TINJAUAN PUSTAKA
A. Skizofrenia
1. Definisi
jika skizofrenia merupakan suatu gangguan yang terjadi pada otak yang
6
7
memiliki pemahaman diri yang buruk dan tidak mampu menilai realitas
dengan baik.
2. Tipe-tipe Skizofrenia
apa maksudnya.
2) Alam perasaan (mood, affect) yang datar tanpa ekspresi serta tidak
sendiri.
membisu.
menggerakkan dirinya.
luaar.
5) Sikap tubuh katatonik, yaitu sikap yang tidak wajar atau aneh.
luar biasa, misi atau utusan sebagai penyelamat bangsa, dunia atau
9
tindak kekerasan.
tidak begitu menonjol. Misalnya alam perasaan yang tumpul dan mendatar
serta tidak serasi, penarikan diri dari pergaulan sosial, tingkah laku
eksentrik, pikiran tidak logis dan tidak rasional atau pelonggaran asosiasi
pikiran.
3. Etiologi
a. Faktor biologis
1) Genetik
kedua orang tua biologis yang menderita skizofrenia. Dari semua hasil
satunya.
2) Neurokimia
3) Imunovirologi
b. Faktor Fisiologis
c. Faktor Psikologis
4. Gejala
sebagai berikut :
a. Gejala Positif
(stimulus).
pembicaraannya.
dan sebagainya.
b. Gejala Negatif
ekspresi.
pendiam.
dan tidak ada inisiatif, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada
(kehilangan nafsu).
13
5. Penatalaksanaan
a. Psikofarmaka
skizofrenia dapat diobati. Jenis obat yang ideal atau memenuhi syarat
antara lain :
relatif singkat.
penyakit Parkinson. Gejala yang muncul antara lain kedua tangan yang
olah terpelintir dan sebagainya. Bila efek samping dari obat EPS ini
mengatasi gejala negatif pada klien skizofrenia. Selain itu, obat tipe ini
tidak memberikan efek yang baik pada pemulihan fungsi kognitif dan
b. Psikoterapi
misalnya :
1) Psikoterapi Suportif
2) Psikoterapi Re-eduktif
3) Psikoterapi Re-konstruktif
4) Psikoterapi Kognitif
etika, mana yang baik dan buruk, yang halal dan haram.
5) Psikoterapi Psiko-dinamik
6) Psikoterapi Perilaku
7) Psikoterapi Keluarga
c. Terapi Psikososial
pada orang lain sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan
sosialisasi).
17
d. Terapi Psikoreligius
1. Definisi
violence) dan risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain (risk for other-
emosional, maupun seksual. Hal yang sama juga berlaku untuk risiko
18
maladaptive.
Dermawan, 2013).
berikut ini :
b. Pandangan tajam
d. Mengepalkan tangan
21
e. Bicara kasar
kekerasan
4. Faktor Risiko
dan/atau seksual.
1) Ketersediaan senjata
penurunan intelektual)
4) Masalah emosional
5) Masalah pekerjaan
penuh konflik)
9) Status pernikahan
5. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1) Faktor psikologis
c) Rasa frustasi.
kekerasan.
kekerasan.
25
3) Faktor biologis
respon agresif.
kriminal (narapidana)
b. Faktor Presipitasi
baik berupa injury secara fisik, psikis, atau ancaman konsep diri.
a. Klien
b. Interaksi
c. Lingkungan
6. Manifestasi Klinis
Menurut Direja (2011) tanda dan gejala yang terjadi pada perilaku
a. Fisik
b. Verbal
c. Perilaku
lingkungan, amuk/agresif.
d. Emosi
e. Intelektual
f. Spiritual
g. Sosial
h. Perhatian
Stress
Marah
Pengembangan Kemarahan
Bermusuhan Kronik
a. Depresi a. Agresif
b. Penyakit Fisik b. Perilaku Kekerasan
Gambar 2.2 Pathway Perilaku Kekerasan
Sumber : Rawlins dalam Dermawan, 2013
30
C. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
b. Pandangan tajam
d. Mengepalkan tangan
e. Jalan mondar-mandir
f. Bicara kasar
perilaku kekerasan.
2. Masalah Keperawatan
a. Perilaku Kekerasan.
e. Isolasi sosial.
f. Berduka disfungsional.
3. Intervensi Keperawatan
1) Tujuan
kekerasan.
pernah dilakukannya.
kekerasannya.
yang dilakukannya.
2) Tindakan
1) Tujuan
2) Tindakan
perilaku kekerasan.
4. Strategi Pelaksanaan
5. Evaluasi Keperawatan
dapat dibagi menjadi dua, yaitu evaluasi proses atau formatif dilakukan
dilakukakannya.
dilakukan.
mengungkapkan kemarahan.
kekerasan.
perilaku kekerasan.
yang dilakukan agar pasien mampu fokus, tenang, ikhlas dan selalu bersyukur
kepada Allah atas masalah yang sedang dihadapi, agar dapat tenang dan bahagia
dalam menjalani aktifitas sehari hari maka pasien harus mempunyai target sehat
berdzikir, mengaji dan menjalankan sholat 5 waktu secara rutin. Mampu menahan
emosi, selalu sabar dalam menghadapi ujian, ikhlas dan pasrah terhadap ketentuan
Allah. Aktivitas Spiritual ini mempunyai efek yang baik, dan dilakukan untuk
Salah satu jenis aktivitas yang dapat dilakukan pada klien dengan risiko
perilaku kekerasan adalah dengan aktivitas spiritual mendengarkan ayat suci al-
qur’an sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Heru dalam Handayani (2014)
bahwa salah satu distraksi yang efektif adalah murottal (mendengarkan bacaan Al-
qur’an), yang dapat mengalihkan perhatian dari rasa takut, cemas dan tegang, dan
spiritual mendengarkan ayat suci al-qur’an agar menjadi lebih rileks dan tenang
tidak pernah merasa frustasi, selalu merasa jengkel, dendam, dan ingin memukul
dendam, dan ingin memukul, selalu mengamuk, memukul bila diganggu orang
mengamuk bila diganggu orang lain, selalu bicara kasar dan ketus setelah
diberikan intervensi berubah menjadi tidak pernah bicara kasar dan ketus.
dengan tempo yang lambat serta harmonis dapat menurunkan hormone stress dan
dengan orang lain, masyarakat dan lingkungan dimana ia tinggal dan hidup.
38
Indikator dari ketenagan jiwa adalah sabar, mengingat Allah, tidak gelisah atau
cemas, tidak putus asa, tidak ketakutan, tidak ragu-ragu. Adapun indikator
dapat diberikan selama 5 kali dan dalam waktu 30 menit setiap pertemuannya,
waktu yang berkelanjutan, aktivitas spiritual ini dilakukan ketika klien merasa
lantunan ayat al-qur’an. Setelah klien merasa lebih rileks kemudian klien diminta
untuk membaca Al Fatihah sebanyak tiga kali dengan mengeluarkan suara dan
klien dapat memilih tempat yang dapat membuat nyaman. Surah Al Fatihah
dipilih karena Al Fatihah adalah ayat yang paling populer dan paling dihafal
sholat bagi kaum muslimin. Selain itu, Al Fatihah memiliki sebutan sebagai
Ummul Kitab yang artinya induk dari seluruh Al Quran. Hal ini dikarenakan
didalam surat Al Fatihah terkandung seluruh pokok ajaran dan nilai. yang
terkandung dalam Al Quran. Selain itu, disebutkan juga dalam Saputri (2014),
membaca ayat kursi, meskipun tidak mengetahui artinya, pengaruh dari membaca
39
ayat kursi tersebut juga dapat dirasakan karena kandungan dari ayat kursi tersebut