Anda di halaman 1dari 8

MINI-MARKETING STRATEGY

“COGIE LETSGO!”

“Mau nongkie? Ke Cogie Letsgo!”

A. Profil Target Market


Target market atau target pasar adalah sekelompok orang yang menjadi target
penjualan produk dari perusahaan. Intinya target market adalah kelompok yang akan
dilayani sebagai konsumen. Target pasar biasanya mempunyai rentang umur, sifat dan
karakter yang hampir sama. Cogie Letsgo! merupakan outlet yoghurt beku dengan
base kelapa atau coconut dengan aneka ragam topping, berikut adalah target market
dari Cogie Letsgo!:
a) Target Lokasi (Geographic Segmentation)
Kota-kota besar padat penduduk (untuk saat ini Grand Opening hanya di Kota
Jakarta) menyasar pada tempat perbelanjaan atau mall-mall serta tempat high-
traffic yang masih dapat dijangkau oleh semua kalangan dan tentunya dekat
dengan pusat perkantoran.
b) Target Demografi (Demographic Segmentation)
Laki-laki atau perempuan dengan rentang usia dari 10 sampai dengan 50 tahun
(kids, teens, adults) dengan kondisi perekonomian menengah hingga ke bawah
tanpa dibatasi oleh status sosial maupun pendidikan serta tingkat pendapatan > Rp
1.000.000 per bulan.
c) Karakteristik Psikologis (Psychographic Segmentation)
Fokus menyasar pada kalangan muda baik anak-anak maupun remaja yang
suka “nongki” atau nongkrong dan kalangan dewasa yang suka berkumpul dengan
orang terdekat, teman, pasangan, ataupun keluarga. Cogie Letsgo! juga menyasar
kepada individu yang sedang menjalankan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi
produk yoghurt tetapi mencari pilihan yang ramah di kantong.
d) Segmentasi Perilaku (Behavioural Segmentation)
─ Purchasing behaviour: Melihat dari variasi produk yang dikaitkan dengan
kebiasaan customer, Cogie Letsgo! mungkin akan muncul sebagai dupe dari
Sour Sally.
─ Usage: Customer yang tidak terlalu sering, tetapi juga tidak terlalu jarang
dalam membeli atau menggunakan suatu produk atau layanan (medium users).
─ Occasion purchasing: Dengan strategi promosi pada waktu dan event tertentu
akan mendorong customer untuk mencoba produk Cogie Letsgo!, tidak
menutupi kemungkinan di masa yang akan mendatang Cogie Letsgo! menjadi
snack/katering yang dapat dipesan untuk acara-acara tertentu.
─ Customer benefit: Customer dapat menikmati yoghurt dengan harga yang
lebih murah dan menyehatkan meskipun dari segi rasa akan ada perbedaan
karena bahan dasar utama pembuatan yoghurt.
─ Customer loyalty: Perusahaan akan membuat sebuah pertimbangan ketika
customer berkomitmen untuk memesan kembali produk Cogie Letsgo! dengan
membawa kemasan reusable (mangkok kayu dari Cogie Letsgo!) untuk
mengatur strategi agar customer tetap loyal untuk terus membawa kemasan
reusable Cogie Letsgo! ketika repeat purchase (promosi atau free
merchandise yang menarik dan unik).
B. Marketing Strategy
Awal mula brand Cogie Letsgo! dicetuskan dari Indonesia yang merupakan
negara tropis dan termasuk dalam posisi teratas negara penghasil kelapa terbesar di
dunia serta dari budaya “nongkrong” atau “nongki” yang sedang marak di kalangan
generasi muda Indonesia. Sehingga menghasilkan sebuah brand dari kata “coconut”
dan “nongki” yaitu Cogie yang disempurnakan menjadi Cogie Letsgo! Dengan slogan
yaitu “Mau nongkie? Ke Cogie Letsgo!”

1. Kriteria produk.
Cogie Letsgo! (terinspirasi dari kata “coconut” dan “nongki”) adalah sebuah
outlet yoghurt beku dengan base kelapa atau coconut dengan aneka ragam topping
buah-buahan dan non buah-buahan (aneka kacang dan biji-bijian, sweets dan sauces)
yang didirikan pertama kali pada tahun 2022. Cogie Letsgo! mengusung konsep eco-
friendly dengan packaging mangkok dan sendok kayu yang dapat dipakai berulang
(reusable).
Untuk varian topping, adapun berbagai pilihan yang bisa ditambahkan ke dalam
pesanan sesuai selera customer adalah:
a) Topping buah-buahan: potongan kiwi, mangga, leci, longan, strawberry,
anggur, dan aloe vera.
b) Topping kacang dan biji-bijian: almond, chia seeds, pistachio, dan cashew.
c) Topping sweets: nata de coco, mochi, boba, jelly candy, cha-cha/M&M, dan
marshmallow.
d) Topping sauces: cocopandan, caramel, dan brown sugar.

2. Strategi harga produk.


Strategi harga produk atau strategi penetapan harga (pricing strategy)
merupakan kebijakan sebuah perusahaan dalam menetapkan harga jual dari produk
yang ditawarkan. Cogie Letsgo! menawarkan pilihan coconut yoghurt dalam 2 ukuran
yaitu ukuran regular dan ukuran large.
Berikut adalah harga produk dari Cogie Letsgo!:
 Ukuran Regular (170 gr) : Rp 20.000 (2 topping bebas).
 Ukuran Large (250 gr) : Rp 30.000 (3 topping bebas dan 1 jenis sauce).
 Additional topping : Rp 5.000/topping.

3. Penjualan produk.
Dalam menjual produknya, Cogie Letsgo! melakukan penjualan baik secara
offline maupun online. Dalam penjualan secara offline, Cogie Letsgo! memiliki toko
fisik di mana para konsumen bisa langsung melihat produk yang ditawarkan. Di sini
Cogie Letsgo! menyasar pusat perbelanjaan dan tempat-tempat yang high traffic
seperti Daan Mogot Mall, Lippo Mall Puri, Pluit Village Mall, San Antonio Pantai
Indah Kapuk (PIK) 2, Kota Kasablanka, Central Park, dan Senayan City.
Sesuai dengan slogan dari Cogie Letsgo! yaitu “Mau nongki? Ke Cogie
Letsgo!”. Outlet offline Cogie Letsgo! mengusung konsep cozy dengan nuansa warna
hijau, cokelat, dan putih yang didesain untuk cocok dan nyaman digunakan oleh para
pelanggan dalam menikmati Cogie Letsgo! sambil berkumpul bersama orang terdekat,
teman, pasangan, ataupun keluarga.

Sedangkan dalam penjualan secara online, Cogie Letsgo! bekerja sama dengan
platform-platform seperti Gofood, Grabfood, Shopeefood, dan Traveloka Eats dengan
menawarkan promo gratis ongkos kirim di setiap pembeliannya.
4. Promosi produk.
Mempromosikan suatu produk merupakan suatu kegiatan yang bertujuan agar
calon konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Melakukan promosi tidak
hanya sekedar memberitahukan produk, tetapi juga menarik perhatian agar terjadi
suatu pembelian. Dalam hal ini Cogie Letsgo! melalukan promosi produk dengan cara
memberikan diskon, memberikan gratis ongkos kirim, hingga menawarkan cashback
kepada setiap pelanggannya.
Berikut adalah promosi produk Cogie Letsgo!:
 Grand Opening Promotion: Periode 1 bulan pertama sejak pembukaan perdana
(Buy 2 Free 1).
 Setiap pelanggan yang membawa packaging mangkok kayu dalam pembelian
kedua dan seterusnya mendapat potongan diskon 5.000 per cup.
 Pembayaran menggunakan e-wallet (Shopeepay, Shopee PayLater, OVO, GoPay,
Traveloka PayLater, DANA) mendapat cashback sampai dengan Rp 10.000.
 Pembelian melalui platform online mendapat promo gratis ongkos kirim.
 Promo tambahan di setiap special occasion (Valentine’s Day, Independence Day,
dsb) disesuaikan.
Selain itu Cogie Letsgo! juga melakukan pemasaran atau promosi produk
melalui platform-platform media sosial seperti instagram, tiktok, dan twitter dengan
menggunakan username @cogie_letsgo di masing-masing platform-nya.

C. Analisa Pesaing
Cogie Letsgo! hadir sebagai alternatif pilihan frozen yoghurt dari Sour Sally,
namun keunggulan Cogie Letsgo! adalah cocok untuk mereka yang menerapkan gaya
hidup vegan dengan harga yang terjangkau. Sour Sally adalah sebuah outlet yoghurt
beku di Indonesia, yang didirikan oleh Donny Pramono pada tahun 2008. Cabang
Sour Sally tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan,
Palembang, Banjarmasin dan Makassar. Selain itu, Sour Sally juga pernah beroperasi
di Singapura.
1. Profil pesaing.
Sour Sally memiliki varian rasa yoghurt beku seperti White Skim, Black
Sakura dan White Gold. Sebelumnya, Sour Sally memiliki varian rasa yoghurt beku
seperti Original, Green Tea, Taro, Choco Nutty, Bubble Gum, Pinklicious, Melon
Mint, dan lain-lain. Sour Sally juga mempunyai menu Pinklicious Waffle, aneka
ragam topping dan aneka ragam smoothie. Pada tahun 2012, Sour Sally melakukan
pengembangan bisnis dengan meluncurkan waralaba Sour Sally Mini. Sour Sally
Mini hadir dengan konsep outlet 3x3 meter yang berlokasi di tempat-tempat non-
premium dengan traffic tinggi dan produk dengan harga terjangkau untuk segmen
menengah, berbeda dengan Sour Sally yang hadir di lokasi-lokasi premium dengan
konsep boutique outlet.

2. Analisa SWOT pesaing.

Strengths Weaknesses Opportunities Threats

─ Pioneer ─ Promosi sudah ─ Melihat range ─ Menggunakan


pertama dengan berkurang. harga produk tagline bebas
produk andalan ─ Tidak ramah Sour Sally, lemak, Sour
frozen yoghurt. lingkungan. tidak menutupi Sally berbahan
─ Sudah memiliki fakta produk dasar susu
banyak cabang ini untuk kelas ternyata
di Indonesia. menengah ke memiliki
─ Varian rasa atas, maka kandungan
Black Sakura Cogie Letsgo! lemak 3,9 gr
yang menjadi menyasar per 100 gr susu
ciri khas kepada kelas sapi. Di mana
tersendiri dari menengah ke Cogie Letsgo!
Sour Sally. bawah dengan dengan bahan
harga yang dasar kelapa
terjangkau. memiliki
kandungan
lemak 0,9 gr
per 100 gr
kelapa muda.

3. Strategi dalam mengatasi pesaing.


Dalam mengatasi pesaing utamanya yaitu Sour Sally. Cogie Letsgo!
menerapkan berbagai macam strategi, mulai dari strategi produk, strategi harga,
hingga strategi promosi.
a) Strategi Produk
 Cogie Letsgo! mengusung konsep eco-friendly dengan packaging mangkok
dan sendok kayu yang dapat dipakai berulang (reusable). 
 Cogie Letsgo! dengan bahan dasar kelapa memiliki kandungan lemak 0,9 gr
per 100 gr kelapa muda, sehingga lebih rendah lemak.

b) Strategi Harga
Cogie Letsgo! menyasar kepada kelas menengah ke bawah dengan harga
yang lebih terjangkau.

c) Strategi Promosi
Cogie Letsgo! melakukan promosi produk dengan cara memberikan
diskon, memberikan gratis ongkos kirim, hingga menawarkan cashback kepada
setiap pelanggannya.

d) Strategi Tempat
Cogie Letsgo! hadir di tempat-tempat yang menjadi sarana untuk
berkumpul bersama teman dan keluarga seperti mall-mall besar di Jakarta yang
lokasinya sangat strategis dan mudah dijangkau dengan berbagai fasilitas
transportasi serta tempat yang sedang hype karena konsepnya yang unik dan
instagramable seperti San Antonio PIK 2. Cogie Letsgo! juga menyediakan
layanan dine-in atau to-go dengan konsep outlet yang bisa menjadi spot foto
cantik bersama teman, pasangan, maupun keluarga.
Cogie Letsgo! menggunakan strategi produk, strategi harga, dan strategi
promosi tersebut untuk mengatasi atau mengungguli Sour Sally berdasarkan berbagai
aspek dalam analisa SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dari Sour
Sally.

Anda mungkin juga menyukai