Anda di halaman 1dari 30

CECKLIST EVALUASI CAPAIAN STANDAR AKREDITASI KLINIK

PENGAWASAN PENGELOLAAN KLINIK YAI MEDIKA


PENGAWAS YAPTINU JEPARA

TA 2022/2023

Halaman 1 dari 30 halaman


DASAR HUKUM :
1. PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 34 TAHUN 2022 TENTANG AKREDITASI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT,
KLINIK, LABORATORIUM KESEHATAN, UNIT TRANSFUSI DARAH, TEMPAT PRAKTIK MANDIRI DOKTER, DAN TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI DOKTER GIGI
2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.01.07/MENKES/1983/2022 TENTANG STANDAR AKREDITASI KLINIK
3. KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN NOMOR HK.02.02/I/105/2023 TENTANG INSTRUMEN SURVEI
AKREDITASI KLINIK

Halaman 2 dari 30 halaman


NO URAIAN STANDAR MAKSUD DAN TUJUAN ELEMEN PENILAIAN KELENGKAPAN BUKTI CHECKLIST
Terpenuhi >80% (skor 10)
Terpenuhi sebagian 20%-79%
(skor 5)
Tidak terpenuhi <20% (skor
0)
Terpenuh Terpenuh Tidak
i i sebagian terpenuhi
1 Tata Kelola Klinik (TKK)
1.1 Pengprganisasian Klinik
Dalam mengemban tugas, Klinik menetapkan visi, misi dan tujuan 1. Tersedia visi, misi, dan Terdapat penetapan visi, misi dan tujuan
tanggung jawab dan sebagai landasan operasional. Penetapan visi, tujuan klinik yang ditetapkan oleh pemilik, pimpinan ataupun pejabat
wewenang, klinik perlu misi dan tujuan tersebut dapat dilakukan oleh pihak yang berwenang. berwenang
menyusun pengorganisasian pemilik atau pihak yang memiliki wewenang 3. Tersedia struktur organisasi 1. Terdapat struktur organisasi klinik
yang jelas. Pengorganisasian sesuai dengan peraturan perundangan. Klinik klinik yang ditetapkan oleh dalam dokumen pendirian klinik
klinik disesuaikan dengan visi, dalam menjalankan tugas, tanggung jawab pemilik/pejabat berwenang. ataupun dokumen lain yang sah
misi dan tujuan klinik. dan wewenang menyusun struktur organisasi 2. Terdapat bukti penyampaian informasi
Struktur organisasi klinik yang menggambarkan mekanisme alur tugas struktur organisasi klinik
ditetapkan dengan kejelasan dan wewenang. Struktur organisasi klinik 4. Tersedia uraian tugas, 1. Terdapat dokumen yang sah yang
tugas dan tanggungjawab, alur paling sedikit terdiri dari pemilik, tanggung jawab, wewenang mencantumkan uraian tugas, tanggung
kewenangan dan komunikasi, penanggung jawab dan petugas, struktur yang ditetapkan jawab dan wewenang
kerja sama, dan keterkaitan organisasi dilengkapi dengan uraian tugas dan 2. Melakukan wawancara terhadap
antar petugas. kewenangan. petugas dalam memahami uraian tugas,
tanggung jawab dan wewenang
1.2 Tata Kelola Sumber Daya Manusia
Klinik memiliki tata kelola Jumlah dan kualifikasi ketenagaan klinik 1. Pemenuhan kebutuhan dan 1. Terdapat dokumen perencanaan
Sumber Daya Manusia (SDM) disesuaikan dengan hasil analisis beban kerja ketersediaan tenaga kebutuhan tenaga sesuai dengan jumlah
yang meliputi perencanaan, serta jenis pelayanan yang disediakan. dilakukan sesuai dengan dan jenis kebutuhan layanan yang
pemetaan kebutuhan, Penanggung jawab, tenaga medis, tenaga jumlah dan jenis kebutuhan mengacu pada ketentuan peraturan
perekrutan, evaluasi dan kesehatan dan tenaga non kesehatan harus layanan yang mengacu perundangan yang telah ditetapkan
pengembangan sumber daya memiliki kompetensi sesuai dengan aturan kepada ketentuan peraturan 2. Melakukan wawancara kepada
manusia. Kebutuhan perundangan. Penanggung jawab klinik harus perundang-undangan. pimpinan klinik tentang proses
mempertimbangkan jumlah, memenuhi kriteria sebagai berikut: perencanaan kebutuhan tenaga sesuai
jenis dan kompetensi yang 1). Penanggung jawab klinik pratama adalah dengan jumlah dan jenis kebutuhan
sesuai dengan kebutuhan dan seorang dokter, dokter spesialis di bidang layanan di klinik
Halaman 3 dari 30 halaman
jenis pelayanan yang layanan primer, atau dokter gigi. 2. Tersedia file kepegawaian Terdapat dokumen file kepegawaian
disediakan klinik. Jenis dan 2). Penanggung jawab klinik utama adalah seluruh SDM yang seluruh SDM yang diperbaharui secara
jumlah ketenagaan pada klinik dokter, dokter gigi, dokter spesialis, atau diperbaharui secara berkala. berkala, minimal meliputi :
pratama dan utama dokter gigi spesialis. 1. Kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan
disesuaikan dengan aturan 3). Penanggung jawab klinik harus memiliki kompetensi;
perundangan yang berlaku. SIP di klinik tersebut dan dapat 2. STR dan SIP bagi tenaga kesehatan;
merangkap sebagai pemberi pelayanan. 3. Uraian tugas;
4). Penanggung jawab hanya dapat menjadi 4. Sertifikat pelatihan;
penanggung jawab satu klinik. 5. Penilaian kinerja; dan
Jenis dan jumlah ketenagaan pada Klinik 6. Uraian kompetensi.
Pratama dan Klinik Utama disesuaikan 3. Kinerja SDM dievaluasi 1. Terdapat dokumen hasil penilaian
dengan ketentuan peraturan perundang- secara berkala. kinerja SDM yang dilakukan secara
undangan. Secara berkala dilakukan evaluasi berkala
kinerja pada seluruh SDM klinik. SDM 2. Melakukan wawancara kepada
klinik memiliki file kepegawaian yang paling pimpinan dan staf klinik untuk
sedikit terdiri dari: memastikan dilaksanakannya proses
1. Kualifikasi, pendidikan, pelatihan dan penilaian kinerja SDM secara berkala
kompetensi;
2. STR dan SIP bagi tenaga kesehatan;
3. Uraian tugas;
4. Sertifikat pelatihan;
5. Penilaian kinerja; dan
6. Uraian kompetensi.
1.3 Tata Kelola Fasilitas dan Keselamatan
Klinik harus menyediakan Dalam upaya meningkatkan keselamatan dan 1. Tersedia bukti perizinan Terdapat dokumen bukti perizinan sesuai
fasilitas yang aman, berfungsi keamanan fasilitas maka klinik menyusun sesuai ketentuan peraturan ketentuan perundang-undangan yang
dan suportif bagi pasien, manajemen resiko fasilitas yang mencakup: perundang-undangan yang berlaku
keluarga, staf dan pengunjung. 1. Keselamatan dan keamanan Keselamatan berlaku.
Klinik juga harus adalah kondisi fasilitas, sarana dan 2. Ada program manajemen Terdapat dokumen program manajemen
menyediakan peralatan prasarana klinik tidak menimbulkan risiko fasilitas sebagaimana fasilitas yang meliputi:
kesehatan sesuai dengan bahaya atau resiko bagi pasien, staf dan diuraikan dalam maksud dan 1. Keselamatan dan keamanan
ketentuan peraturan pengunjung. Keamanan adalah tujuan angka 1) sampai 2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
perundang-undangan. perlindungan terhadap kehilangan, dengan angka 7). serta limbah B3
ancaman serta gangguan kenyamanan 3. Penanggulangan bencana
bagi pasien, staf dan pengunjung. 4. Sistem proteksi kebakaran
Halaman 4 dari 30 halaman
Keselamatan dan keamanan yang baik 5. Peralatan medis
didukung dengan menjaga kualitas 6. Sistem utilitas meliputi listrik, air dan
lingkungan seperti pencahayaan, gas medis serta sarana sanitasi
kelembapan, suhu, dan kebisingan sesuai 7. Sampah domestik dan limbah
dengan standar. 3. Tersedia daftar inventaris 1. Terdapat dokumen daftar inventaris
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta dan bukti pemeliharaan sarana yang tersedia di klinik
limbah B3 Klinik menggunakan bahan sarana yang tersedia di 2. Terdapat SPO pemeliharaan sarana
yang dikategorikan sebagai B3 dan klinik. yang tersedia di klinik
menghasilkan limbah B3 termasuk 3. Terdapat dokumen bukti pemeliharaan
limbah medis. Klinik harus memiliki sarana yang tersedia di klinik
prosedur dan sarana dalam penggunaan 4. Melakukan observasi terhadap bukti
B3 dan pengelolaan limbah B3 juga pemeliharaan sarana
prosedur pencegahan dan pengurangan 5. Melakukan wawancara terkait proses
timbulan limbah B3, serta memiliki pemeliharaan sarana yang tersedia
kemampuan atau bekerja sama dalam 6. Tersedia bukti pelaksanaan 1. Terdapat SPO pelaksanaan pengamanan
melakukan pengelolaan limbah B3. pengamanan dan klinik
3. Penanggulangan Bencana pengawasan akses keluar 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
Klinik wajib memberikan upaya masuk fasyankes. pengamanan dan pengawasan akses
perlindungan keselamatan dan keamanan keluar masuk klinik
kepada pasien, keluarga, pengunjung dan 3. Melakukan observasi dan wawancara
staf. Untuk itu, klinik perlu menetapkan terhadap pelaksanaan pengamanan dan
kebijakan dan prosedur respon emergensi pengawasan akses keluar masuk klinik
dalam menghadapi kondisi bencana 4. Tersedia bukti pengelolaan 1. Terdapat SPO pengelolaan Bahan
(alam maupun bencana non alam) bahan berbahaya dan Berbahaya dan Beracun (B3) serta
mencakup identifikasi resiko, koordinasi beracun (B3) serta limbah limbah B3
respon dan evakuasi. B3 sesuai dengan ketentuan 2. Terdapat dokumen bukti pengelolaan
4. Sistem proteksi kebakaran Perlindungan peraturan perundang- Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap fasilitas dan penghuni dari undangan. serta limbah B3 sesuai peraturan
bahaya kebakaran merupakan hal wajib perundang-undangan
yang harus dilakukan oleh klinik 3. Melakukan observasi dan wawancara
5. Peralatan medis Dalam memberikan terhadap proses pengelolaan Bahan
pelayanan yang aman dan berkualitas Berbahaya dan Beracun (B3) serta
klinik menyediakan peralatan kesehatan limbah B3
sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan 4. Tersedia bukti pengelolaan 1. Terdapat SPO pengelolaan sampah
pemeliharaan secara berkala, kalibrasi sampah domestik serta domestik serta pengelolaan air limbah
Halaman 5 dari 30 halaman
dan uji kesesuaian oleh lembaga yang pengelolaan air limbah 2. Terdapat dokumen bukti pengelolaan
berwenang. sesuai peraturan perundang- sampah domestik serta pengelolaan air
6. Sistem utilitas meliputi listrik, air dan undangan limbah sesuai dengan ketentuan
gas medis serta sarana sanitasi Klinik peraturan perundang-undangan.
menjamin keberlangsungan sistem 3. Melakukan observasi pengelolaan
utilitas yang vital seperti listrik yang sampah domestik serta pengelolaan air
memadai, air dengan kuantitas yang limbah
cukup dan kualitas sesuai standar, dan 4. Melakukan wawancara dengan petugas
gas medis selama 24 jam sehari dan 7 tentang proses pengelolaan sampah
hari dalam seminggu atau selama jam domestik serta pengelolaan air limbah
operasional. 5. Tersedia Alat Pemadam Api 1. Terdapat SPO pemeliharaan APAR
7. Sampah domestik dan limbah Ringan (APAR) dan bukti 2. Terdapat alat pemadam api ringan dan
Kegiatan operasional dan pelayanan pemeliharaan APAR. dokumen bukti pemeliharaan APAR
kesehatan menghasilkan sampah 3. Melakukan wawancara terkait proses
domestik dan air limbah yang harus pemeliharaan APAR
dikelola. Klinik harus memiliki prosedur 4. Melakukan simulasi penggunaan APAR
dan sarana dalam melakukan 5. Tersedia penanda jalur dan 1. Melakukan observasi untuk melihat
pengelolaan sampah domestik dan jalur evakuasi yang jelas. ketersediaan rambu-rambu atau
limbah. Klinik menyediakan Tempat penunjuk arah (penanda jalur) dan jalur
Penyimpanan Sementara (TPS) sampah evakuasi
domestik sebelum sampah 2. Melakukan wawancara pengetahuan staf
dimanfaatkan/didaur ulang atau dibuang klinik terkait rambu-rambu atau
ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). penunjuk arah (penanda jalur) dan jalur
evakuasi
3. Tersedia bukti larangan 1. Terdapat dokumen kebijakan terkait
merokok. larangan merokok
2. Terdapat tanda larangan merokok

Halaman 6 dari 30 halaman


4. Tersedia daftar inventaris, 1. Terdapat SPO pemeliharaan dan
bukti pemeliharaan dan bukti kalibrasi peralatan medis
kalibrasi peralatan medis dan 2. Terdapat dokumen berupa daftar
bukti izin Bapeten untuk inventaris peralatan medis
yang memiliki pelayanan 3. Terdapat bukti pemeliharaan dan bukti
radiologi. kalibrasi peralatan medis
4. Terdapat bukti izin BAPETEN untuk
yang memiliki pelayanan radiologi
5. Melakukan observasi untuk memastikan
peralatan medis sesuai dengan daftar
inventaris dan terpelihara dengan baik
6. Melakukan wawancara tentang proses
pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
medis

1.4 Tata Kelola Kerjasama


Klinik dapat melakukan kerja Dalam upaya pemenuhan pelayanan, klinik 1. Ada dokumen kontrak atau Terdapat dokumen kontrak atau perjanjian
sama dengan pihak lain untuk dapat melakukan kerja sama dengan perjanjian kerja sama yang kerja sama
memenuhi kebutuhan melakukan kontrak klinis dan kontrak jelas.
pelayanan. Dasar pelaksanaan manajemen. Kontrak klinis adalah perjanjian 2. Dokumen kontrak memiliki Terdapat indikator kinerja pihak yang
kerja sama tersebut dituangkan kerja sama antara klinik dengan individu staf indikator kinerja pihak yang melakukan kerjasama dan tercantum pada
dalam bentuk dokumen medis dalam bentuk pakta integritas. Atau melakukan kerjasama. dokumen kontrak
kontrak yang sesuai dengan dengan fasilitas kesehatan lainnya. Kontrak 3. Ada bukti monitoring dan 1. Terdapat dokumen bukti monitoring dan
ketentuan peraturan manajemen adalah perjanjian kerja sama evaluasi serta tindak lanjut evaluasi serta tindak lanjut terhadap
perundang-undangan. Kontrak antara klinik dengan badan hukum dalam terhadap pemenuhan pemenuhan indikator kinerja yang
dapat berupa kontrak klinis penyediaan alat kesehatan dan pelayanan non indikator kinerja yang tercantum di dalam kontrak.
dan kontrak manajemen. klinis. Dokumen kontrak secara berkala tercantum di dalam kontra 2. Melakukan wawancara terkait
dievaluasi oleh pemilik dan monitoring dan evaluasi serta tindak
penanggungjawab klinik dengan mengukur lanjut terhadap pemenuhan indikator
pemenuhan standar kinerja yang disepakati. kinerja yang tercantum di dalam kontrak

Halaman 7 dari 30 halaman


2 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)
2.1 Upaya Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
Dalam rangka meningkatkan Klinik memiliki upaya peningkatan mutu dan 1. Penanggung Jawab klinik Terdapat SK Penanggung jawab mutu
mutu dan keselamatan pasien keselamatan pasien yang meliputi: menetapkan penanggung
maka klinik mempunyai 1. Penentuan dan evaluasi capaian indikator jawab program mutu.
program Peningkatan Mutu mutu klinik; 2. Ada indikator mutu layanan 1. Terdapat penetapan indikator mutu
dan Keselamatan Pasien 2. Pelaporan insiden keselamatan pasien; yang diukur, dievaluasi, klinik
(PMKP) yang menjangkau 3. Pelaporan indikator mutu klinik; dan analisa dan tindak lanjut 2. Terdapat Kebijakan terkait pengukuran
seluruh bagian dan seluruh 4. Penerapan manajemen risiko terintegrasi serta dilaporkan sesuai dan pelaporan indikator mutu klinik
tenaga yang bekerja di klinik. mencakup pelaksanaan proses manajemen dengan ketentuan. 3. Terdapat dokumen bukti pengukuran,
Penanggung jawab klinik risiko yang dibuktikan dengan membuat evaluasi, analisa, tindak lanjut dan
menunjuk koordinator daftar risiko dan melakukan mitigasi pelaporan indikator mutu klinik yang
program PMKP untuk resiko. dilaporkan kepada penanggung jawab
melaksanakan program PMKP Penanggung jawab klinik menunjuk seorang klinik dan pemilik
di klinik. atau lebih staf klinik sebagai penanggung 4. Terdapat dokumen bukti umpan balik
jawab atau koordinator program PMKP yang perbaikan dari penanggung jawab klinik
bertanggung jawab terhadap penyusunan, dan pemilik
pengukuran, evaluasi dan pelaporan indikator 5. Terdapat dokumen bukti pengukuran,
mutu klinik dan insiden keselamatan pasien. evaluasi, analisa, tindak lanjut dan
Terdapat tiga jenis indikator mutu di klinik pelaporan Indikator Nasional Mutu
yaitu Indikator Nasional Mutu (INM) klinik, yang disampaikan kepada Kementerian
indikator mutu prioritas klinik, dan indikator Kesehatan
mutu prioritas unit/bagian di klinik. Pemilik 6. Melaksanakan wawancara untuk
dan penanggung jawab klinik terlibat dalam memastikan pelaksanaan pengukuran
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di indikator mutu
klinik dan menerima laporan capaian 7. Insiden keselamatan pasien 1. Terdapat dokumen bukti pelaporan
indikator mutu klinik dan laporan insiden dilaporkan dan dilakukan insiden keselamatan pasien sesuai
keselamatan pasien. investigasi sesuai dengan dengan ketentuan yang berlaku
ketentuan. 2. Melaksanakan wawancara dengan
penanggung jawab mutu tentang
pelaporan dan proses investigasi
terhadap insiden keselamatan pasien
3. Ada daftar risiko klinik yang 1. Terdapat dokumen daftar risiko klinik
dibuat sekali dalam setahun yang dibuat sekali dalam setahun dan
dan dilakukan mitigasi dilakukan mitigasi risiko
Halaman 8 dari 30 halaman
resiko 2. Melaksanakan wawancara dengan
penanggung jawab mutu tentang proses
penetapan daftar risiko klinik dan cara
mitigasi risiko
3. Ada bukti tindak lanjut dari 1. Terdapat bukti tindak lanjut dari
mitigasi resiko mitigasi risiko
2. Melakukan wawancara dengan
penanggung jawab mutu tentang tindak
lanjut dari mitigasi risiko

2.2 Sasaran Keselamatan Pasien


Klinik menerapkan Sasaran Sasaran Keselamatan Pasien merupakan 1. Tersedia bukti identifikasi 1. Terdapat SPO identifikasi pasien
Keselamatan Pasien (SKP) bagian utama dari upaya keselamatan pasien. pasien sebelum intervensi 2. Terdapat bukti pelaksanaan identifikasi
dalam pelayanan dan asuhan Penerapan SKP dan pelayanan dan asuhan kepada pasien sesuai dengan pasien , minimal terdapat nama pasien,
pasien. Penerapan SKP pasien di klinik bertujuan agar klinik kebijakan dan prosedur yang nomor rekam medik, tanggal lahir dan
melalui pengukuran, evaluasi, memperhatikan aspek-aspek strategis dalam ditetapkan. Nomor Induk Kependudukan (NIK).
dan pelaporan indikator SKP pelayanan yang bisa memberikan pengaruh 3. Melaksanakan wawancara kepada
kepada keselamatan pasien. Penerapan petugas tentang proses identifikasi
Sasaran Keselamatan Pasien di klinik sesuai pasien
dengan cakupan pelayanan yang dilakukan 4. Simulasi pelaksanaan identifikasi pasien
sehingga penanggung jawab klinik harus di klinik.
menetapkan pedoman pelaksanaan Sasaran 2. Tersedia bukti pelaksanaan 1. Terdapat SPO pelaksanaan komunikasi
Keselamatan Pasien (SKP). Adapun Sasaran komunikasi efektif yang efektif
Keselamatan Pasien di klinik meliputi: didokumentasikan di rekam 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
1) Identifikasi pasien medik pasien. komunikasi efektif yang
Identifikasi pasien dengan benar bertujuan didokumentasikan di rekam medik
untuk memastikan ketepatan pasien yang pasien.
akan menerima layanan dan 3. Melaksanakan wawancara kepada
menyelaraskan layanan atau tindakan petugas tentang proses komunikasi
yang dibutuhkan pasien. Identifikasi harus efektif
dilakukan minimal menggunakan dua 4. Simulasi pelaksanaan komunikasi
identitas yang ada misalnya nama pasien, efektif di klinik
nomor rekam medik, tanggal lahir dan 5. Tersedia bukti pengelolaan 1. Terdapat SPO pengelolaan keamanan
Nomor Induk Kependudukan (NIK). keamanan obat resiko tinggi. obat risiko tinggi

Halaman 9 dari 30 halaman


Identifikasi dilakukan setiap keadaan 2. Terdapat daftar obat risiko tinggi yang
terkait intervensi kepada pasien misalnya diperbaharui secara berkala
sebelum memberikan pelayanan, prosedur 3. Melaksanakan observasi dan wawancara
diagnostik, tindakan, pemberian obat, dengan petugas terkait pengelolaan
pemberian diit dan identifikasi terhadap keamanan obat risiko tinggi
pasien koma 4. Penandaan sisi 1. Terdapat SPO Penandaan sisi
2) Pelaksanaan Komunikasi Efektif operasi/tindakan medis operasi/tindakan medis
Komunikasi efektif adalah komunikasi secara konsisten oleh 2. Terdapat dokumen bukti Penandaan sisi
yang tepat waktu, akurat, lengkap, tidak pemberi pelayanan yang operasi/tindakan medis secara konsisten
membingungkan dan dipahami antar akan melakukan tindakan oleh pemberi pelayanan yang akan
tenaga kesehatan yang malakukan sesuai kebijakan dan melakukan tindakan sesuai kebijakan
pelayanan. Komunikasi dapat berbentuk prosedur yang ditetapkan dan prosedur yang ditetapkan
verbal, elektronik atau tertulis. Klinik yang didokumentasikan di 3. Melaksanakan wawancara terkait
harus menetapkan dan menerapkan rekam medik pasien. pelaksanaan Penandaan sisi
kebijakan dan prosedur komunikasi operasi/tindakan medis secara konsisten
efektif. oleh pemberi pelayanan yang akan
3) Meningkatnya Keamanan Obat Yang melakukan tindakan sesuai kebijakan
Perlu Diwaspadai (High Alert dan prosedur yang ditetapkan
Medication) Pemberian dan penggunaan 4. Tersedia bukti pelaksanaan 1. Terdapat SPO pelaksanaan Surgical
obat terutama obat obat yang perlu Surgical Safety Checklist Safety Checklist
diwaspadai (high alert) pada pasien perlu yang didokumentasikan di 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
dikelola dengan baik. Obat yang perlu rekam medis pasien. Surgical Safety Checklist pada rekam
diwaspadai antara lain obat resiko tinggi, medis pasien.
LASA dan elektrolit konsentrat. 3. Melaksanakan wawancara terkait
4) Terlaksananya proses tepat lokasi, tepat pelaksanaan Surgical Safety Checklist
prosedur, dan tepat pasien yang menjalani 4. Ada media informasi 1. Terdapat SPO kebersihan tangan
tindakan dan prosedur. penerapan kebersihan tangan 2. Terdapat media informasi tentang
Salah lokasi, salah prosedur, dan salah sesuai ketentuan WHO. penerapan kebersihan tangan
pasien yang menjalani tindakan 3. Melaksanakan wawancara dengan
merupakan kejadian yang bisa terjadi pasien dan petugas tentang penerapan
pada proses pelayanan pasien di klinik. kebersihan tangan
Klinik menetapkan prosedur yang 4. Simulasi kebersihan tangan oleh pasien
seragam untuk: pemberian tanda di dan petugas
tempat operasi, proses verifikasi 5. Ada prosedur yang Terdapat SPO pencegahan pasien cedera
praoperasi dan pelaksanaan Surgical ditetapkan klinik dalam karena jatuh.
Halaman 10 dari 30 halaman
Safety Checklist. Prosedur Surgical mencegah pasien cedera
Safety Checklist meliputi: karena jatuh.
a) Fase Sign In 6. Ada bukti implementasi 1. Melaksanakan observasi bukti
Fase Sign In adalah fase sebelum langkah-langkah pencegahan implementasi pencegahan pasien jatuh.
induksi anestesi, secara verbal pasien jatuh. 2. Melaksanakan wawancara dengan
memeriksa apakah identitas pasien petugas terkait implementasi
telah dikonfirmasi, prosedur dan sisi pencegahan pasien jatuh.
operasi sudah benar, sisi yang akan
dioperasi telah ditandai dan
persetujuan untuk operasi telah
diberikan.
b) Fase Time Out.
Fase Time Out adalah fase sebelum
dilakukan insisi kulit dengan semua
anggota tim hadir dan diberi
kesempatan memberikan konfirmasi
tentang Tindakan bedah yang akan
dilakukan.
c) Fase Sign Out
Fase Sign Out adalah fase meninjau
operasi yang telah dilakukan dan
sebelum dilakukan penutupan atau
penjahitan akhir pada pasien. Pada
fase sign out dipastikan tidak ada
instrument, kasa, spon ataupun bahan
medis lain yang tertinggal dalam
tubuh pasien. Dilakukan
penghitungan seluruhnya sesuai
kondisi awal
Seluruh proses tersebut didokumentasikan
di rekam medik pasien dengan
menggunakan format Surgical Safety
Checklist seperti yang diterbitkan WHO.
5) Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
Halaman 11 dari 30 halaman
Klinik menetapkan prosedur cuci tangan
dengan berpedoman pada WHO yaitu cuci
tangan 6 (enam) langkah dan 5 (lima) saat
(momen). Publikasi secara jelas langkah
langkah dan saat harus dilakukan
kebersihan tangan (hand hygiene) menjadi
penting bagi pengunjung, pasien dan staf
klinik. Pemberian pelatihan cuci tangan
yang benar pada staf, pasien dan
pengunjung menjadi salah satu program
kerja dalam upaya pengurangan resiko
infeksi di klinik.
6) Mengurangi resiko cedera karena pasien
jatuh
Kejadian cedera karena pasien jatuh pada
fasilitas kesehatan dapat terjadi pada
rawat jalan maupun rawat inap. Klinik
menetapkan prosedur untuk mengurangi
resiko jatuh selama proses pelayanan dan
asuhan pasien. Klinik bertanggung jawab
untuk mengidentifikasi faktorfaktor resiko
jatuh yang ada pada pasien dan
melakukan evaluasi secara berkala
terhadap resiko jatuh. Klinik dapat
menggunakan instrument dalam
pencegahan dan assesmen resiko jatuh
seperti skala Morse untuk pasien dewasa
dan Humpty Dumpty untuk pasien anak.
2.3 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PMKP 3)
Klinik melakukan Pencegahan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi 1. Klinik menetapkan 1. Terdapat kebijakan PPI di klinik
dan Pengendalian Infeksi merupakan faktor penting dalam mendukung kebijakan dan prosedur PPI 2. Terdapat SPO pelaksanaan program PPI
(PPI). PPI dilaksanakan untuk upaya peningkatan mutu dan keselamatan di klinik sesuai dengan pelayanan dan risiko
mencegah dan meminimalkan pasien klinik. Klinik Menyusun dan yang ada di klini
terjadinya infeksi terkait melaksanakan program PPI sesuai dengan 3. Ditetapkan program PPI di 1. Terdapat Program PPI yang ditetapkan
dengan pelayanan kesehatan. pelayanan dan resiko infeksi yang ada. klinik oleh Penanggung jawab klinik
Halaman 12 dari 30 halaman
Penanggung jawab klinik Penanggung jawab klinik menetapkan dan 2. Terdapat bukti pelaksanaan program
menunjuk koordinator atau melaksanakan program PPI sesuai dengan PPI yang sesuai dengan dengan
penanggungjawab PPI untuk pelayanan dan resiko yang ada di klinik yang pelayanan kesehatan, risiko dan sumber
penerapan PPI sesuai dengan meliputi: daya yang ada di klinik
kebijakan yang telah 1). Kewaspadaan standar yang terdiri atas: 3. Observasi dan wawancara pelaksanaan
ditetapkan. Klinik membuat a) kebersihan tangan; program PPI
identifikasi resiko setiap tahun b) penggunaan apd; 4. Ada petugas yang Terdapat SK penetapan penanggung jawab
di akhir tahun sebagai dasar c) dekontaminasi dan sterilisasi kompeten yang PPI
rencana penerapan pencegahan peralatan perawatan pasien; bertanggung jawab
dan pengendalian risiko d) pengendalian lingkungan; melaksanakan, monitoring,
infeksi di tahun berikutnya. e) pengelolaan limbah; mengevaluasi
f) penatalaksanaan linen; implementasi PPI di klinik
g) perlindungan kesehatan petugas; serta melakukan edukasi
h) penempatan pasien; dan sosialisasi secara
i) etika batuk dan bersin; berkala dan
j) praktik menyuntik yang aman terdokumentasi.
2). Kewaspadaan berdasarkan transmisi 5. Tersedia bukti sarana 1. Terdapat SPO hand hygiene
yaitu: kebersihan tangan dan staf 2. Tersedia sarana kebersihan tangan
a) kewaspadaan transmisi kontak; klinik mampu 3. Ada bukti pelaksanaan sosialisasi dan
b) kewaspadaan transmisi droplet; dan mempraktekkan langkah pelatihan hand hygiene kepada seluruh
c) kewaspadaan transmisi udara langkah kebersihan tangan. pegawai, pasien dan pengunjung
(airbone). 4. Ada bukti pelaksanaan kebersihan
3). Bundles tangan pada staf klini
4). Survailans 6. Tersedia bukti pelaksanaan Terdapat bukti pelaksanaan program PPI
5). Pendidikan dan pelatihan program PPI di klinik. dan telah dilaporkan kepada penanggung
6). Penggunaan anti mikroba yang bijak jawab klinik dan pemilik
Beberapa program PPI tersebut dapat
dijadikan indikator mutu klinik yang diukur,
dievaluasi dan dilaporkan secara berkala
kepada pemilik dan penanggungjawab klinik.
Petugas yang melakukan monitoring dan
evaluasi implementasi PPI di klinik minimal
telah mendapatkan pelatihan PPI dasar.
3 PENYELENGGARAAN KESEHATAN PERSEORANGAN (PKP)
3.1 Hak Pasien dan Keluarga
Halaman 13 dari 30 halaman
Pelayanan klinik didasarkan Dalam penyelenggaraan pelayanan klinik 1. Tersedia bukti klinik Terdapat dokumen bukti klinik telah
pada nilai-nilai keunikan pada mendukung pasien untuk mengetahui hak dan mensosialisasikan hak dan mensosialisasikan hak dan kewajiban
diri pasien dan keluarganya. kewajibannya. Klinik harus memastikan kewajiban pasien. pasien.
Dalam memberikan asuhan, bahwa pelayanan yang diberikan bertanggung 2. Tersedia bukti petugas 1. Terdapat dokumen bukti petugas telah
klinik melibatkan pasien dan jawab dan mendukung hak pasien dan menjelaskan tentang hak dan menjelaskan tentang hak dan kewajiban
keluarga dalam menetukan keluarga selama menjalani asuhan dan kewajiban pasien beserta pasien beserta keluarganya.
keputusan keputusan dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan pasien keluarganya. 2. Melakukan observasi dan wawancara
pemberian asuhan. secara khusus seperti pasien dengan dengan petugas tentang cara
Kerahasiaan pasien menjadi keterbatasan, pasien lansia, ibu hamil dan menjelaskan hak dan kewajiban pasien
hal penting yang harus di menyusui. Klinik menyediakan media untuk beserta keluarganya.
pahami oleh penanggung pasien, keluarga dan seluruh pengguna 3. Pasien mengerti dan 1. Terdapat dokumen bukti bahwa pasien
jawab dan seluruh staf. Pasien layanan yang ingin menyampaikan keluhan, memahami hak dan mengerti dan memahami hak dan
dan keluarga berhak konflik atau dilema lain. Penyampaian kewajibannya. kewajibannya.
menyampaikan keluhan keluhan atau pengaduan dapat dilakukan 2. Melakukan wawancara dengan pasien
tentang pelayanan yang dengan berbagai cara seperti pengaduan apakah pasien mengerti dan memahami
mereka terima. Klinik langsung kepada petugas, mengisi kotak hak dan kewajibannya.
menyediakan media untuk saran, mendatangi pojok pengaduan, ruang 4. Ada pemenuhan hak pasien 1. Terdapat SPO tentang pemenuhan hak
pasien, keluarga dan seluruh pengaduan ataupun bentuk layanan keluhan berkebutuhan khusus atau pasien berkebutuhan khusus atau dalam
pengguna layanan yang ingin lainnya. Klinik memiliki proses penanganan dalam kondisi khusus. kondisi khusus
menyampaikan keluhan, keluhan keluhan tersebut secara sistematis 2. Melakukan observasi dan wawancara
konflik atau masalah lain dan dan terdokumentasi sehingga dipastikan kepada petugas dan pasien terkait proses
klinik menindaklanjuti keluhan semua keluhan dan pengaduan akan ditindak pemenuhan hak pasien berkebutuhan
atau pendapat yang lanjuti dan disampaikan kepada pasien khusus atau dalam kondisi khusus.
disampaikan penanganan keluhan yang telah dilakukan. 5. Tersedia petugas, media atau 1. Terdapat SPO penanganan
Penanganan keluhan dilakukan berdasarkan tempat untuk menyampaikan keluhan/komplain
prioritas dari efek keselamatan pasien. keluhan pelayanan bagi 2. Terdapat dokumen bukti tindak lanjut
pasien atau keluarga. keluhan oleh klinik dan
5. Ada tindak lanjut keluhan dikomunikasikan dengan pasien atau
oleh klinik dan keluarga.
dikomunikasikan dengan 3. Melakukan observasi ketersediaan
pasien atau keluarga. media atau sarana untuk menyampaikan
keluhan pelayanan bagi pasien atau
keluarga.
4. Melakukan wawancara pasien terkait
penanganan keluhan.
Halaman 14 dari 30 halaman
6. Ada dokumentasi pengaduan 1. Terdapat dokumen bukti pengaduan dan
dan tindak lanjut yang telah tindak lanjut yang telah dilakukan
dilakukan. 2. Melakukan wawancara kepada
petugas/manajemen klinik tentang
proses tindak lanjut pengaduan

3.2 Pasien dan Keluarga dalam Proses Asuhan


Dalam pendukung pemberian Pasien dan keluarga mengetahui dan 1. Ada bukti pelaksanaan 1. Terdapat SPO persetujuan tindakan
asuhan terintegrasi maka PPA menyetujui asuhan dan pelayanan yang persetujuan tindakan kedokteran
melibatkan pasien dan mereka terima di klinik. Persetujuan khusus kedokteran dan 2. Terdapat dokumen bukti persetujuan
keluarga dalam proses asuhan untuk tindakan medik khusus dan resiko terdokumentasi di rekam tindakan kedokteran dan terdokumentasi
pasien. tinggi (informed consent). Informed consent medik pasien. di rekam medik pasien.
sedikitnya memuat informasi dan penjelasan: 3. Pasien atau keluarga 1. Terdapat dokumen bukti pasien atau
nama, tindakan, resiko tindakan, mengetahui rencana asuhan, keluarga mengetahui rencana asuhan,
kemungkinan komplikasi, tindakan diagnostik dan kemungkinan diagnostik dan kemungkinan hasil
alternative dan hal-hal lain yang perlu hasil asuhan yang diberikan asuhan yang diberikan.
dipersiapkan oleh pasien dan keluarga. Pasien 2. Melaksanakan wawancara kepada
dan keluarga diberitahu oleh PPA informasi pasien atau keluarga apakah sudah
tentang rencana asuhan, proses asuhan dan mengetahui rencana asuhan, diagnostik
kemungkinan hasil asuhan yang diberikan. dan kemungkinan hasil asuhan yang
diberikan.

3.3 Akses Pasien Klinik / Penerimaan Pasien Klinik


Dalam Proses penerimaan Klinik menetapkan prosedur skrining. 1. Ada prosedur pendaftaran Terdapat SPO pendaftaran
pasien, klinik melakukan Skrining bertujuan : yang ditetapkan.
pendaftaran dan skrining. 1. Mengetahui kebutuhan pasien. 2. Ada bukti pelaksanaan 1. Melakukan observasi terhadap
Pendaftaran dan skrining 2. Mengetahui kemampuan klinik dalam pendaftaran sesuai regulasi pelaksanaan pendaftaran
bertujuan untuk mengetahui memberikan pelayanan. yang ditetapkan. 2. Melakukan wawancara dengan petugas
kebutuhan pasien dan menilai Berbagai metode skrining dapat diterapkan di dan pasien terkait pelaksanaan
kemampuan klinik dalam klinik sesuai kebutuhan antara lain skrining pendaftaran
memberikan pelayanan. cepat dengan instrument sederhana, 3. Ada prosedur skrining yang Terdapat SPO skrining
pengamatan atau visual, pemeriksaan fisik ditetapkan

Halaman 15 dari 30 halaman


dan menggunakan metode triase pada klinik 4. Ada bukti pelaksanaan 1. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
yang memiliki UGD dan SDM yang skrining sesuai regulasi yang skrining
kompeten. ditetapkan. 2. Melaksanakan observasi dan wawancara
petugas dan pasien terkait pelaksanaan
skrining
3.4 Pengkajian Pasien
Proses pengkajian dilakukan Proses kajian pasien menentukan efektifitas 1. Ada bukti dilakukan kajian 1. Terdapat bukti dokumen pengkajian
secara komprehensif asuhan yang akan dilakukan. Ketika pasien pasien oleh PPA dalam pasien oleh PPA dalam penetapan
mencakup berbagai kebutuhan diterima di klinik untuk memperoleh penetapan diagnosis yang diagnosis yang dituangkan ke dalam
dan harapan pasien dan pelayanan klinis perlu dilakukan kajian awal dituangkan ke dalam rekam rekam medis
keluarga. oleh tenaga medis, keperawatan/kebidanan medis. 2. Melaksanakan observasi pengkajian
dan tenaga pemberi asuhan lainnya. Isi pasien oleh PPA
minimal kajian awal: 3. Kajian awal sekurang Terdapat bukti pengkajian awal sekurang
1. Status fisik; kurangnya memuat data kurangnya memuat data:
2. Psikososial-spiritual; angka 1) sampai angka 5) 1. Status fisik
3. Riwayat kesehatan pasien; 2. Psikososial-spiritual
4. Riwayat penggunaan obat; dan 3. Riwayat kesehatan pasien
5. Screening gizi pasien. 4. Riwayat penggunaan obat
Kajian ulang berisikan perkembangan pasien 5. Screening gizi pasien Pengkajian awal
dan dievaluasi secara berkala dengan dilakukan 1x24 jam
menggunakan form Catatan Perkembangan 4. Kajian ulang dibuat dalam Terdapat bukti pengkajian ulang yang
Pasien Terintegrasi (CPPT). bentuk CPPT dan dibuat dalam bentuk CPPT dan
terdokumentasi di rekam terdokumentasi di Rekam Medik.
medik.
3.5 Rencana dan Pemberian Asuhan / Rencana Asuhan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan sesuai Rencana asuhan menjelaskan asuhan dan 1. Ada bukti rencana asuhan Terdapat dokumen bukti rencana asuhan
dengan rencana asuhan. pengobatan/tindakan yang diberikan kepada oleh PPA dan terintegrasi antar PPA (rencana asuhan
Rencana asuhan menjelaskan seorang pasien. Rencana asuhan memuat satu terdokumentasi di rekam bersifat kolaboratif) dan terdokumentasi di
asuhan dan paket tindakan yang dilakukan oleh pelaksana medik pasien. rekam medis pasien.
pengobatan/tindakan yang asuhan untuk mendukung diagnosis yang 2. Ada bukti pelaksanaan Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
diberikan kepada seorang ditegakkan melalui pengkajian. Tujuan utama asuhan dan terdokumentasi asuhan dan terdokumentasi di rekam medis
pasien. rencana asuhan adalah memperoleh hasil di rekam medik pasien. pasien

Halaman 16 dari 30 halaman


klinis yang optimal. Rencana asuhan 3. Ada bukti rencana asuhan 1. Terdapat dokumen bukti rencana asuhan
terdokumentasi dengan baik di rekam medis dievaluasi secara berkala dievaluasi secara berkala oleh pemberi
pasien. Pasien mempunyai hak untuk oleh pemberi asuhan. asuhan.
mengambil keputusan terhadap asuhan yang 2. Melaksanakan wawancara dengan
akan diperoleh. Pasien berhak menolak atau petugas terkait evaluasi rencana asuhan
menyetujui rencana asuhan setelah mendapat secara berkala
penjelasan dari Pemberi asuhan.

3.6 Pelayanan Promotif dan Preventif


Klinik menyediakan pelayanan Klinik menyelenggarakan pelayanan promotif 1. Ada pelayanan promotif 1. Terdapat dokumen bukti pelayanan
kesehatan promotif, preventif, dan preventif sesuai dengan kebutuhan pasien dan preventif yang promotif dan preventif yang dilakukan
kuratif, dan rehabilitatif. dan masyarakat serta mendukung program dilakukan secara berkala secara berkala.
Penyelenggaraan pelayanan prioritas nasional seperti pemberian edukasi 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
promotif dan preventif di baik secara langsung ataupun menggunakan pelayanan Program Nasional yang
klinik sesuai dengan media komunikasi seperti banner, leafleat, disesuaikan dengan jenis klinik
kebutuhan pasien dan dan multi media. Kegiatan promotif dan termasuk penatalaksanaan sesuai
masyarakat serta mendukung preventif dilakukan pemantauan secara standar
program prioritas nasional kesinambungan. 3. Melaksanakan wawancara dengan pihak
maka dilakukan pemantauan manajemen klinik/petugas tentang
secara berkesinambungan. pelayanan promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif termasuk Program
Nasional yang disesuaikan dengan
pelayanan di klinik (TB/HIV/Stunting
Wasting/Kesehatan Ibu Anak dll)
4. Ada bukti pelaksanaan dan 1. Terdapat bukti pencatatan dan pelaporan
laporan pelaksanaan pelaksanaan program promotif dan
program promotif dan preventif
preventif 2. Terdapat bukti pencatatan dan pelaporan
pelaksanaan Program Nasional
(Pelaporan TBSITB/Stunting dan
wasting/HIVSIHA/Kesehatan Ibu Anak
dll), disesuaikan dengan jenis pelayanan
di klinik

3.7 Pelayanan Pasien Risiko Tinggi dan Penyediaan Pelayanan Risiko Tinggi
Halaman 17 dari 30 halaman
Klinik menetapkan regulasi Klinik menetapkan regulasi tentang pasien 1. Ada penetapan pelayanan 1. Terdapat penetapan pelayanan pasien
pelayanan pasien risiko tinggi risiko tinggi yang mampu dilayani. Pelayanan pasien risiko tinggi pada risiko tinggi di klinik.
dan penyediaan pelayanan pasien resiko tinggi antara lain antara lain: klinik. 2. Terdapat penetapan pelayanan risiko
risiko tinggi berdasarkan 1. Pasien emergensi; tinggi di klinik
Panduan Praktik Klinis dan 2. Pasien dengan penyakit menular; 3. Ada bukti pelaksanaan 1. Terdapat SPO pelaksanaan pemberian
sesuai dengan ketentuan 3. Pasien dialisis; pemberian pelayanan pada pelayanan pada pasien risiko tinggi dan
peraturan perundang- 4. Pasien dengan risiko bunuh diri; dan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
undangan. 5. Populasi pasien rentan, lansia, anak- pelayanan risiko tinggi 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
anak dan pasien berisiko tindak sesuai SPO yang ada pemberian pelayanan pada pasien risiko
kekerasan atau ditelantarkan. tinggi dan pelayanan risiko tinggi.
Pelayanan risiko tinggi antara lain: 3. Melaksanakan observasi dan wawancara
1. Pelayanan pasien dengan penyakit pada petugas dan pasien terkait
menular; pemberian pelayanan terhadap pasien
2. Pelayanan pasien yang menerima risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi
dialisis; dan
3. Pelayanan pasien yang menerima
kemoterapi.

3.8 Pelayanan Anestesi dan Bedah


Pelayanan anestesi dan bedah Pelayanan anestesi di klinik dilaksanakan 1). Klinik menetapkan Terdapat SPO pelayanan anestesi dan
dilaksanakan sesuai standar, sesuai standar dan peraturan perundang- prosedur pelayanan bedah.
sesuai dengan perencanaan undangan yang berlaku. Klinik pratama anestesi dan bedah sesuai
dan kajian secara hanya melakukan anestesi lokal, sedangkan kebutuhan.
komprehensif dan sesuai untuk klinik utama selain anestesi lokal dapat 2). Pelayanan anestesi dan 1. Terdapat dokumen bukti bahwa
dengan ketentuan peraturan melakukan anestesi sedasi intravena. Dalam bedah dilakukan oleh pelayanan anestesi dan bedah dilakukan
perundang-undangan. memberikan pelayanan anestesi, klinik tenaga medis yang oleh tenaga medis yang kompeten
menetapkan program mutu dan keselamatan kompeten sesuai dengan sesuai dengan peraturan perundangan
pasien meliputi: ketentuan peraturan yang berlaku.
1). Kajian pra anestesi; perundang-undangan. 2. Melaksanakan wawancara dengan
2). Pemantauan intra anestesi; dan manajemen klinik, petugas anestesi dan
3). Pemantauan paska anestesi. bedah tentang kompetensi petugas
Pelayanan bedah diberikan sesuai dengan anestesi dan bedah
perencanaan berdasarkan hasil kajian dan 3). Jenis, dosis dan teknik Terdapat dokumen bukti bahwa Jenis, dosis
dicatat dalam rekam medis pasien. Klinik anestesi dan pemantauan dan teknik anestesi dan pemantauan status
pratama hanya melakukan bedah kecil status fisiologi pasien fisiologi pasien selama pemberian anestesi

Halaman 18 dari 30 halaman


(minor) tanpa anestesi umum dan/ atau spinal. selama pemberian anestesi oleh petugas dicatat dalam rekam medis
Klinik utama dapat melakukan tindakan oleh petugas dicatat dalam pasien.
bedah kecuali bedah yang menggunakan rekam medis pasien.
anestesi umum dengan inhalasi/ spinal, 4). Ada bukti pelaksanaan Terdapat dokumen bukti pelaksanaan kajian
operasi sedang berisiko tinggi dan operasi kajian pra bedah. pra bedah
besar. Dalam memberikan pelayanan bedah, 5). Ada bukti pelaksanaan Terdapat dokumen bukti pelaksanaan kajian
klinik menetapkan program mutu dan kajian pra anestesi. pra anestesi
keselamatan pasien meliputi: 6). Ada bukti pemantauan dan 1. Terdapat dokumen bukti pemantauan
1). Kajian pra bedah; evaluasi paska anestesi dan dan evaluasi selama tindakan
2). Penandaan lokasi operasi; dan bedah. pembedahan.
3). Pelaksanaan surgical safety check list. 2. Terdapat dokumen bukti pemantauan
Pelayanan anestesi dan bedah dilaksanakan dan evaluasi paska anestesi dan bedah.
pada fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat salah satunya adalah ruang bedah yang
sesuai dengan standar.
3.9 Pelayanan Gizi
bukti pemantauan dan evaluasi Pemberian terapi gizi sesuai dengan status 1. Asuhan gizi dilakukan oleh Terdapat dokumen penetapan petugas yang
paska anestesi dan bedah. gizi pasien dan konsisten dengan asuhan petugas yang berkompeten berkompeten sesuai dengan aturan
klinis. Kondisi kesehatan dan proses sesuai dengan ketentuan perundangan.
pemulihan pasien membutuhkan asupan peraturan perundang-
makanan dan gizi yang memadai, oleh karena undangan.
itu makanan perlu disediakan secara regular, 2. Disusun rencana asuhan Terdapat dokumen rencana asuhan gizi
sesuai dengan rencana asuhan, umur, budaya. gizi berdasarkan kajian berdasarkan kajian kebutuhan gizi pada
Pasien berperan serta dalam perencanaan dan kebutuhan gizi pada pasien pasien sesuai dengan kondisi kesehatan dan
seleksi makanan. sesuai dengan kondisi kebutuhan pasien
1). Pemesanan dan pemberian makanan kesehatan dan kebutuhan
dilakukan sesuai dengan status gizi dan pasien
kebutuhan pasien. 3. Distribusi dan pemberian 1. Terdapat dokumen bukti bahwa
2). Setiap pasien harus mengonsumsi makanan dilakukan sesuai distribusi dan pemberian makanan
makanan sesuai dengan standar angka jadwal dan pemesanan dan dilakukan sesuai jadwal dan pemesanan.
kecukupan gizi. di dokumentasikan. 2. Melaksanakan wawancara dengan
3). Terapi gizi pada pasien rawat inap harus petugas terkait distribusi dan pemberian
dicatat dan didokumentasikan dengan makanan yang dilakukan sesuai jadwal
baik. dan pemesanan

Halaman 19 dari 30 halaman


4). Keluarga pasien dapat berpartisipasi 3. Pasien dan/atau keluarga 1. Terdapat dokumen bukti bahwa Pasien
dalam menyediakan makanan bila sesuai diberi edukasi tentang dan/atau keluarga diberi edukasi tentang
dan konsisten dengan kajian kebutuhan pembatasan diet pasien dan pembatasan diet pasien dan keamanan
pasien dan rencana asuhan dengan keamanan atau kebersihan atau kebersihan makanan.
sepengetahuan dari petugas kesehatan makanan. 2. Melaksanakan wawancara dengan
yang berkompeten dan disimpan dalam pasien dan petugas terkait edukasi
kondisi yang baik untuk mencegah tentang pembatasan diet pasien dan
kontaminasi. keamanan atau kebersihan makanan.

3.10 Pemulangan dan Tindak Lanjut Perawatan


Pemulangan dan tindak lanjut Klinik dapat memberikan pelayanan rawat 1). Dokter melaksanakan Terdapat dokumen bukti bahwa Dokter
pasien bertujuan untuk inap paling lama 5 (lima) hari, apabila pemulangan dan menyusun melaksanakan pemulangan dan menyusun
kelangsungan layanan dipandu memerlukan rawat inap lebih dari 5 hari maka rencana tindak lanjut sesuai rencana tindak lanjut sesuai dengan rencana
oleh prosedur yang baku dan pasien harus secara terencana dirujuk ke dengan rencana yang yang disusun dan kriteria pemulangan.
jelas. Rujukan dilaksanakan rumah sakit sesuai dengan ketentuan disusun dan kriteria
apabila klinik tidak memiliki peraturan perundang-undangan. Pemulangan pemulangan.
kompetensi penanganan yang pasien dilakukan berdasarkan kriteria pulang 2). Ada bukti ringkasan pulang Terdapat dokumen bukti ringkasan pulang
sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan oleh penanggung jawab pasien dalam rekam medis. pasien dalam rekam medis
pasien. klinik dan didokumentasikan pada resume 3). Ada bukti pemberian 1. Terdapat dokumen bukti pemberian
pasien pulang. Informasi yang diberikan informasi kepada pasien informasi kepada pasien saat pulang.
kepada pasien/keluarga pada saat pemulangan saat pulang. 2. Melaksanakan wawancara kepada
atau rujukan diperlukan agar pasien/keluarga pasien dan/atau petugas terkait
memahami tindak lanjut yang perlu dilakukan pemberian informasi kepada pasien saat
untuk mencapai hasil pelayanan yang pulang.
optimal.
3.11 Pelayanan Rujukan
Pelayanan Rujukan Jika kebutuhan pasien terhadap pelayanan 1). Ada tata cara dan prosedur Terdapat SPO rujukan pasien.
dilaksanakan apabila klinik tidak dapat dipenuhi oleh klinik, maka pasien rujukan pasien.
tidak memiliki kompetensi harus di rujuk ke fasyankes yang mampu 2). Klinik yang merujuk pasien 1. Terdapat dokumen bukti bahwa Klinik
penanganan yang sesuai menyediakan pelayanan yang berdasarkan memastikan bahwa memastikan fasyankes yang dituju dapat
dengan kebutuhan pasien. kebutuhan pasien dan telah bekerja sama fasyankes yang dituju dapat memenuhi kebutuhan pasien yang
dengan klinik. Proses rujukan harus diatur memenuhi kebutuhan pasien. dirujuk.
dengan kebijakan dan prosedur sehingga 2. Malaksanakan wawancara dengan
pasien dijamin memperoleh pelayanan yang petugas terkait tatacara merujuk pasien
dibutuhkan di tempat rujukan pada saat yang ke fasyankes lain.

Halaman 20 dari 30 halaman


tepat. Pasien/keluarga pasien mempunyai hak 3). Pasien/keluarga memperoleh 1. Terdapat dokumen bukti pemberian
untuk memperoleh informasi tentang rencana informasi rujukan dan informasi pada pasien dan keluarga
rujukan. Untuk memastikan kontinuitas memberi persetujuan untuk yang akan dirujuk
pelayanan, informasi tentang kondisi pasien dilakukan rujukan 2. Terdapat dokumen bukti persetujuan
(kondisi klinis pasien, prosedur dan berdasarkan kebutuhan pasien/keluarga saat dilakukan rujukan
pemeriksaan yang telah dilakukan dan pasien. 3. Melaksanakan wawancara dengan
kebutuhan pasien lebih lanjut) dituangkan pasien dan/atau petugas terkait
dalam surat rujukan dikirim bersama pasien. pemberian informasi sebelum dilakukan
Klinik yang menyelenggarakan pelayanan rujukan
rawat inap menyediakan sarana transportasi 4. Ada sarana transportasi 1. Melaksanakan observasi terkait sarana
rujukan pasien (ambulance) yang memenuhi rujukan yang memenuhi transportasi yang digunakan untuk
persyaratan sesuai ketentuan perundangan. syarat (khusus klinik yang merujuk pasien yang memenuhi syarat
Dalam hal klinik belum memiliki ambulans, menyelenggarakan (khusus klinik yang menyelenggarakan
dapat dipenuhi melalui kerja sama dengan pelayanan rawat inap). pelayanan rawat inap).
fasilitas pelayanan kesehatan lain. 2. Melaksanakan wawancara dengan
petugas terkait sarana transportasi
rujukan yang memenuhi syarat (khusus
klinik yang menyelenggarakan
pelayanan rawat inap)
3. Ada daftar jejaring rujukan Terdapat dokumen daftar jejaring rujukan
klinik. klinik.
3.12 Penyelenggaraan Rekam Medis
Klinik melakukan Rekam medis adalah berkas yang berisikan 1). Ada bukti penyelenggaraan Terdapat dokumen bukti penyelenggaraan
penyelenggaran pelayanan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, rekam medis. rekam medis sesuai ketentuan yang berlaku
rekam medis sesuai dengan pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan 2). Ada bukti rekam medis Terdapat dokumen bukti rekam medis diisi
ketentuan peraturan pelayanan lain yang telah diberikan kepada diisi secara lengkap oleh secara lengkap oleh Profesional Pemberi
perundang-undangan. Rekam pasien. Rekam medis elektronik adalah rekam Profesional Pemberi Asuhan (PPA),
medis di klinik dipelihara dan medis yang dibuat dan disimpan dalam Asuhan (PPA). Untuk rawat jalan sekurang-kurangnya
terdokumentasi dengan baik bentuk elektronik. Penyelenggaraan rekam memuat :
medis dilakukan sesuai dengan ketentuan a) Identitas pasien;
peraturan perundang-undangan. Isi rekam b) Tanggal dan waktu;
medis pada klinik disesuaikan dengan c) Hasil anamnesis, mencakup sekurang-
ketentuan peraturan perundang-undangan kurangnya keluhan dan riwayat
yaitu: penyakit;
1). Isi rekam medis untuk pasien rawat jalan d) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
Halaman 21 dari 30 halaman
pada sarana pelayanan kesehatan dan medik;
untuk pasien home care yang dilayani e) Diagnosis;
oleh klinik sekurang-kurangnya memuat: f) Rencana tindak lanjut pelayanan
a) Identitas pasien; kesehatan;
b) Tanggal dan waktu; g) Pengobatan dan/atau tindakan;
c) Hasil anamnesis, mencakup h) Pelayanan lain yang telah diberikan
sekurang-kurangnya keluhan dan pada pasien;
riwayat penyakit; i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi
d) Hasil pemeriksaan fisik dan dengan odontogram klinik;
penunjang medik; j) Persetujuan tindakan bila diperlukan;
e) Diagnosis; dan
f) Rencana tindak lanjut pelayanan k) Nama dan tanda tangan Tenaga
kesehatan; Kesehatan pemberi pelayanan
g) Pengobatan dan/atau tindakan; kesehatan.
h) Pelayanan lain yang telah diberikan Untuk kegawatdaruratan, sekurang-
pada pasien; kurangnya memuat :
i) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi a) Identitas pasien;
dengan odontogram klinik; b) Kondisi saat pasien tiba di fasilitas
j) Persetujuan tindakan bila diperlukan; pelayanan kesehatan;
dan c) Identitas pengantar pasien;
k) Nama dan tanda tangan Tenaga d) Tanggal dan waktu;
Kesehatan pemberi pelayanan e) Hasil anamnesis;
kesehatan. f) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang
2). Isi rekam medis untuk pasien rawat inap medik;
dan perawatan satu hari memuat catatan g) Diagnosis;
dan dokumen yang sama dengan rekam h) Pengobatan dan/atau tindakan; dan
medis rawat jalan dan ditambahkan: i) Ringkasan kondisi pasien sebelum
a) Catatan observasi klinis; meninggalkan pelayanan unit gawat
b) Hasil pengobatan; dan darurat dan rencana tindak lanjut
c) Ringkasan pulang. 3). Ada tata cara Terdapat SPO tentang tata cara
3). Isi rekam medis untuk pelayanan gawat penyimpanan, peminjaman penyimpanan, peminjaman dan
darurat meliputi: dan pemusnahan rekam pemusnahan rekam medis.
a) Identitas pasien; medis.
b) Kondisi saat pasien tiba di fasilitas 4). Ada bukti klinik menjaga 1. Terdapat dokumen bukti klinik menjaga
pelayanan kesehatan; kerahasiaan rekam medis kerahasiaan rekam medis pasien.
Halaman 22 dari 30 halaman
c) Identitas pengantar pasien; pasien. 2. Melaksanakan observasi dan
d) Tanggal dan waktu; wawancara terkait cara klinik menjaga
e) Hasil anamnesis; kerahasiaan rekam medis pasien.
f) Hasil pemeriksaan fisik dan
penunjang medik;
g) Diagnosis;
h) Pengobatan dan/atau tindakan; dan
i) Ringkasan kondisi pasien sebelum
meninggalkan pelayanan unit gawat
darurat dan rencana tindak lanjut.
4). Isi ringkasan pulang sekurang-kurangnya
memuat:
a) Identitas pasien;
b) Diagnosis masuk dan indikasi pasien
dirawat;
c) Ringkasan hasil pemeriksaan fisik
dan penunjang, diagnosis akhir,
pengobatan dan tindak lanjut; dan
d) Nama dan tanda tangan dokter atau
dokter gigi yang memberikan
pelayanan kesehatan.
Dokter atau dokter gigi dalam menjalankan
praktik kedokteran wajib membuat rekam
medis. Setiap pencatatan ke dalam rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda
tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan
pelayanan. Dalam hal terjadi kesalahan dalam
melakukan pencatatan pada rekam medis
dapat dilakukan pembetulan. Pembetulan
hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan
yang dibetulkan dan dibubuhi paraf dokter,
dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu
yang bersangkutan. Efek obat, efek samping
Halaman 23 dari 30 halaman
obat dan kejadian alergi didokumentasikan
dalam rekam medis. Dokter, dokter gigi
dan/atau tenaga kesehatan tertentu
bertanggung jawab atas catatan dan/atau
dokumen yang dibuat pada rekam medis.
Klinik menyediakan fasilitas yang diperlukan
dalam rangka penyelenggaraan rekam medis
dengan mempertimbangkan kerahasiaan
pasien. Rekam medis pada klinik wajib
disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka
waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal
terakhir pasien berobat. Setelah batas waktu
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan.
Informasi tentang identitas, diagnosis,
riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan dan
riwayat pengobatan pasien harus dijaga
kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi,
tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola
dan penanggung jawab klinik. Penjelasan
tentang isi rekam medis hanya boleh
dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang
merawat pasien dengan izin tertulis pasien
atau berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Penanggung jawab klinik dapat
menjelaskan isi rekam medis secara tertulis
atau langsung kepada pemohon tanpa izin
pasien berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Penanggung jawab klinik
bertanggung jawab atas hilang, rusak,
pemalsuan dan/atau penggunaan oleh orang
atau badan yang tidak berhak terhadap rekam
medis.
3.13 Pelayanan Laboratorium
Klinik rawat jalan dapat Klinik yang menyelenggarakan pelayanan 1). Ada penetapan jenis-jenis Terdapat SK penetapan jenis-jenis
menyelenggarakan pelayanan laboratorium menetapkan jenis-jenis pelayanan laboratorium yang pelayanan laboratorium yang disediakan.
Halaman 24 dari 30 halaman
laboratorium. Klinik rawat pelayanan dan pemeriksaan laboratorium disediakan.
inap wajib menyelenggarakan yang tersedia. Regulasi pelayanan 2). Terdapat Penanggung Jawab Terdapat dokumen SK Penanggung Jawab
pelayanan laboratorium. laboratorium disusun sebagai acuan yang Laboratorium sesuai Laboratorium sesuai perundangundangan
Pelayanan laboratorium meliputi kebijakan dan pedoman serta perundang-undangan yang yang berlaku
dikelola sesuai dengan prosedur-prosedur pelayanan laboratorium. berlaku.
kebijakan dan prosedur yang Laboratorium di dalam klinik tersebut wajib 3). Klinik menetapkan rentang Terdapat penetapan rentang nilai normal
ditetapkan. Klinik menetapkan melakukan Pemantapan Mutu Internal (PMI) nilai normal untuk setiap untuk setiap jenis pemeriksaan yang
jenis-jenis pelayanan dalam setiap siklus pemeriksaan laboratorium jenis pemeriksaan yang disediakan.
laboratorium yang tersedia. dan mengikuti program Pemantapan Mutu disediakan.
Pelayanan laboratorium Eksternal (PME) secara periodik yang 4). Ada bukti reagensia esensial Tersedia reagensia esensial dan bahan lain
merupakan penunjang untuk diselenggarakan oleh institusi yang dan bahan lain tersedia sesuai dengan jenis pelayanan yang
penyelenggaraan pelayanan ditetapkan oleh pemerintah. Penanggung sesuai dengan jenis ditetapkan, pelabelan dan penyimpanannya
medik di Klinik dan hanya jawab klinik perlu menetapkan jangka waktu pelayanan yang ditetapkan,
untuk kebutuhan pelayanan di yang dibutuhkan untuk melaporkan hasil tes pelabelan dan
Klinik. laboratorium. Hasil pemeriksaan yang segera penyimpanannya.
(urgent), seperti dari unit gawat darurat 5). Ada prosedur pelaporan, 1. Terdapat penetapan nilai kritis hasil
diberikan perhatian khusus. Reagensia dan pencatatan dan tindak lanjut laboratorium
bahan-bahan lain yang harus ada untuk hasil laboratorium kritis.2. Terdapat SPO pelaporan, pencatatan
pelayanan laboratorium bagi pengguna dan tindak lanjut hasil laboratorium
layanan harus diidentifikasi dan ditetapkan. kritis.
Semua reagensia disimpan sesuai pedoman 3. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
dari produsen atau instruksi penyimpanan pelaporan, pencatatan dan tindak lanjut
yang ada pada kemasan. Sesuai dengan hasil laboratorium kritis.
peralatan dan prosedur yang dilaksanakan di 4. Melaksanakan wawancara dengan
laboratorium, perlu ditetapkan rentang nilai petugas laboratorium terkait
normal dan rentang nilai rujukan untuk setiap pelaksanaan prosedur pelaporan,
pemeriksaan yang dilaksanakan. Jika pencatatan dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan dilaksanakan oleh laboratorium laboratorium kritis.
di luar klinik, maka laporan hasil 6). Ada prosedur rujukan Terdapat SPO rujukan spesimen dan/ atau
pemeriksaan harus dilengkapi dengan rentang spesimen dan/ atau pengguna pengguna layanan, jika pemeriksaan
nilai normal dan rentang nilai rujukan. Ada layanan, jika pemeriksaan laboratorium tidak dapat dilakukan oleh
prosedur rujukan spesimen dan/ atau laboratorium tidak dapat klinik.
pengguna layanan, jika pemeriksaan dilakukan oleh klinik.

Halaman 25 dari 30 halaman


laboratorium tidak dapat dilakukan oleh 7). Ada bukti pelaksanaan 1. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
klinik. Pemantapan Mutu Internal Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
(PMI) dan Pemantapan Mutu Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Eksternal (PME) secara secara berkala
berkala. 2. Melaksanakan wawancara dengan
petugas tentang pelaksanaan
Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan
Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
secara berkala di klinik

3.14 Pelayanan Radiologi


Pelayanan radiologi disediakan Pelayanan radiologi di klinik disesuaikan 1. Klinik menerapkan prosedur 1. Terdapat SPO pelayanan radiologi di
untuk memenuhi kebutuhan dengan kebutuhan dan sesuai keamanan pelayanan radiologi. klinik
pasien. Pelayanan radiologi radiasi. Klinik yang memiliki pelayanan 2. Terdapat SK penanggung jawab
dikelola sesuai dengan radiologi dipastikan memiliki manajemen pelayanan radiologi
kebijakan dan prosedur yang keamanan radiasi yang meliputi: 3. Ada bukti pelayanan 1. Terdapat dokumen bukti pelayanan
ditetapkan. 1. Kepatuhan terhadap standar yang berlaku radiologi sesuai dengan radiologi sesuai dengan prosedur yang
dan sesuai dengan ketentuan peraturan prosedur yang ada termasuk ada termasuk kepatuhan terhadap
perundang-undangan; kepatuhan terhadap manajemen keamanan radiasi.
2. Kepatuhan terhadap standar dari manajemen keamanan 2. Melaksanakan wawancara dengan
manajemen fasilitas, radiasi dan program radiasi. petugas tentang pelaksanaan pelayanan
pencegahan dan pengendalian infeksi; radiologi yang sesuai dengan prosedur
3. Tersedia APD sesuai pekerjaan dan yang ada termasuk kepatuhan terhadap
bahaya yang dihadapi; dan manajemen keamanan radiasi.
4. Orientasi bagi semua staf pelayanan
radiologi tentang praktik dan prosedur
keselamatan.
Semua peralatan yang digunakan untuk
pemeriksaan radiologi diperiksa, dirawat, dan
dikalibrasi secara teratur dan disertai catatan
memadai yang dipelihara dengan baik
meliputi:
1. Uji berkala;
2. Inspeksi berkala;
3. Pemeliharaan berkala;

Halaman 26 dari 30 halaman


4. Kalibrasi berkala; dan 5
5. Dokumentasi.
3.15 Pelayanan Kefarmasian
Pelayanan kefarmasian Dalam menjalankan praktik kefarmasian di 1. Tersedia bukti pengelolaan 1. Terdapat SK penanggung jawab
dikelola sesuai dengan klinik, apoteker harus menerapkan standar dan pelayanan sediaan pelayanan kefarmasian
ketentuan peraturan pelayanan kefarmasian sehingga pelayanan farmasi BMHP dan alat 2. Terdapat dokumen bukti pengelolaan
perundang-undangan. yang diberikan optimal dan bermutu, mampu kesehatan oleh tenaga dan pelayanan sediaan farmasi BMHP
Pelayanan Kefarmasian di melindungi pasien dan masyarakat dari kefarmasian sesuai dengan dan alat kesehatan oleh tenaga
Klinik diselenggarakan oleh penggunaan obat yang tidak rasional dalam ketentuan peraturan kefarmasian sesuai dengan peraturan
ruang/ instalasi farmasi. rangka keselamatan pasien (patient safety), perundang-undangan. perundang-undangan
Pelayanan Kefarmasian di serta menjamin kepastian hukum bagi tenaga 3. Melaksanakan observasi dan
Klinik terdiri dari pengelolaan kefarmasian. Klinik melaksanakan wawancara terhadap pengelolaan dan
sediaan farmasi, alat kesehatan pengelolaan sediaan farmasi dan alat pelayanan sediaan farmasi BMHP dan
dan BMHP, serta pelayanan kesehatan serta pelayanan farmasi klinik alat kesehatan oleh tenaga kefarmasian
farmasi klinis. sesuai standar pelayanan kefarmasian. Klinik di klinik
secara berkala minimal satu kali dalam 4. Tersedia daftar formularium Terdapat daftar formularium obat
setahun menetapkan formularium yang obat klinik.
mengacu pada Formularium Nasional. 5. Ada kebijakan dan atau Terdapat prosedur pengadaan obat sesuai
Pengkajian resep dilakukan oleh tenaga prosedur pengadaan obat dengan regulasi
kefarmasian, meliputi pengkajian sesuai dengan regulasi.
administratif, farmasetik dan klinis. 6. Tersedia bukti dilakukan 1. Terdapat dokumen bukti dilakukan
Peresepan hanya dilakukan oleh tenaga medis pengkajian resep dan pengkajian resep dan pemberian obat
yaitu dokter, dokter gigi dan dokter spesialis. pemberian obat dengan dengan benar pada setiap pelayanan
Untuk klinik rawat inap penggunaan obat benar pada setiap pelayanan pemberian obat
oleh pengguna layanan/pengobatan sendiri pemberian obat. 2. Melaksanakan observasi dan
baik yang dibawa ke klinik atau yang wawancara pelaksanaan pengkajian
diresepkan atau dipesan di klinik, diketahui resep dan pemberian obat dengan benar
dan dicatat dalam rekam medis dan dilakukan pada setiap pelayanan pemberian obat
rekonsiliasi obat. Obat yang perlu diwaspadai 7. Tersedia bukti pemberian 1. Terdapat dokumen bukti pemberian
adalah obat yang mengandung risiko yang informasi obat dan konseling informasi obat dan konseling oleh
meningkat bila salah menggunakan dan dapat oleh Apoteker. Apoteker
menimbulkan bahaya pada pasien. 2. Melaksanakan observasi dan
Penyimpanan dan penggunaan obat narkotik wawancara pelaksanaan pemberian
dan psikotropika sesuai dengan aturan informasi obat dan konseling oleh
perundangan. Klinik memperhatikan Apoteker
Halaman 27 dari 30 halaman
penyediaan obat keadaan darurat medis 8. Tersedia bukti rekonsiliasi 1. Terdapat dokumen bukti rekonsiliasi
sehingga saat terjadi kegawatdaruratan pasien obat pada pelayanan rawat obat pada pelayanan rawat inap sesuai
cepat mendapatkan akses terhadap obat inap sesuai dengan ketentuan dengan peraturan perundang-undangan
keadaan darurat medis sesuai dengan peraturan perundang- 2. Melaksanakan observasi dan
ketentuan peraturan perundangundangan. undangan. wawancara petugas terhadap
Pengadaan obat dan/atau bahan obat di klinik pelaksanaan rekonsiliasi obat pada
dilakukan melalui jalur resmi dengan pelayanan rawat inap
menggunakan surat pesanan yang 9. Tersedia obat emergensi 1. Terdapat daftar obat emergensi yang
ditandatangani oleh Apoteker penanggung pada unit-unit dimana diperbaharui secara berkala
jawab dengan mencantumkan SIPA. diperlukan, dan dapat 2. Terdapat dokumen bukti ketersediaan
diakses untuk memenuhi obat emergensi pada unit-unit dimana
kebutuhan yang bersifat diperlukan, dan dapat diakses untuk
emergensi, dipantau, dan memenuhi kebutuhan yang bersifat
diganti tepat waktu setelah emergensi, dipantau, dan diganti tepat
digunakan atau bila waktu setelah digunakan atau bila
kadaluarsa. kadaluarsa.
3. Melaksanakan observasi dan
wawancara terhadap ketersediaan obat
emergensi pada unit-unit dimana
diperlukan
10. Tersedia bukti penyimpanan 1. Terdapat SPO penyimpanan dan
dan pelaporan obat narkotika pelaporan obat narkotika serta
serta psikotropika sesuai psikotropika sesuai dengan regulasi
dengan regulasi. 2. Terdapat daftar obat narkotika serta
psikotropika yang tersedia
3. Melaksanakan observasi wawancara
terhadap penyimpanan dan pelaporan
obat narkotika serta psikotropika
11. Tersedia bukti penyimpanan 1. Terdapat SPO penyimpanan obat
obat termasuk obat high alert termasuk obat high alert yang baik,
yang baik, benar dan aman benar dan aman sesuai regulasi
sesuai regulasi. 2. Terdapat dokumen bukti penyimpanan
obat termasuk obat high alert yang baik,
benar dan aman sesuai regulasi
3. Melaksanakan observasi dan
Halaman 28 dari 30 halaman
wawancara petugas tentang
penyimpanan obat termasuk obat high
alert yang baik, benar dan aman sesuai
regulasi
12. Tersedia kebijakan dan atau 1. Terdapat SPO penanganan obat
prosedur penanganan obat kadaluarsa/ rusak
kadaluarsa/rusak. 2. Terdapat dokumen bukti penanganan
obat kadaluarsa/ rusak sesuai prosedur
3. Melaksanakan wawancara dengan
petugas terkait penanganan obat
kadaluarsa/ rusak
13. Terdapat pencatatan dan 1. Terdapat dokumen bukti pencatatan dan
pelaporan pelaporan MESO/Monitoring Efek
MESO/Monitoring Efek Samping Obat
Samping Obat. 2. Melaksanakan wawancara dengan
petugas tentang pencatatan dan
pelaporan MESO/Monitoring Efek
Samping Obat di klinik
14. Ada kebijakan dan atau 1. Terdapat SPO pemantauan dan
prosedur pemantauan dan pelaporan medication error
pelaporan medication error. 2. Terdapat dokumen bukti pelaksanaan
pemantauan dan pelaporan medication
error
3. Melaksanakan wawancara dengan
petugas terkait pelaksanaan pemantauan
dan pelaporan medication error di klinik

Halaman 29 dari 30 halaman


15. Dalam hal klinik tidak 1. Terdapat dokumen bukti bahwa klinik
memiliki apoteker, sebagai hanya mengelola obat darurat medis
penanggung jawab sesuai peraturan perundang-undangan
pelayanan kefarmasian, ada 2. Melaksanakan observasi dan
bukti bahwa klinik hanya wawancara tentang pengelolaan obat
mengelola obat darurat
medis sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Halaman 30 dari 30 halaman

Anda mungkin juga menyukai