Bab Iii Metode Perancangan 3.1 Lokasi Perancangan Dan Kriteria Pemilihan Tapak 3.1.1 Lokasi Perancangan
Bab Iii Metode Perancangan 3.1 Lokasi Perancangan Dan Kriteria Pemilihan Tapak 3.1.1 Lokasi Perancangan
METODE PERANCANGAN
2. Fatumnasi 198,65
3. Tabu 98,89
4. Nunbena 134,49
6. Polen 250,29
a. Kelerengan 0-8 % 1.737 km2 sebaran lokasi sebagian Kecamatan Kualin, Amanuban
Selatan (Panite), sebagian kecamatan Kolbani, sebagian kecamatan Kuatnana,
sebagian wilayah kecamatan Oenino, sebagian kecamatan Kota Soe, sebagian
kecamatan Polen, sebagian kecamatan Amanuban Timur (Oeekam) dan sebagian
kecamatan Mollo Utara.
b. Tingkat kelerengan antara 08-15% seluas 1.1146 km2 lokasinya menyebar dan
hampir ada di setiap kecamatan
c. Kemiringan antara 15-25% seluas 826.99 km2 lokasinya menyebar hampir ada di
setiap kecamatan.
e. Dan tingkat kemiringan lereng 40% ke atas seluas 39.91 km2 lokasinya yang seluaas
Kecamatan Fatumnasi, kecamatan Oenlasi, dan sebagian di kecamatan Nunkolo.
Wilayah Kab. TTS memiliki ketinggian dari 0meter dari permukaan laut (garis
pantai) hinngga 1.477 mdpl (puncak gunung mutis). Sedangkan hasil dari proses
tektonik lempeng dan mempunyai deformasi relief yang ekstrem. Berdasarkan pada
peta Landsystem (RePPProT skala 1: 250.00 (1988) lembar Kupang, Kefamenanu
dan Aatmbua, system lahan yang terdapat di dalam wilayah kab. TTS sebanyak 29
(dua puluh sembilan) buah denga total areal seluas 3.955,36 km2.
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi mengenai masalah yang ada melalui
pengamatan secara langsung dilapangan amapun dari studi literatur. Pada tahap ini
diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
2. Tingginya kasus kematian ibu dan anak, kasus Wasting (Balita Kurus), Underweight
(Balita Gizi Kurang) dan Stunting.
3.1.2 Pengumpulan dan Komplikasi Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat dari sumber yang tidak
langsung memberikan data pada pengumpul data. Data yang diambil
merupakan data yang berkaitan dengan teori mengenai pusat gizi,
standar peraturan maupun studi kasus yang berhubungan dengan
Pusat Gizi Stunting dan Arsitektur Modern.
a. Teknik Survey
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali lebih dalam dari data yang
diperoleh dari observasi. Wawancara dilakukan dengan informan
yang mengetahui keseluruhan mengenai pengelolaan Pusat Gizi
yang dikelola oleh Dinah Kesehatan Timor Tengah Selatan serta
para informan diluar kedinasan. Dari hasil wawancara dengan para
informan tersebut, maka dapat diperoleh data yang dibutuhkan
sebagai bahan dasar dalam perancangan Pusat Gizi di TTS.
3.1.3 Analisis dan Sintesis
1. Analisis Perancangan
a. Analisis Non-Fisik
a) Jenis Kegiatan
b) Pelaku kegiatan
c) Sifat Kegiatan
d) Syarat Kegiatan
e) Standar Kegiatan
b. Analisis Fisik
a) Analisis Tapak
1. Analisis Dimensi
Analisis dimensi termasuk didalam istilah advice planning
merupakan berkas surat-surat tanah yang sudah harus dilengkapi
dengan rencana kota yang akan datang. Rencana tersebut berupa
batas-batas pagar tapak, luas tapak, jenis dan lebar jalan,
pemilik tanah dan garis sempadan bangunan, hal-hal inilah yang
perlu diketahui pertama dari analisis tapak.
2. Analisis Zonasi
Analisis zonasi yang dilakukan untuk mengetahui
pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan
fungsi dan karakteristik atau diarahkan bagi pengembangan
fungsi-fungsi lain dan analisis zonasi dilakukan sebagai panduan
teknis dalam pemanfaatan lahan. Dalam analisis zonasi yang
perlu di ketahui sebelum penentuannya adalah aktivitas dan
fasilitas dalam kawasan.
3. Analisis Klimatologi
Pada tahap ini dilakukan pengakajian terhadap keadaan
iklim setempat pada lokasi dan tapak. Tahap ini meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan keadaan cuaca dan perubahan udara,
karena iklim sangat berpengaruh pada pengolahan fisik dan
konstruksi bangunan. Hal-hal yang harus diperhatikan yakni
dimensi ketebalan bangunan, arah hadap bangunan, as dan
poros, orientasi bangunan serta material pelingkup bangunan.
4. Analisis Topografi
Tahap ini merupakan penjabaran dan uraian mengenai
kondisi tanah dari tapak sebagai lokasi bangunan. Tahap ini
akan berpengaruh pada pemilihan jenis pondasi yang akan
digunakan dan pengelolaan elemen lansekap dalam
perancangan.
5. Analisis Pencapaian
Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan menguraikan
arah terbesar pemakai serta pengguna bangunan datang ke
tapak. Hasil analisis pencapaian akan menentukan as, sumbu
bangunan, letak gerbangdan titik tangkap ke arah bangunan.
6. Analisis Sirkulasi
Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih
tentang hal-hal yang berkaitan dengan pergerakan dan sirkulasi
oleh pengguna bangunan. Tahap ini sebagai kelanjutan dari
analisis pencapaian yang telah menenntukan arah terbesar
pemakai datang dengan bermacam- macam cara dan sarana.
Tahap ini akan mendapatkan jenis jalan, trotoar atau pedestrian,
halte bus, traffic light dan zebra cross.
7. Analisis Vegetasi
Analisis ini adalah kajian menyangkut keberadaan tanaman
dan tumbuhan yang berada dalam tapak. Tanaman yang ada
dapat dijadikan potensi pelengkap eksisting serta potensi untuk
mengendalikan kelembapan dan temperature tapak. Dengan
dipertahankannya tanaman yang ada maka perancangan
bangunan harus mempertimbangkan dan mengikuti keberadaan
posisi, dan perletakan dari tanaman bersangkutan.
8. Analisis Bentuk
Analisis ini berkaitan dengan bentuk yang akan dipakai,
analisis bentuk diperoleh dari konsep Arsitektur desain yang
diginakan.
2. Sintesis
a. Sintesis Non-Fisik
a) Program Ruang
e) Diagram Matrix
b. Sintesis Fisik
a) Sintesis Tapak
Sintesis tapak adalah kesimpulan dari analisi tapak pada tahap
sebelumnya. Setiap kesimpulan didapat dari hubungan pertimbangan
analisis sehingga menciptakan konsep perancangan. Tapak yang
telah dikenal, dimengerti, dan dipahami dari penguraian dan
penjabaran pada tahap analisis
c) Sintesis Teknologi
Sintesis ini dilakukan berdasarkan analisis teknologi yang telah
dilakukan yang menjabarkan mengenai kemungknan sistem struktur
yang dapat dipergunakan pada perancangan. Pada tahap ini pola
pemikiran sudah dipengaruhi oleh jenis dan dimensi ruang dan
bangunan yang telah didapatkan pada saat melakukan sintesis
nonfisik, program ruang dan bangunan.
Pada tahapan ini dilakukan rancangan awal dari hasil analisis tapak.
Tujuan untuk mengetahui garis besar dari rancangan yang akan dihasilkan
(schematicdesign).
3.1.7 Rancangan
1. Sketsa Ide
2. Gambar Rancangan
3. 3D Model
4. Maket