05/1941160080
2E JTD
UTS PANCASILA
Link : (2) Agama Musuh Pancasila? Passion atau Uang? Bincang Kehidupan | Interview
Eksklusif w/ Sudjiwo Tejo - YouTube
N : belum tentu harus keluar. Mengikuti kata hari belum tentu harus keluar.
Umur 35 tahun merupakan umur yang sudah dewasa, dimana seseorang dapat
memutuskan bagaimana harus memilih diantara beberapa pilihan yang ada.
Kamu bisa benar-benar mengerti potensi senyaman dan sesukses yang akan
dihadapkan masa depan nanti di saat sebelumnya kamu memutuskan tindakan
untuk memulai yang kamu impikan. Setiap pilihan memiliki risiko dan imbalannya
tersendiri. Pilihan yang tepat akan membawa lebih cepat dalam melaju di proses
kesuksesan. Dengan mencari tahu minat atau passion harus dilakukan sejak
masih sekolah atau kuliah. Cara paling mudah untuk menemukan minat itu
adalah dengan melihat dalam hal apa yang paling disukai. Contohnya jika selama
di sekolah menyukai pelajaran computer, maka kemungkinan besar itulah minat.
Minat sesorang dapat terlihat jika orang tersebut tidak pernah merasa kesulitan
atau terbebani untuk mengerjakan sesuatu yang berhubungan dengan bidang
yang disukainya. Dan bila memang menyukai satu bidang tersebut, apapun
kesulitan yang dihadapi, maka tidak akan mudah menyerah dalam
mengerjakannya.
P : bagaimana tanggapan anda dengan bangga berkata bahwa anda ini kafir
N : dalam konteks agama yang intinya menutup diri. Bila menutup diri dari
sesuatu, berarti aku kafir terhadap sesuatu itu. Karena menutup diri dengan
hal hal yang tidak perlu. Istilah kafir ini tidak bisa berdiri sendiri.
Konteks yang dibahas pada topic ini mengenai bagaiamana kita melihat dari
sudut pandang sesuatu tersebut. Misalnya dengan melihat dari samping kanan
akan melihat warna biru sedangkan orang lain melihat dari sudut pandang yang
berbeda dengan melihat dari samping kiri berwarna merah. Dengan begitu kita
tidak dapat menyalahkan apa yang orang lain lihat. Sama seperti kafir yang
dmaksud oleh responden adalah bagaimana dia menjauhi sesuatu yang dilarang
oleh agama. Maka beliau kafir terhadap hal yang dilarang tersebut karena
menjauhi hal tersebut.
P : apakah selama ini kita yang masuk dalam agama atau kita memasukkan
gaama kedalam diri kita
N : selama ini agama yang masuk kedalam kita atau kita yang masuk dalam
agama? Seperti baju yang kamu masukkan kedalam badanmu atau badanmu
yang masuk kedalam baju. Agama ageman aji. Agama itu pakaian dalam jiwa.
Intinya aku ingin beragama apapun yang ada dinusantara dengan cara yang
baik bukan yang bergaris keras.
P : lalu, mencinta itu takdir sedangkan menikah itu bisa merencanakan dengan
siapa
N : menikah itu nasib. Mencinta itu takdir. Kau bisa berencana menikah dengan
siapa, tapi tidak bisa kau rencanakan cintamu dengan siapa
P : jika dibenarkan secara hati nurani kita sudah menikah mempunyai suami
dan istri. Namun cinta kita untuk orang lain. Kita tidak tau itu perasaan atau
hati nurani.
N : menikah dan mencintai adalah dua hal yang berbeda. Air putih dengan kopi
masih pilihan. Kalau menikah dan mencintai itu beda. Tidak bisa dibandingkan.
Seperti dengan orang yang tidak suka satu, dipilih gudeg atau sate. Itu
merupakan pilihan.
P : jadi cinta yang memikirkan pengorbanan itu bukan cinta dong karena sudah
hitung-hitungan.
N : jadi konsep hidup linier nanti ada pertanyaan mengenai suami itu didepan
atau dibelakang. Itu merupakan ciri khas orang-orang yang hidup linier.
Problem sekarang terlalu linier. Siapa yang didepan. Yang menyangka itu
berkorban itu orang lain. Jangan dirimu sendiri.
Mencintai bukanlah cara untuk berbahagia. Sebab cinta juga membawa derita
dan luka. Bagaimana pengorbana yang diberikan biarkan lawanmu yang menilai.
Dengan dianggap ada, itu sudah merupakan hal yang patut disyukuri. Dengan
merespon baik, itu telah memberikan semangat pada diri sendiri untuk lebih
mencintai. Tanggung jawab dalam mencintai adalah dengan berkomitmen
dengan diri sendiri.
P : konsep urakan dan kurang ajar. Apakah urakan itu ada batasnya?
N : urakan bukan untuk gaya-gayaan. Kalau kurang ajar itu dilakukan agar
dipuji. Seperti cerita Agus Salim ketika yang lain memakai sendok, beliau
memakai tangan. Atau kisah romeo dan Juliet dimana romeo mencium Juliet.
Hal ini termasuk urakan karena romeo mencium Juliet tidak untuk dipamerkan.
Konteks yang dibahas disini adalah bagaimana cara kita mengekspresikan rasa
kita terhadap sesuatu. Apakah dalam diri kita terdapat narsisme? Dimana ingin
dilihat orang lain ketika melakukan sesuatu. Perumpamaan yang diberikan cukup
memberikan gambaran yang jelas. Bahwa romeo semata-mata tidak ingin pamrih
mencium Juliet. Ia memang mencintai seorang Juliet apapun keadaannya dia
mau mengorbankan.
Analisis Akhir :