Rahmita Afriani
Abstrak
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu ingin berhubungan dengan manusia lainnya.
Keinginan untuk berhubungan dengan orang lain memaksa manusia untuk
berkomunikasi. Pada dasarnya, komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran,
pendapat dan perasaan seseorang kepada orang lain. Tujuan umum dari artikel ini adalah
untuk mengetahui penggunaan komunikasi fatis dalam menjaga hubungan baik di tempat
kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Komunikasi
antarpribadi dianggap sebagai salah satu strategi untuk membangun dan mempertahankan
hubungan yang efektif antara organisasi dengan publik. Komunikasi fatis merupakan
komuniksi yang sangat berperan dan penting dalam hubungan yang tercipta di tempat
kerja. Penggunaan komunikasi fatis sangat sering terjadi di tempat kerja, karena dianggap
sebagai pembuka dalam hubungan yang lebih akrab.
Kata Kunci : Komunikasi Fatis, Hubungan Baik, Tempat Kerja
Abstract
Humans are social creatures who always want to connect with other humans. The desire
to connect with others forces humans to communicate. Basically, communication is a
process of conveying one's thoughts, opinions and feelings to others. The general purpose
of this article is to find out the use of phatic communication in maintaining good
relationships in the workplace. This research uses a qualitative descriptive method.
Qualitative research is a research procedure that produces descriptive data in the form
of written or spoken words from people and observable behavior. Interpersonal
communication is considered as one of the strategies to build and maintain effective
relationships between organizations and the public. Phatic communication is a
communication that plays a very important role in the relationships created in the
workplace. The use of phatic communication is very common in the workplace, because
it is considered an opener in a more intimate relationship.
Keyword : Phatic Communication, Good Relationships, Workplace
1
Manusia adalah makhluk sosial individu sehingga dapat
yang selalu ingin berhubungan dengan memprediksikan respon yang akan
manusia lainnya. Keinginan untuk timbul. Hal tersebut didukung oleh
berhubungan dengan orang lain (Wiryanto, 2006), komunikasi
memaksa manusia untuk berkomunikasi. antarpribadi sebagai komunikasi yang
Oleh karena itu, komunikasi sangat berlangsung dalam situasi tatap muka
penting dalam kehidupan manusia, antara dua orang atau lebih, baik secara
bahkan semua aspek kehidupan manusia teroganisasi maupun pada kerumunan
berproses melalui komunikasi. Pada orang.
dasarnya, komunikasi adalah suatu
Saat berkomunikasi, seseorang
proses penyampaian pikiran, pendapat
harus memperhatikan siapa lawan
dan perasaan seseorang kepada orang
bicaranya, situasi serta personalnya
lain.
sehingga dapat menggunakan kata yang
Komunikasi merupakan bagian tepat untuk diucapkan. Saat
paling mendasar dalam kehidupan berkomunikasi, komunikan tidak
manusia. Komunikasi yang langsung mengungkapkan tujuan
memungkinkan manusia membangun utamanya, namun melalui pembukaan
suatu kerangka rujukan dan yang dikenal dengan istilah basa-basi.
menggunakannya sebagai panduan
Komunikasi menjadi efektif
untuk menafsirkan situasi apapun yang
ketika pesan yang disampaikan dapat
mereka hadapi. Dengan komunikasi,
diterima dengan baik oleh komunikan.
manusia mempelajari dan menerapkan
Indikator keefektifan komunikasi bila
cara-cara untuk mengatasi permasalahan
memenuhi sejumlah syarat, salah
dalam kehidupan sosial (Mulyana,
satunya adalah mampu menimbulkan
2010).
kesenangan pada pihak yang terlibat di
Komunikasi antarpribadi dalamnya.
dianggap sebagai salah satu strategi
Komunikasi fatis (Phatic
untuk membangun dan mempertahankan
Communication) adalah bentuk
hubungan yang efektif antara organisasi
komunikasi yang dapat memberi
dengan publik. Komunikasi antarpribadi
kesenangan (Zegarac, 2009).
memiliki fungsi untuk membantu
Komunikasi fatis meliputi berbagai
mengumpulkan informasi mengenai
2
ruang lingkup, mulai dari masyarakat, tidak efektif. Hal ini terjadi karena kebe-
kantor, lingkungan akademisi dan lain- ragaman budaya yang melatarbelakangi
lain. Bentuk komunikasi yang dapat individu sangat berperan terhadap gaya
memberikan kesenangan tersebut salah komunikasi seseorang. Gaya komunikasi
satunya adalah berbasa basi, yang dinilai ini juga akan berpengaruh ketika
sejalan dengan fungsi komunikasi fatis. individu berbaur di tempat kerja
Berbasa-basi dapat menjadi pembuka (Effendy, 2011).
dan pemelihara hubungan. Hal ini
Asumsi tersebut menghantarkan
sebagaimana fungsi komunikasi fatis
pada satu pemikiran bahwa komunikasi
yang bertujuan memberi informasi
fatis dapat memunculkan komunikasi
seperti komunikasi verbal namun
yang efektif dalam interaksi antara
hanya untuk menjaga hubungan sosial.
komunikator dan komunikan, baik
Meskipun komunikasi fatis ini bersifat pribadi ataupun kelompok dalam
cukup jarang dibicarakan dalam kajian konteks organisasi.
komunikasi, namun keberadaan
Berdasarkan latar belakang
komunikasi fatis di sekitar lingkungan
diatas, maka penelitian ini membahas
sosial ternyata sangat diperlukan dan
tentang “Penggunaan Komunikasi Fatis
mudah ditemukan. Misalnya seseorang
dalam Menjaga Hubungan Baik di
menanyakan kabar dari lawan bicaranya,
Tempat Kerja”.
maka sebenarnya hal itu hanya
merupakan basa-basi saja. Si penanya Tinjauan Pustaka
3
penyampaian informasi dalam kesalahan pemahaman oleh penerima
komunikasi. Komunikasi didefinisikan informasi tersebut.
sesuai dengan keadaannya saat
Komunikasi Interpersonal
digunakan, sehingga definisinya
berbeda-beda sesuai situasi yang sedang Komunikasi antarpribadi (interpersonal
dan media informasi lainnya. Suatu dua kata yang membentuk istilah yaitu
4
keterikatan secara emosional dan cara- lain seperti berkomunikasi dengan cara
cara penyesuaian sosial. menyapa, tersenyum, melambaikan
tangan, membungkukkan badan,
Komunikasi antar pribadi
menanyakan kabar kesehatan partner
merupakan bentuk komunikasi yang
komunikasinya dan tindakan lainnya.
poin utamanya terletak pada norma
relasional. Komunikasi antar pribadi 2) Menemukan diri sendiri
sring terjadi dalam kelom pok yang
Sebagian orang melakukan komunikasi
sangat kecil, namun tidak menutup
interpersonal dengan orang lain untuk
kemungkinan juga terjadi pada
memperoleh informasi tentang dirinya
kelompok yang lebih besar. Namun
sendiri. Komunikasi interpersonal
demikian, norma norma hubungan dapat
memberikan kesempatan kepada kedua
dikembangkan dan dipelihara hanya
belah pihak untuk berbicara tentang apa
pada hubungan yang dekat dan akrab.
yang disukai dan apa yang dibenci.
Begitu ukuran kelompok menjadi lebih
besar, maka proses komunikasi 3) Menemukan dunia luar
5
5) Mempengaruhi sikap dan tingkah pemberian bantuan (konseling) bagi
laku orang lain yang memerlukan.
6
tidak mempunyai makna dalam arti deskriptif, karena penelitian ini secara
untuk menyampaikan informasi, khususnya untuk menjelaskan
melainkan digunakan untuk mengadakan Penggunaan Komunikasi Fatis dalam
kontak sosial diantara pembicara atau menjaga hubungan di tempat kerja.
untuk menghindarkan kesenyapan yang
Adapun prosedur dalam
menimbulkan rasa kikuk (Rahmadanty,
menganalisis data kualitatif sebagai
2014).
berikut:
Metode
1. Reduksi Data
Ditinjau dari jenis datanya 2. Penyajian Data
pendekatan penelitian yang digunakan 3. Kesimpulan atau Verifikasi
dalam penelitian ini adalah pendekatan
Berdasarkan keterangan di atas, maka
kualitatif. Adapun yang dimaksud
setiap tahap dalam proses tersebut
dengan penelitian kualitatif yaitu
dilakukan untuk mendapatkan
penelitian yang bermaksud untuk
keabsahan data dengan menelaah
memahami fenomena tentang apa yang
seluruh data yang ada dari berbagai
dialami oleh subjek penelitian secara
sumber yang telah didapat dari lapangan
holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
dan dokumen pribadi, dokumen resmi,
bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu
gambar, foto dan sebagainya melalui
konteks khusus yang alamiah dan
metode wawancara yang didukung
dengan memanfaatkan berbagai metode
dengan studi dokumentasi (Burhan,
ilmiah (Moleong, 2010).
2009).
Penelitian ini menggunakan
Dalam usaha mencari keabsahan
metode deskriptif kualitatif. Menurut
datadari penelitian ini, maka peneliti
Bogdan dan Tylor (Moleong, 2010)
berusaha un-tuk dapat memenuhi standar
penelitian kualitatif merupakan prosedur
dengan melaku-kan triangulasi. Seperti
penelitian yang menghasilkan data
yang dinyatakan oleh Denzin dalam
deskriptif berupa kata-kata yang tertulis
(Burhan, 2009), maka pelaksanaan
atau lisan dari orang-orang dan perilaku
teknis dari langkah pengujian keabsahan
yang dapat diamati (Rakhmat, 2005).
terdapat empat triangulasi yaitu peneliti,
Metode analisis data yang peneliti
sumber, metode, dan teori.
gunakan adalah metode analisis data
7
Penelitian menggunakan Penggunaan Komunikasi Fatis di
triangulasi sumber untuk memeriksa Tempat Kerja
keabsahan data, yaitu dengan
Menurut penelitian yang
membandingkan keadaan dan perspektif
dilakukan melalui teknik wawancara
seseorang dengan berbagai pendapat dan
mendalam dengan para informan,
pandangan orang seperti rakyat biasa,
menunjukkan bahwa komunikasi fatis
orang yang berpendidikan menengah
merupakan komuniksi yang sangat
atau tinggi, orang berada, atau orang
berperan dan penting dalam hubungan
pemerintahan, yang pada akhirnya akan
yang tercipta di tempat kerja.
diketahui berbagai pendapat dan
pemikiran yang berbeda. Komunikasi yang terjalin di
tempat kerja sangat berbeda jika
Hasil dan Pembahasan
dibandingkan dengan komunikasi
Dalam penelitian ini peneliti sehari-hari. Dalam komunikasi di tempat
menggunakan triangulasi sumber, yaitu kerja, struktur yang mengikat profesi dan
dengan membandingkan hasil posisi atau jabatan seseorang sangat
wawancara, observasi partisipan, dan berpengaruh terhadap bagaimana
pandangan peneliti sendiri. Pembahasan seseorang berinteraksi dengan orang
ini mengangkat mengenai proses dan lain. Di tempat kerja, komunikasi
mengkaitkan dengan teori yang interpersonal yang terjalin lebih
berkaitan tentang hasil proses penelitian kompleks dan dinamis dibandingkan
tersebut. Telah dijelaskan diawal dengan komunikasi interpersonal di
penelitian in mengangkat tema mengenai lingkungan sosial sehari-hari.
Penggunaan dan Peranan Komuniksi
Hal ini berkaitan dengan
Fatis yang terjadi di Tempat Kerja.
hubungan yang terjalin yang sangat
Dalam pembahasan kali ini mengaitkan
berkaitan dengan profesi dan citra
antara konsep dan hasil yang ada
seseorang di tempat kerjanya. Untuk itu
dilapangan di kaitkan secara lebih dalam
komunikasi fatis menjadi salah satu cara
lagi.
untuk meningkatkan hubungan di tempat
kerja. Menurut teori mengenai
komunikasi fatis, komunikasi fatis
merupakan komunkasi dilakukan dalam
8
konteks komunikasi interpersonal untuk komuniksi organisasi, kesenangan pada
komunikasi yang mampu me- nimbulkan berhubungan interpersonal akan
kesenangan diantara pihak yang terlibat. berimbas pada efektifitas kinerja para
anggota organisasi.
Kesenangan dalam komunikasi
interpersonal sangat erat kaitannya Berdasarkan hasil wawancara
dengan bagaimana hubungan yang dengan para informan, diketahui bahwa
sedang berlangsung. Kedekatan dalam komunikasi fatis merupakan komunikasi
komunikasi interpersonal dapat yang paling sering mereka gunakan
memberikan kesenangan yang lebih untuk menjalin hubungan ataupun untuk
banyak. Dengan kesenangan dalam mempertahankan hubungan dengan
hubungan tersebut, maka akan sesama rekan kerja. Komunikasi fatis
berdampak pada bentuk hubungan yang yang sering dilakukan adalah berbasa-
lebih erat dan intim. Kesenangan yang basi dan saling menyapa ketika
dimaksud adalah bentuk basa-basi, berpapasan. Bentuk lain dari komuniksi
saling menyapa, bertegur sapa, fatis yang sering digunakan adalah
menanyakan kabar, komentar mengenai menanyakan mengenai beberapa
opini terhadap hal-hal yang sedang kegiatan yang sering dilakukan. Small
menjadi topik bahasan ataupun hanya talk atau basa-basi yang dilakukan tak
saling melakukan eye contact atau jarang berkaitan dengan beberapa hal
menepuk bahu teman. Hampir setiap yang terjadi disekitar, seperti
hari, sapaan dan small talk atau basa- menanyakan jam, menanyakan kabar,
basi yang dilakukan adalah bentuk berkomentar tentang cuaca hari tersebut,
komunikasi fatis dengan tujuan untuk berkomentar mengenai apa yang sedang
menjalin hubungan yang baik dengan dilakukan lawan bicara merupakan
lawan bicara. Kesenangan dalam beberapa bentuk komunikasi fatis yang
berkomunikasi terse- but memberikan biasa dilakukan di tempat kerja.
dampak yang baik dalam hubungan
Berdasarkan hasil penelitian,
komunikasi internal suatu perusa- haan.
beberapa komunikasi nonverbal ternyata
Konteks komunikasi interpersonal dalam
merupakan bentuk komunikasi fatis
suatu organisasi perlu suatu keterikatan
yang sering digunakan. Komunikasi
yang khusus dibandingkan dengan
nonverbal yang paling sering di-
kehidupan sosial kebanyakan. Dalam
gunakan adalah saling menyapa diikuti
9
dengan saling bersalaman atau berjabat meningkatkan hubungan atau hanya
tangan, menyapa dengan cara menepuk untuk menjaga hubungan dengan atasan,
punggung rekan kerja, saling melakukan sesama rekan kerja atau kepada
eye contact atau saling menaikan alis pelanggan menjadi lebih baik.
ketika berpapasan, saling melambaikan Latarbelakang konteks budaya sangat
tangan atau hanya saling se nyum ketika berperan dalam pengguanaan komuniksi
bertatap muka. Komunikasi nonverbal fatis di tempat kerja.
dalam konteks komunikasi fatis biasanya
Seseorang yang berasal dari
merupakan komplemen dari proses
konteks budaya tinggi biasanya lebih
komunikasi interpersonal yang
fasih dalam penggunaan komuniksi fatis
dilakukan.
sebagai bentuk komu- nikasi yang wajib
Devito menjelaskan bahwa dalam hubungan interpersonal. Bahasa
hubungan komunikasi nonverbal pada yang digunakan pun memang benar-
interaski melibatkan peserta komunikasi benar untuk mengungkapkan kedekatan
mengirim dan menerima pesan secara (proximity) yang terjaling antara
simultan dan spontan, baik secara verbal komunikasi interpersoanal yang ada.
maupun nonverbal. Untuk meningkatkan Bentuk kedekatan tersebut biasa
keefektifan komunikasi antarpribadi, diperlihatkan dengan sentuhan,
pemanfaatan kekuatan pesan verbal intensitas small talk yang lebih sering
maupun nonverbal, untuk berupaya dan bentuk ekspresi yang lebih terbuka
saling meyakinkan, dengan ketika berinteraksi.
mengoptimalkan penggunaan pesan
Sedangkan untuk beberapa orang
verbal maupun nonverbal secara
dengan latarbelakang konteks budaya
bersamaan, saling mengisi, saling
rendah, komunikasi fatis menjadi suatu
memperkuat sesuai dengan tujuan
bentuk paksaan atau tekanan dalam
komunikasi (Devito, 2012).
hubungan interpersonal yang terjalin.
Dalam dunia kerja, konteks Bagi mereka yang berasal dari konteks
budaya sangat berperan dalam budaya rendah, penggunaan komuniksai
pengelolaan komuniksi fatis. fatis yang bersifat small talk atau basi-
Kebanyakan dalam tempat kerja, para basi sangat tidak efisien dalam hubungan
karyawan menjadi dangat fasih dan hanya membuat mereka merasa
berkomunikasi fatis guna untuk tidak nyaman. Pola komunikasi yang
10
terjalin menurut hasil wawancara dengan tempat kerja, komunikasi interpersonal
beberapa informan juga lebih me ngarah yang terjalin lebih kompleks dan dinamis
pada bentuk komuniksi formal. Artinya dibandingkan dengan komunikasi
hubungan yang terjalin juga hanya interpersonal di lingkungan sosial
sebatas hubungan kerjaan dan sebatas sehari-hari.
menyapa saja. Namun walaupun
DAFTAR PUSTAKA
demikian kominikasi fatis tetap menjadi Burhan, B. (2009). Penelitian Kualitatif.
suatu bentuk komunikasi wajib dalam Jakarta: Kencana.
hubungan interpersonal terutama Devito, J. (2012). The Interpersonal
Communication Book, 13th
ditempat kerja.
Edition. NYC: Longman.
Kesimpulan Effendy. (2011). Ilmu Komunikasi Teori
dan Praktek. Bandung: Remaja
Berdasarkan hasil penelitian, di Rosdakarya.
dapat kesimpulan bahwa pada dasarnya, Kurniawan, H., A, S., & Mubarok.
(2020). Penggunaan Komunikasi
komunikasi adalah suatu proses
Fatis dalam Pengelolaan
penyampaian pikiran, pendapat dan Hubungan di Tempat Kerja
Universitas Budi Luhur:
perasaan seseorang kepada orang lain.
Pekanbaru. Jurnal Akrab Juara
Komunikasi antarpribadi dianggap Vol. 5 No. 2.
sebagai salah satu strategi untuk Moleong, J. L. (2010). Metode
Penelitian Kualitiatif. Bandung:
membangun dan mempertahankan
PT. Remaja Rosdakarya.
hubungan yang efektif antara organisasi
Mulyana, D. (2010). Ilmu Komunikasi:
dengan publik. Komunikasi fatis Suatu Pengantar. Bandung: PT
merupakan komuniksi yang sangat Remaja Rosdakarya.
yang mengikat profesi dan posisi atau Suranto Aw. (2011). Komunikasi
Interpersonal. Yogyakarta:
jabatan seseorang sangat berpengaruh Graha Ilmu.
terhadap bagaimana seseorang Syarwani, A., & Harapan, E. (2014).
berinteraksi dengan orang lain. Di Komunikasi antarpribadi.
11
Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Tikari, M. (2019). Memahami Ilmu
Komunikasi. Medan: Universitas
Sumatera Utara.
Wiryanto. (2006). Pengantar Ilmu
Komunikasi. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Zegarac, V. (2009). What is Phatic
Communication. Cambridge
Journal Online.
12