PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Membaca salah satu keterampilan yang ada pada diri siswa dan membaca
juga dapat memperoleh suatu informasi dan pesan yang didapat dari isi buku,
maka membaca itu sangatlah penting dan siswa juga harus bisa membaca dari
berbicara dan menulis. Membaca termasuk salah satu kegiatan yang dilakukan
kalimat maupun kata. Pada saat proses pembelajaran guru harus mengetahui
kemampuan yang ada pada siswa dan juga harus mengetahui perubahan siswa
dan dari simbol huruf dalam kata maupun kalimat yang bermakna.
terjadi pada siswa. Faktor penyebab kesulitan membaca yang di alami oleh setiap
anak dapat disebabkan oleh faktor internal pada diri anak itu sendiri atau faktor
eksternal diluar dari anak, faktor internal pada diri anak meliputi kurang minat
belajar membaca, siswa tidak taman kanak-kanak dan faktor intelektual. Adapun
faktor-faktor eksternal diluar diri anak selain itu ada beberapa faktor lain yang
mempengaruhi kesulitan dalam membaca yaitu faktor guru, orang tua dan siswa.
Dengan kenyataan yang sering kita jumpai pada setiap anak didik dalam
1
2
masalah seperti kesulitan membaca ini kurang mendapat perhatian dari orang tua
dan anak sering bermain gadget dan tidak belajar dirumah, sehingga mereka sulit
Proses tumbuh kembang secara alami yang dialami anak dapat terganggu karena
tuanya menjadi lebih ringan, sehingga para orang tua menyediakan fasilitas
berupa gadget untuk anaknya yang masih berusia Sekolah Dasar. Hal itu
dikarenakan gadget digunakan hanya satu arah, orang tua seharusnya mengawasi
dalam penggunaan gadget tersebut. Sehingga terjalin interaksi antar orang tua dan
anak, selain dampak negatif gadget yang membuat anak menjadi malas bergerak
dan beraktivitas ada pula dampak positif dari gadget, yaitu gadget dapat
menulis huruf, hal tersebut memberikan dampak positif bagi perkembangan anak.
Dalam kondisi seperti ini guru dan orang tua perlu mengupayakan bantuan
dan pendampingan agar anak yang mengalami kesulitan membaca segera dapat
penanganan yang tepat. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan analisis
kesulitan membaca melalui analisis kesulitan membaca ini, maka akan dapat
setelah melakukan wawancara dengan Ibu Robia, S.Pd selaku wali kelas II SD
yang sangat rendah. Dari proses pembelajaran tersebut terlihat bahwa siswa kelas
memiliki kemampuan membaca awal yang baik dan 6 siswa yang masih
Lubuklinggau peneliti juga melakukan wawancara dengan orang tua siswa. Hasil
wawancara yang dilakukan peneliti dengan orang tua siswa, bahwa siswa tersebut
masih kurang dalam memahami bacaan, karena setiap belajar di rumah siswa
tidak sungguh belajar membaca secara mandiri jika ada tugas dari guru untuk
dikerjakan di rumah, siswa hanya meminta bantuan orang tua untuk membacakan
soal yang guru berikan sehingga siswa tidak ada usaha sendiri untuk berlatih
membaca. Oleh karena itu siswa tidak belajar membaca karena tidak memahami
Kesulitan membaca yang dialami siswa dapat menghambat hasil belajar siswa
tidak maksimal karena kesulitan dalam membaca yang di alami siswa, terkadang
apabila siswa belajar dengan orang tuanya mereka sering kali merasa kesulitan
Menurut Samniah (2016) ada dua aspek penting dalam membaca yaitu
kata, para hubungan pola ejaan dan bunyi). keterampilan bersifat pemahaman
dengan baik dan lancar dalam membaca sehingga mereka masih miliki kesulitan
dalam membaca.
Menurut Bella Oktadiana (2019) dalam membaca ada beberapa siswa yang
sulit untuk mengeja huruf menjadi suku kata dan menjadi kata, serta masih sulit
membedakan huruf, belum bisa membaca dengan lancar dan benar serta juga tidak
serius dengan belajar dalam mengikuti proses belajar dan masih terdapat beberapa
siswa yang lebih senang bermain dari pada memperhatikan guru ketika
menjelaskan materi.
kesulitan membaca suatu keadaan ketika anak tidak mampu mengidentifikasi kata
adalah menjelaskan secara lebih detail mengenai media pembelajaran yang efektif
dan menarik serta metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) yang berarti proses
Kesulitan Membaca Pada Siswa Kelas II", yang dirumuskan dalam subfokus
1. Selama proses belajar berlangsung masih ada beberapa siswa yang masih
membaca.
6
C. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang menjadi faktor penyebab kesulitan siswa dalam membaca di
Lubuklinggau ?
Negeri 38 Lubuklinggau ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini yaitu :
II SD Negeri 38 Lubuklinggau.
Lubuklinggau.
SD Negeri 38 Lubuklinggau.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
dunia pendidikan, utamanya hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
7
rujukan dalam upaya mengatasi kesulitan membaca siswa agar tercapai tujuan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai infromasi yang dapat
pendidikan.
d. Bagi Peneliti
belajar yang lebih baik, serta mendapat peningkatan terutama pada bagian
membaca dan dijadikan bahwa kita menjadi seorang pendidik harus lebih
memperhatikan siswa yang belum bisa membaca dan membimbing mereka secara
1. Analisis
penguraian seperti memisahkan suatu menjadi bagian yang lebih kecil dengan
sebuah proses (menguraikan) untuk memberi penjelasan dari teks (realitas sosial)
yang mau atau sedang dikaji oleh seseorang atau kelompok dominan yang
diinginkan.
adalah untuk memperoleh suatu informasi yang dapat menghasilkan suatu data
yang kongrit karena kita dapat mengetahui suatu informasi tersebut dengan
menganalisis suatu objek tersebut supaya memperoleh suatu informasi dan data
dengan sebenar-benarnya.
2. Membaca
pembelajaran tidak lepas dari kegiatan membaca dari setiap bidang studi untuk
8
9
bentuk lambang, tanda dan tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna Dalman
(2017:7). Membaca adalah suatu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh
setiap orang. Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia,
tulisan.
membaca itu terdiri dari dua macam, yaitu membaca bersuara dan membaca tanpa
melibatkan banyak hal, tidak hanya melafalkan tulisan, namun juga melibatkan
kognitif dalam setiap individu. Perkembangan kognitif pada anak dapat dilihat
10
dari sesorang anak melakukan sesuatu. Menurut Jean Piaget dalam Isana
terjadi pada setiap tahap perkembangan. Perkembangan bahasa anak terjadi dalam
setiap kegiatan anak, objek dan pengalaman yang mereka alami dengan
Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflek, bahasa
masih statis dan belum dapat berpikir secara abstrak, pendapat tentang waktu dan
tempat juga masih terbatas. Anak mempunyai gambaran mental dan mampu
Pada tahap ini anak sudah dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
melipat dan membagi. Pada tahap ini juga, anak tidak hanya menggambarkan
simbol, tetapi anak juga dapat memanipulasi simbol secara logika dan anak sudah
Pada tahap ini gaya berpikir anak sudah melibatkan penggunaan oprasional
lambang huruf pada kata agar dapat menjadi makna bagi pembaca. Membaca juga
dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini
mencakup :
12
keadaan.
Aspek-aspek ini tidak selalu dilaksanakan dengan cara yang sama oleh
pembaca yang berbeda. Interaksi antara ketujuh aspek secara harmonis akan
menghasilkan hasil membaca yang baik, yaitu komunikasi yang baik antara
kosakata dalam ingatan. Namun, pada dasarnya sebelum lancar dalam membaca
terlebih dahulu mengenal huruf abjad yang dilakukan sejak usia dini yaitu pra
dalam membaca.
bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang ada
di bacaan. Terampil dalam membaca akan meningkatkan kosa kata dalam ingatan.
4. Tujuan Membaca
13
informasi, mencakup isi, serta memahami makna dalam bacaan. Menurut Tarigan
1) Kesenangan.
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks.
memperoleh ide-ide utama dalam suatu bacaan serta menyimpulkan dari isi suatu
bacaan.
5. Fleksibilitas Membaca
Seorang pembaca tidak harus membaca dengan kecepatan tinggi atau
tinggi menggunakan teknik kecepatan rendah atau normal. jika teks bacaan mudah
efisien dan efektif ialah pembaca yang flesibel (kenyal). Pembaca yang fleksibel
ialah pembaca yang dapat mengatur kecepatan dan menentukan teknik, metode
dan gaya membaca sesuai dengan semua faktor yang berikatan dengan acuan
membaca secara fleksibel, ia akan dapat membaca secara efektif dan efesien
berkaitan dengan bacaan adalah (1) tujuan membaca, (2) informasi fokus, dan (3)
materi bacaan. Jika kecepatan, teknik dan gaya membaca disebut strategi
membaca dan faktor-faktor yang berkaitan dengan bacaan disebut kondisi baca.
membacanya yang sesuai dengan teks yang dibacanya sehingga informasi yang
adalah kelenturan tempo baca pada saat sesuai dengan tujuan yang ingin di capai
6. Teknik Membaca
membaca yang digunakan, yaitu : (1) baca pilihan, (2) baca dengan lompat, (3)
baca dengan layap, dan (4) baca dengan tatap. (Tampubolom dalam Dalman
2013:15-16). Baca pilihan adalah bahwa pembaca memiliki bahan bacaan dan
bagian-bagian bacaan yang dianggapnya relevan atau berisi informasi fokus yang
membaca dengan cepat supaya dapat mengetahui isi umum dari bacaan. Yang
dimaksud isi umum adalah informasi fokus, tetapi bisa juga hanya sebagai dasar
dalam menduga apakah bacaan atau bagian bacaan itu berisi suatu informasi yang
bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah ditentukan dan seterusnya
membaca bagian itu dengan teliti sehingga informasi fokus itu ditemukan dan
16
seterusnya membaca bagian itu dengan teliti sehingga informasi fokus itu
empat teknik membaca diatas, dibawah ini penulis akan menguraikannya secara
lebih rinci.
bahan bacaan atau bagian bahan bacaan yang sesuai dengan tujuannya.
menatap terhadap bagian bacaan yang berisi suatu informasi fokus dengan
Keempat macam teknik membaca diatas adalah kesempatan tertentu bisa saja
teknik baca-pilih digunakan dalam menentukan bagian bacaan yang perlu dibaca.
Namun pada kesempatan lain bisa saja seorang pembaca hanya perlu
mengandung banyak jabaran gagasan pokok, maka dia tidak perlu membaca
informasi yang dibaca cepat dapat memahami membaca dengan baik dan
7. Jenis-jenis Membaca
a. Membaca Nyaring
cukup keras Dalman (2014:5). Tujuan membaca nyaring adalah agar pembaca
mampu mengucapkan kata, kalimat dengan tepat dan jelas. Membaca nyaring juga
dan jelas. Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan
alat bagi guru, murid atau pembaca bersama-sama dengan orang lain atau
18
pengarang.
bahan bacaan.
3. Pembaca harus memiliki kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata
yang jauh.
4. Pembaca harus mengelompokkan kata-kata dengan baik dan tepat agar jelas
yang dibacanya, 10) Kecapatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11) Membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan, 12) Membaca
ucapan yang tepat, membaca dengan tidak terus menerus melihat pada bahan
bacaan, membaca dengan menggunakan intonasi dan lagu yang tepat dan jelas.
lain: (1) Menyoroti ide-ide baru dengan menggunakan penekanan yang jelas, (2)
Menjelaskan perubahan dari satu ide ke ide lainnya, (3) Menerangkan kesatuan-
kesatuan kata-kata yang tepat dan baik, (4) Menghubungkan ide-ide yang
bertautan dengan jalan menjaga suaranya agar tinggi sampai akhir dan tujuan
tercapai, (5) Menjelaskan kalimat-kalimat dengan gaya dan daya ekspresi yang
difokuskan pada tekanan kata, lagu kalimat, intonasi, jeda atau kata menguasai
tanda baca.
20
b. Membaca Senyap
tanpa gerakan kepala, tanpa berbisik, memahami bahan bacaan secara diam atau
kecepatan mata dalam mebaca teks bacaan tiga kata per detik. Pembaca juga dapat
melibatkan pengaktifan mata dan ingatan. Kegiatan membaca senyap ini juga
Pada kegiatan ini diharapkan melengkapi bahan bacaan dengan bacaan tambahan
yang diarahkan pada keterampilan menguasai isi bacaan dengan memahami ide-
Membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun, 2)
dibandingkan dengan membaca nyaring, 4) Tanpa menggunakan jari atau alat lain
bacaan.
pengalaman.
Tahap ketertarikan terhadap buku dimulai sejak anak berusia dini, bahkan
sejak anak usia dibawah satu tahun. Ketertarikan ini dapat dilihat ketika orang-
orang yang ada di sekitarnya membaca, anak selalu tertarik dengan kegiatan
Kesiapan membaca mengandung arti bahwa secara mental anak sudah siap
untuk belajar membaca. Kesiapan anak untuk belajar membaca secara umum
terjadi pada usia 6 tahun, akan tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa
kesiapan anak untuk belajar membaca sudah terjadi sebelum umur 6 tahun, yaitu
22
pada masa taman kanak-kanak. Pada saat ini, anak sudah mulai menyadari bahwa
yaitu pada usia enam tahun. Akan tetapi ada anak yang sudah melakukan belajar
membaca lebih awal yaitu pada taman kanak-kanak dan ada juga anak yang baru
belajar membaca pada umur tujuh atau delapan tahun atau pada masa kelas dua
sekolah dasar. pada masa ini anak mulai mempelajari kosa kata kemudian belajar
membaca dan menuliskan kosa kata tersebut. Untuk membantu anak belajar
Membaca keseluruhan agar anak mengerti makna kata dan kalimat. Membaca
dasar. keterampilan yang dikembangkan pada tahap ini yaitu membaca lancar,
artinya membaca tanpa memperhatikan huruf demi huruf yang merangkai kata
atau kalimat. Apa bila anak telah mencapai kemampuan ini maka kemampuan
Pada tahap ini umumnya terjadi pada saat anak telah duduk di kelas empat
kemampuan dalam membaca pemahaman. Pada masa ini, sumber bacaan sudah
sangat bervariasi sesuai dengan tugas yang harus diselesaikannya dan sesuai
dengan minatnya.
tahap ini anak tidak lagi belajar membaca tetapi membaca untuk belajar. Mereka
suatu tingkatan untuk melihat serta yang memahami isi dari apa yang tertulis baik
9. Kesulitan Membaca
yang ingin maju dan meningkatkan diri. Oleh sebab itu, guru mengajarkan
dengan orang lain yaitu mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat
dan pendidikannya.
dimana anak mengalami hambatan dalam membaca, menulis mengeja dan lambat
a) Membaca secara terbalik tulisan yang dibaca seperti: duku dibaca kudu, d
secara lisan.
dibaca.
huruf.
25
berarti.
mengingat bunyi huruf dan menggabungkan bunyi huruf menjadi kata yang
berarti.”
karakteristik dyslexia disebabkan karena mata dan telinga serta otak bagian tengah
bawah mengalami kesulitan dalam menerima stimulus visual dan auditori sebelum
(repealed reading).
secara efektif.
dengan membaca buku cerita atau buku dongeng, strategi kognitif, srtategi
kesulitan membaca adalah solusi dan upaya guru mengatasi belajar membaca.
faktor internal pada individu anak itu sendiri atau faktor eksternal di luar diri
anak, faktor internal pada diri anak meliputi faktor fisik, intelektual dan
psikologis.
a. Faktor Eksternal
Salah satu faktor penyebab kesulitan membaca adalah faktor eksternal, faktor
1) Keadaan Keluarga
27
Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat
besar artinya untuk pendidikan kecil, tetap bersifat menentukan dalam ukuran
besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif,
karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
Jalan kerja sama yang harus ditingkatkan, di mana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius cara belajar anak di rumah. Perhatian orang tua dapat
menghasilkan dorongan dan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun,
karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaaan yang lebih baik untuk
belajar.
2) Keadaan Sekolah
Peran guru memegang peranan yang terpenting, dalam arti bahwa perhatian
daripada organisasi sekolah, di mana seorang guru lebih sering menghadapi dari
kelas. Pendidikan harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang diberikan
dan menggunakan metode yang tepat dalam belajar, interaksi dengan peserta
baik bisa memotivasi anak untuk belajar lebih giat lagi. Keadaan sekolah adalah
cara menyajikan pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan
kurikulum. Hubungan antara guru dan peserta didik kurang baik akan
b. Faktor Internal
Peserta didik tidak mampu mengenali huruf-huruf sering kali dijumpai guru.
sebuah huruf sering terjadi, khususnya seperti huruf : (b), (c), (d), (p), (v).
2) Menghilangkan Huruf
membaca karena adanya kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi bahasa dan
bentuk kalimat. Pehilngan huruf biasanya terjadi pada awal kata. Peserta didik
menghilangkan atau tidak baca satu huruf, kata dari teks yang dibaca contohnya :
tujuh dibaca tuju, bapak dibaca bapa, dan majalah dibaca majala. Penghilangan
huruf, ini biasanya dilakukan oleh tidak mampu perseta didik dalam mengucapkan
Peserta didik yang mengalami kesulitan jenis ini biasanya berhenti setelah
membaca sebuah kata, tidak harus di ikuti dengan kata berikutnya. Membaca kata
demi kata sering kali disebabkan oleh : gagal mengetahui makna kata atau kurang
lancar membaca. Membaca kata demi kata emang tahap awal dari kegiatan
mambaca, akan tetapi jika peserta didik tidak mengalami kemajuan dalam hal
sebagai berikut : Faktor fisik, faktor inteligensi, faktor minat, faktor motivasi,
Islam Riau telah penelitian dengan judul “Analisis Kesulitan Membaca Pada
2. Kusno, Rasiman, Mei Fita Asri Untari (2020) Program Studi PGSD
permulaan siswa.
merupakan pada anak tingkat sekolah dasar kelas II akhirnya terjadi pada
siswa tertentu, oleh karena itu kesulitan membaca siswa kelas II.B pada mata
membaca siswa di kelas II.B pada mata pelajaran bahasa indonesia dan untuk
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
apa yang menjadi masalah, selanjutnya di analisis dan menafsirkan data yang
membaca yaitu seluruh siswa kelas II agar dapat mengetahui letak kesulitan
1. Metode Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll secara holistic dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks
33
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
anggulasi (gabungan) analisis data bersifat induktif atau kualitatif dan hasil
penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Penelitian kualitatif
merupakan suatu penelitian yang hasil tidak diperoleh melalui prosedur statistik
dengan masalah sosial dan manusia yang bersifat interdisipliner, fokus pada
kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis,
kualitatif.
diantarannya adalah guru atau wali, siswa serta orang tua. Penelitian ini
menganalisis dan menafsirkan data yang ada. Selain itu, penulis juga
observasi berbagai kegiatan yang mendukung dalam penelitian ini. Penelitian ini
akan dilakukan di salah satu sekolah dasar yang berada di kota Lubuklinggau
2. Prosedur Penelitian
a. Tahap Persiapan
Membuat wawancara untuk pihak terlibat yaitu wali kelas dan siswa dalam
b. Tahap Pelaksanaan
35
menganalisis data yang sudah ditransipkan dari bentuk lisan ke tulisan dan
c. Tahap akhir
Menurut Arikunto (2013:172) pada bagian ini dapat dianalisis data dan
sumber data. Penulis disini mengambil informan dari siswa dan guru untuk
dijadikan sebagai jenis dan data penelitian. Maka penelitian ini dapat
1. Data primer
Data primer adalah data yang di dapatkan dari hasil wawancara dengan
membaca kemudian melakukan wawancara kepada guru kelas atau wali kelas
2. Data sekunder
36
Data sekunder yaitu data yang sudah tersedia ditempat penelitian seperti,
buku catatan guru tentang siswa yang mengalami kesulitan membaca dan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang telah ditetapkan. Penelitian
1. Teknik Observasi
memahami dan mengerti kondisi yang ada di sekitar sekolah ataupun di sekitar
kelas. Pada penelitian ini penulis melakukan observasi kepada siswa kelas II di
2. Teknik Wawancara
dari berbagai sumber melalui komunikasi secara langsung, tujuannya agar penulis
bisa mendapatkan informasi dari siswa dan guru mengenai faktor dan kesulitan-
kesulitan apa saja yang dimiliki siswa sehingga terlambat dalam membaca.
3. Teknik Dokumentasi
37
mencatat sebuah laporan yang sudah tersedia. Dokumen menjadi pelengkap dari
dikumpulkan berupa gambar siswa atau foto kegiatan siswa dalam pembelajaran
yaitu dengan menyusun data yang diperoleh dari lapangan dan hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi. Analisis ini secara sistematis sebagai upaya yang
dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis non statistik,
dimana analisis non statistik ini digunakan untuk data yang bersifat kualitatif.
penelitian kualitatif.
38
memfokuskan kepada hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Karena data yang dari lapangan cukup banyak maka
diperlukanlah analisis data yaitu reduksi data. Penulis mengumpulkan semua data
maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, penanganan yang sudah dilakukan guru
masalah yang telah dirumuskan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
penyajian data maka akan memudahkan penulis untuk memahami yang akan
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya apa yang telah dipahami tersebut. Untuk
menyajikan data dalam bentuk kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
39
Penyajian data ini dilengkapi dengan data-data yang meliputi observasi, dokumen
dan wawancara.
merupakan suatu temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada temuan dapat
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan
data adalah derajat kepercayaan atas data penelitian yang diperoleh dan bisa
data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. untuk
hasil penelitian kualitatif Prastowo (2012:266). uji kreadibiltas ini memiliki dua
kreadibilitas data dengan mengecek data kepada sumber yang sama tetapi dengan
teknik yang berbeda. Untuk mendapatkan data dari penelitian ini, menggunakan
observasi dan wawancara dan angket yang dilakukan secara langsung untuk
penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
memberikan uraian yang rinci, jelas dan juga secara sistematis terhadap hasil
kebenarannya. Pada uji ini membuktikan bahwa data yang relevan dan untuk
membutikannya dapat dilihat hasil analisis yang terdapat pada data proses
uji objektivitas di dalam penelitian ini telah disepakati oleh orang banyak.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tahun 1981 dengan berjumlah 10 lokal kelas 1-6, 1 lokal untuk kantor ruang
Kepala sekolah dan 1 kantor untuk ruang Guru jadi berjumlah 9 lokal di SD
Negeri 39.
Dasar (SD) dan juga untuk mengasah potensi anak di jenjang pendidikan sekolah
43
Dasar (SD) supaya lebih baik lagi dan anak belajar untuk menambah pengetahuan
yang tidak tahu menjadi tahu. Pada awal berdirinya SD Negeri 38 Lubuklinggau
siswa tidak sebanyak tahun ini, karena pada tahun 1981 penduduk di sekitar
belum terlalu banyak dan setiap satu kelas hanya 20-25 per kelas siswa kelas 1-6
hanya dua kelas, untuk perpustakaan saja belum ada, jadi jumlah keseluruhan
siswa dari kelas 1-6 yaitu berjumlah lebih kurang 250 siswa pada tahun 2022-
2023
sedikit mulai menata diri dengan berusaha untuk berkembang dan dapat berjalan
meningkat, akreditasi juga sudah sangat baik “A” dengan nilai 85, bangunan-
bangunan juga mulai membaik karena ada bantuan dari pemerintah seperti proyek
sekolah.
Perpustakaan juga sekarang sudah ada walaupun tidak ada tempat untuk
perpustakaan, tetapi kepala sekolah dan dewan guru dan di bantu oleh siswa
membuat perpustakaan sebaik mungkin dan sekreatif mungkin dengan ide sendiri,
ruangan untuk perpustakaan yaitu di antara pagar dan kelas karena lahan/tanah SD
Negeri 38 Lubuklinggau tidak cukup untuk membuat ruangan karena tanah atau
Nasional) : 10604476.
Hingga sampai saat ini SD Negeri 38 Lubuklinggau lebih baik dari tahun-
tahun sebelumnya sekolah dan masyarakat selalu bekerja sama agar sekolah
tersebut dapat menjadi lebih baik, bangunan juga sudah lebih baik dan jumlah
siswa setiap tahun selalu bertambah dan dengan guru kelas 9, Guru pendidikan
dan Guru P3K 19 di bulan Juni-Januari tahun 2022 ada 1 orang guru kepala
Selatan.
1. Kepala Sekolah
B. Temuan Penelitian
penelitian terdapat 3 siswa yang mengalami kesulitan membaca pada siswa kelas
II di SD Negeri 38 Lubuklinggau.
berikut :
kesulitan dalam mengenal huruf, FEP kesulitan dalam membaca tidak konsentrasi
dalam belajar. Lalu untuk mengidentifikasi huruf FEP dituntut lebih banyak
belajar mengenal huruf di rumah setelah belajar dan dibimbing di rumah FEP
mengalami peningkatan belajar, lalu dalam membaca kata yang sudah mempunyai
arti untuk mengidentifikasi huruf menyusun kata belum terlalu lancar FEP harus
membaca persuku kata, seperti kalimat “Nama” n\a\m\a jadi baru bisa
membacanya. Maka dalam kelancaran membaca rata-rata anak belum terlalu bisa
untuk membacanya.
Hal tersebut dipertegas oleh hasil wawancara penelitian pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
di baca “sepawat”. kesulitan dalam belajar abjad, sulit mengingat huruf dan sulit
dikarenakan anak tersebut lupa mengingat huruf abjad sehingga sulit mengajari
anak untuk menghafal huruf abjad, selain itu penyebab kurangnya anak mengenal
O, hal itu dapat kita ketahui bahwa banyak huruf yang bentuknya sama tetapi
Setelah observasi yang telah di lakukan terhadap FEP, yang di alami masih
kesulitan membaca kata demi kata yaitu FEP masih membaca dari kata satu ke
kata lainnya contoh “Palang merah remaja” dibaca FEP dengan bacaan | palang |
merah | remaja | FEP yang masih membaca kata demi kata pada kelas II itu
seharusnya sudah tidak ada lagi karena seharusnya FEP kelas II sudah bisa
membaca dengan lancar. Dapat di maklumi karena awal belajar membaca mulai
dengan membaca huruf perhuruf, kata per kata dan selanjutnya dapat membaca
dengan lancar, sedangkan FEP masih membaca dengan kata per kata, setiap baris
teks yang FEP baca terdapat beberapa kali jeda untuk menyambung dengan kata-
kata selanjutnya dan untuk FEP tidak mengeja dari huruf ke huruf.
Hal ini dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
sudah bisa tetapi ada beberapa siswa yang belum bisa membaca kata. Ada
tetapi ada juga siswa yang tidak bisa membaca kata kalau tidak dituntun.
Membaca ini dapat membantu siswa lebih lancar dalam membaca kata demi kata
maka dari itu orang tua harus membimbing dan pengawasan bahwa anak harus
belajar membaca agar belajar dapat menyenangkan dan mudah dipahami oleh
anak tersebut. Tetapi faktor dari keluarga lebih dominan untuk anak bisa lebih
kata dan memahami gagasan ide pokok dalam bacaan, sehingga membuat anak
tersebut masih terbata-bata saat membaca, salah satu cara untuk meningkatkan
anak dalam pemahaman kata itu dengan cara anak mengikuti les (kegiatan
kesulitan FEP dalam membedakan huruf “b dan d” karena huruf hampir sama
mengalami kesulitan membaca FEP telah dapat membedakan huruf “b dan d”,
contohnya pada kata “palang merah remaja’ FEP bisa membaca dengan benar
“berbeda” jadi bisa membedakan huruf “b dan d” bahwa FEP sudah memahami
Hal ini dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
yang belum paham sepenuhnya, seperti siswa itu masih sulit untuk membedakan
huruf-huruf yang hampir sama dan mengucapkannya masih ada yang belum benar
bentuk-bentuk huruf abjad agar siswa dapat memahami huruf yang diucapkan.
selain itu penyebab kurangnya anak mengenal huruf di karenakan anak tersebut
masih sulit membedakan huruf yang bentuknya sama, harus bisa berlatih dapat
simbol. Maka siswa diminta untuk menyebutkan huruf dan juga menuliskan huruf
memahami isi bacaan yang FEP baca karena FEP hanya membaca kata demi kata
masih dapat memahami isi dari teks bacaannya. Contohnya pada teks bacaan
mengenai “palang merah remaja” dari teks tersebut FEP dapat memahami bahasan
pokok pada teks yang mengenai palang merah remaja mereka ikut serta membantu
masih memahami isi bacaan yang FEP baca di sebutkan hanya saja ketika
50
membaca masih membaca kata demi kata sehingga sedikit lama dalam memahami
isi dari bacaannya dan siswa FEP telah dapat memahami isi bacaan yang FEP
baca hanya saja masih sulit dalam mengerjakan tugas dalam bentuk cerita.
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
dari penjelasan yang disampaikan guru didalam kelas. Membaca suatu kegiatan
atau proses kognitif yang berupa untuk menemukan berbagai informasi yang
terdapat dalam tulisan. Hal ini berarti membaca dapat proses berpikir untuk
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa FEP sulit memahami isi bacaan
karena tidak berhubungan konteks siswa, tidak menarik, rumit selain itu
dipengaruhi oleh faktor bahasa yang digunakan dalam teks bukan bahasa sehari-
membaca kata demi kata sehingga setiap FEP membaca seperti terdapat jeda jadi
di sini FEP mengabaikan tanda baca yang terdapat di teks bacaannya, ketika tidak
ada tanda titik atau koma FEP tetap terdapat jeda di setiap kata yang baca. Dari
hal tersebut dapat guru mengatakan bahwa FEP sering diam di saat ingin
51
melanjutkan membaca kata selanjutnya sehingga setiap kata atau baris sama
Hal ini dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
belum memperhatikan tanda baca. Seperti tanda tanya, tanda seru, juga tanda
koma yang seharusnya berhenti siswa masih terus saja membaca, kalau tanda titik
semua sudah tahu tetapi terkadang masih banyak juga ditengah paragraf yang ada
tanda titik mereka masih lanjut membaca tanpa berhenti. Tetapi yang sering
siswa belum memahami tanda baca yang utama seperti titik dan tanda koma maka
tentang bacaan.
sebagai berikut :
kesulitan membaca dalam mengenal huruf abjad A-Z sudah bisa menyebutkannya
tetapi RA yang belum lancar untuk menyebutkan huruf vokal seperti kalimat
kemudian enak dan huruf konsonan.. RY kebingunan untuk membaca huruf “q”
huruf RY belum lancar dan dalam huruf, RY kebingunan dalam membaca kalimat
konsonan “ng”, maka dari hal tersebut setelah melakukan penelitian dan
Hal tersebut dipertegas hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
anak harus lebih banyak belajar baik dirumah maupun disekolah. Anak harus
membaca yang dialami siswa yang belum mengenal huruf dapat dilakukan dengan
pembelajaran seperti menggunakan kartu huruf dan kartu kata. Metode eja
huruf harus dihafal dan dilafalkan sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
belajar, maka siswa tersebut dapat lebih semangat lagi dalam belajar.
membaca kata demi kata, RY masih mengeja dari huruf per huruf ketika ingin
menyambungkan huruf agar menjadi kata itu sering kali mengalami kesalahan dan
secara terang terangan terhadap keluarga, sahabat dan penduduk mekah nabi
Se-jak = sejak
D-a-k-w-a-h = dakwah
S-e-c-a-r-a = secaha
54
S-e-m-b-u-n-y-i = semunyi
D-a-n = dan
K-e-m-u-d-i-a-n = kemudan
D-a-k-w-a-h =dakwah
S-e-c-a-r-a = secaha
T-e-r-a-ng = teran
T-e-r-h-a-d-a-p = tehadap
K-e-l-u-a-r-g-a = keluaga
S-a-h-a-b-a-t = sabat
D-a-n = dan
P-e-n-d-u-d-u-k = peduduk
M-e-k-a-h = me kah
N-a-b-i = nabi
M-u-h-a-m-m-a-d = muhammad
S-a-w = saw
Dengan ejaan yang RY baca maka dapat beberapa kata “sejak dakwah
secaha semunyi dan kemudan dakwah secaha teran keluaga sabat da peduduk me
kah nabi muhammad saw” maka berbeda dengan isi teks yang sebenarnya.
RY masih mengeja huruf per huruf yang di eja berbeda dengan apa yang
sebut menjadi kata, yang siswa sebutkan berbeda dengan apa yang ada di teks
bacaan dan tidak dapat menghubungkan huruf menjadi kata. Bahwa RY masih
dalam mengeja huruf per huruf, sehingga ketika mengeja dan RY ingin
55
menghubungkan huruf menjadi kata maka yang RY eja akan berbeda dengan kata
yang di sebutkan dan RY masih dalam mengeja huruf ke huruf tidak dapat
menyambung huruf menjadi kata dengan baik, ketika di minta membaca RY tidak
suka membaca, kurang minat dalam membaca dan terlalu sering bermain di kelas
Hal ini dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
merangkai kata-kata otomatis dia kesulitan dalam membaca dan tidak bisa
membacanya.
kata dan memahami gagasan ide pokok dalam bacaan. Kemampuan untuk
membaca. Ketika siswa mampu untuk mengucapkan sebuah kata, maka siswa
akan mampu untuk mengingatnya dan menggunakannya dalam kosa kata. Dengan
banyak berlatih maka siswa diharapkan mampu mengenali kata demi kata dengan
baik sehingga memudahkan siswa untuk membacanya. Meskipun akan selalu ada
kata-kata yang sulit, maka dengan banyak berlatih sehingga lebih memudahkan
membedakan huruf “b dan d” dapat dilihat dari contoh “Sejak hikmah dakwah”
RS telah dapat membedakan huruf tersebut hanya saja salah dalam melafalkan
Hal tersebut dipertegas oleh hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
dan huruf d. Pada saat siswa diminta untuk membaca masih banyak siswa yang
kebingungan untuk membedakan huruf kapital l dan masih ada juga siswa yang
untuk menyebutkan huruf dan juga siswa dilatih untuk menuliskan huruf agar
memahami sama sekali bacaan yang siswa baca karena RY masih dalam mengeja
kata dan ketika menyambung huruf menjadi kata masih salah maka dari itu
57
mereka belum memahami isi bacaan. Contohnya pada teks bacaan “nabi
muhammad saw” masih sering terjadi kesalahan ketika siswa membaca seperti
sa-bat d-a-n pe-du-duk me-kah na-bi m-u-h-a-m-m-a-d s-a-w dapat dilihat masih
belum bisa memahami isi bacaan dan masih sulit memahami isi bacaan sehingga
sulit dalam mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru RY tidak memahami isi
bacaan yang RY baca sehingga tugas dari guru tidak dapat di kerjakan sendiri.
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
mengalami kesulitan dalam memahami isi teks bacaan. Faktor kepaham membaca
dari segi bacaan, kejelasan teks bacaan terkadang teks yang digunakan merupakan
hasil foto copyan dari buku asli, sehingga terkadang pembaca menemukan tulisan-
tulisan yang kurang jelas untuk dibaca. Ditambah lagi dengan kertas yang
yang dipakai dalam teks bacaan yang kurang jelas. Penggunaan kata yang tidak
bahasa yang digunakan dalam teks bacaan bukan bahasa sehari-hari yang didengar
ungkapan dan kata yang khusus, faktor tingkat keterbacaan yakni tingkat mudah
mengalami kurangnya memahami isi bacaan apabila huruf konsonan pada sebuah
kata baik letak huruf konsonan di tengah dan di akhir kata. Sehingga apabila
terdapat huruf konsonan di tengah kata akan menyulitkan siswa untuk membaca
terganggu dan dapat lebih fokus dalam membaca. Guru mengatakan bahwa RY
dalam membaca.
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
posisi tubuh siswa ketika membaca yaitu dengan memperhatikan posisi duduk
siswa agar badannya siap, jarak antara mata dan tulisan juga diperhatikan supaya
tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan jarak idelanya yaitu 30 cm.
dekat dengan mata tidak mengatur posisi duduk pada saat membaca dengan jarak
idealnya 30 cm, karena siswa tersebut mudah melihat tulisan saat membaca, selain
dalam mengeja huruf per huruf sehingga di saat membaca tidak menghiraukan
tanda baca seperti di titik dan koma. Dari hal tersebut guru mengatakan bahwa RY
paham dengan tanda baca tetapi hanya saja masih sehingga menyebutkan huruf
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
seperti tanda tanya, tanda seru, tanda koma dan tanda titik yang berada ditengah
paragraf. Jika siswa belum memahami tanda baca yang utama seperti titik dan
koma maka anak akan kesulitan dalam intonasi membaca. Kesulitan intonasi akan
baca bisa merubah makna dari kalimat, kesulitan membaca yaitu membaca
Keraguan dalam membaca sering menyebabkan anak kurang mengenal huruf atau
karena kurangnya pemahaman. Selain itu, jika anak belum paham arti tanda baca
yang utama seperti titik dan koma maka anak akan kesulitan dalam intonasi.
disempurnakan hal itu perlu ditingkatkan lagi, agar tidak terjadi kesalahan
sebagai berikut :
bingung dalam di sebutkan oleh RA yaitu huruf “e” dan untuk huruf konsonan
oi, ei, ai) dan huruf di graf seperti (ny, ng, sy, kh) kemudian RA tidak bisa karena
dia kesulitan dalam membaca kalimat jika ada huruf di graf, untuk membaca kata
mengidentifikasi kata yang belum lancar. Lalu untuk membaca kata yang sudah
suku kata, RA dalam kelancaran membaca belum lancar dan harus lebih giat
Hal ini dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin tanggal
06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD Negeri 38
dalam mengenal huruf dapat dilihat dari abjad. siswa tetap dalam bimbingan dan
pengawasan anak harus lebih banyak belajar baik dirumah maupun disekolah.
belajar membaca huruf-huruf dan menggunakan kartu huruf yang menarik agar
belajar menyenangkan dan mudah dipahami oleh anak tersebut, kartu huruf
penggunaan sejumlah kartu sebagai alat untuk belajar membaca dengan cara
melihat dan mengingat bentuk huruf dan gambar yang disertai tulisan dari makna
62
gambar pada kartu huruf, kemudian membantu mempersiapkan anak untuk dapat
huruf adalah suatu kegiatan dengan menggunakan alat berupa kartu huruf yang
terdapat simbol huruf dan gambar disertai tulisan dari makna gambarnya, dengan
huruf abjad.
pengenalan huruf sehingga masih mengeja huruf per huruf dan tidak bisa
bacanya hanya di ujung yang ada pada kata contohnya “Sejak dakwah secara
keluarga, sahabat dan penduduk mekah, nabi muhammad saw” maka yang eja dan
Se-jak = sejak
S-e-m-b-u-n-y-i = semunyi
D-a-n = dan
K-e-m-u-d-i-a-n = kemudan
63
D-a-k-w-a-h = dakwah
C-a-r-a = c-a-r-a
T-e-r-a-n-g = teran
Te-ra-ng = erang
Ter-ha-dap = tehadap
Ke-l-u-a-r-g-a = keluaga
Sa-ha-ba-t = sabat
D-a-n = dan
P-e-n-d-u-d-u-k = peduduk
Me-k-a-h = meka
N-a-b-i = nabi
S-a-w =saw
proses pengenalan huruf yang di bacanya menjadi kata, kesulitan membaca siswa
seharusnya di bimbing dengan baik oleh guru di sekolah maupun orang tua di
rumah.
sering kali melakukan kesalahan dan ketika membaca menjadi kata, RA juga
hanya menyebutkan hasil bacaanya yang ada di ujung kata contohnya “t\e\r\a\n di
baca oleh RA ran”. RA harus lebih di bimbing lagi dalam belajar baik di sekolah
64
maupun di rumah dan RA masih dalam mengeja huruf per huruf karena kurang
ketika membaca.
Hasil tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
sehingga membuat RA masih belum bisa membaca secara jelas didalam kelas.
kesulitan yang dihadapi siswa membaca kata demi dan membaca kesulitan untuk
membaca kata selanjutnya, maka dari itu kita harus mengajari siswa tersebut agar
lancar membaca. Kegiatan membaca secara teratur dapat membantu siswa lebih
lancar dalam membaca kata demi kata. Kegiatan membaca berkaitan dengan
pengenalan huruf atau rangkaian kata, makna atau pemahaman sehingga kegiatan
memahami gagasan ide pokok dalam bacaan, sehingga membuat anak tersebut
huruf “b dan d” sehingga setiap siswa membaca huruf tersebut RA tidak terbalik
menjadi kata, maka RA masih dalam tahap pengenalan huruf tetapi dapat
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
kemungkinan daya ingat dia tentang pengenalan hurufnya itu banyak yang belum
paham sepenuhnya, seperti siswa itu masih sulit untuk membedakan huruf yang
hampir sama dan mengucapkannya itu masih ada belum benar maka yang
huruf abjad agar siswa dapat memahami huruf yang diucapkan. Selain itu
penyebab kurangnya anak mengenal huruf dikarenakan siswa tersebut masih sulit
membedakan huruf yang bentuknya sama maka siswa dapat dilatih untuk
menuliskan huruf dan melafalkannya dan siswa harus bisa membedakan bentuk-
merubah huruf, merubah kata, menghilang kata dan ketika mengeja huruf per
66
huruf menjadi kata maka berbeda kata yang di eja berbeda dengan RA baca,
Contohnya “di tengah-tengah” di baca menjadi “di te-neng ngeng a-hah ha te-ng-
ngeng”. dari hal ini tersebut bahwa guru mengatakan RA siswa dalam pengenalan
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
siswa sering menghilangkan kata tersebut sulit untuk mengeja huruf dan sulit
menghubungkan huruf menjadi kata dan juga kenakalan siswa seperti masih
sering ribut dikelas dan mereka lebih senang bermain dari pada memperhatikan
tersebut menghilangkan kata yang dilakukan saat siswa membaca dengan lumayan
membaca dengan benar serta dapat mengidentifikasi gagasan yang ada dalam
membaca lebih sering lagi dan ada timbal balik yang dilakukan guru terhadap
siswa.
67
karena masih mengeja dan di saat mengeja terjadi sehingga melupakan tanda baca
seperti koma dan titik. Dari hasil tersebut guru mengatakan bahwa RA masih
dalam mengenal huruf dan masih mengeja huruf sehingga mengabaikan tanda
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
(berhenti membaca) pada tempat yang tidak memperhatikan tanda baca dan siswa
belum mengetahui tanda baca seperti tanda tanya, tanda seru, tanda koma dan
tanda titik. Pada saat membaca siswa sering mengabaikan tanda koma dab titik
tersebut sudah mulai mengeja bacaan sehingga anak tersebut tidak memperhatikan
tanda bacaan seperti tanda dan koma. sehingga siswa belum memahami tanda
baca yang utama seperti titik dan tanda koma maka siswa akan kesulitan dalam
Lubuklinggau adalah : a). belum bentuk mengenal huruf, b) belum bisa membaca
kata demi kata, c) siswa kurang memahami isi bacaan, d) kesulitan membaca
huruf secara terbalik tulisan yang di baca b di baca d, e) mengabaikan tanda baca,
1. Faktor Internal
Siswa kelas II SD pada saat penelitian dan wawancara anak yang kesulitan
membaca, maka dari itu pada saat melakukan penelitian dan wawancara di SD
69
minat belajar membaca, kurangnya minat belajar membaca pada siswa kelas II itu
dengan orang tua anak lebih suka bermain Hanphone dan nonton TV dari pada
belajar. Pada saat orang tua menyuruh untuk belajar membaca harus dimarahin
terlebih dahulu agar anak mau belajar membaca serta pada saat di sekolah siswa
seperti menggunakan media atau nyanyian untuk membantu anak supaya bisa
yang digunakan belum bervariasi dan belum menarik sehingga kurang tertarik
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
kurang bersemangat dalam belajar atau malas dalam belajar, anak cenderung
bermain. Siswa yang sulit dalam membaca termasuk dalam faktor internal yaitu
faktor minat, bahwa kurangnya minat siswa dalam belajar penyebab siswa dalam
membaca.
untuk belajar membaca dilihat dari kurangnya siswa untuk memperhatikan materi
yang disampaikan oleh guru pada saat guru menjelaskan materi, dikarenakan guru
70
tersebut tidak dapat memilih metode atau media pembelajaran yang menarik
minat siswa, sehingga minat siswa untuk belajar juga menjadi kurang, jika siswa
kurang minat untuk belajar membaca maka semangatnya untuk belajar membaca
juga kurang. Selain itu guru harus menstimulasi perasaan senang, tersediaan buku
harus lengkap serta kenyamanan tempat belajar harus kondusi sehingga minat
Pada saat melakukan penelitian dan observasi kepada anak yang kesulitan
dalam membaca ada dua siswa yang tidak menempuh ke jenjang pendidikan
Taman Kanak-kanak (TK) yaitu siswa RY dan RA dikarenakan orang tua belum
(SD) sehingga susah tersebut tidak ada pencapaian dalam pembelajaran, seperti
bertahap.
sudah bisa mengetahui huruf abjad dan bisa membaca walaupun tidak terlalu bisa
membaca, terpenting sudah ada pengetahuan yang telah ditanamkan pada saat di
dan berhitung walupun tidak terlalu mendalam setidaknya pada pelajaran untuk
Hal tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd sebagai Guru kelas II di SD
71
orang tuanya masih rendah Sehingga pembelajaran membaca yang diperoleh anak
masih kurang.
mensekolahkan anak untuk mencapai pendidikan anak usia dini pada hakikatnya
Saat melakukan penelitian dan wawancara kepada orang tua dan guru
bahwa lima siswa tersebut kurang menangkap pada saat melakukan proses
saja tetapi nilai terhadap mata pelajaran yang lain juga kecil.
anak tersebut anaknya memang kurang menangkap dan mudah lupa contohnya
saja sudah di beritahukan bahwa itu adalah huruf “a” bukan “e” tetapi masih di
ulangkan kembali, maka pada saat siswa belajar membaca memang harus benar-
seorang guru dan orang tua harus mengajarkan siswa secara berulang-ulang
supaya siswa paham dan mengerti karena mengajarkan siswa yang sulit untuk
menangkap harus sabar supaya mereka ada perubahan. Dari faktor intelegensi
siswa kurang menangkap pada saat belajar membaca, maka orang tua dan guru
72
harus bekerja sama dalam mengajarkan siswa secara berulang-ulang dan sekreatif
Hasil tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
belum paham sepenuhnya, akan menyebabkan siswa sulit atau memiliki kendala
pikirnya susah menangkap atau menyerap apa yang diajarkan oleh gurunya
diajarkan oleh gurunya sehingga siswa tersebut sulit untuk membaca. maka pada
mengajarkannya agar mereka dapat mengerti dan paham pada saat belajar.
2. Faktor eksternal
a) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa yang kesulitan dalam
Membaca.
Pada saat sebelum melakukan proses pembelajaran seorang guru seharusnya
membaca, karena jika kurangnya motivasi kepada anak yang kesulitan dalam
membaca anak tersebut tidak ada perubahan dalam membacanya dan anak
menganggap kesulitan dalam membaca tersebut hal yang sepele karena tidak ada
73
sayangkan karena motivasi merupakan penguat untuk siswa yang kesulitan dalam
kesulitan dalam membaca, maka anak ini termotivasi untuk dapat belajar
membaca lebih giat lagi karena mereka merasakan yang diperhatikan oleh guru
dan pastinya siswa akan mempunyai perubahan dalam membacanya jika guru
Hasil tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
sehingga siswa kurang untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru
hal ini terlihat saat siswa tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatiannya
pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Oleh karena itu, besar
belajar.
74
b) keluarga yang kurang perhatian terhadap anak yang kesulitan dalam membaca.
Faktor keluarga sangatlah penting untuk anak apa lagi anak usia dini karena
seorang anak lebih banyak bersama keluarga dari pada di lingkungan sekolah
maka dari itu keluarga adalah peran penting untuk memperhatikan anak supaya
anak terhindar dari kesulitan dalam membaca orang tua dan keluarga seharusnya
dalam membaca seharusnya pada saat anak sebelum sekolah memang harus
diajarkan menyebutkan Abdjad A-Z dan diajarkan membaca supaya pada saat
duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) anak sekolah bisa membaca, faktor
eksternal yaitu faktor keluarga sangatlah penting untuk anak apa lagi anak usia
dini.
Hasil tersebut dipertegas dari hasil penelitian wawancara pada hari Senin
tanggal 06 Februari 2023 bersama Ibu Robia, S.Pd. sebagai Guru kelas II di SD
tanggung jawab yang besar untuk pendidikan anak-anak dalam proses belajar,
mendapatkan pendidikan yang baik, orang tua yang terlalu sibuk dengan
rumah anak tidak diajarkan pemahaman oleh orang tuannya sehingga anak malas
kesulitan belajar membaca dan selain itu orang tua mencari solusi terhadap
Adapun upaya yang didapatkan oleh peneliti untuk mengatasi kesulitan siswa
dan memperbaiki cara belajar siswa agar lebih efektif dengan menggunakan
media gambar yang ada dibuku agar siswa lebih mengerti pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
Guru memberikan dukungan pada siswa untuk mencoba hal baru dan
mengajarkan cara untuk berani diri didepan kelas dengan meningkatkan percaya
diri dan memberikan motivasi dengan cara dapat menjawab pertanyaan yang
memberikan evaluasi dan tindak lanjut diakhir pelajaran kepada siswa yang
siswa untuk membaca satu persatu dan memberikan bimbingan setelah usai
belajar.
Gambar 3.7 Wawancara bersama ibu Robia mengenai Upaya yang dilakukan guru
dalam mengatasi kesulitan dalam membaca.
77
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kesulitan membaca siswa kelas II
serta pembalikan huruf. Kesulitan mengenal huruf yang dialami oleh siswa kelas
tetapi siswa tidak dapat menunjukkan huruf yang telah disebutkan. Kesulitan anak
dalam mengenal huruf dapat dipengaruhi oleh memori pada anak. Memori
berguna untuk mengingat bentuk huruf dan untuk mengenal bunyi huruf.
huruf-huruf yang hampir sama dan dapat mengakibatkan anak kesulitan untuk
Kesulitan yang ada pada siswa perlu diteliti lebih lanjut karena didapatkan
satu atau lebih kesulitan dalam memproses informasi, seperti kemampuan dalm
dengan bantuan media pembelajaran seperti menggunakan kartu huruf dan kartu
kata. Metode eja harus dihafal dan dilafalkan sesuai dengan bunyinya menurut
putus atau tidak terbata-bata serta memahami intonasi yang tepat dan dapat
memahami intonasi yang tepat dan dapat memahami gagasan dan ide pokok yang
kesulitan untuk membaca kata selanjutnya. Kesulitan membaca akan hilang jika
siswa secara teratur belajar membaca kata demi kata. Dalam membaca kata siswa
masih terbata-bata dan ada juga siswa yang membaca kata demi kata dituntun
membaca ini dapat membantu siswa lebih lancar dalam membaca kata demi kata
maka dari itu orang tua harus membimbing dan pengawasan bahwa anak harus
belajar membaca agar belajar dapat menyenangkan dan mudah dipahami oleh
79
anak tersebut. Tetapi faktor dari keluarga lebih dominan untuk anak bisa lebih
memiliki rasa percaya diri yang kurang terutama saat menghadapi tugas membaca.
pemecahan kode (decoding), gagal memahami makna kata dan kurang lancar
membaca. Kegiatan membaca secara teratur dapat membantu siswa lebih lancar
dalam membaca kata demi kata. Kegiatan membaca berkaitan dengan pengenalan
huruf atau rangkaian kata, makna atau maksud dan pemahaman terhadap makna
atau maksud sehingga kegiatan membaca tidak dilakukan secara teratur maka
huruf yang hampir sama seperti b, d, i dan l. pembalikan huruf terjadi dikarenakan
anak susah membedakan posisi atas bawah atau kanan kiri. Pembalikan sering
terjadi pada huruf yang hampir sama seperti “p” dengan “q” atau “g”, “b” dengan
“d”, “m” dengan “n” atau “w” Abdurrahman (2012:176-178) pembelajaran yang
siswa diminta untuk menyebutkan huruf dan juga menuliskan huruf agar siswa
terlalu dekat dengan mata sehingga menyebabkan terlalu dekat dengan jarak
membacanya. Menurut Fifin (2020:840) menemukan hal yang sama bahwa siswa
mengalami kesulitan menempatkan buku terlalu dekat dengan mata pada saat
mata. Khususnya melihat tulisan yang ada dibuku dan hampir setiap kesempatan
tubuh siswa ketika membaca yaitu dengan memperhatikan posisi duduk siswa
agar badannya siap, jarak antara mata dan tulisan juga diperhatikan supaya tidak
terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dengan jarak idealnya yaitu 30 cm. Kerjasama
antara dua tangan siswa juga diajarkan oleh guru bagaimana cara memegang buku
yang benar, membolak balikkan halaman yang benar. Guru juga selalu
mengingatkan tatkala ada siswa yang keliru posisi tubuhnya ketika membaca
81
kemudian kesulitan menempatkan buku terlalu dekat dengan mata tidak mengatur
posisi duduk pada saat membaca dengan jarak idealnya 30 cm, karena siswa
tersebut mudah melihat tulisan saat membaca selain itu masih kurang mengeja
bacaan.
baca seperti tanda tanya, tanda seru, tanda koma dan tanda titik yang berada
ditengah paragraf. Jika siswa belum memahami tanda baca yang utama seperti
titik dan koma maka anak akan kesulitan dalam intonasi membaca. Kesulitan
karena tanda baca bisa merubah makna dari kalimat. Menurut Abdurrahman
dalam Rizkiana (2016:23) jika siswa belum paham arti tanda baca yang utama
seperti titik dan koma, mereka akan mengalami kesulitan dalam intonasi. Dalam
Keraguan dalam membaca sering menyebabkan anak kurang mengenal huruf atau
karena kurangnya pemahaman. Selain itu, jika anak belum paham arti tanda baca
yang utama seperti titik dan koma maka anak akan kesulitan dalam intonasi.
82
Kesulitan yang dialami oleh siswa kelas II yaitu masih sulit memahami
maksud dari penjelasan yang disampaikan guru di dalam kelas. Menurut Dalman
kognitif yang berupa untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam
tulisan . Hal ini berarti membaca merupakan proses berpikir untuk memahami isi
teks bacaan.
lingkungan kelas yang efisien, efektif dan bermakna. Sebaliknya, jika teks bacaan
tidak berhubungan dengan konteks siswa, tidak menarik dan rumit, maka
menonton. Untuk menghindari hal tersebut guru perlu selektif dalam memilih teks
bacaan yang tepat. Guru biasanya mengajar siswa dengan menggunakan buku teks
yang tersedia. Namun, tidak semua teks sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru
dapat mengembangkan materi teks mereka sendiri bagi siswa untuk mencapai
tujuan atau memenuhi kebutuhan siswa. Faktor kepaham membaca dari segi
bacaan, kejelasan teks bacaan terkadang teks yang digunakan merupakan hasil
foto copyan dari buku asli, sehingga terkadang pembaca menemukan tulisan-
tulisan yang kurang jelas untuk dibaca. Ditambah lagi dengan kertas yang
yang dipakai dalam teks bacaan yang kurang jelas. Penggunaan kata yang tidak
83
bahasa yang digunakan dalam teks bacaan bukan bahasa sehari-hari yang didengar
ungkapan dan kata yang khusus, faktor tingkat keterbacaan yakni tingkat mudah
Kesulitan yang dialami oleh siswa kelas II yaitu masih ada beberapa siswa
membuat siswa sering menghilangkan kata tersebut sulit untuk mengeja huruf dan
sulit menghubungkan huruf menjadi kata dan juga kenakalan siswa seperti masih
sering ribut dikelas dan mereka lebih senang bermain dari pada memperhatikan
menemukan hal yang sama bahwa siswa dapat penyebab dari menghilangkan kata
tersebut adalah karena siswa menggangap kata yang dihilangkan tersebut tidak
belajar membaca karena adanya kekurangan dalam mengenal huruf, bunyi bahasa
membaca dengan benar serta dapat mengidentifikasi gagasan yang ada dalam
membaca lebih sering lagi dan ada timbal balik yang dilakukan guru terhadap
siswa.
a. Minat
Faktor yang menjadi kesulitan dalam membaca siswa adalah minat, karena
jika siswa tidak memiliki minat dan kemauan untuk membaca maka akan sulit
untuk melakukannya. Untuk melihat minat belajar siswa dapat dilihat bagaimana
antusias siswa dalam proses pembelajaran dan juga bagaimana sikap siswa selama
pembelajaran. Minat belajar dapat dilihat dari beberapa aspek. Indikator minat
untuk belajar, 4) adanya kemauan dari dalam diri untuk aktif dalam pembelajaran,
Friantini (2019:7) minat merupakan kemauan yang kuat dalam membaca dengan
disertai usaha dari orang tersebut. Minat baca yang besar akan membawa
kemauan yang besar dalam membaca dan dengan kesadaran dirinya dalam
membaca Rahim (2011:16) minat harus ditimbulkan dengan usaha yang kuat
85
terlepas dari peran seorang guru menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
siswa juga harus memiliki usaha dan kesadaran diri dalam membaca.
seperti membaca, menulis dan berhitung. Pendidikan pra sekolah ini bisa
dilakukan oleh keluarga atau dengan pendidikan Taman Kanak-kanak yang pada
saat ini sudah sangat dianjurkan untuk ditempuh anak sebelum memasuki
pendidikan sekolah dasar. Faktor pendidikan pra sekolah ini bisa menentukan
kemajuan dalam diri anak. Anak yang tidak mendapatkan pendidikan pra sekolah
lebih sulit dalam membaca dari pada anak yang sebelumnya mendapatkan
c. Dukungan Keluarga
terutama orang tua yang merupakan guru pertama anak. Faktor lingkungan
keluarga mencakup latar belakang keluarga, cara mendidik anak dirumah dan
akan mengakibatkan potensi anak menurun. Keadaan ini menyebabkan anak yang
86
berasal dari keluarga ini mengalami pencapaian hasil belajar yang rendah. Maka
dari itu dukungan keluarga sangatlah penting hasil belajar yang baik untuk anak.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa terdapat beberapa upaya guru
memberikan media pembelajaran yang menarik dan efektif, contohnya guru kelas
guru menggunakan media pembelajaran yang menarik dan efektif, dengan media
siswa akan lebih termotivasi untuk belajar, mendorong siswa menulis, berbicara
pembelajaran dapat membuat proses belajar mengajar lebih efektif dan efesien
kepada siswa, memberikan dukungan pada siswa untuk mencoba hal baru dan
yang sama bahwa guru meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan motivasi,
dengan mandiri.
tidak menyalahkan siswa atas kondisi yang dialaminya. Beberapa orang tua
membaca.
membaca dengan memberikan evaluasi dan tindak lanjut diakhir pelajaran kepada
menemukan hal yang sama bahwa guru memberikan program khusus membaca
remedial. Program ini mengacu pada pemberikan remedial kepada siswa yang
mengalami kesulitan membaca cukup bera. Yang mana program membaca untuk
kelas remedial dikhususkan untuk siswa yang mengalami kesulitan membaca yang
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang menghambat siswa dalam kesulitan membaca di kelas II
internal yaitu siswa malas belajar membaca, siswa tidak sekolah taman
motivasi kepada siswa yang kesulitan dalam membaca dan orang tua yang
baca.
3. Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan membaca pada siswa
motivasi, guru tidak pernah menyalahkan siswa atas kondisi yang dialaminya
B. REKOMENDASI
1. Siswa
membaca dengan lancar. Siswa diharapkan untuk lebih giat lagi dalam belajar
2. Guru
3. Kepala Sekolah
kepada guru dan memberikan pelatihan kepada guru tentang pembelajaran yang
4. Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Akda, H.F. & Dafit. F. (2021). Analisis Kesulitan Membaca Pada Siswa Kelas II
Sekolah Dasar. NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan dan
Pembelajaran , 6(1), 118-28.
Kusno. dkk (2020). Analisis Kesulitan Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Semarang
Jurnal For Lesson and Learning Studies. 3 (3), 432-439.
Latifah, L. (2017). Kesulitan Belajar Membaca Pada Siswa Kelas Tinggi. Jurusan
Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jurnal
Studi Kasus di MIM Pandasanri. Pendidikan Sekolah Dasar, 38-48.
Maghfiroh, Fitriyani & Hani Atus (2019). Upaya Guru Dalam mengatasi
Kesulitan Belajar Membaca Siswa. Jurnal Ilmiah PGMI 5 (1), 95-105.
LAMPIRAN A
94
Lembar Observasi
(Catatan Lapangan)
Kelas : II
No Deskripsi Hasil
Ya Tidak
1. Guru menggunakan kurikulum 2013 √
2. Guru menggunakan RPP 1 lembar √
3. Guru menggunakan media pembelajaran dalam √
kelas
4. Guru menyampaikan materi dengan metode √
ceramah
5. Siswa terlihat bosan dengan apa yang √
disampaikan oleh guru
6. Siswa seleruhnya memperhatikan guru √
7. Siswa merespon pembicaraan guru √
8. Siswa bertanya kepda guru dan sesama teman. √
9. Respon siswa aktif dalam belajar. √
10. Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas √
LAMPIRAN B
101
Keterangan
Lak-laki : 16 Orang
Perempuan : 21 Orang
Jumlah : 37 Orang
PROFIL SEKOLAH
107
DOKUMENTASI SEKOLAH
108
LAMPIRAN C
109
38 Lubuklinggau ?
kesulitan ?
mengenal huruf .
pembelajaran Di kelas.
kesulitan membaca ?
Guru Kelas : Faktornya bisa jadi dari keluarga, karena mungkin orang
membaca ?
ketika mendektek.
Guru Kelas : Ada rasa malas pada dirinya dan tidak ada dukungan dari
orang tuannya.
111
Guru Kelas : Jelas berbeda, di ajarin didepan jika perlu ditambah les
tambahan.
Guru Kelas : Diam, tidak mengerti sama sekali apa yang dijelasin sama
guru.
dengan mata ?
Guru Kelas : Iya, selalu membaca buku dengan terlalu dekat mata.
kata ?
Guru Kelas : Siswa satu masih membaca kata demi kata, siswa kedua
huruf ?
Guru Kelas : Siswa satu tidak kesulitan, siswa kedua dan siswa ketiga
Guru Kelas : Ada yang memahami dan ada juga yang hanya sekedar
membaca.
Guru Kelas II
ROBIA, S.Pd.
NIP. -
113
WAWANCARA SISWA
menghilangkan kata/huruf ?
tanda baca ?
bacaan ?
ribut ?
Siswa : Sudah bu, mereka diam tetapi setelah itu ribut lagi.
Mengetahui
Siswa
Siswa FEP
115
WAWANCARA SISWA
YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA SISWA RY
membaca ?
Siswa : iya bu
membaca ?
Siswa RY
WAWANCARA SISWA
YANG MENGALAMI KESULITAN MEMBACA SISWA RA
116
Siswa : Tidak bu
Di dalam buku ?
Mengetahui
Siswa
Siswa RA
SISWA FEP
117
pada anak ?
tugas ?
membaca ?
sedang ia baca ?
Orang Tua : Ketika membaca fio dapat menempatkan buku jauh dari
mata.
kata ?
Huruf ?
Orang Tua : Tidak begitu kesulitan dalam mengurutkan kata dan huruf.
dan d ?
SISWA RY
119
pada anak ?
tugas ?
Orang Tua : iya masih sulit apalagi membaca masih mengeja huruf.
membaca ?
sedang ia baca ?
kata ?
menyambung kata.
Huruf ?
dan d ?
SIWA RA
121
pada anak ?
tugas ?
membaca ?
sedang ia baca ?
kata ?
Huruf ?
122
dan d ?
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas : II
2. Berikan tanda Ya atau Tidak pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Mengenal huruf √
2. Membaca kata demi kata √
3. Membaca secara terbalik tulisan √
yang dibaca b dan d
4. Kesulitan memahami isi bacaan. √
5. Menghilangkan kata. √
6. Menempatkan buku terlalu dekat √
dengan mata.
7. Mengabaikan tanda baca √
Kelas :
129
Hari/Tanggal :
2. Berikan tanda checklist pada jawaban yang anda pilih dari kedua alternatif
jawaban ini !
FEP RY RA MP AD SS
1. Mengenal huruf √
5. menghilangkan kata/huruf √
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Narasumber
130
3. Usia : 31 Tahun
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Kurikulum apa yang ibu Sudah memakai kurikulum 13
1. diterapkan pada siswa kelas II
SD Negeri 38 Lubuklinggau ?
Ada 37 siswa
Berapa jumlah murid kelas II
2.
saat ini ?
Apakah dari ke enam siswa itu Siswa kedua yang meletakkan buku
17. meletakkan buku terlalu dekat terlalu dekat dengan mata.
dengan mata ?
Robia, S.Pd.
NIP. -
134
PEDOMAN WAWANCARA
SISWA KELAS II SD NEGERI 38 LUBUKLINGGAU
A. Identitas Narasumber
2. Usia : 7 Tahun
3. Kelas : II
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Iya bu masih
Apakah kamu merasa kesulitan dalam
1.
membaca ?
Tidak bu
Apakah kamu menyukai pembelajaran
2.
yang berkaitan membaca ?
Apa saja bentuk motivasi yang diberikan Iya bu, selalu di ingatkan
7. orang tuamu dalam proses belajar mengajar, orang tua untuk belajar.
jika iya bagaimana caranya ?
pernah bu
Apakah kamu pernah di ajak orang tuamu
9.
ke perpustakaan daerah atau toko buku ?
Belajar membaca
Bagaimana caranya kamu memanfaatkan
10.
fasilitas tersebut ?
PEDOMAN WAWANCARA
A. Identitas Narasumber
3. Usia : 35 Tahun
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Kadang-kadang, anak sering
bermain dari pada belajar.
Apakah anak belajar membaca di
1.
rumah ?
Iya terlibat
Mengetahui
Orang tua / wali murid
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Apakah setiap malam atau sepulang Iya bu selalu menyiapkan buku
sekolah kamu menyiapkan buku pelajaran.
1.
belajar untuk mata pelajaran
selanjutnya ?
Jika sudah melakukan aktifitas Iya bu
2. bermain apakah kamu masih
menyempatkan waktu untuk belajar ?
3. Jam berapa biasanya belajar di rumah ? Jam 3 sore dan jam 8 malam bu
Apakah kamu memahami materi yang Iya bu, sedikit memahami dan
4.
diberikan oleh guru di sekolah ? sedikit tidak memahami.
Kesulitan apa yang kamu alami saat Iya ibu masih mengalami
5.
proses pembelajaran ? kesulitan membaca
141
Senang bu
Bagaimana perasaanmu ketika kegiatan
8.
pembelajaran berlangsung ?
Iya bu lulus TK
Apakah kamu lulus sekolah Taman
16.
Kanak-kanak (TK) ?
(..........................................)
143
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Tidak saya jarang bertanya saat
Apakah kamu sering bertanya saat
1. dalam belajar
guru menjelaskan pelajaran ?
(...................................)
145
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Terkadang-terkadang
Apakah guru sering memberi arahan
1.
dalam keterampilan membaca disekolah ?
Iya
Tidak
Apakah kamu diarahkan oleh gurumu
9.
untuk belajar kelompok ?
Tidak pernah.
Apakah kamu sering berkelahi
10.
disekolah ?
(...........................................)
147
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Apakah setiap malam atau Tidak
sepulang sekolah kamu
1.
menyiapkan materi belajar untuk
mata pelajaran selanjutnya ?
Jika sudah melakukan aktifitas Iya pada malam hari
bermain apakah kamu masih
2.
menyempatkan waktu untuk
belajar ?
3. Jam berapa biasanya belajar ? Iya Jam 08.00-09.00 saya belajar.
Apakah kamu memahami materi Iya saya memahami
4. yang diberikan oleh guru
disekolah ?
Kesulitan apa yang kamu alami Kurang konsentraksi
5.
saat proses pembelajaran ?
148
Saya senang
iya
Apakah kamu suka membaca saat
14.
malam hari ?
(........................................)
150
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Iya saya sering bertanya
Apakah kamu sering bertanya saat
1.
guru menjelaskan pelajaran ?
Tidak pernah
Apakah saat gurumu tidak masuk di
10.
kelas? Apakah kamu belajar mandiri ?
(........................................)
152
A. Identitas Narasumber
B. Daftar Pertanyaan
No Pertanyaan Jawaban
Iya selalu memberi arahan
Apakah guru sering memberi arahan
1.
dalam keterampilan membaca disekolah ?
Iya disediakan
Apakah disekolah menyediakan buku-
2.
buku untuk belajar membaca ?
Menyukai matematika
Dalam belajar pembelajaran apa yang
7.
kamu sukai ?
Iya kadang-kadang
Tidak ada
Apakah kamu diarahkan oleh gurumu
9.
untuk belajar kelompok ?
Tidak pernah
Apakah kamu sering berkelahi
10.
disekolah ?
(.........................................)
LAMPIRAN D
158
FOTO DOKUMENTASI
(Foto mengajari anak mengalami kesulitan untuk berlatih membaca dan foto
bersama)
162
RIWAYAT HIDUP
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa dari
Ayah, Ibu dan Keluarga dalam menjalani aktivitas akademik di perguruan tinggi
Universitas PGRI Silampari. Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir dangan skripsi yang berjudul “ Analisis Kesulitan Membaca Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 38 Lubuklinggau”.
161