Anda di halaman 1dari 6

TUGAS RESUME

ARBITRASE SYARIAH

PRODI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

Nama Kelompok 05:

 Adinda Sofiyatul Badriyah (20383032002)


 Atika Qurrotu ‘Aini (20383032005)
 Ryan Hartono (20383031038)

Dosen Pengampu: Faidol Mubarok, M.H.I

MANAJEMEN KONFLIK DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

A. Pengertian Manajemen Konflik


Organisasi dibentuk untuk mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan secara bersama. Agar tujuan dapat dicapai secara efektif,
efisien, dan ekonomis, maka diperlukan adanya manajemen yang baik dan
benar. Selain itu, dalam sebuah organisasi tentunya akan menghadapi
berbagai konflik atau masalah yang terjadi dalam proses pencapaian tujuan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan adanya Manajemen Konflik agar
sebuah organisasi bisa berjalan dengan teratur.
Menurut Ross at al. (1993) manajemen konflik merupakan langkah
langkah yang diambil para pelaku atau pihak ketiga, dalam rangka
mengarahkan perselisihan ke arah hasil tertentu, yang mungkin atau tidak
mungkin akan menghasilkan suatu akhir berupa penyelesaian konflik yang
berdampak pada situasi ketenangan, hal positif, kreatif, bermufakat, atau
mungkin agresif. Manajemen konflik dapat dilakukan secara sendiri, atau
dapat meminta bantuan pihak ketiga dalam memecahkan masalah. Suatu
pendekatan yang berorientasi pada proses manajemen konflik merujuk
pada pola komunikasi (termasuk perilaku) para pelaku, dan bagaimana
mereka memengaruhi kepentingan dan penafsiran terhadap konflik yang
terjadi.1
Manajemen konflik menurut Wirawan adalah suatu proses pihak
yang terlibat konflik atau dengan melibatkan pihak ketiga untuk menyusun
strategi konflik serta menerapkannya guna mengendalikan konflik agar
menghasilkan solusi yang diinginkan (Kusworo, 2019).
Manajemen Konflik sebagai “proses pihak yang terlibat konflik
atau pihak ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk
mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang diinginkan”
(Wirawan, 2010: 129).2
Penerapan manajemen konflik sangat berdampak pada suatu
organisasi, disamping untuk menyelesaikan suatu konflik juga dapat
berdampak pada kemajuan organisasi. Konflik yang tidak dikelola dengan
baik, maka selain dapat mengganggu organisasi juga dapat mengganggu
pencapaian efektivitas dan efisiensi organisasi. Oleh karena itu, untuk
mengelola konflik sangat diperlukan adanya manajemen konflik bagi
setiap pimpinan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Tujuan utama
manajemen konflik adalah untuk membangun dan mempertahankan
kerjasama yang koperatif dengan karyawan, atasan, dan pihak luar
(Anwar, 2018).
B. Manajemen Konflik dalam Lembaga Keuangan Syariah
Terdapat beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap Primer
Tahap Primer merupakan tahap pencegahan terhadap terjadinya
konflik.3
a. Disiplin
Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur
tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Dalam suatu lembaga

1
Prof. Dr. Drs. H. Ekawarna, M.Psi, Manajemen Konflik dan Stres (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2018), 78.
2
Dr. Drs. Kusworo, M.Si, Manajemen Konflik dan Perubahan dalam Organisasi (Bandung:
Alqaprint Jatinangor, 2019), 09.
3
https://syariah.uin-malang.ac.id/manajemen-konflik-sebagai-upaya-mempertahankan-keutuhan-
rumah-tangga-perspektif-kiai-pesantren-di-bondowoso/ diakses tgl 18 Maret 2023, jam 05.41
keuangan syariah diperlukan membudayakan konsepsi disiplin
dalam mengelola dan mencegah konflik. Manajer dan karyawan
mestilah memiliki pengetahuan dan paham akan aturan yang ada
pada institusi. Setiap personel lembaga keuangan syariah harus
secara mandiri mencari pengetahuan tentang tugas dan tanggung
jawabnya kemudian menjalankannya dengan rasa tanggung jawab
yang tinggi.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi
(pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Alur
komunikasi atasan dan bawahan dibuat tidak kaku, melainkan
menggunakan prinsip demokrasi. Begitu juga komunikasi antar
nasabah dan pihak lembaga keuangan syariah harus diterakan
dengan baik dan jelas sehingga tidak adanya kesalah pahaman.
c. Mendengarkan Secara Aktif
Keluhan atau kekesalan bisa saja terjadi akibat ketidak
puasan karyawan terhadap kebijakan pimpinan. Untuk
menghindari terjadinya konflik pimpinan mengambil sikap
menyediakan waktu untuk mendengarkan pendapat serta
4
pandangan dari karyawan. Selain itu, pihak lembaga keuangan
syariah harus juga memperhatikan keluhan dari nasabah dan
mendengarkan saran serta masukan dari nasabah.
2. Tahap Sekunder
Tahap Sekunder merupakan tahap saat terjadinya konflik atau
strategi dalam menyelesaikan konflik.
a. Kolaborasi
Kolaborasi merupakan metode manajemen konflik dalam
menyelesaikan masalah dengan cara bekerjasama bukan hanya
pihak yang terlibat konflik tetapi juga dengan menghadirkan pihak
ketiga.

4
Dwi Vita Lestari Soehardi, “Efektivitas Manajemen Konflik Dalam Mengatasi Masalah Pada
Bank Syariah Mandiri Pekanbaru Cabang Tuanku Tambusai”, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam
(2020): 364.
Karyawan yang melakukan pelanggaran maksimal lebih
dari dua kali akan diselesaikan dengan metode kolaborasi dengan
melibatkan pihak ketiga atau pusat.
b. Kompromi
Kompromi merupakan metode manajemen konflik dalam
menyelesaikan masalah dengan cara melakukan proses tawar
menawar dengan menghadirkan pihak yang terlibat konflik.
Kompromi merupakan metode yang dilakukan pihak-pihak yang
terlibat mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu spiritual suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada. Dimana Sikap dasar
yang di gunakan dalam kompromi yaitu bahwa salah satu pihak
bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya.5
Adanya penurunan pendapatan memunculkan konflik
tujuan yang berbeda mengenai penyaluran pembiayaan dan
restrukturisasi pembiayaan antara pusat dan cabang. Karena setiap
anggota mempunyai kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Konflik
tersebut dapat diselesaikan dengan cara kompromi dimana pusat
dan cabang melakukan negosiasi.
c. Akomodasi
Akomodasi merupakan metode manajemen konflik dalam
menyelesaikan masalah dengan cara memberikan kesempatan
kepada kelompok lain untuk mengemukakan pendapatnya.
Kelompok ini cenderung menghindari adanya perdebatan.6
Metode akomodasi bisa digunakan untuk menyelesaikan
masalah keterbatasan sumber daya manusia, dengan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk menentukan nama karyawan
yang akan dirumahkan berdasarkan kinerjanya melalui pendapat
yang diberikan. Dari proses akomodasi, pimpinan mengambil jalan

5
Arham Djauharuddin, “Efektivitas Manajemen Konflik Dalam Mengatasi Masalah Antara
Karyawan Dengan Nasabah Pada Pt. Pegadaian Syariah (Persero) Cabang Sidrap (Analisis
Manajemen Syariah)”: 18.
6
Mohamad Ghozali & Vira Safitri, ”Efektivitas Manajemen Konflik Dalam Menyelesaikan
Permasalahan Di Lembaga Keuangan Syariah”, Jurnal Syarikah Volume 8 Nomor 2 (Desember,
2022): 220.
tengah bahwa untuk merumahkan karyawannya dengan cara
merolling karyawannya.
3. Tahap Tersier
Tahap Tersier merupakan tahap pasca konflik atau tahap setelah
terselesaikannya konflik.
a. Pengawasan
Pengawasan adalah pemantauan perilaku, kegiatan atau
informasi untuk tujuan mengumpulkan informasi, mempengaruhi,
menaungi atau mengarahkan.
Pengawasan yang dilakukan bisa dengan pengawasan oleh
pimpinan yang bersifat mendidik yaitu pemberian motivasi dengan
memberikan support dan dorongan agar karyawan tetap solid
ditengah konflik yang terjadi serta mendengarkan keluhan
karyawan.
b. Musyawarah
Musyawarah dilakukan dengan cara diskusi untuk
menemukan solusi yang tepat bagi semua pihak.
Adanya kebijakan mengenai restrukturisasi pembiayaan,
perlu adanya musyawarah untuk menentukan restrukturisasi
pembiayaan yang dikenai anggotanya berdasarkan kondisi
ekonomi mereka.
c. Kerjasama Tim
Untuk merealisasikan kebijakan yang telah dibuat,
dibutuhkan adanya kerjasama tim agar kebijakan tersebut dapat
berjalan efektif, sehingga tujuan lembaga keuangan syariah dapat
terealisasikan dengan baik. Misal Staf admin dan marketing harus
saling mengingatkan satu sama lain terutama masalah tagihan.
DAFTAR PUSTAKA

Djauharuddin, Arham. “Efektivitas Manajemen Konflik Dalam Mengatasi


Masalah Antara Karyawan Dengan Nasabah Pada Pt. Pegadaian
Syariah (Persero) Cabang Sidrap (Analisis Manajemen Syariah)”.

Ekawarna. Manajemen Konflik dan Stres. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2018.

Ghozali, Mohamad. Vira Safitri. ”Efektivitas Manajemen Konflik Dalam


Menyelesaikan Permasalahan Di Lembaga Keuangan Syariah”.
Jurnal Syarikah Volume 8 Nomor 2 (Desember, 2022).

Kusworo. Manajemen Konflik dan Perubahan dalam Organisasi. Bandung:


Alqaprint Jatinangor. 2019.

Soehardi, Dwi Vita Lestari. “Efektivitas Manajemen Konflik Dalam Mengatasi


Masalah Pada Bank Syariah Mandiri Pekanbaru Cabang Tuanku
Tambusai”. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam (2020).

Anda mungkin juga menyukai