Anda di halaman 1dari 16

ISSN: 2775 - 0655

Vol. 2, No. 1, Desember 2021


Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

KARAKTERISASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TANAH


TIMBUNAN BABALESI YANG BERDASAR DARI LIMBAH
BAUKSIT DAN BAKTERI PROBIOTIK
(CHARACTERISTIC OF PHYSICAL AND MECHANICAL PROPERTIES OF
BABALESI LANDFILL BASED ON BAUXITE WASTE AND PROBIOTIC BACTERIA)
Lelly Marini(1), Susi Hariyani(2), Ikhwan Arif Purnama(3)
(1)
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Pontianak, Pontianak, Kalimantan Barat
E-mail: lelly.marini@gmail.com
(2)
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Pontianak
E-mail: Susihariyani73@yahoo.com
(3)
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Pontianak
E-mail:ikhwanariefpurnama@gmail.com

ABSTRAK
Limbah bauksit yang berupa lumpur merah diketahui sebagai limbah yang dapat mencemarkan air dan
tanah dilingkungan sekitar area pertambangan serta dapat membahayakan kesehatan masyarakat jika tidak
diberi tindakan pencegahan sebelumnya. Dengan jumlah limbah yang semakin meningkat sejalan dengan
jumlah produksi bauksit yang semakin berkembang maka permasalahan ini juga menjadi pusat
perhatian baik bagi pihak pertambangan, pemerintah maupun masyarakat sekitar yang langsung terdampak.
Pemanfaatan dalam skala besar dan ramah lingkungan menjadi poin dalam solusi limbah bauksit ini. Tanah
timbunan Babalesi untuk konstruksi jalan raya menjadi pertimbangan dalam memanfaatkan limbah bauksit
dengan menggunakan bakteri probiotik sebagai agen pengubahnya. Pengujian kelayakan dan potensi dari
Tanah Babalesi ini dilakukan dengan uji fisik dan mekanik tanah berdasarkan Standar ASTM. Pengujian
tersebut menghasilkan parameter yang mengacu pada Klasifikasi AASHTO dan USCS untuk menentukan
persyaratan tanah timbunan. Untuk uji fisik pada pengujian awal kondisi lumpur merah parameternya
menunjukkan klasifikasi A-7-6 yaitu tanah lempung dengan kualitas buruk. Selanjutnya uji fisik pada tanah
Babalesi menunjukkan klasifikasi A-4 yaitu tanah lanau dengan kualitas sedang. Sedangkan uji mekanik untuk
kedua kondisi yaitu kondisi asli lumpur merah dan kondisi Tanah Babalesi tidak dapat dilakukan karena
walaupun pada kondisi kering, Tanah Babalesi terbukti sangat keras tetapi jika dalam kondisi berair sebagai
prosedur dalam uji mekanik tidak dapat dicetak sehingga parameter mekanik tidak dapat terukur. Hasil uji fisik
menyimpulkan bahwa Tanah Babalesi memenuhi syarat untuk menjadi tanah timbunan konstruksi jalan raya.
Pembuatan Tanah Babalesi dapat dilakukan langsung di lapangan dengan cara berlapis dengan menggunakan
alat berat sebagai pengaduk larutan bakteri dan limbah bauksit.

Kata Kunci: Lumpur Merah, Bakteri Probiotik, Tanah Timbunan Babalesi

ABSTRACT
Bauxite waste in the form of red mud is known as waste could pollute water and soil in the
environment around the mining area and endanger public health if not given advance prevention. By
the increasing amount of waste and the growing amount of bauxite production, this problem become
important issue for the mining sector, the government and the surrounding public directly affected.
Utilization on a large scale and environmentally friendly are the points in this bauxite waste solution.
The Babalesi landfill for road construction is a consideration in utilizing bauxite waste by using
probiotic bacteria as a modifier. The feasibility and potential testing of Babalesi soil is carried out by
physical and mechanical tests of the soil based on ASTM Standards. These tests produce parameters
that refer to the AASHTO and USCS Classifications to determine the requirements for embankment
1
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

soil. For the physical test in the initial test of the red mud condition, the parameters indicated the A-7-
6 classification, namely clay with poor quality. Furthermore, the physical test on Babalesi soil
showed A-4 classification, namely silt soil with medium quality. Meanwhile, the mechanical test for
both conditions, namely the original red mud condition and the Babalesi soil condition, could not be
carried out because even in dry conditions, Babalesi soil proved to be very hard, but if it was in
watery conditions as a procedure in the mechanical test, it could not be formed and the mechanical
parameters could not be measured. The results of the physical test concluded that Babalesi landfill
meet the requirements and could be recommended as a road construction embankment. The
manufacture of Babalesi soil could be carried out directly in the waste pond by layered way using
heavy equipment as a stirrer of bacterial solution and bauxite waste.

Key words: Red Mud, Probiotic Bacteria, Babalesi Landfill

PENDAHULUAN jumlahnya dua kali lipat dari jumlah produksi


[2][3].
Latar Belakang
Meskipun sudah banyak penelitian
Limbah dari hasil pengolahan bauksit yang membuktikan kelayakan penggunaan
menjadi aluminium dikenal dengan istilah lumpur merah ini menjadi bahan keramik,
“Lumpur Merah” (Red Mud) yang mempunyai
bahan semen dan bahan untuk jalan, namun
sifat alkalinitas tinggi. Lumpur merah ini tidak ada aplikasi dalam skala besar. Selain itu
disimpan oleh pihak pertambangan di kolam- dengan sifat alkalinitasnya yang tinggi, maka
kolam penampungan secara kumulatif. Limbah area untuk penggunaan lumpur merah ini
ini termasuk kategori cukup berbahaya karena
rentan terkontaminasi. Sehingga dengan alasan
dapat mencemari tanah dan air di lingkungan inilah yang menjadi latar belakang penelitian
sekitarnya. Pihak pertambangan selain disini untuk mempertimbangkan membuat
mempunyai resiko meningkatkan deforestasi tanah timbunan baru yang berbasis lumpur
daerah akibat aktivitas pertambangannya juga
merah dengan bantuan bakteri probiotik dalam
memberikan permasalahan limbah akibat dari pembuatan tanah timbunan dan pemulihan
hasil produksinya. Karena itulah perusahaan sifat alkalinitasnya. Dengan berdasarkan
harus bertanggung jawab atas penanganan penelitian-penelitian sebelumnya telah banyak
aktivitas pertambangan dan limbah yang
terbukti bahwa aktivitas dari mikroorganisme
dihasilkan. Jika perusahaan tersebut tidak dapat memulihkan nilai pH lumpur merah
dapat memenuhi persyaratan yang diberikan walaupun masih dalam skala laboratorium
maka akan dikenakan sanksi biaya yang cukup [4][5][6]. Bakteri probiotik dipertimbangkan
tinggi untuk tujuan pemulihan lingkungan,
sebagai agen dalam penelitian ini karena
resiko kerusakan lingkungan dan kesehatan bakteri tersebut aman digunakan dan dapat
penduduk sekitar. membunuh bakteri pathogen lainnya, selain itu
Salah satu perusahaan pertambangan bakteri ini juga tidak menimbulkan dampak
bauksit yang berada di Kalimantan Barat sekunder bagi lingkungan serta mudah
tepatnya di daerah Tayan, Kabupaten Sanggau didapatkan dan praktis pengaktifannya tanpa
yaitu PT.ICA (Indonesia Chemical Alumina) diperlukan peralatan laboratorium maupun
yang merupakan anak perusahaan PT. Antam bahan tambahan lain yang akan menambah
Tbk dan Showa Denko, ditetapkan target biaya. Singkatnya bakteri probiotik ini setelah
produksi sebesar 30.000 ton WBx/bulan. WBx diaktifkan dapat diaplikasikan langsung di
(Washed Bauxite) merupakan bauksit bersih lapangan yaitu di kolam-kolam penampungan
yang sudah tercuci [1]. Proses pencucian ini limbah.
dikenal dengan istilah “Proses Bayer” yaitu Penting sekali bagi pihak perusahaan
mencuci bijih bauksit yang kotor yang pertambangan memastikan bahwa limbah
mengandung tanah liat (clay) dan pasir kuarsa
lumpur merah padat yang akan digunakan di
dengan natrium hidroksida. Hasil dari proses
lingkungan sekitar harus memenuhi
pencucian inilah yang akhirnya menghasilkan
persyaratan yang ditetapkan oleh Peraturan
limbah lumpur merah padat yang diperkirakan

2
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

Menteri Negara Lingkungan Hidup, salah mengetahui kelayakan dan potensi dari Tanah
satunya adalah parameter pH yang mempunyai Babalesi untuk tanah timbunan maka
kadar maksimum ijin sekitar 6 – 9 [7]. Oleh diperlukan beberapa pengujian sifat fisik dan
karena itu, penelitian disini diharapkan dapat mekanis sebagai parameter penentuan daya
menjadi solusi bagi pihak pertambangan dalam dukung.
mengatasi permasalahan lumpur merah ini
agar dapat memenuhi persyaratan kelestarian
lingkungan dan area bekas pertambangan juga Rumusan Masalah
masih dapat diperbaiki dengan cara Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada
penanaman kembali flora yang dapat tumbuh beberapa permasalahan yang dapat
setelah area tersebut terpulihkan. dirumuskan berikut ini yang akan dicari
Tanah timbunan yang merupakan solusinya setelah penelitian berlangsung.
produk yang ingin dicapai dalam penelitian - Apakah bakteri probiotik mampu
disini tujuannya adalah sebagai tanah mengubah lumpur merah menjadi tanah
timbunan yang dapat diaplikasikan sebagai timbunan?
tanah dasar (sub grade) pada konstruksi jalan - Apakah ada perubahan sifat fisik dan
raya. Karena selain tujuannya adalah mekanis dari lumpur merah menjadi
pemanfaatan limbah dalam skala besar juga Tanah Babalesi?
diharapkan dapat menggantikan sumber daya - Apakah Tanah Babalesi ini layak dan
alam lain yang biasa digunakan sebagai tanah punya potensi sebagai tanah timbunan
timbunan pada tanah dasar jalan raya yaitu untuk tanah dasar konstruksi jalan raya?
tanah merah, pasir, kerikil dan batu yang
jumlahnya semakin lama semakin berkurang Tujuan Penelitian
akibat dari eksploitasi terus menerus sejalan Penelitian disini menggunakan studi
dengan pembangunan infrastruktur jalan raya eksperimental dengan melakukan pengujian
yang semakin berkembang dewasa ini. Oleh pada kondisi asli lumpur merah dan kondisi
karena itu dengan memanfaatkan lumpur lumpur merah setelah diberi bakteri probiotik
merah yang sudah aman dari segi dampak aktif. Adapun tujuan penelitian dapat dianalisa
terhadap lingkungan juga membantu dari hasil yang didapat untuk mengetahui
pengurangan aktivitas deforestasi alam dari bahwa:
pertambangan material konstruksi lain agar
alam tetap terjaga kelestariannya untuk waktu - Bakteri probiotik mampu mengubah
yang lebih lama merupakan tujuan dari lumpur merah menjadi tanah timbunan
penelitian ini. Selanjutnya karena tanah - Ada perubahan lebih baik dari sifat fisik
timbunan ini merupakan tanah timbunan dan mekanis lumpur merah menjadi
buatan oleh peneliti maka diberikan nama Tanah Babalesi
“Tanah Babalesi” berdasarkan dari bahan - Tanah Babalesi layak dan berpotensi
dasarnya yaitu lumpur merah limbah bauksit menjadi tanah timbunan untuk tanah dasar
dan bakteri probiotik. konstruksi jalan raya.
Tanah timbunan merupakan material Hipotesis
yang sangat penting dalam konstruksi bidang Ada beberapa hipotesis yang muncul
teknik sipil dikarenakan fungsinya sebagai sebelum penelitian berlangsung. Hal ini terjadi
perbaikan daya dukung. Banyak ditemukan di berdasarkan studi literature dari beberapa
lapangan dimana kondisi tanah asli yang labil penelitian sebelumnya mengenai topik lumpur
dan mempunyai daya dukung yang sangat merah yang dapat diperbaiki dengan aktivitas
rendah sehingga tidak memungkinkan untuk dari mikroorganisme serta pengamatan
menahan beban struktur yang ada diatasnya. langsung di area pertambangan. Hipotesis-
Hal ini dapat diperbaiki dengan menambahkan hipotesis tersebut dapat dirumuskan seperti
timbunan tanah di atas lapisan tanah asli berikut ini,
tersebut dengan tanah yang memiliki potensi
daya dukung yang lebih baik. Tanah inilah - Bakteri probiotik sebagai agen pengubah
yang dikenal dengan istilah tanah timbunan mampu memulihkan sifat alkalinitas pada
(landfill) yang dari segi biaya juga tidak Tanah Babalesi.
sedikit untuk penyediaannya. Untuk

3
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

- Membuat Tanah Babalesi dengan dari reduksi granulometri bauksit. Pada tahap
menggunakan produk jadi bakteri klarifikasi, bauksit direndam dalam larutan
probiotik yang umum digunakan untuk natrium hidroksida untuk memisahkan alumina
pertanian, perikanan dan peternakan dan pengotor (lumpur merah). Pengendapan
prosesnya lebih mudah, praktis serta merupakan tahapan mengeluarkan alumina dan
dapat dilakukan langsung dilapangan memasukkannya ke kalsinasi, yang diberikan
terutama di kolam – kolam penampungan suhu lebih tinggi dari 1100° - 1300⁰ C [9].
lumpur merah. Tahap selanjutnya adalah proses reduksi
- Tanah Babalesi mempunyai sifat fisik dan dimana alumina diubah menjadi aluminium
mekanis lebih baik dari lumpur merah melalui prosedur elektrolisis [10]. Karena
kondisi asli. natrium hidroksida, lumpur merah memiliki
- Tanah Babalesi memenuhi syarat menjadi sifat alkalinitas dan beberapa logam berat di
tanah timbunan untuk tanah dasar dalam komposisinya [11]. Karakteristik ini
konstruksi jalan raya. membuat para peneliti mengklasifikasikan
- Tanah Babalesi dapat menjadi media lumpur merah sebagai limbah berbahaya bagi
tanam tumbuhan kembali karena lingkungan.
kondisinya yang bukan basa kuat lagi.
Beberapa penelitian telah
membuktikan kelayakan penggunaan lumpur
merah ini untuk bahan konstruksi seperti
Rancangan Penelitian
pembuatan atap, ubin, batu bata, sub lapisan
Agar penelitian dapat berlangsung jalan, campuran semen dan bitumen
dengan terkoordinasi dan teratur, perlu dibuat [12][13][14][15][16]. Namun belum ada
rancangannya terlebih dahulu. Rancangan kebijakan yang dapat menjadi acuan untuk
penelitian ini dimulai dari setelah pengambilan penggunaan dalam skala besar maupun
sampel di lokasi PT. ICA Kecamatan Tayan industry sehingga perlu adanya penelitian
Hilir, Kabupaten Sanggau Provinsi lanjut untuk mengaplikasikan lumpur merah
Kalimantan Barat. Sampel dalam kondisi asli ini selain berskala besar juga mudah dan
diuji dan dilakukan pengukuran sifat fisik dan praktis dalam proses penggunaan, murah
mekaniknya terlebih dahulu untuk dengan kata lain tidak menggunakan bahan
mendapatkan data pembanding. Selanjutnya tambahan yang sulit didapatkan dan mahal,
sebelum pembuatan Tanah Babalesi, bakteri serta yang paling penting adalah ramah
probiotik akan diaktifkan terlebih dahulu lingkungan tanpa menimbulkan dampak
dengan memberikan aktivatornya. Setelah sekunder bagi lingkungan sekitar maupun
mengalami fermentasi, bakteri tersebut kesehatan masyarakat di area pertambangan.
dicampurkan ke dalam lumpur merah dengan Karena itulah lumpur merah masih dalam
berat limbah yang sama tetapi jumlah larutan kondisi tertampung di kolam-kolam
bakteri yang bervariasi serta waktu inkubasi penampungan secara kumulatif dan menempati
yang bervariasi pula. Kemudian dengan wilayah yang semakin meningkat luas.
berbagai variasi tersebut akan dilakukan
Walaupun disimpan secara efisien,
pengujian sifat fisik dan mekanik yang sama
lumpur merah itu adalah bahan berbahaya dan
pada sampel Tanah Babalesi yang hasilnya
dapat menyebabkan masalah serius terhadap
nanti akan dianalisa dan dibandingkan.
kerusakan lingkungan seperti pencemaran
limbah permukaan dan bawah tanah, yang
mempengaruhi kesehatan penduduk [17]. Oleh
TINJAUAN PUSTAKA karena itu, situasi ideal sesuai dengan
Lumpur Merah peraturan menteri negara lingkungan hidup [7]
harus menemukan cara yang praktis dan aman
Limbah bauksit yang berupa lumpur untuk digunakan sebagai solusi lumpur merah
merah adalah limbah padat yang berasal dari limbah padat ini dibawa keluar dari tempat
produksi bauksit menjadi aluminium. penampungan limbah dan diterapkan ke dalam
Prosesnya dikenal dengan istilah “Proses siklus produksi. Industri konstruksi dianggap
Bayer” yang memiliki empat tahapan utama sangat mampu sebagai bidang yang ideal
terdiri dari ekstrasi, klarifikasi, pengendapan untuk menggunakan kembali lumpur merah,
dan kalsinasi [8]. Pada tahap ekstrasi terdiri karena dapat mengkonsumsi bahan limbah

4
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

dalam jumlah yang lebih besar dan sebagian organik. Kondisi ekstrim ini adalah dimana
besar residu dapat digabungkan, mengingat nutrisi sangat kurang, mikroba dan vegetasi
kesamaan unsur kimia yang terkandung. Oleh yang dapat hidup juga terbatas. Pada penelitian
karena itu penelitian ini bertujuan untuk lainnya telah menyelidiki keragaman bakteri
meninjau kemungkinan penggunaan lumpur yang dapat dibudidayakan dan yang tidak
merah menjadi bahan baru, mengevaluasi sifat dapat dibudidayakan dalam lumpur merah.
fisik dan mekanisnya untuk diterapkan pada Bakteri yang dapat dibudidayakan adalah
industri konstruksi. diidentifikasi sebagai Agromyces indicus,
Bacillus litoralis, B. anthracis, Chungangia
koreensis, Kokuria flava, K. polaris,
Aplikasi Bakteri pada Lumpur Merah Microbacterium hominis, Planococcus
Berbagai upaya telah banyak plakortidis, Pseudomonas alcaliphila dan
dilakukan sebelumnya untuk memodifikasi Salinococcus roseus berdasarkan analisis
atau menstabilkan karakteristik lumpur merah urutan 16S rDNA-nya. Isolat bakteri ini
baik di bidang teknik dan sains lainnya. toleran alkali, positif untuk satu atau lebih
Hingga ditemukannya upaya untuk enzim aktivitas diuji, mampu menghasilkan
mengurangi alkalinitas lumpur merah hingga asam organik dan dapat mengoksidasi
parameter pH nya menuju netral yang dikenal berbagai substrat karbon. Untuk keragaman
dengan istilah bioremediasi. Teknologi ini bakteri yang tidak dapat dibudidayakan, DNA
adalah memanfaatkan aktivitas biologi dari diekstraksi dari sampel residu bauksit dan
mikroorganisme yang dapat mengurangi atau persediaan klon 16S rDNA dibuat. Klon 16S
menghilangkan bahaya lingkungan akibat rDNA dari penelitian ini menunjukkan afiliasi
akumulasi bahan kimia beracun dan limbah dengan tiga filum utama yang dominan yaitu
berbahaya lainnya yang tidak aman di tanah betaproteobacteria (41,1%), gammaproteo
dan air. Perlu diketahui bahwa seluruh bacteria (37,5%) dan bacteroidetes (21,4%)
mikroskopis organisme menghasilkan [20].
eksopolisakarida akibat kelimpahan gula atau Ada juga penelitian yang
sumber pelarut karbon lainnya yang berasal menggunakan produk limbah susu dan laktosa
dari nitrogen. Enzim inilah yang berperan untuk fermentasi bakteri sebagai agen
sebagai pengental, penstabil, emulsifier, pengubah lumpur merah. Hasil pengujian
gelling agent dan dapat mengikat air sehingga laboratorium berupa morfologi, kimia dan sifat
dapat digunakan sebagai pembentuk tekstur indeks geologi lumpur merah yang telah
[18]. Berdasarkan penelitian inilah dapat dinetralkan dengan bakteri dapat dijadikan
menjadi acuan bahwa lumpur merah akan tanah sebagai material konstruksi, dan hanya
berubah teksturnya kemungkinan akan 5% dari red mud yang dapat digunakan bahan
berubah lebih baik dari kondisi aslinya lumpur bangunan alternative [4].
padat.
Selain penelitian yang telah dilaporkan
Pada penelitian lainnya yang melalui jurnal, ada juga paten yang sudah
menggunakan bioleaching sebagai pendekatan menyelidiki topik bioremediasi lumpur merah
inovatif untuk mengekstrak lumpur merah. ini, diantaranya adalah paten dengan nomor
Percobaan menggunakan kultur mikroba yang US20200148568A1. Dalam penelitiannya
berbeda dan rasio limbah padat terhadap cair menggunakan lumpur merah yang berasal dari
(S/L). Ekstraksi maksimum yang didapat 2 lokasi yang berbeda yaitu Alpart (Lumpur
sebesar 42% adalah yang menggunakan merah Karibia 1 dengan pH 11,1) dan Jamaica
bakteri Acetobacter tropicalis. Asam organic (Lumpur merah Karibia 2 dengan pH 12,3).
utama yang dihasilkan oleh mikroorganisme Untuk bahan organik pengaktif bakteri
adalah asetat, oksalat dan sitrat, hal inilah yang menggunakan Lucerne hay (tanaman ternak
menunjukkan kemungkinan efek sinergis sapi) dan ampas tebu yang dikeringkan dengan
dalam mempengaruhi lumpur merah [19]. oven suhu 65⁰ selama 72 jam, selain itu juga
Residu bauksit (lumpur merah) yang ditambahkan molase, beras merah, dan ekstrak
dihasilkan dari ekstraksi alumina dari bijih vitamin serta gula lainnya yang ditambahkan
bauksit memiliki pH tinggi, konsentrasi tinggi ke dalam tanah untuk memunculkan bakteri
ion yang terlarut hampir tidak ada bahan sebagai agen pengubah. Setelah bakterinya
tumbuh dan berkembang aktif selanjutnya

5
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

dicampurkan ke sampel lumpur merah [5]. tetapi dapat direduksi dengan menggunakan
Paten lain dengan nomor CN 107309270 A mikroorganisme hanya pengujian sifat fisik
yang menggunakan bakteri Pannonibacter dan mekaniknya yang perlu diuji lebih lanjut
phragmitetus (Bakteri BB) menghasilkan asam apakah layak direkomendasikan sebagai tanah
oksalat dan asetat yang berperan menurunkan timbunan [17].
nilai pH dimana rasio lumpur merah dan
Menurut Departemen Pekerjaan
larutan bakteri BB adalah 1 g : 2 ml. Media
Umum [22], timbunan atau urugan dibagi
kultur tubuh pertama terdiri dari 3,0 g/L
dalam 2 macam sesuai dengan maksud
glukosa; 5,0 g/L ekstrak ragi dan 3 g/L NaCl,
penggunaannya yaitu:
dan sisanya adalah air. Media kultur tubuh
kedua terdiri dari 2,5-15 g/L glukosa; 1,5-9 1. Timbunan Biasa
g/L ekstrak ragi, dan sisanya adalah air. Adalah timbunan atau urugan yang
Bakteri ini memiliki toleransi yang kuat, yang digunakan untuk pencapaian elevasi akhir
dapat mengurangi nilai pH RM lebih dari 3 subgrade. Timbunan biasa ini juga
unit, dan pada saat yang sama dapat secara digunakan untuk penggantian material
efektif meningkatkan kandungan bahan existing subgrade yang tidak memenuhi
organic dalam RM sebagai dasar untuk syarat.
restorasi ekologi berikutnya [6]. a. Timbunan yang diklasifikasikan
sebagai timbunan biasa harus terdiri
dari tanah yang disetujui oleh
Tanah timbunan (Sub Grade) pengawas yang memenuhi syarat
untuk digunakan dalam pekerjaan
Tujuan yang diharapkan dapat tercapai
permanen.
dalam penelitian ini adalah dapat
b. Bahan yang tidak termasuk tanah
memanfaatkan lumpur merah menjadi tanah
yang plastisitasnya tinggi, yang
timbunan untuk tanah dasar konstruksi jalan
diklasifikasi sebagai A-7-6 dari
raya. Terkadang di lokasi proyek konstruksi
persyaratan (AASHTO, American
jalan raya diketahui bahwa tanah dasarnya
Associatio of State Highway and
kurang stabil dan daya dukungnya rendah
Transportation Officials, M 145)
sehingga solusinya adalah dengan
atau sebagai CH dalam system
memperbaiki secara fisik daya dukung
klasifikasi “Unified”. Sebagai
tanahnya hingga mendekati stabil dengan
tambahan, urugan ini harus memiliki
menambahkan tanah timbunan diatas tanah
CBR (California Bearing Ratio)
dasar tersebut. Tanah timbunan sebagai pelapis
yang tak kurang dari 6% setelah
tersebut harus mempunyai karakteristik lebih
perendaman 4 hari bila dipadatkan
baik dari tanah dasarnya, baik dari segi sifat
100% kepadatan kering maksimum
fisik maupun mekaniknya. Pengujian sifat fisik
(MDD, Maximum Dry Density).
dan mekanik perlu dilakukan dengan tujuan
c. Tanah yang pengembangannya
dapat memperhitungkan parameter-parameter
tinggi yang memiliki nilai aktif
yang dibutuhkan dalam memutuskan bahwa
lebih besar dari 1,25 bila diuji
tanah tersebut layak dan mempunyai potensi
dengan (AASHTO T 258), tidak
menjadi tanah timbunan jalan raya [21].
boleh digunakan sebagai bahan
Selama ini tanah timbunan yang timbunan. Nilai aktif diatur sebagai
digunakan sebagai tanah timbunan adalah indeks plastisitas (PI) – (AASHTO
berupa tanah lanau berpasir, pasir batu, kerikil T 90) dan presentase ukuran
dan batu yang kualitasnya lebih baik dari tanah lempung (AASHTO T 88).
dasar. Yang menjadi permasalahan bahwa 2. Timbunan pilihan
tanah timbunan tersebut sangat Adalah timbunan atau urugan yang
mengeksploitasi hutan dan jumlah sumber digunakan untuk pencapaian elevasi akhir
dayanya juga semakin menipis, serta dengan subgrade yang disyaratkan dalam gambar
luas konstruksi jalan yang lebih besar tentunya perencanaan dengan maksud khusus
biaya untuk penyediaan material juga tidak lainnya, misalnya untuk mengurangi tebal
sedikit. Sehingga peneliti mempertimbangkan lapisan pondasi bawah, untuk
untuk memanfaatkan limbah lumpur merah memperkecil gaya lateral tekanan tanah
yang walaupun sifat alkalinitasnya tinggi

6
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

dibelakang dinding penahan tanah talud Sistem Unified Soil Classification System
jalan. (USCS)
Bahan timbunan pilihan harus memenuhi Sistem klasifikasi ini dikembangkan
persyaratan sebagai berikut: oleh Casagrande selama perang dunia ke-2
untuk kesatuan engineering angkatan darat
a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan
Amerika, dan pada tahun 1969 sistem ini
sebagai “timbunan pilihan’ bila
diadopsi oleh American Society and Materials
digunakan pada lokasi atau untuk maksud
(ASTM) sebagai metode standard klasifikasi
yang telah ditentukan atau disetujui secara
tanah (ASTM 2487).
tertulis oleh pengawas.
b. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai Berdasarkan system USCS ini, tanah
timbunan pilihan harus terdiri dari bahan diklasifikasikan dalam tanah berbutir kasar
tanah berpasir (sandy clay) atau cadas dan tanah berbutir halus. Tanah berbutir kasar
yang memenuhi persyaratan dan sebagai dibagi kedalam kerikil, dinotasikan sebagai G
tambahan harus memiliki sifat tertentu (dari kata gravel) dan pasir (S = sand). Setiap
tergantung maksud penggunaannya. group tanah dibagi kedalam empat golongan,
Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan terlihat pada table 1, yaitu:
harus memiliki CBR paling sedikit 10%
- Bergradasi baik dan cukup bersih artinya
bila diuji sesuai dengan (AASHTO T
hanya sedikit kandungan material berbutir
193).
halus – dinotasikan W (well graded).
Faktor-faktor utama yang harus - Bergradasi buruk dan cukup bersih –
diperhitungkan dalam desain timbunan adalah: dinotasikan P (poorly graded).
- Bergradasi baik dengan lempung sebagai
a. Stabilitas Timbunan
pengikat – dinotasikan C (clay).
b. Daya dukung timbunan
- Berbutir kasar dan mengandung tanah
c. Penurunan (settlement) timbunan
berbutir halus – dinotasikan M (Silt).
d. Kemampuan melayani lalu lintas
(trafficability) Tanah berbutir halus dibagi kedalam:
e. Faktor lain, terutama permeabilitas.
- Tanah lanau anorganik (tidak
mengandung material organik dan tanah
yang mengandung material organik) dan
Klasifikasi Tanah
tanah yang mengandung pasir yang
Klasifikasi tanah merupakan metode berbutir sangat halus – dinotasikan M
untuk mengelompokkan tanah berdasarkan (silt).
sifat dan ciri tanah yang sama atau mendekati - Tanah lempung anorganik – dinotasikan
sama. Selanjutnya tanah tersebut diberi nama C (clay).
sesuai dengan karakteristiknya sehingga dapat - Tanah lanau dan lempung organik –
dibedakan dengan tanah-tanah lainnya. Setiap dinotasikan O (organic)
jenis tanah mempunyai karakter masing- - Tanah dengan kadar organik sangat tinggi
masing baik dari fisik, kimia dan mekaniknya. – dinotasikan Pt (peat).
Hal ini dapat diketahui melalui pengujian
Ketiga golongan berbutir halus itu dibagi lagi
untuk mengukur parameter-parameter yang
kedalam beberapa golongan berdasarkan batas
dapat menentukan masing-masing
cairnya, yaitu:
karakteristiknya. Berdasarkan hasil analisa
distribusi partikel yang diperoleh dari analisa - Batas cair < 50%, digolongkan kedalam
saringan dan hirometer serta plastisitasnya tanah berbutir halus dengan
yang diperoleh dari Batas-batas Atterberg, kompresibilitas rendah hingga sedang –
tanah dapat diklasifikasikan kedalam dua dinotasikan L (low compressibility).
system yaitu system USCS (Unified Soil - Batas cair > 50%, digolongkan kedalam
Classification System) dan system AASHTO. tanah berbutir halus dengan
kompresibilitas tinggi dinotasikan H (high
compressibility).

7
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

Tabel 1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified tanah memiliki indeks plastisitas 11 atau
lebih.
c. Apabila terdapat batuan (ukuran lebih
besar dari 75 mm) ditemukan dalam
contoh tanah maka batuan tersebut harus
dikeluarkan terlebih dahulu dan
persentase batuan tersebut dicatat.

Tabel 2. Klasifikasi tanah untuk tanah dasar jalan


raya (AASHTO)

Sumber: USCS dalam Hardiyatmo HC, 2002 [23]

Sistem Klasifikasi AASHTO


Sistem ini dibuat oleh American
Association of State Highway and Sumber: AASHTO dalam Hardiyatmo HC, 2002 [21]
Transportation Officials, terutama
dikembangkan untuk menganalisa material
subgrade dalam konstruksi jalan raya. System
klasifikasi AASHTO yang dipakai saat ini
ditunjukkan pada table 2 dan gambar 1. Pada
system ini tanah diklasifikasikan kedalam 7
kelompok besar, yaitu A-1, A-2 dan A-3
adalah tanah berbutir dimana 35% atau kurang
dari jumlah butiran tanah tersebut lolos ayakan
No. 200. Tanah dimana lebih dari 35%
butirannya lolos ayakan No. 200
diklasifikasikan kedalam kelompok A-4, A-5,
A-6 dan A-7. Butiran A-4 sampai dengan A-7 Sumber: AASHTO dalam Hardiyatmo HC, 2002 [21]
tersebut sebagian besar adalah lanau dan
lempung. Gambar 1. Nilai batas-batas Atterberg untuk sub
kelompok A-4, A-5, A-6, A-7
System klasifikasi ini didasarkan pada
kriteria berikut [21].
a. Ukuran Butir Pengujian Sifat Fisik dan Mekanik Tanah
Timbunan
Kerikil: bagian tanah yang lolos ayakan
dengan diameter 75 mm (3 in) yang Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang
tertahan pada ayakan No. 10 (2 mm) didasarkan pada bentuk, ukuran tanah, warna
Pasir: bagian tanah yang lolos ayakan No. tanah dan bau tanah tersebut, sedangan sifat
10 dan yang tertahan ayakan No. 200 mekanik tanah adalah kekuatan dari tanah
(0,075 mm). tersebut. Menurut Departemen Pekerjaan
Lanau dan lempung: bagian tanah yang Umum [22], sebelum melakukan pekerjaan
lolos ayakan No. 200. penimbunan, ada beberapa pengujian dengan
b. Plastisitas mengacu pada prosedur ASTM (American
Nama berlanau (silty) digunakan pada Society for Testing and Materials) yang harus
fraksi halus dari tanah tersebut memiliki dilakukan yaitu:
nilai IP sebesar 10 atau kurang.
a. Uji sifat fisik tanah timbunan
Sedangkan nama lempungan (clayey)
dipakai bilamana bagian yang halus dari
1. Kadar Air ASTM D 2216-80

8
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

Kadar air didefinisikan sebagai lengkung gradasinya didasarkan


perbandingan antara berat air yang kepada prinsip sedimentasi
terkandung dalam tanah terhadap (pengendapan).
berat butiran padat (tanah kering)
yang dinyatakan dalam persen. Nilai b. Uji Sifat Mekanik tanah timbunan
kadar air pada umumnya besar dari
0% dan kecil dari 100%. Namun 1. Uji Geser Langsung (Direct Shear
pada tipe tanah tertentu, kadar air Test) ASTM D-3080-04
tanah bisa lebih dari 100%. Pengujian ini dilakukan untuk
memperoleh besarnya tahanan geser
2. Berat Jenis ASTM D 854-83 tanah pada tegangan normal tertentu.
Berat Jenis (Gs) didefinisikan Tujuannya adalah untuk
sebagai perbandingan antara berat mendapatkan kuat geser tanah.
butir tanah dengan berat air pada
volume yang sama pada temperature 2. Pengujian Tekan Bebas
tertentu. Berat Spesifik tanah (Unconfined Compressive Strength,
diperlukan untuk menghitung indeks UCS) ASTM D 2166-00
properties tanah (misalnya; angka Pengujian ini bertujuan untuk
pori, berat isi tanah, derajat menentukan kuat tekan bebas tanah
kejenuhan, karakteristik kohesif. Pemeriksaan tekan bebas
pemampatan) dan sifat-sifat penting dapat dilakukan pada tanah asli atau
lainnya. contoh tanah padat buatan. Kuat
tekan bebas adalah besarnya tekanan
3. Berat Volume ASTM D – 2937 – 00 aksil (kg/cm2 atau kN/m2), yang
Berat volume tanah (γ) (berat satuan diperlukan untuk menekan suatu
= Unit Weight) adalah besarnya silinder tanah sampai pecah atau
satuan berat tanah tiap satuan besarnya tekanan yang memberikan
volume. Berat satuan tanah pemendekan tanah sebesar 20%,
ditentukan dengan membandingkan apabila sampai dengan pemendekan
berat tanah dengan volume yang 20% tersebut tanah tidak pecah. [24]
diisinya. Berat volume dipengaruhi
oleh berat butiran padat, kadar air,
dan volume total. METODOLOGI

4. Batas Konsistensi ASTM D 4318 Lokasi penelitian


Pengujian ini bertujuan untuk Berhubung dikarenakan penelitian ini
menentukan kadar air suatu sampel berlangsung dalam kondisi Pontianak berada
tanah pada batas cair dan dalam di zona merah dan PPKM Darurat COVID 19
keadaan batas plastis. sehingga diputuskan bahwa lokasi penelitian
dilakukan di dua tempat berbeda. Dan
5. Analisa Saringan ASTM D 6913–04 dikarenakan kondisi khusus tersebut
Pengujian ini bertujuan untuk: membatasi gerak dan ruang untuk melakukan
- Mengetahui gradasi pembagian penelitian hanya dapat dirancang secara
butiran dari suatu sampel tanah sederhana tetapi hasilnya cukup dapat
berbutir kasar yang tertahan dipertanggungjawabkan. Lokasi pertama yaitu
saringan No. 200 di rumah ketua peneliti, sedangkan lokasi
- Untuk mengklasifikasikan tanah kedua adalah Laboratorium Tanah Jurusan
- Untuk mengetahui koefisien Teknik Sipil Politeknik Negeri Pontianak
keseragaman (Cu) dan koefisien Kalimantan Barat
gradasi (Cc).
Waktu penelitian
6. Hidrometer ASTM D 1140-00 Waktu penelitian dimulai di bulan Juni
Pengujian ini bertujuan untuk hingga bulan Juli 2021. Pengamatan yang
menentukan pembagian butiran tanah dilakukan dirancang meliputi dua kondisi yaitu
yang lolos saringan No. 200 dan kondisi sampel asli dan kondisi sampel setelah

9
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

diberi bakteri. Pengamatan pertama dilakukan a.


Pengujian kadar air
tidak lama setelah sampel diambil dari lokasi b.
Pengujian berat jenis
karena menjaga sifat dari sampel tidak banyak c.
Pengujian berat volume tanah
berubah yaitu pada bulan Juni 2021.
d.
Pengujian batas konsistensi
Selanjutnya untuk pengamatan kedua
dilakukan dengan variasi waktu fermentasi e.
Pengujian analisa saringan dan
sampel setelah diberi bakteri probiotik aktif hidrometer
hari ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke-35, dan k-42 2. Sifat mekanik tanah terdiri dari pengujian
yaitu pada bulan Juli hingga Agustus 2021. geser langsung dan uji tekan bebas.
Macam/sifat Penelitian
Sampel yang dirancang dalam
Penelitian dilakukan dengan cara studi penelitian ini menggunakan berat dari limbah
eksperimental, sehingga ada variabel yang lumpur merah untuk keseluruhan adalah sama
diukur dan diamati sebelum diberi perlakuan yaitu 200 gram dan diatur berdasarkan jumlah
(dalam kondisi asli) dan setelah diberi variasi larutan bakteri probiotik yang diberikan
perlakuan (dicampur dengan bakteri serta waktu lamanya inkubasi yang dapat
probiotik). Data literatur juga diperlukan dilihat pada table berikut.
sebagai data pembanding dan acuan
pertimbangan dalam menentukan kondisi Tabel 3. Variasi sampel
maupun dosis campuran. Berat Lama
No. Nama Jumlah
Bakteri Inkubasi
Sampel lumpur merah limbah bauksit 1. RM1, RM2, RM3 3 0 0
yang diambil berasal dari PT. ICA (Indonesia A1-1, A2-1, A3-1 3 25 ml
2. KEL.

Chemical Alumina) yang bertempat di Tayan, A1-2, A2-2, A3-2 3 50 ml


7 hari
A

Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Sampel A1-3, A2-3, A3-3 3 75 ml


ini diambil langsung dari lokasi pertambangan A1-4, A2-4, A3-4 3 100 ml
B1-1, B2-1, B3-1 3 25 ml
yang kemudian dibagi untuk 2 kondisi yaitu
3. KEL.

B1-2, B2-2, B3-2 3 50 ml


kondisi asli dan kondisi berbakteri. Pada 14 hari
B

B1-3, B2-3, B3-3 3 75 ml


sampel kondisi asli dengan secepatnya diamati B1-4, B2-4, B3-4 3 100 ml
oleh peneliti sebelum diberikan perlakuan C1-1, C2-1, C3-1 3 25 ml
4. KEL.

apapun, karena untuk tetap menjaga sampel C1-2, C2-2, C3-2 3 50 ml


21 hari
C

tidak banyak gangguan. Untuk sampel C1-3, C2-3, C3-3 3 75 ml


C1-4, C2-4, C3-4 3 100 ml
berbakteri sebelumnya dilakukan terlebih
D1-1, D2-1, D3-1 3 25 ml
dahulu tindakan pengaktifan bakteri sebelum
5. KEL.

D1-2, D2-2, D3-2 3 50 ml


28 hari
D

dicampur ke sampel lumpur merah. D1-3, D2-3, D3-3 3 75 ml


Selanjutnya waktu inkubasi diambil 6 variasi D1-4, D2-4, D3-4 3 100 ml
yaitu pada hari ke-7, ke-14, ke-21, ke-28, ke- E1-1, E2-1, E3-1 3 25 ml
6. KEL.

35, dan ke-42. E1-2, E2-2, E3-2 3 50 ml


35 hari
E

E1-3, E2-3, E3-3 3 75 ml


Bakteri probiotik yang digunakan E1-4, E2-4, E3-4 3 100 ml
adalah produk jadi yang biasa digunakan F1-1, F2-1, F3-1 3 25 ml
7. KEL.

F1-2. F2-2, F3-2 3 50 ml


sebagai pupuk untuk pertanian, perikanan dan 42 hari
F

F1-3, F2-3, F3-3 3 75 ml


peternakan. Kandungan dari pupuk tersebut F1-4, F2-4, F3-4 3 100 ml
merupakan bakteri probiotik yang bermanfaat 75
Jumlah 4500 ml
sampel
yang terdiri dari bakteri fotosintetik, bakteri
asam laktat, ragi, aktinomydetes, dan jamur Metode Analisis Data
peragian [25][26][27].
Setelah dilakukan pengujian tanah,
langkah selanjutnya adalah menganalisa data
Teknik Pengumpulan Data yang didapat dan membandingkan hasil
pengujian 2 kondisi sampel tersebut dengan
Pengujian yang dilakukan terhadap
standard nasional geoteknik yang menjelaskan
sampel lumpur merah limbah bauksit adalah mengenai kelayakan penggunaan tanah
berikut ini, timbunan untuk bahan pengganti subgrade.
1. Sifat-sifat fisik tanah terdiri dari:

10
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

Adapun tahapan-tahapan penelitian HASIL DAN ANALISIS


dapat dilihat dari bagan alir berikut.
Hasil uji sifat-sifat fisik sampel lumpur merah
asli dan berbakteri diperlihatkan pada tabel-
Mulai tabel berikut.

Tabel 4. Hasil pengujian sifat-sifat fisik lumpur


merah kondisi asli
Persiapan sampel kondisi asli Jenis Pengujian RM1 RM2 RM3
Kadar Air (%) 38,82 73,89 12,68
Kadar air rata-rata (%) 41,80
Berat Jenis Tanah (Gs) 2,74 2,44 2,59
Berat Jenis Tanah
2,59
Rata-rata (Gs)
Pengujian Fisik Pengujian Mekanik
- Uji Kadar Air - Uji Geser Langsung Berat Isi Tanah Basah
1,88 1,79 1,82
- Uji Berat Jenis - Uji Tekan Bebas (gr/cm3)
- Uji Berat Isi Berat Tanah Kering (gr) 1,35 1,03 1,62
- Analisa Saringan Voit Ratio (e) 1,74 1,37 0,6
- Analisa Hidrometer Porosity (n) 0,64 0,58 0,38
- Uji Batas Atterberg Derajat Kejenuhan S (%) 61,13 100 54,74
Volume Tanah (Vs) (%) 36 42 62
Volume Udara (Va (%) 24,88 0 17,2
Volume Air (Vw) (%) 39,12 58 20,8
Pembuatan Kultur Bakteri Liquid Limit (LL) (%) 45,32 38,27 47,14
Plastic Limit (PL) (%) 30,21 23,88 33,79
Plastic Index (PI) (%) 15,11 14,39 13,35
Classification USCS CL CL CL
Persiapan sampel untuk kondisi berbakteri kelompok A, B, C, D, E dan F Gradasi Butiran (%)
Lempung (Clay) (%) 21
Lanau (Silt) (%) 34,48
Pencampuran larutan bakteri dan sampel Pasir (Sand) (%)
44,52
Classification AASHTO A-7-6 A-7-5 A-7-6

Proses inkubasi bakteri 7, 14, 21, 28, 35, 42 hari


Berdasarkan dari hasil pengujian sifat
fisik yang dilakukan pada lumpur merah dalam
kondisi asli dapat disimpulkan bahwa limbah
ini tidak layak digunakan sebagai tanah
Pengujian Fisik Pengujian Mekanik timbunan dengan hasil klasifikasi berdasarkan
- Uji Kadar Air - Uji Geser Langsung
-
USCS dan AASHTO, keduanya berada pada
- Uji Berat Jenis Uji Tekan Bebas
- Uji Berat Isi kondisi tanah berlempung. Karena batas
- Analisa Saringan cairnya kurang dari 50% maka jenis sampel ini
- Analisa Hidrometer adalah lempung. Sampel ini diklasifikasikan
- Uji Batas Atterberg sebagai CL (lihat Tabel 1) yaitu lempung tak
organik dengan plastisitas rendah sampai
sedang, lempung berpasir. Dan
diklasifikasikan sebagai A-7-6 dan A-7-5
Pengumpulan dan analisa data (lihat Tabel 2) tanah berlempung dengan
tingkatan buruk tidak disarankan untuk tanah
timbunan.
Hasil dan Pembahasan Hal ini pula yang dapat menjelaskan
bahwa lumpur merah dalam kondisi asli ini
tidak dapat dilakukan pengujian untuk sifat
Selesai mekaniknya. Karena dengan bentuk yang
lumpur dan mempunyai butiran yang sangat
halus, sampel ini tidak dapat dibentuk untuk
Gambar 2. Diagram Alir Penelitian pengujian UCS dan Uji Geser Langsung
sehingga untuk pengujian sifat mekanik tidak
mendapatkan hasil.
11
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

Tabel 5. Hasil Pengujian Sifat-sifat Fisik Tanah banyak jumlah larutan bakteri probiotik,
Babalesi Kelompok A pada waktu inkubasi 7 hari kondisi sampel semakin keras mendekati batu
Jenis Pengujian A-1 A-2 A-3 A-4
dalam keadaan setelah dioven hingga inilah
Kadar Air (%) 39,85 40,73 41,31 41,64
Berat Jenis Tanah (Gs) 2,58 2,58 2,59 2,59 alasannya mengapa tanah Babalesi ini tidak
Berat Isi Tanah Basah
1,84 1,85 1,85 1,86
dapat dilakukan pengujian analisa saringan
(gr/cm3) dikarenakan sampel sulit sekali dihancurkan.
Berat Tanah Kering (gr) 1,32 1,31 1,31 1,31
Voit Ratio (e) 0,95 0,97 0,98 0,98
Yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah
Porosity (n) 0,49 0,49 0,49 0,49 mencoba mendapatkan hasil yang dapat
Derajat Kejenuhan S (%) 100 100 100 100 dihancurkan sejumlah 50 gram untuk
Volume Tanah (Vs) (%) 51 51 51 51 melakukan pengujian analisa hydrometer dan
Volume Udara (Va (%) 23,88 23,88 23,88 23,88
Volume Air (Vw) (%) 25,12 25,12 25,12 25,12
akhirnya mengambil kesimpulan bahwa
Liquid Limit (LL) (%) 44,36 39,97 39,73 37,35 gradasi butiran lanau dan pasir merupakan sisa
Plastic Limit (PL) (%) 39,81 36,49 35,37 35,23 dari prosentase lempung yang didapatkan dari
Plastic Index (PI) (%) 4,55 3,48 4,36 2,12 hasil sampel yang lolos ayakan No.200
Classification USCS ML ML ML ML
Gradasi Butiran (%)
tersebut.
76, Kondisi tanah Babalesi ini pada saat
Lempung (Clay) (%) 73,42 65,34 64,06
52 kering atau setelah dioven adalah sangat keras
Lanau (Silt) dan Pasir 23, dan membatu, tetapi setelah diberi air
26,58 34,66 35,94
(Sand) (%) 48
Classification AASHTO A-7-6 A-4 A-4 A-4 kondisinya menjadi lunak kembali, hal inilah
yang menjadi alasan mengapa sampel tanah
Berdasarkan tabel 5, sampel Tanah Babalesi seperti kondisi limbah lumpur merah
Babalesi kelompok A yang dicampur bakteri semula yaitu tidak dapat dilakukan pengujian
dengan waktu inkubasinya adalah 7 hari sifat mekaniknya karena terlalu lunak dan
menunjukkan perubahan yang signifikan. Dari tidak dapat dibentuk sesuai dengan cetakan uji
pengujian sifat-sifat fisik yang telah dilakukan geser langsung maupun uji tekan bebas.
yaitu pada sampel dengan larutan bakteri 25 Selain itu didapatkan pula hasil yang
ml, sampel belum banyak berubah dan karena cukup signifikan untuk sifat kimia dari tanah
batas cair lebih dari 41 maka sampel masih Babalesi dibandingkan dengan lumpur merah
dalam klasifikasi A-7-6 yaitu tanah yang tidak pada kondisi asli. Berdasarkan judul jurnal
disarankan untuk menjadi tanah timbunan lainnya dari penulis, didapatkan hasil
karena kualitasnya yang buruk. Tetapi mulai pengukuran nilai pH dari sampel lumpur
dari pencampuran jumlah larutan bakteri merah yang semula diukur nilainya sekitar 13–
probiotik 50 ml hingga 100 ml, batas cair 14 yang menunjukkan bahwa kondisi sampel
kurang dari 40 dan indeks plastisitas kurang tersebut bersifat kalinitas tinggi tetapi setelah
dari 10 serta berdasarkan hasil-hasil pengujian menjadi Tanah Babalesi, nilai pH turun hingga
yang selanjutnya di sesuaikan dengan tabel mendekati netral sebanding dengan jumlah
klasifikasi, didapatkan bahwa kondisi sampel larutan bakteri probiotik yang dicampurkan
termasuk A-4 yaitu tanah berlanau dan masuk serta waktu inkubasi bakteri.
kategori dapat disarankan menjadi tanah Berikut adalah hasil yang didapatkan
timbunan. untuk kelompok sampel lainnya yang
Menurut Klasifikasi USCS untuk hasil ditunjukkan pada tabel 6. Hasil secara
kesemua sampel menunjukkan bahwa sampel keseluruhan tidak banyak berbeda dengan
termasuk kategori ML yaitu lanau yang Tanah Babalesi kelompok A walaupun dengan
berplastisitas rendah dengan batas cair variasi waktu inkubasi bakteri yang berbeda.
dibawah 50% dan indeks plastisitasnya rendah. Dari hasil klasifikasi menurut USCS terlihat
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas Tanah bahwa untuk seluruh sampel Tanah Babalesi
Babalesi dibanding kondisi lumpur merah mengalami perubahan jenis dari lempung
semula, dapat dibilang ada peningkatan dari dengan plastisitas rendah (CL) menjadi lanau
yang lempung menjadi lanau walaupun berplastisitas rendah (ML). hal ini dikarenakan
keduanya masih dalam kategori berplastisitas hasil pengukuran batas cair dibawah 50% dan
rendah. indeks plastisitasnya dibawah 10.
Salah satu fenomena terpenting yang Sedangkan pada Klasifikasi
ditemukan setelah penelitian berlangsung yaitu AASHTO, pada sampel B1, C1, dan D1 yaitu
dimana sampel dengan kondisi yang semakin sampel yang dicampur dengan larutan bakteri
probiotik sejumlah 25 ml masih tetap sama

12
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

dengan jenis tanah sebelumnya yaitu A-7-6 tetap berlangsung dengan proses yang lambat
yaitu tanah berlempung kualitas buruk yang pula.
tidak disarankan sebagai tanah timbunan. Hal Untuk sampel yang campuran larutan
ini tidak terjadi pada E1 dan F1 walaupun bakteri probiotiknya mulai dari 50 – 100 ml
dengan jumlah larutan bakteri probiotik yang dari waktu inkubasi 7 hari, sampel lumpur
sama tetapi waktu inkubasinya 35 dan 42 hari, merah sudah mengalami perubahan menjadi
sampel mulai berubah menjadi A-5 untuk E1 A-4 yaitu tanah lanau biasa. Dan sampel ini
dan A-4 untuk F1. A-5 adalah dimana kondisi dapat disarankan sebagai tanah timbunan
tanah lanau biasa yang kualitasnya kurang dari untuk konstruksi jalan raya yang berfungsi
A-4. Ini menunjukkan bahwa walaupun waktu sebagai material pengganti untuk tanah dasar
inkubasinya lama, tetapi proses pemulihan yang kualitasnya lebih jelek dari A-4.

Tabel 6. Hasil Pengujian Sifat-sifat Fisik Tanah Babalesi Kelompok B, C, D, E DAN F dengan variasi waktu
inkubasi adalah 14, 21, 28, 35 dan 42 hari
Jenis
B1 B2 B3 B4 C1 C2 C3 C4 D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2 F3 F4
Pengujian
Kadar Air (%) 39,7 40,3 41,1 41,5 39,8 40,7 41,2 41,6 40,1 40,4 41,2 41,6 40,3 40,5 41,2 41,6 40,3 40,6 41,3 41,6
Berat Jenis
Tanah (Gs) 2,58 2,58 2,59 2,59 2,58 2,58 2,59 2,59 2,58 2,59 2,59 2,60 2,58 2,59 2,60 2,60 2,59 2,60 2,60 2,61
Berat Isi
Tanah Basah 1,84 1,85 1,85 1,86 1,84 1,85 1,85 1,86 1,85 1,86 1,86 1,86 1,86 1,86 1,87 1,87 1,87 1,87 1,88 1,88
(gr/cm 3)
Berat Tanah
Kering (gr) 1,32 1,32 1,31 1,31 1,32 1,31 1,31 1,31 1,32 1,32 1,32 1,31 1,33 1,32 1,32 1,32 1,33 1,33 1,33 1,33
Voit Ratio (e) 0,96 0,96 0,98 0,98 0,96 0,97 0,98 0,98 0,96 0,96 0,96 0,99 0,94 0,96 0,97 0,97 0,95 0,96 0,96 0,96
Porosity (n) 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,48 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49 0,49
Derajat
Kejenuhan S 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
(%)
Volume Tanah
(Vs) (%) 51,2 51,2 50,6 50,6 51,2 50,8 50,6 50,6 51,2 51,0 51,0 50,4 51,6 51,0 50,8 50,8 51,4 51,2 51,2 51,0
Volume Udara
(Va (%) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Volume Air
(Vw) (%) 48,8 48,8 49,4 49,4 48,8 49,2 49,4 49,4 48,8 49,0 49,0 49,6 48,4 49,0 49,2 49,2 48,6 48,8 48,8 49,0
Liquid Limit
(LL) (%) 41,7 39,9 39,7 37,4 41,4 39,9 39,8 39,9 41,0 39,8 39,3 38,4 40,3 39,8 39,5 38,9 38,8 39,7 39,8 39,5
Plastic Limit
(PL) (%) 37,6 35,9 35,8 34,2 37,1 35,8 35,9 36,2 36,3 35,4 35,2 34,4 36,1 35,8 35,5 35,1 34,2 35,3 35,5 35,5
Plastic Index
(PI) (%) 4,13 4,02 3,98 3,2 4,28 4,18 3,97 3,67 4,78 4,45 4,03 3,99 4,15 4,02 3,93 3,87 4,55 4,49 4,33 4,12
Classification
USCS ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML ML
Gradasi Butiran (%)
Lempung
(Clay) (%) 72,5 66,4 75,4 65,0 71,2 68,3 73,9 70,5 69,9 69,8 65,2 64,8 70,2 68,1 67,5 69,1 68,1 67,5 67,4 66,3
Lanau (Silt)
dan Pasir 27,5 33,6 24,6 35,0 28,8 31,7 26,1 29,5 30,1 30,2 34,8 35,3 29,8 31,9 32,5 30,9 31,9 32,5 32,6 33,7
(Sand) (%)
Classification A-7- A-7- A-7-
AASHTO 6 A-4 A-4 A-4 6 A-4 A-4 A-4 6 A-4 A-4 A-4 A-5 A-4 A-4 A-4 A-4 A-4 A-4 A-4

KESIMPULAN terutama adalah kondisi asli limbah yang


sangat berbahaya dan rentan tercemar maka
Pada penelitian terdahulu telah banyak
diperlukan tindakan pencegahan dengan
dibahas dan dicari solusi mengenai
menetralkan nilai pH-nya terlebih dahulu, baru
pemanfaatan limbah bauksit menjadi produk
selanjutnya limbah bauksit aman untuk
yang lebih berguna. Berikut ini beberapa
dimanfaatkan, hal ini masih belum banyak
kekurangan dari penelitian tersebut,
terlihat dari penelitian terdahulu agar menjadi
diantaranya, kebanyakan dari hasil penelitian
saran bagi pengelola pertambangan untuk
itu hanya sampai skala laboratorium dan
mempertimbangkan dampak utama maupun
belum ada yang sampai pada skala industri.
sekunder bagi lingkungan.
Selain itu penggunaan bahan tambahan untuk
memulihkan limbah menjadi bentuk produk Pada penelitian ini, berdasarkan hasil-
lain membuat biaya produksi juga bertambah hasil pengujian sifat fisik dari limbah bauksit
dan menjadi tidak ekonomis. Dari segi aplikasi lumpur merah dan Tanah Babalesi yaitu tanah
belum ada yang dapat dilakukan dengan cara yang dibuat dalam penelitian ini yang berasal
yang lebih praktis baik di lokasi penambangan dari limbah lumpur merah bauksit yang
maupun dilokasi penelitian. Dan yang dicampur dengan bakteri probiotik sebagai

13
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

agen pengubah, didapat beberapa kesimpulan yang lebih lama juga menggunakan bahan
berikut tambahan lain sebagai media yang juga akan
menambah biaya yang tidak sedikit.
Limbah bauksit kondisi asli
diklasifikasikan sebagai tanah lempung yang Lain halnya dengan Tanah babalesi
kualitasnya buruk dan tidak memenuhi yang menggunakan bakteri probiotik yang
persyaratan sebagai tanah timbunan sehingga berbentuk produk jadi, dengan hanya
tidak disarankan untuk digunakan. Selain itu menambahkan aktivatornya yang mudah sekali
ditemukan bahwa limbah bauksit lumpur didapatkan dalam kehidupan sehari-hari
merah tersebut bersifat alkalinitas tinggi yang sebagai bahan pengaktifnya selanjutnya dalam
berbahaya dan rentan mencemari air maupun waktu yang singkat Tanah Babalesi ini sudah
tanah disekitar di area pertambangan sehingga dapat digunakan langsung menjadi material
menjadi focus penting dalam tindakan awal alternative tanah timbunan konstruksi jalan
yang harus dilakukan sebelum dimanfaatkan raya.
dengan aman.
Namun kendala yang akan dihadapi
Pengujian sifat mekanik juga telah dilapangan kemungkinan adalah dalam proses
dicoba dilakukan, tetapi karena bentuk limbah pembuatan ini perlu dilakukan dengan bantuan
ini sangat lunak sehingga sulit sekali dicetak alat berat sebagai pengaduk di dalam kolam
mengikuti bentuk yang disyaratkan dalam penampungan. Selain itu pula pihak
pengujian geser langsung dan uji tekan bebas, pertambangan akan diminta untuk
oleh karena itu untuk dua pengujian mekanik menyediakan kolam lain untuk tempat
tersebut tidak mendapatkan hasil. Walaupun inkubasi lumpur merah yang telah dicampur
pada Tanah Babalesi dalam kondisi kering bakteri sebelum digunakan sebagai tanah
setelah dioven, tanahnya sangat keras dan sulit timbunan.
dihancurkan hal ini menjadi temuan penting
untuk penelitian selanjutnya, karena bertolak
belakang dengan jika tanah tersebut dalam SARAN
kondisi berair yang akan kembali lunak. Penelitian ini merupakan penelitian
Selanjutnya Tanah Babalesi yang juga pertama dalam pembuatan Tanah Babalesi
telah diuji sifat fisiknya menunjukkan hasil sehingga masih banyak kekurangan untuk
yang cukup signifikan. Kondisi limbah bauksit menjadikan material ini sebagai referensi
lumpur merah yang sebelumnya bahan konstruksi sipil. Sehingga sangat
diklasifikasikan sebagai tanah lempung disarankan untuk melakukan penelitian
kualitas buruk (A-7-6) dapat berubah menjadi selanjutnya agar Tanah Babalesi ini benar-
tanah lanau biasa (A-4) walaupun masih dalam benar menjadi solusi efektif dalam mengatasi
kondisi plastisitas rendah. Tetapi untuk permasalahan limbah bauksit lumpur merah
pangaplikasian Tanah Babalesi ini cukup yang dapat dimanfaatkan sebagai alternative
memenuhi persyaratan sebagai tanah material pengganti sumber daya bahan
timbunan. Selain itu dalam jurnal lainnya konstruksi sipil umum lainnya.
penulis juga telah melaporkan bahwa Selain itu dalam penelitian ini juga
pengukuran nilai pH dari Tanah Babalesi ini tidak dilakukannya pengujian aktivitas bakteri
dapat mencapai kondisi netral dan probiotik di dalam sampel sehingga perlu
menghilangkan sifat basa kuat yang cukup adanya penelitian selanjutnya yang
berbahaya apabila tercemar di lingkungan menggunakan Laboratorium Biologi sebagai
sekitar. referensi dalam bidang biologi dan akan
Untuk proses pembuatan Tanah menunjang Tanah Babalesi ini dapat
Babalesi ini cukup praktis jika ingin dilakukan diaplikasikan secara efektif, aman dan ramah
dalam skala besar yaitu dengan lingkungan.
mencampurkan langsung bakteri probiotik
yang sudah diaktifkan ke dalam kolam-kolam
penampungan limbah bauksit lumpur merah UCAPAN TERIMA KASIH
tersebut. Tanpa harus dilakukan di
laboratorium untuk mengkultur bakterinya Terima kasih penulis ucapkan sebesar-
terlebih dahulu yang selain memakan waktu besarnya pada pihak yang telah membantu

14
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

karena penelitian ini dapat terlaksana atas Proses Effect Of Equivalent Carbon ( Ce )
bantuan yang diberikan melalui pembiayaan Value From Cast Iron In Anode Circuit
DIPA Politeknik Negeri Pontianak Program Process In,” vol. 1, no. 2, 2018.
Penelitian Terapan yang dilaksanakan pada [11] “Manajemen Residu Bauksit : Pelaksanaan
tahun anggaran 2021 dan Jurusan Teknik Sipil Tindakan Yang Terbaik,” 2015.
Politeknik Negeri Pontianak yang telah [12] T. Kavas, “Use of boron waste as a fluxing
membimbing serta mendukung dalam agent in production of red mud brick,”
pelaksanaan penelitian. Build. Environ., vol. 41, no. 12, pp. 1779–
1783, 2006, doi:
10.1016/j.buildenv.2005.07.019.
DAFTAR PUSTAKA
[13] J. Yang and B. Xiao, “Development of
[1] K. Sanggau and P. K. Barat, “KAJIAN unsintered construction materials from red
TEKNIS UNIT PENCUCIAN BAUKSIT mud wastes produced in the sintering
DI PT . ANTAM ( PERSERO ) Tbk . alumina process,” Constr. Build. Mater.,
UBPB TAYAN , KECAMATAN TAYAN vol. 22, no. 12, pp. 2299–2307, 2008, doi:
HILIR ,” pp. 1–8, 2018. 10.1016/j.conbuildmat.2007.10.005.
[2] M. S. S. Lima, L. P. Thives, V. Haritonovs, [14] N. Light, M. Company, R. U. S. A. Data, S.
and K. Bajars, “Red mud application in Edition, P. E. A. Leppink, and A. E. A.
construction industry: Review of benefits Suchfield, “METHOD OF CREATING
and possibilities,” IOP Conf. Ser. Mater. LANDFILL FROM RED MUD,” 1981.
Sci. Eng., vol. 251, no. 1, 2017, doi:
10.1088/1757-899X/251/1/012033. [15] C. K. S. D. Torikai, B. Barazani, E. Ono,
M. F. M. Santos, “55o Congresso Brasileiro
[3] J. J. Sudirman, “Konsep Pemanfaatan Dan de Cerâmica, 29 de maio a 01 de junho de
Pemrosesan Mineral Ampas , Studi Kasus 2011, Por to de Galinhas, PE, Brasil,” An.
Rencana,” vol. 8, no. November 2011, pp. do 55o Congr. Bras. Cerâmica, vol. d, no.
28–35, 2012. 1, pp. 1695–1707, 2011.
[4] S. Jain, “Red mud as a construction [16] J. K. Mendu, “STUDY ON CONCRETE
material by using bioremediation,” p. 44, BY REPLACING CEMENT WITH RED
2014. MUD , FLY STUDY ON CONCRETE BY
[5] P. A. Publication, “Bioremediation of Red REPLACING CEMENT,” no. August,
Muds,” US 2020/0148569 A1. 2020.

[6] “Application of a BB strain in reducing the [17] M. Metboki, R. Ernawati, and J. T.


pH value of red mud,” 2020. Pertambangan, “Analisis Kandungan
Logam Berat Pada Tailing Pencucian
[7] Kementrian Lingkungan Hidup, “Peraturan Mangan PT . Anugerah Nusantara
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sejahtera Di Kabupaten,” vol. 2019, no.
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2021 November, pp. 54–58, 2019.
tentang Tata cara Penerbitan Persetujuan
Teknis Surat Kelayakan Operasional [18] F. Ui, “Pencarian bakteri..., Tri Handayani,
Bidang Pengendalian pencemaran FMIPA UI, 2009,” 2009.
Lingkungan,” Kementrian Lingkung. [19] K. Kiskira et al., “Study of microbial
Hidup, 2021. cultures for the bioleaching of scandium
[8] R. D. Kisnawati and S. J. Kimia, from alumina industry by-products†,”
“Pemisahan Alumina pada Residu Bauksit Metals (Basel)., vol. 11, no. 6, pp. 1–11,
(Red Mud) yang Berasal dari Riau dengan 2021, doi: 10.3390/met11060951.
Metode Sintering Sodalime,” vol. 5, no. 2, [20] P. Krishna, A. G. Babu, and M. S. Reddy,
pp. 2337–3520, 2016. “Bacterial diversity of extremely alkaline
[9] D. Amalia and M. Aziz, “Percobaan bauxite residue site of alumina industrial
Pendahuluan Pembuatan Alumina Kualitas plant using culturable bacteria and residue
Metalurgi dari Bauksit Kalimantan Barat,” 16S rRNA gene clones,” Extremophiles,
J. Teknol. Miner. dan Batubara, vol. 7, no. vol. 18, no. 4, pp. 665–676, 2014, doi:
4, pp. 183–191, 2011. 10.1007/s00792-014-0647-8.

[10] P. Anoda, D. Rodding, and D. I. [21] Fathurrozi and F. Rezqi, “Sifat-sifat fisis
Muthawali, “Pengaruh Nilai Carbon dan mekanis tanah timbunan badan jalan
Equivalen ( CE ) Dari Cast Iron Pada kuala kapuas,” J. Poros Tek., vol. 8, no. 1,

15
ISSN: 2775 - 0655
Vol. 2, No. 1, Desember 2021
Retensi _Rekayasa Teknik Sipil

pp. 1–54, 2016.


[22] Departemen Pekerjaan Umum, “Pekerjaan
Jalan ( Site Inspector of Roads ),” 2007.
[23] H. Hardiyatmo, Mekanika Tanah 1, Ketiga.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2002.
[24] E. Bahsan, Buku Panduan Praktikum
Mekanika Tanah. 2017.
[25] M. Hasan, A. A. Faez, M. A. Moqsud, T.
W. Long, and P. B. Yu, “Geotechnical
properties of raw and processed bauxite
from Bukit Goh, Kuantan, Pahang; In
accordance with IMSBC Code,” Int. J.
GEOMATE, vol. 14, no. 42, pp. 8–13,
2018, doi: 10.21660/2018.42.7117.
[26] R. Damayanti and H. Khareunissa,
“Composition and characteristics of red
mud: A case study on Tayan bauxite
residue from alumina processing plant at
West Kalimantan,” Indones. Min. J., vol.
19, no. 3, pp. 179–190, 2017, doi:
10.30556/imj.vol19.no3.2016.660.
[27] A. R. Mohd Sam et al., “Fresh and
hardened properties of concrete containing
effective microorganisms,” IOP Conf. Ser.
Earth Environ. Sci., vol. 220, no. 1, 2019,
doi: 10.1088/1755-1315/220/1/012050.

16

Anda mungkin juga menyukai