Skripsi
Diajukan dalam Rangka Memenuhi Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S. Ag)
Oleh
(11140331000080)
FAKULTAS USHULUDDIN
JAKARTA
2018 M/1440 H
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan banyak nikmat kepada
manusia. Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah Swt berkat Rahman dan
Rahim-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shlawat serta salam
semoga senantiasa dilimpahkan kepada nabi reformasi kita nabi Muhammad Saw,
karena perjuangan beliaulah kita bisa menikmati indah dan damainya Islam serta
bukan pekerjaan yang mudah, namun dengan tekad yang kuat dan doa penulis
gagasan dan dorongan dari berbagai pihak akan sulit terselesaikan. Oleh karena
itu dengan segala hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis haturkan
kepada:
2. Dra. Tien Rohmatin, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam
dan Dr. Abdul Hakim Wahid, M.A, selaku sekretaris Jurusan Aqidan dan
Filsafat Islam.
vi
3. Seluruh staf civitas akademika Fakultas Ushuluddin beserta Bapak dan Ibu
4. Suami terkasih Andi Setiawan yang selalu memberi dorongan, semangat dan
doa, yang tak henti-henti dan selalu ada menemani penulis dalam
6. Kedua orang tua ayah Faqih Hermansyah yang selalau memberi doa dan
mamah alm. Eem Emalia yang telah melahirkan dan membesarkan penulis,
7. Kepada bapak Pipip A. Rifai Hasan, Ph.D selaku orang tua asuh penulis yang
8. Kepada bapak Rahmat dan keluarga yang telah menjadi orang tua asuh
sementara penulis.
9. Sahabat-sahabat Ayu Alfiah Jonas, Amna, Usman, Nisa, Ria, Aya, Via Elga,
maupun immateri kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah Swt memberikan balasan yang
berlipat dan menjadikannya amal jariyah yang tidak akan terputus, Aamiin.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
vii
PEDOMAN TRANSLITEARASI
ا a a ط ṭ ṭ
ب b b ظ ẓ ẓ
ت t t ع „ „
ث ts th غ gh gh
ج j j ف f f
ح ḥ ḥ ق q q
خ kh kh ك k k
د d d ل l l
ذ dz dh م m m
ر r r ن n n
ز z z و w w
س s s ه h h
ش sy sh ء , ,
ص ṣ ṣ ي y y
ض ḍ ḍ ة h h
VOKAL PANJANG
آ ā ā
إى ī ī
ْأو ū ū
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL……………………………….………………….…...……… ii
LEMBAR PERNYATAAN….………………….………………….…..……… iii
LEMBAR PENGESAHAN….………………….………………….…..……… iv
ABSTRAK….………………….………………….……………………..……… v
KATA PENGANTAR….………………….………...…………….…........…… vi
PEDOMAN TRANSLITERASI….………………….…………….…..…..… viii
DAFTAR ISI….………………….…………….…..……………………...….… ix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………...……........….….. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………………...………… 6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian……………………………………………… 7
D. Tinjauan Pustaka………………………………………………………….…. 7
E. Metode Penelitian…………………………………………………………… 8
F. Sitematika Penulisan……………………………………………………….. 10
ix
A.1. Riwayat Hidup dan Pendidikan……….……..……………………..... 38
A.2. Karya-karya……….……..………………………………..………..... 41
B. Biografi Murtadha Muthahhari………………………...…………….…….. 42
B.1. Riwayat Hidup dan Pendidikan ……………..……………………..... 42
B.2. Karya-karya ……………..………………………..………………..... 45
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………….……………………………...…… 65
B. Saran…………………………………………………………….…………. 66
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 67
x
BAB I
PENDAHULUAN
masalah ekonomi, sosial, dan politik yang menjadi persoalan sentral. Persoalan ini
terjangkit pada penduduk negara yang plural dalam keyakinan, asal primordial,
latar pendidikan, tingkat ekonomi, dan strata sosial. Dengan fakta kemajemukan
dan John Locke mengenai kontrak sosial. Manusia yang tadinya individu-individu
pada kemudian negara, teori sosial-politik klasik tak membahas mengenai bentuk
bahwa manusia memiliki state of nature sebagai makhluk yang egoistis dan
menyerang, manusia dalam keadaan perang, suatu saat mereka menyadari untuk
sosial. Semua senjata diserahkan kepada satu tirani yang disepakati agar masing-
1
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik Terj. Ahmad Baidowi dan Imam Baehaqi
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h..301.
1
masing pengikut kontrak sosial tidak lagi saling menyerang sang tiran akan
nature manusia itu dalam keadaan damai, tenang, tentram, untuk menjamin
keadaan ini berlangsung lama maka dibentuklah kontrak sosial ini akan
membentuk sebuah pemerintahan yang menjamin hak asasi manusia terjaga dan
penegakan keadilan dan bentuk keadilan yang cocok dengan masyarakat plural
dalam sebuah negara dengan sistem pemerintahan demokrasi. Tulisan ini akan
membahas mengenai teori keadilan yang diutarakan oleh John Rawls dalam
bukunya A Teory of Justice yang penulis pikir bisa menjawab dua pertanyaan
strata sosial. Perbedaan inilah yang mengantarkan manusia pada perbedaan self
interest tersebut. Kemudian akan muncul masyarakat yang berhasil dan yang
2
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, h. 302.
3
Henry J. Schmandt, Filsafat Politk, h. 329.
2
pemenuhan self interest akan mendapatkan keterbatasan untuk mengekspresikan
kebebasan4.
pendapatan dan otoritas. Dengan demikian , bisa dimengerti mengapa John Rawls
hak. Prinsip yang kedua adalah The Different Principle, yang lanjutannya adalah
Menurut John Rawls, prinsip pertama hanya bisa berlaku pada posisi asli
(original position), prinsip kebebasan berlaku secara luas ketika kesetaraan itu ada
ketidaksepakatan ini rasional tetapi tetap ada yang diuntungkan dan dirugikan),
perbedaan ini hanya bisa diselesaikan dengan dua cara, dengan koersi dari yang
4
John Rawls, Teori Keadilan Terj. Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2006), h. 12-19.
5
John Rawls, Teori Keadilan, h. 72.
3
dominan ke yang lemah, atau menggunakan prinsip kedua The Different Principle
keadaan kesenjangan tersebut hingga tak menyetujui The Different Principle dan
sebenarnya yang ingin John Rawls perkuat, yaitu Justice as fairness. Baik bagi
Muncul Robert Nozick lebih radikal lagi yang sezaman sekaligus kritikus
diselesaikan keadaan kesenjangan akan kembali lagi dan akan terus kembali bak
jamur di musim hujan, maka keadilan bukanlah berarti membantu orang yang
paling tidak beruntung untuk sejahtera, bahkan justru menurut Nozick dengan
Menurut Nozick keadilan adalah apa yang terjadi pada Lockean Situation.9
memiliki kebebasan sangat luas, tetapi keadaan ini adalah suatu utopia. Negara
minimal adalah negara yang mendekati dengan Lockean Situation, negara tidak
boleh ikut campur dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, menurut
Nozick, Popper benar ketika mengatakan negara adalah sebuah kejahatan yang
6
John Rawls, Teori Keadilan, h. 89.
7
John Rawls, Teori Keadilan, h. 129.
8
Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia (Oxford:Blackwell, 1974), h. 78.
9
John Rawls, Teori Keadilan, h. 144.
4
menyediakan fasilitas publik yang apabila dibuat sendiri oleh individu akan
pendekatan tiga teori etika yang Rawls atau Murtadha Muthahhari pakai dan
tawarkan.
empat hal; pertama, adil bermakna keseimbangan, dalam arti suatu masyarakat
yang ingin tetap bertahan dan mapan maka keadaan masyarakat tersebut harus
berada dalam keadaan seimbang. Dimana segala sesuatu yang ada didalamnya
harus eksis dengan kadar semestinya dan bukan dengan kadar yang sama.
hak-hak individu dan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak
menerimanya, dan keadilan seperti ini adalah keadilan sosial yang harus dihormati
10
Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia, h. 183.
5
di dalam hukum manusia dan setiap individu diperintahkan untuk menegakannya.
terlepas dari persoalan keterpaksaan dan kebebasan, yang kemudian muncul dari
dua kalangan para teolog Muslim yaitu Mu’tazilah dan Syi’ah (membela keadilan
lain.
keadilan dari John Rawls yang bermuara pada keadilannya Imannual Kant
Dari uraian dalam latar belakang masalah di atas dan untuk menghindari
pembahasan masalah yang terlalu luas dalam penelitian maka penulis membatasi
dalam skala atau ruang lingkup yang lebih sempit hanya pada konsep keadilan
masalah di atas maka rumusannya adalah: Bagaimana pandangan John Rawls dan
6
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
konsep keadilan bisa terwujud dalam masyarakat yang plural yang berdasarkan
fasih dan bahasa yang mudah dipahami. Secara terperinci penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui konsep keadilan John Rawls dan Murtadah Muthahhari dan
gunakan.
penelitian sebelumnya.
D. Tinjauan Pustaka
yaitu:
(Skripsi, 2010) yang ditulis oleh Mawardi Jurusan Aqidah dan Filsafat , Fakultas
7
membahas bagaimana timbul permasalahan keadilan sosial dan prinsip-prinsip
oleh Amadi Tubagus Shaleh Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Ilmu
Ketiga, tesis yang berjudul “Studi Komparatif atas Pemikiran Rawls dan
Fazlur Rahman” (Tesis, 2009) yang ditulis oleh Drs. Ulumuddin program
Magister Aqidah Filsafat, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam tesis ini ia
membahas mengenai konsep pemikiran John Rawls dan Fazlur Rahman, gagasan,
penulis fokus pada bagaimana konsep keadilan menurut John Rawls dan
gunakan.
E. Metode Penelitian
primer dari buku yang ditulis langsung oleh John Rawls dan Murtadha
8
Serta buku-buku yang ditulis oleh penulis terdahulu maupun sekarang
yang memuat biografi, pemikiran, dari kedua tokoh tersebut dan buku-buku
lainnya yang dijadikan sebagai sumber sekunder. Adapun sumber sekunder yang
Jakarta: TERAJU, 2004. Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi: Telaah
Filsafat Politik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002. Franz Magnis Suseno, Pijar-
Dan banyak buku-buku lainnya yang dijadikan sumber sekunder dalam hal
ini bahan-bahan pustaka itu diperluakan sebagai sumber ide untuk menggali dan
deduksi dari pengetauan yang sudah ada sehingga kerangka teori baru dapat
dalam hal ini akan mendeskripsikan seputar konsep keadilan John Rawls dan
9
Teknik penulisan pada penelitian ini mengacu pada buku standar Pedoman
Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang diterbitkan Center for Quality
F. Sitematika Penulisan
meliputi; Filsafat Yunani dengan tokoh Platon dan Aristoteles, Filsafat Islam
dengan tokoh Ibn Miskawayh dan Ibn Rusyd, Filsafat Moderen dengan tokoh
Immanuel Kant dan John Stuart Mill dan Tiga Teori Etika tentang Kadilan.
BAB III. Biografi Yang meliputu; Riwayat Hidup dan Karya-Karya John
BAB IV. Konsep Keadilan John Rawls dan Murtadha Muthahhari Yang
10
BAB II
A. Filsafat Yunani
A.1. Platon
Etika dalam perspektif Platon meski secara eksplisit Platon tidak menulis
etika, karena buku etika sendiri baru ditulis pertama kali oleh muridnya yakni
Aristoteles. Platon bicara mengenai bagaimana cara untuk memahami hidup yang
baik, hal tersebut bisa kita pahami dari cara pandang Platon melihat realitas
Socrates. Ia mendirikan sekolah akademia dan Platon meninggal pada tahun 348
SM.2
Kata Platon memahami kehidupan yang baik maka kita harus mengerti
dengan ralitas, hal ini membawa pada gagasannya tentang idea-idea. Menurutnya
gua yang terkenal itu, bagi Platon realitas sebenarnya bersifat rohani dan oleh
Platon disebut dengan idea, idea itu abadi dan tidak berubah.3
Tujuan dari etika Yunani adalah hidup yang baik, etika adalah
kebijaksanaan, menurut Platon orang itu baik apabila dikuasi oleh akal budi, dan
buruk apabila dikuasai oleh hawa nafsu, cara agar mencapai suatu hidup yang baik
1
Aristoteles, Nichomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. dari The Nichomachean
Ethics oleh Embun Kenyowati ( Bandung: Teraju, 2004), cet. I, h. 15.
2
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 14-15.
3
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 16.
11
kita harus membebaskan diri dari kekuasaan irasional hawa nafsu dan emosi, 4
bagi Platon idea yang tertinggi adalah idea sang Baik karena baginya manusia
Untuk mengejar hidup yang bahagia kata Platon kita harus memiliki
keutaman yakni; kebijaksanaan, keberanian, sikap tahu diri dan keadilan. Dengan
keutaman tersebut ia dapat mencapai suatu hidup yang utuh dan bernilai.6
Dalam doktrin ide Platon idea keadilan dikatakan dengan idea polis
berarti seseorang membatasi dirinya pada kegiatan dan tempat dalam hidup yang
sesuai dengan panggilan dan kesanggupannya, gagasan Platon ini berangkat dari
gagasannya mengenai idea, idea keadilan akan terealisasi bila diwujudkan dalam
suatu Negara atau komunitas yang ideal, dalam Negara ada peraturan dasar yang
A.2. Aristoteles
bagi iskandar Agung seperti gurunya Aristoteles juga mendirikan sekolah yang ia
berinama Lykaion atau sekolah paripatetik yang berarti pusat penelitian ilmiah.
4
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 20.
5
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 21.
6
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 23.
7
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 18.
12
Meskipun Aristoteles telah menjadi murid Platon selama dua puluh tahun
lamanya tapi ia tidak sama mengenai ajaran tentang idea atau sederhannya
aristoteles merupakan negasi dari gagasan ideaya platon. Bagi Aristoteles tidak
ada idea-idea abadi, baginya idea abadi adalah bentuk abstrak dari realitas indrawi
itu sendiri dimana akal budi sebagai instrumennya, kemampuan akal budi manusia
Empirisisme.
filsafat politik dan etika berbeda, jika filsafat politik pusat perhatianya pada tataan
arti yang sebenarnya, ia adalah pendiri etika sebagai ilmu atau cabang filsafat
tersendiri.8ada tiga karya besar aristoteles dalam bidang etika; Ethika Eudomia,
yang baik atau euzen. Bagi aristoteles kata baik bukan dalam arti moral sempit,
bagi aristoteles hidup yang baik bagi manusia itu hidup manusia akan bermutu
8
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika (Yogyakarta: Kanisius, 1997), cet. VII, h. 28.
13
jika ia mencapai apa yang menjadi tujuannya. 9Tujuan dari hidup manusia bagi
aristoteles apapun yang bergerak dan dilaukan manusia mesti demi sesuatu yang
benar, nilai itulah tujuannya, dan tujuan ini dicari ada yang bersifat jauh da nada
yang bersifat untuk diri sendiri. Nah apa yang kita cari demi diri sendiri? Yaitu
kebahagiaan.10 Ini merupakan tujuan bagi orang yunani juga aristoteles dimana
apa namun kebaikan untuk dirinya sendiri bukan demi suatu nilai bagi orang lain.
Tiga pokok hidup yang memuat kepuasan dalam diri; mencari nikmat,
khas dari manusiawi melainkan binatang yang selalu mencari kenikmatan.11 Tapi
Aristoteles tidak menolak bahwa perasaan nikmat itu merupakan sesuatu yang
buruk, nikmat itu baik asal tidak menjadi tujuan. Jadi mencari nikmat tidak
Bagi Aristoteles nilai tertinggi bagi manusia terletak pada tindakan yang
terealisasi dari potensi manusia itu sendiri. Kegiatan khas dari makhluk bernama
akal budi dalam kerohaniannya. Kegiatan itu terlaksana pada dua pola kehidupan
9
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 29.
10
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 30.
11
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika , h. 30-31.
12
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 32.
13
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 33.
14
Theoria mengangkat jiwa manusia pada hal-hal Ilahi, ia adalah murni kegiatan
akal budi.
Aristo manusia adalah Zoon logon echon makhluk yang memiliki roh, dalam
renungan roh dilibatkan atau digiatkan. Objek renungan adalah realitas yang tidak
berubah atau abadi yang Ilahi karena itu yang paling membahagiakan manusia
tindakan itu bernilai sendiri sedangkan dampak atau outputnya adalah hal lain.15
Etis sama dengan politis dan praktis, manusian bertindak etis melalui segala
Negara dan kota. Sederhananya, manusia bertindak etis yakni merealisasikan diri
Perbedaan antara Platon dan Aristoteles, bagi Platon antara theori dan
abadi yang merupakan hakikat nyata dari apa yang terjadi didalam alam fana
politik, namun bagi Aristoteles tidak ada hubungan antara theoria dengan praxis
menurutnya theoria diarahkan pada bagian realitas yang tidak berubah termasuk
alam, binatang, dan ilmu pasti, sedangkan praxis bergerak dialam manusia dan
14
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 33.
15
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 34.
15
manusia termasuk alam yang berubah jadi alam yang berubah tidak mungkin
dalam bahasa Aristoteles ada apa yang disebut dengan Pengertian yang tepat atau
harus betindak secara tepat dalam situasi tertentu atau mempunyai insting etis,
orthos logos18.
batin yang dimiliki manusia. Ia membagi keutamaan dalam dua bagian yakni
keutmaan intelektual dan keutamaan etis dimana sikap yang pertama merupakan
sikap akal budi dan yang kedua merupakan sikap kehendak. Kemampuan untuk
bertindak berdasarkan pertimbangan yang tepat dalam bidang masalah baik atau
buruk bagi manusia.19 Dan oleh karena itu orang yang memiliki phronesis tahu
16
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 35.
17
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 36.
18
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 37.
19
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika , h. 38.
16
Kemudian persoalan selanjutnya bagaimana mengembangkan phronesis
ini?, phronesis bukan suatu yang diajarkan melainkan dapat tumbuh dari
pengalaman dan kebiasaan untuk bertindak etis, semakin seseorang mantap dalam
bersikap etis maka kemampuan untuk bertindak menurut orthos logis semakin
dan tepat. Karena itu kepribadian moral yang kuat adalah kepribadian yang
Aristoteles menulis bahwa kata “ adil “ adalah apa yang mengikuti aturan
atau hukum dan jujur atau adil dan tidak adil adalah apa yang tidak mengikuti
Orang yang mengikuti hukum adalah adil dan pelanggar hukum adalah
tidak adil, mengikuti hukum berarti adil karena dengan mengikuti hukum adalah
adalah mengamankan yang terbaik dan dari pemegang kekuasaan, karena itu adil
politik.22
Keadilan semacam itu adalah kebajikan atau keutamaan dalam arti tanpa
syarat tetapi dalam hubungan dengan orang-orang disekitar kita keadilan dianggap
sebagai nilai yang tertingi diantara keutamaan yang lainnya karena keadilan
17
kebajiakan yang paling baik karena hubungan dengan orang lain dalam arti
bermanfaat untuk orang lain.23 Demikianlah apa yang disebut dengan keadilan
yang lengkap.
(partial Justice) atau tindakan keadilan sebagai keadilan dalam distribusi atau
pembagian, ada juga tindakan adil sebagai pembenaran; keadilan ini adalah suatu
jalan tengah antara kehilangan dan tambahan, sebagai contoh orang yang meminta
perlindungan kepada hakim , indikasinya adalah bahwa yang adil adalah sejenis
ekonomi Negara, orang yang mempercayai kaum phytagorean bahwa adil dalam
arti tanpa syarat adalah tindakan saling atau resiprocity adil dalam arti ini
arti menyangkut ( proposisi dan tidak dalam arti kesamaan yang tepat sebagai
gantinya, ini karena hal demikian merupakan balasan kembali tentang apa yang
proposional terhadap apa yang diterima seeorang yang mengikat suatu negara
secara bersama-sama.25
seseorang dengan yang lainnya. Dari keadilan komutatif ini muncul tiga prinsip
orang lain, dalam prinsip ini ada tiga point yang mesti kita ingat;
23
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 114.
24
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 121.
25
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h.123.
18
1. Keadilan tidak hanya meneymbuhkan orang-orang yang terlanggar
dengan adil.
pasar bebas dan kegiatan ekonomi sosial. Semua berjalan secra alamiah yang pada
akhirnya akan mencapai equilibrium, jika ada campur tangan maka tidak akan
Prinsip ketiga, prinsip keadilan tukar, ada dua macam harga. Harga
alamiah dan harga pasar. Harga alamiah adalah biaya yang dikeluarkan selama
produksi berupa upah buruh, sewa, dan keuntungan bagi pemilik modal.
B. Filsafat Islam
Ia lahir di Ray (Iran) pada tahun 320 H/ 932 M dan wafat 9 Safar 421
H/110 M, nama lengakpnya dalah Ibn Miskawayh Ibn Ali Ahmad Ibn Muhammad
Ibn Ya‟qub Ibn Miskawayh. Ia hidup dimasa dinasti Buwahi, 26 Ibn Miskawayh
disebut juga dengan bapak etika dalam Islam dengan karyanya yaitu Tahzibul
26
Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Akhak (Bandung: Mizan,1999), h. 29.
19
Akhlaq dimana karyanya ini banyak dijadikan rujukan pertama bagi persoalan-
keistimewaan karena daya pikirnya karena itu bias membedakan mana yang baik
dan yang salah, menurutnya orang yang paling sempurna adalah orang yang benar
adalah suatu sikap mental yang mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa terlebih dahulu dipikirkan dan dipertimbangkan, sikap mental ini
berasal dari nurani sejak lahir juga berasal dari kebiasan-kebiasaan dan latihan-
latihan.27
manusia berbuat secara spontan, tidak hanya bawaan sejak lahir akan tetapi bisa
dilatih melalui pembiasaan dengan kata lain manusia bisa merubah watak
kejiwaan yang tidak baik menjadi baik caranya lewat pembiasaan dan
pendidikan.28
Watak itu bisa berubah dan watak perubahan akhlak harus melalui
pendidikan, oleh sebab itu pendidikan merupakan nilai tertingi bagi manusia
diperlukan aturan, hukum sehingga manusia dapat membedakan yang baik dan
buruk.30
27
Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam (Jakarta: Gajah Mada Press, 1999), h. 25.
28
Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam, h. 61.
29
Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam, h. 62.
30
Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam, h. 70.
20
Kebahagiaan meliputi dua unsur yakni jiwa dan badan, kebahagiaan
keadaan manusia yang melepasakan diri dari keterikatan dengan benda-benda dan
lain, baginya manusia harus melepaskan diri dari kenikmatan benda dan
kebahagiaan sempurna. Jelas disini Ibn Miskawayh memadukan antara jiwa dan
sempurna yang paling dekat dengan kesatuan sesuatu yang memiliki kemuliaan
dan tingkatatan paling tinggi. Bagi Murtadha juga keadialan dapat diartikan
sebagai persamaan .
Ia lahir di Cordoba , Andalusia pada tahun 1126, Ibn Rusyd hidup dibawah
kekuasaan raja dinasti Muwahidin Abu Ya‟qub dan Ya‟qub al-Mansuri, dikota
Marakish Ibn Rusyd wafat tahun 1198.33Ibn Rusyd merupakan salah satu filosof
31
Ibn Miskawayh, Menuju Kesempurnaan Akhak, h. 26.
32
Hasyimiyah Nasution, Filsafat Islam, h. 70.
33
Zuhairi Misrawi, IBNU RUSYD; Gerbang Pencerahan Timur dan Barat (Jakarta: P3M,
2007), h. 31.
21
Islam dimana pemikriannya begitu cemerlang dan begitu lewat perdebatannya
pemikiran Aristoteles.34
dimensi moral etik dibalik hukum dan memahami proses ijtihad, artinya setiap
Gagasan etika Ibn Rusyd terejawantah pada konsep Negara atau kota yang
keutaman etika, menurut Ibn Rusyd bahwa keadilan dianggap benar jika secara
praktis keadilan dalam suatu kota sesuai dengan keadilan dalam jiwa. Apa yang
menjadi kewajiaban dalam dari eksistensi keadilan pada jiwa dapat menjadi
Keadilan dalam kota harus berwujud dalam tiga daya yakni kebijaksanaan,
keberanian, dan kewas-wasan. Jika tiga daya tersebut berada didalam jiwa
manusia , maka kontrol jiwa dan keadilan tidak akan terealisasi dalam diri
34
ZuhairiMisrawi, IBNU RUSYD; Gerbang Pencerahan Timur dan Barat , h. 35.
35
Zuhairi Misrawi, IBNU RUSYD; Gerbang Pencerahan Timur dan Barat , h. 17.
36
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd Terj. Affy Khairiyyah dan Zainudin (
Jakarta: Sadra Press, 2016), h. 150.
22
seseorang selama dayanya tidak mampu mengontrol kota dengan baik dan ketiga
daya tersebut akan ada dalam diri kita bersama keberadaan manusia.37
Tiga daya yang berada dalam jiwa sama persis dengan tiga daya dalam
kota, karena dpat dikatakan bahwa sebab keberadaan tiga daya tersebut
merupakan sebab keberadaan tiga daya dalam jiwa, dan pada gilirannya keadilan
dan keseimbangan yang berada dalam diri manusia sama persis dengan
keberadaan dalam kota. Tapi yang harus disadari adalah bagian intelek harus
Seseorang yang disebut bijak adalah orang yang menciptakan suatu kota
menjadi kota yang bijaksana, yang dimaksud dengan keberanian kota adalah
orang yang bagian inteleknya selalu menjadi penguasa bagi semua bagian
jiwanya, maka keadilan dalam jiwa manusia merupakan keadilan dalam kota itu
sendiri. Oleh karena itu jika ada kedzaliman dalam diri manusia merupakan
Jiwa utama adalah jiwa yang mengetahui jiwanya sendiri dan mengetahui
Politik utama adalah satu dari dua bentuk ; pertama, ketika kekuasaan
dikuasai oleh satu orang atau monarki konstitusional maka kekuasaan tersebut
disebut dengan kepemimpinan raja, kedua, kekuasaan yang dijalani lebih dari satu
37
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd, h. 151.
38
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd, h. 151-152.
39
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd, h.152.
40
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd, h. 154.
41
Ibn Rusyd, Republika Plato ala Ibn Rusyd, h. 153.
23
C. Filsafat Modern
diuniversitas Unisbrug dan ia hidup dalam kondisi yang biasa-biasa saja mencari
Konisbrug dan pada tahun 1770 ia menjadi guru tetap dan menerima gaji tetap
dari tidur dogmatiknya, metode yang digunakan Kant adalah murni deduktif tanpa
Untuk memahami metode dan prinsip Kant kuncinya adalah akal budi
dimana akal budi adalah kemampuan untuk mengatasi medan panca indera ,
medan alam. Akal budi murni apabila ia bekerja tanpa penentuan dari panca
indera atau unsur-unsur empiris atau akal budi dalam pengertian merupakan akal
budi teoritis sedangkan dalam tindakan disebut akal budi praktis, ada perbedaan
besar diantara keduanya dimana akal budi murni teoritis justru ditolak Kant dan
dalam tindakan hanyalah akal budi praktis murni yang tidak bersyaratkan pada
kebutuhan, nafsu emosi, perasaan yang menyenangkan dan tidak. Akal budi ini
42
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 137.
43
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 142.
44
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 142.
24
merupakan kemampuan manusia untuk bertindak bukan hukum alam yang sudah
moralitas menyangkut baik dan buruk tapi dalam bahasa kant apa yang disebut
baik itu arus baik dari segala segi tanpa pembatas atau baik secara muthlak
bertindaklah secara moral, dimana imperatif kategorisnya itu berupa perintah dan
bahwa perintah itu kategoris, perintah dalam artian kant bukan perintah dalam arti
betindak dimana berlaku bagi siapa saja , dan imperatif kategorisnya kant ini tidak
45
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h, 143.
46
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 144.
47
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 146.
48
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 147.
49
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 148.
25
kehendak memungkinkan pemenuhan tuntutan-tuntutannya. Otonomi kehendak
ketergantungan pribadi, sosial, atau yang lainnya namun yang disangkal adalah
apa yang kita yakini sendiri sebagai sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab
kita.51
fakta akal budi, baginya fakta akal budi atau pembuktian kenyataan tidak bersifat
teoritis meainkan praktis, etika bukan teori abstrak tapi refleksi terhadap
pengalaman yang tidak dapat disangkal yaitu kesadaran moral (kewajiban moral)
atau kewajiban muthlak ini tidak berdasarkan bukti teoritis namun sudah diketahui
atau dirasakan. Baginya kesadaran itu fakta tapi bukan fakta empiris dimana fakta
moralitas hanya ada dalam kesadaran kita yang dimaksud kant adalah suara hati,
ia tidak dapat dibuktikan tapi hanya dapat menunjukan disitulah ada paham
baik adalah kehendak baik itu sendiri. Kemudian kant memebagi kewajban pada
50
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 149.
51
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 152.
52
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 153.
53
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 154-155.
26
dua ; imperatif kategoris (perintah yang mewajibkan negitu saja tanpa syarat), dan
kategorislah yang menjadi hukum moral maka dari itu kant menekankan otonomi
kehendak. Menurut kant bebas bukan berarti bebas dari segala ikatan melainkan
problem keadilan, namun disini prioritas nilai akan akan menjadi problem apabila
pentingnya prosedural rasional yang dapat digunakan sebagai suatu saran untuk
Berangkat dari pribahasa “ buah tidak jauh dari pohonnya”, John Stuart
Mill merupakan anak dari James Mill ( 1773-1836) yang merupakan ekonom dan
dan dipertegas oleh filusuf Inggris , John Stuart Mill dalam bukunya
Utilitarianism (1864), sang ayah adalah salah satu dari empat tokoh liberalism
54
Subhi Ibrahim, Asas-Asas Filsafat (Jakarta: Lecture Publisher), 201, h. 104.
55
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi: Telaah Filsafat Politik John Rawls
(Yogyakarta: Kanisius, 2001), h. 34.
56
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, h. 454.
27
klasik dan kelompok intelektual radikal di Inggris selain Jeremy Bentham, David
pendahulunya Bentham, dari proyek banting stir Mill kita dapat melihat dari dua
harus dipertimbangkan , karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan
yang lebih rendah. Kesenangan manusia harus dihitung lebih tinggi dibandingkan
dengan kesenangan hewan tegasnya, dan kesenangan orang seperti Socrates lebih
tinggi dibandingkan orang tolol. “it is better to be a human being dissatisfied than
Mill kalkulasi kebahagiaan dapat diukur secara empiris, ukurannya didapati dari
petunjuk atau arahan orang bijak yang menurut Mill dapat menunjukan kualitas
mutu yang terbaik,59yang kedua dari revisi Mill yaitu kebahagiaan yang menjadi
norma etis adalah kebahagiaan yang dapat dirasakan oleh banyak orang yang juga
terlibat dalam suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang mempunyai
status khusus , sejatinya Mill disini menolak elastisitas aktor politik yang saat ini
kita lihat menjadi prilaku para pejabat publik, kebahagiaan satu orang tidak boleh
dalam masyarakat, “every body to count for one, nobody to count for more than
one.”60
57
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h . 177.
58
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, h. 456.
59
K. Bertens, Etika (Jakarta: Gramedia, 1999), h. 264-265.
60
K. Bertens, Etika, h. 265.
28
Mill memberikan rumusan pada kaum empiris dan trasisi liberal negaranya
jumlah total kebahagiaan terbesar umat manusia prinsip „kegunaan‟. Ini adalah
sebuah ditingsi antara proposisi-proposisi verbal dan real yang mirip dengan
konsep Kant mengenai putusan sitentik dan analitik. Akan tetapi berbeda dengan
kant, Mill menyatakan bahwa disamping matematika murni logika sendiri juga
menolak keberadaan propsisi sintetik atau nyata, sebagai sebuah apriori. Bagi
Mill, sains logika dan matemtika mengemukakan hukum-hukum alam yang paling
umum yang sebagaimana ilmu sains lainnya, adalah usaha terakhir yang secara
matematika sebagai apriori karena kita menyadari bahwa mereka mustahil tidak
benar . Mill mengakui fakta-fakta yang didasarkan pada keyakinan kita, fakta-
61
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h 178.
29
fakta tentang apa yang terpikirkan sekalipun justifikasi itu sendiri bersifat
aposteriori.
sederhana dari pengalaman. Yang ia maksud bukan maslah skeptik Hume tentang
sederhana kita dan tetap kita lakukan saat kita secara reflektif menyadarinya-
dalam pandangan Mill tidak ada lagi yang dapat atau perlu dijelaskan. Namun
mengakui bahwa deduksi benar hanya didasarkan pada memori dan dengan cara
manusia dalam esai On Liberty (1859), bagi Mill manusia adalah individu yang
juga mencari bentuk kesenangan yang lebih tinggi dengan tujuan moral yang lebih
pasti, dan kesadaran sosial yang lebih tajam jika mereka memahami diri mereka
62
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h 178.
30
dengan benar. Kemajuan intelektual manusia kadang menurut Mill terbatas dan
terorganisir, hal ini menjadi penghambat kreativitas maupun inovasi manusia yang
bebas.63 Dalam tradisi antara manusia bebas dan Negara yang mempunyai hukum,
menurut Mill selalu vis a vis dengan tatapan yang antagonistik. Negara tidak
harus ditekankan dalam pemenuhan diri selalu dalam konteks kebaikan umum,
kepentingan orang lain yang juga mempunyai upaya pemenuhan diri yang sama. 65
penting menjadi bagian integral dalam tradisi politik ideal Mill, yang baginya
Keadilan bagi Mill mendahulukan asas manfaat dari pada asas hak, bagi
juga kesejahteraan individu. Bagi Rawls terlalu menekankan asas manfaat dan
63
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik, h. 458.
64
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik , h. 460.
65
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik , h. 461.
66
Henry J. Schmandt, Filsafat Politik , h. 464-465.
31
melupakan asas hak yang merupakan fundamen dari prinsip-prinsip moral
khususnya keadilan , karena tidak adil jika mengorbankan hak dari satu atau
beberapa orang untuk kepentingan ekonomis yang lebih besar bagi masyrakat
secara keseluruhan.67
tradisi dan kepercayaannya, sejak abad ke-6 sebelum Masehi orang-orang Yunani
menjadi masyarakat yang hidup dari perdagangan internasional, pun secara politis
kota Yunani bukan merupakan kesatuan melainkan terdiri dari puluhan kota
mandiri, diantaranya Athena menjadi kota yang paling maju, makmur, terbuka,
dalam sejarah Athena tahun 6 SM muncul bentuk negara demokrais yang selama
200 tahun menyebar ke kota-kota Yunani, ilmu pengetahuan pun tumbuh subur
dan sumbangan terbesar budaya Yunani bagi umat manusia adalah filsafatnya. 68
Mulai abad ke-6 pemikiran yang rasional, kritis dan reflektif mengenai
kenyataan, kosmos dan manusia dimulai, berawal dari para filsuf menanyakan apa
itu arche dari segala yang ada yang membawa pada hakikat segala yang ada yang
harus hidup bermakna dan menata kehidupannya dengan baik, karenanya filsafat
67
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokrasi: Telaah Filsafat Politik John Rawls, h. 31.
68
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 11.
32
Maka tidak heran Yunani sangat berpengaruh dalam pemikiran Barat selanjutnya
dan berpengaruh pada para Filsuf Islam dalam abad enam pertama.69
Dalam sejarah etika , jejak pertama etika dimulai dari murid Pytagoras yang
matematika merupakan dasar dari segala realitas yang ada, mereka penganut
ajaran reinkarnasi dimana badan merupakan kubur jiwa. Agar dapat bebas dari
badan harus menempuh jalan pembersihan dengan cara bertahap, berfilsafat atau
muncul Demokritos yang mengatakan bahwa arche dari segala yang ada adalah
atom-atom lebih dari itu bagian-bagian terkecil ini mengajarkan aturan kehidupan
adalah kenimatan apa yang enak dalam hidup atau dengan kata lain hedonistik.
kesepakatan bersama bukan suatu aturan yang abadi, baginya hukum tidak abadi.
pendekatan dialogis, sokrates tak meninggalkan karya atau tulisan, ajarannya pun
hanya dapat dikeatahui melalui tulisan-tulisan Platon yang merupakan salah satu
murid dari sokrates, dalam dialog-dialog Platon hampir sokrates jadi topik
memperdalam pikiran dan jauh dari pemikiran yang dangkal, socrates ingin
69
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 11-12.
70
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 13.
33
membawa manusia kepada pemahaman yang etis, manusia diantara kepada
kesadaran tentang apa yang baik, bermanfaat, dan bijaksana. Sokrates yakin
bahwa orang yang baik adalah orang yang sadar akan yang baik baginya,
sendiri dengan demikian bisa terlepas dari pemikiran yang dangkal, ia berkata
bahwa orang yang bijaksana akan mengerti bahwa hal yang paling buruk bukanlah
Dalam hal ini ada tiga teiori etika yakni teleologis, utilitarian dan
dan utilitarian dari John Stuart Mill, untuk memebahas ketiga teori etika tersebut
kita terlebih dahulu membagi pembahasan dalam beberapa sub yakni pertama,
etika Yunani dalam hal ini penulis hanya mengurai sepintas pemikiran dua tokoh
besar filsafat yunani yakni Platon dan muridnya Aristoteles sebagai peletak
pertama ilmu etika, kedua, etika Islam sebagai tokohnya adalah Ibn Miskawyh
dan Ibn Rusyd, dan ketiga, etika modern yakni tokoh yang diambil adalah
Immanual Kant, dan John stuart Mill dimana tokoh-tokoh diatas adalah para
bertujuan, maksudnya apa yang terbaik bagi manusia, mesti ada tujuannya, yakni
kesenangan (hedonism) dan Eudemonism, yang baik adalah apa yang memuaskan
71
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 13-14.
72
Subhi Ibrahim, Asas-asas Filsafat, h. 101.
34
Menyangkut etika hedonisme bisa kita lacak dari seorang murid Sokrates
Aristippos dari Kyrene menurutnya yang baik adalah kesenangan karena faktanya
manusia dari sejak kecil tertarik pada kesenangan, filosof lainnya ada Epikuros
adalah terbebas dari rasa sakit, penderitaan, dan keresahan jiwa. Namun Epikuros
mencatat bahwa orang yang bijak adalah orang yang terlepas dari segala
keinginannya, karena pada saat itu orang tersebut mencapai ataraxia (ketenangan
jiwa) dan hal tersebut juga merupakan tujuan hidup manusia selain kesenangan.73
sang filsuf besar Aristoteles, baginya manusia dalam segala aktivitasnya mengejar
tujuan dan puncak tujuan tertinggi dari manusia adalah kebahagiaan. Dan untuk
praktis).74
macam keadilan ada keadilan sebagian ( partial Justice) atau tindakan keadilan
sebagai keadilan dalam distribusi atau pembagian, ada juga tindakan adil sebagai
pembenaran; keadilan ini adalah suatu jalan tengah antara kehilangan dan
73
Subhi Ibrahim, Asas-asas Filsafat, h. 102.
74
Franz Magnis Suseno, 13 Tokoh Etika, h. 39.
35
indikasinya adalah bahwa yang adil adalah sejenis garis tengah75 menjadi
tindakan adil sebagai resiprositas dalam kehidupan ekonomi Negara, orang yang
mempercayai kaum phytagorean bahwa adil dalam arti tanpa syarat adalah
tindakan saling atau resiprocity adil dalam arti ini mengandung ikatan yang
dan tidak dalam arti kesamaan yang tepat sebagai gantinya, ini karena hal
demikian merupkan balasan kembali tentang apa yang proposional terhadap apa
disempurnakan oleh muridnya John Stuart Mill, bagi Bentham manusia berada
dalam dua posisi yakni kesenangan dan ketidaksenangan, dan baginya manusia
memiliki kesenangan dan bebas dari rasa susah, dan suatu perbuatan dinilai baik
utility: the greatest happiness of the greatest number, karenanya aplikasi dari
gagasan Bentham muridnya sendiri yakni John Stuart Mill, bagi Mill kesenangan/
75
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h. 121.
76
Aristoteles, Nicomachean Ethics, h.123.
77
Subhi Ibrahim, Asas-asas Filsafat, h. 103-104.
36
Terakhir Etika Dentologis (Etika Kewajiban) adalah Immanuel Kant
seorang filosof modern menururtnya yang baik adalah kehendak baik itu sendiri,
sesuatu kehendak menjadi baik karena kewajiban, dan Kant membagi kewajiban
78
menjadi dua imperatif kategoris dan imeratif hipotesis. Keadilan bagi kant
memandang keadilan yang dirumuskan dalam tiga teori etika, dan dalam awal
pendekaan etika.
78
Subhi Ibrahim, Asas-asas Filsafat, h. 104.
37
BAB III
modern, dengan teori keadilannya sebagai sebuah konsep politik, dimana struktur-
baiknya kita mengetahui latar belakang riwayat kehidupan John Rawls sehingga
politik. A Theory of Justice 1971 sebagai master piece laku keras dan
John Borden Rawls atau lebih dikenal dengan sebutan John Rawls lahir
pada tahun 1921, merupakan putra kedua dari lima bersaudara William Lee Rawls
dan Anna Abell Stump, tidak heran Rawls tumbuh menjadi seorang pemikir yang
cemerlang sebab ayahnya merupakan seorang ahli hukum juga ibunya yang
38
Connecticut, disinilah Rawls memiliki fase religiusitas meski ia seorang liberal.
Tahun 1939 Rawls masuk universitas Princeton dan bertemu dengan Norman
dinas militer dan pernah ikut bertempur kemudian Rawls diangkat menjadi
dinas militer dan perang yang mengerikan sehingga Rawls begitu membenci
perang. Tahun 1946 Rawls meninggalkan dinas militer dan menjadi warga sipil
biasa, bahkan Rawls ikut bergabung dengan kelompok Harvard yang menolak
program doktornya dan menulis disertasi dalam bidang filsafat moral, dimana saat
kuliah Rawls mengambil mata kuliah filsafat politk sehingga dengan ini
mendorongnya lebih jauh untuk menulis mengenai keadilaan, bisa dihitung dari
awal masuk kuliah hingga selesai untuk merumuskan gagasan ide tentang
Rawls memberi kuliah di Oxford selama satu tahun dan merumuskan 2 gagasan
mengenai “ original Position” dan “ the veil of ignorance” tahun 1953 ia kembali
setahun pada tahun 1957 Rawls menulis sebuah artikel meneganai “ Justice as
Fairness” yang merupakan inti dari gagasannya mengenai teori keadilan yang
3
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokarasi; Telaah Filsafat Politik John Rawls, h. 15-
16.
39
pada saat itu Rawls berusia 30 tahun. Pada tahun 1960 A Theory of Justice mulai
di perkenalkan di sebuah forum seminar dan resmi diterbitkan pada tahun 1971.
setelah diterbitkannya A Theory of Justice Rawls masih terus rajin menulis artikel
dalam karyanya A Theory of Justice yang telah membawanya sebagai filsuf yang
berpengaruh dalam bidang filsafat moral dan politik, pelbagai karangan artikelnya
yang kemudian ia edit dan diterbitkan dalam sebuah buku tahun 1993 “ Political
Liberalism”.4
John Rawls menikah dengan Margaret Fox dan dikaruniai 5 orang anak,
istrinya yang merupakan seorang pelukis, Rawls sendiri pun dikenal sebagai
mengenai seni ini membantu dalam karya seni istrinya, keduanya saling
mendukung dalam karir sehingga pada momen bulan madu pun Rawls dan
istrinya menyusun indeks sebuah buku mengenai Nietzsche yang ditulis oleh
Walter Kaufman. Kini Rawls dan keluarga lebih dari 40 tahun tinggal di
merupakan hasil dari pemikirannya yang dikembangkan selama dua belas tahun
mengenai keadilan, sejak diterbitkan tahun 1971 buku ini mendapatkan respon
yang begitu luar biasa di kalangan para pemikir khususnya dalam bidang filsafat
politik , sebut saja Norman Daniels yang memberikan pengantar pada kumpulan
4
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokarasi; Telaah Filsafat Politik Jhon Rawls, h. 16.
5
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokarasi; Telaah Filsafat Politik Jhon Rawls, h. 17.
40
tulisannya yang diedit kemudian diterbitkan dengan judul Reading Rawls, Critical
A.2. Karya-Karya
banyak karya-karya yang ia lahirakan dan berbagai tulisan yang ia muat. Selain
buku A Theory of Justice yang merupakan karya terbesarnya Rawls juga menulis
Diantara karya Rawls yang lain adalah ; Politic Liberalism yang ia rampungkan
pada tahun 1993, Justice as Fairness 1985, The Law of Peoples 1993, Lectures on
brief inquiry into the meaning of sin and faith, Collected Papers.
Amerika Srikat, dimana Rawls merupakan filosof di abad ke-20 yang menaruh
perhatian lebih dalam bidang filsafat politik, liberalism, terutama pada persoalan
keadilan, politik, dan teori kontrak sosial. Seperti pemikir yang lainnya karya
Rawls mengenai keadilan ini tidak lahir dalam ruang kosong, ia dipengaruhi oleh
para pemikir sebelumnya seperti Locke, Hobbes, Kant, J.S. Mill, Rousseau,
Charles Darwin dll, atau lahir dari hasil konstruksi teori-teori sebelumnya
mengenai utilitarianisme Mill atau yang lainnya. Dan banyak juga para pemikir
41
Ronald Dworkin, John Harsanyi, Kenneth Binmore, David Estlund, Susan
Neiman. 6
terkemuka, meskipun dalam beberapa hal pemikiran keduanya berbeda dan sang
anak bisa lebih dikatakan pemikirannya lebih cemerlang dari ayahnya, meskipun
Syahidi Razilidi Razail seorang guru filsafat yang wafat 1936, namun sayangnya
ia belum sempat belajar karena belum cukup umur untuk mengikuti kuliahnya
6
Andre Ata Ujan, Keadilan dan Demokarasi; Telaah Filsafat Politik Jhon Rawls, h. 15.
7
Murtadha Muthahhari, Kritik Islam terhadap Materialisme terj. Ahmad kamil (Jakarta:
Al-Huda, 2001), h. 9.
8
Murtadha Muthahhari, Filsafat Hikamah Pengantar Pemikiran Shadr terj. Hamid Algar
(Bandung: Mizan, 2002), h. 23.
9
Haidar Bagir, Murtadha Muthahhari sang Mujahid (Bandung: Yayasan Muthahhari,
1998), h. 26.
10
Mutadha Muthahhari, Filsafat Hikamah Pengantar Pemikiran Shadr, h. 24.
42
Hauzah ‘Ilmiyah Qum merupakan pusat pengkajian agama terbesar di
Iran, pada tahun 1937 merupakan awal ia berangkat ke Qum ditempat ini
Murtadha mendapat banyak pelajaran dari ulama, qum ini merupakan pusat
spiritual dan intelektual Iran, ia belajar fiqih dan ushul-mata yang merupakan
pelajaran pokok dari kurikulum tradisional Ayatullah syyid Muhammad Damad 11,
setelah itu ia mengenal imam Khomeini yang merupakan pemimpin revolusi Iran
yang merupakan guru sekaligus sahabat bagi Murtadha12, tahun 1946 Imam
mengenal dua teks utama filsafat yaitu Asfar al-Arba’ah karya Mulla Sadra dan
kuliah resmi pertamanya mengenai Fiqih dan Ushul dan Murtdha dengan tekun
revolusi Iran, di antara semua muridnya Murtadha adalah murid yang paling dekat
tanpa terjebak didalamnya, kemudian guru yang paling berpengaruh lainnya bagi
tahnun 1950-1953 atau pertemuan di luar perkuliahn setiap kamis malam dibawah
tradisional.14
11
Haidar Bagir, Murtadha Muthahhari sang Mujahid, h. 28.
12
Haidar Bagir, Murtadha Muthahhari sang Mujahid, h. 29.
13
Murtadha Muthahhari, Filsafat Hikamah Pengantar Pemikiran Shadr, h. 27.
14
Murtdha Muthahhari, Filsafat Hikamah Pengantar Pemikiran Shadr, h. 27-28.
43
Karir Murtadha tidak hanya dalam bidang akademis akan tetapi juga
politik dan organisasi hal itu dilakuakan sebagai rangka dalam menggulingkan
rezim Pahlevi, pada tahun 1952 Murtadha menikah dengan putri Ayatullah Ruhani
dan mulai mengajar filsafat di Madras-yi Marrvi dua tahun setelah itu 1954 ia
selain dakwah dan menulis ia juga memberikan semua yang dimiliknya , pada
tahun 1963 ia ditahan bersama Ayatullah Imam Khomeini, dan ketika Khoemini
beberapa hari ditahan bersama ualam lainnya karena ketahuan sebgai pengikut
dalam negri. Setelah revolusi Iran 1978-1979 oleh imam Khomeini Murtadha
merupakan salah satu arsitek revolusi tersebut. Kemudian ia ditunjuk oleh imam
15
Haidar Bagir, Murtadha Muthahhari sang Mujahid, h. 35-36.
16
Murtadha Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama terj. Haidar
Bagir (Bandung: Mizan, 1994), h. 9.
44
khomeni sebagai dewan revolusi Iran yang mengendalikan roda pergerakan poltik
Iran.17
Mutahhari dilarang oleh rezim Syah dan ia masuk kembali penjara namun begitu
mengecam dan melarang semua kuliah dan pergerakan yang dilakukan oleh
mengenai materealisme mengenai asal usul faham materialism di Eropa juga Iran,
selama revolusi itu berlangsung ia aktif menulis gaya penulisannya pun bersifat
menghimbau tidak mengutuk, tulisa itu ditujukkan pada furqan sebagai kritik atas
mengakibatkan ia meninggal.18
B.2. Karya-Karya
Kegiatannya yang lain adalah aktif dalam kegiatan jurnalistik , pada tahun
yang ia tulis dan diterjemahkan, salah satu karya yang tekenal dan sudah
diterjamahkan adalah karyanya yang berjudul keadilan ilahi, dimana buku ini
45
Selasa 1 Mei 1979, merupakan tanggal kejadian yang tak terlupakan
dalam sejarah hidup Murtdha Muthahhari yang merupakan awal perjalanan dari
kewafatannya, kala itu ia pergi ke rumah Dr. Yadullah Sahabi bersama anggota
dewan revolusi Iran lainnyas sekitar 10.30 setelah pulang dari rumah Shabi
Murtadha pulang sendiri dan melewati jalan kecil, ia mendengar suara asing
kepalanya dan langsung setelah kejadian itu dilarikan ke rumah sakit dan
dunia dan banyak melakukan shalat malam juga memebaca al-Qur’an dan ia
sangat berpengaruh bagi yang lain, Muthahhari tetap hidup dalam karyanya dan
20
Haidar Bagir, Murtadha Muthahhari sang Mujahid, h. 47.
46
BAB IV
KONSEP KEADILAN
institusi sosial, suatu hukum harus direformasi jika tidak adil karena setiap orang
haknya harus dijamin oleh keadilan. Di dalam masyarakat yang adil kebebasan
warga Negara dijamin, hak-haknya dijamin tidak ada tawar menawar dalam
ekonomi, sosial, atau politik dalam suatu Negara yang plural dan demokratis, serta
kerap hukum yang sering tidak adil serta kebijakan Negara yang seringkali
timpang dalam memutuskan sesuatu yang merugikan rakyat yang berujung pada
ketidakadilan.
bagi seorang individu dan sebuah institusi Negara yang wajib memelihara hak-hak
1
John Rawls, Teori Keadilan Terj. Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo (Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR, 2006), h. 3-4.
47
didistribusikan , jika demikian kepentingan individu berbenturan dengan institusi-
instistusi yang mendapat keadilan pula, dikatakan adil jika sebuah institusi
mengatasi ketiga masalah sosial yang mendasar tersebut harus dilakukan upaya
dan konsensiten pada prinsip keadilan, yang pada akhirnya kerja sama sosial harus
stabil, harus sesuai dengan aturan dasar dan ketika pelanggaran terjadi maka
pelanggaran yang lebih lanjut dan mengembalikan pada tatanan yang semula .3
hak dan kewajiaban dan menentukan pembagian keuntungan dari kerja sama
sosila. Keadilan dalam skema sosial secara mendasar bergantung pada bagimana
msayarakat.4
2
John Rawls, Teori keadilan, h. 6.
3
John Rawls, Teori keadilan, h. 7.
4
John Rawls, Teori keadilan, h. 8.
5
John Rawls, Teori keadilan, h. 10.
48
Posisi asali adalah status Qua yang menegaskan kesepakatan fundamental
yang dicapai adalah fair, fakta tersebut melahirkan keadilan sebagai fairness, dan
kesepakatan yang fair hanya bias dicapai dengan adanya prosedur memberikan
dominan sebelum era Rawls makanya dalam buku A Theory of Justice ada
kesepakatan yang fair bagi semua masyarakat, karena hanya kesepakatan yang
prinsip-prinsip keadilan, dimana berada dalam kondisi awal posisi asali the
fairness, tapi ia bukan merupakan suatu yang real melainkan imaginer tetapi
6
John Rawls, Teori keadilan, h. 147.
7
John Rawls, Teori keadilan, h. 5.
49
posisi asali merupakan salah satu syarat yang tepat untuk melahirkan sebuah
konsep keadilan yang tujuannya terjaminnya kepeningan semua pihak secara fair.8
Tetapi tidak semua orang dapat masuk pada posisi asali, yakni mereka
yang masuk adalah mereka yang memiliki kemampuan nalar sesuai dengan
otoritas, oleh karena itu Rawls merumuskan konsep keadilan pada dua besar
Pada prinsip pertama ini berlaku secara luas kepada seluruh masyarakat di suatu
persamaan dalam hak asasi manusia, misalnya; hak untuk hidup, hak bebas
segala macam bentuk pelanggaran hak asasi manusia. Keadilan mesti menjamin
Prinsip pertama setiap orang punya hak yang sama atas kebebasan ,
prinsip kedua ketimpangan sosial dan ekonomi harus diatur sehingga dapat
8
John Rawls, Teori keadilan, h. 120.
9
John Rawls, Teori keadilan, h. 130-133.
50
memberi keuntungan bagi semua orang dan posisi jabatan terbuka bagi semua
orang.10
Menurut John Rawls, prinsip pertama hanya bisa berlaku pada posisi asali
(original position), prinsip kebebasan berlaku secara luas ketika kesetaraan itu ada
ketidaksepakatan ini rasional tetapi tetap ada yang diuntungkan dan dirugikan),
perbedaan ini hanya bisa diselesaikan dengan dua cara, dengan koersi dari yang
dominan ke yang lemah, atau menggunakan prinsip kedua The Different Principle
keadaan kesenjangan tersebut hingga tak menyetujui The Different Principle dan
menjamin hak asasi manusia, kebebasan dalam sosial, ekonomi, dan politik tetap
akan ada yang namanya kesenjangan sosial, ekonomi, maupun politik. Nah
karena hal demikian merupakan keniscayaan. Sebuah negara dan instiutsi sosial
dalam hal ini mesti berpihak pada orang yang tidak beruntung, karena orang yang
10
John Rawls, Teori keadilan, h. 72.
11
John Rawls, Teori Keadilan, h. 89.
51
tidak beruntung ini telah terambil persamaan dan pemenuhan haknya dan tidak
orang yang paling tidak beruntug ini bukan tanpa tujuan, pertama, tentu untuk
balik. Ketika kita menolong orang yang tidak beruntung untuk sejahtera maka
mereka akan berkontribusi lebih dalam baik pada sektor ekonomi, sosial, politik
sehingga menjadi tambahan daya baru untuk pertumbuhan negara yang lebih
baik, dengan demikian manfaatnya pun akan dirasakan oleh mereka orang yang
beruntung. Prinsip kedua hanya berlaku jika prinsip pertama telah terpenuhi dan
harus diatur dalam suatu tatanan yang disebut serial order dengan itu hak-hak
dasar tidak bisa direnggut dan ditukar dengan keuntungan atau kepentingan sosial
ekonomi.
Bagi Rawls ketidaksamaan tingkat sosial, ekonomi, dan politik tidak harus
masyarakat yang ideal dimana terbukanya peluang yang sama, perbedaan tersebut
tiga hal: (1). Hak atas partisipasi politik yang sama, (2). Hak warga untuk tidak
terpenuhi, (3). Hak warga untuk menolak berdasarkan hati nurani. Ketiganya
12
John Rawls, Teori keadilan, h. 250.
13
John Rawls, Teori keadilan, h. 75.
52
menjadi manifestasi dari prinsip keadilan pertama dan teori keadilan sosial
Rawls.
Muncul Robert Nozick lebih radikal lagi yang sezaman sekaligus kritikus
diselesaikan keadaan kesenjangan akan kembali lagi dan akan terus kembali bak
jamur di musim hujan, maka keadilan bukanlah berarti membantu orang yang
paling tidak beruntung untuk sejahtera, bahkan justru menurut Nozick dengan
haknya dan memiliki kebebasan sangat luas, tetapi keadaan ini adalah suatu
utopia. Negara minimal adalah negara yang mendekati dengan Lockean Situation,
negara tidak boleh ikut campur dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat,
masyarakat, di sisi lain negara bisa menjaga masyarakatnya dari pelanggaran hak.
Negara bisa menyediakan fasilitas publik yang apabila dibuat sendiri oleh
Prinsip pertama setiap orang punya hak yang sama atas kebebasan ,
prinsip kedua ketimpangan sosial dan ekonomi harus diatur sehingga dapat
14
Robert Nozick, Anarchy, State, and Utopia (Oxford:Blackwell, 1974), h. 78.
15
John Rawls, Teori Keadilan, h. 144.
53
memberi keuntungan bagi semua orang dan posisi jabatan terbuka bagi semua
orang.16
tersebut menganggap bahwa struktur sosial dapat dibagi kedalam dua aspek (1).
Aspek-aspek sistem sosial yang menjamin kebebasan warga negara, (2). Aspek-
semua nilai sosial primer di distribusikan secara adil kecuali distribusi yang tidak
adil justru menguntungkan semua pihak.19 Landasan utama dua prinsip keadilan
tersebut adalah bersandar pada fakta dan kesepakatan yang harus dihormati dalam
kondisi apapun.20
kesepakatan. Konsep kontrak sosial dikontruksi dan dikembangan lebih jauh oleh
Rawls dan mencapai paham Utilitarinisme. Keadilan tersebut dilihat dari paham
namnya netralitas salah satu hal yang menawarkan satu-satunya perspektif dari
mana penilaian moral bisa dibuat koheren, prinsip netral dapat dikatakan lahir
sesuai dengan prinsip yang akan dipilih dalam posisi asali. Dengan prinsip
16
John Rawls, Teori keadilan, h. 72.
17
John Rawls, Teori keadilan, h. 73.
18
John Rawls, Teori keadilan, h. 78.
19
John Rawls, Teori keadilan, h. 182.
20
John Rawls, Teori keadilan, h. 215.
21
John Rawls, Teori keadilan, h. 226.
54
kebaikan hati akan mewujudkan terciptanya keadilan, tanpa syarat dan
menanggap itu sebagai kewajiaban, karena itulah teori keadilan Rawls tolak
Rawls perkuat, yaitu Justice as fairness. Baik bagi pihak beruntung dan tidak
beruntung. 23
Dalam hal ini penulis akan menulis mulai dari problem keadilan bagi
pilih kasih, penganiayaan, menindas dan masih banyak persoalan lainnya, dan
yang bersandar pada kebaikan dan keburukan rasional, dua konsep „itibari yang
khas dalam konteks interaksi sosial manusia, baginya keadilan merupakan tujuan
Ini sesuai dengan firman Tuhan dalam surah al-Hadid yang berbunyi;
22
John Rawls, Teori keadilan, h. 231.
23
John Rawls, Teori Keadilan, h. 129.
24
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi: Asas Pandangan Dunia Islam Terj. Agus Efendi
(Bandung: Mizan, 1995) h. 48.
25
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h. 51-52.
55
“ sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan Kami turunkan bersama mereka kitab dan
mengenai keadilan Ilahi dimana sang Ilahi menjadi aktor utama bukan manusia,
namun dalan buku tersebut Muthahhari juga menulis mengenai keadilan dan
gagasannya dalam beberapa perspektif, selain dari sumber utama yakni al-Qur‟an
filosofis.
perbuatan Allah qua perbuatan Allah, setiap perbutan menjadi adil apabila
perbutan itu berasal dari Allah sedangkan bagi kaum Mu‟tazilah dan Syi‟ah
mengkritik keras argumentasi dari „Asy‟ari, bagi Mu‟tazilah dan Syi‟ah mereka
peristiwa alam ini tanpa melihat ada/tidak relasi semua peristiwa itu dengan Allah
dan mereka juga berpendapat bahwa kebaikan dan keburukan itu bersfat rasional
dan substansial.26
ukur semua perbuatan manusia, bahwa keadilan itu pada esensi dan substansi
26
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h. 55-56.
56
,sedangakan kezaliman itu pada esensi dan substansi adalah buruk, bagimana
keburukan sebagai tahap yang datang belakangan setelah perbutan Allah dan
kebaikan dan keburkan. Baginya konsep baik-buruk itu tidak terbatas pada
kehidupan manusia tapi juga konteks keTuhanan yang Ilahi. Menurut para filosof
dibentuk atas dasar tersebut, jadi baginya baik-buruk merupakan ide „itibari bukan
hakiki, dalam cara memiliki nilai praktis bukan nilai teoritis, dimana fungsinya
hanya sebgai perantara dan sarana untuk mencpai tujuan dari perbutan-perbuatan
Para teolog dan filosof memandang sistem alam yang kukuh dan bijak ini
sebagai salah satu di antara banyak metode untuk membuktikan eksistensi Allah
pengamatan sistem alam, tapi semua fenomena sistem penciptaan.29 Adapun jenis
metode empiris hanya memandang dalam satu perspektif cermin saja yakni
manusia.
dengan demikian ini berada dalam ranah intusi dimana cakupannya adalah
merupakan salah satu dasar agama , dan ulama Islam dari kalangan Mu‟tazilah
27
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.56.
28
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.58.
29
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.59 .
57
dan Syi‟ah memandang keadilan sebagai prinsip kedua dalam Ushuluddin (
terciptanya kebahagiaan.
pemikir Muslim zaman modern terdapat empat konsep kata adil, dan keadilan
pincang semua menuju satu tujuan bersama-sama dan terdapat syarat-syarat untuk
menjadikan satu kesatuan yang utuh, jika terpenuhi syarat-syarat tersebut maka
akan memberikan efek yang diharapkan dan kesatuan, misalnya, jika masyarakat
ingin bertahan maka ia harus berada dalam keseimbangan dalam arti bagiannya
harus berada dalam ukuran dan hubungan dengan yang lainnya tepat. Di sini
keadilan tidak mesti menuntut persamaan karena fungsi satu bagian dengan
hubungan yang lainnya menjadi efektif karena memiliki hubungan yang cocok
dan sesuai dengan fungsi tersebut bukan karena sama memiliki ukuran dan bentuk
berbagai keperluan itu dan kita tentukan juga batas kemampuan yang
semestinya. Dan jika sudah mencapai tingkat ini , maka kita berhadapan
30
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.71.
58
ketahanan dan kelangsungan keseluruhan. Jadi dalam hal ini kita didorong
untuk memperhatikan tujuan keseluruhan, dan dari sudut pandang ini maka
tersendiri.”31
fisik seperti alam raya, Allah swt berfirman: “dan Allah telah meninggikan langit
dan Dia meletakan neraca (keadilan” disambung denga hadits nabi “ dengan
tewujud melalui sistem politik yang otoriter, maka dalam pengertian keadilan
sesuatu yang ada didalamnya harus eksis dengan kadar semestinya dan bukan
dengan kadar yang sama. Keseimbangan sosial mengharuskan kita melihat neraca
tersebut.
31
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.60-61.
32
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.61.
33
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.62.
59
Kedua, keadilan mengandung atau digunakan dalam arti persamaan (non-
diskriminasi), diskriminasi dalam bentuk apapun, maka orang disebut adil jika
orang tersebut memperlakukan semua orang secara sama namun persamaan di sini
perlu ditegaskan lebih jelas bahwa keadilan dalam arti persamaan perlakuan yang
sama kepada orang-orang yang mempunyai hak yang sama, seperti kemampuan,
tugas, dan fungsinya yang sama. Bukan pelakuan mutlak yang sama kepada setiap
pemeliharan hak-hak individu dan memberikan hak-hak pada objek yang berhak
menerimanya, kezaliman dalam pengertian ini adalah perampasan hak dari orang
yang behak dan pelanggaran hak oleh orang yang tidak berhak. Muthahhari
membagi keadilan dalam pengertian pemberian hak kepada yang berhak dalam
dua hal;
(1) Hak dan prioritas right and properties, adanya berbagai hak dan prioritas
usaha dan hasil usahanya, juga mencakup hak-hak dan kepemilikan alami.
(2) Karakter khas manusia, yakni kualitas manusia tertentu yang harus
dipenuhi oleh dirinya dan diakui oleh yang lain atau kesadaran semua
mengingkarinya.
Dan keadilan seperti ini adalah keadilan sosial yang harus dihormati di
34
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.62-63.
60
Keempat, Pelimpahan wujud berdasarkan tingakat dan kelayakan artinya
atau sesuatu setingkat dengan kesediaan untuk menerima eksistensi dirinya sendiri
Aristoteles yang dikenal sebagi teori keadilan komutatif. Yakni; keadilan yang
lainnya.
Komparasi dari konsep keadilan John Rawls dan Murtha Muthahhari akan
35
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi, h.65-66.
36
Murtadha Muthahhari, Keadilan Ilahi: Asas Pandangan Dunia Islam Terj. Agus Efendi
(Bandung: Mizan, 1995), h. 16 dan 63.
61
persamaan hak ini terwujud dan di bagi dalam dua; right and
manusia.
masyarakat.
sosial.
62
Keadilan Menurut Rawls bagaimana suatu Menurut Muthahhari keadilan
Sosial
institusi sosial mendistribusikan seperti ini adalah keadilan sosial
msayarakat
63
yang tidak beruntung
Tradisi yang Jhon Rawls berasal dari Amerika Muthahhari lahir dari tradisi Islam,
berbeda
seorang filosof moral dan politik seorang pemikir dari Iran Murtdha
revolusi Iran.
dasarnya, kesejahteraan,
ekonomi-sosial.
keadilannya.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
persamaan hak. Prinsip kedua, The Different Principle yang lanjutannya adalah
sehingga memberi keuntungan bagi semua orang dan posisi jabatan terbuka bagi
semua orang.
sosial. Dimana itu semua merupkan khas dari teori imeratif kategorisnya Kant
yang menjadi hukum moral, keadilan merupakan suatu hal yang penting bagi
setiap individu, dengan begitu naluri manusia menginginkannya atau jika melihat
ketidakadilan mereka akan berontak tanpa syarat, keadilan adalah sesuatu yang
baik maka dengan sendirinya akan mewajibkan keadilan berlaku pada dirinya
empat hal; pertama, adil bermakna keseimbangan, dalam arti suatu masyarakat
yang ingin tetap bertahan dan mapan maka keadaan masyarakat tersebut harus
berada dalam keadaan seimbang. Dimana segala sesuatu yang ada didalamnya
harus eksis dengan kadar semestinya dan bukan dengan kadar yang sama.
65
Keseimbangan sosial mengharuskan kita melihat neraca kebutuhan dengan
hak-hak individu dan memberikan hak kepada setiap orang yang berhak
menerimanya, dan keadilan seperti ini adalah keadilan sosial yang harus dihormati
B. Saran
Rawls yang begitu luas juga Murtadha Muthahhari yang begitu dalam meneganai
keadilan sepenuhnya. Sebab tulisan ini masih berdasarkan terjemahan buku dari A
Theory of Justice dan buku Keadilan Ilahi. Oleh karena itu diharapkan
menggunakan karya asli berbahasa Inggris John Rawls dan berbahasa Arab
Murtadha Muthahhari sebagai sumber data primer agar hasil yang diperoleh lebih
66
DAFTAR PUSTAKA
Algar, Hamid, Hidup dan Karya Murtadha Muthahhari, Bandung: Mizan, 2002
Aristoteles, Nichomachean Ethics: Sebuah Kitab Suci Etika terj. dari The
Muthahhari, 1998
Ibn Rusyd, Republika Platon ala Ibn Rusyd, Terj. Affy Khairiyyah dan Zainudin,
Misrawi, Zuhairi , IBNU RUSYD; Gerbang Pencerahan Timur dan Barat, Jakarta: P3M,
2007
Mizan, 1995
Islam, Terj. Najib Husein Alydrus dari Has wa Batil, Ihyaa-e Tafakkur-e Islami,
________________, Manusia dan Alam Semesta, Terj. Ilyas Hasan dan Man and
67
_______________, Perspektif al-Qur’an Tentang Manusia dan Agama, Terj.
_______________, Kritik Islam terhadap Materialisme, terj. Ahmad kamil Jakarta: Al-
Huda, 2001
Nasr, Sayyid Husein, Islam dan Nestapa Manusia Modern, Terj. Anas Mahyuddin
Kesejahteraan Sosial dalam Negara, Terj. Uzair Hamzah dan Heru Prasetyo,
Dua Teori Filsafat Politik Modern, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005
Zaman Kuno hingga Sekarang, Cet. Ke-2, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
68
Suseno, Franz Magnis, Pijar-Pijar Filsafat: dari Gatcholoco ke Filsafat Permpuan,
Kanisisus, 1987
Ujan, Andre Ata, Keadilan dan Demokrasi: Telaah Filsafat Politik John Rawls,
Veger. K.J, Realitas Sosial: Refleksi Filsafat Sosial atas Hubungan Individu-
69