BAB VI
Pendahuluan
Materi bab ini meliputi macam-macam isolasi kabel yang digunakan diatas kapal
berdasarkan karakteristik lingkungan kerja seperti suhu kerja, kondisi kelembaban
udara dan beberapa hal lainnya. Selain itu juga dibahas tipe-tipe kabel dan
penggunaannya di kapal sesuai dengan fungsi dan jenis peralatannya.
Lingkungan di Kapal
Kabel sebagai bahan penghantar aliran listrik yang digunakan untuk instalasi di kapal
terbuat dari bahan tembaga kecuali pada kasus kabel termokopel untuk peralatan
instrumen dimana bahan logam khusus dan campuran seperti Cupro-nikel digunakan
pada beberapa kabel. Kabel las yang digunakan pada reparasi kapal dan pekerjaan
pada bangunan pengeboran minyak lepas pantai (off-shore drilling rig), dan lain-lain
menggunakan aluminium sebagai kawat konduktornya (kawat kabel)—(deter
pilfering).
Kabel dari bahan tembaga (kawat kabel) biasanya menggunakan bahan PVC atau
beberapa bahan lainnya sebagai bahan isolasi. Isolasi kabel sangatlah penting karena
isolasi kabel tersebut harus mampu melindungi konduktor dari kerusakan yang
disebabkan oleh kondisi buruk dari lingkungan kabel seperti air laut, beban mekanis,
perubahan suhu dan lain-lain. Selain itu isolasi kabel harus sesuai dengan karakteristik
listrik listrik dari konduktor dan juga arus listrik akan tergantung pada kondisi dari
konduktor. Secara singkat beberapa kerusakan pada konduktor akan mengurangi area
luasan dari penampang konduktor sehingga akan meyebabkan tahanan listrik dari
konduktor akan meningkat. Selanjutnya akan menyebabkan suhu konduktor akan
menjadi lebih tinggi dari yang direncanakan. Kerusakan pada isolasi kabel akan
berakibat pada tahanan isolasi yang keseluruhan mendekati nol yang selanjutnya akan
berakibat terjadinya short sirkuit. Jadi jelaslah, perlu identifikasi kondisi yang ada di
kapal dan di sekitar lokasi dimana kabel akan ditempatkan sebelum
mempertimbangkan standar mutu (tipe) kabel yang mampu melindungi kabel dari
situasi yang bersifat dapat merusak
Kondisi dari ruangan-ruangan dan deck-deck yang ada di kapal sangatlah bervariasi
tetapi pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam 3 kondisi utama yaitu :
- Ruangan-ruangan tertutup untuk permesinan atau ruangan kerja yang mempunyai
ciri-ciri karakter sebagai berikut : suasana yang berminyak, suhu tinggi atau rendah,
kemungkinan kerusakan akibat beban mekanis atau kombinasi dari beberapa kondisi
tersebut secara bersamaan.
Kondisi-kondisi yang berbeda dari ruangan seperti yang dinyatakan diatas akan
berpengaruh terhadap spesifikasi peralatan yang akan dipasang di kapal seperti halnya
kabel listrik yang akan digunakan.
TABEL 6.1
INSTALASI KABEL
Semua kabel boleh menerus dari terminal sampai dengan ke penggunaannya tetapi
harus menghendari daerah-daerah dimana bersuhu tinggi, lembab dan yang
mengandung minyak. Kabel tidak boleh melewati tangki minyak atau ruang pompa
kecuali diberikan perlindungan pipa kedap air. Selain itu tidak boleh dilekatkan pada
dinding penyekat panas. Jika tidak dapat dihindarkan maka harus diberi perlindungan
dengan pipa menerus. Kabel yang melalui ruang muat harus dilindungi terhadap
bahaya beban mekanik pada saat bongkar muat. Untuk ruang muat kelebihannya
adalah dapat terlindungi dengan adanya beam, girder dan stiffener. Jalur kabel harus
terletak dalam radius 15 ft dari magnetic compass.
Pada kapal tanker jalur kabel yang menghubungkan bagian depan dan belakang kapal
harus dengan cara antara lain :
KONDUKTOR
Konduktor adalah material yang dapat mengalirkan arus listrik dari suatu sumber
menuju ke peralatan-peralatan listrik yang membutuhkan arus listrik. Bahan-bahan
yang biasanya dipakai sebagai konduktor dapat dikelompokkan dalam 3 bentuk fisik :
- Konduktor cair sering disebut dengan elektrolit seperti air raksa, sulphonamide
acid, dan nitrit argentum.
- Konduktor gas; biasa digunakan untuk lampu penerangan seperti argon, kripton,
neon, dan helium. Selain sebagai konduktor juga berfungsi sebagai pewarna dari
cahaya.
Pelindung (Isolator)
Material isolator adalah suatu material yang digunakan untuk mengisolasi arus listrik
atau dengan kata lain material ini mempunyai tahan yang sangat besar terhadap arus
listrik. Biasanya terdiri dari bahan organik dan anorganik yang dihasilkan dari proses
kimia. Material isolasi dapat diklasifikasikan dalam beberapa klas berdasarkan pada
batas suhu maksimum yang diijinkan dengan klasifikasi sebagai berikut :
Klas
Temperatur Maksimum (o C)
Y (O) 90
A 105
E 120
B 130
F 155
G 180
H 718
Isolator klas Y adalah bahan organik berserat (kertas, karbon, cotton, sutera) yang
tidak dicelup dalam pernis atau dicelup material lain. Material ini ini juga termasuk
termoplastik yang akan menjadi lunak pada suhu rendah.
Isolator klas A adalah bahan berserat dan klas Y yang dicelup dalam
pernish/compound atau dielektrik lainnya.
Isolator klas B adalah bahan-bahan anorganik (mika, gelas, asbes, atau material lain
yang mempunyai ketahanan panas yang tinggi.
Isolator klas G adalah material anorganik seperti mikanit, mikatex, dan gelas.
Sedangkan material organik dalam klas ini adalah teflon.
- Bentuk padat; bahan ini dapat diperoleh dari bahan tambang, bahan berserat,
keramik porselen, plastik, karet ebonit, dan bakelit dan semua bahan yang dipadatkan
dan dilapisi dengan parafin. Bahan tambang adalah batu dolmite (CaCO3), asbes
(tahan terhadap suhu tinggi), mika (elastis dan keras), mikanit, bahan-bahan berserat
(tekstile, cotton, atau kayu), keramik dan porselin (karakternya bagus sebab
mempunyai kekuatan mekanik yang tinggi, diisolasi dengan baik, dapat dibebani
dengan beban tekan, weather proof, corrosion proof, waterproof, tapi tidak tahan
terhadap beban pukulan). Thermoplastic (bahan-bahan plastik yang meleleh pada suhu
lebih tinggi). Bahan-bahan yang dibuat memadat seperti lilin, parafin, bitumen,
pernish, compound (material sejenis aspal) digunakan untuk menyambung kabel
untuk mencegah korosi pada kabel.
- Bentuk cair; isolator cair meliputi oli trafo, oli kabel, dan oli switch (OCB).
- Bentuk gas; merupakan isolator yang oaling ringan seperti nitrogen, hidrogen,
CO2, SF, dan sebagainya
Kabel yang digunakan untuk marine use dan instalasi lainnya, sebagian besar
menggunakan bahan isolasi atau pelindung yang terbuat dari bahan berupa :
- Polythene
- Cross-linked Polyethylene (xlpe)
Walaupun kekuatan tariknya tidak begitu baik dibandingkan karet alami, BR memiliki
sifat kelistrikan yang sangat baik dan tahan diudara terbuka sehingga sangat bagus
untuk penggunaan pada kabel tegangan tinggi. BR dapat bekerja dengan baik pada
suhu sampai dengan 80 – 85 oC untuk waktu yang lama tanpa mengalami oksidasi
yang merugikan dibandingkan karet alami dengan suhu maksimum sampai 60 oC.
Pada suhu yang sangat rendah BR menjadi lebih keras dibandingkan karet alami.
Tetapi bahan ini sangat baik digunakan untuk semua pemakaian diatas kapal. Untuk
kondisi basah dimana seluruh bagian terendam/terbenam, BR lebih baik dibandingkan
karet alami. Tetapi BR dan karet alami sama-sama mudah terbakar.
Saat ini BR telah digantikan oleh Ethylene Propylene Rubber (EPR) sebagai bahan
isolasi kabel diatas kapal dan keduanya biasa disebut bahan isolasi elastomeric.
1. 7. Bahan Mineral
Yang termasuk dalam material ini adalah oksida magnesium dimana kabel
penyekatnya berupa material sebagaimana pada tabel berikut ini :
- Butyl rubber 80
- Cross-Linked Polyethylene 85
- Karet Silikon 95
Thermoplastic Compound :
Sheating (Pelindung/Penyekat)
TYPE KABEL