Anda di halaman 1dari 5

Makalah Pemetaan Sumberdaya Hayati Laut

RADAR

Oleh :
Kelompok 4

Fadhilatul Khairiah 2011103010018


Bunuatus Salma 2011103010035
Mutiara Putri 20111030100
Gilbran Gaffar 20111030100
M. Syauqas Nur 20111030100
Uswatul Hasanah 20111030100

PROGRAM STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FEBRUARI, 2023
PEMBAHASAN

1. Pengertian Radar

Radar merupakan alat navigasi yang sangat potensial di atas kapal dalam menentukan

posisi kapal maupun sebagai pendeteksi resiko bahaya terjadinya tubrukan. Pada

dasarnya Radar tidak hanya mendeteksi objek yang ada disekitarnya tetapi bisa juga

digunakan untuk mengetahui baringan dan jarak objek-objek tertentu. Dalam navigasi

radar digunakan sebagai alat pencegah tubrukan di laut yang sangat penting, khususnya

pada kondisis berkabut dan atau malam hari. Karena radar mampu meberikan informasi

yang sama disetiap kondisi. Dengan demikian, pada malam hari pun kita dapat melihat

kapal dan pergerakannya seperti layaknya pada siang hari.

2. Fungsi Radar

1. Mendeteeksi serta mengukur jarak kapal atau objek lain yang ada disekeliling kapal.

2. Memberikan adanya petunjuk sebuah kapal, pelampung garis pantai, suai dan objek

navigasi lainnya di laut.

3. Menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu.

4. Menetapkan dan memperbaiki posisi kapal.

Namun dari semua fungsi-fungsi radar, tentu radar tersebut memiliki kelemahan

dalam penggunaannya, yang dimana pengguna radar juga harus mempertimbangkan

kerugian dalam penggunaan radar tersebut. Adapun yang dimaksud dengan kekurangan

terhadap radar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


Akurasi dan penggunaan dari berbagai macam alat bantu untuk forcaster, seperti

Numerical Model Data, Gambar satelit, ataupun sumber data lainnya tergantung dari

berbagai faktor yang dibutuhkan forcaster sesuai situasi. Sama halnya dengan data radar.

Radar processor menerima berbagai data yang mungkin tidak ditemukan dalam

kenyataan. Sehingga memungkinkan radar mengalami kesalahan dalam pembacaan.

Keahlian forcaster sangat dibutuhkan untuk membedakan data radar yang ada dan ketika

data itu terdiri dari data yang salah.

Waktu yang diperlukan gelombang yang dipancarkan oleh radar harus cukup

panjang untuk menerima kembali pantulan dari gelombang pertama sebelum radar

memancarkan gelombang selanjutnya. Sebaliknya, radar akan menerjemahkan energi dari

pantulan utama sebagai pantulan kedua. Jarak maksimum yang mampu dicapai oleh

gelombang disebut “Maximum unambiguous range”. Untuk presipitasi dalam jangakauan

ini, gelombang radar akan dipancarkan dan energi pantulan dari presipitasi akan kembali

ke radar sebelum gelombang selanjutnya dipancarkan. Sehingga akan memberikan hasil

yang akurat . Namun, apabila presipitasi terjadi diluar dari jangkauan maksimum radar.

Setelah gelombang mencapai daerah presipitasi, kemudian gelombang akan dipantulkan

kembali ke radar, namun gelombang itu tidak mampu sampai pada radar sebelum

gelombang selanjutnya dipancarkan. Saat gelombang pertama telah sampai ke radar,

gelombang selanjutnya sudah dipancarkan, sehingga radar akan menerjemahkan

gelombang yang datang itu sebagai pantulan dari gelombang kedua. Sehingga presipitasi

seakan-akan berada dekat dengan radar. National Weather Servis sering menggunakan

strategi untuk menanggani hal ini, yatu dengan merubahnya menjad PRF (Pulse

Repetition Frekuensi) yaitu melakukan scanning dari banyak sudut elevasi.


Ini adalah contoh dari presipitasi yang mencapai permukaan. Bentuk donat

yang muncul pada tampilan radar tersebut merupakan gelombang yang tidak mengenai

precipitasi, gelombang tersebut hanya melewati presipitasi dan keluar menuju area tanpa

presipitasi di atmosfer. Selain itu, kabut juga tidak bisa terdeteksi pada radar cuaca. Hal

ini dikarenakan ketinggian yang sangat rendah dan juga ukuran partikelnya yang sangat

kecil. Namun terkadang hal itu terdeteksi pada beberapa kasus dimana terjadi kabut yang

sangat tebal. Masalah lain yang biasanya tejadi berhubungan dengan tampilan radar ialah

“beam blocking”. Apabila keadaan ini terjadi, maka radar tidak mampu menangkap target

karena terhalang oleh benda. Sehigga gelombang radar hanya akan mencapai titik yang

dekat. Fenomena ini biasanya terjadi akibat Gunung, Bangunan yang besar dan juga

faktor-faktor lain yang mampu menghalangi gelombang radar. Pengaruh dari hal ini

biasanya disebabkan oleh intensitas presipitasi dan juga panjang gelombang yang

dipancarkan oleh radar. Seperti contoh pada gambar dibawah ini menunjukkan bahwa

energi pancaran dari radar lebih banyak diserap dan dikembalikan oleh kotak yang berada

dekat dengan radar dibandingkan kotak yang letaknya lebih jauh dari radar. Padahal
kedua fenomena itu memiliki intensitas yang sama. Para nelayan kecil jarang

menggunakan radar seperti nelayan-nelayan yang menangkap ikan dengan menggunakan

perahu yang daerah penangkapannya masih kecil, maka penggunaan radar tidak

diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai