Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS MANDIRI ( LTM )

Nama : IIS WULANDA


Nim : 2204411063
Kelas : BS 2A
Matkul : pancasila
Dosen pengampu : Muhammad Yusuf, S.Pd, M.Si

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY TERBUKA DAN

PERAN DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY NEGARA

1. Pancasila sebagai ideology terbuka


Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara etimologis,
artinya ilmu tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian
dasar (Kaelan: 2013:60-61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan atas pendapat yang memberikan arah dan
tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir
seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang
merupakan satu program sosial politik. Dalam pengertian tersebut, kita menangkap
beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan, cara
berpikir, program, sosial dan politik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia : 2008 : 517).
Keterbukaan ideolog bukan saja merupakan suatu penegasan kembali dari
pola pikir yang dinamis dari para pendiri negara kita dalam tahun 1945, tetap juga
merupakan suatu kebutuhan konseptual dalam dunia modern yang berubah dengan
cepat. Dengan menegaskan Pancasila sebagai ideologi yang terbuka, di satu pihak kita
diharuskan mempertajam kesadaran akan nilai-nilai dasarnya yang bersifat abadi,
di lain pihak didorong untuk mengembangkannya secara kreatif dan dinamis
untuk menjawab kebutuhan zaman. (ARIE 2018, 166)
Ciri khas ideologi terbuka ialah bahwa nilai-nilai dan cita-citanya tidak
dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakatnya sendiri. Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan
oleh negara, melainkan ditemukan dalam masyarakatnya sendiri. Oleh sebab itu,
ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat dan masyarakat dapat menemukan
dirinya di dalamnya. Ideologi terbuka bukan hanya dapat dibenarkan melainkan
dibutuhkan. Nilai-nilai dasar menurut pandangan negara modern bahwa negara
modern hidup dari nilai-nilai dan sikap-sikap dasarnya. (Agus 2016, 230).
Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar yang
bersifat tetap dan tidak berubah sehingga tidak langsung bersifat opersional, oleh
karena itu setiap kali harus dieksplisitkan. Eksplisitasi dilakukan dengan
menghadapkannya pada berbagai masalah yang selalu silih berganti melalui refleksi
yang rasional sehingga terungkap makna operasionalnya. Dengan demikian
penjabaran ideologi dilaksanakan dengan interprestasi yang kritis dan rasional
(Soeryanto:1991: 59). Sebagai suatu contoh keterbukaan ideologi Pancasila antara
lain dalam kaitannya dengan kebebasan berserikat berkumpul sekarang terdapat 48
partai politik, dalam kaitan dengan ekonomi (misalnya ekonomi kerakyatan),
demikian pula dalam kaitannya dengan pendidikan, hukum, kebudayaan, iptek,
hankam dan bidang lainnya.
Masyarakat kita dewasa ini telah menerima pandangan bahwa pancasila
merupakan ideology terbuka. Proses penerimaan ini tidaklah mudah. Seperti juga hal
nya dengan setiap gagasan baru, masyarakat kita mula-mula menanggapinya dengan
hati-hati. Ada kekhawatiran dalam keterbukaan itu berarti diterimanya seluruh nilai
apapun, termasuk yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar pancasila itu. Hal ini
membawa kita kepada masalah berikutnya, yaitu apakah implikasi dari penerimaan
pancasila sebagai ideology terbuka itu, menurut penulis, ada dampak nya baik pada
nilai dasar, nilai instrumental maupun pada praksis penyelenggara negara, sebagai
berikut:
- Pendalaman nilai nilai dasar pancasila
- Pengembangan gagasan, doktrin , kebijakan strategi hukum nasional
- Mempersiapkan dan membawa kebiasaan masyarakat untuk setia
kepada nilai-nilai moral serta norma hukum. (Arie Supriyatno:2019:167)

2. PERAN DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY NEGARA


Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia bukanlah hasil dari
olah fikir perseorangan yang kemudian dinobatkan menjadi sebuah ideologi.
Soekarno mengatakan bahwa Pancasila digali dari bumi pertiwi, dan bumi Indonesia
sendiri, artinya bahwa Pancasila berisi nilai-nilai, moral dan budaya bangsa Indonesia
yang sudah ada sejak bangsa Indonesia ada dan bukan ideologi yang dipaksakan dari
luar. Nilai-nilai itu pun tidak serta merta diberlakukan begitu saja, tetapi melalui
sebuah proses panjang yang terbuka dan demokratis yang pada akhirnya perbedaan-
perbedaan yang ada dapat dikompromikan dalam sebuah kesepakatan bersama. Ini
berarti sebagai ideologi, Pancasila tidak bersifat tertutup melainkan menempatkan diri
sebagai ideologi terbuka. (husein 2016, 33)
Pentingnya Pancasila sebagai ideologi Negara adalah untuk memperlihatkan
peran ideologi sebagai penuntun moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
sehingga ancaman-ancaman yang datang untuk negeri ini dapat dicegah dengan cepat.
Sebab Pancasila merupakakan Ideologi yang terbuka bagi seluruh perkembangan
zaman. Sehigga apapun yang terjadi dalam perkembangan zaman harus sesuai dengan
kaedah-kaedah yang berlaku atas dasar Pancasila. Syafruddin Amir, dalam
penelitiannya yang berjudul Pancasila as Integration Philosophy of Education and
National Character menyatakan bahwa Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus
menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan yang
konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai media akulturasi dari bermacam-
macam pemikiran mengenai agama, pendidikan, budaya, politik, social, dan bahkan
ekonomi. (Amir,2017,69)
Peran pancasila sangat penting pada era globalisasi saat ini. Pancasila sebagai
dasar negara, juga sebagai dasar nilai-nilai kehidupan bermasyarakat dan bernegara
yang menjadi pondasi dalam menjalankan hidup. Dengan berlandaskan pancasila
diharapkan mampu menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai dan moral
yang terkandung dalam pancasil. (aulia 2022, 198)
Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi
sejauh ini adalah berkembangnya berbagai paham yang kurang sesuai dengan nilai-
nilai ideologi Pancasila. Kondisi seperti itu menghasilkan adanya dialektik dan
terjadinya tarik-menarik nilai di dalam diri warga negara. Warga negara di dalam
memfilter berbagai nilai tersebut dipengaruhi oleh faktor yang ada di dalam dirinya,
meliputi pemahaman dan kesadaran terhadap nilai-nilai bersama serta kondisi
lingkungan. Kondisi lingkungan meliputi seputar masyarakat tempatnya berinteraksi
maupun hasil koneksi dengan dunia maya. Berbagai tendensi yang diperlihatkan
sebagian anak bangsa dalam bentuk pola pikir, sikap, dan perilaku yang kurang
selaras dengan nilai-nilai kebersamaan seperti diamanatkan dalam ideologi negara.
(totar 2020, 18)

References
Kaelan. 2013 . Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

Suhadi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Agus, A. Aco. 2016. "RELEVANSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI." Jurnal Office 230.

ARIE, SUPRIYATNO. 2018. "PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGY TERBUKA ." JURNAL PENELITIAN DAN
PENDIDIKAN 166.

aulia, Azahra syafira. 2022. "PERAN PANCASILA DALAM MENUMBUHKAN KESADARAN


NASIONALISME." JOURNAL ON EDUCATION 198.

husein, muslimin. 2016. "TANTANGAN TERHADAP PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA." JURNAL
cakrawala hukum 33.

totar, bonar. 2020. "Tantangan yang dihadapi negara dalam konteks aktualisasi nilai-nilai ideologi
sejauh ini ." jurnal media kajian kewarganegaraan 18.

Kaelan. 2013 . Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

Suhadi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai