Anda di halaman 1dari 5

Nama: Yoesoef Bachtiar Gusman Rahmadi

NPM : 2206047401
Kelas: PB 28

Perencanaan Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Menghadapi Bencana

● Latar belakang
○ Indonesia adalah negeri rawan bencana karena berada di daerah cincin api
pasifik yang merupakan pertemuan tiga lempeng.
○ Hal itu menyebabkan banyaknya gunung api aktif dan gempa
○ Indonesia juga berada di perbatasan samudera hindia dan pasifik ->Tsunami
○ Populasi Indonesia besar memberikan dampak risiko lebih besar
○ Climate change dan perubahan curah hujan -> debit air terkumpul dan
menjadi sangat banyak -> banjir
○ Indonesia terdapat variasi terkait kepemimpinan terkait bencana sehingga
perlu koordinasi dan komunikasi yang tepat
○ Indonesia memiliki variasi kejadian bencana gempa, tsunami, erupsi gunung
api, angin kencang, badai,
○ 15% gunung aktif dunia berada di Indonesia
○ Tantangan
■ Kesiapsiagaan masyarakat belum merata
■ Pengelolaan tata ruang dan perizinan pembangunan belum
seluruhnya berbasi mitigasi bencana
■ Identifikasi risiko bencana di daerah masing masing belum spenuhnya
dipahami
■ Penyediaan anggaran daerah belum memadai untuk penanggulanan
bencana
■ Dana bersama untuk perlindungan masyarkat belum digunakan
■ Kompleks dan rumitnya aturan untuk mempercepat pelayanan
masyarakat
■ Masih terdapat penyimpanan dalam upaya penanggulangan bencana

● Dampak Bencan pada Rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan


○ Dampak bencana terhadap fasilitas kesehatan

○ Pada saat Pandemi covid-19 banyak tenaga keehatan meninggal.


■ 80,000 -180,000 tenga kesehatan di seluruh dunia meninggal akibat
covid pada periode januari 2020 hingga mei 2021
■ Di Indonesia, 2087 Tenaga Kesehatan Meninggal Akibat covid 19
hingga 21 april 2022
■ 83% tenaga kesehatan indonesia mengalami burnout syndrome
deraja sedng dan berat selama masa pandemi covid 19
● Instrumen Penilaian kesiapsiagaan Rumah Sakit (Hospital Safety Index)
○ Hospital Safety Index (terdapat 151 ceklis untuk mengecek kesiapsiagaan
rumah sakit). Terdapat 4 modul:
■ Identifikasi risiko bencana
■ Structural safety -> Apakah rumah sakit sudah mengantisipasi
bencana secara struktural gedung
■ Non Structural Safety -> Fasilitas komunikasi, menggunakan backup
communication system contohnya 4g, telefon satelit, dan radio.
Backup listrik, suplai oksigen,
■ Emergency dan disaster management -> Rumah sakit harus memiliki
komite untuk mengatasi bencana

○ Kesiapsiagaan Puskesmas Menghadapi Bencana


■ Terdapat 93 item yang memiliki 4 modul
● Identifikasi risko bencana
● Aspek Struktural
● Aspek non-struktural
● Aspek Fungsi
○ Interpretasi Hasil

○ Aplikasi Hospital Safety Index

● Hasil penilitian Kesiapsiagaan Rumah Sakit dan Fasyankes menghadapi bencana


○ Ada empat provinsi yang diipilih untuk evaluasi DKI Jakarta, jogjakarta, jawa
barat dan Sumatera Utara
○ Dilakukan penilaian terhadap puskesmas tersebut
○ Hasil mennunjukkan puskesmas Jakarta dan Sumetara Utara termasuk
kategori A berarti puskesmas tersebut dapat masih berfungsi apabila terjadi
bencana
○ Jawa Barat memiliki nilai B, dari sisi structural safety masih kurang, non
structural -> kesediaan air, genset, peralatan kantor dan penyimpanannya,
meningkatkan kapasitas pekerja,
○ Kesiapsiagaan Rumah Sakit Menghadapi Bencana
■ 4 Provinsi rumah sakit yaitu Jakarta, Jogjakarta, Jawa Barat dan
Sumetera Utara.
■ Jakarta, jogjakarta, dan jawab baret sudah memiliki nilai A.
■ Sumetara Utara memiliki nilai B dengan aspek yang perlu
perkembangan adalah:
● Equipment fasilitas kekurangan
● Management informasi dan komunikasi
● Training bencana
● Stakeholder awareness
● Disaster response plan
● Kesimpulan
○ Rumah sakit dan fasilitas layanan kesehatan perlu merencanakan
kesiapsiagaan terhadap bencana:
■ Identifikasi risiko bencana
■ Perencanaan struktur
■ Perencanaan non struktural
■ Manajemen keadaan darurat dan benana

Anda mungkin juga menyukai