Anda di halaman 1dari 20

MEMANFAATKAN

FASILITAS
PERPAJAKAN
Dosen Pengampu : Endang Mahpudin, SE., MM
Mata Kuliah : Manajemen Perpajakan
KELOMPOK 5

Rena Risma Hasna Salma Haifa


Mutiarani Fauziyah Amatulloh
2010631030115 2010631030121 2010631030125
Latar Belakang

Tujuan Fasilitas Pajak

Definisi Fasilitas pajak

PEMBAHASAN Jenis-jenis

Fasilitas Perpajakan
Memaksimalkan Fasilitas di
bidang PPN
Fasilitas Perpajakan
Terhadap Manajemen
Pajak
LATAR BELAKANG
Kebijakan fiskal yang ditransformasikan
dalam seperangkat peraturan perpajakan yang
mendukung iklim investasi. Penarikan pajak
yang tinggi dan eksesif dapat mengurangi
kemampuan ekonomis investor sehingga
investor dapat mencari alternatif negara
lain untuk berinvestasi. Dengan berbagai
paket fasilitas yang ditawarkan, diharapkan
geliat investasi semakin meningkat sehingga
pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan.
Mendorong ekspor yang merupakan prioritas nasional di Kawasan
Berikat dan Entrepot untuk Tujuan Ekspor (EPTE), atau untuk

TUJUAN pengembangan wilayah lain dalam Daerah Pabean yang dibentuk


khusus untuk maksud ekspor.

FASILITAS
Menampung kemungkinan atau aplikasi dari pelaksanaan perjanjian
dengan negara-negara lain (Treaty Partner) dalam bidang
perdagangan dan investasi.

PAJAK
Meningkatkan iklim usaha yang kondusif dan atraktif bagi
investor.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meningkatkan kepastian hukum dan mendorong minat WNA untuk
bekerja di Indonesia yang dapat mendorong alih keahlian dan
pengetahuan bagi peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya
barang-barang yang bersifat strategis.

Meningkatkan pendidikan guna kecerdasan bangsa dan pembangunan


tempat ibadah.

Mendorong peningkatan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Mendorong kepatuhan sukarela Wajib Pajak.

Menciptakan keadilan berusaha antara pelaku usaha dalam negeri


dan pelaku usaha luar negeri.
DEFINISI FASILITAS PAJAK

Fasilitas perpajakan adalah kemudahan atau perlakuan khusus


terhadap Wajib Pajak tertentu atau Objek Pajak tertentu
dengan kriteria tertentu. Sebagai contoh, Pemerintah
memberikan fasilitas Pajak Penghasilan berupa pembebasan
pajak selama masa pajak tertentu (tax holiday) bagi
industri-industri tertentu yang memenuhi syarat.
Fasilitas Pajak
Penghasilan

JENIS-JENIS Fasilitas Pajak


PPh Badan

FASILITAS Fasilitas Pajak

PERPAJAKAN PPN/PPnBM

Fasilitas PPN KMS


(Kegiatan Membangun Sendiri)
Fasilitas Pajak PPh Badan
Pemanfaatan Fasilitas Pasal 31E

Berdasarkan Pasal 31E Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983


Tentang Pajak Penghasilan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir
Dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2020 (“UU PPh”),
Wajib Pajak yang memiliki Peredaran Bruto dibawah Rp 50 Miliar Rupiah
dapat menghitung tarif Pajak Penghasilan Badan Tahunan dengan
memanfaatkan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% (lima puluh persen)
yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian Peredaran Bruto
sampai dengan Rp 4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah).
Perhitungan Fasilitas Pasal 31E dan Contoh
Kasus

Skenario 1:
Apabila Peredaran Bruto Wajib Pajak Badan
(“PT”) tidak melebihi 4,8 M dalam setahun.
Wajib Pajak memiliki peredaran bruto dalam
satu tahun sebesar Rp 3.600.000.000 dan laba
fiskal Rp 1.000.000.000
Mekanisme Perhitungan PPh Badan Terutang:
= Rp 1.000.000.000 x 50% x 20%
= Rp 100.000.000
Skenario 2:

Apabila Peredaran Bruto Wajib Pajak Badan (“PT”) 4,8 M


sampai dengan 50 M dalam setahun. Wajib Pajak memiliki
peredaran bruto dalam satu tahun sebesar Rp 6.600.000.000
dan laba fiskal Rp 1.000.000.000
Mekanisme Perhitungan PPh Badan Terutang:

(Laba Fiskal dari bagian Peredaran Bruto yang mendapat fasilitas X 50% X 20%)

+
(Laba Fiskal dari bagian Peredaran Bruto yang tidak mendapat fasilitas X 20%)
Catatan:
Laba Fiskal yang mendapat fasilitas
= (Rp 4,8 M/Peredaran Bruto X laba fiskal)
Laba Fiskal yang tidak mendapat fasilitas
= (Total Laba Fiskal – Laba Fiskal yang mendapat fasilitas)

Jawaban:
Laba Fiskal yang tidak memperoleh fasilitas pengurangan 50%
= Rp 1.000.000.000 – Rp 727.272.727
= Rp 272.727.273
Sehingga Total Perhitungan PPh Badan yang terutang adalah sebagai
berikut:
= (Rp 727.272.727 X 50% X 20%) + (Rp 272.727.273 X 20%)
= Rp 127.272.727,27
MEMAKSIMALKAN FASILITAS DI
BIDANG PPN

Sejak diberlakukannya UU Nomor 36 Tahun 2008, Fasilitas di bidang


PPN yang dikenal dalam ketentuan PPN adalah PPN tidak Dipungut,
PPN dibebaskan, dan PPN ditanggung pemerintah. Bagi PKP yang
mendapatkan fasilitas PPN Tidak Dipungut, PPN Masukan yang
berhubungan dengan perolehan BKP/JKP tetap dapat dikreditkan,
sedangkan bagi PKP yang mendapatkan fasilitas PPN dibebaskan, PPN
masukan yang behubungan dengan perolehan BKP/JKP tidak dapat
dikreditkan.
TIDAK DIPUNGUT PPN

diberikan atas pengadaan barang oleh bendaharawan pemerintah


dengan kriteria :
nilai < Rp 1.000.000. walaupun kecil tetapi fasilitas ini sering
dimanfaatkan pengusaha, karena pengusaha bisa mendapatkan
pembayaran secara penuh dan pengusaha tidak perlu melakukan
restitusi untuk meminta kembali PPN yang dipungut bendahara

Toko Dwipangga menjual ATK ke Pemkot Bandung senilai Rp. 990.000


(termasuk PPN). Toko Dwipangga mempunyai Pajak Masukan sebesar Rp.
50.000. Perbandingan jumlah uang yang diterima apabila PPN dipungut
dan tidak.
Contoh PPN 10%
SENTRALISASI TEMPAT PPN TERUTANG

Sebelum mengambil keputusan untuk memilih pemusatan tempat


terutang, sebaiknya perusahaan melakukan penelitian dan
mempertimbangkan mana cara yang lebih menguntungkan, apakah dalam
pelaporan pajaknya perusahaan memakai sistem sentralisasi dan
desentralisasi.
FASILITAS PERPAJAKAN TERHADAP
MANAJEMEN PAJAK

Dari sudut pandang teori keagenan, manager dalam


perusahaan akan berusaha untuk menekan beban pajak pada saat
perusahaan tidak mendapatkan fasilitas perpajakan yang
diberikan oleh pemerintah, manager tersebut akan mencari cela
dalam aturan aturan pajak agar dapat menekan beban pajak.
Hutagaol (2007) dalam Pohan (2011) menjelaskan bahwa
perusahaan yang dikenakan tarif yang lebih rendah akan
melakukan manajemen pajak untuk menjaga agar peraturan
perpajakan dapat ditaati sehingga tidak dikenakan sanksi yang
dapat merugikan perusahaan.
Menurut John Hutagaol (2007) dalam Pohan (2011,8) manajemen
pajak adalah proses perencanaan, pengimplementasian serta
pengendalian kewajiban dan hak dibidang perpajakan sehingga
pemenuhannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Proxy
yang digunakan untuk mengukur Cash Efective Tax Rate (CETR).
Proxy ini digunakan untuk mengidentifikasi efisiensi pembayaaran
pajak yang dilakukan perusahaan secara kas, semakin sedikit
pajak perusahaan yang dibayarkan secara kas maka akan
mengindikasikan perusahaan melakukan manajemen pajak.
KESIMPULAN
Manajemen pajak adalah proses perencanaan, pengimplementasian
serta pengendalian kewajiban dan hak dibidang perpajakan sehingga
pemenuhannya dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
Fasilitas perpajakan yang diberikan tertera dalam Undang-Undang
No. 36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2b menyatakan bahwa wajib pajak
dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang memiliki paling
sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor
diperdagangkan di BEI dan dapat memperoleh tarif pajak lebih rendah
sebesar 5% dari tarif pajak badan yang normal.
THANK YOU!
QUIZ!
1. Apa saja yang menjadi tujuan diberikannya fasilitas
perpajakan?
2. Wajib Pajak memiliki peredaran bruto dalam satu tahun
sebesar Rp 7.200.000.000 dan laba fiskal Rp 1.200.000.000.
Bagaimana mekanisme perhitungan PPh Badan Terutang?

Anda mungkin juga menyukai