostik definitive
Asam urat serum : meninkat karena adanya pelepasan oksipurin setelah keluar masuknya
sel-sel leukemia cepat dan penggunaan obat sitotoksin.
Sinar x dada : untuk melihat luasnya penyakit.
13 Terapi / Pengobatan
Terapi / pengobatan pada penderita leukemia yaitu ;
Program terapi ditujukkan untuk 2 hal (Netty Tejawinata, 1996) yaitu :
1. Memperbaiki keadaan umum dengan tindakkan :
• Transfusi sel darah merah padat (Pocket Red Cell-PRC) untuk mengatasi
anemi. Apabila terjadi pendarahan hebat dan jumlah trombosit kurang dari
10.000/mm3, maka diperlukan transfuse trombosit.
• Pemberian antibiotic profilaksis untuk mencegah infeksi.
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditujukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya
tergantung pada masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaanya yaitu
:
• Induksi untuk mempercepat remisi : obat yang diberikan untuk mengatasi sel
kanker sering disebut sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara
kombinasi dengan maksud mengurangi sel-sel blastosit sampai 5% baik
sehingga mengurangi gejala-gejala yang tampak.
• Intensifikasi yaitu pengobatan secara intensif agal sel-sel yang tersisa tidak
memperbanyak diri lagi.
• Mencegah penyebaran sel – sel abnormal ke system saraf pusat
16
Dengan cara terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksud untuk mempertahankan masa remisi
3. Pengobatan Immunologik
Bertujuan untuk menghilangkan sel leukemia yang ada didalam tubuh. Pengobatan
seluruhnya diberikan setelah 3 tahun remisi terus menerus.
4. Penggunaan obat tradisional yaitu perpaduan antara buah mahkota dewa, sambiluto,
daun pegagan dan buah mengkudu.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Leukemia menyumbang sebesar 2,5% dari total kanker yang ada di seluruh dunia. Sekitar
47.150 orang setiap tahunnya didiagnosis sebagai penderita penyakit leukemia dengan sedikitnya
23.540 orang dinyatakan meninggal karena penyakit ini. Umumnya resiko terkena penyakit
leukemia untuk kategori perempuan serta laki-laki dewasa angka perbandingannya adalah 5:7.
Adanya 'sinyal' yang tidak berfungsi dengan baik dalam darah, membuat sel darah
putih diproduksi secara berlebihan atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di
sumsum tulang dan jaringan limfoid pada darah atau sumsum tulang menyebabkan terjadinya
leukemia.
Leukemia dapat bersifat kronis atau akut. Pada leukemia kronis, kanker berkembang
perlahan dengan gejala awal yang biasanya ringan. Sementara pada leukemia akut,
perkembangan sel kanker terjadi sangat cepat dan gejalanya bisa memburuk dalam waktu singkat.
Leukemia akut lebih berbahaya daripada leukemia kronis. Pada awalnya, leukemia sering kali
tidak menimbulkan tanda-tanda. Gejala baru muncul ketika sel kanker sudah makin berkembang
dan mulai menyerang sel tubuh. Pengobatannya dapat melalui beberapa cara, diantaranya :
1. Kemoterapi
3. Imunoterapi
4. Terapi target
3.2 Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan dan
makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe pada tubuh kita.Sehingga
kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi
untuk memproduksi darah.
18
DAFTAR PUSTAKA
19