Anda di halaman 1dari 11

Asuhan keperawatan (askep) keluarga merupakan suatu proses pemberian pelayanan

kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan yang bersifat  
holistik dengan menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan. 
Masalah kesehatan yang sering timbul: sistem respirasi (TB Paru), sistem kardiovaskuler
(hipertensi) dan sistem pencernaan (diare).
1. Sistem Pernapasan (TB PARU)
1.1. Materi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. TB paru ditularkan dari individu terinfeksi ke orang
lain melalui transmisi udara yaitu lepasnya droplet saat penderita berbicara,
batuk, dan bersin.  Individu yang berisiko tinggi untuk tertular TB paru antara lain
kontak dengan seorang penderita TB paru aktif, imunosupresif, individu yang
tinggal di daerah perumahan kumuh (pemukiman padat), lingkungan rumah yang
memiliki ventilasi udara yang buruk, kebiasaan gaya hidup seperti merokok, stres,
kurang olahraga dan kebersihan diri yang buruk.
Asas Etik dalam Keperawatan Keluarga:
a. Menghormati klien dan keluarga: Autonomy
Klien atau keluarga memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam
pengambilan tindakan untuk mengatasi penyakit TB Paru. Seorang
perawat tidak boleh memaksakan suatu tindakan pengobatan kepada
klien.
b. Manfaat: Beneficence
Semua tindakan dan pengobatan TB Paru harus bermanfaat bagi klien dan
keluarga. Perawat harus mempunyai kesadaran dalam bertindak agar
tindakannya dalam mengatasi masalah hipertensi dapat bermanfaat dalam
menolong klien
c. Tidak merugikan: Non-maleficence
Setiap tindakan yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan TB
Paru harus berpedoman pada prinsip primum non nocere (yang paling
utama jangan merugikan). Resiko fisik, psikologis, dan sosial hendaknya
diminimalisir semaksimal mungkin.
d. Kejujuran: Veracity
Perawat hendaknya mengatakan sejujur-jujurnya tentang apa yang dialami
klien atau keluarga serta akibat yang akan dirasakan oleh klien atau
keluarga terkait masalah TB Paru. Informasi yang diberikan hendaknya
sesuai dengan tingkat endidikan klien dan keluarga agar klien mudah
memahaminya.
e. Kerahasiaan: Confidentiality
Perawat harus mampu menjaga privasi klien dan keluarga, meskipun klien
telah meninggal dunia.
f. Keadilan: Justice
Perawat profesional  harus mampu berlaku adil terhadap klien dan
keluarga, meskipun dari segi status sosial, fisik, budaya, dan lain
sebagainya.
1.2. PROSES KEPERAWATAN
G. Pengkajian
Gejala TB paru: keletihan, anoreksia, pucat, anemia, penurunan berat
badan, demam persisten, berkeringat malam hari, nyeri dada, dan batuk
menetap, bunyi napas hilang dan ronkhi kasar, pekak pada saat perkusi.
Batuk pada awalnya batuk non-produktif, berkembang menjadi
mukopurulen dengan hemoptisis.
Pemeriksaan dahak: sewaktu, pagi, sewaktu. TB Paru BTA (+) adalah:
Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA
positif.
H. Diagnosis Keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif
Tanda dan gejala: batuk tidak efektif; tidak mampu batuk; sputum
berlebih; wheezing dan/atau ronkhi.
b. Pola nafas tidak efektif
Tanda dan gejala: dispnea; penggunaan otot bantu pernapasan;
fase ekspirasi memanjang; pola napas abnormal (takipnea,
bradipnea, hiperventilasi).
c. Defisit nutrisi
Tanda dan gejala: berat badan menurun minimal 10% di bawah
rentang ideal.
d. Ketidakmampuan koping keluarga
Tanda dan gejala: merasa diabaikan; tidak memenuhi kebutuhan
anggota keluarga; tidak toleran; mengabaikan anggota keluarga.
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap
lingkungan; kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku
sehat; tidak mampu menjalankan perilaku sehat.
f. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan tidak memahami masalah
kesehatan yang diderita; mengungkapkan kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan; gejala penyakit TB semakin memberat;
aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
g. Manajemen kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani
program perawatan/pengobatan TB paru gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor risiko; gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan TB paru dalam kehidupan sehari-hari;
aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan.
I. INTERVENSI/IMPLEMENTASI
1. Fisioterapi dada
a. Batuk Efektif
b. Terapi Relaksasi Napas Dalam
2. Manajemen nutrisi
3. Manajemen stress
4. Manajemen pengobatan
Pengobatan TB Paru terbagi atas 2 fase yaitu fase intensif (2-3
bulan) dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Panduan obat yang
digunakan adalah paduan obat utama dan obat tambahan. Jenis
obat utama (Lini I) adalah INH, rifamfisin, pirazinamid,
streptomisisin, etambutol, sedangkan obat tambahan lainnya
adalah: kanamisin, amikasin, kuinolon.
5. Latihan dan Terapi Fisik
6. Pendidikan kesehatan
J. EVALUASI
Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses kegiatannya atau disebut
sebagai evaluasi formatif dan evaluasi berdasarkan hasil akhir
berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut sebagai evaluasi sumatif.
Evaluasi terhadap masalah keperawatan yang muncul pada masalah
kesehatan TB Paru di antaranya adalah:
a. Status Kepatenan jalan nafas
b. Pengetahuan: manajemen penyakit kronis
c. Kepatuhan minum obat
d. Evaluasi status nutrisi: Intake
e. Perilaku kepatuhan: Anjuran Diet
f. Pelaksanaan 5 Fungsi Keluarga
g. Peningkatan Koping Keluarga
2. Sistem Kardiovaskuler (Hipertensi)
2.1. Materi
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah
sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic 90 mmHg atau lebih.
(Harrison 1997). Tanda dan gejala: pusing, mudah marah, telinga berdengung,
mimisan (jarangan), sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah,
dan mata berkunang-kunang. Komplikasi hipertensi: gangguan penglihatan,
gangguan saraf, gagal jantung, gangguan fungsi ginjal, gangguan serebral (otak).
2.2. Proses Keperawatan
A. Pengkajian
Gejala yang sering muncul: sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas,
kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, muntah, kelemahan otot, dan
nyeri dada/angina, nyeri tengkuk, sulit tidur.
Pemeriksaan fisik, pada bunyi jantung: terdengar S2 pada dasar, S3 (CHF
dini), S4 (pengerasan ventrikel kiri/hipertropi ventrikel kiri), terdapat mur
stenosis valular. Tekanan darah lebih dari 140 /90 mmHg.
B. Diagnosis
a. Nyeri Akut
Tanda dan gejala: mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur, tekanan
darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg.
b. Penurunan curah jantung
Tanda dan gejala: perubahan irama jantung (palpitasi); objektif :
bradikardia /takikardia, gambaran EKG aritmia, perubahan preload
(lelah); objektif: edema, distensi vena juguralis, CVP
meningkat/menurun, perubahan afterload (dyspnea); objektif: 
tekanan darah meningkat/ menurun, nadi perifer teraba lemah,
capillary refill time >3 detik. Perubahan kontraktilitas (ortopne,
batuk); objektif: terdengar suara jantung S3 dan/atau S4.
c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
Tanda dan gejala: menunjukkan penolakan terhadap perubahan
status kesehatan; gagal melakukan tindakan pencegahan masalah
kesehatan; Menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang
minimal.
d. Ketidakmampuan koping keluarga
Tanda dan gejala: merasa diabaikan, tidak memenuhi kebutuhan
anggota keluarga, tidak toleran, mengabaikan anggota keluarga
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap
lingkungan; kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku
sehat; tidak mampu menjalankan perilaku sehat.
f. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan tidak memahami masalah
kesehatan yang diderita; Mengungkapkan kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan; Gejala penyakit TB semakin memberat;
Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
g. Manajemen kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani
program perawatan/pengobatan TB; Gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor risiko; gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan TB dalam kehidupan sehari-hari; Aktivitas
hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan.
C. Intervensi/Implementasi
1. Manajemen nutrisi: diet Rendah Garam
2. Manajemen Nyeri.
3. Pendidikan kesehatan:
 Aktifitas fisik/Olahraga rutin minimal 30 menit setiap hari,
minimal 5x seminggu
 Mengadopsi pola makan DASH (Dietary Approach to Stop
Hypertension) yang kaya akan kalium dan kalsium; diet rendah natrium
 Hindari stress. Sempatkan waktu untuk istirahat atau
berlibur sejenak
 Stop merokok
 Mengurangi berat badan (obesitas)
 Cek tekanan darah secara berkala, minimal 1 bulan sekali
 Konsumsi obat penurun tekanan darah tinggi secara teratur
4. Manajemen stress
D. Evaluasi
Mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam konteks keluarga,
membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan. Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses
kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif dan evaluasi
berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut
sebagai evaluasi sumatif.
3. Sistem Pencernaan (Diare)
Materi
Diare adalah peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi lebih lunak atau
lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24 jam.
3.1. Proses Keperawatan
A. Pengkajian
Tanda dan Gejala
a. Diare karena penyakit usus halus: diare dalam jumlah banyak, cair,
dan sering terjadi malabsorpsi dan dehidrasi.
b. Diare karena kelainan kolon: tinja berjumlah kecil tetapi sering,
bercampur darah dan ada sensasi ingin BAB terus.
c. Diare akut karena infeksi: mual, muntah, nyeri abdomen, demam,
dan tinja yang sering, malabsorptif, serta berdarah tergantung
bakteri patogen yang spesifik.
Pemeriksaan fisik:
d. Pada pemeriksaan fisik: berat badan, suhu tubuh, frekuensi denyut
jantung dan pernapasan serta tekanan darah.
e. Tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus, dan turgor kulit
abdomen, penurunan berat badan.
f. Tanda tambahan: ubun-ubun besar cekung, mata cekung, tidaknya
air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering.
g. Pernapasan cepat dan dalam: asidosis metabolik.
h. Bising usus yang lemah atau tidak ada: hipokalemia.
i. Pemeriksaan ekstremitas: perfusi dan capillary refill
B. Diagnosis
a. Diare
Tanda dan gejala: nyeri/kram abdomen; defekasi lebih dari 3x per
24 jam; feses lembek/cair: frekuensi peristaltic meningkat; bising
usus hiperaktif.
b. Hipovolemik
Tanda dan gejala: frekuensi nadi meningkat; nadi raba lemah;
tekanan darah menurun; tekanan nadi menyempit; turgor kulit
menurun; membrane mukosa kering; volume urin menurun;
hematocrit meningkat; pengisian vena menurun; suhu tubuh
meningkat; berat badan menurun tiba-tiba; merasa lemas;
mengeluh haus.
c. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
Tanda dan gejala: Menunjukkan penolakan terhadap perubahan
status kesehatan; gagal melakukan tindakan pencegahan masalah
kesehatan; Menunjukkan upaya peningkatan status kesehatan yang
minimal.
d. Ketidakmampuan koping keluarga
Tanda dan gejala: Merasa diabaikan; Tidak memenuhi kebutuhan
anggota keluarga; Tidak toleran; Mengabaikan anggota keluarga.
e. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: kurang menunjukkan perilaku adaptif terhadap
lingkungan; Kurang menunjukkan pemahaman tentang perilaku
sehat; Tidak mampu menjalankan perilaku sehat.
f. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
Tanda dan gejala : mengungkapkan tidak memahami masalah
kesehatan yang diderita; Mengungkapkan kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan; Gejala penyakit Diare semakin
memberat; Aktivitas keluarga untuk mengatasi masalah tidak tepat.
g. Manajemen kesehatan tidak efektif
Tanda dan gejala: mengungkapkan kesulitan dalam menjalani
program perawatan/pengobatan Diare; Gagal melakukan tindakan
untuk mengurangi faktor risiko; gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan Diare dalam kehidupan sehari-hari;
Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif untuk memenuhi tujuan
kesehatan
C. Intervensi/Implementasi
a. Rehidrasi
b. Pemberian ASI dan Makanan
c. Kolaboratif (pemberian Zinc)
d. Pendidikan kesehatan
D. Evaluasi
Mengkaji kemajuan status kesehatan individu dalam konteks keluarga,
membandingkan respon individu dan keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan. Evaluasi dapat dilihat berdasarkan proses
kegiatannya atau disebut sebagai evaluasi formatif dan evaluasi
berdasarkan hasil akhir berdasarkan ketercapaian tujuan atau disebut
sebagai evaluasi sumatif
CONTOH SOAL PENGKAJIAN DAN PEMBAHASAN
Saat kunjungan rumah ditemui anak berusia 1 tahun. Ibunya mengatakan anaknya
sering batuk semenjak pindah ke rumah baru beberapa bulan yang lalu. Ibu klien
mengatakan anaknya sudah dibawa ke puskesmas dan mendapat obat namun batuknya
berulang kembali setelah obat habis.
Apakah Komponen pengkajian yang perlu dilakukan pada kasus tersebut?
A. Fungsi keluarga
B. Sistem respirasi anak
C. Pola komunikasi keluarga
D. Karakteristik tetangga
E. Lingkungan rumah

Pembahasan:
Batuk merupakan respon alami tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari sistem
pernafasan. Pada kasus, frekuensi batuk meningkat setelah pindah ke lingkungan yang
baru. Hal ini merupakan petunjuk untuk melakukan pengkajian lebih mendalam pada
lingkungan sekitar anak (rumah baru) yang dapat memicu terjadinya batuk, sehingga
jawaban yang paling tepat adalah E. Jawaban yang lain tidak tepat.
Strategi:
Data batuk semenjak pindah ke rumah baru merupakan data yang perlu diperhatikan.
Batuk merupakan reaksi tubuh jika ada allergen terhadap sistem pernafasan dan
lingkungan baru dapat menjadi pencetus baik secara fisik maupun psikologis. Oleh
karena itu pada kasus, pengkajian terhadap lingkungan rumah merupakan opsi pilihan
yang paling tepat.
Jawaban: E
CONTOH SOAL DIAGNOSIS DAN PEMBAHASAN
Saat kunjungan rumah didapatkan data: Anak laki-laki, berusia 12 tahun mengalami
diare sudah 2 hari dan tampak lemas. Keluarga mengatakan BAB warna kuning, BAB cair,
frekuensi lebih dari 5 kali. Keluarga mengatakan anak tidak nafsu makan dan kalau
minum sering dimuntahkan, Hasil pengkajian: Turgor kulit kembali sangat lambat, suhu
38 C. Frekuensi nadi 88 x/menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan
Apakah diagnosis keperawatan pada kasus tersebut?
A. Risiko defisit nutrisi
B. Defisiensi kesehatan keluarga
C. Risiko ketidakseimbangan cairan
D. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
E. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi penyakit diare pada klien usia sekolah antara lain:
frekuensi, lama diare dan kondisi klinis yang diperberat dengan klien muntah setiap
minum, masalah keperawatan yang dapat dirumuskan pada kasus adalah kekuatan data
yang ada pada kasus antara lain dampak klinis akibat dehidrasi.
Strategi:
Rumusan masalah yang spesifik pada kasus Diare sesuai dengan data mayor menjadi
acuan dalam penanganan masalah utama cairan tubuh yang kurang dan tidak
tergantikan melalui makanan dan minum akibat muntah.
Jawaban: E
CONTOH SOAL INTERVENSI/ IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Dalam kunjungan rumah ditemui seorang pria berusia 35 tahun, mengeluh batuk dalam
sebulan terakhir, nafsu makan berkurang, berat badan turun 5 kg dalam 1 bulan dan
merasa demam. Hasil observasi didapatkan data: klien membuang ludah sembarangan,
tidak ada jendela di kamar tidur, pertukaran udara hanya dari sumber pintu masuk.
Keluarga mengatakan klien batuk darah sudah 3 kali dalam seminggu ini dan tidak tahu
harus melakukan apa.
Apakah intervensi yang perlu segera dilakukan pada kasus tersebut?
A. Menganjurkan membuat jendela di kamar.
B. Melakukan pemeriksaan fisik.
C. Mengajarkan batuk efektif.
D. Menganjurkan memeriksa dahak BTA
E. Mengajarkan cara membuang ludah yang benar.
Pembahasan:
Gejala batuk lebih dari 3 minggu, berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan
dan merasa demam merupakan tanda dan gejala TBC yang perlu diwaspadai. Penegakan
diagnosis medis untuk TBC perlu segera dilakukan agar pengobatan dapat segera
dimulai. Hasil pemeriksaan penunjang penting pada diagnosis TBC adalah pemeriksaan
BTA.  Oleh karena itu intervensi yang perlu segera dilakukan perawat adalah
menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan dahak BTA.
Strategi:
Prinsip penegakan diagnosis TBC adalah hasil BTA positif dari pemeriksaan sputum. Pada
kasus terinformasi jika keluarga tidak tahu harus melakukan apa padahal klien sudah 3
kali batuk darah dalam seminggu ini. Hal ini menjadi dasar untuk menganjurkan keluarga
melakukan pemeriksaan dahak BTA
Jawaban: D
CONTOH SOAL EVALUASI DAN PEMBAHASAN
Saat kunjungan rumah didapatkan klien perempuan berusia 10 tahun, klien mengatakan
sudah 2 hari diare, BAB cair, frekuensi lebih dari 3 kali/ hari mengeluh mual dan muntah
saat makan atau minum. Hasil pemeriksan fisik: turgor kulit kembali lambat, suhu 37.5
C, Nadi 100 x/menit, RR: 18x/menit. Klien belum dibawa ke pelayanan kesehatan.
Keluarga mengatakan cukup diberi minuman herbal. Perawat memberi penyuluhan
dampak diare pada kesehatan.
Apakah evaluasi pada tindakan perawat tersebut?
A. Keluarga dapat menyebutkan makanan yang sehat bagi pertumbuhan
B. Keluarga membawa klien ke pelayanan kesehatan
C. Keluarga dapat menyediakan makanan yang sehat
D. Anggota keluarga pertumbuhan baik
E. Anggota keluarga tidak jajan di luar
Pembahasan:
Pada kasus sudah dijelaskan kondisi klinis klien yang mengalami diare dan intervensi
yang sudah dilakukan Perawat yang perlu ditindaklanjuti oleh Keluarga yang dapat
dievaluasi baik pengetahuan, sikap dan Tindakan yang dipengaruhi. Pemberian tindakan
dalam kasus ini yang diharapkan adalah tindakan keluarga dalam membawa klien ke
pelayanan kesehatan dengan kondisi klinik, seperti kasus yang hanya diberikan therapi
alternatif.
Strategi:
Evaluasi secara prinsip adalah evaluasi sumatif dan evaluasi formatif terhadap tindakan
keperawatan untuk mengetahui sejauh mana efektifitas intervensi dan tindaklanjut
proses keperawatan yang akan diberikan pada klien terkait pengetahuan, sikap dan
tindakan
Jawaban: B
Referensi:
Friedman, M. R., Bowden, V.R., Jones, E. (2003). Family Nursing, Research Theory and
Practice. 5th  Edition, Appleton & Large. USA.
Harmon H, Shirley May & Sherly Thalman B (1996),Family Health Care Nursing – Theory
Practice and Research. F.A. Davis Company Philadelphia
Riasmini, et.al (2017). Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan
Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan
masyarakat.UI-Press.
DPP PPNI. 2016. Standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan indikator
diagnostik, DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai