BUKU INFORMASI
MELAKSANAKAN PEKERJAAN
TANAH
F. 422110.006.01 378-2013
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
B. TUJUAN KHUSUS......................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 44
DAFTAR ALAT DAN BAHAN..................................................................... 45
A. DAFTAR PERALATAN...................................................................... 45
B. DAFTAR BAHAN............................................................................. 45
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN KHUSUS
BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH
Lintas Angkutan Jalan Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
Izin mengoperasikan peralatan / kendaraan ini dapat diperoleh dari pihak
kepolisian dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Untuk pekerjaan kecil tidak diperlukan basecamp / barak kerja dan kantor
lapangan karena bisa kerja sama dengan melalui swakelola P3A setempat.
Adapun untuk pekerjaan besar diperlukan brak kerja dan kantor lapangan
yang dapat ditempatkan di lokasi dekat dengan proyek atau menyewa rumah
yang ada di sekitar lokasi pekerjaan.
Bangunan prasarana dan fasilitas penunjang konstruksi harus disiapkan
terlebih dahulu disertai batas kebutuhan lahan proyek (project boundary),
untuk mendukung kelancaran pekerjaan utama dan keselamatan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan barak kerja antara
lain :
Perlu adanya pembersihan dan bahan-bekas pembersihan serta bongkaran
dibawa keluar lokasi untuk kenyamanan dalam bekerja.
Barak kerja dan kantor lapangan yang dibuat tidak permanen dan tidak
menganggu lokasi yang dikerjakan.
Waktu pelaksanaan pembuatan barak yang tidak permanen diperkirakan 1
minggu pada saat pekerjaan persiapan dan tidak membutuhkan alat berat.
Penyediaan Kantor Direksi melalui perundingan terlebih dahulu dengan Direksi
mengenai pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya
membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat penimbunan barang-
barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang-
ruang lain yang dianggap perlu.
Menyediakan sebuah bangunan untuk direksi kit minimal 20 m² dan dilengkapi
panil-panil untuk menempel gambar-gambar. Ruang Direksi dilengkapi minimal
dengan :
Jenis peralatan penggali yang dipakai antara lain: Exavator, Dump truck dan
Bulldozer. Meskipun jarang, dredging dipergunakan untuk menggali tanah dari
area basah/terendam (submerged area).
Tahapan pekerjaan galian tanah dapat dilakukan dengan cara yaitu :
Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran
dan kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai
gambar, hasil galian dipindahkan dengan dump truck ke lokasi yang tepat
dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang
mungkin terjadi.
Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-faktor yang wajib
diperhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan kerja tersebut,
antara lain :
Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat
pagar pelindung.
Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan
tanggungjawabnya masing-masing.
Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan
akurat.
Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang
berukuran sempit.
Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian.
Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah.
Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki
kedalaman lebih dari 1 meter.
Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual.
Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah
yang berlumpur.
Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah
runtuhan.
Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber
mata air.
Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian
tanah.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk melakukan pekerjaan galian
tanah antara lain :
Membuat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah agar
pekerjaan dilapangan sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Kemudian ajukan gambar tersebut ke pengawas pekerjaan untuk
direalisasikan.
Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu
pelaksanaan pekerjaan.
Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran
terhadap ukuran dan elevasi galian tanah.
Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu atau
sejenisnya.
Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan alat berat dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan volume tanah.
Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung
proses penggalian tanah atau Dipasang profil pada jarak setiap 25
meter, sehingga operator alat berat mempunyai pedoman untuk
penggalian saluran.
Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah
dipasang sebelumnya.
Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan. Bisa dilakukan disisi kanan dan kiri tanggul.
Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan
kedalaman sesuai gambar perencanaan.
(bentuk trapesium). Agar galian bisa presisi dan tidak banyak pekerjaan
trimming slope.
3. Penempatan Hasil galian ke lokasi yang sudah ditentukan secara tepat sesuai
spesifikasi.
Lokasi tempat penimbunan material buangan dalam volume kecil direncanakan
di sisi tanggul kiri dan kanan saluran maupun bangunan. Untuk volume
sedimen yang besar dapat dibuang diluar lokasi pekerjaan atau dinamakan
disposal area (Paling Jauh ± 5 km untuk efisiensi) di tempat yang telah
ditentukan dan mudah untuk dijangkau kendaraan seperti dump truck.
BAB IV
MELAKUKAN PEKERJAAN PENIMBUNAN
diteruskan diantara waktu hujan. Kadar air pada material timbunan dapat
dikurangi pada waktu tidak ada hujan, dengan membajak dan mengaduk-
adukannya sebelum dipadatkan. Dianjurkan untuk memadatkan lapisan
material secepat mungkin setelah digelar atau diserakkan sebelum hujan.
Pemadatan dengan Rubber tire rollers lebih baik dari pada Sheeps foot
rollers, dalam kondisi sering hujan, karena menghasilkan permukaan yang
halus, sedangkan Sheeps foot roller menghasilkan permukaan yang kasar,
sehingga basah bila terkena hujan. Bila bahaya hujan mengancam, Sheeps
foot rollers digunakan untuk pemadatan secara menyeluruh, kemudian
diakhiri dengan Smooth drum roller steel atau rubber untuk meratakan
permukaan lapisan.
Pneumatic tire roller lebih cepat dibandingkan Smooth drum roller, sehingga
lebih sering digunakan alat pemadat permukaan, dari bahaya ancaman
hujan.
Permukaan lapisan dapat dibuat miring didalam pelaksanaannya, agar air
hujan dapat mengalir segera dan tidak mengakibatkan kubangan, sehingga
material timbunan menjadi sangat basah. Setelah hujan sering terjadi
kubangan, sehingga diperlukan kecepatan dari kontraktor untuk membuat
parit kecil, dipergunakan untuk membuang air, keluar dari timbunan tanah.
Sering dilakukan setelah hujan, permukaan timbunan digores/dikupas sampai
mendapatkan tanah kering.
Pelaksanaan timbunan dimusim kemarau, karena kadar air pada material
timbunan harus didalam batas spesifikasi selama pelaksanaan penimbunan
dan seyogyanya penambahan air dihindari. Hal ini pada musim kering tak
selalu dimungkinkan. Bila material dalam kondisi kering dan waktu
pengangkutan dan penebaran atau di lapangan terlalu kering untuk
dipadatkan, maka harus ditambahkan air yang dipancarkan, setelah material
ditebar dan sebelum digilas untuk dipadatkan. Jumlah air yang harus
ditambahkan dan pengadukan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kelembaban akan merata tersebar keseluruh lapisan, tergantung pada
kehalusan dan plastisitas dari tanah. Menyiram air pada tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan tangki air. Pancaran air harus tidak boleh
Beberapa hal yang perlu diketahui tentang tanah kedap dan semi kedap air
yaitu :
Material kedap air, termasuk lempung (CH dan CL), pasir lempungan atau
gravel (SC atau GS) dan lempungan lanau.
Material semi kedap air, termasuk lanau (ML) dan pasir lanau atau gravel
(SM - atau GM).
Lanau, lanau pasir, sering kali digunakan sebagai material timbunan.
Spesifikasi pemadatan harus mencantumkan syarat-syarat penting pemadatan
seperti: batas air, ketebalan lapisan, peralatan pemadat dan banyaknya
lintasan pemadatan dan harus dicek dengan cermat, apakah pelaksanaannya
sudah selesai.
Spesifikasi peralatan biasanya mencantumkan tipe dan kapasitas peralatan
untuk pemadatan dan pelaksana diwajibkan untuk menyampaikan kepada
pengguna jasa, data-data mengenai pabrik pembuat peralatan dan spesifikasi
peralatannya.
Jadi data harus diperiksa kembali kesesuaiannya terhadap keperluan
pekerjaan dilapangan, untuk meyakinkan bahwa peralatan tersebut dapat
digunakan untuk pemadatan dengan baik.
Bila menggunakan Sheepfoot atau Tamping roller, harus dicek terlebih dahulu
beberapa hal sebagai berikut :
Diameter dan panjang drum
Berat kosong dan berat ballast
Pengaturan kaki (panjang dan luas permukaan)
Tekanan ban
Jarak ban
Ballasted Wheel Load
Bila menggunakan Vibratory roller, harus diadakan pengecekan terhadap :
Berat (static weight)
Perencana harus mengadakan uji coba dan bagian kecil suatu konstruksi,
yang merupakan awal dari pekerjaan timbunan yang besar dengan demikian
pengawas, desainer dan kontraktor dapat menjadi paham yang perilaku dan
karakteristik material timbunan dan kemampuan dari peralatan, yang
digunakan untuk pemadatan. Medan kerja yang tidak kritis, sering
digunakan sebagai tempat uji coba. Desainer harus memberi pengertian
kepada pengawas, untuk memahami secara keseluruhan material timbunan,
sebelum dimulainya pekerjaan penimbunan. Di laboratorium lapangan,
dilaksanakan beberapa uji pemadatan, agar dapat memahami perbedaan
dan perilaku dari material timbunan dan mengenali kapan material tersebut
terlalu basah atau kering dan kapan kondisi kadar air optimum. Juga
"Atterberg limits" untuk butiran tanah halus dan penampilan tanah saat
mencapai plastic limit dan kapan tanah mendekati pencapaian kadar air
optimum.
Pengawas dengan mengambil segenggam tanah, secara visual harus dapat
membuat estimasi kadar air yang ada didalamnya, apakah sudah optimum
(dengan deviasi kadar air lebih kurang 1%). Setiap tanah dapat diperkirakan
kadar airnya. Cara sederhana adalah dengan mengambil sedikit tanah dan
digelintirkan menggunakan kedua telapak tangan dan diperkirakan
kedekatannya dengan plastik limit.
Uji kepadatan lapangan (Field Density Test) dan pengambilan contoh tanah
timbunan yang telah dipadatkan dilakukan untuk dua maksud :
Meyakinkan apakah kualitas timbunan sudah sesuai dengan persyaratan
desain.
Melengkapi dokumen pelaksanaan dengan cara pengumpulan data riil pada
waktu pelaksanaan timbunan.
Uji lapangan terdiri dari data kadar air, kepadatan dan pengelompokan
kualifikasi tanah timbunan. Data terdiri dari contoh tanah yang tidak rusak,
pada lokasi terpilih di daerah timbunan sewaktu pelaksanaan.
Desainer harus memonitor uji lapangan tersebut, untuk meyakinkan apakah
pelaksanaan di lapangan selaras dengan perkiraan desainer.
Uji kepadatan harus sering dilakukan pada saat awal timbunan, pada setiap
kali setelah pemadatan dan pengawas akan menjadi terbiasa dengan perilaku
material timbunan dan prosedur pemadatan yang memenuhi syarat, sehingga
banyaknya uji lapangan bisa dikurangi. Banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi uji dan jumlah contoh tanah yang diambil. Banyaknya uji
tergantung pada tipe material dan tingkat kekritisan dari timbunan terhadap
seluruh pekerjaan. Contoh material harus diambil dari lokasi yang mewakili
daerah, berdasarkan pengecekan lapangan. Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, sistematika rencana uji dan pengembalian contoh tanah, harus
dibuat pada awal pekerjaan. Lokasi uji telah diprogramkan sebagai uji rutin
dan dilaksanakan pada lokasi yang telah ditetapkan. Uji rutin harus
dilaksanakan untuk tiap (750 - 2300 m³) material yang telah dipadatkan dan
bahkan lebih sering pada daerah timbunan yang sempit, yang volumenya
sedikit seperti halnya pada tubuh bendungan bagian atas. Pada lapisan
pertama di atas pondasi, uji harus dilaksanakan lebih banyak untuk
meyakinkan pemadatannya baik, terutama pada permukaan kontak dengan
pondasi, merupakan daerah yang penting.
Tanah harus cukup plastis untuk dapat mengisi rongga bentuk yang tidak
beraturan pada permukaan tebing tumpuan dan yang dapat melekat dengan
baik pada pondasi. Kelembaban bisa naik sedikit (optimum plus 2%) untuk
menjadikan daerah tersebut lebih plastis.
Material kedap air yang ditimbun berdekatan dengan beton, harus didahului
dengan lapisan yang butirannya halus.
Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan air
harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan
bangunan atau sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus memasang,
memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan
air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat
dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab
untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air
atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan
dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada
merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.
Pengalihan air dapat juga dilakukan dengan menggunakan sand back atau
karung pasir yang ditumpuk. Penggunaan sand back untuk kisdam hanya
dilakukan maksimal 3 kali pemakaian atau tergantung kondisi sand back
tersebut. Bila dalam pemakaian sekali sudah rusak maka harus diganti dengan
sand back yang baru.
Pengawasan dilakukan oleh pengawas (inspector), kemudian dilaporkan kepada
Tenaga Ahli (Engineer). Pengawas harus lapor atas kondisi dan perbedaan hasil
berdekatan dengan batuan yang kasar dan tak beraturan, tebing tumpuan
yang miring, dimana alat berat tak dapat mendekat untuk memadatkan
lapisan tanah kedalam permukaan batu yang tak beraturan dan ruang
gerak alat-alat besar tak memungkinkan.
Tebing tumpuan (abutment) biasanya dapat dibentuk dengan penggalian
atau menggunakan dental concrete untuk menghindari penggunaan alat
pemadat.
Uji gradasi batuan, harus dilakukan sebelum maupun sesudah pemadatan
selesai. Perbandingan kurva gradasi sebelum dan sesudah uji pemadatan
akan menunjukkan berapa banyak partikel yang rusak / remuk pada waktu
pengangkutan dan pemadatan. Ketebalan lapisan harus diukur. Kepadatan
material setelah dipadatkan harus menentukan langsung dengan
menggunakan cara konvensional atau cara tak langsung dengan
memeriksa penurunan lapis pemadatan. Bila pemadatan lapisan ditentukan
dari pembacaan penurunan.
Pengukuran harus dilakukan secara seksama, agar diperoleh hasil
pengukuran yang rill pada lapisan tidak termasuk penurunan pondasi
ataupun lapisan dibawahnya.
DAFTAR PUSTAKA