Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

Nama : Ferdi Stiawan


Nim : 857921179
Pokjar : Gemilang -Tempuran Kab. Magelang
Kode : IDIK 4008
Prodi : PGSD 118 SMT 7
Tutor : DIYAH MINTASIH,M.Pd

Jawaban
1. Masalah yang saya hadapi dalam pengelolaan pembelajaran adalah ‘Menumbuhkan Minat
Membaca permulaan di Kelas 1 SD’.
2. Identifikasi pada permasalahan di sekolah saya ( pada no 1 )
a. Permasalahan yang terjadi dikelas 1 MI Banyusari 1 Grabag adalah masih
banyaknya siswa yang belum bisa membaca terutama di kelas 1.Hal ini menjadi
kendala bagi guru dalam menyampaikan pembelajaran,mereka dalam belajar
masih perlu pendampingan dan bantuan dari orang tua dalam
membaca,sedangkan orang tua pun sering mengeluh karena anaknya susah diajak
belajar membaca. Saya sebagai guru pun menyadari dengan hal ini, karena situasi
saat ini terkait covid-19 siswa harus Belajar Dari Rumah ( BDR ).Guru pun
mengalami kesulitan dalam membimbing siswanya,terutama kelas 1 yang baru
masuk di Sekolah Dasar,mereka belum tahu bagaimana situasi belajar disekolah
yang baru.
b. Menurut saya ,karena situasi saat ini yang tidak memungkinkan untuk
pembelajaran secara langsung (tatap muka).
c. Mengingat situasi adanya covid-19 maka kami, guru kesulitan untuk melakukan
pembelajaran secara penuh,mengingat siswa harus Belajar Dari Rumah
(BDR),dan sudah menjadi keputusan dari pemerintah.
3. Keterbatasan PTK
a. PTK sebagai penelitian ilmiah masih sering dipertanyakan.
Metodologi yang agak longgar,yang lebih bersifat informal meskipun dijaga
keobyektivannya masih menimbulkan keraguan. Apakah kaidah-kaidah penelitian
ilmiah dapat dijaga selama pengumpulan data?
Apakah tidak ada manipulasi yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh siswa
karena perintah guru? Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai
strategi/Teknik pembelajaran dapat dihasilkan dengan baik. Namun demikian para
peneliti masih sering mempertanyakan kesahihan penelitian yang dilakukan guru
sendiri dikelasnya,sebagaimana yang diisyaratkan oleh Winter dalam MC.Taggart
(1991).
b. Generalisasi
Sejalan dengan masalah validitas, hasil PTK tidak dapat digeneralisasikan karena
memang hasil tersebut hanya terkait dengan siswa dalam kelas tertentu.Kita tidak
dapat menyimpulkan bahwa satu Teknik efektif untuk meningkatkan motivasi
siswa, karena sampel penelitian hanya satu kelas,yang merupakan kasus khusus.
PTK memang merupakan penelitian yang dilakukan guru dikelasnya sendiri untuk
memperbaiki aspek pembelajaran tertentu yang ada dan terjadi dikelas tersebut.
4. Identifikasi kesulitan membaca permulaan kelas 1 di MI Banyusari 1
a. Siswa kesulitan mengenali huruf, sehingga beberapa huruf masih belum familiar
dan terucap secara otomatis.
i. Siswa kesulitan membedakan huruf yang mirip, baik bentuk hurufnya atau
kemiripan bunyi pengucapannya. Misalnya huruf “b” dengan “d” dan
huruf “f” dengan “v”.
ii. Siswa kesulitan merangkai simbol dari huruf-huruf menjadi sebuah
kata. Misalnya huruf “b” dan “o” dirangkai menjadi “bo” dan huruf “l”
dengan “a” menjadi “la”, seharusnya dibaca “bola’.
iii. Siswa sering tidak lengkap ketika mengucapkan kata, misalnya tulisan
“menyanyikan” dibaca “menyanyi”.
iv. Siswa masih terbata-bata dalam mengeja, sehingga perlu bantuan ketika
membaca.
v. Siswa kesulitan untuk berkonsentrasi. Beberapa siswa ketika membaca
sambil bercanda dengan temannya atau bermain kejar-kejaran di ruang
kelas.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah,
bagaimana proses dan hasil analisis kesulitan membaca permulaan yang dialami
siswa kelas I MI banyusari 1 Grabag?
5. Siklus

6. Rumusan masalah
Berdasarkan kompetensi yang diharapkan Kurikulum 2013, jenis-jenis kesulitan siswa
dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis kesulitan membaca. Hasil dalam penelitian
menunjukkan bahwa jenis-jenis kesulitan siswa dalam membaca permulaan seluruhnya
berjumlah 6 macam, terdiri atas:
(1) tidak dapat melafalkan huruf konsonan,
(2) tidak dapat melafalkan vokal rangkap (diftong),
(3) tidak dapat membedakan huruf yang bentuknya hampir sama,
(4) pengucapan kata dengan bantuan guru,
(5) tidak memperhatikan tanda baca dan
(6) membaca tersendat-sendat. Faktor-faktor yang memengaruhi siswa dalam membaca
permulaan adalah faktor psikologis dan faktor lingkungan. Faktor psikologis dikarenakan
kurangnya minat siswa dalam mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya pada aspek
membaca. Jadi, meskipun guru sudah memberikan bimbingan dan jam tambahan bagi
siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca, jika siswanya tidak tertarik maka akan
tetap mengalami kesulitan dalam membaca. Faktor kedua yaitu faktor lingkungan yang
terdiri atas lingkungan kelas dan lingkungan keluarga. Lingkungan kelas sudah tampak
menampilkan standar sebagai kelas yang literat, namun lingkungan keluarga juga sangat
berperan penting terutama orang tua yang memberikan pendampingan kepada anaknya
7. Dilihat dari pembelajaran bu Tuti saya simpulkan sebagai berikut.
Sebagai seorang guru, kita harus bisa mengenali setiap kondisi peserta didik kita, karena
setiap peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda. Jika banyak yang tidak tertarik
pada pembelajaran yang kita lakukan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang kita
lakukan ini, monoton.
Pembelajaran yang seperti ini bisa terjadi karena kita sebagai guru tidak melakukan
evaluasi terhadap pembelajaran yang kita lakukan setiap harinya. karena dengan kita
melakukan evaluasi diri, kita bisa tahu alasan yang membuat pembelajaran itu monoton,
baik dalam penyampaian kita saat belajar, media yang digunakan kurang kreatif, dan
kurangnya interaksi dengan siswa.
Agar terhindar dari pembelajaran yang monoton kita sebagai guru harus memiliki rencana
tersendiri sebelum berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Adapun yang harus
diperhatikan agar pembelajaran tidak monoton yaitu: pengkondisian awal belajar yang
baik, penggunaan metode belajar yang tepat,  pemilihan media belajar yang cocok untuk
materi yang diajarkan, saat pembelajaran berlangsung hadirkan kegiatan yang
menyenangkan seperti tepuk-tepukan, tebak-tebakan, dan permainan lainnya
8. perbedaan peran guru sebagai pengajar dengan peran guru sebagai pengajar dan
Penelitian Tindakan Kelas.
Guru adalah sebutan bagi seseorang yang telah mengajarkan ilmu kepada kita. Guru
memiliki peranan penting dalam pendidikan antara lain guru sebagai pengajar dan guru
sebagai peneliti. 
a. Peran guru sebagai pengajar yaitu mengajarkan suatu ilmu pengetahuan kepada
peserta didik.
b. Sedangkan peran guru sebagai peneliti yaitu meneliti tentang permasalahan yang
terjadi selama proses belajar mengajar di dalam kelas. Penelitian yang dilakukan
seorang guru disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berarti
penelitian tersebut dilakukan di dalam kelas selama proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai