0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1 tayangan2 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Omnibus Law di sektor hukum pajak di Indonesia. Omnibus Law ini bertujuan untuk menyederhanakan peraturan perpajakan dan memberikan insentif seperti pengurangan tarif pajak penghasilan badan secara bertahap hingga 20% pada 2023 serta pengecualian tarif pajak dividen untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Harapannya, kebijakan ini akan membuat bisnis lebih le
Dokumen tersebut membahas tentang Omnibus Law di sektor hukum pajak di Indonesia. Omnibus Law ini bertujuan untuk menyederhanakan peraturan perpajakan dan memberikan insentif seperti pengurangan tarif pajak penghasilan badan secara bertahap hingga 20% pada 2023 serta pengecualian tarif pajak dividen untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Harapannya, kebijakan ini akan membuat bisnis lebih le
Dokumen tersebut membahas tentang Omnibus Law di sektor hukum pajak di Indonesia. Omnibus Law ini bertujuan untuk menyederhanakan peraturan perpajakan dan memberikan insentif seperti pengurangan tarif pajak penghasilan badan secara bertahap hingga 20% pada 2023 serta pengecualian tarif pajak dividen untuk mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi. Harapannya, kebijakan ini akan membuat bisnis lebih le
NPM : 110620190060 Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pajak
Omnibus Law di Sektor Hukum Pajak
Omnibus Law adalah Undang-Undang (UU) yang dibuat untuk
menyederhanakan/mencabut/mengubah beberapa Undang-Undang yang sudah ada untuk menyasar satu isu besar. Isu besar ini tentu bisa bermacam-macam tergantung dengan kebijakan dari yang memiliki keputusan dan kekuasaan terkait omnibus law. Sesuai konteks Indonesia, omnibus law yang sedang disusun ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjadikan tiga hal Sebagai sasraran yakni undang-undang perpajakan, cipta lapangan kerja, dan pemberdayaan UMKM. RUU Omnibus Law menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia untuk memberikan kelegaan Badan Usaha untuk berkembang dan berusaha sebsar- besarnya di wilayah Indonesia. Pemerintah juga mendorong pemilik modal tersebut untuk turu serta berpartisipasi dalam meningkatkan lapangan kerja dan pengembangan SDM lewat bentuk-bentuk insentifnya. Dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan membutuhkan investasi mencapai Rp 35 ribu triliun demi mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6%. Berbagai insentif, terutama di bidang perpajakan disiapkan untuk mengejar target tersebut. Oleh karena itu, pemerintah telah membuat Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Ketentuan dan Fasilitas Perpajakkan dan Penguatan Perekonomian atau yang dikenal dengan omnibus law perpajakan. Aturan tersebut menganulir sejumlah pasal dalam tujuh undang-undang perpajakan. Saat ini, draf aturan itu sudah ditangan DPR untuk kemudian dibahas dengan pemerintah sebelum disahkan sebagai undang-undang. Dalam RUU tersebut, tarif pajak penghasilan atau PPh wajib pajak badan dalam negeri akan dipangkas secara bertahap dari saat ini sebesar 25% menjadi 22% pada tahun pajak 2021 dan 2022. Kemudian diturunkan lagi menjadi 20% pada tahun pajak 2023. Adapun untuk wajib pajak yang menjadi perusahaan terbuka dengan kepemilikan saham publik mencapai 40% akan memperoleh tarif lebih rendah 3%. Wajib pajak juga dapat memperoleh pengecualian tarif PPh atas dividen yang diperoleh dari dalam negeri jika kembali diinvestasikan di Indonesia dalam jangka waktu tertentu. Kalonggaran tarif PPh juga diberikan atas dividen yang diperoleh dari kegiatan usaha di luar negeri. Adapun tarif PPh dividen saat ini berkisar antara 10% hingga 20%. Berbagai fasilitas pajak seperti tax holiday, tax allowance, super deduction tax, fasilitas PPh untuk kawasan ekonomi khusus, PPh untuk surat berharga negara, dan keringanan atau pembebasan pajak daerah oleh kepala daerah juga diatur dalam RUU tersebut. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut RUU omnibus law merupakan insentif yang diberikan pemerintah terhadap pengusaha. Dengan harapan, para pengusaha dapat mengembangkan bisnisnya sehingga membantu peningkatan ekonomi Indonesia melalui penciptaan nilai tambah yang kompetitif. Dengan adanya kebijakan ini, badan usaha diharapkan akan menjadi lebih leluasa menggunakan hasil usaha mereka untuk digunakan kembali demi kepentingan pengembangan, sehingga dapat meingkatkan daya beli/ tingkat konsumsi sebagai faktor kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, seperti Indonesia, juga meningkatkan nilai dan minat investasi di Indonesia. Omnibus Law juga memberikan insentif-insentif yang menarik seperti pengurangan dan pembebasan pajak seperti tax holiday, super deduction untuk vokasi dan cakupan riset dan development, ini juga termasuk perusahaan yang melakukan penanaman modal untuk kegiatan padat karya, juga fasilitas PPh untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pengurangan, dan pembebasan pajak daerah itu akan diatur di dalam RUU baru ini. Harapannya, dengan banyaknya insentif serta kemudahan birokrasi dalam pelayanan pembayaran pajak, Wajib Pajak menjadi semakin sadar dan mau ikut berpartisipasi aktif dalam menginkatkan penerimaan pajak negara sehingga bisa membantu meningkatkan nilai belanja pemerintah.