Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan salah satu periode yang akan dialami oleh hampir
semua wanita dalam fase hidupnya. Kehamilan bisa menimbulkan perubahan kondisi
fisik dan emosi fluktuatif bagi wanita yang mengalaminya. Perubahan fisik dan emosi
ini sebenarnya merupakan kondisi normal yang kejadiannya hampir mirip ketika
menjelang masa haid (pre menstruation syndrome). Perubahan fisik yang terjadi
misalnya seperti bentuk tubuh yang lebih berisi dan perut yang semakin membesar dari
waktu ke waktu, sedangkan perubahan emosi lebih mengarah pada munculnya rasa
cemas, ketakutan, dan khawatir yang muncul secara mendadak (Bari and Saifuddin,
2008). Terdapat tiga kondisi utama psikologis wanita yang sedang hamil yaitu
kecemasan, depresi dan bahagia. Secara umum, kecemasan dapat diartikan sebagai
adanya perasaan-perasaan khawatir atau prediksi akan keberadaan ancaman yang
membahayakan individu. Kecemasan adalah suatu reaksi emosional kompleks individu
yang dipicu oleh situasi spesifik yang dinilai mengancam oleh individu yang
mengalaminya. Dalam hal ini, sesuatu yang ditakutkan ataupun yang dikhawatirkan
tersebut tidak jelas.
Kecemasan yang biasanya meliputi perasaan ibu hamil misalnya seperti
bagaimana kondisi janin, apakah janin sehat atau tidak, bisa melahirkan normal atau
harus dilakukan tindakan operasi caesar, berkembangnya mitos-mitos yang salah seputar
persalinan, dan lain sebagainya. Apabila kecemasan yang dirasakan sudah terlalu
mendalam, maka ibu hamil tersebut bisa mengalami depresi terutama apabila ibu hamil
ini kurang memiliki mental yang kuat dan dukungan yang cukup dari orang-orang
terdekatnya (Annie and Diana, 2012). Kecemasan selama hamil memiliki beberapa
dampak negatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang mengalami
kecemasan tingkat tinggi lebih berisiko mengalami keguguran, kelahiran bayi prematur,
dan operasi Sectio Caesar pada proses persalinannya. Kecemasan berat ketika hamil bisa
berdampak negatif baik bagi ibu maupun bayi. Bagi ibu, dengan mengalami kecemasan

1
berat selama kehamilan dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarum, preeklampsia dan
eklampsia. Selain itu, suasana psikologis yang tidak mendukung dapat mempersulit
proses persalinan dan memperberat nyeri persalinan. Sedangkan dampak pada bayi
adalah memiliki Berat Badan Lahir Rendah (BLBR), kelahiran preterm, keguguran
spontan, rendahnya skor APGAR, dan disregulasi neuro endokrin (Annie and Diana,
2012)
Wanita merasa takut, khawatir dan tidak siap dalam menghadapi persalinan
karena beberapa hal. Penyebab dari ketakutan dan kekhawatiran wanita dalam
menghadapi persalinan adalah ketakutan akan mengalami perubahan fisik yang identik
dengan rasa sakit dan pengalaman secara psikologis selama menghadapi proses
persalinan. Ditengah maraknya permintaan operasi caesar yang dipilih oleh ibu hamil
untuk melahirkan, namun masih banyak pula ibu-ibu hamil yang menginginkan
persalinan normal tanpa intervensi medis yang saat ini ramai diperbincangkan dalam
forum-forum diskusi calon ibu yaitu metode persalinan dengan nilai dasar gentle birth
Gentle birth adalah sebuah filosofi persalinan yang dibuat senyaman mungkin
untuk wanita yang melahirkan dan minim trauma. Di Indonesia sendiri, gentle birth
pertama kali diperkenalkan oleh Klinik Bumi Sehat Bali yang di pimpin oleh Robin
Lim, ia adalah wanita yang mendapatkan penghargaan Heroes of the Year dari CNN
pada tahun 2011. Melalui gentle birth, calon Ibu akan mendapat rasa kebebasan dari
trauma rasa sakit, serta kenyamanan di lingkungan tempat akan melahirkan sehingga
menjadikan seorang Ibu lebih intim pada bayinya. Dokter Ali Sungkar spesialis
kandungan dari FK UIRSUPN Cipto Mangunkusumo 2011, menyatakan gentle birth
adalah filosofi persalinan yang mengkombinasikan antara pikiran dan afirmasi hipnotis
yang dimulai dari awal kehamilan sampai dengan proses persalinan Sedangkan menurut
Lanny Kuswad, seorang pakar Hypno-birthting dari Pro V Klinik Jakarta, gentle birth
adalah proses alami lahirnya seorang bayi ke dunia. Para pendamping dan tim medis
diharapkan tidak bersuara terlalu kencang sehingga menciptakan suasana yang tenang
dan nyaman.
Penelitian yang dilakukan Ayse Deliktas Demirci di Turki terkait dengan
pengalaman ibu bersalin tanpa adanya intervensi mendapatkan hasil ibu hamil

2
menginginkan persalinan yang tanpa intervensi dan adanya suasana nyaman dan tenang
yang mendukung kelancaran proses persalinan. Klinik Bumi Sehat merupakan salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan persalinan dengan metode Gentle
Birth. Klinik Bumi Sehat terletak di Jalan Nyuh Kuning Gianyar. Jumlah Persalinan dari
Bulan Januari sampai dengan Oktober 2018 sebanyak 164 orang dengan jumlah ibu
bersalin multigravida adalah 46 orang.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang


didapatkan adalah:
1. Bagaimana analisis gentle birth di Indonesia?
2. Bagaimana penerapan gentle birth di Indonesia

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui analisis gentle birth di Indonesia
2. Untuk mengetahui penerapan gentle birth di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GENTLE BIRTH

Gentle birth adalah metode melahirkan dengan pendekatan holistic yang ramah
jiwa, menjunjung tinggi kearifan persalinan yang merunduk pada prinsip alam dan
dilakukan pada lingkungan yang bersahabat dan familiar bagi seorang ibu. Gentle birth
jika dilihat dari asal katanya gentle dan birth merupakan suatu proses kelahiran yang
lembut, disebut juga natural birth. Posisi gentle birth dalam sebuah kelahiran adalah
menyampaikan pada satu pemahaman bagaimana persalinan dianggap satu hal alamiah
yang merupakan siklus kehidupan manusia.
Gentle birth menurut salah satu pakar maternitas, Bidan Yessie Aprilia,
merupakan konsep persalinan yang tenang dan santun dengan memanfaatkan semua
unsur secara alami, sehingga gentle birth ibu dan bayi diperlakukan sebagai individu
atau lakon utama dalam persalinan bukan tenaga medis ataupun pendukungnya. Dalam
Tzu Chi Nursing Journal, gentle birth adalah konsep dari metode persalinan yang telah
dilakukan sejak dahulu kala sebelum berbagai prosedur medis modern dalam proses
persalinan menjadi hal yang umum dilakukan seperti saat ini, dimana setiap perempuan
yang sedang mengandung dengan kondisi yang sehat memiliki kemampuan untuk
melahirkan secara alami tana banyak melibatkan penanganan medis secara modern.
Gentle birth adalah sebuah filosofi dalam persalinan yang tenang, penuh
kelembutan dan memanfaatkan semua unsur alami dalam tubuh seorang manusia.
Penolong dan pendamping harus membantu dengan tenang dan suara yang lembut,
sehingga pada saat bayi lahir, suasana di sekelilingnya tenang, hening, dan penuh
kedamaian. Proses persalinan yang tenang, lembut, santun dan minum trauma ini
bukanlah sebuah standart operasional prosedur (SOP) atau seperangkat aturan yang
harus diikuti. Sebaliknya, itu adalah sebuah pendekatan dalam proses kelahiran alami
yang menggabungkan nilai-nilai dan keyakinan yang dianut oleh wanita itu sendiri.
Setiap kelahiran seorang bayi adalah pengalaman yang kuat dan selalu transformasional.
Setiap kelahiran adalah pengalaman unik bagi wanita yang melahirkan dan bayi yang

4
dilahirkan. Bagi banyak wanita, pengkondisian sosial awal akan menciptakan keyakinan
bahwa mereka tidak dapat melahirkan secara normal. Kesalahpahaman ini harus diganti
dengan pemahaman tentang filosofi gentle birth.
Ketika seorang wanita menyadari bahwa tubuh mereka benar-benar tahu
bagaimana untuk melahirkan dan bayi mereka yang tahu bagaimana untuk lahir, mereka
akan mendapatkan kepercayaan diri bahwa mereka bisa mengalami gentle birth. Gentle
birth membutuhkan persiapan sejak masa kehamilan. Baik persiapan fisik maupun
mental calon ibu. Persiapan fisik meliputi latihan pernapasan, olahraga ringan, pijat, dan
konsumsi makanan sehat. Mental ibu pun perlu disiapkan dengan rutin melakukan
relaksasi hypno-birthing, meditasi, afirmasi positif, dan menjaga ketenangan jiwanya.
Persiapan mental ibu menjadi hal penting yang akan memengaruhi kesuksesan gentle
birth ini (Aprilia, 2019)

B. JENIS PERSALINAN GENTLE BIRTH

Gentle Birth terdiri dari beberapa jenis persalinan, yaitu:


1. Water Birth: persalinan dilakukan di dalam air, untuk meringankan sakit pada ibu.
Persalinan dalam air (water birth) merupakan salah satu metode alternatif
persalinan pervaginam, berupa ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan cara
berendam dalam air hangat (di bathtub atau kolam) dengan tujuan mengurangi rasa nyeri
kontraksi dan memberi sensasi nyaman. Rasa sakit pada saat persalinan dikurangi
dengan menggunakan sarana berupa air hangat. Ibu dibiarkan bebas mengatur sendiri
posisi yang paling nyaman. Sebaiknya, ibu masuk ke dalam air setelah mencapai
pembukaan 6, karena masuk ke dalam kolam atau bak mandi terlalu awal malah akan
memperlama proses melahirkan karena air hangat membuat tubuh menjadi relaks.
Sebelum masuk air, ibu harus minum banyak air putih karena berendam dalam
air hangat dapat menyebabkan dehidrasi dan menurunkan level energi. Dehidrasi
menghambat otot-otot tubuh bergerak efisien dan menyebabkan lelah. Batalkan rencana
ini bila mekonium (pup pertama bayi) keluar ketika air ketuban pecah atau bayi Anda
mengalami komplikasi, bila terjadi perdarahan pada ibu, terjadi keterlambatan pada
pembukaan satu-dua atau bila kepala bayi tidak berada di bawah di jalan lahir. Beberapa

5
syarat persalinan Water Birth yaitu Ibu hamil risiko rendah, Ibu hamil tidak mengalami
infeksi vagina, saluran kemih, dan kulit, Tanda vital ibu dalam batas normal, dan CTG
(Cardiotocography) janin normal. Selain itu Air hangat digunakan untuk relaksasi dan
penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-5 cm dan Pasien setuju mengikuti
instruksi penolong.
2. Hypno Birth: selama mengandung ibu lebih banyak bermeditasi dan menenangkan
diri.
Sebelum proses persalinan –bahkan selama kehamilan– ibu melakukanself
hypnosis untuk mencapai kondisi relaksasi yang dalam (meditatif) dan membebaskan
diri dari rasa takut melalui latihan pernapasan. Dalam kondisi ini, tubuh akan
memproduksi senyawa pereda rasa sakit alami yaitu hormon endorfin. Rasa sakit selama
proses persalinan akan teralihkan dan minimal, atau hingga tak terasa. Dalam prosesnya
ibu juga disemangati untuk melakukan visualisasi positif bahwa melahirkan itu lembut,
bebas dari rasa takut, dan mudah. Batalkan rencana ini bila terjadi komplikasi medis
pada ibu dan janin, bayi dalam kondisi tak normal atau bila bibir rahim tak cukup lebar.
3. Silence Birth: selama melahirkan ibu dibuat se-rileks mungkin, tidak panik, dan
menangis.
Tidak ada lagi aba-aba atau perintah dari penolong persalinan untuk
menyemangati ibu mengejan pada persalinan dengan cara ini. Metode yang
dikembangkan oleh Ron L. Hubbard dari aliran Scientology ini menghindari suara, baik
oleh ibu yang melahirkan maupun tenaga medis dan pendamping, sehingga tercipta
suasana tenang, hening, damai, serta penuh cinta dan kebahagiaan. Suasana seperti itu
menunjang ibu mampu menggunakan alam bawah sadarnya untuk menjalani persalinan
serta mengalihkan persepsi rasa sakit dalam pikirannya. Batalkan rencana ini bila terjadi
komplikasi pada kehamilan atau pada saat persalinan.
4. Lotus Birth: persalinan yang membiarkan ari-ari dibiarkan lepas dengan sendirinya.
Kelahiran Lotus adalah praktek tidak memotong tali pusat saat lahir dan
menjaga bayi melekat pada plasenta sampai memisahkan secara alami dari pusar bayi
sekitar 3-5 hari. Biasa juga disebut sebagai pusar (kabel) nonseverence. Lotus birth
adalah proses melahirkan bayi dengan tetap membiarkan tali pusar terhubung dengan

6
plasenta selama beberapa hari. Jadi tali pusat dan plasenta yang menempel di pusar bayi
tidak langsung dipotong usai ibu bersalin namun dibiarkan mengering sendiri dan lalu
terputus sendiri. Biasanya plasenta dibalut dengan kain dan diletakkan di sebuah wadah
seperti baskom yang sudah diberikan bunga-bungaan atau herbal tertentu. Kadang juga
ditaburi garam laut untuk mempercepat proses pengeringan. Para ibu yang pernah
melakukan lotus birth merasakan banyak manfaatnya. Terutama manfaat psikologis,
seperti kedekatan ibu dan bayi, kedamaian, ketenangan, dan perasaan tetap terhubung
dengan bayinya walaupun bayi itu telah dilahirkan.

C. PRINSIP-PRINSIP PERSALINAN HOLISTIK (GENTLE BIRTH)

Menurut Kuswandi (2014) dan Aprillia dan Ritchmond (2013), ada beberapa
prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam persalinan holistik (Gentle Birth), yaitu
1. Melahirkan dipandang sebagai momen yang harus “dirayakan” dengan penuh rasa
hormat, damai, dan sakral oleh semua yang terlibat di dalamnya
2. Adanya peran serta keluarga, terutama suami, untuk memberikan dukungan mental
dan spiritual
3. Rasa mulas dan nyeri menjelang melahirkan dipandang sebagai mekanisme alamiah
tubuh untuk membantu melahirkan bayi
4. Tidak harus di rumah. Gentle Birth tetap bisa diberlakukan pada ibu yang menjalani
operasi caesar atau menjalani prosedur medis lainnya, selama prinsip-prinsipnya
dipenuhi.
Andriana (2013), mengungkapkan bahwa Gentle Birth memandang:
1. Proses melahirkan adalah proses terindah, penuh cinta kasih, dan sudah selayaknya
dilakukan dengan nyaman
2. Memberikan kebebasan pada ibu untuk memilih cara bersalinnya, selama ibu dan
bayi nyaman
3. Pertimbangan secara medis dan kondisi ibu-janin sudah diketahui dengan jelas
4. Meminimalisasi intervensi medis yang terjadi, terutama pada penggunaan obat bius
karena mengandalkan reaksi alami tubuh ibu
5. Ibu memberdayakan dirinya selama hamil

7
6. Kehamilan ibu diupayakan sehat, normal dan tenang untuk kelancaran proses Gentle
Birth
7. Kondisi pikiran dan mental ibu adalah penentu utama kelancaran proses melahirkan,
8. Kehadiran doula membantu ibu nyaman secara batin untuk Gentle Birth
9. Menyiapkan suasana ruang persalinan (di rumah ataupun RS) sesuai dengan
keinginan ibu agar terasa nyaman
10. Percaya bahwa bayi mengetahui kapan harus lahir dan akan memberi respon
alaminya kepada ibu
11. Masa-masa persalinan dinikmati dengan tenang, rileks, bahagia dan sabar
12. Ibu bebas menentukan apa yang ingin dilakukan tanpa perlu khawatir terhadap
prosedur, baik sebelum, selama dan setelah proses persalinan
13. Bayi baru lahir bebas menikmati proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sampai puas,
14. Bayi tetap bersama ibunya dan tidak dipisahkan atau dibawa pergi.
Selain itu menurut Aprillia dalam Noorastuti dan Saraswati (2012), prinsip-
prinsip lain persalinan holistik alami (Gentle Birth) yaitu:
1. Cahaya lampu dalam ruang bersalin harus redup
2. Menangkap dan memindahkan bayi baru lahir lebih lembut
3. Membuat suasana tenang di ruang bersalin
4. Kebebasan bergerak bagi ibu bersalin
5. Membiarkan tali pusat utuh atau menunda pemotongan tali pusat segera
6. Bayi harus segera berada di pelukan ibu
7. Membiarkan bayi merangkak di atas dada ibu untuk menyusu (Inisiasi Menyusu
Dini)
8. Menyediakan air hangat mendekati suhu rahim untuk persalinan waterbirth,
9. Pemegang kendali persalinan adalah ibu, bukan bidan atau dokter.
Dari paparan di atas terlihat bahwa untuk mendapatkan persalinan Gentle Birth
ada babarepa kunci dan prinsip yang harus di jalani, Aprillia (2014) menyatakan bahwa
kunci persalinan Gentle Birth:
1. High Knowledge
2. Mindulness & Awarenes

8
3. Healing Birth Trauma
4. Breathe
5. Relaks Mind
6. Mind, baby & body Balance
7. Mobility and gravity during labor
8. Gentle Birth Provider & support

D. IMPLEMENTASI PERSALINAN DENGAN METODE GENTLE BIRTH


Salah satu inovasi pelayanan persalinan dengan metode gentle birth yang
dilaksanakan di Indonesia saat ini dilaksanakan oleh Yayasan Bumi Sehat Nyuh Kuning
di daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Alasan utama pemilihan Bali pada
tahun 1994 sebagai tempat memulai berdirinya Klinik Yayasan Bumi Sehat (YBS)
adalah masih tingginya jumlah angka kematian ibu melahirkan, berdasarkan hasil
penelitian terpublikasi oleh Dr. Inne Susante, Dr. I.B Asawa dan Judith A. Fortney Ph.D
(kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan Family Healthy
International, NC, USA) pada tahun 1987 yang dimuat di situs resmi YBS, jumlah AKI
di Bali mencapai 718 per 100.000 kelahiran hidup.
Konsep Gentle birth di Indonesia lahir dari tangan seorang bidan yaitu Robin
Lim. Ia mendedikasikan hidupnya sepanjang 20 tahun lebih untuk membantu wanita-
wanita miskin di Ubud melakukan persalinan. Dalam theglobejournal.com ditulis bahwa
sejak 2005 sudah ada 113.000 orang yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari
pengobatan gratis dari klinik Bumi Sehat. Yayasan Bumi Sehat Ubud Bali menawarkan
perawatan pra kelahiran dan bantuan melahirkan secara gratis dan sehat. Tujuannya
ialah mengurangi angka kematian anak dan ibu pada proses kelahiran, yang masih
termasuk tinggi di kawasan Asia.
Pelayanan persalinan dengan metode gentle birth dilaksanakan oleh Robin Lim
di Desa Nyuh Kuning, Ubud, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Pelayanan dilakukan
langsung oleh Robin Lim dengan dibantu oleh 9 orang tenaga bidan asal Indonesia dan 2
orang bidan yang berasal dari luar negeri dimana beberapa orang tenaga bidan asal
Indonesia yang di rekrut dari masyarakat Bali. Dengan menggunakan bangunan yang

9
terletak bersebelahan dengan rumah tempat tinggalnya yang terdiri dari dua buah
ruangan bersalin dan ruang pemulihan pasca persalinan. Pelayanan persalinan dengan
metode gentle birth mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat desa setempat dan
dukungan dari pemerintah daeraha Kabupaten Gianyar. Klinik Bumi Sehat tersebut
selain memberikan pelayanan persalinan secara gratis, juga menawarkan perawatan pra
kelahiran dan pasca persalinan serta pelayanan kesehatan bagi bayi dan balita. Klinik
Bumi Sehat juga melaksanakan klinik mingguan, layanan kelahiran dan layanan darurat
selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, klinik tersebut juga menyediakan sekitar 9.000
konsultasi dan melayani lebih dari 550 kelahiran per tahun.
Bali merupakan daerah tujuan wisata yang mengalami krisis pada tahun 2002
setelah tragedi bom bali. Masyarakat Bali pada saat itu hidup sangat bergantung pada
sektor pariwisata, dengan adanya kejadian tersebut, maka jumlah keluarga miskin di
wilayah itu bertambah. Banyak keluarga tidak mampu membayar biaya pelayanan
kesehatan apalagi persalinan. Layanan klinik Bumi Sehat dibangun atas dasar tiga
pedoman : respect for nature, respect for culture and the wise implementation of the
sciences medicine. Hal ini mengandung pengertian bahwa pelayanan yang diberikan
haruslah menganut prinsip menghotmati alam, menghormati budaya dan implementasi
bijak dari ilmu kedokteran. Robin Lim sebisa mungkin menghindari penggunaan obat
kimiawi dan hampir semua obat yang digunakan di klinik Bumi Sehat dalah obat-obatan
herbal.
Untuk kasus resiko tinggi pada ibu bersalin seperti yang mengalami tekanan
darah tinggi, Robin Lim memaksimalkan penggunaan bawang putih dan mentimun.
“kalau air susu ibu tidak bisa keluar atau kurang lancar, kami berikan nasi merah. Itu
sudah terbukti ratusan tahun” demikian seperti yang diungkapkan Robin Lim. Klinik
Bumi Sehat tidaklah banyak menggunakan teknologi dalam operasionalnya. Hal ini
disesuaikan dengan misi operasional metode persalinan gentle birth yaitu persalinan
secara alami. Penanganan persalinan dilakukan secara alami dengan memperhatikan
semua aspek tubuh manusia secara holistik. Robin Lim menggunakan metode ini karena
mempunyai anggapan bahwa persalinan yang sakral haruslah dijalankan dengan cinta
kasih. Meskipun memiliki peralatan USG, namun kilik bumi sehat tetap lebih

10
mengutamakan pendekatan pertolongan persalinan secara holistik. Klinik Bumi Sehat
dalam operasionalnya tidak hanya memberikan pelayanan persalinan dengan metode
gentle birth secara gratis, tetapi juga mempunyai program lain yaitu : pelayanan
kesehatan umum (general health services), peningkatan kapasitas lembaga dan
perorangan (capacity building) serta pemberdayaan masyarakat sekitar (community
outreach) (Harianto, 2011)

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Metode gentle birth mengimplementasikan prinsip-prinsip persalinan yang


meminimalisasi stressor lingkungan. Selain itu mendorong ibu untuk memberdayakan
dirinya sebelum hingga sesudah persalinan itu sendiri. Belum ada studi khusus yang
mengukur tentang rasa sakit yang dirasakan persalinan gentle birth, singkatnya metode
ini berhasil mengurangi rasa sakit ibu dan meningkatkan kepuasan persalinan

B. SARAN

12
DAFTAR PUSTAKA

Annie, A. and Diana, E. (2012) ‘Hubungan Antara Regulasi Emosi dengan Kecemasan
pada Ibu Hamil’, Jurnal Psikologi 8, 2, pp. 80–89.
Aprilia, Y. (2019) Gentle Birth Cara Lembut & Nyaman Sambut Buah Hati. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Bari, A. and Saifuddin (2008) Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta:
Bina Pustaka.
Harianto, K. (2011) ‘Adopsi “Gentle Birth” Yayasan Bumi Sehat Ubud’, Initiatives for
Governance Innovation.

13

Anda mungkin juga menyukai