Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhamad Gesta Fauzy

NPM : 110620190060
Mata Kuliah : Kapita Selekta Hukum Pajak

Omnibus Law di Sektor Hukum Pajak

Omnibus Law adalah Undang-Undang (UU) yang dibuat untuk


menyederhanakan/mencabut/mengubah beberapa Undang-Undang yang sudah
ada untuk menyasar satu isu besar. Isu besar ini tentu bisa bermacam-macam
tergantung dengan kebijakan dari yang memiliki keputusan dan kekuasaan terkait
omnibus law. Sesuai konteks Indonesia, omnibus law yang sedang disusun
ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menjadikan tiga hal
Sebagai sasraran yakni undang-undang perpajakan, cipta lapangan kerja, dan
pemberdayaan UMKM.
RUU Omnibus Law menunjukkan keseriusan Pemerintah Indonesia untuk
memberikan kelegaan Badan Usaha untuk berkembang dan berusaha sebsar-
besarnya di wilayah Indonesia. Pemerintah juga mendorong pemilik modal tersebut
untuk turu serta berpartisipasi dalam meningkatkan lapangan kerja dan
pengembangan SDM lewat bentuk-bentuk insentifnya.
Dalam lima tahun ke depan, Indonesia akan membutuhkan investasi mencapai
Rp 35 ribu triliun demi mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 6%. Berbagai
insentif, terutama di bidang perpajakan disiapkan untuk mengejar target tersebut. Oleh
karena itu, pemerintah telah membuat Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang
Ketentuan dan Fasilitas Perpajakkan dan Penguatan Perekonomian atau yang dikenal
dengan omnibus law perpajakan. Aturan tersebut menganulir sejumlah pasal dalam
tujuh undang-undang perpajakan. Saat ini, draf aturan itu sudah ditangan DPR untuk
kemudian dibahas dengan pemerintah sebelum disahkan sebagai undang-undang.
Dalam RUU tersebut, tarif pajak penghasilan atau PPh wajib pajak badan dalam negeri
akan dipangkas secara bertahap dari saat ini sebesar 25% menjadi 22% pada tahun
pajak 2021 dan 2022. Kemudian diturunkan lagi menjadi 20% pada tahun pajak 2023.
Adapun untuk wajib pajak yang menjadi perusahaan terbuka dengan kepemilikan
saham publik mencapai 40% akan memperoleh tarif lebih rendah 3%.
Wajib pajak juga dapat memperoleh pengecualian tarif PPh atas dividen yang
diperoleh dari dalam negeri jika kembali diinvestasikan di Indonesia dalam jangka waktu
tertentu. Kalonggaran tarif PPh juga diberikan atas dividen yang diperoleh dari kegiatan
usaha di luar negeri. Adapun tarif PPh dividen saat ini berkisar antara 10% hingga 20%.
Berbagai fasilitas pajak seperti tax holiday, tax allowance, super deduction tax,
fasilitas PPh untuk kawasan ekonomi khusus, PPh untuk surat berharga negara, dan
keringanan atau pembebasan pajak daerah oleh kepala daerah juga  diatur dalam RUU
tersebut. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut RUU omnibus law merupakan
insentif yang diberikan pemerintah terhadap pengusaha. Dengan harapan, para
pengusaha dapat mengembangkan bisnisnya sehingga membantu peningkatan
ekonomi Indonesia melalui penciptaan nilai tambah yang kompetitif.
Dengan adanya kebijakan ini, badan usaha diharapkan akan menjadi lebih
leluasa menggunakan hasil usaha mereka untuk digunakan kembali demi
kepentingan pengembangan, sehingga dapat meingkatkan daya beli/ tingkat
konsumsi sebagai faktor kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang,
seperti Indonesia, juga meningkatkan nilai dan minat investasi di Indonesia.
Omnibus Law juga memberikan insentif-insentif yang menarik seperti
pengurangan dan pembebasan pajak seperti tax holiday, super deduction untuk
vokasi dan cakupan riset dan development, ini juga termasuk perusahaan yang
melakukan penanaman modal untuk kegiatan padat karya, juga fasilitas PPh untuk
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), pengurangan, dan pembebasan pajak daerah itu
akan diatur di dalam RUU baru ini.
Harapannya, dengan banyaknya insentif serta kemudahan birokrasi dalam
pelayanan pembayaran pajak, Wajib Pajak menjadi semakin sadar dan mau ikut
berpartisipasi aktif dalam menginkatkan penerimaan pajak negara sehingga bisa
membantu meningkatkan nilai belanja pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai