Anda di halaman 1dari 21

BALOK

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti
Perkuliahan Geometri Ruang

Dosen Pengampu : Reflina, M.Pd.

Oleh,

Kelompok : 2

Tamara Winda (0305202045)


Mutiara Anjani Siregar ( 0305202052)
Maulidia Diranty Pili( 0305202055)
Aprilla Putri (0305202063)
Saful Abdi Panjaitan (0305202130)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul“Balok” tepat pada
waktunya.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Reflina, M.Pd. pada mata kuliah Geometri Ruang. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada selaku dosen Ibu Reflina, M.Pd. selaku dosen
Geometri Ruang yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni .

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Kami menyadari, makalah yang
kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
pengukuhan makalah ini akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2022

Penulis

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

ABSTRAK.................................................................................................................................1

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................


B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Pengertian Bangun Ruang Balok......................................................................................


B. Unsur – unsur Balok.........................................................................................................
C. Sifat – sifat Balok..............................................................................................................
D. Hubungan Antar Sisi dan Antar Rusuk Balok..................................................................
E. Bidang Terhadap Bidang Lain..........................................................................................
F. Jarak Antara Dua Garis Yang Bersilangan.......................................................................
G. Jarak Dua Garis Sejajar.....................................................................................................
H. Penurunan Rumus-rumus Volume Bangun Ruang Secara Induktif..................................
I. Contoh Soal.......................................................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................................................
B. Saran..................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
ABSTRAK

Makalah ini membahas tentang balok. Di mana balok adalah bangun ruang yang ukurannya
sama dan saling berhadapan. Pada makalah ini juga membahas pengertian bangun ruang
balok, unsur-unsur balok, sifat-sifat balok, hubungan antar sisi dan antar rusuk balok serta
penurunan rumus-rumus volume bangun ruang balok secara induktif. Makalah ini
menggunakan metode kualitatif dimana netode penulis menganalisis dari berbagai sumber
baik dari buku, jurnal ataupun gambar yang dijadikan sebagai bahan dalam pembuatan
makalah.

Kata Kunci : Balok, Geometri Ruang


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Balok merupakan bangun ruang yang dibatasi oleh enam daerah persegi panjang,
yang sepasang pasang kongruen. Balok memiliki 12 rusuk, diagonal bidang 12 buah,
diagonal ruang 4 buah, bidang diagonal 6 buah titik dalam melengkapi pemahaman kita
tentang bangun ruang kita harus memahami bagian-bagian tertentu dari bangun ruang
diantaranya, pemahaman tentang luas permukaan dan volume bangun ruang, unsur-unsur
bangun ruang, sifat-sifat bangun ruang, dan penurunan rumus bangun ruang itu sendiri
yaitu balok.Banyak sekali benda-benda di sekitarmu yang memiliki bentuk seperti balok.
Misalnya, kotak korek api, dus air mineral, batu bata, dan lain-lain. Mengapa benda-benda
tersebut dapat dikatakan berbentuk balok? Untuk menjawabnya cobalah perhatikan dan
pelajari uraian berikut (Naniek Avianti, 2008).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu balok?


2. Apa sajakah yang termasuk unsur-unsur balok?
3. Bagaimana sifat-sifat balok?
4. Bagaimana penurunan rumus rumus dari balok?
5. Bagaimana rumus balok?
6. Apa sajakah contoh dari soal balok?

C. TUJUAN

1. Dapat menyebutkan unsur – unsur balok


2. Mengetahui sifat – sifat balok
3. Dapat menurunkan penurunan rumus secara induktif pada baloBAB II
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bangun Ruang Balok

Balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi yang ukurannya sama
dan saling berhadapan serta memiliki bentuk persegi panjang.

Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau
persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang di antaranya berukuran berbeda. Balok
memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8 titik sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama
dan sebangun disebut sebagai kubus.

Jadi, sebagaimana halnya kubus yang memiliki 6 (enam) sisi, pada balok pun demikian,
namun perbedaanya kalau pada kubus keenam sisinya mempunyai bentuk dan ukuran yang
sama yaitu berbentuk persegi. Kalau pada balok memiliki tiga pasang sisi yang ukurannya
sama besarnya dan berbentuk persegi panjang.

Untuk lebih jelasnya memahami pengertian balok ini, silahkan perhatikan gambar balok di
bawah ini!

Pada gambar balok ABCD.EFGH di atas dapat diketahui bahwa 3 pasang sisi yang letaknya
saling berhadapan dan ukurannya sama besar serta berbentuk persegi panjang adalah
sebagai berikut;

1. Sisi ABCD  = sisi EFGH


2. Sisi ABFE  = sisi DCGH
3. Sisi ADHE  = sisi BCGF
Sehingga dapat disimpulkan bahwa gambar tersebut diatas adalah terbukti sebagai gambar
balok, yaitu memiliki 3 pasang sisi yang ukurannya sama besar dan letaknya saling
berhadapan serta berbentuk persegi panjang.

Walaupun pengertian diatas adalah benar, namun ada beberapa kasus bangun ruang yang
memiliki 2 pasang sisi yang berntuk persegi panjang dan sepasang sisi yang berbentuk
persegi, namun tetap dinamakan sebagai bangun ruang berjenis balok.

B. Unsur-unsur Balok
a. Bidang
Bidang adalah daerah yang membatasi bagian luar dengan bagian dalam
dari balok. Bidang-bidang pada balok ABCD.EFGH adalah bidang ABCD
sebagai alas, bidang EFGH sebagai bidang atas/tutup, bidang ADHE sebagai
bidang kiri, bidang BCGF sebagai bidang kakan, bidang ABFE sebagai bidang
depan, dan bidang DCGH sebagai bidang belakang.
b. Rusuk

Pada gambar tersebut ditunjukkan bahwa CG merupakan rusuk. Rusuk


balok adalah garis potong antara dua sisi/bidang balok dan terlihat seperti
kerangka yang menyusun balok. Coba perhatikan pada gambar balok
ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF, FG, GH,
HE, AE, BF, CG, dan DH.

c. Titik Sudut

Pada Gambar tersebut ditunjukkan bahwa titik sudut balok ABCD.EFGH


yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.
d. Diagonal Bidang
Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua buah titik sudut
yang saling berhadapan dalam satu bidang. Dari gambar 12 dapat diketahui
bahwa panjang balok adalah AB, DC, EF, dan HG; lebar balok adalah AD, BC,
EH dan FG dan tinggi balok adalah AE, BF, CG dan DH.

Jika gambar tersebut digambar secara terpisah, maka akan menjadi


sebuah persegi panjang seperti gambar dibawah ini

(i) (ii) (iii)

Dari gambar diatas, diperoleh:


 Gambar pertama
Garis AF merupakan diagonal bidang dari balok ABCD.EFGH. Garis AB
terletak pada bidang ABFE dan membagi bidang tersebut menjadi dua buah
segitiga siku- siku yaitu segitiga EAB dengan siku-siku di A, dan segitiga BFE
dengan siku-siku di F. Perhatikan segitiga EAB pada gambar dengan BE sebagai
diagonal bidang. Panjang rusuk balok adalah p tinggi t maka diperloleh:
BE2 = AB2 + AE2

BE2 = 𝑝2 + 𝑡2
BE = √ p 2+ t 2

Pada balok sisi yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama, sehingga
diperoleh diagonal bidang AF = BE = CH = DG = √ p 2+ t 2 √ p 2+t 2
 Gambar kedua
Garis BG merupakan diagonal bidang dari balok ABCD.EFGH. garis BG
terletak pada bidang BCGE dan membagi bidang tersebut menjadi dua buah
segitiga siku- siku yaitu segitiga BCG dengan siku-siku di C, dan segitiga BFG
dengan siku-siku di F. Perhatikan segtiga BCG pada gambar dengan BG sebagai
diagonal bidang. Berdasarkan teorema Phytagoras, apabila Lebar sisi/rusuk balok
adalah 𝑙 dengan tinggi 𝑡 maka diperoleh:
BG2 = BC2 + CG2

BG2 = 𝑙 2 + 𝑡 2
BG = √ l 2+ t 2

Pada balok, sisi yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama, sehingga
diperoleh diagonal AH = BG = CF = DE = √ l 2+ t 2

 Gambar ke tiga
Garis EG merupakan diagonal bidang dari balok ABCD.EFGH. garis BG
terletak pada bidang EFGH dan membagi bidang tersebut menjadi dua buah
segitiga siku-siku yaitu segitiga EFG dengan siku-siku di F, dan segitiga EHG
dengan siku-siku di H. perhatikan segitiga EFG pada gambar denagn EG sebagai

diagonal bidang. Berdasarkan terorema Pythagoras, maka 𝐸𝐺 2 = 𝐸𝐹2 + 𝐹𝐺 2.


Panjang sisi atau rusuk balok adalah p dengan lebar l maka diperoleh:
𝐸𝐺 2 = 𝐸𝐹2 + 𝐹𝐺 2
𝐸𝐺2 = 𝑝2 + 𝑙2
𝐸𝐺 = √ p 2+ l 2

Pada balok, sisi yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama,
sehingga diperoleh diagonal bidang EG = FH = AC = BD
=√ p 2+ l 2

e. Diagonal Ruang
Pada gambar di atas ini, jika titik E dan titik C dihubungkan kita akan
memperoleh garis EC, begitu juga dengan jika titik H dihubungkan dengan titik B
maka akan diperoleh garis HB. Nah garis EC dan HB inilah yang disebut dengan
diagonal ruang. Jadi diagonal ruang pada balok adalah garis yang menghubungkan
dua buah titik sudut yang saling berhadapan tak sebidang pada balok. Pada bidang
ABCD, terdapat diagonal bidang AC dengan panjang diagonal bidang bidang
adalah √ p 2+ l2.
Misalkan yang akan dicari adalah diagonal ruang EC.
Bidang diagonal AC adalah √ p 2+ l 2
Panjang diagonal ruang EC adalah:

EC2 = AC2 + AE2

EC2 = 𝑝2 + 𝑙 2 + 𝑡 2
EC = √ p 2+ l 2+t 2

Diagonal bidang pada balok tidak sama panjang, akan tetapi diagonal
ruang pada balok sama panjang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa panjang
diagonal ruang pada balok adalah √ p 2+ l 2+t 2

f. Bidang Diagonal

Pada balok ABCD.EFGH terdapat dua buah diagonal bidang yaitu DB dan
HF. Diagonal bidang DB dan HF beserta dua rusuk balok yang sejajar yaitu DH
dan BF membentuk suatu bidang di dalam ruang balok ABCD.EFGH. bidang
DBFH disebut bidang diagonal;. Bidang diagonal adalah daerah yang saling
berhadapan dan sejajar yang membagi bangun ruang menjadi dua bagian.

Bidang DBFH membentuk sebuah persegi panjang, dengan panjang 𝐵=


√ p 2+ l2 (sebagai diagonal ruang) dan DH = t. sehingga 𝐿𝐷𝐵𝐹𝐻 = 𝐷𝐵 × 𝐷𝐻 = √ p 2+ l2 × 𝑡
= 𝑡√ p 2 + l 2
C. Sifat-sifat balok
a. Memiliki 6 sisi berbentuk persegi panjang yang tiap pasangnya
kongruen. Balok memiliki 3 pasang bidang persegi panjang yang
kongruen, yaitu ABFE = DCGH, ADHE = BCGF, dan ABCD =
EFGH.
b. Memiliki 12 rusuk, dengan kelompok rusuk yang sama panjang.
Rusuk AB = DC = EF = HG
Rusuk AE = DH = BF = CG
Rusuk AD = BC = EH = FG
c. Memiliki 8 titik sudut, yaitu titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.
d. Memiliki 12 diagonal bidang, diantaranya AC< BD, BG, dan CF
e. Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang dan berpotongan di satu
titik, yaitu AG, BH, CE, dan DF
f. Memiliki 6 bidang diagonal persegi panjang dan tiap pasangannya
saling kongruen, di antaanya bidang ACGE, BGHA, AFGD dan
BEHC.

D. Hubungan Antar Sisi dan Antar Rusuk Balok


a. Hubungan Antar Sisi
1) Sejajar dan berhadapan, misalnya sisi ABCD dan EFGH.
2) Berpotongan, misalnya sisi ABCD dan ABFE dengan AB sebagai garis
potong.
b. Hubungan Antar Rusuk
1) Rusuk-rusuk sejajar, misalnya AB dan CD.
2) Rusuk-rusuk berpotongan, misalnya AB, AE dan AD berpotongan tegak
lurus di titik A.
3) Rusuk-rusuk bersilangan, misalnya AB dan FG.

E. Bidang Terhadap Bidang Lain

1. Dua bidang Berimpit


Bidang α dan β dikatakan berimpit, jika setiap titik yang terletak pada bidang α
juga terletak pada bidang β atau setiap titik yang terletak pada bidang β juga
terletak pada bidang α.
2. Dua Bidang Sejajar
Bidang α dan β dikatakan sejajar, jika kedua bidang itu tidak memiliki satupun
titik persekutuan.
3. Dua Bidang Berpotongan
Bidang α dan β dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu memiliki tepat
sebuah garis persekutuan. Garis persekutuan sering dinamakan garis potong
yang merupakan tempat kedudukan dari titik-titik persekutuan. Garis
persekutuan adalah bidang α dan β dinotasikan dengan (α, β).

4. Tiga bidang berpotongan


JIka tiga buah bidang berpotongan dan memiliki tiga buah garis persekutuan,
maka kemungkinan kedudukan dari ketiga garis persekutuan itu adalah
berimpit, sejajar, atau melalui sebuah titik.

F. Jarak Antara Dua Garis Yang Bersilangan

Jarak antara dua garis yang bersilangan adalah panjang garis potong tegak lurus
persekutuan kedua garis itu, yaitu panjang ruas garis yang memotong kedua ruas garis
secara tegak lurus. Dua garis dalam ruang dikatakan bersilangan jika kedua garis tersebut
tidak sejajar dan tidak berpotongan. Agar kita memahami pengertian garis bersilangan,
perhatikan gambar di samping.

Gambar di bawah menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH. Perhatikan garis AC dan garis HF.
Tampak bahwa kedua garis tersebut tidak terletak pada satu bidang datar. Garis AC terletak
pada bidang ABCD, sedangkan garis HF terletak pada bidang EFGH. Selanjutnya apabila
kedua garis tersebut, masing-masing diperpanjang, maka kedua garis tidak akan pernah
bertemu. Dengan kata lain, kedua garis itu tidak mempunyai titik potong. Kedudukan garis
yang demikian dinamakan pasangan garis yang saling bersilangan.
G. Jarak Dua Garis Sejajar
Dua garis dikatakan sejajar jika kedua garis itu tidak pernah berpotongan di titik
manapun meskipun diperpanjang sampai tak berhingga dan selalu terletak pada
bidang yang sama. Perhatikan dua garis sejajar g dan h di bawah ini.

Langkah-Langkah Menentukan Jarak antara Dua Garis Sejajar

Dari gambar yang tertera diatas, dapat kita tentukan jarak anatara garis g dan h dengan cara
berikut.

Jarak antara garis g dan garis h adalah panjang ruas garis yang diperoleh dari titik T (yang
terletak pada garis g) ditarik tegak lurus ke garis h sehingga berpotongan di titik T’ (yang
terletak pada garis h). Dengan kata lain, jarak antara garis g dan garis h adalah d, yaitu
panjang ruas garis lurus dari titik T yang terletak di garis g ke titik proyeksinya di T’ pada garis
h.
Untuk menghitung jarak antara garis g dan garis h, kita dapat membuat bidang yang memuat
garis g dan garis h. Kita dapat membuat bidang segitiga yang diperoleh dari satu titik pada
garis g dan dua titik dari garis h.
Selanjutnya, dari segitiga yang diperoleh dapat digunakan rumus :
Teorema Pythagoras, jika segitiga yang terbentuk segitiga sama kaki
Luas segitiga, jika segitiga yang terbentuk segitiga siku-siku
Rumus perbandingan (dalil titik tengah segitiga / dalil intersep).

H. Penurunan Rumus-rumus Volume Bangun Ruang Secara Induktif


a. Volume Balok/ Prisma Tegak Segi Empat Untuk memberikan penalaran dalam
memperoleh rumus-rumus volum secara induktif digunakan alat peraga kubus-
kubus satuan. Harapannya dengan melakukan praktek langsung atas arahan guru
siswa akhirnya dapat menyimpulkan sendiri bahwa volum balok yang ukuran
panjang rusuk alasnya p, lebar rusuk alasnya , dan tinggi rusuk tegak adalah
V = p    t.
V = p    t ……. (1)
Dengan :
p = panjang rusuk alas balok
 = lebar rusuk alas balok, dan
t = tinggi balok

Selanjutnya karena p   adalah luas alas balok/prisma tegak, maka rumus (1) di
atas sama dengan bila ditulis dalam bentuk
V = At dengan A =
p   …. (2)
A = luas alas balok dan t = tinggi balok

I. CONTOH SOAL
1. Misalkan balok ABCD.EFGH dengan AB = 2 cm, BC = 1 cm, dan AE = 1 cm. Jika P
adalah titik tengah AB dan 0 adalah ZEPG, maka cos 0 adalah....
2. Diberikan balok ABCD.EFGH dengan AB = AE = 4 dan BC = 3. Titik P dan Q masing-
masing titik tengah FG dan GH. Maka tangen sudut bidang diagonal FHDB dan bidang
PQDB adalah....

Pembahasan :
3. Diberikan balok ABDC.EFGH, dengan sudut EBA = phi/4 dan sudut GBC = phi/3 . Jika a
= sudut EGB maka sin a = ...

PEMBAHASAN :

Diketahui:

Sudut EBA = phi/4

Sudut GBC = phi / 3

Balok ABCD.EFGH
Untuk menentukan sin dengan menggunakan aturan cos, sebagai berikut :
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Balok adalah bangun ruang yang memiliki tiga pasang sisi yang ukurannya sama
dan saling berhadapan serta memiliki bentuk persegi panjang.Balok adalah bangun ruang
tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling
tidak satu pasang di antaranya berukuran berbeda. Balok memiliki 6 sisi, 12 rusuk dan 8
titik sudut. Balok yang dibentuk oleh enam persegi sama dan sebangun disebut sebagai
kubus.

Unsur dari suatu balok yaitu meliputi Bidang,rusuk,titik sudut,diagonal bidang,diagonal


ruang,bidang diagonal.

B. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Adjie Nahroe dan Maulana, 2010, MODUL 9: GEOMETRI DATAR DAN GEOMETRI
RUANG

Geometri Ruang.Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional (BSE)

Raharjo,Marsudi ,dkk.2009. Geometri Ruang. PPG Matematika

Titis Arista Ratna Sari. Modul Pembelajaran Bangun Ruang Sisi Datar. Modul
pembelajaran.

https://www.scribd.com/doc/92998851/Makalah-Ruang-Dimensi-3

http://matematika-hebat.blogspot.co.id/2013/04/bangun-ruang-dimensi-tiga.html

http://belajar-soal-matematika.blogspot.com/2013/08/rumus-matematika-bangun-ruang-
lengkap.html

https://rumushitung.com/2013/05/25/rumus-volume-bangun-ruang-lengkap/

https://www.teknokiper.com/2017/02/contoh-soal-dan-pembahasan-bangun-ruang.html
http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/01/materi-bangun-ruang-sisi-lengkung-smp-
kelas- 9.html

https://tanya-tanya.com/rangkuman-contoh-soal-pembahasan-dimensi-tiga/

Anda mungkin juga menyukai