Anda di halaman 1dari 3

RESENSIBUKU

Antara Parlementer dan


Presidensial

Judulbuku : Sistem Pemerintahan Parlementer


dan Presidensial
Penyadur Ibrahim R. dkk,
Penerbit Rajawali Pers, Jakarta, Juli 1995
Tebal : xvii + 253 halaman

Salah satu isu yang kini banyak ,ini' telah lama diperdebatkan lebih lama
dimunculkan dalam studi-studi yang dari keberadaan demokrasi modem itu
menggunakan pendekatan "new sendiri.yang belumdijalankansepenuhnya
institusionalism" adalah isu mengenai di seluruh penjuru duniahingga awal abad
pengaruh kerangka konstitusional yang ke-20.
berbeda-beda terhadap terjadinya Tidaklah mengherankan jika
perkembangan demokrasi. Mengapa perhatian y^g besar dewasa ini terhadap
fokusnya adalah konstitusi, karena la tidak ,masalah parlementasfisme dan
lain merupakan "kerangka institusional" presidensi alisme muncul bersamaan dengan
yang memberikan ketentuan-ketentuan gelombang demokratisasi serta penulisan
dasar menyangkut formasi, sistem, dan berbagai UUD demokratis yang barn yang
organisasi pemerintahan. Sistem melanda dunia sejak pertengahan tahun
pemerintahan hakekatnya adalah 1970-an, yang dimulai di Eropa bagian
bagaimana hubungan antara kekiiasaan selatan dan menyebar ke Amerika Latin,
eksekutif dan legislatif. Jadi sistem AsiaTimur, Eropa Timur, UniSoviet, dan
pemerintahan itu tidak hanya fenomeha Afrika Selatan.
hukum, tetapi juga fenomena politik. Para penulis yang. dicantumkan
Buku ini difokuskan pada.apa yang dalam buku ini berasal dari seluruh penjuru
mungkin merupakan perbedaan dunia dan berkisar dari para advokat dan
institusional yang utama di negara-negara para analis klasik abad ke-18 hingga akhir
itu, hubungan antara eksekutif dan badan abad ke-20. Bab-bab pada buku ini disusun
legislatif. Dua model altematif yang utama kedalam lima bagian yang membahas
adalah pemerintahan parlementer dan landasan kriteria geografis dan konseptual.
pemerintahan presidensial. Kelebihan atau Bagian I membahas perdebatan yang
kekurangan dari kedua bentuk demokrasi muncul dan berkembang di Inggris Raya

110
Ni'matuIHuda, Ahtara Parlementer dan Presidansial.

dan Amerika Serikat, dua negara yang lelah presidensial menyatakan bahwa semi
menjadi modelini lelahmenyebarkebanyak presidensialisme menyatukan bahyak
bagian dunia lainnya. Model Amerika keuntungan dari presidensialisme dan^.
Serikattelahsangatberpengaruhdi Amerika parlementerisme murni,. Lebih lanjut
Latin, dimana presidensialisme menjadi dikatakan bahwa perubah.an antara fase
benirat-berakar,' topik ini dibahas pad a presidensial dari fase parlementer
bagian11. Bagian III membicarakan bentuk- memecahkan masalah kemandegan
bentuk demokrasi pertengahan (semi eksekutif-legislatif yang merupakan •
demokrasi) seperti pemerintahan semi k,elemahan paling buruk dari
presidensial gaya Perancis dan presidensialisme. Dasar pemikirannya
pemerintahan kolegial gaya,Swiss; model adalah bahwa presidensialisme beijalan
semi presidensial sangat berpengaruh dan dengan baik bila presiden mendapat
model ini pun diterapkan di Portugal dan dukunganmayoritas diparlemeri;,keduanya
Sri Langka dan telah diperkenalkan di mungkin beijal^ serasi, tetapi parlemen
beberapa negara Amerika Latin sehingga berdiri sendiri dan tidak perlu mendukung
mendapat perhatian yang sangat besar. presiden. Mas^ah kemandegan cenderung
Beberapa babpadabagianlV adalahcontoh teijadi bila- presiden tidak dapat^ mendu- -
proposal dan argumen tenlang altematif- kung mayorilas di parlemen, sehingga
altematif parlementer dan presidensial di pergeseran ke parlementarisme pun
beberapa bagian dunia lainnya Afrika, Asia, biasanya terjadi. Bagi Dewan Konsolidasi
dan Eropa. Terakhir, Bagian V berisi Demokrasi Argentina, altematif ini sangat
beberapa analisis comparative dan penting, dan Dewan' telah menyarankan '
multiyariate yang mencoba menilai bukti- agar altematif ini ditetapkan ,dalam
bukti yang ada sesistematis mungkin. konstitusi, seperti dalam UUD Perancis
Pokok bahasan dalam perdebatan. dan usulan Woodrow Wilson (lihat Bab 19
adalah keuntungan dan'kerugian'dari dan 21). ^
pemerintahanparlementerdan presidensial, Dapatkah para perancang UUD /
dan hampir semua bab dalam buku ini dewasa ini memilih Sistem pemerintahan °
membahasnya dengan satu cara atau cara parlementer, presidensial. atau semi-
lain. Pokok b^asan penting kedua adalah presidertsial atas dasar analisis kelebihan-
asal usul dan penyebab munculnya bentuk- kelebihannya dalam literatur yang dibahas
bentuk altematifpemerintahan. Dan pokok dalam buku ini ? Salah satu masalah yang
bahasan ketiga yang sehamsnya menjadi dihadapi adalah bahwa semua altematif
pokok bahasan pertama menyangkut mengandung kelebihan dan kekurangan,
definisi pemerintahan parlementer dan serta tidak ada pemeriangyang muncul dari
presidensial serta definisi bentiik perdebatan di antara para pendukung
pemerintahan yang tampak menengahi masing-masing bentuk pemerintahan itu.
parlementerisme dan presidensialisme; Bukti empiris mendukung model
dapatkah berbagai sistem pemerintahan ini parlementer, tetapi hanya merupakan bukti
dibedakan dengan jelas ? terbatas yang iidak mungkin meyakinkan
Para pendukung sistem semi para pendukung setia pemerintahan

111
UNISIA, no! 27 TAHUN XV TRIWULAN 111 • 1995

prcsidensial. Masalah lain adalah bahwa telah menjadi satu model pentipg bukan
para perancang demokratis itu menghadapi hanya di negara-negara bekas jajahan
kendala-kendala besar dalam kebebasan Perancis atau negara-negara yang jauh
memilihr seperti berbagai kelompok seperti Sri Langka dan Argentina (Bab 20
pemikiran terkemuka dan kohsen^atisme dan21). Nigeriamenentang kekuatan tradisi
konstitusional. Masalah-masalah ini Inggris ketika negara itu menganut
menimbulkan pertanyaan tentang konstitusi presidensial gaya Amerika (Bab
bagaimana keputusan untuk meherapkan 25); dan proposal bagi pemerintahan
bentuk pemerintahan parlcmenter atau presidensial di Belanda menunjukkan
presidensial telah dibuat di masa lalu. Apa bahwa keberadaan raja konstitusional tidak
yang kita ketahui tentang penyebab dan lagi merupakan hambatan besar bagi
asal usulnya ?- pemerintahan presidensial (Bab 27). Namun
Bagi banyak negara Eropa Barat, konservalisme konstitusional-tetap kuat,
yang menjadi demokratis secara bertahap dan pergeseran yang nyata telah melibatkan
dan di mana demokratisasi telah menuntut perubahan "setengah jalah" ke dan dari
pengikisan kekuasaan raja turunan secara semi-presidensialisme bukan pergeseran
bertahap, asal-usul pemerintahan pepuh dari pemerintahan parlementer ke
parlementer dapat dijelaskan menurut presidensi^ dan sebalilqiya: pergeseran dari
proposisi pertama Vemey yangmenyatakan parlementarisme ke semi-presidensialisme
dua rute altematif dari monarkhi ke di Perancis pada tahun 1958 dan di Sri
demokratis, yang berarti sistem Langka pada tahun 1978^ serta pergeseran
presidensial, atiau raja kehilangan sebagian lain di Firilandia dan Portugal pada tahun
besar kekuasaannya dan kabinet menjadi • 1982. Perubahan penuh di^Nigeria pada
wakil parleinen bukan wakil raja, yang tahun 1977merupakarikekecualianpenting.
berarti sistem parlementer (Bab 1). Di mana Alasan mengapa semi-presidensialisme
saja raja dipertahankan sebagai raja merupakan pilihari yang lebih tepat dari
konstitusional, maka altepnatif .kqdua parlementarisme di Amerika Latin ad^ah
merupakan hasil yang paling tepat. bahwa sistem ini mengandung daya tarik
Penjelasan inipun berlaku pada sistem reforinasi yang tidak- atau kurahg drastis.
parlementer Brazil abad ke-19 (tetapi Buku ini disadur dari "Parliamen
sebagaimana penegasan Lamounier dalam tary versus Presidential Government" by
Bab 16, tidak terlalu demokrasi) dan pada Arend Lijphart, yang diterbitkan oleh Ox
penerapan sistem parlementer mumi oleh ford University Press tahun 1992,
Spanyol pada tahlin 1970-an. merupakan hasil penelitian para ahli di
Dalam duadekadeterakhir, pengaruh empatbenua, data 1990-an.Buku ini sangat
negatif terhadap para perancang konstitusi berguna bagi para anggota legislatif,
ini tampak telah melemah, dan berbagai eksekutif, yudikatif, praktisi, teoritisi,
model yaihg ada tampak sekarang mtthasiswa hukum maupuii sosial politik,
diperhatikan denganserius dan netral, dan dan siapa saja yang menaruh perhatian
dengan sedlkit prasangka seita praduga. terjadap perkembangan negara dan
Misalnya, semlpresidensialisme Perancis pemeriht^an. (Nikmatul Huda).

112

Anda mungkin juga menyukai