Masalah Kebijakan
Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses karena
masyarakat masih beranggapan bahwa sampah sebagai barang sisa yang tidak berguna, sehingga
banyak masyarakat yang membuang sampah ataupun mengkonsumsi sampah tanpa dikelola
dengan baik yang mengakibatkan timbulnya pencemaran. Besar kecilnya setiap kegiatan
masyarakat pasti akan berdampak pada kualitas lingkungan. Oleh karena itu, masyarakat harus
bisa menjaga serta mengendalikan sampah agar tidak melakukan pencemaran yang akan
berdampak pada kerusakan lingkungan itu sendiri
Namun World Bank (2012) menyatakan bahwa pertambahan jumlah timbulan sampah
sangat cepat, pada tahun 2002 dengan 2,9 miliar penduduk perkotaan menghasilkan sekitar 0,64
kg per orang per hari (0,68 miliar ton per tahun) dan pada tahun 2012 jumlah ini telah meningkat
menjadi sekitar 3 miliar penduduk yang menghasilkan 1,2 kg per orang per hari (1,3 miliar ton
per tahun). Diperkirakan sampah ini akan terus bertambah dan diprediksikan pada tahun 2025
akan mencapai 4,3 miliar penduduk perkotaan yang menghasilkan sekitar 1,42 kg per orang per
hari sampah kota (2,2 miliar ton per tahun)1.Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik
terbesar kedua didunia yaitu 64 juta ton per-tahun dengan 3,2 juta ton per-tahun yang dibuang ke
laut2
1
https://www.bps.go.id/
Menurut Jambeck et al, tahun 20153 Indonesia ditetapkan sebagai penyumbang sampah
plastik terbesar kedua di dunia. Hal ini disebabkan karena kurang kepekaan masyarakat terhadap
penggunaan kantong plastik. Kantong Plastik memiliki beberapa efek berbahaya seperti memicu
perubahan iklim, mencemari lingkungan, berbahaya bagi manusia, dan terurai sangat lama.4
Karakteristik
Menurut masalah tentang sampah di Indonesia menurut kelompok kami masuk kedalam
karakteristik Artificial. Karena masalah sampah ini harus melakukan pendekatan yang sangat
intensif dan pemerintah dinilai belum serius untuk mengatasi sampah. Terbukti pada tahun 2015
Indonesia menjadi peringkat kedua setelah China untuk permasalahan sampah plastik yang
dimana warga Indonesia masih belum sadar akan bahayanya sampah ini. Sampah seringkali
mengalami perubahan pendekatan, dari mulai reuse, reduce, recycle selanjutnya menjadi
memisahkan organik dan an organik , sekarang ditambahkan menjadi 3 yaitu organik, anorganik
dan b3. Pada dasarnya kebijakan pemerintah tentang sampah haruslah substansial seperti negara
negara maju lainnya yang fokus dalam menangani sampah. Indonesia masih belum tegas terkait
sanksi bagi yang para pengguna sampah plastik.
Tipe Masalah
2
http://documents.worldbank.org/curated/en/642751527664372193/pdf/126686-INDONESIA-29-5-2018-
14-34-5-SynthesisFullReportAPRILIND.pdf
3
https://www.iswa.org/fileadmin/user_upload/Calendar_2011_03_AMERICANA/Science-2015-Jambeck-768-
71__2_.pdf hal 769
4
http://dietkantongplastik.info/bahaya-kantong-plastik/
Hasil dari kebijakan ini tetap tidak sempurna karena ketika masalah sampah selesai akan
memunculkan masalah baru yang melibatkan banyak komponen, diantaranya masalah
pendaur ulangan sampah yang memerlukan adanya teknologi
Probabilities: incalculable
kemungkinan dampak dari kebijakan ini dimasa depan masih tidak dapat dipastikan
karena belum tentu jumlah tempat pembuangan sampah bisa memenuhi kebutuhan
masyarakatnya, mengingat semakin bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
lingkungan menjadi semakin padat, sehingga jumlah sampah akan semakin bertambah
Alternatif Kebijakan
Bank Sampah
Bank sampah adalah pelasanaan dari peraturan pemerintah nomor 81 tahun 2012
tentang pengelolaan sampah. Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk
mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang
sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat
pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang
dilakukan oleh petugas sukarelawan .Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi
bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.5
Technical Efektifitas 3 2 3
Feasibilty
Kecukupan 3 2 3
Efisiensi Biaya 2 2 1
Political Tingkat 2 2 3
Viability Penerimaan
Kepantasan 4 3 4
Daya Tanggap 2 1 2
Tidak 4 4 4
Bertentangan
Dengan
7
https://www.mongabay.co.id/2018/12/29/bali-larang-plastik-sekali-pakai-mulai-2019/
Peraturan
Pemerataan dan 3 3 2
Keadilan
Administrative Organisasi 3 2 2
Operability Memiliki
Otoritas
Komitmen 4 2 1
Institusi
Kemampuan 3 2 2
Aparatur
Dukungan 2 2 2
Organisasi
TOTAL 43 31 33