Anda di halaman 1dari 44

KEBIJAKAN

PELATIHAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

Disampaikan oleh:
Direktur Peningkatan Mutu Tenaga
Kesehatan
Sistematika TANTANGAN UTAMA PENGELOLAAN
SUMBER DAYA KESEHATAN
Penyajian

3
Gap dapat menyebabkan terbatasnya akses masyarakat
terhadap pelayanan Kesehatan yang berkualitas

Kinerja Gap Produktivitas :


Insentif , Sistem jenjang karier, sistem merit
SDMK
PENGELOLAAN
Gap Kompetensi :
SDMK Kompetensi Pengembangan kompetensi, pelatihan,beasiswa,
SDMK PPDS, fellowship

Gap Distribusi SDMK :


Distribusi SDMK Kebijakan Redistribusi, Insentif di DTPK

Gap Jumlah dan Jenis SDMK :


Ketersediaan SDM Perencanaan kebutuhan dan
Pemenuhan SDMK

Akses masyarakat terhadap SDM Kesehatan


Tiga Tantangan Utama dalam Pengelolaan SDM Kesehatan di Indonesia

Kekurangan jumlah Distribusi SDMK Kurangnya pelatihan


Nakes secara tidak merata berbasis kompetensi
nasional Kurangnya dokter di puskesmas Rendahnya penilaian dan
671 (6,47%) puskesmas Indonesia bagian timur, pelatihan berbasis
tidak ada dokter
sementara di beberapa daerah over kompetensi
supply
5.644 (54,45%) puskesmas Rendahnya retensi nakes di Kurangnya akses terhadap
belum memiliki 9 Jenis Tenaga daerah, insentif ‘kurang menarik’ pelatihan terakreditasi
Kesehatan secara lengkap dan pola karir tidak jelas

155 (24,26%) RSUD kab/kota belum Pemerintah (pusat) memiliki


kewenangan terbatas untuk
terpenuhi dengan 7 dokter spesialis melakukan redistribusi nakes di
Faskes milik Pemerintah Daerah
Ratio dokter 0,67 / 1000 penduduk (UU23/2014)
Dokter spesialis 0,15/1000 penduduk 6
Sistematika DASAR HUKUM PENGEMBANGAN
KOMPETENSI JABFUNGKES
Penyajian

7
Kebijakan Pelatihan
1. REGULASI/ DASAR HUKUM

▪ UU NO. 5 TAHUN 2014 Tentang


Aparatur Sipil Negara (ASN)
▪ UU NO.36 TAHUN 2014 Tentang
Tenaga Kesehatan
▪ PP NO.67 TAHUN 2019 Tentang
Pengelolaan Tenaga Kesehatan
▪ PP NO.17 TAHUN 2020 Tentang
Perubahan Atas PP NO. 11 TAHUN
2017 Tentang Manajemen PNS
▪ PERMENKES RI No.20 TAHUN 2015
Tentang Standar Kompetensi
Manajerial Jabatan Fungsional
Sanitarian
▪ PERMENPAN No.71 Tahun 2021, ttgb
Jabfung Tenaga Sanitasi
Lingkungan
PENGEMBANGAN KOMPETENSI ASN
PENGEMBANGAN MUTU KOMPETENSI
TENAGA KESEHATAN

PP no. 67 Tahun 2019


tentang Pengelolaan Tenaga
➢ Rancangan Kesehatan
Pelatihan
➢ Peserta
➢ Pelatih
AKREDITASI
PELATIHAN
(5 KOMPONEN) ➢ Penyelenggara Pasal 81
➢ Tempat Pasal 79
UU No. 36 tahun penyelenggaan (1) Akreditasi institusi penyelenggara
2014 Pasal 31 pelatihan sebagaimana dimaksud
(1) Setiap penyelenggaraan pelatihan dalam Pasal 79 ayat (3) huruf b
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
ayat (2) huruf b harus terakreditasi dan
dilakukan berdasarkan pengajuan
PP No 67 tahun diselenggarakan oleh institusi akreditasi dari institusi
2019 (ps.61-85) ➢ Administrasi dan penyelenggara yang terakreditasi. penyelenggara pelatihan.
AKREDITASI Manajemen
INSTITUSI
➢ Pelayanan Pelatihan
PELATIHAN
➢ Pelayanan (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (2) Pengajuan akreditasi institusi
(3 KOMPONEN)
Penunjang Pelatihan ayat (1) dilakukan oleh pemerintah pusat. penyelenggara pelatihan
sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada (1) meliputi komponen administrasi
ayat (2) meliputi: a. akreditasi pelatihan; dan manajemen, komponen
dan b. akreditasi institusi penyelenggara pelayanan pelatihan, dan komponen
pelatihan. pelayanan penunjang pelatihan
Sistematika STRATEGI KEMENKES DALAM
Penyajian TRANSFORMASI SDM KESEHATAN

11
TRANSFORMASI SDM KESEHATAN
DI DALAM TRANSFORMASI SISTEM KESEHATAN
Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Outcome Meningkatkan kesehatan ibu, Memperkuat sistem


Mempercepat perbaikan gizi Memperbaiki Gerakan Masyarakat
RPJMN bidang anak, keluarga berencana kesehatan & pengendalian
masyarakat pengendalianpenyakit Hidup Sehat (GERMAS)
kesehatan dan kesehatan reproduksi obat dan makanan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi layanan 3 Transformasi sistem ketahanan


rujukan kesehatan

a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan akses Meningkatkan Memperkuat
6 kategori penduduk primer sekunder kapasitas dan dan mutu layanan ketahanan sektor ketahanan
utama kapabilitas sekunder & tersier farmasi & alat tanggapdarurat
7 kampanye utama: Penambahan Skrining 14 penyakit
imunisasi, gizi imunisasi rutin penyebab kematian layanan primer Pembangunan RS di kesehatan Jejaring nasional
seimbang, olah raga, menjadi 14 antigen tertinggi di tiap sasaran Pembangunan Kawasan Timur, jejaring Produksi dalam negeri surveilans berbasis lab,
anti rokok, sanitasi & dan perluasan usia, skrining stunting, & Puskesmas di 171 kec., pengampuan 6 layanan 14 vaksin rutin, top 10 tenaga cadangan
kebersihan lingkungan, cakupan di seluruh peningkatan ANC untuk penyediaan 40 obat unggulan, kemitraan obat, top 10 alkes by tanggap darurat, table
skrining penyakit, Indonesia. kesehatan ibu & bayi. esensial, pemenuhan dengan world’s top volume & by value. top exercise
kepatuhan pengobatan SDM kesehatan primer healthcare centers. kesiapsiagaan krisis.

Transformasi SDM
4 Transformasi sistem 5 6 Transformasi teknologi
pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
tujuan: tersedia, cukup, dan dan bioteknologi di sektor kesehatan.
beasiswa dalam & luar negeri,
berkelanjutan; alokasi yang adil; dan kemudahan penyetaraan nakes lulusan
pemanfaatan yang efektif dan efisien. luar negeri.

12
Pelatihan Ketahanan Kesehatan menggunakan
platform digital adaptive learning

Pilar 3
Pengembangan tenaga kesehatan Transformasi Sistem Ketahanan
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan Kesehatan
Penguatan
surveilans berbasis lab dan
UU 36/2014 ketahanan tanggap darurat
PP 67/2019
Tenaga Kesehatan Pengelolaan Tenaga Kesehatan
Pilar 5
(Pasal 31 terkait Pelatihan (Pasal 75-85 terkait Transformasi SDM Kesehatan
Tenaga Kesehatan) manajemen pelatihan)
Peningkatan dan pengembangan
sumber daya manusia
“Meningkatkan kinerja, profesionalisme,
dan/atau menunjang pengembangan karier Pilar 6
Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan Transformasi Teknologi
tugas dan fungsinya” kesehatan
Pemanfaatan Teknologi dalam
akselerasi Peningkatan kompetensi
dan profesionalisme tenaga
kesehatan
14
PROSES PELATIHAN TENAGA KESEHATAN DENGAN
PLATFORM PELATIHAN DIGITAL

23
28/03/20
 Platform pelatihan digital

Transformasi model pelatihan bidang kesehatan melalui


Interoperabilitas Sistem Informasi

1. Data institusi Pelatihan


2. Kurikulum/ modul/media pelatihan
KEMKES 3. Data peserta (sebaran: jenis, lokasi, kompetensi/keahlian)
4. Data Pelatih sesuai Keahlian
(SUPER ADMIN) 5. Data Fasyankes Terlatih
6. Evaluasi Pelatihan

Institusi
Pelatihan
(ADMIN)
1. Status akreditasi Peserta / Nakes
2. Status pelatihan (USER)
3. Daftar Pelatihan
4. Evaluasi Peserta 1. Profil (connected to SI-SDMK)
2. Data pelatihan
3. E-sertifikat
4. Status Kompetensi
5. Level pelatihan
6. Evaluasi Individu
 Satu platform pelatihan – Single Sign On
(SSO) integrated to SI-SDMK

15
Harmonisasi Angka Kredit dan SKP
pada sertifikat
Penilaian SKP
Penilaian Angka Kredit Berdasarkan Pedoman P2KB
Berdasarkan Permenpan JF dari KTKI

Jml Angka
Jumlah jpl
Kredit

30-80 Jpl 1

81-160 2

161-480 3

481-640 6

641-960 9

> 690 15

16
Sistematika
KEBIJAKAN PELATIHAN SDM
Penyajian
KESEHATAN

17
Kebijakan
Pelatihan

PELATIHAN

Pelatihan merupakan proses


pembelajaran untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja, profesionalisme
dan menunjang pengembangan karir
dengan meminimalisir “gap
kompetensi” SDM dalam
melaksanakan tugas & fungsinya.
Contoh:
Contoh Desain Pelatihan

KOMPETENSI
MUTU
NAKES
JENIS
JABFUNG
Tingkat
Ketrampilan dan
Keahlian tenaga
sanitasi lingkungan
JENIS
PELATIHAN

Fungsional Kesehatan
Spesifik Keprofesian
Peningkatan Kinerja Organisasi
Roadmap
Peningkatan pelatihan yang sesuai jenjang dan kompetensi Nakes

1 2 3
Pemetaan needs dan supply Konsolidasi hasil pemetaan Peningkatan akses
pelatihan Nakes kebutuhan pelatihan pelatihan

Training Needs Analysis (TNA) Kurikulum Pelatihan


P
Platform pelatihan digital
A Konversi nilai pelatihan
R
A
L NSPK
E
L

1 Sekarang ada di sini 3

21
Peningkatan Mutu Nakes
 Problem Statement

“ Pelatihan terstandar dan akreditasi yang mampu dinilai dalam peningkatan mutu Nakes
Output

serta mampu diakses untuk tenaga kesehatan pada tahun 2023 Digitalisasi
Sistem Tenaga Kesehatan

No Problem Intervensi Output


1
1 Gap Pemetaan Kebutuhan Training Needs Analysis (TNA)
Jabatan/
Profesi Kompetensi Pelatihan (need and supply) berdasarkan program bagi 9 Nakes di
Organisasi Puskesmas
2
2 Standardisasi Konsolidasi hasil pemetaan 1. Penyusunan kurikulum pelatihan
kurikulum kebutuhan pelatihan 9 Nakes di Puskesmas yang
pelatihan dan terstandardisasi tersedia di
konversi nilai
SIAKPEL
2. Konversi pelatihan 9 Nakes di
GAP Puskesmas bernilai satuan kredit
PELATIHAN profesi (SKP)
Kompetensi
3. Pembuatan NSPK sesuai
1. Terstandar 3
Training Need kebutuhan kompetensi nakes/
2. Tercatat profesi
Assessment (TNA) 3. Accessible
4 Akses Peningkatan akses 4. pelatihan berbasis digital
Pelatihan pelatihan oleh nakes di 34
provinsi

22
Penetapan kebutuhan pelatihan Penetapan kebutuhan pelatihan
saat ini yang akan dilaksanakan

Standar Permintaan Mengacu kepada butir uraian


Jabfungkes
Kompetensi Unit/ OP tugas/kompetensi pada regulasi
standard:
- Permenpan → baru ada 8 Jabfung
GAP competence analysis - Standard Kompetensi Kerja (SKKNI)
- Standard Kompetensi Profesi

Profesi Jabfung Organisasi

Belum dilaksanakan
Penetapan Standard yang
1. Penetapan kebutuhan pelatihan dan akan diacu → Mekanisme
jenis nakes berdasarkan usulan unit TNA

23
Pelatihan Terakreditasi (9 nakes dan Labkesmas)
- Januari - 21 September Th. 2022
4500

4000
3899

3500 Key Poin:


Total = 14.251 orang
3000
- Pelatihan diselengggarakan
2618 2590 sebagian besar merupakan
kebutuhan program
2500
(Peningkatan
kerja/organisasi)
2000
- Sumber Data Pelatihan
1500 1250 2022: Dashboard E-Sertifkat
929 909 Pelatihan 2022 (belum
1000 683 Realtime) → kedepan
468 463 377 dirancang realtime (Platform
500 pelatihan digital)
65
0 - Sertifikat pelatihan hanya
angka kredit (belum
mengakomodir Satuan Kredit
Profesi/SKP)
NASIONAL

9 JENIS TENAGA KESEHATAN SEBARAN 9 JENIS TENAGA KESEHATAN DI


RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS
TEREGISTRASI

493.699

279.212

18.268
87.548
40.041
33.665 29.482 27.344
17.853

Perawat Bidan Dokter ATLM Kesmas Farmasi Gizi Kesling Dokter Gigi
Umum

RS PKM

Sumber: KTKI per 9 Agustus 2022


DASAR DIREKTORAT PENINGKATAN MUTU NAKES
MELAKUKAN
AKREDITASI INSTITUSI PENYELENGGARA PELATIHAN

Keputusan Kepala LAN


No.314/K.1/PDP.09/2021

sebagai Lembaga Pengakreditasi


Program Terakreditasi

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY


AKREDITASI
BBPK & Bapelkes Kemenkes, Bapelkes Nusantara
INSTITUSI
Instalasi/ Unit Diklat RS, Yayasan/ Perseroan
Terbatas (PT)/ Lembaga lain

170 Institusi Penyelenggara Pelatihan

53 Institusi Terakreditasi
tahun 2021 (31%)

23 10 10 7 2 1
Bapelkes RS Vertikal Swasta UPT RSUD Institusi
Daerah Pelatihan Pelatihan
Kemenkes Provinsi

37 Institusi yg akan 40 Institusi yg akan 72 Institusi yg akan


diakreditasi tahun 2022 diakreditasi tahun 2023 diakreditasi tahun 2024
(40%) (57%) (100%)
Kurikulum Pelatihan Per Nakes Data Kurikulum Terstandar

di SIAKPEL

“Total Kurikulum terdaftar


332 kurikulum”

28
Diklat teknis Profesi - PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

➢ Pelatihan berbasis kompetensi merupakan suatu pendekatan pelatihan yang lebih


spesifik dan terukur yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja sesuai
kebutuhan industri/pasar kerja.

➢ Pelatihan diselenggarakan dengan berorientasi pada keluaran (output dan


outcome) yang pelaksanaannya bergantung pada kecepatan dan keaktifan
masing masing peserta pelatihan berbasis kompetensi.

➢ Dengan pendekatan PBK/CBT ini banyak fungsi pelatihan yang semula sulit untuk
dilaksanakan menjadi lebih mudah dan praktis, karena proses pelatihan secara
terstruktur dan berdasarkan modul dan materi pelatihan yang telah tersedia,
sehingga sangat memungkinkan peserta pelatihan berlatih secara aktif dan
mandiri.

➢ Keuntungan pelatihan berbasis kompetensi diantaranya adalah pelatihan kerja


dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, praktis, dan ada kepastian pengakuan
bagi peserta pelatihan dari dunia usaha sebagai pengguna jasa.

29
MENGIKUTI PENGEMBANGAN PERUBAHAN PARADIGMA PEMBELAJARAN
(LAN RI, 2021)

Perubahan dari Training and Development ke


1
Learning and Development
EXPERIENCE
LEARNING
Pergeseran dari Orang yang memberikan pelatihan
2 (instruktur-lead) kepada Peserta Pelatihan dan Dampak SOCIAL
Pembelajaran pada Kinerja Organisasi LEARNIN
G

70%
KLASIKAL
Variasi kegiatan pengembangan kompetensi,

20%
selain instruktur-lead (diklat, workshop dan
3 seminar) ke assignment/workplace/experiential

10%
learning serta juga social learning dalam bentuk
pembimbingan (coaching dan mentoring)

30
Jabatan Fungsional
KESEHATAN 30
Jenis
30 Jenis Jabatan Fungsional Kesehatan
1. Administrator Kesehatan 19. Pranata Laboratorium Kesehatan
2. Apoteker 20. Psikolog Klinis
3. Asisten Apoteker 21. Radiografer
4. Bidan 22. Refraksionis Optisien
5. Dokter 23. Tenaga Sanitasi Lingkungan
6. Dokter Gigi 24. Teknisi Elektromedis
7. Dokter Pendidik Klinis 25. Terapis Wicara
8. Entomolog Kesehatan 26. Teknisi Transfusi Darah
9. Epidemiolog Kesehatan 27. Teknisi Gigi
10. Fisikawan Medik 28. Pembimbing Kesehatan Kerja
11. Fisioterapis 29. Penata Anestesi
12. Nutrisionis 30. Asisten penata Anestesi
13. Okupasi Terapis
14. Ortotis Prostetis
15. Penyuluh Kesehatan Masy.
16. Perekam Medis
17. Perawat
18. Perawat Gigi
1 Administrator Kesehatan 2.828 16 Pembimbing Kesehatan Kerja 337
2 Apoteker 5.567 17 Penata Anestesi 194
3 Asisten Apoteker 12.449 18 Penyuluh Kesehatan Masyarakat 5.692
4 Asisten Penata Anestesi 179 19 Perawat 150.595
5 Bidan 108.185 20 Perawat Gigi/ Terais Gigi dan Mulut 9.888
6 Dokter 29.715 21 Perekam Medis 3.480

7 Dokter Gigi 7.741 22 Pranata Laboratorium Kesehatan 13.389

8 Dokter Pendidik Klinis 1.939 23 Psikolog Klinis 223

9 Entomolog Kesehatan 194 24 Radiografer 3.210


25 Refraksionis Optisien 439
10 Epidemiolog Kesehatan 2.153
26 Sanitarian 10.759
11 Fisikawan Medis 119
27 Teknisi Elektromedis 1.386
12 Fisioterapis 2.601
28 Teknisi Gigi 159
13 Nutrisionis 11.925
29 Teknisi Transfusi Darah 138
14 Okupasi Terapis 179 30 Terapis Wicara 128
15 Ortotis Prostetis 41
TOTAL : 385.784
KEWAJIBAN JABFUNG
KEWAJIBAN JABFUNG

Melaksanakan Mencatat dan


tugas pokok menginventarisir

KEWAJIBAN PEJABAT
FUNGSIONAL
Mengumpulkan bukti
fisik hasil pelaksanaan MENGIKUTI
kegiatan KETENTUAN
pelayanan/pekerjaan
sehari-hari sebagai LAINNYA
dasar untuk Tugas lain
pengumpulan angka yang
kredit
diperintahkan
oleh atasan
JABATAN TENAGA SANITASI
LINGKUNGAN
Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2014
Kesehatan lingkungan bahwa upaya tentang sanitasi lingkungan
mencakup 4 upaya, yaitu upaya penyehatan media lingkungan, upaya
pengamanan faktor resiko lingkungan, upaya pengendalian factor
lingkungan akibat vector dan binatang pembawa penyakit, serta
penyelenggaraan sanitasi lingkungan dalam keadaan tertentu (kondisi
matra dan perubahan iklim)

Permen PAN RB no 71 tahun 2021

Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan adalah jabatan


yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan kegiatan pelayanan di bidang
kesehatan lingkungan pada instansi pemerintah

Pejabat
PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,
Fungsional
wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat
Tenaga Sanitasi
yang Berwenang untuk melakukan kegiatan
Lingkungan
pelayanan di bidang Kesehatan Lingkungan
(TSL) pada instansi pemerintah
PELATIHAN JABFUNG TSL (55 jpl)

PERAN
Setelah mengikuti pelatihan ini,
peserta berperan sebagai pejabat
fungsional Tenaga Sanitasi
Lingkungan di institusi masing-
masing.
.

TUJUAN PELATIHAN
Setelah mengikuti pelatihan ini,
peserta mampu melakukan kegiatan
bidang tenaga sanitasi lingkungan
sesuai Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara
Reformasi Birokrasi (Permenpan RB)
Nomor 71 Tahun 2021
KOMPETENSI
yg harus dimiliki Pejabat Jabfung TSL
1. Menjelaskan regulasi jabatan fungsional tenaga
sanitasi lingkungan
2. Menjelaskan Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi
Lingkungan sesuai jenjangnya
3. Mengimplementasikan Kode Etik Profesi Tenaga
Sanitasi Lingkungan
4. Membuat DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan
5. Merencanakan Pengembangan Karir Jabfung Tenaga
Sanitasi Lingkungan
6. Menyusun Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi
Lingkungan
7. Melakukan Persiapan UKOM Jabatan Fungsional
Tenaga Sanitasi Lingkungan
STRUKTUR KURIKULUM
WAKTU
NO MATERI JPL
T P PL
A. MATA PELATIHAN DASAR
1 Kebijakan Pengembangan Jabatan Fungsional Tenaga 2 0 0 2
Sanitasi Lingkungan
2 Kebijakan Pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi 2 0 0 2
Lingkungan
Subtotal 4 0 0 4
B. MATA PELATIHAN INTI
1 Regulasi jabatan fungsional tenaga sanitasi 2 0 0 2
lingkungan
2 Kegiatan Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8
3 Kode Etik Profesi Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 2 0 4
4 DUPAK Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 3 7 0 10
5 Pengembangan Karir Jabfung Tenaga Sanitasi Lingkungan 2 3 0 5

6 Karya Tulis Ilmiah (KTI) di Bidang Sanitasi Lingkungan 2 6 0 8

7 Persiapan UKOM 2 6 0 8
Subtotal 15 30 0 45
C. MATA PELATIHAN PENUNJANG
1 Building Learning Commitment (BLC) 0 2 0 2
2 Anti Korupsi 2 0 0 2
3 Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 1 0 2
Subtotal 3 3 0 6
JUMLAH 22 33 0 55
Peserta

Kriteria
Kriteria peserta pelatihan Jabatan Fungsional Tenaga
Sanitasi Lingkungan adalah PNS yang telah diangkat
dalam Jabatan Fungsional Tenaga Sanitasi Lingkungan

Jumlah peserta :
Jumlah peserta dalam 1 kelas maksimal 30 orang
Pelatih/fasilitator
Kriteria :
1. Memiliki kemampuan kediklatan, yaitu telah mengikuti pelatihan
calon widyaiswara atau AKTA atau TOT atau pelatihan TPPK.
2. Pendidikan S1 atau minimal setara dengan kriteria peserta, dengan
tambahan keahlian di bidang materi yang diajarkan.
3. Memahami kurikulum pelatihan jabatan fungsional sanitarian yang
telah distandarisasi. Menguasai materi yang disampaikan sesuai
dengan GBPP yang ditetapkan dalam kurikulum pelatihan.
SERTIFIKASI
Setiap peserta yang telah menyelesaikan
proses pembelajaran ini minimal 95% dari
keseluruhan jumlah jam pembelajaran akan
diberikan sertifikasi yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan RI dengan angka kredit
1 (SATU) dan ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang dan oleh panitia penyelenggara.

Anda mungkin juga menyukai