Anda di halaman 1dari 21

[Type here]

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBERDAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
Jl.. Jend.A.H Nasution No. G.14 Anduonohu Kota Kendari 93232
Telp. (0401) 3190492 Fax. (0401) 3193339 e-mail poltekkeskendari@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Tanggal pengkajian : 9 juni 2021 No. Register …029066……………….


Diagnosa medis :FEBRIS

I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama Lengkap : Nn. A
2. Jenis Kelamin :perempuan
3. Umur/Tanggal Lahir :18
4. Status perkawinan :belum menikha
5. Agama : islam
6. Suku Bangsa :bugis
7. Pendidikan :SMA
8. Pekerjaan :pelajar / mahasiswa
9. Pendapatan :-
10. Tanggal MRS : 5 juni 2021

B. Identitas Penanggung
1. Nama Lengkap :Ny S
2. Jenis kelamin :perempuan
3. Pekerjaan :IRT
4. Hubungan dengan klien :ibu pasien
5. Alamat :mataiwoi
[Type here]

II. Riwayat Kesehatan


A. Keluhan Utama : klien mengatakan demam
B. Riwayat keluhan :
1. Penyebab/faktor pencetus :klien mengataka nyeri uluhati,mual dan
muntah
2. Sifat keluhan :hilang timbul
3. Lokasi dan penyebarannya :daerah abdomen
4. Skala keluhan : 7 (berat)
5. Mulai dan lamanya keluhan :semejak 5 hari yang lalu
6. Hal-hal yang meringankan/memperberat :…………………………………..

III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


a. Apakah menderita penyakit yang sama :tidak
b. Bila pernah dirawat di RS, sakit apa :tidak
c. Pernah mengalami pembedahan : ya/ tidak, penyakit:
d. Riwayat alergi : ya/tidak, terhadap zat/ obat/ minuman/
makanan : tidak ada
e. Kebiasaan/ketergantungan terhadap zat:
1. Merokok (berapa batang sehari) :-
2. Minum alkohol :- Lamanya:
3. Minum kopi :- Lamanya:
4. Minumobat-obatan :- Lamanya:

IV. Riwayat Keluarga/ Genogram (diagram 3 generasi)


a. Buat genogram 3 generasi ( lembaran sendiri )

b. Riwayat kesehatan anggota keluarga


1. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa: tidak…….
[Type here]

2. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun :


tidak……………………………..……………………………..
……………………….

V. Pemeriksaan Fisik
0. Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 100/90 mmHg
2. Pernapasan :20 kali / menit, Irama :
3. Nadi :80 kali / menit, regular/ireguler : ………
4. Suhu badan :38,5 0C
1. Berat badan dan tinggi badan
1. Berat badan : 47 Kg
2. Tinggi badan : 154 .Cm
3. IMT :
2. Kepala :
1. Bentuk kepala :simetris
2. Keadaan kulit kepala: bersih
3. Nyeri kepala / pusing: klien merasakan pusing
4. Distribusi rambut: nampak rambut baik
5. Rambut mudah tercabut : tidak ada
6. Alopesia : tidak ada
7. Lain-lain : ……………………………………
3. Mata
1. Kesimetrisan : simetris
2. Edema kelopak mata : tidak ada
3. Ptosis :tidak ada.
4. Sklera : putih
5. Konjungtiva : agak pucat
6. Ukuran pupil : normal
7. Ketajaman penglihatan : baik
8. Pergerakan bola mata : normal
[Type here]

9. Lapang pandang : normal


10. Diplopia : normal
11. Photohobia : tidak ada
12. Nistagmus : tidak ada
13. Reflex kornea : normal
14. Nyeri : tidak ada
15. Lain – lain : ……………………………….
4. Telinga
1. Kesimetrisan : simetris
2. Sekret : tidak ada
3. Serumen : tidak ada
4. Ketajaman pendengaran : baik
5. Tinnitus : baik
6. Nyeri : ……………………………….
7. Lain – lain : ……………………………….
5. Hidung
1. Kesimetrisan : simetris
2. Perdarahan : tidak ada
3. Sekresi : tidak ada
4. Fungsi penciuman : baik
5. Nyeri : ……………………………….
6. Lain – lain : ……………………………….
6. Mulut
1. Fungsi berbicara : baik
2. Kelembaban bibir : nampak bibir pucat
3. Posisi uvula : normal
4. Mukosa : nampak kering
5. Keadaan tonsil :normal
6. Stomatitis : normal
7. Warna lidah : nampak warna lidah agak pucat
8. Tremor pada lidah : tidak ada
[Type here]

9. Kebersihan lidah : baik


10. Bau mulut : ada
11. Kelengkapan gigi : lengkap
12. Kebersihan gigi : baik
13. Karies : tidak ada
14. Suara parau : ……………………………….
15. Kesulitan menelan : tidak ada
16. Kemampuan mengunyah : baik
17. Fungsi mengecap : baik
18. Lain – lain : ……………………………….

7. Leher
1. Mobilitas leher :normal
2. Pembesaran kel. Tiroid : normal
3. Pembesaran kel. limfe :normal
4. Pelebaran vena jugularis : normal
5. Trakhaea : normal
6. Lain-lain : ………………………………….
8. Thoraks
Paru – paru
1. Bentuk dada :simetris
2. Pengembangan dada : normal
3. Retraksi dinding dada : normal
4. Tanda jejas : tidak ada
5. Taktil fremitus : tidak ada
6. Massa : tidak ada
7. Dispnea : tidak ada
8. Ortopnea : tidak ada
9. Perkusi thoraks : timpani
10. Suara nafas :normal
11. Bunyi nafas tambahan : tidak ada
[Type here]

12. Nyeri dada : tidak ada


13. Lain-lain : ……………………………….
Jantung
1. Iktus kordis : tidak ada
2. Ukuran jantung :-
3. Nyeri dada : tidak ada
4. Palpitasi :-
5. Bunyi jantung : normal
6. Lain-lain : ……………………………….

9. Abdomen
1. Warna kulit : kuning langsat
2. Distensi abdomen :ada
3. Ostomy : …tidak ada…………………………………..
4. Tanda jejas : tidak ada
5. Peristaltik : normal
6. Perkusi abdomen : normal
7. Massa : ada Lokasi :
8. Peristaltik : baik
9. Nyeri tekan : ada Lokasi : pada daerah perut
10. Lain - lain : ……………………………………..

10. Payudara
1. Kesimetrisan : simetris
2. Keadaan puting susu : normal
3. Pengeluaran dari putting susu : normal
4. Massa : tidak ada
5. Kulit paeu d’orange :
6. Nyeri : tidak ada
7. Lesi : tidak ada
8. Lain – lain : ………
[Type here]

11. Pengkajian sistem saraf


1. Tingkat kesadaran : composmentis
2. Koordinasi : baik
3. Memori :baik
4. Orientasi : baik
5. Konfusi : tidak ada
6. Keseimbangan : baik
7. Kelumpuhan :tidak ada
8. Gangguan sensasi : ada
9. Kejang-kejang :tidak ada
10. Lain – lain : …………………………………….
11. Reflex :
a. Refleks tendon
1. Biseps : normal
2. Trisep : normal
3. Lutut : normal
4. Achiles : normal
b. Refleks patologis
Babinski :normal
Lain - lain :
c. Tanda meningeal :
1. Kaku kuduk/kernig sign:tidak ada
2. Brudzinski I : tidak ada
3. Brubzinski II : tidak ada
4. Lain - lain :
[Type here]

12. Anus dan perianal


1. Hemorrhoid : ………………………………
2. Lesi perianal : ………………………………
3. Nyeri : ………………………………
4. Lain – lain : ………………………………

13. Ekstremitas
1. Warna kulit : normal
2. Purpura / ekimosis : tidak ada Lokasi ……………………
3. Atropi : tidak ada
4. Hipertropi : tidak ada
5. Lesi : tidak ada
6. Pigmentasi : tidak ada
7. Luka :tidak ada Lokasi……..………..Ukuran : …………
8. Deformitas sendi : tidak ada
9. Deformitas tulang : tidak ada
10. Tremor : tidak ada
11. Varises : tidak ada
12. Edema : tidak ada
13. Turgor kulit : baik
14. Kelembaban kulit : baik
15. Capillary Tefilling Time (CRT) : kurang dari 3 detik
16. Pergerakan : baik
17. Kekakuan sendi : tidak ada
18. Kekuatan otot : baik
19. Tonus oto : baik
20. Kekuatan sendi : tidak ada
21. Nyeri : tidak ada
22. Diaphoresis : tidak ada
23. Lain – lain : ………………………………..
[Type here]

VI. Pengkajian Kebutuhan Dasar


a. Kebutuhan oksigenasi
1. Batuk : tidak ada produktif / tidak : ……………….
2. Kemampuan mengeluarkan sputum : baik
3. Karakteristik sputum :tidak ada jumlah :…………….
4. Dispnea :tidak ada
5. Ortopnea : tidak ada
6. Alat bantu pernafasan : tidak ada

VII. Tindakan medik/pengobatan

- Infus rl 20 tpm
- Pct tablet/ oral
- Inj ranitidine 1 ampul
[Type here]

OBSTRUKSI FEBRIS
I. LAPORAN TEORI
A. Pengertian Demam
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh
lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya temperatur suhu tubuh
secara abnormal.Febris (demam) yaitu meningkatnya temperature tubuh secara abnormal
(Asuhan Keperawatan Anak 2001).
Febris (demam) yaitu meningkatnya suhu tubuh yang melewati batas normal yaitu
lebih dari 38 C (Fadjari Dalam Nakita 2003).
Febris (demam) yaitu merupakan rspon yangsangat berguna dan menolong tubuh dalam
memerangi infeksi (KesehatanAnak 1999)

B. Etiologi Demam
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun
penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena
kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu,
penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

C. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala demam antara lain :
1. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8 C – 40 C)
2. Kulit kemerahan
[Type here]

3. Hangat pada sentuhan


4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan

D. Patofisiologi Demam
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point. (Julia, 2000)
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap
infeksi atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing
masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya
pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh
(pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh
mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam
hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan
suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi
kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan
pembentukan dan pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi
zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. (Sinarty, 2003)
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Menggigil. Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke
nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau
dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.
[Type here]

Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak


disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin
malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)

E. Penatalaksanaan Demam
1. Secara Fisik
a) Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
b) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
c) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
d) Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak
yang akan berakibat rusaknya sel – sel otak.
e) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak –banyaknya
Minuman yang diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan),
air buah atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat
naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
f) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
g) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena justru
[Type here]

akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat keluar.
Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
h) Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku.
Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan
tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan
demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak
meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang
hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami
vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan
mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup
parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh
manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat
dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
[Type here]

DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF

- Klien mengatakan demam sejak 5 hari yang - Klien nampak pucat


lalu - Ku = lemah
- Klien mengatakan nyeri uluhati - Kesadaran = cm
- Klien mengeluh muntah dan mual saat - Ttv
makan - Tekanan darah : 100/90 mmHg
- Klien mengeluh lemas -Pernapasan :20 kali / menit,
-Nadi :80 kali / menit,
-Suhu badan :38,5 0C
[Type here]

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. Ds: - klien mengatakan Proses penyakit Hipertermi
demam dari 5 hari yang
lalu

Do: Ku = lemah
-klien nampak pucat
- Kesadaran = cm
- Ttv
- Tekanan darah :
100/90 mmHg
-Pernapasan
:20 kali /
menit,
-Nadi
:80 kali /
menit,
-Suhu badan :38,5 0C

2 Ds: Ketidakmampuan menelan Risiko defisit nutrisi


- Klien mengatakan nyeri makanan
uluhati
- Klien mengeluh
muntah dan mual
saat makan

Do:
- Ku = lemah
- Kesadaran = cm
- Ttv
- Tekanan darah :
100/90 mmHg
-Pernapasan
:20 kali /
menit,
-Nadi
:80 kali /
menit,
-Suhu badan
:38,5 0C

ANALISA DATA
[Type here]
[Type here]

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN INTERENSI


1 Hipertermi b.d proses penyakit Setelah dilakukan Tindakan Manajemen hipertermia
keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi
termoregulasi dari memburuk - Identifikasi penyebab hipetermia
menjadi membaik (mis.dehidrasi,terpapar
lingkungan panas,penggunaan
-pucat dari meningkat menjadi incubator)
cukup menurun - Monitor suhu tubuh
-suhu tubuh dari memburuk Terapeutik
menjadi membaik - Longgarkan atau lepaskan
pakaian
- Lakukan pendinginan
eksternal(mis.selimut hipertermia
atau kompres dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,aksila)
Edukasi
-anjurkan tirah baring
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intervena jika perlu

2. Risiko defisit nutrisi d.d Setelah dilakukan Tindakan Manajemen gangguan makan
ketidakmampuan menelan keperawatan selama 3x24 jam maka Observasi
makanann status nutrisi dari memburuk - monitor asupan dan kelaurnya
menjadi membaik makanan dan cairan serta kebutuhan
kalori
-nyeri abdomen dari meningkat jadi
cukup menurun Terapeutik
-frekuensi makan dari memburuk - diskusihkan perilaku makan dan
menjadi membaik jumlah aktifitas fisik ( termasuk
- nafsu makan dari memburuk olahraga) yang sesuai
menjadi membaik
Edukasi
- anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaraan makanan ( mis.
Pengeluaran yang disengaja,,muntah,
aktifitas berlebihan)

Kolaborasi
- kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target berat badan kebutuhan kalori
dan pemilihan makanan
RENCANA KEPERAWATAN
[Type here]

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


DIAGNOSA HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Hipertermi b.d 05/06/2021 13:15 -Memonitor suhu tubuh S: - klien mengatakan
proses penyakit demam dari 5 hari
- melonggarkan atau lepaskan
yang lalu
pakaian
- melakukan kompres air
dingin pada dahi O: Ku = lemah
- menganjurkan tirah baring -klien nampak pucat
- Kesadaran = cm
- mengkolaborasi pemberian cairan - Ttv
dan elektrolit intervena jika perlu - TD : 100/90 mmHg
- P :20 kali / menit,
- N:80 kali / menit,
- S :38,5 0C

A: masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan

06/06/2021 07:20 -Memonitor suhu tubuh S: klien mengatakan


masih demam
- melonggarkan atau lepaskan
pakaian O: - ku: lemah
- melakukan kompres air - kes : cm
dingin pada dahi
Ttv: td: 120/80
- menganjurkan tirah baring
N ; 80x/m
- mengkolaborasi pemberian cairan
Sb: 38,2 c
dan elektrolit intervena jika perlu P: 20x/m

A: masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan
7/06/2021 08:00 -Memonitor suhu tubuh S:klien mengatakan
sudah tidak demam
- melonggarkan atau lepaskan
pakaian O:
- melakukan kompres air - ku: sedang
dingin pada dahi
- kes : cm
- menganjurkan tirah baring
Ttv
- mengkolaborasi pemberian cairan
-td: 110/70 mmHg
dan elektrolit intervena jika perlu - n: 82x/m
- sb: 36,8 c
-p : 22x/m
[Type here]

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Diagnosa Hari/tgl Jam Implementasi Evalusi


keperawatan
Risiko defisit nutrisi 05/06/2021 13:15 - memonitor asupan dan S
d.d keluarnya makanan - Klien mengatakan
ketidakmampuan -mendiskusikan perilaku makan nyeri uluhati
menelan makanann yang sesuai - Klien mengeluh
- menganjurkan membuat catatan muntah dan mual
harian tentang perasaan dan situasi
saat makan
pemicu pengeluaraan makanan
-mengkolaborasi dengan ahli gizi
tentang target berat badan O:
kebutuhan kalori dan pemilihan - Ku = lemah
makanan - Kesadaran = cm
- Ttv
- TD : 100/90 mmHg
-P:20 kali / menit,
-N :80 kali / menit,
-Sb:38,5 0C

A masalah belum
teratasi

P: intervensi dilanjutkan

06:00 07:20 - memonitor asupan dan S


keluarnya makanan - Klien mengatakan
-mendiskusikan perilaku makan masih nyeri uluhati
yang sesuai - Klien mengeluh
- menganjurkan membuat muntah dan mual
catatan harian tentang perasaan saat makan
dan situasi pemicu pengeluaraan
makanan
O:
-mengkolaborasi dengan ahli
- Ku = lemah
gizi tentang target berat badan
kebutuhan kalori dan pemilihan - Kesadaran = cm
makanan - Ttv
- TD : 120/90 mmHg
-P:20 kali / menit,
-N :80 kali / menit,
-Sb:38,2 0C

A masalah belum
teratasi
[Type here]

P: intervensi dilanjutkan

07/06/2021 08:00 - memonitor asupan dan


keluarnya makanan S: klien mengatakan
-mendiskusikan perilaku makan sudah tidak nyeri lagi
yang sesuai - klien mengatakan
- menganjurkan membuat sudah tidak mual dan
catatan harian tentang perasaan muntah saat makan
dan situasi pemicu pengeluaraan
makanan
-mengkolaborasi dengan ahli O:
gizi tentang target berat badan - ku: sedang
kebutuhan kalori dan pemilihan - kes : cm
makanan Ttv
-td: 110/70 mmHg
- n: 82x/m
- sb: 36,8 c
-p : 22x/m

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan
[Type here]

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.H DENGAN DIAGNOSA FEBRIS


DIRUANGAN RAWAT DEWI SARTIKA

RENDY ILHAM DOMUT


P00320019034

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
DIII KEPERAWATAN
2021

Anda mungkin juga menyukai