Anda di halaman 1dari 9

NOTA PEMBELAAN PRIBADI

ATAS NAMA TERDAKWA Ir. SYAHRIL JAPARIN


PADA SIDANG PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI
DI PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT
NOMOR 30/PID.SUS-TPK/2022/PN.JKT.PST

Majelis Hakim Yang Mulia,


Tim Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Tim Penasihat Hukum dan para hadirin yang saya hormati.

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Pertama-tama, saya panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menjadi sumber keteguhan dan kekuatan melalui rahmat dan karunia-Nya. Juga
bersyukur atas dukungan tiada henti dari keluarga besar dan para sahabat, khususnya
istri tercinta dan ananda tersayang yang setia mendampingi saya. Hal ini bermakna
besar bagi saya dalam berjuang mencari keadilan dengan tetap berserah diri pada
kehendak-Nya.
Terimakasih atas dukungan kolega dari berbagai kalangan, yang namanya tidak dapat
disebutkan satu per satu, diantaranya rekan-rekan alumni Salman, ITB, Minang Band
ung dan rekan-rekan dari beberapa perusahaan yang pernah saya pimpin yang terus –
menerus memberikan dukungan, kepercayaan, dan motivasi. Saya juga menyampaika
n terima kasih kepada Bapak Maqdir Ismail dan tim yang senantiasa mendampingi sa
ya selama proses persidangan.
Izinkan saya membagi nota pembelaan pribadi ini ke dalam 4 (empat) bagian.
1. MENGEMBAN AMANAH PEMERINTAH RI
Pemerintah RI dan investor beberapa kali menugaskan saya untuk menyehatkan BU
MD, BUMN dan BUMS yang sedang dalam posisi kritis, hingga akhirnya menjadi se
hat kembali yaitu PDAM Kota Pontianak, PT Thames Jaya/PT Aetra Air Jakarta, PT
Djakarta Loyd (Persero) dan PT Pelni (Persero), bahkan beberapa diantaranya
mendapat banyak penghargaan atas tata kelola yang baik, dan sayapun 2 (dua) kali
terpilih sebagai salah satu CEO terbaik negeri ini. Sebagaimana informasi detail
terlampir (Lampiran-1).
Kondisi inilah mungkin yang melatarbelakangi Pemerintah memberi kepercayaan lagi
kepada saya untuk membangun Perindo agar lebih maju. Jadi sungguh tidak terbersit
sedikitpun dibenak saya untuk mengkhianati kepercayaan yang diberikan Pemerintah
RI, apalagi melakukan tindakan koruptif sebagaimana didakwakan oleh Jaksa
Penuntut Umum dalam perkara ini.
2. AMANAH MEWUJUDKAN PERUM PERINDO SEBAGAI “TEMASE
K” PERIKANAN INDONESIA
Atas rekomendasi Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, saya diminta
menjadi Direktur Utama Perum Perikanan Indonesia (“Perum Perindo”).
Setelah menerima amanah sebagai Direktur Utama Perum Perindo pada tanggal 11 Ja
nuari 2016, saya menghadap Ibu Susi, beliau berpesan agar skala bisnis Perum Perind
o segera diperbesar menjadi TEMASEK perikanan Indonesia. TEMASEK merupakan
raksasa holding BUMN Singapura. Amanah tersebut diartikan sebagai arahan dan har
apan agar Perum Perindo dikelola layaknya sebuah korporasi yang bisa bergerak cepa
t menangkap berbagai peluang bisnis perikanan yang terbuka lebar.
Pada awal masa jabatan saya di tahun 2016 pendapatan Perum Perindo adalah sebesar
Rp 223.000.000.000 (dua ratus dua puluh tiga milyar Rupiah). Sesuai Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui Menteri BUMN, pada tahun 2017
pendapatan Perum Perindo ditargetkan meningkat 5 (lima) kali lipat lebih (setara den
gan peningkatan sebesar 513%) yaitu senilai Rp 1.145.000.000.000 (satu triliun serat
us empat puluh lima milyar Rupiah).

1
Alhamdulillah, sekalipun belum berhasil mencapai 5 (lima) kali lipat target yang diha
rapkan, nyatanya Perum Perindo berhasil membukukan pendapatan sebesar hampir 3
kali lipat (setara dengan peningkatan sebesar 270%), yaitu senilai Rp 603.000.000.00
0 (enam ratus tiga milyar Rupiah). Patut untuk diketahui bahwa pada umumnya kenai
kan pendapatan tahunan sebuah perusahaan hanya berkisar antara 30% (tiga puluh per
sen) hingga 50% (lima puluh persen) dari pendapatan tahun sebelumnya.
Allah Yang Maha Kuasa ternyata berkehendak lain, berbagai rencana dan upaya mew
ujudkan Perum Perindo sebagai Temasek Perikanan Indonesia harus terhenti pada tan
ggal 11 Desember 2017 sesuai pemberhentian saya oleh Menteri BUMN.
Tidak lama setelahnya, saya diminta Ibu Susi Pudijiastuti untuk membantu beliau me
mimpin usahanya di bidang angkutan udara, yakni Susi Air yang melayani angkutan
perintis, charter dan private jet.
Di akhir tahun 2019 saya diminta oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian m
enjadi Deputi Bidang Pengusahaan BP Batam yang diamanahi membina pengelolaan
layanan umum mulai dari bandar udara, pelabuhan laut, rumah sakit, air minum dan b
erbagai aset lainnya. Alhamdulillah, melalui perbaikan skema bisnis dan implementas
i GCG, saya dapat menjalankan amanah dengan baik di BP Batam. Salah satu
hasilnya berupa peningkatan pendapatan BP Batam dari sektor air minum menjadi 10
(sepuluh) kali lebih besar yaitu Rp 240.000.000.000 (dua ratus empat puluh milyar)
selama tahun 2021, dari sebelumnya hanya Rp 24.000.000.000 (dua puluh empat
milyar) pertahun.
3. SYAHRIL JAPARIN BUKANLAH KORUPTOR (DAHULU, HARI INI,
DAN AKAN DATANG)
Majelis Hakim Yang Mulia,
Tim Jaksa Penuntut Umum yang terhormat,
Tim Penasihat Hukum dan para hadirin yang saya hormati.
Dalam menjalankan amanah Pemerintah RI saya memiliki prinsip bahwa kepentinga
n negara atau perusahaan diatas kepentingan pribadi.
Saya sangat hati-hati menjaga prinsip GCG (Good Corporate Governance) dalam me
mimpin perusahaan, bekerja sesuai Tugas pokok dan fungsi sesuai Anggaran Dasar P
erum Perindo, dan tidak mencampuri urusan direktorat operasi dan direktorat lainnya.
Kegiatan perusahaan saya awasi ketat melalui rapat koordinasi setiap minggu yang sa
ya pimpin sendiri, dihadiri seluruh Direksi dan jajaran pimpinan setingkat dibawah di
reksi untuk mengevaluasi progress pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan
(RKAP), mereview kondisi keuangan (pendapatan, kas dan termasuk piutang, dll.), da
n mengkoordinasikan penyelesaian masalah.
Sebagaimana telah dikonfirmasi oleh berbagai saksi dalam persidangan, baik saksi da
ri internal Perum Perindo maupun saksi dari mitra kerjasama, saya selalu menjaga unt
uk tidak berhubungan langsung dengan para mitra/rekanan bisnis perusahaan, saya ju
ga mencontohkan secara langsung kepada para Direksi dan karyawan untuk tidak me
nerima pemberian dari mitra atau rekanan dalam bentuk apapun apalagi memintanya.
Dalam forum persidangan yang terhormat ini, saya sampaikan kepada semua pihak ya
ng telah mempercayakan pengelolaan usahanya di tangan saya, secara khusus kepada
Menteri Badan Usaha Milik Negara dan Menteri Kelautan Perikanan yang pernah me
mpercayakan kepemimpinan Perum Perindo pada saya, bahwa tuduhan ini tidak bena
r dan tidak berdasar.
Izinkan saya menyampaikan secara terang dalam persidangan ini fakta dalam surat da
kwaan dimana saya didakwa memperkaya orang lain. Namun, tidak ada tuduhan y
ang menyatakan saya telah memperkaya diri sendiri, baik dalam surat dakwaan
maupun fakta persidangan. Sulit sekali memahami mengapa saya harus memperka
ya orang lain, padahal tidak ada imbal baliknya kepada saya! Sekiranya itu terjadi seb
agai akibat dari ketidaktahuan saya, anggaplah demikian, apakah ketidaktahuan bernil
ai sama dengan kesengajaan atau itikad buruk?.

2
Saya bukanlah koruptor. Dengan segala hormat kepada majelis hakim yang mulia,
pernyataan lugas itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk mendahului kewenangan
majelis, justru pernyataan tersebut dihaturkan untuk meyakinkan majelis tentang nilai
diri saya. Dihadapan Allah dan manusia, saya menyatakan diri bukanlah koruptor. Te
ringat kembali rangkaian proses pembuktian, rasa haru bergetar saat banyak saksi, ya
ng justru dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum, mempersaksikan dan mau mengurai
kan bagaimana implementasi anti korupsi yang saya selalu aktualisasikan dimanapun
saya dipercaya untuk memimpin.
4. PERTANGGUNGJAWABAN SAYA SELAKU DIREKTUR UTAMA P
ERUM PERINDO PERIODE 2016 – 2017
Saya menjabat sebagai Direktur Utama Perum Perindo sejak tanggal 11 Januari 2016
hingga 11 Desember 2017. Rentang masa jabatan tersebut menjadi krusial untuk mem
benarkan atau mempersalahkan saya, khususnya atas dakwaan Jaksa Penuntut Umum
terhadap operasional Perum Perindo dalam rentang waktu 2016 – 2019.
Saya menolak seluruh isi dakwaan berdasarkan fakta-fakta persidangan dengan uraian
sebagai berikut:
4.1. Penerbitan dan Penggunaan Medium Term Notes (MTN)

a. Latar belakang
Pasal 1 ayat (4) UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN mengamanatkan Perum u
ntuk mengejar keuntungan dengan tetap menerapkan GCG. Mohon kiranya kata “men
gejar” dipahami sebagai sebuah kalimat aktif yang bernada perintah. Salah satu imple
mentasinya adalah target pendapatan tahun 2017 yang meningkat 5 (lima) kali lipat
lebih dibanding pencapaian tahun 2016.

Upaya mengejar target pendapatan tahun 2017 senilai Rp 1.145.000.000.000 (satu tril
iun seratus empat puluh lima milyar Rupiah) bukan hal yang mudah. Ini persoalan am
anat yang memerlukan daya upaya maksimal dan tidak mungkin hanya mengandalka
n cara kerja dan skema pembiayaan yang biasa-biasa saja.
Direksi memutuskan menerima dan menyetujui usulan divisi SIMO (Strategic Initiati
ve Management Office) Perum Perindo untuk menjajaki dukungan pendanaan modal
kerja dan/ atau investasi dari pinjaman profesional melalui penerbitan MTN.

Mendapatkan dana MTN merupakan salah satu tolak ukur pengakuan dunia usaha ata
s profesionalisme pengelolaan perusahaan beserta prospek perkembangannya, karena
sebelum investor setuju berinvestasi melalui MTN yang kami terbitkan, terlebih dahul
u mereka melakukan asessment atas kemampuan perusahaan penerbit dalam membay
ar kembali termasuk profesionalisme pengelolaan perusahaan untuk memastikan kea
manan dalam berinvestasi. Tentunya investor akan menarik diri apabila mengetahui a
danya niat jahat atas penerbitan MTN tersebut.

b. Tidak ada pelanggaran terhadap prinsip GCG atas penerbitan MTN


Kami sangat berhati-hati terhadap penerbitan MTN yang dapat dibuktikan dengan: pe
mbentukan tim penerbitan MTN yang mewakili semua fungsi terkait (administrasi, h
ukum, teknis dan keuangan); penunjukan seorang konsultan yang telah memiliki bany
ak pengalaman dan teruji dalam pasar modal, termasuk penerbitan MTN, yaitu DR. L
alu Syahril Majdi, sebagai pendamping tim penerbit MTN; mitigasi risiko melalui pel
aksanaan legal due dilligence/ LDD (uji tuntas dari aspek hukum) yang dilakukan ole
h konsultan hukum independen, yaitu Marsinih Martoatmodjo Iskandar Law Office
(MMIK); dan adanya pendapat hukum yang disajikan oleh MMIK sebagai kesimpula
n atas LDD (Lampiran-2) termasuk diantaranya telaah peraturan perundang-undangan,
baik yang berlaku umum maupun khusus di internal Perum Perindo selaku penerbit
MTN, termasuk persetujuan yang relevan.

3
Baik Tim Penerbitan MTN, surat persetujuan penerbitan MTN dari Dewan Pengawas
(Lampiran-3), maupun hasil Legal Due Diligent konsultan hukum tidak merekomend
asikan perlunya ijin Menteri untuk penerbitan MTN. Sehingga, berdasar hal tersebut,
kami direksi Perum Perindo menerbitkan MTN seri A, dimana sesuai keputusan rapat
direksi tanggal 21 Juli 2017 (Lampiran-4), saya sebagai Direktur Utama diminta mew
akili Direksi untuk menanda tangani seluruh dokumen yang diperlukan untuk penerbi
tan MTN tersebut.

Seluruh uraian di atas merupakan bukti dimana kami telah menerapkan Tata Kelola P
erusahaan yang Baik (GCG) sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri BU
MN Nomor PER-01/MBU/2011 tertanggal 1 Agustus 2011 sebagaimana diubah den
gan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2012 tertanggal 6 Juli 2012
(selanjutnya disebut “Permen BUMN tentang GCG”).

c. Tidak ada pelanggaran terhadap hukum dan peraturan perundang-undang


an atas penerbitan MTN
Saya hanya mengutip pendapat ahli, baik yang dihadirkan oleh JPU maupun saya sen
diri, dengan uraian sebagai berikut:
Prof. DR. Nindyo Pramono, S.H., M.H, ahli JPU, yang menegaskan Surat Menteri Ba
dan Usaha Milik Negara (Lampiran-5) Nomor S-385/MBU/06/2018 tentang Persetuju
an Laporan Tahunan dan Pengesahan Laporan Keuangan Perum Perindo per 6 Juni 2
018 (“Persetujuan Menteri BUMN atas Laporan 2017”) sebagai ratifikasi atas pene
rbitan dan penggunaan MTN selama tahun 2017, sehingga tindakan direksi menja
di “sah”;

DR. Teuku Syahrul Ansari, ahli yang dihadirkan terdakwa, juga menyatakan ratifikasi
atas penerbitan MTN dan penggunaannya di tahun 2017 telah dilakukan melalui Pers
etujuan Menteri BUMN atas Laporan 2017. Selain itu, pada tahun 2017, belum ada p
eraturan perundang-undangan yang mengatur secara spesiifik perihal penerbitan M
TN.

d. Tidak ada pelanggaran terhadap hukum dan peraturan perundang-undang


an atas penggunaan MTN
Penggunaan dana MTN telah dilakukan sesuai dengan Pasal 2.2 perjanjian penerbitan
MTN yang menyebutkan: “Penerbit setuju, bahwa jumlah-jumlah uang yang diterima
oleh Penerbit sehubungan dengan diterbitkannya MTN, untuk modal kerja dan/atau in
vestasi guna mengembangkan usaha Penerbit khususnya di bidang perikanan tangkap
sesuai peraturan pemerintah dan hukum yang berlaku".
Dengan demikian dana MTN dapat digunakan untuk modal kerja dan/ atau investasi g
una pengembangan usaha penerbit (Perum Perindo) yang tentu saja berarti dapat digu
nakan bagi seluruh usaha, baik bidang perikanan tangkap maupun perdagangan dan la
innya.
Sampai berakhirnya masa jabatan pada tanggal 11 Desember 2017, saya telah menya
mpaikan Laporan Penggunaan Dana MTN (Lampiran-6) untuk berbagai kegiatan usa
ha Perum Perindo termasuk bidang perikanan tangkap kepada Agen Pemantau (PT B
ank CIMB Niaga, Tbk) selaku pihak yang bertanggungjawab untuk memantau pelaks
anaan kewajiban-kewajiban Penerbit berdasarkan Perjanjian Penerbitan MTN dan ber
tindak untuk mewakili kepentingan dan selaku kuasa dari seluruh Pemegang MTN. A
gen Pemantau, tidak pernah menyampaikan komplain/ keberatan atas pelaksanaa
n kewajiban Penerbit MTN. Demikian pula para pemegang MTN yang juga tidak per
nah menyampaikan komplain/ keberatan terhadap pelaksanaan kewajiban Perum Peri
ndo sebagai Penerbit MTN.

4
Kami telah melaporkan secara resmi mengenai penerbitan dan penggunaan MTN ini
kepada Menteri BUMN saat mengajukan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RK
AP) tahun 2018 melalui Surat (Lampiran-7) No. S-1025/Dir.A/X/2017 tanggal 31 Ok
tober 2017 yang terlebih dahulu sudah disetujui dan ditandatangani Dewan Pengawas.
RKAP 2018 itupun sudah disetujui Menteri BUMN melalui Surat (Lampiran-8) Nom
or S-58/MBU/01/2018 tanggal 22 Januari 2018.
Secara khusus Menteri BUMN selaku pemegang saham telah memberikan persetuj
uan atas Penerbitan MTN termasuk penggunaannya selama tahun buku 2017 mela
lui Surat Menteri BUMN No. S-385/MBU/06/2018 tertanggal 6 Juni 2018 yang sekal
igus juga memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (Voll
edig Acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan pengawas atas tindakan pengur
usan dan pengawasan perusahaan yang telah dilakukan selama tahun buku 2017.
4.2. Kerjasama dengan Pihak Ketiga

a. Latar belakang
Untuk menjadikan Perum Perindo sebagai Temasek Perikanan Indonesia tentunya ha
nya akan menjadi angan-angan semata apabila tidak ditindaklanjuti dengan langkah-l
angkah konkrit dan inovatif serta terukur. Menyadari adanya kekurangan Perum Perin
do, khususnya dari sisi ekspor yang belum pernah dilakukan sebelumnya, saya dan se
luruh Direksi lainnya memandang penting untuk mencari solusi yang relevan namun
cepat dan tepat.

Berdasarkan informasi yang diusulkan oleh konsultan pengembangan usaha, PT Kem


ilau Bintang Timur (KBT) menjadi salah satu perusahaan yang direkomendasikan unt
uk dapat bekerjasama dengan Perum Perindo, khususnya saat akan melakukan penetr
asi ke pasar internasional.

b. Implementasi
Dalam menyusun kerjasama dengan para mitra, tdak ada sama sekali proses yang ber
diri sendiri untuk kepentingan sendiri melalui suatu permufakatan jahat. Segala sesuat
unya selama saya menjabat selaku Direktur Utama, termasuk kerjasama dengan KBT,
dilakukan secara transparan dan hati-hati sesuai dengan tupoksi masing-masing Direk
si demi terwujudnya tata kelola perusahaan yang baik.
Izinkan saya menyampaikan fakta pendukung sebagai berikut:
Lalam Sarlam, terdakwa yang dalam agenda pemeriksaan sebagai saksi mahkota, me
njelaskan dalam kapasitasnya selaku Direktur Utama KBT di tahun 2016, yang
pertama kali menghubunginya untuk datang ke kantor Perum Perindo adalah Dendi A
nggi Gumilang selaku Direktur Operasional Perum Perindo. Pertemuan tersebut ditin
daklanjuti dengan kunjungan oleh tim Perum Perindo ke pabrik KBT di Makassar, ya
ng diantaranya dihadiri oleh Dendi Anggi Gumilang, Iwan Pahlevi dan lainnya. Dala
m kunjungan tersebut, Tim Perindo mengecek fasilitas dan kemampuan produksi, su
mber daya manusia (SDM), sertifikasi untuk ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa, p
urchase order ekspor dan company profile KBT. Selanjutnya, Perum Perindo (diwaki
li Dendi Anggi Gumilang) mengundang KBT (diwakili Lalam Sarlam) untuk rapat sa
mbil makan siang di Jakarta yang akhirnya menyepakati kerjasama antara kedua bela
h pihak.
Kesaksian Lalam Sarlam tersebut diperkuat oleh keterangan Kuncoro Hariadi dalam
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tanggal 2 November 2021 poin (12), yang menyata
kan ikut survey ke pabrik KBT dan ikut hadir dalam rapat yang menyepakati kerjasa
ma dengan KBT. Sekalipun sejak awal Jaksa Penuntut Umum/JPU mengagendakan k
ehadiran Kuncoro Hariadi, namun saksi tidak kunjung dihadirkan, walau kami telah
menyampaikan permohonan kepada majelis hakim untuk menghadirkan Kuncoro Har
iadi sebagai saksi. Namun sayangnya ditolak oleh JPU.

5
Berkaitan dengan proses persetujuan kerjasama, baik oleh Dewan Pengawas maupun
Menteri BUMN. Selama persidangan, dengan hormat saya sampaikan, justru JPU yan
g tidak mampu melekatkan dasar hukum yang jelas atas aturan mana yang mewajibka
n adanya persetujuan tersebut.
Saya menghimbau dan berusaha mengetuk pintu hati semua pihak yang terlibat dalam
persidangan ini untuk menyatakan ya diatas ya dan tidak diatas tidak.
Pasal 30 ayat (1) huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2013 tentang Angga
ran Dasar Perum Perindo ("PP 9/2013”) menyatakan bahwa Direksi memerlukan ijin
tertulis dari Dewan Pengawas jika mengadakan kerjasama dengan badan usaha atau p
ihak lain dengan nilai dan jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh Menteri. Namu
n, sebagaimana dinyatakan oleh saksi Aryo Dewandanu dan saksi a decharge Randy
Rizki, bahwa sampai tahun 2017 belum ada Ketetapan Menteri terkait.
Apakah kita mau tetap bersikukuh pada pokoknya wajib ada persetujuan tanpa mau ta
hu pada saat itu memang belum ada ketetapan menteri dimaksud?.
Kalaupun memang itu yang ingin diimplementasikan, saya sampaikan bahwa kerjasa
ma dengan KBT telah dilaporkan sebagai suatu langkah maju perusahaan oleh Dewa
n Pengawas kepada Menteri BUMN melalui suratnya nomor S-34/DP/V/2017 tanggal
31 Mei 2017 (Lampiran-9). Dan, sampai akhir masa jabatan saya baik Dewan Penga
was apalagi Menteri BUMN tidak pernah memberi teguran atas kerjasama tersebut.
Lalu masihkah ini relevan dinyatakan tidak sesuai prosedur? Tidak ada persetu
juan?
c. Tidak ada hubungan sebab akibat antara penandatangan perjanjian denga
n pengelolaan
Perjanjian Kerjasama dengan PT Kemilau Bintang Timur memang saya yang
menanda tanganinya, sedangkan Perjanjian Kerjasama dengan PT Global Prima
Sentosa ditanda tangani oleh Sdr Risyanto Suanda sebagai Direktur Operasi, dimana
hal ini sesuai dengan Anggaran Dasar Perum Perindo PP 09/2013 pasal 33 ayat (1).

Namun, sebagaimana dinyatakan Sdr Risyanto Suanda dalam kesaksiannya, bahwa


pelaksanaan kerjasama dimaksud dalam kegiatan usaha Perindo tetap berada dalam
kendali Direktur Operasi.

4.3. Tunggakan Tagihan Kepada Mitra

a. Latar belakang
Surat dakwaan halaman 5 menyatakan saya telah melakukan tindakan yang merugika
n keuangan negara sejumlah Rp 121.481.025.580 (seratus dua puluh satu milyar emp
at ratus delapan puluh satu juta dua puluh lima ribu lima ratus delapan puluh Rupiah)
dan USD 279.891,50 (dua ratus tujuh puluh sembilan ribu delapan ratus sembilan pul
uh satu koma lima puluh Dollar Amerika Serikat) sesuai Laporan Hasil Pemeriksaan
Investigatif Dalam Rangka Penghitungan Keuangan Negara atas Kegiatan Pengelol
aan Keuangan dan Usaha Tahun 2016 s.d. 2019 pada PERUM Perikanan Indonesia
dan Instansi Terkait Lainnya nomor 04/LHP/XXI/02/2022 tanggal 7 Februari 2022 (s
elanjutnya disebut, “LHP Audit Investigatif BPK 2022”).

Patut diulangi dalam persidangan yang terhormat ini, saksi ahli Badan Pemeriksa Keu
angan (BPK) sendiri, yaitu Putu Wirya Nagiantha, menyatakan metodologi yang digu
nakan dalam audit investigasi tidak dapat membuktikan berapa kerugian negara sela
ma saya menjabat dan apa jenis kerugian yang dilakukan.

Namun, sesuai kesaksian mantan Dewan Pengawas: Sjarief Widjaya, Arif Satria, dan
mantan Direksi: M. Taufik, Farida Mokodompit, Fatah Setiawan Topobroto, juga
Vice President Keuangan: Aslam Basir, serta Tim Penagihan hutang: Yusnita Hafnur

6
dan Arieyanti Hapsari, semua menyatakan tidak ada tunggakan tagihan Perum
Perindo kepada mitra sampai akhir masa jabatan saya pada tanggal 11 Desember
2017. Tunggakan tagihan baru terjadi di tahun 2018.

b. Implementasi
Sesuai fakta persidangan bahwa Saksi Ahli BPK/Sdr Putu Wirya Nagiantha mengkon
firmasi basis data yang digunakan dalam LHP Audit Investigatif BPK 2022, sama
persis dengan data Laporan Hasil Pemeriksaan Kepatuhan oleh BPK atas Pengelola
an Pendapatan, Biaya dan Investasi Tahun Buku 2017, 2018 dan 2019 (s.d. TW. III)
pada Perum Perindo nomor 39/AUDITAMA VII/PDTT/08/2020 tanggal 31 Agustus
2020 (selanjutnya disebut “LHP Audit Kepatuhan BPK 2020”) (Lampiran-10).
Berikut saya uraikan data tunggakan tagihan kepada mitra yang didakwakan:

NO. MITRA PERUM PERIND PERBUATAN & TEMPUS KESIMPULAN


O
1. KBT LHP Audit Kepatuhan BPK 2020: Tidak ada tagihan Perum
Sesuai halaman 31 surat da (a) Sesuai tabel 3.15 pada halaman 65 Perindo yang belum dibay
kwaan, tagihan yang belu dan lampiran 6.3: piutang sebesar Rp ar oleh PT KBT hingga a
m dibayarkan PT KBT kep 1.969.156.095. Terjadi antara 29 Ja khir masa jabatan saya.
ada Perum Perindo senilai nuari 2018 sampai dengan 19 Febru
Rp 40.171.720.580 dan US ari 2018.
D 279,891.5 yang terdiri d
ari: (b) Sesuai tabel 3.15 pada halaman 65
(a) Piutang lokal Rp 1.969. dan Lampiran 6.1: piutang sebesar Rp
156.095 18.138.763.914. Terjadi antara 15
April 2018 sampai dengan 2 Januar
(b) Piutang penjualan ke E i 2019.
ropa Rp18.138.763.914
(c) Sesuai tabel 3.15 pada halaman 65
(c) Persediaan Perum Peri
ndo Rp 20.063.800.571 dan Lampiran 6.1: persediaan sebesar
Rp 20.063.800.571. Terjadi antara 1
(d) Piutang penjualan ke U 6 Januari 2018 sampai dengan 02 Ja
SA USD 279,891.5 nuari 2019.

Sesuai tabel 3.15 pada halaman 65 da


n Lampiran 6.2: piutang sebesar USD
279.891,5. Terjadi antara 25 Maret
2018 sampai dengan 25 Mei 2018.

2. GPS LHP Audit Kepatuhan BPK 2020: Tidak ada tagihan Perum
Sesuai halaman 37 surat da Sesuai tabel 3.17 pada halaman 73 da Perindo yang belum dibay
kwaan, tagihan yang belu n Lampiran 7.2: Tagihan yang belum ar oleh PT GPS hingga ak
m dibayarkan kepada Peru dibayar sebesar Rp 62.014.205.00. hir masa jabatan saya.
m Perindo senilai Rp 62.01 Terjadi antara 28 Februari 2018
4.205.000 sampai dengan 30 Maret 2018.

3. Irwan Gozali/Pramudji LHP Audit Kepatuhan BPK 2020: Tidak ada tagihan Perum
Chandra Sesuai tabel 3.19 pada halaman 83 da Perindo yang belum dibay
Sesuai halaman 43 surat da n 84 dan Lampiran 8: Tagihan yang ar oleh Irwan Gozali/
kwaan, tagihan yang belu belum dibayarkan sebesar Rp Pramudji Chandra hingga
m dibayarkan kepada Peru 17.697.600.000. Terjadi antara 30 akhir masa jabatan saya.
m Perindo senilai Rp 17.69 April 2018 sampai dengan 21 Septe
7.600.000 mber 2018.

7
NO. MITRA PERUM PERIND PERBUATAN & TEMPUS KESIMPULAN
O
4. Renyta Purwaningrum LHP Audit Kepatuhan BPK 2020 Tidak ada tagihan Perum
Sesuai halaman 49 surat da sesuai Lampiran 9.1: Tagihan yang Perindo yang belum
kwaan, tagihan yang belu belum dibayarkan sebesar Rp dibayar oleh Renyta
m dibayarkan kepada Peru 1.597.500.000. Terjadi antara 22 Purwaningrum hingga
m Perindo senilai Rp 1.59 Desember 2017 sampai dengan 4 akhir masa jabatan saya.
7.500.000 Januari 2018.
Sesuai keterangan Ahli BPK, yaitu Putu Wirya Nagiantha dalam BAP tertanggal 11 F
ebruari 2022 poin 19 dinyatakan bahwa: "Metode penghitungan kerugian negara dilak
ukan dengan cara menghitung nilai tunggakan tagihan pembayaran Perum Perindo ke
pada tujuh mitra yang belum dibayarkan, yaitu pada KBT, GPS, PPM, Pramudji Chan
dra, Renyta Purwaningrum, CV TBT, dan CV TAB.
Dengan demikian, jelaslah bahwa berdasar uraian data LHP Audit Kepatuhan BPK 2
020 tersebut diatas tidak terdapat tunggakan tagihan Perum Perindo kepada para
mitra: KBT, GPS, Pramudji Chandra dan Renyta Purwaningrum dalam rentang w
aktu masa jabatan saya mulai dari 11 Januari 2016 sampai dengan 11 Desember 2
017.
Mohon ijin Yang Mulia, mengenai masalah ini saya tutup dengan mengutip
pernyataan saksi Ahli, Prof. DR. Nindyo Pramono, SH, MS., bahwa: "Direksi bertang
gung jawab sampai akhir masa jabatannya, setelah diganti orang lain, maka apa yang
dilakukan orang lain itu tanggung jawab orang lain itu dan bukan tanggung jawab di
a".

PENUTUP
Majelis Hakim Yang Mulia,
Mohon izin dengan hormat, saya bermaksud mengingatkan percakapan kita sesaat set
elah Yang Mulia Ketua Majelis Hakim membacakan putusan sela. Ketika itu, saya m
emohon agar kami diberikan salinan hasil audit investigasi BPK yang dijadikan dasar
oleh Jaksa Penuntut Umum menyusun dakwaan agar dapat kami pelajari. Saya ingat s
ekali perkataan Yang Mulia dimana bila terbukti tidak ada piutang macet dalam perio
de kepemimpinan saya, maka saya akan dibebaskan dan dipulihkan hak-haknya.
Majelis Hakim Yang Mulia,
Kecintaan terhadap merah putih saya ujudkan dengan tidak mengambil keuntungan
pribadi dan mengutamakan kepentingan negara pada BUMN/BUMD yang saya
pimpin diatas kepentingan pribadi, sehingga keluargapun terpaksa ikut merasakan
penderitaan ketika saya tidak menerima gaji selama 16 (enam belas) bulan, bahkan
sampai harus menjual rumah untuk bertahan hidup, saat ditugaskan pemerintah
menghidupkan kembali BUMN pelayaran PT Djakarta Lloyd (Persero).
Wajar saja, jika akhirnya, dengan situasi dimana saya didudukkan sebagai pesakitan
saat ini, membuat luka yang sangat dalam bagi istri, anak-anak, dan keluarga besar
kami, yang tidak hanya menyematkan kebanggaannya, namun juga menjadikan saya
sebagai tumpuan penghidupan keluarga.
Saya tetap berupaya meyakinkan keluarga agar tabah dan berdoa karena saya yakin
majelis hakim yang mulia diberkahi dengan hikmat dan kebijaksanaan, dapat melihat
seluruh rangkaian permasalahan ini secara jernih, sehingga memiliki empati yang
objektif atas apa yang saya uraikan. Saya sangat yakin majelis hakim yang mulia
dapat merasakan secara objektif bagaimana sekiranya kejadian yang saya alami
menimpa siapapun yang ada dalam lingkup terdekat.
Terakhir, saya bersama keluarga dan kaum kerabat hanya dapat berserah diri kepada
Allah SWT, berdoa dan memohon semoga Allah bukakan pintu hati majelis hakim ya
ng mulia menerima kebenaran yang kami dan penasehat hukum kami sampaikan dan

8
kebenaran hakiki dari fakta persidangan ini, sehingga dapat memutus dengan seadil-a
dilnya dan membebaskan saya dari segala dakwaan dan tuntutan.
Semoga majelis hakim yang mulia berkenan mendengar jeritan hati kami dan mengab
ulkan permohonan ini.
Mohon ijin saya tutup pembelaan ini dengan sebuah doa dari surat Al Mumtahanah a
yat 5:
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-o
rang kafir. Dan ampunilah kami, Ya Tuhan kami. Sesungguhnya E ngkau Mahap
erkasa, Mahabijaksana.
Jakarta, Agustus 2022

Syahril Japarin

Anda mungkin juga menyukai