Anda di halaman 1dari 9

SLE

Kepada Yth,
Dr. Obsgin Setempat
Anda adalah seorang dokter Obgin. Anda mendapat rujukan dari bidan Diana. Berikut isi rujukannya:

Bersama ini kami mengirim Ny. Nurbaiti, 25 tahun, dengan keluhan hamil 6 bulan dengan keluhan badan sering
lemas, demam dan menggigil, nyeri dan pegal linu pada seluruh otot dan persendian tubuh. Mohon penanganan
lebih lanjut.

Atas bantuannya, diucapkan banyak terima kasih.

Anamnesis  Pagi ibu M , saya dokter Ali yang bertugas di RS ini dan akan memberikan pertolongan
Poin 10 kepada ibu
 Riwayat perkawinan: 1 kali, lama 1 tahun
 Riwayat kehamilan sekarang: Hamil ini yang pertama
 Riwayat reproduksi : Menars 13 tahun, siklus 28 hari, lama 5 hari
 Hari pertama haid terakhir : lupa
 Riwayat penyakit dahulu dan sekarang: sejak 3 tahun yang lalu sering demam, tidak tahan
terhadap sinar matahari, sariawan, nyeri tulang belakang dan otot, serta pegal-pegal
 Pemeriksaan pada kehamilan 24 minggu sesuai usia gestasi
 Riwayat keluarga: disangkal

Pemeriksaan  kompos mentis, TB = 150 cm, BB = 46 kg
Fisik  Tensi: 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, nafas: 20 x/menit, suhu 37oC
Poin 10
 Cor/pulmo normal
 Hepar dan lien tidak teraba
 Edema anasarka tidak ada
 Ruam diskoid pada lengan (+), paha dan betis (-)
 Proteinuria (+3)
 Pemeriksaan Obstetri:
 Tinggi fundus uteri sepusat, ballotement externa (+), DJJ 148 x/m, TBJ 700 g
 Hasil USG:
 Janin tunggal hidup, intra uterin, DJJ (+), BPD 62,0 mm-24 mgg 3 hari, FL 44,0 mm-24
mgg 0 hari, plasenta corpus belakang, ketuban cukup, TBJ 689g

Diagnosa G1P0A0 hamil 24 minggu, janin tunggal hidup, intra uterin


Poin 10
Tatalaksana + 1. Membuat diagnosis kerja SLE
penunjang 2. Pemeriksaan penunjang : USG, DL, UL, serologis SLE : aCL antibodies dan LAC
Poin 40 antibodies, aPL (antiphospholipid antibodies), ANA, RFT dan LFT
3. Penatalaksanaan awal, menentukan kunjungan ulang

Pertemuan II Data Pemeriksaan Fisik & Pemeriksaan penunjang :

TD 120/80 mmHg Nadi 84/m RR 24/m Temperatur axiller 37,2o C BB 62 kg

Pemeriksaan obstetri :
TFU ½ pusat-proc. xyphideus, memanjang, terbawah kepala, DJJ 154x/mnt, TBJ 1900 g
Hasil USG : DJJ reguler
1. Ukuran biometri:
BPD : 7,1 cm, FL: 5,1 cm lingkar abdomen : 25,5 cm
2. Indek cairan amnion : 5 cm
3. Hasil KTG (Kardiotokografi : reaktif)

Hasil Laboratorium :
DL : Hb 9,7 g %, Lekosit 14.300 , Trombosit 170.000, PCV 33,5 %
UL : Protein + 2, lekosit 1-2 plp, eritrosit 1 plp
RFT : BUN 14,2 Serum Creatinin 0,7
LFT : SGOT 15 U/ml SGPT 25 U/ml serum albumin 3,2
aCL : positif tinggi LAC : positif tinggi aPL : positif sedang

1. Membuat diagnosis kehamilan dengan SLE


2. Menjelaskan secara ringkas penngaruh SLE dalam kehamilan dan pengaruh kehamilan
terhadap SLE, serta obat-obat yang diberikan
3. Menjelaskan hasil FWB
4. Pengelolaan selanjutnya :
- Menentukan jadwal ANC selanjutnya
- Merencanakan FWB
- Merencanakan eksplorasi terhadap komplikasi SLE pada kehamilan ( berupa
preeclampsia dan atau PJT) dengan cara memberikan daftar pemeriksaan
laboratorium yang harus diperiksakan sebelum ANC berikutnya

Pertemuan III Penguji : Pasien datang 2 minggu kemudian


Dok, saya tidak ada keluhan kecuali kaki bengkak.

Data yang perlu diketahui:


- tensi 150/100, nadi 88/menit
- Pemeriksaan USG ulang
- Pasien betanya : untuk apa saya dilakukan USG ulang
- Diharapkan kandidat menjawab: ada/tidak perkembangan janin

Hasil USG II : DJJ reguler


1. Ukuran biometri:
BPD : 7,2 cm, FL: 5,5 cm lingkar abdomen : 25,5 cm
2. Indek cairan amnion : 2 cm
3. Hasil KTG (Kardiotokografi : reaktif)
proteiuria (+3)
Diharapkan kandidat menjelaskan:
- Membuat diagnosis komplikasi preeklampsia
- Tidak ada perkembangan janin
- Kesimpulan: 1. PJT 2. Pada 34 minggu BPD : 8,5 cm, FL: 6,5 cm

Diharapkan kandidat mengatakan : rencanan terminasi kehamilan dengan seksio sesar


sebelum seksio sesar, masih ada waktu untuk dilakukan pematangan paru selama dua hari dengan
pemberiann deksametason atau betametason
Pasien bertanya mengapa harus dilakukan seksio sesar

Diharapkan kandidat menjawab: PJT memerlukan tindakan seksio mengingat risiko


hipoksia bila mengalami stres persalinan
Edukasi paska Isi Edukasi
tindakan  Informasi mengenai diagnosis
 rencanan terminasi kehamilan dengan seksio sesar
Poin 10  pematangan paru selama dua hari dengan pemberiann deksametason atau betametason
 Diharapkan kandidat menjawab: PJT memerlukan tindakan seksio mengingat risiko
hipoksia bila mengalami stres persalinanInform consent
Profesionalisme Perilaku profesionalisme
Point 20  Melakukan setiap tindakan berhati2 dan teliti
 Memperhatikan kenyamanan pasien
 Melakukan tindakan sesuai prioritas
 Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
 Memberikan izin secara lisan dan lengkap
APS

Kepada Yth

Dr. Ahli Kebidanan

Dengan hormat
Bersama ini kami kirimkan penderita Ny Ita, 27 tahun dengan keluhan sudah 4 kali hamil tapi kesemuanya gagal.
Mohon penanganan selanjutnya.

Hormat kami

Bidan Stavia Dexterina

Anamnesis “Selamat pagi dokter, saya Ita , mohon pertolongan dokter bagaimana agar saya dapat
Poin 10
mempunyai keturunan yang sehat karena saya sudah pernah hamil empat kali tetapi
semuanya gagal”
Perempuan 27 tahun
Riwayat perkawinan : 1x, 4 tahun
Riwayat haid : siklus teratur, dismenoroe (-), lama haid 4-5hari. HPHT : 10 hr yang lalu
Riwayat obstetric :
I. Perempuan, lahir saat usia kehamilan 7 bulan, spontan, berat 1400 gram, 3 jam
kemudian meninggal. Bayi tanpa kelainan fisik. Dilahirkan karena preeclampsia
berat
II. Hamil 8 minggu, abortus spontan
III. Hamil 7 minggu, abortus spontan
IV. Hamil 8 minggu, abortus spontan, 4 bulan yang lalu

Riwayat penyakit terdahulu : disangkal

Pemeriksaan KU : baik, TB : 157 cm, BB : 50 cm. Tanda vital dan status internus kesemuanya dalam batas
Fisik (awal) normal
Poin 10
Status ginekologik : dalam batas normal

Pemeriksaan Mampu menjelaskan temuan klinis dan mengadakan diagnosis banding


penunjang poin
 Merencanakan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis : Darah/urin rutin;
10
kimia darah lengkap; hormonal assay, TORCH; Anticardiolipin antibody; karyotiping;
ultrasonografi transvaginal
Pertemuan II Hasil pemeriksaan penunjang
( 1 minggu)
Darah dan urin, hormonal assay semua dalam batas normal. TORCH negative. IgG ACA 45
GPL, IgM ACA 32 MPL. Karyotiping pasien dan suami normal. Ultrasounografi
transvaginal : uterus dan daerah kedua adneksa normal. Panjang serviks uteri : 3,75 cm

KANDIDAT DIHARAPKAN
Menjelaskan kepada pasien bahwa kemungkinan menderita sindrom antifosfolipid (APS)
Melakukan pemeriksaan penunjang ulang untuk memastikan diagnosis (ulang pemeriksaan Ig
G & M ACA)

Note : Kriteria Diagnosis APS


Kriteria klinik :
1. Thrombosis vaskuler
Satu kali atau lebih episode thrombosis pada arteri, vena yang dibuktikan dengan
imaging, pemeriksaan doppler atau histopatologi
2. Morbiditas kehamilan
Satu kali atau lebih lebih kematian janin (>10 mgg) yang tidak diketahui sebabnya
dengan janin normal baik secara ultrasonografi atau morfologi
Satu kali atau lebih persalinan premature (<34 mgg) karena preeclampsia berat
atau insufisiensi plasenta yang berat dengan morfologi janin normal
Tiga kali atau lebih abortus spontan (<10 mgg) tanpa adanya bukti abnormalitas
anatomic maternal, kelainan hormone dan translokasi paretal yang balanced.

Kriteria laboratorium
1.Titer Ig G dan Ig M anticardiolipin antibody (ACA) dalam darah yang tinggi atau
sedang (medium), pada dua kali atau lebih pemeriksaan yang berselang waktu lebih
atau sama dengan 6 minggu dengan metode ELISA
2.Lupus anticoagulant (LA) positif dalam serum, pada dua kali atau lebih
pemeriksaan yang berselang waktu lebih atau sama dengan 6 minggu

Diagnosa Diagnosis APS harus memenuhi sekurang-kurangnya satu dari dua criteria klinik dan
Poin 10
sekurang-kurangnya satu dari dua criteria laboratorium.

Kriteria kadar Ig G/Ig M ACA :


1.Low positive : 11-19 GPL/10-19 MPL
2.Medium positive : 20-79 GPL/MPL
3.High positive : ≥ 80 GPl/MPL
Pertemuan III “Apakah saya pasti menderita APS dok?”
( 2 bulan)
6 minggu lagi kita periksa ulang IgG dan IgM ya…..

Hasil pemeriksaan ulang 6 minggu kemudian :


Ig G ACA = 49 GPL; Ig M ACA = 34 MPL

KANDIDAT DIHARAPKAN
1.Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memang menderita sindroma antifosfolipid (APS)
dan dampaknya pada proses reproduksi.
2. Merencanakan manajemen/terapi anticoagulant pra kehamilan

Note : Kriteria diagnosis APS


Penderita APS mempunyai kecenderungan untuk terjadinya tromboemboli yang berulang
dengan konsekuensinya sehingga diperlukan manajemen/terapi agar hal tersebut tidak terjadi.
Pada masa pra kehamilan umumnya diberikan low dose Aspirin (75 mg once daily) dan
kemudian diganti dengan Heparin atau LMWH saat mulai terjadinya kehamilan.

Pertemuan IV “Saya sudah terlambat haid dok, kalau saya hitung sekarang sudah 8 minggu sejak saya
( 6 bulan)
mulai haid yang terakhir. Sudah saya periksa tes kehamilan (+). Keluhan sekarang sering
mual. Bagaimana kemudian dengan pengobatannya dok?”

KANDIDAT DIHARAPKAN :
1. Memastikan kehamilan dan viabilitas janin
2. Merencanakan terapi APS dalam kehamilan dan menjelaskan tujuannya
3. Merencanakan pantauan klinis, laboratories ibu dan perkembangan kehamilan
4. Menjelaskan dampak APS terhadap kehamilan dan dampak kehamilan terhadap APS

Hasil pemeriksaan dengan ultrasonografi :


Kehamilan tunggal intrauterine. CRL 17 mm sesuai dengan usia kehamilan 8 minggu. Terlihat
fetal heart movement (+)
Note : manajemen kehamilan dengan APS

Tujuan :
1. Meningkatkan outcome ibu dan neonatal dengan mencegah terjadinya pregnancy loss,
preeclampsia, insufisiensi plasenta dan prematuritas
2. Mengurangi atau mengeliminasi risiko thrombosis maternal

Tatalaksana Pengelolaan :
Poin 40
1. Saat terdiagnosis kehamilan dengan janin hidup, mulai dilakukan terapi dengan Heparin
atau LMWH (sub kutan)
Heparin : 7500-10.000 U tiap 12 jam pada trimester I
10.000 U tiap 12 jam pada trimester II dan III
LMWH : Enoxaparin 40 mg once daily atau Dalteparin 5000 U once daily
Perhatian untuk terapi Heparin : perdarahan, trombositopenia, osteopenia dan osteoporosis

2.Kunjungan prenatal tiap 2-4 minggu sampai usia kehamilan 20-24 minggu kemudian tiap
minggu

3.Ultrasonografi obstetric tiap 3-4 minggu sejak usia kehamilan 17-20 minggu. Nilai
pertumbuhan janin dan volume air ketuban. Prediksi kemungkinan timbulnya preeclampsia
dengan melihat notch pada a uterine

4.Fetal surveillance test sekurang-kurangnya 1 minggu sekali mulai usia kehamilan 30-32
minggu atau lebih awal bila curiga terjadi insufisiensi plasenta

Dampak APS terhadap kehamilan


Risiko thrombosis meningkat karena terjadi hiperkoagulabilitas. Perburukan trombositopenia
bila sudah ada sebelumnya

a.
Edukasi paska 1. Hasil pemeriksaan
tindakan 2. Diagnosis
3. Dampak APS terhadap kehamilan Risiko thrombosis meningkat karena terjadi
Poin 10 hiperkoagulabilitas. Perburukan trombositopenia bila sudah ada sebelumnya di

Profesionalisme Perilaku profesionalisme


Point 20  Melakukan setiap tindakan berhati2 dan teliti
 Memperhatikan kenyamanan pasien
 Melakukan tindakan sesuai prioritas
 Menunjukkan rasa hormat kepada pasien
Memberikan izin secara lisan dan lengkap
PROLAPS : NIC :
HPP : SGH
HAMIL DENGAN PENYAKIT JANTUNG : FEL
INFERTILITAS EC PCOS : ABR
PRECANCER LESSION : SGH
USG OBSTETRI : TRI
NOK : RIC
MOLA - CHORIOCA : RIC
PEB : SPM
BOKONG : FEL
HAMIL DENGAN DM : TRI
RUPTUR PERINEUM LAMA : NIC
APS : ALI
KASUS HOLISTIK (RCT – RAPED) : TRI
SLE : ALI
FORCEPS : ABR

Anda mungkin juga menyukai