Anda di halaman 1dari 10

SURVEI KEPUASAN STAKEHOLDERS TERHADAP KINERJA ALUMNI

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Agus Supriadi Harahap1,2


Institut Pemerintahan Dalam Negeri
1

Corresponding author: agusinfokom@yahoo.co.id


2

ABSTRACT
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) is the university educating the candidates of leaders
in local government institutions. Performance of its alumnus will be an important factor for the
success of implementation of government tasks. This study aims to measure the performance of
IPDN’s alumnus and the satisfaction of the stakeholders to the aforementioned performance. Data
were collected through survey in thirteen provinces, and were analyzed through techniques of
statistical descriptive and gap analysis. Among the eight selected dimensions of performance,
namely communication skills, organizational skills, leadership, logic, effort, group skills, ethics,
and other, it is found that the biggest gaps exist in the dimension of organizational skills and ethics.
These findings indicate that IPDN needs to focus to development of the two dimension in its
educational process.
Keywords:
Employee performance; High education of Kepamongprajaan; Stakeholder’s
satisfaction

ABSTRAK
Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) merupakan lembaga pendidikan tinggi
kepamongprajaan yang mendidik calon pemimpin di lingkungan pemerintahan daerah. Kinerja
lulusan IPDN menjadi faktor penting bagi keberhasilan pelaksanaan fungsi pemerintah.
Penelitian ini bertujuan mengukur kinerja alumni IPDN dan kepuasan para pemangku
kepentingan terhadap kinerja tersebut. Data dikumpulkan melalui survei pada tigabelas
provinsi, dan diolah dengan teknik statistik deskriptif serta gap analysis. Dari delapan dimensi
kompetensi yang diukur, yakni communication skills, organizational skills, leadership, logic,
effort, group skills, ethics, dan dimensi lain-lain, ditemukan bahwa gap terbesar ada pada dimensi
organizational skills dan ethics. Temuan ini menandakan bahwa IPDN perlu memfokuskan
proses pendidikan pada pengembangan kedua dimensi ini.
Kata kunci: Kinerja Pegawai; Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan; Kepuasan Stakeholders

Pendahuluan keniscayaan, semua praja (mahasiswa) yang


berhasil menjalani masa pendidikan di IPDN
Peranan alumni dalam memajukan sebagai pendidikan tinggi kepamongprajaan
kualitas suatu institusi pendidikan formal pada akhirnya akan menjadi alumni. Artinya,
sering terlupakan. Padahal, alumni salah satu indikator keberhasilan proses
merupakan aset penting yang harus dirangkul pendidikan dapat dilihat dari keberhasilan
dan dikembangkan sedini mungkin. Satu hal alumni dalam menjalankan peran mereka di
yang perlu disadari dan menjadi sebuah jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun

1
Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 1\No. 1\Februari 2019: 1 –10

berbagai bidang pekerjaan yang mereka bagian aktif dalam proses pendidikan
jalani secara profesional sesuai minat dan di sekolah, namun pengalaman mereka
kemampuan. selama menjadi praja, pengalaman mereka
Alumni IPDN sekaligus aparatur sipil selama menjalankan tugas sebagai aparatur
negara diharapkan mampu memberikan negara. Ditambah lagi dengan ikatan batin
kontribusi yang terbaik dalam menjalankan serta rasa memiliki mereka yang kuat
fungsi fungsinya sebagai pelayan masyarakat. terhadap almamater dapat menghasilkan
Kebijakan otonomi daerah yang telah berjalan dan menawarkan berbagai konsep, ide,
diharapkan mampu memberikan pelayanan pemikiran, masukan dan kritik membangun
terbaik bagi masyarakatnya. Dalam kondisi yang hanya bisa diberikan oleh orang-
ini, peran alumni IPDN sebagai aparatur orang yang berada di posisi mereka. Untuk
sipil negara di daerah baik provinsi dan membuka komunikasi yang intens
kabupaten/kota memiliki peran yang besar dapat mempergunakan berbagai media
untuk memperkuat pelaksanaan otonomi komunikasi yang dapat menjembatani civitas
daerah serta memperkuat pelayanan publik. akademika dan alumni, proses pendidikan
Pemerintah daerah selaku pengguna lulusan di IPDN dengan pola Jarlatsuh diharapkan
IPDN memiliki harapan besar bahwa lulusan dapat berkembang dalam koridor yang lebih
IPDN dapat diandalkan sebagai katalisator progresif dan terarah.
dalam perbaikan manajemen pemerintahan Dari latar belakang tersebut di atas,
dan pelayanan publik di daerah. Tentunya dapat dipahami bahwa pengukuran terhadap
harapan pemerintah daerah selaku pengguna kinerja alumni IPDN menjadi sangat penting,
lulusan IPDN, tidak mustahil terwujud jika bukan hanya bagi keberhasilan pemerintah
lulusan IPDN dapat menunjukkan kinerja daerah, namun juga bagi IPDN dalam
sesuai dengan harapan pengguna yakni mengembangkan kurikulum pendidikannya.
pemerintah daerah. Semuanya ini berkaitan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
dengan IPDN sebagai lembaga pendidikan, kinerja alumni IPDN yang sedang
praja sebagai peserta didik serta pemerintah menjalankan tugas sebagai Aparatur Sipil
daerah sebagai pengguna lulusan. Kualitas Nasional, serta mengukur kepuasan para
lulusan IPDN yang baik sesuai dengan pemangku kepentingan terhadap kinerja
harapan dan kebutuhan pemerintah daerah, alumni IPDN tersebut. Hasil penelitian ini
akan membangun kepercayaan yang kuat diharapkan dapat memberikan masukan
antara lembaga pendidikan IPDN dengan bagi IPDN dalam mengembangkan proses
pemerintah daerah. pendidikannya sesuai dengan pengalaman
Dalam kaitannya dengan peningkatan lapangan para alumninya.
mutu pendidikan tinggi kepamongprajaan
dan pengembangan berbagai kegiatan
pengajaran, pelatihan dan pengasuhan
Kajian Teori
(Jarlatsuh) yang produktif di sekolah, Pamong praja dalam sejarah
alumni dapat berperan sebagai katalis pemerintahan daerah di indonesia memiliki
dengan memberikan berbagai masukan peran yang sangat strategis. Pamong
kritis dan membangun kepada almamater praja tidak saja memainkan peran sebagai
mereka. Dalam hal ini, alumni memiliki abdi negara dan abdi masyarakat yang
posisi tawar yang unik dan strategis karena menyelenggarakan pelayanan masyarakat,
meskipun mereka tidak lagi merupakan tapi juga peran strategis dalam menjaga

2
Agus Supriadi Harahap: Survei Kepuasan Stakeholders terhadap Kinerja ....

keutuhan negara. Pamong praja berperan sudah berbeda dengan kondisi saat ini,
dalam mengelola berbagai keragaman dan definisi pamong praja sesuai dengan konteks
mengukuhkan keutuhan negara. Ndraha dan jamannya perlu ditinjau ulang.
(2009) menyatakan bahwa pamong praja Pamong praja sebagai entitas, profesi
adalah mereka yang mengelola kebhinekaan dan juga sebagai institusi menjadi penting
dan mengukuhkan ketunggal-ekaan. Pamong untuk didiskusikan, apalagi ketika secara
praja adalah para pemimpin wilayah, yuridis peraturan presiden nomor 1 tahun
atau mereka yang pernah menempuh 2009 memberi ruang dan peluang untuk
pendidikan pada lembaga pendidikan eksistensi pamong praja. Dalam konteks
tinggi kepamongprajaan yaitu IPDN. Studi pelaksanaan fungsi pemerintahan, pelanggan
yang dilakukan oleh Sutiyo dan Maharjan atau konsumen adalah seseorang atau
(2014; 2017) menunjukkan bahwa para sekelompok orang atau suatu organisasi yang
pemimpin wilayah memiliki peran yang bertindak sebagai pembeli atau pengguna
sentral bagi keberhasilan pembangunan jasa suatu perusahaan atau organisasi yang
daerah, terutama di wilayah pedesaan yang perlu diperhatikan kebutuhannya. Selain
dicirikan dengan patrimonialism dan tradisi itu pelanggan bukan hanya semata-mata
kepatuhan pada pemimpin. membeli barang atau jasa, namun mereka
Pamong berasal dari bahasa Jawa yang juga membeli manfaat yang diberikan oleh
kata dasarnya adalah among. Kata ini serupa barang atau jasa bersangkutan. Pelanggan
dengan momong yang artinya mengasuh, merupakan individu unik dengan preferensi,
misalnya seperti kata mengemong anak perasaan dan emosi masing-masing. Dalam
berarti mengasuh anak kecil. Kata momong, hal interaksi dengan penyedia jasa, tidak
ngemong dan mengasuh merupakan kata semua pelanggan bersedia menerima
yang multidimensional. Sedangkan praja jasa yang seragam. Pelanggan sering kali
adalah pegawai negeri pangreh praja atau menginginkan bahkan menuntut jasa yang
pegawai pemerintahan. Menurut Kamus sifatnya personel dan berbeda dengan
Besar Bahasa Indonesia, Pamong Praja pelanggan yang lain, sehingga memunculkan
berarti pegawai negeri yang mengurus tantangan bagi penyedia jasa dalam hal
pemerintahan negara. Pamong praja atau kemampuan memahami kebutuhan spesifik
pangreh praja sebagaimana pengertian pelanggan individual dan memahami
secara etimologis tersebut di atas mungkin perasaan pelanggan terhadap penyedia jasa
masih relevan pada saat jaman kolonial dan dan layanan yang mereka terima (Tjiptono
awal kemerdekaan di mana peran pemerintah dan Chandra, 2005). Menurut Yamit (2005),
masih sangat dominan, sistem pemerintahan secara tradisional pelanggan diartikan
yang sangat sentralistik, serta paradigma orang yang membeli dan menggunakan
pemerintahan yang menempatkan produk. Dalam perusahaan yang bergerak
pemerintah sebagai pusat kekuasaan. Tapi di bidang jasa, pelanggan adalah orang
ketika sistem pemerintahan berubah dan yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam
terjadi pergeseran paradigma pemerintahan jasa layanan kesehatan, pelanggan disebut
dari sentralistik ke desentralistik, sebagai pasien. Pandangan tradisional ini
kewenangan untuk mengurus juga ada pada menyimpulkan bahwa pelanggan adalah
rakyat, rakyat lebih mandiri, maka dengan orang yang berinteraksi dengan perusahaan
kondisi ini tentunya pengertian pamong sebelum proses produksi selesai, karena
praja sebagaimana awal berkembangnya mereka adalah pengguna.

3
Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 1\No. 1\Februari 2019: 1 –10

Menurut survei National Association Bagi pihak manajemen, kinerja sangat


of Colleges and Employers (NACE) tahun membantu dalam mengambil keputusan
2002 (dalam Putra dan Pratiwi, 2005), seperti promosi dan pengembangan
lulusan universitas diharapkan oleh dunia karier, mutasi, pemutusan hubungan kerja,
kerja memiliki kompetensi berikut: 1) penyesuaian kompensasi, kebutuhan
Kemampuan berorganisasi; 2) Kejujuran; 3) pelatihan dan meningkatkan status
Kemampuan bekerjasama; 4) Kemampuan akreditasi perguruan tinggi yang telah
interpersonal; 5) Etos kerja yang baik; 6) diperoleh (Ivancevich et al, 1990). Manfaat
Memiliki motivasi/berinisiatif; 7) Mampu penilaian kinerja menurut Siagian (1995)
beradaptasi; 8) Kemampuan analitikal; 9) adalah:
Kemampuan komputer; 10) Kemampuan 1. Perbaikan prestasi kerja;
organisasi; 11) Berorientasi pada detail;
2. Penyesuaian kompensasi;
12) Kemampuan memimpin; 13) Percaya
3. Keputusan penempatan;
diri; 14) Berkepribadian ramah; 15)
Sopan; 16) Bijaksana; 17) Indeks Prestasi 4. Kebutuhan latihan dan pengembangan;
Kumulatif lebih besar dari 3,0; 18) Kreatif; 5. Perencanaan dan pengembangan karier;
19) Humoris, dan; 20) Kemampuan 6. Memperbaiki penyimpangan proses
entrepreneurship. Indeks prestasi, ternyata staffing;
berada di urutan ke 17 dari 20 poin yang 7. Mengurangi ketidakakuratan informasi;
diharapkan ada dalam seorang calon
8. Memperbaiki kesalahan desain
karyawan.
pekerjaan;
Menurut O’brein (2007), beberapa
9. Kesempatan kerja yang adil;
hal yang perlu dimiliki oleh mahasiswa
10. Membantu menghadapi tantangan
meliputi:
eksternal.
1. Communication skills, terdiri atas
Engel, Roger dan Miniard (1994)
komunikasi lisan dan komunikasi
mengatakan bahwa kepuasan adalah
tulisan;
evaluasi pasca konsumsi untuk memilih
2. Organizational skills, meliputi beberapa alternatif dalam rangka memenuhi
manajemen waktu, meningkatkan harapan. Band dalam Nasution (2005)
motivasi, dan menjaga kesehatan dan mengatakan bahwa kepuasan tercapai ketika
penampilan; kualitas memenuhi dan melebihi harapan,
3. Leadership, dengan kepemimpinan keinginan dan kebutuhan konsumen.
efektif; Sebaliknya, bila kualitas tidak memenuhi dan
4. Logic, untuk menyelesaikan masalah melebihi harapan, keinginan dan kebutuhan
dan berpikir kreatif; konsumen maka kepuasan tidak tercapai.
Konsumen yang tidak puas terhadap barang
5. Effort, meliputi ketahanan menghadapi atau jasa yang dikonsumsinya akan mencari
tekanan, asertif, dan kemampuan dan perusahaan lain yang mampu menyediakan
kemauan belajar; kebutuhannya. Dari berbagai pendapat di
6. Group skills, meliputi kerjasama tim atas dapat disimpulkan definisi kepuasan
dan meningkatkan kemampuan konsumen yaitu tingkat perasaan seseorang
interpersonal; setelah membandingkan kinerja produk
7. Ethics. yang dia rasakan dengan harapannya.

4
Agus Supriadi Harahap: Survei Kepuasan Stakeholders terhadap Kinerja ....

Metode sekarang, sehingga dapat membantu IPDN


Untuk mengetahui tingkat kepuasan dalam mengungkapkan yang mana harus
stakeholder alumni IPDN yang bertugas diperbaiki. Secara umum, rumus gap analysis
di pemerintah daerah, maka peneliti adalah sebagai berikut:
mempergunakan pendekatan deskriptif Kesenjangani (Gi) = (Rata-rata expected Performance) –
kuantitatif. Selain itu karena penelitian ini (Rata-rata perceived Performance i)
terpusat pada mengukur tingkat kepuasan
Teknik analisis data selanjutnya
pengguna alumni IPDN serta untuk
adalah Importance Performance Analysis
mengetahui harapan dari pemerintah
(Marila dan James dalam Supranto 2006:
daerah terhadap lulusan IPDN, maka dari
239). Teknik ini divisualisasikan melalui
data yang diperoleh disusun dan dianalisis
diagram kartesius, dengan sumbu X adalah
dan disajikan hasilnya sehingga merupakan
skor tingkat kinerja alumni dan sumbu Y
gambaran hasil penelitian survei yang
adalah skor tingkat kepentingan (harapan)
sistematis, nyata dan cermat.
Pemda. Penafsirannya dibantu melalui
Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan empat kuadran pada
penelitian ini adalah metode survei. Lokasi diagram tersebut.
yang dipilih meliputi Jambi, Kepulauan
Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung,
Hasil dan Pembahasan
Kalimantan Tengah, Bali, Sulawesi Tenggara,
Nusa Tenggara Timur, DKI Jakarta, Banten,
DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. 1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Selanjutnya, sampel yang diambil adalah 120 Hasil uji validitas kuesioner
orang sebagai atasan dari alumni IPDN. Data menunjukkan bahwa r hitung sebesar 0,458,
dikumpulkan melalui wawancara, kuesioner sementara r tabel adalah 0,1496. maknanya,
dan observasi pada tahun 2017. butir pertanyaan kuesioner dinyatakan
Kuesioner disusun sedemikian valid. Tingkat reliabilitas koefisien korelasi
rupa sesuai skala likert dengan rentang dilakukan dengan membandingkan nilai
4-1. Kuesioner variabel kinerja diberi koefisien korelasi hitung dibandingkan
pembobotan sebagai berikut: Sangat baik (4); dengan nilai r table Product Moment pada
Baik (3); Kurang baik (2); Tidak baik (1). taraf signifikansi 5%. Selanjutnya, uji
Kuesioner variabel kepentingan Pemda diberi Alpha terhadap kuesioner variabel kinerja
pembobotan sebagai berikut: Sangat penting diperoleh skor 0,966, sedangkan pada
(4); Penting (3); Kurang penting (2); Tidak variabel kepentingan Pemda diperoleh skor
penting (1). Uji validitas kuesioner dilakukan sebesar 0,956. Karena nilainya positif dan
dengan uji korelasi product moment pearson, lebih besar dari r tabel, maka ditafsirkan
sedangkan uji reliabilitas dilakukan melalui bahwa reliabilitas angket tinggi, baik pada
teknik Alpha. kuesioner variabel Kinerja Alumni maupun
pada variabel Kepentingan Pemda.
Hasil kuesioner yang lolos uji validitas
dan reliabilitas kemudian dianalisa
dengan teknik gap analysis, atau analisis 2. Gambaran Kinerja Alumni IPDN dan
kesenjangan. Tujuannya adalah untuk Harapan Pemerintah Daerah
mengidentifikasi gap antara alokasi optimis Responden yang menyatakan tingkat
dan integrasi input, serta ketercapaian kinerja terhadap atribut kemampuan

5
Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 1\No. 1\Februari 2019: 1 –10

komunikasi bagi alumni IPDN ; kurang baik Responden yang menyatakan tingkat
sebesar 8,3% kemudian cukup baik 14,2% kinerja terhadap atribut kemampuan
dan baik hanya 54,2% sementara responden leadership bagi alumni IPDN baik sebesar
yang menjawab sangat baik mencapai 50,8% kemudian cukup baik 14,2% dan
23,3% terhadap atribut kemampuan alumni tidak baik hanya 9,2% sementara responden
IPDN dalam komunikasi mayoritas baik. yang menjawab sangat baik mencapai 25.8%
Untuk kepentingan (harapan) pemerintah terhadap atribut kemampuan alumni IPDN
daerah di 13 provinsi terhadap indikator dalam aspek leadership responden menilai
yang berkaitan dengan atribut komunikasi mayoritas baik. Kepentingan (harapan)
alumni IPDN adalah mayoritas menjawab pemerintah daerah di 13 provinsi terhadap
penting yakni 51,7% dan hanya 2,5% yang indikator yang berkaitan dengan atribut
mengatakan kurang penting serta yang leadership bagi alumni IPDN adalah
menjawab sangat penting 38,3% kemudian mayoritas menjawab sangat penting yakni
responden juga menjawab cukup penting 35,8% dan hanya 6,7% yang mengatakan
hanya 7,5% dari indikator kemampuan tidak penting serta yang menjawab penting
komunikasi purna praja IPDN. Dengan 52,5% kemudian responden juga menjawab
demikian dari analisa di atas tentang cukup penting hanya 9,2% dari indikator
kepentingan pada kemampuan komunikasi kemampuan leadership bagi purna praja
purna praja IPDN, mayoritas responden IPDN.
menjawab penting dan sangat penting untuk Responden yang menyatakan tingkat
indikator kemampuan komunikasi pada kinerja terhadap atribut kemampuan logis
purna praja IPDN dalam menjalankan tugas bagi alumni IPDN baik sebesar 50,8%
di pemerintah pemerintahan daerah di 13 kemudian cukup baik 13,2% dan tidak baik
provinsi. hanya 9,2% sementara responden yang
Responden yang menyatakan tingkat menjawab sangat baik mencapai 26.7%
kinerja terhadap atribut kemampuan terhadap atribut kemampuan alumni IPDN
organization skill bagi alumni IPDN dalam aspek logic responden menilai
kurang baik sebesar 8,3% kemudian cukup mayoritas baik. Responden yang menyatakan
baik 15,8% dan baik 58,3% sementara tingkat kepentingan terhadap atribut
responden yang menjawab sangat kemampuan logis bagi alumni IPDN; kurang
baik mencapai 17,5% terhadap atribut penting sebesar 8,3% kemudian penting
kemampuan alumni IPDN dalam aspek 42,5% dan sangat penting 43,3% terhadap
organization skill responden menilai atribut kemampuan alumni IPDN dalam
mayoritas baik. Kepentingan (harapan) logic mayoritas penting dalam menjalankan
pemerintah daerah di 13 provinsi terhadap tugas yang diberikan.
indikator yang berkaitan dengan atribut Responden yang menyatakan tingkat
organization skill alumni IPDN adalah : kinerja terhadap atribut kemampuan
mayoritas menjawab sangat penting yakni lainnya bagi alumni IPDN baik sebesar
44,2% dan hanya 3,3% yang mengatakan 48,3% kemudian cukup baik 16,7% dan
tidak penting serta yang menjawab sangat tidak baik hanya 6,7% sementara responden
penting 43,3% kemudian responden juga yang menjawab sangat baik mencapai
menjawab cukup penting hanya 9,2% dari 28,3% terhadap atribut kemampuan alumni
indikator kemampuan organization bagi IPDN dalam aspek lainnya responden
purna praja IPDN. menilai mayoritas baik. Responden yang

6
Agus Supriadi Harahap: Survei Kepuasan Stakeholders terhadap Kinerja ....

menyatakan tingkat kepentingan terhadap ini kurang penting sebesar 5,8% kemudian
atribut kemampuan lainnya bagi alumni penting 44,2% dan sangat penting 45,8% dan
IPDN; responden yang menilai aspek ini hanya 4,2% yang responden menilai tidak
kurang penting sebesar 10,8% kemudian penting terhadap atribut kemampuan alumni
penting 40,0% dan sangat penting 46,7% IPDN dalam aspek group skill yang terdiri
terhadap atribut kemampuan alumni IPDN dari kemauan yang positif untuk bekerjasama
dalam kemampuan lainnya yang terdiri dengan pegawai lain, mampu mengemukakan
dari penguasaan teknologi informasi, pendapat mudah beradaptasi dan percaya
menguasai bidang tugasnya, mampu diri,. Dimana mayoritas responden menjawab
mengimplementasikan bidang ilmunya bahwa hal ini penting dalam menjalankan
di bangku kuliah ke dunia kerja serta tugas yang diberikan.
menggunakan atribut keselamatan kerja, Responden yang menyatakan tingkat
mayoritas responden menjawab penting kinerja terhadap atribut kemampuan etika
dalam menjalankan tugas yang diberikan. bagi alumni IPDN baik sebesar 51,7%
Responden yang menyatakan tingkat kemudian cukup baik 16,7% dan responden
kinerja terhadap atribut kemampuan effort yang menilai tidak baik hanya 6,7%
bagi alumni IPDN baik sebesar 50,8% sementara itu responden yang menjawab
kemudian cukup baik 19,2% dan tidak sangat baik mencapai 25% terhadap atribut
baik hanya 6,7% sementara responden kemampuan alumni IPDN dalam aspek etika.
yang menjawab sangat baik mencapai Dengan demikian mayoritas responden
23,3% terhadap atribut kemampuan menilai baik. Responden yang menyatakan
alumni IPDN dalam aspek effort. Dengan tingkat kepentingan terhadap atribut
demikian mayoritas responden menilai baik. kemampuan etika bagi alumni IPDN kurang
Responden yang menilai aspek ini kurang penting sebesar 6,7% kemudian penting
penting sebesar 10,8% kemudian penting 42,5% dan sangat penting 46,7% dan hanya
49,2% dan sangat penting 37,5% terhadap 4,2% yang responden menilai tidak penting
atribut kemampuan alumni IPDN dalam aspek terhadap atribut kemampuan alumni
effort yang terdiri dari tenang bekerja dalam IPDN dalam aspek etika yang terdiri dari
tekanan, mampu mengendalikan emosi/diri, kejujuran, keramahan, memiliki sopan dan
mampu menerima kritik, aktif dalam kegiatan santun dengan pegawai lainnya lain, hormat
training, diklat, dsb, mempunyai target dalam dengan seluruh pegawai lainnya, adil dalam
kariernya, mayoritas responden menjawab bersikap, patuh terhadap seluruh peraturan
bahwa hal ini penting dalam menjalankan lingkungan kerja, serta secara keseluruhan
tugas yang diberikan. memiliki prestasi kerja yang baik. Dimana
Responden yang menyatakan tingkat mayoritas responden menjawab bahwa hal
kinerja terhadap atribut kemampuan group ini penting dalam menjalankan tugas yang
skill bagi alumni IPDN ; responden yang diberikan.
menyatakan baik sebesar 38,3% kemudian
3. Gap Analysis
cukup baik 14,2% dan tidak baik hanya
8,3% sementara responden yang menjawab Data yang terkumpul dengan kuesioner
sangat baik mencapai 39,2% terhadap atribut di atas menunjukkan bahwa kedelapan
kemampuan alumni IPDN dalam aspek group dimensi yang diteliti masih menunjukkan
skill. Dengan demikian mayoritas responden nilai gap yang negatif, sebagaimana tabel
menilai baik. Responden yang menilai aspek berikut.

7
Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 1\No. 1\Februari 2019: 1 –10

Tabel 1. Hasil Perhitungan Gap Analysis

Skor Jawaban Responden Gap


No Dimensi Kinerja (X) Harapan (Y)
1 Komunikasi 2,93 3,26 -0,33
2 Organizational Skill 2,85 3,28 -0,43
3 Leadership 2,93 3,18 -0,25
4 Logic 2,95 3,23 -0,28
5 Lain2 2,98 3,31 -0,33
6 Effort 2,91 3,22 -0,31
7 Group skills 3.08 3,32 -0,24
8 Etika 2,95 3,32 -0,37

Sumber: Hasil Survei, 2017


Hal ini berarti secara keseluruhan pengguna lulusan IPDN yakni pemerintah daerah di
ketigabelas provinsi belum merasa puas dengan kinerja alumni IPDN. Dari kedelapan dimensi
di atas, dimensi organizational skill memiliki gap -0,43 dan etika memiliki gap yang terbesar
yaitu -0,37. Hal ini menandakan bahwa lembaga pendidikan IPDN perlu memperhatikan aspek
ini dalam proses perbaikan pelaksanaan pendidikannya di masa mendatang.
4.4 Importance Performance Analysis (IPA)
4. Importance Performance Analysis (IPA)
Seluruh hasil skoring sebagaimana ditunjukkan tabel 1 divisualisasikan dalam diagram
Seluruh hasil skoring
kartesius, sebagaimana
dengan ditunjukkan
sumbu X adalah tabel
skor kinerja dan1sumbu
divisualisasikan dalam
Y adalah skor diagram kartesius,
kepentingan/harapan
dengan sumbuPemda.X adalah skor kinerja dan sumbu Y adalah skor kepentingan/harapan Pemda.
Selanjutnya, diagram tersebut dibagi kedalam empat kuadran dengan garis pemisah sesuai
Selanjutnya, diagram tersebut dibagi ke dalam empat kuadran dengan garis pemisah sesuai rata-rata
rata-rata skor, yaitu pada koordinat x:2,85 dan y:3,25 (Gambar 1).
skor, yaitu pada koordinat x:2,85 dan y:3,25 (Gambar 1).

Gambar
Gambar 1. Distribusi 1. Distribusi
skor skor kinerja
kinerja lulusan lulusan
IPDN dan IPDN dan Kepentingan/Harapan
Kepentingan/Harapan Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah
Sumber: Hasil Survei, 2017
Sumber: Hasil Survey, 2017

8
Diagram tersebut di atas menunjukkan bahwa terdapat empat kuadran kepuasan
stakeholders terhadap kinerja alumni IPDN, sebagai berikut:
Agus Supriadi Harahap: Survei Kepuasan Stakeholders terhadap Kinerja ....

Diagram tersebut di atas menunjukkan mengimplementasikan bidang ilmunya


bahwa terdapat empat kuadran kepuasan di dunia kerja. Dimensi group skills
stakeholders terhadap kinerja alumni IPDN, alumni juga memuaskan stakeholders,
sebagai berikut: dimana alumni IPDN dipandang mampu
1. Kuadran A, dimana pemerintah daerah mampu mengemukakan pendapat
tidak puas terhadap kinerja lulusan dengan baik, mampu beradaptasi, serta
IPDN. Beberapa dimensi dimana memiliki kepercayaan diri.
pemerintah daerah menganggapnya 3. Kuadran C, dimana pemerintah daerah
sangat penting namun lulusan IPDN merasa puas, meskipun kinerja alumni
tidak mampu menunjukkan kinerja pada dimensi ini tidak terlalu baik. Hal
maksimal adalah organizational skill, ini karena dimensi ini dianggap tidak
yaitu terkait dengan kemampuan terlalu penting bagi pemerintah daerah.
menentukan prioritas dalam tugas, Dimensi tersebut meliputi dimensi
serta meraih hasil pekerjaan sesuai komunikasi, khususnya penggunaan
standar. Dimensi lainnya adalah etika, bahasa asing, ketepatan waktu datang
yaitu terkait sopan dan santun dengan dan pulang kerja, kemampuan menjadi
pegawai lainnya lain, dan penghormatan teladan yang baik dan kemampuan
kepada seluruh pegawai lainnya mengkoordinasikan sumber daya
2. Kuadran B, dimana pemerintah daerah dalam departemennya. Kemampuan
puas terhadap kinerja lulusan IPDN. lainnya adalah penguasaan penguasaan
Beberapa dimensi dimana Pemerintah teknologi informasi, ketenangan
daerah menganggapnya penting dan dalam bekerja di bawah tekanan, serta
alumni IPDN mampu menunjukkan keaktifan dalam kegiatan training dan
kinerja yang baik adalah kemampuan Diklat, dan loyalitas.
komunikasi baik tertulis melalui laporan 4. Kuadran D, dimana dimana pemerintah
dan surat menyurat, maupun secara daerah puas atas kinerja alumni IPDN,
verbal. Dimensi lainnya adalah effort, meskipun dimensi tersebut sebetulnya
atau usaha yang tidak kenal menyerah dianggap kurang begitu penting. Atribut
dalam menghadapi masalah, dimana di dalamnya meliputi kemampuan
alumni IPDN mampu menjaga sistem dan menerima pendapat/saran orang lain,
prosedur operasional yang berlaku, serta bertanggung jawab terhadap tugas dan
mampu menerima kritikan dengan baik. kewajiban, dan pengendalian diri.
Dimensi lainya adalah leadership atau
kepemimpinan, dimana alumni IPDN
dianggap mampu bertindak tegas dalam Penutup
menyelesaikan masalah serta memiliki Stakeholders sangat puas terhadap
visi ke depan yang jelas. Dimensi lainnya kinerja alumni IPDN pada aspek-aspek yang
dimana Pemerintah Daerah puas dengan sangat dibutuhkan, yaitu pada kemampuan
kinerja alumni IPDN adalah logika, menerima pendapat/saran orang lain, efforts
dimana alumni IPDN dipandang mampu yang tidak mudah menyerah, organizational
berpikir secara integral dan menyeluruh skill untuk menjaga sistem dan prosedur
terhadap sebuah permasalahan. yang berlaku, leadership dalam bertindak
Selanjutnya, dimensi lainnya adalah tegas untuk menyelesaikan masalah
bahwa alumni IPDN dipandang mampu serta kemampuan membangun visi yang

9
Jurnal Pemerintahan dan Keamanan Publik (JP dan KP) Vol. 1\No. 1\Februari 2019: 1 –10

jelas, logic dalam berfikir secara integral, Daftar Pustaka


kemampuan mengimplementasikan ilmu Engel, J. F., & Black, R. D. Dan Miniard, Paul W.,
pemerintahan di dunia kerja, kemampuan 1994, Consumer Behavior.
dalam menerima kritikan, dan group Ivancevich, J. M., Matteson, M. T., & Konopaske,
skills untuk mengemukakan pendapat, R. (1990). Organizational behavior and
beradaptasi serta percaya diri, dan management.
integritas. Pemerintah daerah menganggap Lusch, R. F., Vargo, S. L., & O’brien, M. (2007).
kemampuan-kemampuan tersebut Competing through service: Insights
sangat penting, dan alumni IPDN telah from service-dominant logic. Journal of
menunjukkan kinerja yang baik pada aspek retailing, 83(1), 5-18.
tersebut. Namun, stakeholders belum puas Nasution, M. N. (2005). Manajemen mutu
terhadap kemampuan alumni IPDN untuk terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia.
menghasilkan pekerjaan sesuai standar, Putra, I. S., & Pratiwi, A. (2005). Sukses dengan soft
menentukan prioritas dalam tugas, sopan skills. Bandung: Direktorat Pendidikan
Institut Teknologi Bandung.
santun dan hormat dengan pegawai lain.
Sutiyo, S. & Maharjan, K. L. (2014). Capacity
Secara umum, diantar dimensi of Rural Institutions in Implementing
Communication skills, Organizational skills, Decentralized Development in Indonesia:
Leadership, Logic, Effort, Group skills, Ethics Case of Three Villages in Purbalingga
dan kesenjangan antara kinerja alumni dan District, Central Java Province.
harapan stakeholders terbesar ada pada In Communities and Livelihood Strategies
dimensi organizational skill dan ethics. in Developing Countries (pp. 167-143).
Springer, Tokyo.
Dengan demikian, maka untuk meningkatkan
kinerja alumninya, IPDN disarankan Sutiyo, S. & Maharjan, K. L. (2017). Community
Participation in Rural Development.
untuk memperhatikan pembinaan dan
In Decentralization and Rural
penyampaian kurikulum terkait kemampuan Development in Indonesia (pp. 138-125).
mewujudkan hasil pekerjaan sesuai dengan Springer, Singapore.
standar, menentukan prioritas dalam tugas, Tjiptono, F., & Chandra, G. (2005). Service, Quality
serta sopan santun dan penghormatan dan Satisfaction. Yogyakarta: Andi.
terhadap pegawai. Yamit, Z. (2005). Manajemen kualitas produk dan
jasa. Yogyakarta: Ekonisia.

10

Anda mungkin juga menyukai