Anda di halaman 1dari 35

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

DESAIN PEMODELAN DAN INFORMASI BANGUNAN

BUKU INFORMASI
MELAKSANAKAN PEKERJAAN
TANAH
F. 422110.006.01 378-2013

Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan


Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan
Tahun 2019
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

KATA PENGANTAR

Modul pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) berbasis kompetensi


merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media
transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk
mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada
Standar Kompetensi.
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi
(Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku
Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta
pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan
efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut, maka
disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “ Melaksanakan Pekerjaan
Tanah “.
Kami menyadari bahwa modul yang kami susun ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar
tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita
dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan
pembelajaran di lingkungan direktorat guru dan tenaga kependidikan.

Jakarta, ........................ 2019

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 2 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 5
A. TUJUAN UMUM ......................................................................... 5

B. TUJUAN KHUSUS......................................................................... 5

BAB II. MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH......................... 6


A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH........................................................................ 6

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN


PEKERJAAN TANAH........................................................................ 29

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN


PEKERJAAN TANAH........................................................................ 29

BAB III. MELAKUKAN PEKERJAAN GALIAN TANAH.............................. 30


A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN
GALIAN TANAH.............................................................................. 30

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


GALIAN TANAH.............................................................................. 39

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


GALIAN TANAH.............................................................................. 39

BAB IV. MELAKUKAN PEKERJAAN PENIMBUNAN................................. 40


A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN
PENIMBUNAN .............................................................................. 40

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


PENIMBUNAN .............................................................................. 43

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


PENIMBUNAN .............................................................................. 43

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 3 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 44
DAFTAR ALAT DAN BAHAN..................................................................... 45
A. DAFTAR PERALATAN...................................................................... 45

B. DAFTAR BAHAN............................................................................. 45

DAFTAR PENYUSUN ................................................................................ 46

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 4 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini peserta diharapkan mampu Melaksanakan Pekerjaan


Tanah pada proyek irigasi

B. TUJUAN KHUSUS

Tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi Melaksanakan Pekerjaan


Tanah, pada proyek irigasi ini guna memfasilitasi peserta sehingga pada akhir diklat
diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Melakukan persiapan pekerjaan tanah
2. Melakukan pekerjaan galian tanah
3. Melakukan pekerjaan penimbunan

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 5 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

BAB II
MELAKUKAN PERSIAPAN PEKERJAAN TANAH
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH

1. Penentuan Jalan akses ke lokasi pekerjaan

Sebelum mendatangkan alat-alat berat ke lokasi pekerjaan, kontraktor harus


meneliti kondisi jalan, jembatan, gorong-gorong, dermaga dan lain
sebagainya yang akan dilalui oleh alat-alat berat di maksud untuk
memperhitungkan mampu atau tidaknya jalan, jembatan, gorong-gorong,
dermaga dan lain sebagainya tersebut dilewati oleh alat-alat berat yang akan
dikirim ke proyek. Jika ternyata tidak mampu, maka kontraktor perlu
melakukan perbaikan atau perkuatan konstruksi agar dapat dilewati oleh alat-
alat berat (atas biaya kontraktor dan harus sudah diperhitungkan oleh
kontraktor pada waktu mengajukan penawaran) setelah dikoordinasikan
dengan pihak-pihak yang berwenang.
Kontraktor harus mengajukan Daftar Alat Berat / Peralatan Laboratorium yang
akan didatangkan ke lokasi proyek untuk mendapatkan persetujuan Pimpro.
Pengiriman Alat Berat/Peralatan Laboratorium baru bisa dilakukan oleh
kontraktor apabila Pinpro/Pinbagpro telah memberikan persetujuan atas
permohonan ijin yang diajukan oleh kontraktor.
Apabila kontraktor harus mengimpor Alat Berat/Peralatan Laboratorium yang
belum diproduksi / tidak terdapat di dalam negeri maka kontraktor harus
mendapatkan rekomendasi dari Pinpro/Pinbagpro sebelum memprosesnya
sesuai dengan prosedur dan ketentuan baku yang berlaku di dalam urusan
impor.
Izin menggunakan jalan / jembatan, Perlunya mendapat izin ini antara lain
untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
rusaknya jalan karena dilewati angkutan alat berat, ambruknya jembatan
karena angkutan alat berat yan lewat melebihi batas muatan dan lain
sebagainya. Permohonan izin tentang hal ini ditujukan kepada Dinas Lalu

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 6 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Lintas Angkutan Jalan Raya dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
Izin mengoperasikan peralatan / kendaraan ini dapat diperoleh dari pihak
kepolisian dengan mengikuti prosedur dan ketentuan yang berlaku.

2. Pembuatan Basecamp dan direksi kit

Untuk pekerjaan kecil tidak diperlukan basecamp / barak kerja dan kantor
lapangan karena bisa kerja sama dengan melalui swakelola P3A setempat.
Adapun untuk pekerjaan besar diperlukan brak kerja dan kantor lapangan
yang dapat ditempatkan di lokasi dekat dengan proyek atau menyewa rumah
yang ada di sekitar lokasi pekerjaan.
Bangunan prasarana dan fasilitas penunjang konstruksi harus disiapkan
terlebih dahulu disertai batas kebutuhan lahan proyek (project boundary),
untuk mendukung kelancaran pekerjaan utama dan keselamatan kerja.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan barak kerja antara
lain :
 Perlu adanya pembersihan dan bahan-bekas pembersihan serta bongkaran
dibawa keluar lokasi untuk kenyamanan dalam bekerja.
 Barak kerja dan kantor lapangan yang dibuat tidak permanen dan tidak
menganggu lokasi yang dikerjakan.
 Waktu pelaksanaan pembuatan barak yang tidak permanen diperkirakan 1
minggu pada saat pekerjaan persiapan dan tidak membutuhkan alat berat.
Penyediaan Kantor Direksi melalui perundingan terlebih dahulu dengan Direksi
mengenai pembagian halaman untuk bangunan sementara. Selanjutnya
membuat bangunan sementara yang terdiri dari tempat penimbunan barang-
barang, gudang, ruang Direksi, ruang Kontraktor, kamar mandi/WC dan ruang-
ruang lain yang dianggap perlu.
Menyediakan sebuah bangunan untuk direksi kit minimal 20 m² dan dilengkapi
panil-panil untuk menempel gambar-gambar. Ruang Direksi dilengkapi minimal
dengan :

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 7 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

-   set meja kerja dan kursi


-   1 set meja rapat dan kursi, kapasitas minimal untuk 12 orang
-   1 set meja dan kursi tamu
-   1 white board
Menyediakan kantor lapangan, akomodasi kantor yang cocok dan fasilitas yang
memenuhi kebutuhan proyek di tempat-tempat pekerjaan penting. Memelihara
bangunan sementara yang telah ada di lapangan dan memperbaiki/mengganti
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan. Bangunan-bangunan seperti
ruang Direksi, los kerja dan bangunan sementara akan dibongkar setelah
mendapat persetujuan Direksi.

3. Mobilisasi Peralatan dan tenaga kerja sesuai kebutuhan.

Setelah Surat Perintah Melaksanakan Kerja (SPMK) diterima Kontraktor,


pekerjaan persiapan dan mobilisasi segera dilaksanakan. Kegiatan ini meliputi
pengadaan sarana dan prasarana pelaksanaan fisik pekerjaan/proyek dan
kegiatan administrasi yang diperlukan selama operasional pelaksanaan.
Dalam masa persiapan, Kontraktor segera menyiapkan antara lain personil
(tenaga) dan peralatan konstruksi ditempat pekerjaan, menyiapkan struktur
organisasi, rencana pelaksanaan, peninjauan lapangan, pembuatan gambar
kerja, meneliti isi dokumen kontrak dan lain-lain, sehingga sudah siap
menjawab segala pertanyaan yang akan timbul dalam rapat pra konstruksi
dan juga mengajukan usul-usul yang dianggap penting.
Bagian terpenting untuk dapat memulai pelaksanaan fisik konstruksi ialah
kegiatan mobilisasi. Kegiatan mobilisasi meliputi :
 Pengiriman alat-alat berat
 Pengiriman kendaraan
 Pengiriman alat-alat laboratorium
 Pengiriman alat-alat ukur
 Pengiriman personil (tenaga kerja)
 Penyiapan fasilitas lapangan (base camp)

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 8 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Pembuatan jalan masuk


 Pembuatan : Kantor, Rumah, Gudang, Gedung laboratorium, Bengkel,
Bedeng, dsb.
 Penyiapan quarry
 Lain-lain yang menunjang kegiatan pekerjaan fisik
Personil inti yang ditempatkan dilapangan meliputi : Logistik, Administrasi
Proyek, Site Enginner, yang handal dan berpengalaman agar dapat dicapai
hasil yang tepat waktu, mutu dan manfaat.
Setelah pekerjaan persiapan selesai maka pengiriman peralatan yang
menunjang pekerjaan yang meliputi truck, pick up, molen, stamper, vibrator,
excavator, motor grader, compactor, pompa air dan peralatan pendukung
lainnya.
Bahan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan dikirim pada awal
ataupun sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan. Meliputi pasir urug,
semen, batu kali, batu belah, pasir beton, kayu cetakan, paku, besi beton dan
bahan lainnya. Pada bahan yang mudah mengeras seperti semen,
penyimpananya harus diperhatikan karena apabila penyimpanan semen terlalu
lama dan penyusunan semen terlalu tinggi maka akan mengakibatkan
tumpukan semen terbawah akan cepat mengeras karena semen terbawah
menerima beban yang berlebih, sebaiknya Semen, ditumpuk maksimal 10 sak,
Untuk penyimpanan maksimal adalah selama 1 (satu) bulan. Tumpukan
semen sebaiknya diberi alas berupa balok kayu dan papan kayu supaya semen
jangan sampai menyentuh lantai langsung dan jangan terkena air.

Gambar 2.1. Demobilisasi alat-alat berat.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 9 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

4. Pembersihan Lokasi pekerjaan

Penyedia Jasa harus memulai pembersihan sebelum pekerjaan pembangunan


dimulai antara lain :
 Pada lokasi proyek irigasi dipasang patok sebagai acuan pembersihan
lahan. Kemudian dilakukan pembersihan dari kotoran seperti puing-puing,
onggokan sampah, pohon-pohon dan termasuk bangunan yang harus
dibongkar.
 Bahan-bahan hasil pembongkaran tersebut harus dibuang, kecuali bila ada
ketentuan lain yang disetujui Direksi.

Gambar 2.2. Pembuangan Puing-puing Bangunan dan Pohon Keluar Area

 Semua kerusakan terhadap pekerjaan dan milik umum atau perseorangan


yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa.
 Setelah lahan dipastikan bersih kemudian dilakukan pengupasan
permukaan tanah menggunakan bulldozer.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 10 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Gambar 2.3. Pengupasan Permukaan Tanah menggunakan Bulldozer.

 Pada lokasi tanah yang normal, "kupasan" harus dikerjakan sekurang-


kurangnya sedalam 25 cm atau apabila dalam gambar ditentukan lain.
 Jika di lapangan dijumpai kondisi tanah yang bersifat khusus, kedalaman
kupasan ditentukan oleh Direksi secara tertulis.
 Pekerjaan "kupasan" hanya boleh dilakukan pada lokasi yang segera akan
ditimbun.
 Bahan hasil kupasan harus dibuang di tempat pembuangan sesuai
petunjuk Direksi. Kupasan permukaan dibawa ke tempat buangan tidak
diperlukan, termasuk juga tempat yang telah dibersihkan.

Gambar 2.4 Pembuangan Hasil Kupasan

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN


PEKERJAAN TANAH
1. Menentukan Jalan akses ke lokasi pekerjaan
2. Membuat Basecamp dan direksi kit
3. Memobilisasi Peralatan dan tenaga kerja sesuai kebutuhan.
4. Membersihkan Lokasi pekerjaan

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PERSIAPAN


PEKERJAAN TANAH
1. Teliti dalam menentukan jalan akses ke lokasi pekerjaan.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 11 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

2. Cermat dalam menempatkan peralatan di lokasi pekerjaan


BAB III
MELAKUKAN PEKERJAAN GALIAN TANAH
A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN
GALIAN TANAH

1. Penempatan Peralatan penggalian yang dibutuhkan pada lokasi penggalian.


Peralatan penggalian yang dibutuhkan seharusnya ditempatkan pada lokasi
penggalian, hal ini dimaksudkan agar lebih efisien dalam pemakaian alat-alat
berat. Jenis peralatan penggali untuk dipakai antara lain : Exavator, Dump
truck dan Bulldozer. Meskipun jarang, dredging dipergunakan untuk menggali
tanah dari area basah/terendam (submerged area).
Bila scraper digunakan untuk menggali, tambahan alat angkut sudah tidak
diperlukan lagi. Bila dipergunakan alat penggali lainnya, masih diperlukan alat
angkut berapa truck atau belt conveyor.

2. Penggalian sesuai dengan patok dan bouwplank.


Dalam setiap pekerjaan konstruksi hampir ditemui pekerjaan tanah. Pekerjaan
tanah ini dapat berupa tanah hasil galian dan hasil sedimentasi. Bahan
/material hasil galian tanah yang lama ada yang dapat digunakan kembali
sebagai material urugan. Material yang dihasilkan dari kegiatan pembersihan,
pengupasan dan galian yang tidak dapat digunakan sebagai bahan urug
kembali harus dibuang ke tempat yang aman dan tidak mengakibatkan
dampak negatif bagi lingkungan.
Dalam pekerjaan galian tanah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
pekerjaan galian tanah secara manual (dengan tenaga manusia) dan dengan
menggunakan alat berat. Untuk pekerjaan saluran sedang dan kecil dapat
dilakukan galian dengan tenaga manusia sedangkan untuk saluran yang besar
dilakukan dengan bantuan alat berat.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 12 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Jenis peralatan penggali yang dipakai antara lain: Exavator, Dump truck dan
Bulldozer. Meskipun jarang, dredging dipergunakan untuk menggali tanah dari
area basah/terendam (submerged area).
Tahapan pekerjaan galian tanah dapat dilakukan dengan cara yaitu :
 Melakukan penandaan pada lokasi yang diperlukan, panjang, arah aliran
dan kelandaian , sesuai gambar atau sesuai perintah Direksi Pekerjaan.
 Penggalian secara manual dengan ukuran dan kelandaian galian sesuai
gambar, hasil galian dipindahkan dengan dump truck ke lokasi yang tepat
dan diratakan sehingga dapat mencegah dampak lingkungan yang
mungkin terjadi.
 Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian.
 Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus mengatur arus lalu lintas.
 Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
Sebelum mengerjakan penggalian tanah, ada faktor-faktor yang wajib
diperhatikan demi mendukung keselamatan dan kesehatan kerja tersebut,
antara lain :
 Perhatikan aspek keamanan di sekitar lokasi proyek dengan membuat
pagar pelindung.
 Para pekerja harus melakukan pekerjaan sesuai dengan
tanggungjawabnya masing-masing.
 Pemeriksaan terhadap batas tanah wajib dilakukan secara tepat dan
akurat.
 Perhatikan lokasi pembuangan tanah galian terutama di lokasi yang
berukuran sempit.
 Pemeriksaan terhadap dimensi dan elevasi kedalaman galian.
 Pengaturan metode penggalian, pembuangan, dan penumpukan tanah.
 Penyediaan tangga sementara untuk galian tanah yang memiliki
kedalaman lebih dari 1 meter.
 Penyesuaian tipe galian tanah dengan kondisi tanah yang aktual.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 13 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Pembuatan galian sisi miring dan pelebaran lubang untuk jenis tanah
yang berlumpur.
 Pemasangan struktur penahan tanah sesegera mungkin pada jenis tanah
runtuhan.
 Penyediaan mesin pompa air untuk tanah yang mengandung sumber
mata air.
 Pengecekan kembali ketepatan ukuran dan elevasi kedalaman galian
tanah.
Langkah-langkah yang harus dikerjakan untuk melakukan pekerjaan galian
tanah antara lain :
 Membuat gambar shop drawing untuk pekerjaan galian tanah agar
pekerjaan dilapangan sesuai dengan desain yang telah direncanakan.
Kemudian ajukan gambar tersebut ke pengawas pekerjaan untuk
direalisasikan.
 Lakukan persiapan kerja termasuk penyiapan alat-alat pembantu
pelaksanaan pekerjaan.
 Tentukan posisi titik ukur tetap selanjutnya lakukan pengukuran
terhadap ukuran dan elevasi galian tanah.
 Berikan tanda pada hasil pengukuran memakai patok kayu atau
sejenisnya.
 Pelaksanaan galian tanah dilakukan menggunakan alat berat dengan
kapasitas sesuai dengan kebutuhan volume tanah.
 Memasang patok kayu dan benang sebagai acuan untuk mendukung
proses penggalian tanah atau Dipasang profil pada jarak setiap 25
meter, sehingga operator alat berat mempunyai pedoman untuk
penggalian saluran.
 Menggali tanah dengan berdasar pada patok dan benang yang sudah
dipasang sebelumnya.
 Buang sisa galian tanah ke tempat yang tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan. Bisa dilakukan disisi kanan dan kiri tanggul.
 Lakukan penggalian tanah ini hingga mencapai ukuran lebar dan
kedalaman sesuai gambar perencanaan.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 14 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Periksa kedalaman galian tanah setiap ukuran tertentu menggunakan


theodolit dan alat ukur lainnya. Diadakan pengecekan elevasi dan hasil
kerja alat setiap jarak 5 meter, sehinga jika terjadi kesalahan dapat
langsung diperbaiki
 Keluarkan air yang muncul di dalam galian tanah memakai mesin pompa
supaya tidak menghambat pekerjaan.
 Singkirkan benda-benda yang ditemukan selama penggalian seperti
sampah, potongan kayu, dan bebatuan.
 Bersama-sama Direksi Pekerjaan, dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
hasil pekerjaan dan digunakan sebagai dasar perhitungan volume fisik
pekerjaan.
 Lakukan perbaikan-perbaikan apabila masih ada kekurangan/kesalahan
yang tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
 Setelah proses penggalian tanah rampung, tahap berikutnya adalah
pekerjaan pemadatan tanah.

Gambar 3.1. Pekerjaan Galian Saluran dengan Profil setiap 25 meter

 Untuk saluran ukuran penampang kecil, seperti saluran tersier, bucket


excavator diubah/disesuaikan dengan bentuk dan ukuran saluran

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 15 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

(bentuk trapesium). Agar galian bisa presisi dan tidak banyak pekerjaan
trimming slope.

Gambar 3.2 Bucket Excavator Disesuaikan dengan Saluran

3. Penempatan Hasil galian ke lokasi yang sudah ditentukan secara tepat sesuai
spesifikasi.
Lokasi tempat penimbunan material buangan dalam volume kecil direncanakan
di sisi tanggul kiri dan kanan saluran maupun bangunan. Untuk volume
sedimen yang besar dapat dibuang diluar lokasi pekerjaan atau dinamakan
disposal area (Paling Jauh ± 5 km untuk efisiensi) di tempat yang telah
ditentukan dan mudah untuk dijangkau kendaraan seperti dump truck.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 16 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Gambar 3.3 Pembuangan Tanah Galian pada Disposal Area

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


GALIAN TANAH
1. Menempatkan Peralatan penggalian yang dibutuhkan pada lokasi penggalian.
2. Melakukan Penggalian sesuai dengan patok dan bouwplank.
3. Menempatkan Hasil galian ke lokasi yang sudah ditentukan secara tepat sesuai
spesifikasi.

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


GALIAN TANAH

Harus bersikap secara :


1. Ketelitian dalam melakukan penggalian sesuai patok dan bouwplank

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 17 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

BAB IV
MELAKUKAN PEKERJAAN PENIMBUNAN

A. PENGETAHUAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


PENIMBUNAN
1. Penempatan Alat angkut dan pemadatan dilokasi penimbunan.

Alat angkut dan pemadatan seharusnya ditempatkan dilokasi penimbunan,


terutama alat-alat berat untuk pemadatan. Jenis alat berat untuk pemadatan
material timbunan antara lain sheep foot roller, vibratory steel wheel roller.
Ada beberapa peralatan pengangkut dan alat perata berfungsi pula sebagai
pemadat, disamping tugas pokoknya sebagai alat pembawa dan perata.
Alat penebar dan pemadat pada daerah timbunan yang dapat dipakai antara
lain :
 Bulldozer, Tractor ini digunakan untuk menyeret dan sebagai alat
pemadat dan jika dilengkapi dengan dozer blade untuk mendorong dan
menggelar material dan untuk membuang butiran material timbunan
yang lebih besar dari yang disyaratkan.
 Vibratory roller, alat berat ini digunakan untuk memdatkan material yang
telah dihamparkan oleh dozer, untuk mendapatkan hasil pemdatan yang
sesuai derencanakan, maka dilakukan beberapa kali pemadatan, apabila
diperlukan roller ini dapat mengaktifkan getarannya, dan juga
penambahan berat dengan penambahan air pada rollernya.
 Baby roller, alat pemadat ini berukuran lebih kecil dari vibratory roller,
alat ini digunakan untuk pemadatan tanah pada lokasi yang tidak bisa
menggunakan vibratory roller seperti pada samping-samping bangunan
irigasi, teknik pelaksanaannya hampir sama dengan pemadatan dengan
menggunakan vibratory roller. Pemadatan dilakukan lapis perlapis.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 18 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Stamper, merupakan alat pemadat yang diganakan untuk pemadatan


lokasi yang sempit. Alat ini digunakan apabila lokasi timbunan tidak
dapat dipadatkan menggunakan vibratory roller maupun baby roller. Alat
ini dapat menjangkau tempat-tempat yang sempit.

2. Penimbunan per Lapis sesuai Spesifikasi.

Timbunan adalah pekerjaan urugan kembali material yang di gali


sebelumnya. Untuk pekerjaan saluran irigasi dengan volume tanah relatif
kecil maka pekerjaan timbunan dilaksanakan dengan peralatan manual. Hasil
timbunan dirapikan dengan cangkul dan dipadatkan dengan alat yang
tersedia sesuai dengan gambar.
Tahapan pekerjaan penimbunan :
 Bersama direksi melakukan pemeriksaan terhadap titik-titik timbunan.
 Sebelum mulai menimbun permukaan tanah  digaruk sampai kedalaman
yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah yang digaruk selalu dijaga
secara baik.
 Penimbunan lapis demi lapis dengan ketebalan maksimum hamparan
material sebelum dipadatkan 30 cm. Penghamparan dan pemadatan
material pada sisi kemiringan luar atau dalam  dilebihkan minimal 30 cm
dari garis rencana agar pada saat setelah perapian didapat kepadatan
yang sama diseluruh bidang rencana dan pemadatan menggunankan alat
pemadat/stamper.
 Sekelompok pekerja akan merapikan hasil timbunan.
 Selama proses pengerjaan, petugas lalu lintas memasang rambu
peringatan adanya pekerjaan proyek sekaligus mengatur arus lalu lintas.
 Bersama direksi melakukan pemeriksaan akhir terhadap pelaksanaan
pekerjaan.
Pelaksanaan timbunan dimusim hujan akan menghadapi masalah, didalam
hal menjaga kadar air yang layak atau tidak berlebih. Penimbunan material
kedap air jangan sampai dilaksanakan pada waktu hujan, meskipun dapat

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 19 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

diteruskan diantara waktu hujan. Kadar air pada material timbunan dapat
dikurangi pada waktu tidak ada hujan, dengan membajak dan mengaduk-
adukannya sebelum dipadatkan. Dianjurkan untuk memadatkan lapisan
material secepat mungkin setelah digelar atau diserakkan sebelum hujan.
Pemadatan dengan Rubber tire rollers lebih baik dari pada Sheeps foot
rollers, dalam kondisi sering hujan, karena menghasilkan permukaan yang
halus, sedangkan Sheeps foot roller menghasilkan permukaan yang kasar,
sehingga basah bila terkena hujan. Bila bahaya hujan mengancam, Sheeps
foot rollers digunakan untuk pemadatan secara menyeluruh, kemudian
diakhiri dengan Smooth drum roller steel atau rubber untuk meratakan
permukaan lapisan.
Pneumatic tire roller lebih cepat dibandingkan Smooth drum roller, sehingga
lebih sering digunakan alat pemadat permukaan, dari bahaya ancaman
hujan.
Permukaan lapisan dapat dibuat miring didalam pelaksanaannya, agar air
hujan dapat mengalir segera dan tidak mengakibatkan kubangan, sehingga
material timbunan menjadi sangat basah. Setelah hujan sering terjadi
kubangan, sehingga diperlukan kecepatan dari kontraktor untuk membuat
parit kecil, dipergunakan untuk membuang air, keluar dari timbunan tanah.
Sering dilakukan setelah hujan, permukaan timbunan digores/dikupas sampai
mendapatkan tanah kering.
Pelaksanaan timbunan dimusim kemarau, karena kadar air pada material
timbunan harus didalam batas spesifikasi selama pelaksanaan penimbunan
dan seyogyanya penambahan air dihindari. Hal ini pada musim kering tak
selalu dimungkinkan. Bila material dalam kondisi kering dan waktu
pengangkutan dan penebaran atau di lapangan terlalu kering untuk
dipadatkan, maka harus ditambahkan air yang dipancarkan, setelah material
ditebar dan sebelum digilas untuk dipadatkan. Jumlah air yang harus
ditambahkan dan pengadukan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa
kelembaban akan merata tersebar keseluruh lapisan, tergantung pada
kehalusan dan plastisitas dari tanah. Menyiram air pada tanah dapat
dilakukan dengan menggunakan tangki air. Pancaran air harus tidak boleh

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 20 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

langsung ke tanah dengan tekanan tinggi, karena akan menjadikan material


yang lembut tercuci. Pengawas dan pelaksana harus mencapai kesepakatan
mengenai jumlah air yang harus ditambahkan pada luasan tertentu, setelah
melalui beberapa percobaan.
Kondisi tanah yang kasar dan kurang liat, akan lebih mudah pemberian
airnya hingga merata. Sangat sukar untuk mencapai distribusi kelembaban
yang merata pada tanah lempung plastis yang mengandung gumpalan, tanpa
merendamnya beberapa hari.
Pelaksanaan uji coba penimbunan dimaksudkan untuk mendapatkan :
 Tipe alat pemadat yang paling efektif.
 Ketebalan lapisan penghamparan.
 Jumlah lintasan atau frekwensi pemadatan.
 Besar penurunan lapisan penghamparan sebelum dan sesudah
dipadatkan.
 Jumlah air pembasahan yang diperlukan untuk mendapatkan kadar air
secara merata pada lapisan tersebut mencapai optimum.
 Konfirmasi parameter desain dengan sifat-sifat fisik pada saat pemadatan.
Pelaksanaan uji harus dilakukan dengan teliti, bila tidak hasilnya akan
diragukan. Perencanaan dan spesifikasi uji lapangan disiapkan oleh
perencana (design engineer), walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh
kontraktor.
Pekerjaan urugan kembali mencakup material-material yang memenuhi
syarat dalam spesifikasi untuk timbunan, yang harus ditempatkan dan
dipadatkan berdekatan dengan jembatan atau bangunan-bangunan lainnya
seperti ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi. Urugan
kembali harus ditempatkan dan dipadatkan secara lapis demi lapis
memanjang dan menerus dengan tebal lapisan yang sudah dipadatkan tidak
boleh lebih dari 150 mm. Sebelum melaksanakan pengurugan kembali
kembali yang berdekatan dengan bangunan-bangunan, lokasi yang akan
diurug harus dibersihkan dari sisa-sia bekisting dan pekerjaan sementara
lainnya. Pemadatan dilaksankan dengan alat pemadat yang sesuai dan

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 21 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

dioperasikan dengan tangan, sehingga mencapai kepadatan tertentu tanpa


merusak bangunan yang ada.
Cara Pelaksanaan Pekerjaan ini dilakukan sebagai berikut :
 Bersama-sama dengan Direksi dilakukan pemeriksaan ulang terhadap
batasan atau titik-titik patok yang sudah dipasang dan dicocokkan
dengan gambar kerja untuk pekerjaan
 Bila tidak ada kendala teknik maupun dilapangan dan sudah disetujui
oleh Direksi maka pekerjaan timbunan segera dilakukan.
 Pekerjaan penghamparan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan
petunjuk Direksi, penimbunan dikerjakan mengikuti bidang-bidang
lapisan arah horizontal selebar bidang kerja dengan kemiringan rencana
setiap level.
 Tebal lapisan timbunan sebelum dipadatkan tidak boleh lebih dari 30 Cm
/ yang disyaratkan dan setiap lapis harus dipadatkan sampai kepadatan
yang diminta dengan menggunakan Vibratory Roller atau alat pemadat
lain yang disetujui oleh Direksi.
 Lintasan pemadat berikutnya harus bertumpang tindih selebar minimum
50 Cm untuk memperoleh hasil kepadatan yang optimal apabila
diperlukan maka pemadatan dibantu dengan penyeprotan air dengan
menggunakan water thank truck.
 Dan untuk tempat-tempat yang sulit di jangkau dengan baby roller,
maka pemadatanya memakai stamper.
 Hasil pemadatan akhir dari pekerjaan timbunan harus sesuai dengan
yang ditentukan dan untuk uji kepadatan digunakan alat uji CBR,
berdasarkan pemadatan kering dari uji pemadatan Standard Proctor
dilaboratorium.
 Bersama-sama Direksi Pekerjaan, dilakukan pemeriksaan akhir terhadap
hasil pekerjaan yang digunakan sebagai dasar perhitungan volume
pekerjaan.
 Lakukan perbaikan-perbaikan apabila di dalam pemeriksaan bersama
Direksi masih ada kekurangan/kesalahan yang tidak sesuai dengan
gambar dan spesifikasi teknik.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 22 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

3. Pemadatan per Lapis sesuai Spesifikasi.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang tanah kedap dan semi kedap air
yaitu :
 Material kedap air, termasuk lempung (CH dan CL), pasir lempungan atau
gravel (SC atau GS) dan lempungan lanau.
 Material semi kedap air, termasuk lanau (ML) dan pasir lanau atau gravel
(SM - atau GM).
 Lanau, lanau pasir, sering kali digunakan sebagai material timbunan.
Spesifikasi pemadatan harus mencantumkan syarat-syarat penting pemadatan
seperti: batas air, ketebalan lapisan, peralatan pemadat dan banyaknya
lintasan pemadatan dan harus dicek dengan cermat, apakah pelaksanaannya
sudah selesai.
Spesifikasi peralatan biasanya mencantumkan tipe dan kapasitas peralatan
untuk pemadatan dan pelaksana diwajibkan untuk menyampaikan kepada
pengguna jasa, data-data mengenai pabrik pembuat peralatan dan spesifikasi
peralatannya.
Jadi data harus diperiksa kembali kesesuaiannya terhadap keperluan
pekerjaan dilapangan, untuk meyakinkan bahwa peralatan tersebut dapat
digunakan untuk pemadatan dengan baik.
Bila menggunakan Sheepfoot atau Tamping roller, harus dicek terlebih dahulu
beberapa hal sebagai berikut :
 Diameter dan panjang drum
 Berat kosong dan berat ballast
 Pengaturan kaki (panjang dan luas permukaan)
 Tekanan ban
 Jarak ban
 Ballasted Wheel Load
Bila menggunakan Vibratory roller, harus diadakan pengecekan terhadap :
 Berat (static weight)

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 23 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Impacted dynamic force


 Operating frequency of vibrator
 Diameter dan panjang drum
Spesifikasi harus jelas bila menjumpai pemadatan khusus, antara lain :
 Alat Berat, Bila kondisi memungkinkan, alat berat digunakan untuk
memadatkan tanah yang berdekatan dengan tebing tumpuan (abutment)
atau dinding konstruksi beton, maka konstruksi permukaan timbunan
harus dimiringkan 1 : 6 (v : h), dari tebing tumpuan atau dinding
konstruksi beton, selebar 2,4 m - 3,6 m. Hal tersebut akan
memungkinkan alat berat melakukan pemadatan tanah langsung, yang
bersentuhan dengan tebing tumpuan atau konstruksi beton tersebut.
Untuk mencegah kerusakan pondasi saat penimbunan lapis pertama
material kedap air, dianjurkan untuk menggunakan pneumatic tired roller.
 Alat pemadat tangan (Hand Compactor), Bila alat berat tidak
dimungkinkan untuk memadatkan lapisan kedap air yang berdekatan
dengan tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, maka material
timbunan yang kontak langsung dengan batu atau beton, dipadatkan
dengan menggunakan alat pemadat yang lebih kecil (hand operated
power tamper), dengan lapisan yang lebih tipis (10 cm).
Ketebalan lapisan pemadatan akan ditentukan berdasarkan jenis material dan
alat pemadat yang dipergunakan. Material semi atau kedap air, biasanya
ketebalan pemadatan antara 15 - 20 cm, dengan frekuensi pemadatan antara
18 - 12 kali, peralatan yang dipergunakan sheepsfoot atau padfoot roller. Bila
material kedap air, maksimum ketebalan-lapisan 15 cm dengan minimum
kepadatan (densitas) tertentu. Bila menggunakan pemadat dengan
permukaan halus, setelah pemadatan dilakukan pengkasaran permukaan
hasil pemadatan terlebih dahulu, sebelum dilakukan penimbunan lapisan
berikutnya, untuk menjamin hubungan yang baik antara lapisan.
Untuk daerah dasar dan sandaran (abutment, bangunan beton dan
sebagainya) pemadatan harus dilakukan secara manual/tamping rammer
atau dengan tire roller, dengan ketebalan lapisan setelah dipadatkan
maksimum 10 cm. Pengerasan permukaan yang pemadatannya secara

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 24 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

manual, menggunakan manual pula seperti halnya peralatan penggaruk. Hal


ini dilakukan karena permukaan pemadatan biasanya halus.
Kadar air dan kepadatan material di lapangan, berhubungan erat dengan
kadar air optimum dan kepadatan maksimum yang dikehendaki berkisar >95
% maksimum kepadatan kering, sedangkan toleransi kadar air pada waktu
dipadatkan tercantum didalam spesifikasi sehubungan dengan kadar air
optimum dari material tersebut. Tiap-tiap jenis tanah mempunyai harga yang
berbeda-beda mengenai "kepadatan maksimum dan kadar air optimum yang
berbeda-beda". Dianjurkan agar kepadatan dan kadar air pada setiap kali
pemadatan harus dibandingkan dengan hasil uji laboratorium untuk jenis
tanah yang sama.
Bila material yang telah dipadatkan di lapangan tidak sesuai dengan hasil uji
kepadatan di laboratorium, maka harus dilakukan uji pemadatan pada
material tersebut. Disarankan agar dilakukan uji pemadatan ulang oleh
pelaksana lapangan sebelum dilakukan timbunan, untuk meyakinkan
konsistensi dengan harga optimum pada waktu desain dengan tanah yang
sama.
Pada tahap desain telah dilakukan perkiraan parameter: shear strength,
permeability dan karakteristik deformasi dan material timbunan. Sifat-sifat
tersebut bervariasi, tergantung pada kepadatan dan kadar air dari tanah
yang dipadatkan. Inilah sebabnya maka timbunan tanah harus diperlakukan
sebagaimana mestinya, bila tidak, asumsi desain tidak akan terpenuhi, dan
menimbulkan kesulitan terhadap konstruksi. Jadi, kepadatan dan kadar air
yang diinginkan tidak dapat sembarangan, tapi sangat spesifik untuk sesuatu
alasan tertentu.
Ketiga syarat pada waktu pemadatan yang harus terpenuhi, antara lain :
 Bila kadar air diluar angka yang disyaratkan meskipun persyaratan
kepadatan terpenuhi, tanah harus ditimbun ulang dan dipadatkan
kembali.
 Bila minimum kepadatan tidak dapat tercapai, meskipun kadar air
memenuhi persyaratan dan sejumlah frekwensi pemadatan telah
dilaksanakan, dilakukan penelitian ulang terhadap borrow area.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 25 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

 Didalam beberapa hal, bila timbunan tidak memenuhi persyaratan


mengenai kepadatan dan kadar airnya, maka material timbunan tersebut
harus dibongkar kembali dan diganti.
Tanah dengan kadar butiran halus tertentu, dapat dipadatkan dengan
sejumlah energi tertentu untuk mendapatkan kepadatan maksimum. Namun
untuk mendapatkan kepadatan maksimum, tanah harus mempunyai
spesifikasi kadar air tertentu. Kadar air yang menghasilkan kepadatan
maksimum adalah kadar air optimum. Kepadatan maximum dan kadar air
optimum ditetapkan di laboratorium dengan memadatkan lima atau lebih
contoh tanah yang sama jenisnya, namun dengan kadar air yang berbeda,
dengan menggunakan test prosedur yaitu "standard compaction effort".
 Dari variabel yang mempengaruhi kepadatan tanah, adalah pemadatan
(alat berat dengan sejumlah lintasan dan ketebalan tanah tertentu) dan
kucuran air kedalam tanah. Bila kadar air pada lapisan tanah yang sedang
dipadatkan berbeda dengan kadar air optimum, tidak akan dihasilkan
kepadatan maksimum. Pada deviasi lebih besar, akan didapatkan
kepadatan lebih rendah. Tanah dengan kadar air dalam kondisi kering
atau pada kondisi optimum, penambahan lintasan pemadatan pada
umumnya akan menambah kepadatan.
 Tanah dengan kadar air lebih besar dari pada kadar air optimum,
penambahan pemadatan akan berakibat tanah terpotong, namun tidak
menambah kepadatan (over compaction).
 Usaha pemadatan lapisan tanah akan berhasil, dengan menambah
sejumlah lintasan pemadatan atau dengan mengurangi ketebalan lapisan
dengan kadar air optimum.
Kontrol secara sederhana dilakukan baik berdasarkan penglihatan maupun
pengukuran secara kasar. Ini bukan cara kontrol yang akurat, namun harus
ditindak lanjuti dengan cara yang lebih teliti lagi.
Untuk mendapatkan estimasi yang lebih teliti dan akurat, pengawas harus
waspada didalam menentukan ukuran pada semua kondisi, yang
dimungkinkan nantinya dapat menimbulkan perselisihan.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 26 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Perencana harus mengadakan uji coba dan bagian kecil suatu konstruksi,
yang merupakan awal dari pekerjaan timbunan yang besar dengan demikian
pengawas, desainer dan kontraktor dapat menjadi paham yang perilaku dan
karakteristik material timbunan dan kemampuan dari peralatan, yang
digunakan untuk pemadatan. Medan kerja yang tidak kritis, sering
digunakan sebagai tempat uji coba. Desainer harus memberi pengertian
kepada pengawas, untuk memahami secara keseluruhan material timbunan,
sebelum dimulainya pekerjaan penimbunan. Di laboratorium lapangan,
dilaksanakan beberapa uji pemadatan, agar dapat memahami perbedaan
dan perilaku dari material timbunan dan mengenali kapan material tersebut
terlalu basah atau kering dan kapan kondisi kadar air optimum. Juga
"Atterberg limits" untuk butiran tanah halus dan penampilan tanah saat
mencapai plastic limit dan kapan tanah mendekati pencapaian kadar air
optimum.
Pengawas dengan mengambil segenggam tanah, secara visual harus dapat
membuat estimasi kadar air yang ada didalamnya, apakah sudah optimum
(dengan deviasi kadar air lebih kurang 1%). Setiap tanah dapat diperkirakan
kadar airnya. Cara sederhana adalah dengan mengambil sedikit tanah dan
digelintirkan menggunakan kedua telapak tangan dan diperkirakan
kedekatannya dengan plastik limit.

4. Pemeriksaan Mutu Timbunan dengan Pihak Pemeriksa Mutu sesuai Spesifikasi.

Uji kepadatan lapangan (Field Density Test) dan pengambilan contoh tanah
timbunan yang telah dipadatkan dilakukan untuk dua maksud :
 Meyakinkan apakah kualitas timbunan sudah sesuai dengan persyaratan
desain.
 Melengkapi dokumen pelaksanaan dengan cara pengumpulan data riil pada
waktu pelaksanaan timbunan.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 27 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Uji lapangan terdiri dari data kadar air, kepadatan dan pengelompokan
kualifikasi tanah timbunan. Data terdiri dari contoh tanah yang tidak rusak,
pada lokasi terpilih di daerah timbunan sewaktu pelaksanaan.
Desainer harus memonitor uji lapangan tersebut, untuk meyakinkan apakah
pelaksanaan di lapangan selaras dengan perkiraan desainer.
Uji kepadatan harus sering dilakukan pada saat awal timbunan, pada setiap
kali setelah pemadatan dan pengawas akan menjadi terbiasa dengan perilaku
material timbunan dan prosedur pemadatan yang memenuhi syarat, sehingga
banyaknya uji lapangan bisa dikurangi. Banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan lokasi uji dan jumlah contoh tanah yang diambil. Banyaknya uji
tergantung pada tipe material dan tingkat kekritisan dari timbunan terhadap
seluruh pekerjaan. Contoh material harus diambil dari lokasi yang mewakili
daerah, berdasarkan pengecekan lapangan. Sebagaimana telah dinyatakan
sebelumnya, sistematika rencana uji dan pengembalian contoh tanah, harus
dibuat pada awal pekerjaan. Lokasi uji telah diprogramkan sebagai uji rutin
dan dilaksanakan pada lokasi yang telah ditetapkan. Uji rutin harus
dilaksanakan untuk tiap (750 - 2300 m³) material yang telah dipadatkan dan
bahkan lebih sering pada daerah timbunan yang sempit, yang volumenya
sedikit seperti halnya pada tubuh bendungan bagian atas. Pada lapisan
pertama di atas pondasi, uji harus dilaksanakan lebih banyak untuk
meyakinkan pemadatannya baik, terutama pada permukaan kontak dengan
pondasi, merupakan daerah yang penting.
Tanah harus cukup plastis untuk dapat mengisi rongga bentuk yang tidak
beraturan pada permukaan tebing tumpuan dan yang dapat melekat dengan
baik pada pondasi. Kelembaban bisa naik sedikit (optimum plus 2%) untuk
menjadikan daerah tersebut lebih plastis.
Material kedap air yang ditimbun berdekatan dengan beton, harus didahului
dengan lapisan yang butirannya halus.
Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia
Jasa dan dimintakan persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen. Pengeringan air
harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan
bangunan atau sesuai petunjuk Direksi. Penyedia Jasa harus memasang,

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 28 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan
air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat
dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab
untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengeringan air
atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera
dibongkar atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu
kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran
selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan
dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada
merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Pejabat Pembuat Komitmen. Setelah rencana itu disetujui oleh Pejabat Pembuat
Komitmen, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.
Pengalihan air dapat juga dilakukan dengan menggunakan sand back atau
karung pasir yang ditumpuk. Penggunaan sand back untuk kisdam hanya
dilakukan maksimal 3 kali pemakaian atau tergantung kondisi sand back
tersebut. Bila dalam pemakaian sekali sudah rusak maka harus diganti dengan
sand back yang baru.
Pengawasan dilakukan oleh pengawas (inspector), kemudian dilaporkan kepada
Tenaga Ahli (Engineer). Pengawas harus lapor atas kondisi dan perbedaan hasil

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 29 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

pengukuran terhadap spesifikasi, dengan demikian bila diperlukan perbaikan


dapat segera dilakukan. Perbedaan tersebut antara lain :
 Galian tidak menghasilkan sebagaimana yang diharapkan atau tipe material
yang diinginkan. Pelaksana harus melakukan uji yang meyakinkan bahwa
material sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
 Material terlalu basah atau kering untuk dapat dipadatkan dengan baik.
Selama penggalian dan proses pengambilan material, pengawas harus
melakukan observasi terhadap semua adjusment yang dibuat terhadap
kandungan air.
Kandungan air dari borrow pit (sumber galian/lubang galian) dapat berubah
karena hujan, penguapan dan pengolahan tanah. Bagaimanapun juga,
sebelum bahan timbunan diangkut ke tempat penimbunan, spesifikasi
mengharuskan kontraktor untuk menyiapkan material pada sumber galian,
agar memiliki kandungan air sedekat mungkin dengan kandungan air
rencana, antara lain dengan cara :
 Tanah Kering, Didaerah kering rata-rata kandungan air di sumber galian
secara alami 10-15% dibawah persyaratan untuk dipadatkan. Dalam
keadaan demikian, borrow area harus dibasahi sampai kedalaman 1,5 -
4,5 m dari permukaan. Pembasahan borrow area dapat dilakukan
dengan penyiraman/mengalirkan air dengan membuat tanggul kecil atau
dengan sistem sprinkle. Apabila sumber galian tidak dapat dibasahi,
sprinkle bisa ditambahkan pada waktu pelaksanaan penggalian,
sehingga air bisa bercampur dengan tanah, melalui rippered, hauled,
dumped dan spreaded.
 Tanah Basah, Tahapan pertama untuk mengeringkan atau menjaga
kandungan air pada borrow pit adalah dengan drainase permukaan pada
borrow pit tersebut. Cara ini dilakukan dengan membuat saluran
drainase dan membuat permukaan sumber galian miring menuju
saluran. Hal ini akan mengurangi penyerapan air hujan. Tanah yang
basah, dapat dikeringkan dengan cara dibajak (ripping), sehingga
mengisi tanah dengan udara sampai kedalaman beberapa centimeter.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 30 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Pencampuran dua atau lebih jenis tanah mungkin diperlukan, apabila


dijumpai adanya perbedaan lapisan tanah pada borrow area. Pertimbangan
diperlukannya pencampuran tanah adalah, sebagai berikut :
 Untuk mendapatkan material, yang karakteristiknya bisa diterima,
sebagai bahan timbunan suatu zona.
 Agar lapisan-lapisan tanah yang beragam dapat dimanfaatkan sebagai
bahan timbunan.
 Untuk memproduksi sejumlah material yang memenuhi syarat
spesifikasi.
Apabila material yang harus dicampur berupa perlapisan horisontal.
Penggalian dengan alat power shovel pada arah vertikal akan dapat
mencampur material tersebut. Apabila dengan cara tersebut hasil
pencampurannya belum memenuhi syarat, maka pencampuran ulang perlu
dilakukan pada hasil galian.
Kontrol pelaksanaan dengan melakukan pengecekan ketebalan pemotong
lapisan, proporsi yang benar pada setiap lapisan dan memastikan bahwa
material tercampur dengan sempurna.
Pencampuran bermacam material dari bermacam sumber, dapat dilakukan
dengan membuat stock piling, satu lapis untuk setiap sumber dan dibuat
berlapis-lapis. Metode ini cukup mahal dan jarang dilakukan.
Batu yang diperkenankan didaerah timbunan, diameternya maksimumnya
75% dari ketebalan lapisan yang telah terpadatkan. Material yang lebih
besar ukurannya dibuang dengan menggunakan tangan atau rake dozer,
keluar dari daerah timbunan atau pada waktu masih di borrow area.
Pembuangan batu yang terlalu besar didaerah kedap air sukar dilakukan
dan cukup mahal.
Bila kemajuan pekerjaan galian di borrow area berjalan jauh lebih cepat
dibandingkan pemadatan didaerah timbunan atau lokasi borrow area jauh
dari tanggul maka dianjurkan untuk membuat stock pile dekat dengan
daerah timbunan tersebut. Filter/drainase material juga sering di stock, bila
material tersebut harus didatangkan dari jauh. Harus dijaga baik-baik stock

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 31 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

pile/drainase material, untuk menghindari segregation/pemisahan dan


pencemaran.
Pada waktu penurunan material filter, harus hati-hati. Uji gradasi dilakukan
di tempat stock pile dan juga ditempat timbunan, agar tidak menyimpang
dari spesifikasi. Untuk menghindari segregasi, penuangan material harus
cukup jauh dari material lain dan alat berat tidak boleh melintas diatas
stock pile.
Parit drainase disediakan untuk menjauhkan aliran air hujan dari daerah
stok pile. Uji gradasi harus dilakukan dari contoh yang diambil dari
beberapa lokasi di stock pile, demikian pula setelah penempatan didaerah
timbunan. Semua jenis material di stock pile harus diperiksa kualitasnya.
Konfirmasi parameter desain dengan sifat-sifat fisik pada saat pemadatan.
Pelaksanaan uji harus dilakukan dengan teliti, bila tidak hasilnya akan
diragukan. Perencanaan dan spesifikasi uji lapangan disiapkan oleh
perencana (design engineer), walaupun pelaksanaannya dilakukan oleh
kontraktor.
Pencatatan data harus yang mutakhir dan dibuat kurvanya setiap hari.
Perubahan program uji mungkin diperlukan, untuk mendapatkan informasi
yang akurat. Format pencatatan dan data yang diperlukan, disiapkan oleh
perencana. Semua hasil penelitian harus dicatat, meskipun kelihatannya
tidak merupakan hal yang penting pada waktu itu. Foto dan catatan-
catatan visual di lapangan sangat penting, yang suatu saat dapat
menjawab persoalan-persoalan yang membingungkan, yang didalam
pelaksanaan uji lapangan, sehingga terjamin data yang diperlukan.
Pada daerah tebing tumpuan atau dinding konstruksi beton, alat berat
sering masih bisa digunakan bila ruang gerak masih memungkinkan
(smooth abutment, spillway wall, conduit barrels, control tower dan
sebagainya).
Alat pemadat tangan dapat digunakan pula pada daerah yang berdekatan
dengan konstruksi tipis, seperti halnya wing walls, guide walls dan
sebagainya, dimana bila menggunakan alat-alat berat, mungkin merusak
bangunan tersebut. Alat pemadat tangan, digunakan pada daerah yang

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 32 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

berdekatan dengan batuan yang kasar dan tak beraturan, tebing tumpuan
yang miring, dimana alat berat tak dapat mendekat untuk memadatkan
lapisan tanah kedalam permukaan batu yang tak beraturan dan ruang
gerak alat-alat besar tak memungkinkan.
Tebing tumpuan (abutment) biasanya dapat dibentuk dengan penggalian
atau menggunakan dental concrete untuk menghindari penggunaan alat
pemadat.
Uji gradasi batuan, harus dilakukan sebelum maupun sesudah pemadatan
selesai. Perbandingan kurva gradasi sebelum dan sesudah uji pemadatan
akan menunjukkan berapa banyak partikel yang rusak / remuk pada waktu
pengangkutan dan pemadatan. Ketebalan lapisan harus diukur. Kepadatan
material setelah dipadatkan harus menentukan langsung dengan
menggunakan cara konvensional atau cara tak langsung dengan
memeriksa penurunan lapis pemadatan. Bila pemadatan lapisan ditentukan
dari pembacaan penurunan.
Pengukuran harus dilakukan secara seksama, agar diperoleh hasil
pengukuran yang rill pada lapisan tidak termasuk penurunan pondasi
ataupun lapisan dibawahnya.

B. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


PENIMBUNAN
1. Menempatkan Alat angkut dan pemadatan dilokasi penimbunan.
2. Melakukan Penimbunan per lapis sesuai spesifikasi.
3. Melakukan Pemadatan per lapis sesuai spesifikasi.
4. Melakukan Pemeriksaan mutu timbunan dengan pihak pemeriksa mutu
sesuai spesifikasi.

C. SIKAP KERJA YANG DIPERLUKAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAAN


PENIMBUNAN

Harus bersikap secara:

1. Kecermatan dalam melakukan pemeriksaan mutu timbunan

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 33 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian PU dan Perumahan Rakyat. 2007. “ Modul 5 Pengukuran Topografi


Bendungan, Pelatihan Perencanaan Bendungan Tingkat Dasar, Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi

Departemen Pekerjaan Umum, 2005 ,JICA, Rekayasa Penyadapan dan


Pemanfaatannya Sumberdaya Air untuk Irigasi,Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum, tahun 2006, ISE – 03 : “Pekerjaan Persiapan”, Pelatihan


Ahli Supervisi Struktur Bangunan Irigasi, Badan Pembinaaan Konstruksi dan Sumber
Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Departemen Pekerjaan Umum, tahun 2006, ICSE – 11 : “Metode Pelaksanaan” ,


Pelatihan Ahli Supervisi Struktur Bangunan Irigasi, Badan Pembinaaan Konstruksi dan
Sumber Daya Manusia, Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 34 dari 46
Modul - Versi 2018
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode:
F.422110.006.01
Konstruksi Jalan, Irigasi dan Jembatan

Departemen Pekerjaan Umum, 2013, KP-01. Kriteria Perencanaan – Jaringan Irigasi,


Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.

Judul Modul : Melaksanakan Pekerjaan Tanah


Halaman: 35 dari 46
Modul - Versi 2018

Anda mungkin juga menyukai